DAERAH JAMBI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Pedoman
1. Tersedianya pedoman bagi petugas di Instalasi radiologi dalam memberikan
pelayanan radiologi kepada pasien.
2. Sebagai pedoman pelayan Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Jambi
4. Radiografer Pelaksana
a. Menghidupkan dan mematikan alat.
b. Melaksanakan pemeriksaan.
c. Mengerjakan pemeriksaan foto kontras bersama dengan dokter spesialis
radiologi.
d. Memberi penjelasan pada pasien maupun keluarganya tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan.
e. Menyiapkan blanko inform concent apabila diperlukan.
f. Menyiapkan alat - alat pemeriksaan di Radiologi agar siap pakai
5
g. Memproses film hasil pemotretan
h. Membersihkan peralatan Radiografi bila sudah dipakai
6
Pelatihan yang dapat diikuti oleh SDM radiologi adalah: pelatihan manajemen
meliputi: Membangun team work, manajemen konflik, Komunikasi organisasi,
manajemen perubahan, Problem Solving, manajemen informasi, manajemen
pelaporan, manajemen arsip, manajemen Pengendalian infeksi rumah sakit,
Pengendalian bahaya kebakaran dan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD),
Pelatihan perilaku berupa membangun komitmen, service exelent, dan komunikasi
asertif.
Pelatihan tehnis radiologi berupa Pemeliharaan peralatan, penanganan reaksi
alergi, penanganan kegawat daruratan bagi petugas rumah sakit, pelatihan computer
billing sistem.
1. Kolom Nilai
Nilai dari < 65 - >85
2. Kolom Keterangan
Kolom total nilai keseluruhan berisi tentang nilai yang diperoleh karyawan. Beri
nilai < 65 hingga > 85 untuk masing-masing faktor penilaian yang ada pada
kolom penilaian tersebut dan setiap faktor dijumlah untuk mendapatkan hasil
7
nilai terakhir dengan berdasarkan nilai terbaik atau tertinggi yang diperoleh
karyawan yang bersangkutan, dengan pengertian :
Nilai :
a. Kurang (D) = < 65
b. Cukup (C) = 66-75
c. Baik (B) = 76-85
d. Sangat Baik (A) = > 85
Setelah penilaian dilakukan dapat ditentukan apakah pegawai baru tersebut layak
atau tidak diterima sebagai pegawai tetap di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.
8
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI
9
3.2. Standar Fasilitas
Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara memiliki ruang pemeriksaan/ ruang kerja yang
nyaman dan sudah memenuhi standar nasional, undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Semua ruang pemeriksaan sudah dilengkapi dengan timbal, beberapa ruangan
sudah dilengkapi dengan AC.
Berikut adalah kondisi ruangan pemeriksaan radiologi dan sarana untuk proteksi
radiasi Instalasi Radiologi Rumah Sakit :
1. Ruang baca dokter
- panjang : 2,4 meter
- lebar : 3,6 meter
- tinggi : 3 meter
10
2. Ruang pemeriksaan
Ruang pemeriksaan terbagi menjadi 2 ruang pemeriksaan
a. Ruang pemeriksaan Rontgen
- panjang : 3,6 meter
- lebar : 3 meter
- tinggi :3 meter
- Tidak ada jendela dalam ruangan.
- Tebal dinding : tembok setebal 30 cm.
- Ruang kontrol pemeriksaan dilengkapi kaca Pb ukuran 30 cm x 30 cm
d. Ruang USG
- Panjang : 3 meter
- Lebar : 3 meter
- Tinggi : 3 meter
11
-
3.3. Jenis dan Jumlah Alat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Jambi
Perawatan seluruh peralatan sinar-X yang ada dilakukan secara teratur dan terjadwal.
Pemeliharaan dilakukan oleh petugas radiologi dan Kaur Jangmed Rumah Sakit
Bhayangkara. Perawatan CT Scan oleh PT yang menyediakan alat.
Kalibrasi alat-alat X-Ray dilakukan setiap satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan untuk
memastikan bahwa nilai output/ nilai keluaran alat X-Ray sesuai antara faktor yang
disetting dengan nilai yang keluar/ yang diterima oleh pasien.
Seluruh alat X-Ray yang digunakan dalam pelayanan radiologi memiliki ijin
pengoperasian yang diterbitkan oleh BAPETEN (Ijin dalam proses). Ijin berlaku untuk
jangka waktu 3 ( tiga ) tahun, dan harus diajukan untuk diperpanjang pada masa
berakhirnya ijin tersebut.
Selain tersedianya alat dalam jumlah yang cukup baik dari segi jenis maupun jumlah
dan kemampuannya, juga harus tersedia obat-obatan dan peralatan basic life support
untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi terhadap bahan kontras.
Peralatan yang harus tersedia antara lain persediaan peralatan suntik ( needle dan
wing needle ), infusion set, standar infus, spuilt 10 cc, spuilt disposible 50 cc, kasa, kapas
alkohol. Obat-obatan basic life support yang harus tersedia antara lain Aminophylline,
dexametason, dopamine, alkohol, cairan NaCl 0,9% dan betadine. Juga harus tersedia
central oksigen yang selalu terkontrol isinya
12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan Radiologi rutin dan gawat darurat terbuka 24 jam, pelaksanaan pelayanan
radiologi dan diagnostik imaging mempunyai alur pelayanan yang adequate, teratur sesuai
kebutuhan pasien.
Adapun alur pelayanan pemeriksaan radiologi sebagai berikut :
4.1. Pendaftaran Pemeriksaan
a. Petugas pendaftaran menerima formulir permintaan radiologi dari poliklinik, rawat
jalan atau rawat inap serta klinik luar / dokter luar.
b. Memilah / menyeleksi jenis pemeriksaan yang diminta untuk pasien rawat jalan:
1. Pemeriksaan Khusus ( dengan kontras )
a. Untuk pasien rawat jalan :
1. Dipersiapkan terlebih dahulu ( dipuasakan jika diperlukan).
2. Diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan,
persiapan pasien, rincian biaya dan waktu pemeriksaan dilakukan
baik secara lisan dan tertulis.
3. Dijanjikan tanggal dan jam pemeriksaan.
4. Menandatangani persetujuan tindak medik ( informed concent )
5. Jika membutuhan hasil cek laboratorium diharuskan untuk membawa
hasil cek labor
6. Jika membuhkan obat media kontras akan diberikan resep dari
Radilog yang bisa ditebus di Instalasi farmasi
b. Untuk pasien rawat inap :
Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh perawat jaga yang telah
berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas instalasi radiologi
2. Pemeriksaan Rutin
a. Pasien Rawat Jalan
Pemeriksaan rutin bisa langsung dikerjakan setelah melalui persyaratan
teknis administrasi.
b. Pasien Rawat Inap
Jika kondisi pasien kooperatif bisa langsung diantar ke ruangan radiologi
oleh perawat ruangan
13
3. Pasien umum tunai wajib diberikan penjelasan tentang biaya / selisih biaya
pemeriksaan yang harus dibayar.
4. Pasien perusahaan wajib mendaftar ke loket pendaftaran pasien rawat jalan
atau IGD terlebih dahulu dan mendapat surat pengantar dari dokter spesialis
di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi.
Untuk pemeriksaan dengan kasus cito bisa langsung dikerjakan jika radiolog ada
ditempat atau jam dinas. Namun jika diluar jam dinas Radiolog maka perlu menghubungi
Radiolog terlebih dahulu. Untuk penjadwalan pada jam kerja dilayani oleh petugas
pendaftaran dan penjadwalan diluar jam kerja / hari libur dilayani oleh petugas jaga saat
itu.
14
c. Pagi harinya diharapkan pasien buang air besar (untuk pasien rawat inap bisa
dilakukan klisma) untuk membersihkan usus dari sisa kotoran makanan
d. Mengisi dan menandatangi Informed Consent sebelum pemeriksaan dilakukan
3. Persiapan pemeriksaan lambung (OMD) dan Appendicogram, yang meliputi:
a. Satu hari sebelum pemeriksaan pasien hanya boleh makan bubur kecap, minum
air putih.
b. Malam menjelang pemeriksaan pasien harus puasa ( tidak makan / tidak minum
± 8 – 12 jam ).
c. Untuk pasien appendicogram, Barium Sulfat diminum sesudah pengambilan foto
polos abdomen dan dilakukan pemeriksaan lanjutan 12 jam berikutnya,
kemudian pasien puasa,dan tidak boleh buang air besar sebelum pemeriksaan.
d. 12 jam kemudian ( pada hari pemeriksaan ) pasien harus berada di instalasi
radiologi dalam keadaan puasa.
e. Mengisi dan menandatangi Informed Consent sebelum pemeriksaan dilakukan
4. Persiapan pemeriksaan ginjal + saluran kencing (BNO-IVP) ,yang meliputi:
a. Cek Ureum dan Creatinin, jika Creatinum dan Ureum pasien normal
pemeriksaan BNO-IVP dapat dilanjutkan, kemudian diberikan resep obat
kontras kepada pasien untuk ditebus ke apotik (untuk pasien rawat jalan)
sedangkan untuk pasien rawat inap, diserahkan kepada perawat ruangan.
b. Satu hari sebelum pemeriksaan pasien hanya boleh makan bubur kecap, minum
air putih / teh sekedarnya.
c. Malam menjelang pemeriksaan pasien minum obat pencahar, kemudian puasa
sampai dengan pemeriksaan selesai
d. Keesokan harinya pada hari pemeriksaan pasien harus berada di radiologi
dalam keadaan puasa.
e. Mengisi dan menandatangi Informed Consent sebelum pemeriksaan dilakukan
5. Persiapan pemeriksaan USG Abdomen ( perut ) yang meliputi:
a. Satu hari sebelum pemeriksaan pasien sebaiknya makan bubur kecap,minum
air putih.
b. Malam menjelang pemeriksaan pasien puasa
c. Keesokan harinya ( pada hari pemeriksan ) pasien harus berada di instalasi
radiologi masih dalam keadaan puasa.
d. Khusus pasien dengan USG Liver / kandung empedu, puasa yang mengandung
lemak.
15
e. Khusus untuk pasien dengan USG abdomen bawah dan Gynekologi pasien
harus banyak minum dan tahan kencing untuk mengisi blass
f. Pasien dengan pemeriksaan USG Prostat harus banyak minum air putih dan
tahan kencing.
6. Persiapan pemeriksaan saluran reproduksi ( HSG ) yang meliputi :
a. Pemeriksaan dilakukan kurang lebih 9-10 hari sesudah menstruasi dari hari
pertama.
b. Sejak mulai menstruasi pertama sampai dengan saat pemeriksaan pasien
dilarang berhubungan badan.
c. Mencukur rambut kemaluan
d. Datang ke instalasi radiologi sesuai dengan tanggal yang dijanjikan
e. Mengisi dan menandatangi Informed Consent sebelum pemeriksaan dilakukan
16
o. Menyerahkan foto yang sudah siap baca ke meja dokter.
p. Radiolog membaca foto rontgen.
3. Pemeriksaan USG
a. Meminta formulir permintaan pemeriksaan USG
b. Menjelaskan tentang pemeriksaan dan rincian biaya
c. Mengarahkan pasien untuk ke loket pembayaran terlebih dahulu
d. Memanggil pasien, mempersilahkan pasien untuk berbaring di tempat
pemeriksaan
e. Mempersiapkan Alat USG dan pasien yang akan di periksa Radiolog
f. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter radiologi
g. Menempelkan film USG pada amplop USG
h. Menyehkan hasil USG ke ruang baca Radiolog
i. Menyerahkan hasil USG kepada pasien
17
4. Pemeriksaan CT – Scan
a. Membaca formulir permintaan pemeriksaan radiologi.
b. Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan rincian biayanya
c. Mengarhakan pasien utnuk membayar ke loket pembayaran terlebih dahulu.
d. Mengatur posisi pasien sesuai pemeriksaan.
e. Menyeleksi gambar yang akan dicetak.
f. Mencetak Film.
18
4.6. Pemberian Expertise
Ekspertise foto Rontgen baik di dalam maupun di luar jam kerja dilakukan oleh Dokter
Spesialis Radiologi.
1. Pada Jam kerja Foto Rontgen akan diekspertise dan bisa ditunggu hasilnya dalam
jangka waktu ≤ dari 3 jam dengan ketentuan foto tersebut dilaksanakan ≤ jam 14.00
WIB siang hari pemeriksaan.
2. Di atas jam 14.00 wib hasil akan dibaca sesuai jadwal radiolog yang berdinas
3. Untuk foto atau pemeriksaan di atas pukul 22.00 wib hasil akan di baca esok harinya
4. Untuk hasil saat pemeriksaan dilakukan pada hari libur, maka hasil bisa diambil
keesokan harinya saat Radiolog berdinas
5. Di luar jam kerja / kasus cito Foto dapat dipinjam dengan ketentuan setelah dilihat
oleh dokter pengirim harus segera dikembalikan ke bagian Radiologi untuk di
ekspertise oleh Dokter Spesialis Radiologi. Dokter Spesialis Radiologi akan
memberitahukan secepatnya kepada dokter yang mengirim apabila ditemukan hal-
hal serius.
Perbekalan kesehatan yang diperlukan oleh Radiologi secara rutin tiap bulan berupa
Alkes dan ATK yang mana barang tersebut diajukan ke Instalasi Farmasi dan pengadaan
dengan mengacu pada pemakaian bulan sebelumnya, untuk cadangan Alkes disimpan di
gudang farmasi sedang yang ada di Radiologi untuk pemakaian selama satu bulan,
apabila sebelum satu bulan ada Alkes yang sudah habis petugas Radiologi membuat nota
dinas untuk meminta Alkes yang diperlukan ke gudang Instalasi farmasi, dalam keadaan
dimana bekkes di Radiologi sudah menipis dan koordinasi dengan gudang farmasi
ternyata belum bisa mendukung untuk pelayanan pasien diprioritaskan kepada pasien
Rawat inap / cito.
Adm.
Radiologi
Adm. KARU
Radiologi Radiologi Pengadaan KARUMKIT
21
7 Wing needle 18 1 Box
No Nama Barang Jumlah Barang
8 Kapas gulung 1 Buah
C. Alat Tulis Kantor
1. Spidol marker 5
2 Spidol Boardmarker 2
3 Lem kertas 1
4 Isi stapler kecil 4
5 Bolpoint 4
6 Kertas A4 dan F4 1 Rim / 1 Rim
7 tempat CD 500 Buah
8 CD Kosong 500 Buah
5.5. Permintaan
Permintaan obat-obat Emergency, dan alat medis dilakukan setiap satu bulan
sekali sesuai kebutuhan ke Instalasi Farmasi, menggunakan formulir Bon Permintaan
Barang. Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok barang di radiologi kosong maka
permintaan barang bisa dilakukan sewaktu – waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
Permintaan Barang Radiologi berupa DRY film, Jelly USG, Amplop Film dilakukan
tiap bulan ke bagian pengadaan dan dilakukan pengecekan tiap bulan ke bagian
pengadaan, jika stok sudah menipis maka di buat permintaan pengajuan Barang
Radiologi untuk Stok
5.6. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di lemari radiologi .
5.7. Penggunaan
Penggunaan obat – obatan dan Bahan Medis dengan memperhatikan waktu
kadaluarsa. Barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan terlebih
dulu.
22
BAB VI
K3 dan PROTEKSI RADIASI
Radiografer
1. Beni saka alamsyah, Am. Rad
Dokter Radiologi 2. Mona Noffaliya, Amd. Rad
1. Dr. H. Ali Imron, Sp.Rad 3. Nona Edna, Amd. Rad
2. Dr. H. Husny Edi Taufik, Sp.Rad 4. Nova Ariesta P, SST
5. Vera Yanti Manalu, Amd. Rad
Administrasi
Bripka Ardiyansyah
Operator
Bripka Fred Joyneri
23
6.2. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman, dimana pasien merasa nyaman, tidak tersakiti
dan tidak cedera baik sebelum, sedang dan setelah dilakukan pemeriksaan di Radiologi.
Pengertian Sistem tersebut meliputi: assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan
1. Tujuan Keselamatan Pasien antara lain adalah :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatakan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
2. Tatalaksana Keselamatan Pasien antara lain adalah :
a. Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan di Radiologi akan diperhatikan
terlebih dahulu keadaannya oleh petugas Radiologi. Apabila keadaan pasien
sulit untuk dilakukan pemeriksaan, petugas Radiologi akan berkoordinasi
dengan perawat pengantar atau keluarga yang mendampingi untuk memegangi
ataupun menjaga pasien agar pasien dapat dilakukan pemeriksaan dengan
mudah Perawat / keluarga yang memegangi pasien wajib dilengkapi /
mengenakan apron sebagai APD.
b. Pasien yang alergi terhadap obat kontras saat pemeriksaan atau pasien yang
dalam pemeriksaan terjadi keadaan kritis akan ditangani sesuai Standar
Prosedur Operasional ( SPO ) yang ada.
c. Berikan informasi yang jelas kepada pasien atau pun keluarga pendamping
pasien mengenai tata laksana pemeriksaan yang akan dilakukan serta tata cara
yang harus dilakukan oleh pasien disaat pemeriksaan dilakukan. Membatasi
luas lapangan penyinaran yang akan dilakukan sesuaikan dengan luas
lapangan objek yang akan diperiksa, bertujuan untuk mengurangi paparan
dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Usahakan agar tidak terjadi
pengulangan pemotretan dan mempersingkat waktu penyinaran.
24
6.3. Keselamatan Kerja dan Keamanan (K3)
Petugas Radiologi dalam menjalankan tugasnya harus professional dan harus
mengacu pada pedoman / SPO yang ada, jauhkan diri personil dari sumber radiasi,
hindari paparan radiasi primer, analisa bahaya setiap pekerjaan, selalu menggunakan alat
pelindung diri/personal dosimeter (APD).
Secara berkala setiap setahun sekali semua petugas Radiologi dilakukan pemeriksaan
kesehatan. Apabila dalam menjalankan tugas terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan,
petugas Radiologi akan berkoordinasi dengan unit K3. Program keamanan dilaporkan dan
didokumentasikan satu tahun sekali dan jika ada kejadian atau insiden selalu gunakan
handscoon dan masker wajah jika melakukan tindakan yang mengharuskan petugas
kontak langsung dengan cairan tubuh dari pasien. Ada 5 waktu yang diharuskan mencuci
tangan yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
25
pesawat Sinar-X dan Pesawat CT Scan terdapat penahan radiasi yang cukup
sehingga terproteksi dengan baik.
5. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasangdi atas pintu, yang dapat
menyala pada saat pesawat Sinar-X digunakan dan terdapat tanda peringatan
radiasi.
6. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan gonad untuk pemakai
dari radiasi langsung.
7. Terdapat fasilitas untuk imobilisasi pasien, untuk mengurangi pergerakan pasien
pada saat pemeriksaan dengan Sinar-X dan CT Scan.
8. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional
seperti kebakaran, banjir, dan kedaruratan yang berkaitan dengan listrik.
9. Arah berkas utama dari pesawat Sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol.
10. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada
saat penyinaran dilakukan oleh orang dewasa / keluarga dengan menggunakan
apron, tidak dilakukan oleh petugas Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan
penyinaran Sinar-X sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan
paparan minimum pada pasien atau petugas.
11. Selama penyinaran, tidak seorangpun kecuali petugas yang berhubungan dan
pasien berada dalam ruang penyinaran.
12. Pesawat Sinar-X dilarang dioperasikan oleh petugas yang tidak berwenang.
13. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan Sinar-X dilakukan oleh
teknisi yang telah diberi mandat oleh penguasa yang berwenang. Teknisi tersebut
mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan aman.
14. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu TLD untuk memantau paparan radiasi
yang diterima setiap satu bulan sekali
26
b. Jika terjadi keadaan darurat berupa kebakaran atau gempa bumi,
1) alur evakuasi yang diterapkan oleh MFK adalah keluar dari ruangan
ikuti tanda panah, jalan tengah sebagai jalan poros
berkumpul pada titik kumpul evakuasi/titik hitam
2) Prosedur Evakuasi
a) Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi
atau dari petugas petugas evakuasi
b) Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
c) Lepaskan sepatu hak tinggi
d) Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong dipenuhi asap
e) Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah dibasahi
air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat beracun
f) Keluar menuju tempat berhimpun dihalaman rumah sakit atau tempat
lapang yang bebas bencana
3) Prosedur Penggunaan APAR
a) Jika APAR berada dalam kaca, dalam keadaan darurat pecahkan kaca
b) Tarik Keluar segel pengaman handle picu
c) Angkat nozel ke area bebas
d) Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 powder keluar
e) Bawa APAR ke titik api
f) Arahkan nozel ketitik api dan tekan handle
g) Jarak APAR dengan titik api 2 meter
4) Prosedur Bantuan Hidup Dasar ( BHD)
a) Jika suatu keadaan ditemukan seseorang/pasien terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukannya denyut nadi
b) Pastikan keamanan penolong dan pasien ( Aman Diri, Aman Pasien Aman
Lingkungan)
c) Nilai respon pasien, periksa pembuluh darah carotis dan denyut jantung
d) Segera berteriak minta tolong atau panggilan teman sebagai saksi atau bisa
hubungi tempat sarana kesehatan terdekat
e) Posisikan pasien terlentang, jika denyut carotis teraba tapi denyut jantung
tidak lakukan RJP 2 x 30 selama 5 silkus
f) Jika denyut jantung terasa denyut carotis tidak laukan mouth to mouth atau
bantuan nafas ( 2x hembusan nafas)
g) Posisikan pasien miring, penolong berada dibelakang pasien
27
6.5. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari
masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian
perlindungan pada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya
terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi. Tujuan
proteksi radiasi adalah untuk mencegah terjadinya efek deterministik yang
membahayakan dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Selain itu proteksi
radiasi bertujuan melindungi para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya
radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lain.
Prinsip dasar proteksi radiasi yang diterapkan yaitu pengaturan waktu dimana seorang
pekerja radiasi yang berada di dalam medan radiasi akan menerima dosis radiasi yang
besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut berada di dalam medan radiasi,
pengaturan jarak ( Paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber
radiasi ), dan Penggunaan perisai radiasi untuk penanganan sumber-sumber radiasi
dengan aktifitas sangat tinggi.
Setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan
setelah dilakukan pengkajian yang mendalam dan manfaatnya lebih besar dibandingkan
dengan kerugiannya, paparan radiasi dari suatu kegiatan harus ditekan serendah
mungkin, dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu
kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.
28
k. Selama penyinaran berlangsung, setiap orang termasuk perawat yang
menyertainya harus berlindung di balik penahan radiasi.
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan, untuk menjaga
keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak radiasi. Ruang pemeriksaan
Radiologi semuanya harus dilengkapi / dilapisi dengan timbal, semua pesawat kondisinya
layak pakai dan secara rutin dikalibrasi satu tahun sekali.
29
n. Apabila ada pesawat sinar X baru atau perubahan bangunan ruang rontgen maka
PPR koordinasi dengan Instalasi Pemeliharaan Peralatan Medis untuk melakukan
kalibrasi dengan pengukuran paparan radiasi disekitar ruang rontgen yang akan
dilakukan oleh BPFK.
30
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
1. Pengertian Mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
2. Definisi Mutu Pelayanan RS Bhayangkara Jambi
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan RS. Bhayangkara Jambi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar
dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di RS Bhayangkara
Jambi secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
31
memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan
memperhatikan kemampuan RS Bhayangkara Jambi dan masyarakat konsumen.
Angket mutu pelayanan Instalasi Radiologi yang diisi oleh pasien akan
direkap tiap bulan dan akan dilakukan analisa dan evaluasinya, kemudian akan
32
ditentukan tindak lanjutnya. Angket mutu ini berisi evaluasi terhadap kecepatan
pelayanan radiologi yang dihitung sejak pasien melakukan pemeriksaan radiologi
sampai pasien menerima hasil foto lengkap dan ekspertisenya, evaluasi terhadap
keramahan staf dalam melayani.
Penyebaran angket evaluasi dilakukan selama sebulan dan dievaluasi
selama setahun sekali. Angket evaluasi ekspertise instalasi radiologi yang diisi oleh
dokter-dokter yang merujuk pasien akan direkap tiap 6 (enam) bulan dan akan
dilakukan analisa-analisa evaluasinya, kemudian akan ditentukan tindak lanjutnya.
Angket evaluasi untuk dokter pengirim berisi evaluasi terhadap evaluasi hasil
ekspertise foto-foto rontgen, USG, yang dibuat oleh dokter spesialis radiologi,
evaluasi terhadap kualitas foto rontgen (ketepatan posisi, ketepatan faktor eksposi) .
Mutu pelayanan radiologi selain ditentukan oleh mutu sumber daya manusia
juga sangat tergantung pada pelayanan peralatan radiologi yang harus selalu dalam
keadaan prima baik secara fisik maupun fungsinya. Untuk mendapatkan kondisi
peralatan yang selalu prima dan siap pakai perlu dilakukan pemeriksaan yang dapat
menjamin kualitas dan keselamatan (safety) peralatan radiologi serta peralatan
penunjangnya.
33
Kolimator (conus/diafragma)
Lampu indikator dan tombol
Pencahayaan ruang
Kondisi udara
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh radiografer dan atau
bagian teknik Rumkit RS Bhayangkara Jambi.
34
BAB VIII
PENUTUP
Ditetapkan di : Jambi
35