Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata
merupakan tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dan
seluruh sektor, termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di
pengaruhi oleb upaya pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang
kondusif bagi terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan
pembangunan berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh
potensi masyarakat termasuk swasta sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam pembangunan
kesehatan yang tertuang dalam Undang - undang No 23 tahun 1992, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tujuan dan
pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh
sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan Iainnya.
Rumah Sakit rnenyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis
sebagai bentuk pendukung dan pelayanan bermutu kapada masyarakat, salahsatu
diantaranya adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan
penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam
operasionalnya memanfaatkan radiasi pengion dalarn hal ini Sinar - X , yang telah
diketahui selain manfaatnya juga efek atau dampak negative dan sinar- X perlu
mendapat perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan sinar - X nya dapat memperhatikan
kaidah -kaidah dan keselamatan pasien. Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan
Standar Pelayanan Instalasi Radiologi ini yang disusun dan berbagai buku acuan dan
standar yang berlaku, yang disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit Pendidikan

1
Universitas Syiah Kuala sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dan sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana pendukung SDM,
logistik dan fasilitas setra peralatan. sanitasi dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan
dan pengawasan dan pengendalian mutu.” Buku Standar Pelayanan Instalasi Radiolog”
ini juga merupakan acuan bagi pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-
hari.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman instalasi Radiologi Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Syiah Kuala ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh
petugas yang bekerja di instalasi Radiologi dalam memberikan pelayanan pada pasien
khusus nya pelayanan Radiologi

C. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala
mempunyai ruang lingkup Radiologi sederhana , Ultrasonografi (USG) dan Bone
Mineral Dencity (BMD).

D. Batasan Operasional

1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan
bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik imejing dan terapi,
yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif
seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gama, pancaran partikel pengion
(elektron. neutron, positron dan proton) serta bukan energi pengion (non pengion)
seperti antara lain gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang
magnetis. gelombang mikro (microwave) dan radio frekwensi.
2. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik
dan terapi dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana yang meliputi
pemeriksaan Thorax dan polos Abdomen.
3. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat
atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.

2
4. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling
sederhana (radiografi dan fluroskopi)
5. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (Radiologist), Radiografer.
6. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup Teknisi Pesawat
rontgen, dokter umum ditatar dibidang radiologi, paramedis, ditatar dibidang
radiologi, petugas administrasi radiologi.
7. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling
sederhana (radiografi)
8. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (Radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
9. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi / langkah-
langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
10. Tim Monitoring Pelayanan Radiologi adalah tim yang berada di Dinas
Kesehatan yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi yang
berada diwilayahnya.
11. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan
sinar X, yaitu gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang
yang sangat pendek (0,05A- 0,125A) sehingga mempunyai daya tembus tinggi
12. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10juta Hz.
13. Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis.
14. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar- X
15. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi untuk
menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
16. Developer dan Fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga terbentuk bayangan tampak.
17. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dan bahan tidak tembus sinar X yang
berfungsi untuk indentifikasi pasien.
18. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga terlindung
dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.

3
19. AP (Antero Posterior) yaitu arah sinar dan sisi pasien menuju ke sisi belakang
pasien sejajar bidang sagital.
20. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasin atau sejajar dengan bidang coronal
pasien.
21. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 450 dan bidang sagital atau coronal
pasien.
22. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di
unit radiologi
23. lnstruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Unit Radiologi

4
E.Landasan Hukum

1. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang NO 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Pernerintah No . II tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja Terhadap
Radiasi.
4. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1975, tentang Izin peniakaian zat radioakif
dan atau sumber radiasi lainnya.
5. Peraturan MENKES No.366.MENKES/PERJV/I 997, tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi
6. Buku Pedoman Peayanan Radiologi Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Lainnya.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan Radiologi didukung oleh tenaga profesional


radiologi dan tenaga penunjang radiologi.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifiasi SDM di Instalasi Radiologi. Adapun daftar
kualifikasi

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi


1 Ka.Instalasi S2 Radiolog
Radiologi
2 Dokter S2 Radiolog

6
Radiolog
3 Ka.Operasinal D3 ATRO STR, SIK
Radiologi
4 Radiografer D3 ATRO STR, SIK

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Syiah Kuala berdasarkan non shift / shift .Tenaga kerja di Instalasi saat
ini berjumlah 3 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
a) Ka. Instalasi Radiologi 1 orang
b) Staff Radiologi (Radiografer) 3 orang

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas Radiografer di instalasi Radiologi Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Syiah Kuala adalah sebagai berikut :
1) Penagturan jadwal dinas Radiografer dibuat oleh Ka.Instalasi Radiologi
disetujui oleh Ka.Bidang Penunjang Medis Dan di tandatangani oleh kepala
Bidang Kepegawaian.
2) Tenaga di Instalasi Radiologi ini bekerja berdasarkan shift( pagi,siang,malam)

 Shift pagi : 08.00 – 14.00 wib


 Shift Siang : 14.00 – 20.00 wib
 Shift Malam : 20.00 – 08.00 wib
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja
standar yaitu selama 150 jam dalam satu bulan kerja. Adapun untuk tata tertib jam
kerja adalah sebagai berikut :
1) Batas toleransi keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 10
menit
2) Apabila keterlambatan karyawan terjadi melebihi dari batas toleransi
yang diberikan maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi
kedisiplinan dari atasan langsung.
3) Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun,
karyawan akan diberikan surat peringatan.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI

B. Standar Fasilitas

Peralatan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala, meliputi:

No Nama Peralatan Jumlah Keterangan


1 Pesawat x-ray 1 buah Baik
2 Papan Mading 1 buah Baik
3 USG 1 buah Baik
4 Kamar Gelap 1 buah Baik
5 Safe light 1 buah Baik
6 Tangki Developer 20 liter 2 buah Dev + fixer
7 Automatic prosessing 1 buah Rusak
8 Bak air bersih 1 buah Baik
9 Hanger 24cmx24 cm 3 buah Rusak
10 Hanger 30cmx40cm 2 buah Baik
11 Hanger 35cmx35cm 4 buah Baik
12 Labeling 2 buah Baik
13 Meja Stationer tanpa bucky 1 buah Baik
14 Control table 1 buah Baik
15 Termometer dinding dikamar gelap Tdk ada
16 Meja tulis 1 buah Baik
17 Komputer 1 buah Baik
18 Printer 1 buah Baik
19 Apron 1 buah Baik
20 TLD 4 buah Baik
21 Dispenser 1 buah Baik
22 Bangku tunggu pasien di luar ruangan 3 buah Baik
23 Lampu Baca (Lekas) 1 buah Baik
24 Tiang infuse 1 buah Baik
25 Standar Kaset 4 buah Baik
26 Grid Lysolm uk.24 1 buah Baik
27 Grid Lysolm uk.30 1 buah Baik
28 Grid Lysolm uk.35 1 buah Baik
29 Wastafel Tidak ada
30 Rak arsip 3 buah Baik
31 Kaset 18x24 1 buah Baik
32 Kaset 24x30 1 buah Baik
33 Kaset 30x30 1 buah Baik
34 Kaset 30x40 1 buah Baik
Data Ruang Radiologi dan Identitas Pesawat Sinar-X
No Identitas Alat Radiologi Keterangan

1 Nama Unit Radiologi


2 Meja Controul Unit Radiologi
3 Merk GE
4 Model/Type 6124001
5 Nomor Seri 25S08194
6 Wadah Tabung Unit Radiologi
7 Merk THOSIBA
8 Model E724OF
9 NO.seri 08F834
10 Merk Pesawat Sinar-X SILHOUETTE
11 Model JEDI 50 R IT
12 No.Seri 4F807
13 Tahun Pembuatan Desember 2008
14 Beda Tegangan Max. 150 KV
15 Arus (mA) Max. 320 mA
16 Waktu (s) max. 9,9 s
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal ini
dokter yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai berikut :
a) Dokter Internal Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala:
 Dokter mengirim pasien rawat maupun rawat jalan harus mengisi Formulir
Permintaan Pemeriksaan Radiologi di sertai klinisnya sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologi.
 Pasien rawat jalan membawa sendiri Formulir Permintaan Pemeriksaan
Radiologi dan dokter pengirim ke Unit Radiologi.
 Perawat ruangan mengantarkan pasien rawat map untuk pemeriksaan
Radiologi ke Unit Radiologi. Apabila pemeriksaan memerlukan persiapan,
perawat cukup menghubungi radiografer untuk menjadwalkan pemeniksaan.
b) Dokter Eksternal Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala:
 Pasien rawat jalan dan luar yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi harus
membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dari dokter pengirimnya.

A. Jenis Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala


a) Pemeriksaan Rutin (Non Kontras I Tanpa Persiapan)
1. Kepala
2. Abdomen / BNO
3. Sinus Paranasal (SPN)
4. Abdomen 3 Posisi
5. Thorax AP/PA/Lateral
6. Pelvis
7. Extremitas Atas ( Humerus, Antebrachi, Manus)
8. Columna Vertebrae (Cervical, Thoracal, Lumbal, Sacral,
Cocygeus)
9. Extremitas Bawah (Femur, Cruris,Pedis, Cruris, Pedis, Genu,
Ankle,Caicaneus Hip Joint
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan, persiapan pasien rawat inap
dilakukan oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh
petugas Radiologi.

B. Penyerahan Hasil Radiologi


a. Pasien Rawat Jalan
Semua pemeriksaan radiologi yang telah dilakukan mendapat expertise
dari dokter spesialis radiolog dan diasistensi oleh petugas radiologi.
Pasien rawat jalan mengambil sendiri dengan menyerahkan kwitansi
pembayaran dan tanda tangan pada buku pengambilan hasil.
b. Pasien Rawat Inap
Petugas ruangan atau perawat mengambil foto dan hasil pemeriksaan
setelah ditelepon dari petugas radiologi dan tanda tangan pada buku
pengambilan hasil.
BAB V
LOGISTIK

A. Pengertian : Logistik di ruang Radiologi penyediaan bahan bahan habis pakai /


cairanyangdibutuhkan untuk pelayanan radiologi.
B. .Tujuan : agar kebutuhan barang habis pakai / cairan sebagai sarana pemeriksaan untuk
dapat tersedia dengan tepat,cepat,efektif,efisien dan profesional untuk meningkatkan mutu
Radiologi
C. Ruang Lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan bahan habis pakai / cairan
ini menerangkan suatu system mulai dari mengevaluasi jumlah stok bahan / cairan sampai
mendapatkan cairan yang di butuhkan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan – bahan habis pakai /cairan :

PROSES
1) Laporan bulanan Radiologi ditandatangani oleh :
 Ka.Instalasi
 Ka.Bidang Penunjang Medis
 Direktur
2) Surat Pemesanan (SP) barang ditandatangani atau disetujui oleh :
 Wakil Direktur Administrasi Umum Dan Keuangan
3) Terima Barang disetujui oleh
 Ka.Instalasi Radiologi
4) Setelah barang datang , Ka.Ruangan :
 Catat dibuku penerimaan
 Mengentri barang (PO,Faktur)
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dad insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
rnelaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
 Meningkatakan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
 Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan
melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak Ianjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala, kegiatan ini dilakukan melalui
monitoring indicator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan
pelaksanaan patien safety, tindakan preventif, pengendalian proses/produk tidak
sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal
1.Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman mutu pelayanan Radiologi secara rinci ada pada Bab.VII Pengendalin
Mutu. Indikator Mutu merupakan milik unit kerja,ditentukan periode pengambilan
data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak
diinginkan, pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur
pada tindakan preventif. Tindakan preventif sebenarnya dalah sistem yang
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan
kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi K3 dan pertemuan rutin
di rapat struktural seminggu sekali, morning report, evaluasi prosedur tiap 3 bulan
dan audit internal.

2. Pengendalian proses/produk tidak sesuai


Pengendalian adalab identifikasi dan pengelolaaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang
menyangkut keselamatan pasien juga merupakan salah satu mekanisme
pengendalian proses/produk tidak sesuai. Identifikasinya melalui: audit
mutu internal, audit mutu eksternal, temuan okh manajemen, laporan
pelanggan. Lapoan identifikasi tersebut ditindak lajuti melalui: rapat
tertututup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar perniasalahan dan jalan keluarnya Kepala bidang
melakukan perbaikan sesuai dengan tindakan korekiif.

3. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kernampuan
belajar dan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko Tindakan korektif dilakukan terhadap
laporan yang diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang
melalui inspeksi dan verifikasi . Hasil inspeksi harus menunjukan telah
dilakukannya tindakan koreksi.

4. Audit mutu internal


Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu ekstemal tiap
tahun. Audit mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu,
termasuk didalamnya pelaksanaan keselamatan pasien melalui indikator
mutu pelayanan.

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien


Sebagai penanggungjawab utama keselamatan radiasi, kami memastikan
bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat menghasilkan citra
radiografi yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa. Proteksi dan keselamatan
radiasi untuk pasien dilakukan dengan cara:
a. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya;
b. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah
dipahami;
c. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa;
d. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi;
e. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki
jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien


Kami menyediakan apron untuk digunakan oleh pendamping pasien. Pendamping
pasien diharuskan menggunakan apron untuk meminimalkan paparan radiasi yang
diterimanya. Untuk proteksi dan keselamatan radiasi pendamping pasien,

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Pelayanan di Unit Radiologi menggunakan peralatan yang menggunakan zat


radio aktif atau sumber radiasi lainnya. Zat-zat tersebut mengandung resiko
bahaya radiasi terhadap pekerja, pasien, rnaupun Iingkungan, maka memerlukan
pengamanan. Pengamanan petugas, pasien dan Iingkungan dan bahaya radiologi
diatur dalam Prosedur Mutu, sebagai berikut:
a. Bangunan.
Bangunan ruang X- Ray didesain sesuai dengan persyaratan Depkes RI
untuk pengamanan bagi petuas. pasien dan lingkungan dan bahaya radiasi.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu Pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap
jenis pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan
demikian pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak
baik melalui indikator dan standartnya

B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit Radiologi

Mutu terkait dengan Input , Proses, Output Pengukuran mutu pelayanan


kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu : Indikator
mutu input, proses dan output.Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai
berikut:
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, diantaranya tenaga. , fasilitas. peralatan,. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
indikator input Unit Radiologi diperlukan agar manajemen dapat
mengevaluasi sejauh mana kemampuan manajemen memenuhi
sumberdaya di unit Radiologi.
Indikator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan
ketersediaan SDM., sehagai berikut
a. Kelengkapan Peralatan
 Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing- masing unit
pelayanan.
 Cara Mengukur:
Bobot Peralatan yang ada x 100%
Bobot Peralatan sesuai Standar

 Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah sakit / Sistern Informasi Manajemen
Aset
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Buku
 Petugas Pengukur: Masing - masing Unit Pelayanan
 Pemilik Indikator Bidang Pelayanan Medis
 Standart: 80%
b. Kelayakan Peralatan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil
memenuhi kelayakan minimal peralatan medis pada masing-
masing unit pelayanan.
 Cara Mengukur
Peralatan yang memiliki sertifikat kalibrasi

X I00%

Peralatan yang wajib kalibrasi

Peralatan dengan kondisi baik

X 100%

Peralatan yang ada


 Sumber Data :Laporan Hasil Inventarisasi Peralatan
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur : Masing - masing Unit Pelayanan
 Pemilik Indikator: Unit Sarana Prasarana
 Standart: 80%
c. Ketersediaan SDM
 Tujuan

Untuk menilai sarnpai sejauh mana Rumah sakit berhasil


memenuhi ketersediaan tenaga pelayanan minimal sesuai
Rumah Sakit Type D.
 Cara Mengukur :
Tenaga per unit pelayanan x Bobot

X 100%

Tenaga sesuai Standar x Bobot


 Sumber Data: Daftar Pegawai
 Waktu Pengukuran: Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur: PJ Personalia Unit Radiologi
 Pemilik Indikator : Sub Bagian Kepegawaian
 Standart: 80%
d. Ketersediaan Ruangan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil
memenuhi kelengkapan minimal luas ruangan pe!ayanan rnedis
sesuai Rumah Sakit Type D.
 Cara Mengukur
Luas ruangan per unit pelayanan

X 100%

Luas ruangan sesuai standar


 Sumber Data: Daftar Inventaris Gedung
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur: PJ Sarana prasaran
 Pemilik Indikator: Sub Bag Rumah Tangga
 Standar : 80%

2. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal setahun 2X, sesuai dengan
Prosedur Mutu Audit
b.Dilaksanakannya survey akreditasi tahap 3 tahun sekali, sesuai
dengan jadwal suvei akreditasi.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Unit Radiologi tiap
bulanan
3. Indikator output
Output ialah basil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai
mutu pelayanan.

BABVIII
PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi disegala


bidang, termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Syiah Kuala sebagai bagian dan pelayanan kesehatan rumah
sakit tentunya senantiasa perlu penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dan system pelayanan
Rumah Sakit Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Upaya peningkatan
mutu pelayanan radiologi berarti peningkatan mutu pelayanan Rumah sakit
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan
batasan operasinal, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik. Hal
tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan proteksi
radiasi agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan
diperlukan indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu input, proses,
output dan outcome dapat memberikan gambaran mutu Unit Radiologi. Standart
Pelayanan Unit Radiologi ini disusun untuk membenikan informasi tentang hal-
hal tersebut.
Pedoman standart Pelayanan Radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanan kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga indikator
mutu output dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat
bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu
input dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai