BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi sebagai bahan yang terintegrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang
Dasar 1945 dimana kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari
amanat Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak dari
hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan. Maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostic
khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai
dari sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan klinik-klinik
swasta,maupun sarana pelayanan kesehatan yang berskala besar seperti rumah
sakit kelas A. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi
dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostic yaitu pelayanan yang
menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu,
radiologi diagnostic juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari
pelayanan maupun metodenya.
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan
pelayanan radiologi diagnostik.
1
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi.
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang arahannya
disesuaikan dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah dicapai dan
proyeksi kebutuhan pelayanan di masa depan.
D. Batasan Operasional
Berikut ini penjabaran Batasan Operasional :
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan pengion
dan bentuk energy lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik imejing
dan terapi.
2. Radiodiagnostik Imaging adalah cabang dan ilmu radiologi dalam bidang
diagnostik yang menggunakan alat-alat radiasi pengion maupun non
pengion yang di hasilan oleh generator dan bahan radioaktif yang
menghasilkan citra (image) dan morfologi tubuh manusia untuk diagnosis
medis yang menggunakan sinar-X, sinar inframerah, radio nuklir,
gelombang ultrasonic, gelombang magnetic dan emisi positron.
3. Radioterapi adalah cabang ilmu radiologi dalam bidang terapi yang
menggunaan alat-alat yang menghasilkan radiasi pengion dan non pengion
yang di hasilkan oleh generator dan bahan radioaktif yang mengeluarkan
sinar-X, sinar gamma dan gelombang yang menghasilkan panas.
4. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk
diagnostic dan terapi dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana
yang meliputi pemeriksan thorax dan abdomen polos.
5. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan
tingkat dan kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
2
6. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan
tingkat dan kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
7. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagnostik yang paling
sederhana (radiografi dan fluoroscopy).
8. Tenaga Professional adalah tenaga yang mencakup radiolog, radiografer
dan fisikiawan medis.
9. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup teknisi
peralatan Radiologi, dokter umum di tatar bidang radiologi, paramedis di
tatar di bidang radiologi, petugas administrasi radiologi dan petugas kamar
gelap.
10. SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah kumpulan intruksi yang
telah di tetapkan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
11. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan sinar-X.
12. USG adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan menggunakan
gelombang suara yang frekwensinya 1-10 juta Hz.
13. Informed Consent adalah surat persetujuan yang di tujukan kepada
pasien atau keluarga pasien untuk pelaksanaan tindakan medis.
14. Apron adalah alat pelindung tubuh dari sinar radiasi.
15. Grid adalah suatu alat yang berbentuk lempengan yang berisi kisi-kisi,
yang berfungsi untuk menghilangkan sinar hambur yang mengenai kaset
16. Marker adalah sebagai tanda yang berfungsi untuk indentifikasi pasien.
17. Kaset adalah alat yang di gunakan untuk melindungi film sehingga
terlindung dari cahaya atau sinar secara langsung pada saat pemeriksaan
rontgen di lakukan.
18. Pemeriksaan Khusus dengan Menggunakan Bahan Media Kontras
adalah pemeriksaan yang menggunkan media kontras yaitu pemeriksaan
BNO-ivp, colon in loop, myelografi, cystografi, uretrografi, HSG, barium
follow traough, fistulografi, CT scan thorax kontras, abdomen kontras,
kepala kontras, SPN kontras dll.
3
19. AP (Anterior Posterior) adalah arah sinar dari sisi pasien menuju sisi
belakang pasien sejajar bidang sagital.
20. Lateral adalah arah sinar dari sisi samping pasien dan sejajar pada bidang
coronal pasien.
21. Oblique adalah arah sinar membentuk sudut 45 ⁰ dari bidang sagital dan
bidang coronal pada tubuh pasien.
22. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara
umum di Instalasi radiologi.
23. Intruksi Kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja teknis di Instalasi
radiologi.
E. Landasan Hukum
Berikut ini Landasan Hukum yang digunakan :
1. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah No. II tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi.
4. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1975, tentang Izin pemakaian zat
radioaktif dan sumber radiasi lainnya.
5. Peraturan MENKES No.366.MENKES/PERJV/1997, tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
6. Buku pedoman pelayanan Radiologi Rumah Sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
7. Surat Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No.943/Yanmed/RS-
8. UmdikJVII/1985, tentang Rekomendasi penggunaan zat Radioaktif dan
sumber radiasi lainnya di bidang Kesehtan, serta surat edaran Dirjen Yan
Medik.
9. Depkes RI No.6271 Yanmed/RS-UmdikVI/1991 tentang penyempurnaan
surat.
10. Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No.0431 Yanmed/RS-UmdikIV11!1985.
11. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1992 tentang tenaga kesehatan surat
keputusan bersama menteri kesehatan dan Dirjen BATAN.
4
12. No.525/Menkes/VI1I/I 989-!VI11/1 989 – No 01.0 1/94/DJ/89 tentang
pendelegasian wewenang pemeriksaan terhadap pemakaian zat radioaktif
dan sumber radiasi lainnya di bidang kesehatan dan BATAN kepada
Departemen Kesehatan RI.
13. Permenkes No 24 Tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM yang ada di Instalasi Radiologi RSUD
Pemangkat :
6
Jumlah
B. Distribusi
No. Nama ketenagaan
Jabatan Pendidikan Sertifikasi Keterangan
Tenaga
Dokter Radiologi S2 Spesialis SIP - Kurang
1.
Radiologi
2. Radiografer D III Radiologi STR 2 orang kurang
Petugas Pelatihan PPR SIB 1 orang Cukup
3. Proteksi Radiasi
(PPR)
Fisikawan Medik D IV/ S1 Fisika - Kurang
4.
Medis
Perawat D III SIP - Kurang
5.
Keperawatan
Tenaga D III ATEM - 1 orang Cukup
6.
Elektromedis atau sarana
Petugas SMA atau 1 orang Cukup
7. Administrasi sederajat
/Kamar Gelap
C. Pengaturan Jaga
Hari kerja di RSUD Teluk Keramat adalah 6 (enam) hari kerja dalam
seminggu dengan standar jam kerja 42,5 jam dalam satu minggu. RSUD Teluk
Keramat merupakan rumah sakit yang beroperasional 24 jam untuk melayani
masyarakat umum dan di sesuaikan dengan ketentuaan jam kerja standar rumah
sakit. Adapun di Instalasi Radiologi RSUD Teluk Keramat, pelayanan di lakukan
24 jam sesuai shift yang berlaku. Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka
7
waktu kerja akan di atur secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan
tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 42.5 jam dalam satu minggu
dengan 6 hari kerja.
Aturan tenaga kerja di RSUD Teluk Keramat berdasarkan sistem shift dan
non shift dapat di lihat di bawah ini :
Karyawan shift, Senin – Minggu.
1. Shift 1 : 07.00 - 14.05 wib
2. Shift 2 : 13.30 - 20.00 wib
3. Shift 3 : 20.00 - 07.30 wib - OnCall
8
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI
A. Denah Ruang
Ruang UPS
Ruang USG
Ruang Jaga
Petugas
Loket
Ruang Tunggu
B. Standar fasilitas
Fasilitas di Instalasi Radiologi RSUD Pemangkat meliputi:
10
No Nama Peralatan Jumlah Keterangan
1. Pesawat X- ray 150 Kv 1 buah Merk Shimadzu
2. Exhaust Fan 2 buah Baik
3. Bak air bersih 3 buah Baik
4. Meja Stationare Bucky 1 buah Baik
5. Control Table 1 buah Baik
6. Termometer ruangan 1 buah Baik
7. Meja tulis 9 buah Baik
8. Apron 2 buah Baik
9. TLD 8 buah Baik
Bangku tunggu pasien di luar 2 buah Baik
10.
ruangan
11. Lampu baca 1 buah Baik
12. Tiang infuse 2 buah Baik
13. Bucky Stand 1 buah Baik
14. Grid Lysolm ukuran 43 x 35 2 buah Baik
15. Rak arsip 1 buah Baik
16. Lemari arsip 1 buah Baik
17. Kursi Stainles 7 buah Baik
18. Kursi plastic 4 buah Baik
19. Mobile X- Ray 1 buah Rusak sedang
20. Digitilizer Codonics 1 buah Baik
21. PC 2 buah Baik
22. Printer Codonics 1 buah Baik
23. UPS 3 buah Baik
24. Monitor 2 buah Baik
25. Kaset CR ukuran 43 x 35 3 buah Baik
26. Kaset CR ukuran 24 x 30 3 buah Baik
27. Kaset CR ukuran 18x24 2 Buah Baik
28. Kaset DR 1 Buah Baik
29. Alat Digital Radiologi (DR) Fuji 1 Set Baik
30. Alat Digital Radiologi (CR) Agfa 1 Set Baik
31. Printer Epson 1 Buah Baik
32. Alat USG 1 Set Baik 11
12
Tanda Bahaya Radiasi : Lampu Tanda Radiasi - -
berfungsi Baik, mudah di lihat dan jelas terbaca
BAB IV
KEBIJAKAN
Pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal ini
dokter yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai berikut :
a. Dokter Internal RSUD Teluk Keramat
1. Dokter mengirim pasien rawat inap maupun rawat jalan harus mengisi Formulir
permintan pemeriksaan Radiologi di sertai klinisnya sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologi
2. Pasien rawat jalan membawa sendiri formulir pemeriksaan Radiologi ke
Instalasi Radiologi dan Dokter pengirim ke Instalasi Radiologi
3. Perawat Ruangan mengantarkan pasien rawat inap untuk pemeriksaan
Radiologi ke Instalasi Radiologi. Apabila pemeriksaan memerlukan persiapan,
perawat cukup menghubungi radiographer untuk menjadwalkan pemeriksaan.
b. Dokter Eksternal RSUD Teluk Keramat
Pasien rawat jalan dan luar yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi harus
membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dan dokter pengirimnya.
15
RADIOGRAFI
KONTRAS
1. BNO- IVP
2. Colon In Loop
3. Appendisitis
USG :
1. Thorax
2. Abdomen
3. Ginekologi
4. Prostat
5. Mammae
6. Testis
B. Informed Concent
Pemeriksaan Radiologi yang memerlukan informed concent adalah :
1. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras intravena
2. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras peroral.
Bila diperlukan tindakan medis di Radiologi maka pasien atau keluarga pasien
menandatangani Formulir Persetujuan Tindakan Medis yang telah disediakan.
17
BAB V
LOGISTIK
B. Perencanaan
Petugas radiologi mendata kebutuhan bahan habis pakai maupun barang
rumah tangga dan alat tulis kantor setiap bulan.Kemudian mengajukan kebutuhan
tersebut ke bagian Farmasi dan Logistik umum.
Rencana kebutuhan berdasar pemakaian bulan lalu dan di tambah 10%.
C. Permintaan
Petugas Radiologi mengajukan permintaan ke Instalasi farmasi pada Senin
dan Kamis.Logistic umum dan ATK di lakukan permintaan setiap hari Jumat.
D. Pelabelan
Pemberian label pada film rontgen dan USG meliputi nama dan ukuran film,
tanggal film datang, tanggal kadaluarsa, suhu simpan. Pemisahan masa
kadaluarsa dipisahkan dalam:
19
BAB VI
MANAJEMEN RESIKO
A. Pendahuluan
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 2007
tentang keselamatan radiasi pengion dan keamaman sumber radioaktif yang
mengatur pemanfaatan radiasi di bidang kedokteran dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, maka selayaknya
pemanfaatan radiasi harus mematuhi peraturan tersebut.
Unit Radiologi yang memanfaatkan radiasi sebagai sarana diagnostic sangat
bertanggung jawab atas keamanan radiasi baik untuk pekerja radiasi, pasien dan
masyarakat sekitarnya.
Untuk maksud di atas perlu di rencanakan langkah-langkah strtegis agar dapat
tercapai keamanan tngkat tinngi bagi pekerja radiasi, pasien dan masyarakat
sekitar nya.
Agar dapat terlaksanan dengan baik maka perlu di susun suatu progam
menagemen risiko di pelayan diagnostic, Imaging dan radiologi Intervensional.
B. Latar Belakang
20
Adapun yang menjadi latar belakang di susunnya progam menagemen risiko
ini adalah:
1. Petugas radiasi harus aman dalam melaksanakan tugas.
2. Kesadaran pasien dan masyarakat yang semakin tinggi akan bahaya radiasi.
3. Kemungkiban terjadinya bahayaa radiasi yang ditimbulkan akibat pemakaian
radiasi yang tidak pada tempatnya.
4. Masih belum optimal implementasi progam pencegahan dan pengedalian
infeksi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kesekamatan pekerja radiasi, pasien dan masyarakat sekitar
RSUD Teluk Keramat.
b. Meningkatkan implementasi program pencegahan dan pengedalian infeksi.
2. Tujuan Khusus
a. Kepatuhan terhadp standar yang berlaku dan peraturan perundangan.
b. Kepatuhan terhadap standar dari menajemen fasilitas, radiasi dan program
pencegahan dan pengedalian infeksi.
c. Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang di hadapi.
d. Orientasi bagi semua staff pelayaanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) tentang praktik dan prosedur keselamatan.
e. Pelatihan (In service training) bagi staff untuk pemerikaan baru dan
menangani bahan berbahaya produk baru.
21
e. Pelatihan (In service training) bagi staff untuk pemerikaan baru dan
menangani bahan berbahaya produk baru.
2. Rincian Kegiatan
a. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundangan.
b. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
3. Kepatuhan terhadap standar dari menajemen fasilitas, radiasi dan progam
pencegahan dan pengedalian infeksi.
a. Kepatuhan terhadap standar menajemen fasilitas.
b. Kepatuhan terhadap standar radiasi.
c. Kepatuhan terhadap standar progam pencegahan dan pengedalian infeksi.
4. Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang di hadapi.
a. Tersedianya APD di ruang pemeriksaan.
5. Orientasi bagi semua staf pelayanan radiodiagnostick,imajing dan radiologi
intervensional (RIR) tentang praktik dan prosedur keselamatan.
a. Orientasi bagi semua staf pelayanan (RIR) tentang praktik keselamatan.
b. Orientasi bagi semua staf pelayanan (RIR) tentang prosedur keselamatan.
6. Pelatihan ( In service training ) bagi staf untuk pemerikaan baru dan
menangani bahan berbahaya produk baru.
a. Pelatihan bagi staf untuk pemerikaan baru.
b. Pelatihan bagi staf untuk menangani bahan berbahaya produk baru.
E. Pelaksanaan
1. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundangan.
a. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku.
Melaksanakan pelayanan sesuai standar.
b. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku peraturan perundangan.
Melaksanakan pelayanan peraturan perundangan.
2. Kepatuhan terhadap standar dari menajemen fasilitas, radiasi dan progam
pencegahan dan pengedalian infeksi.
a. Kepatuhan terhadap standar dari menajemen fasilitas.
Melaksanakan pelayanan sesuai standar dari menajemen fasilitas
22
b. Kepatuhan terhadap standar radiasi.
Melaksanakan pelayanan sesuai standar proteksi radiasi bagi pasien,
pekerja radiasi dan masyarakat sekitar.
c. Kepatuhan terhadap standar pencegahan dan pengedalian infeksi
Melaksankan hand hygiene sesuai five moment.
3. Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang di hadapi.
a. Tersedianya APD di ruang pesawat konvensional.
Tersedianya apron, TLD.
4. Orientasi bagi semua staf pelayanan radiodiagnostick, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) tentang praktik dan prosedur keselamatan.
a. Orientasi bagi semua staf RIR tentang praktik keselamatan.
Melaksanakan orientasi bagi semua staff RIR tentang praktik keselamatan.
b. Orientasi bagi semua staf RIR tentang dan prosedur keselamatan.
Melaksanakan orientasi bagi semua staff RIR tentang prosedur
keselamatan.
5. Pelatihan (In service training) bagi staff untuk pemerikaan baru dan menangani
bahan berbahaya produk baru.
a. Pelatihan bagi staf untuk pemerikaan baru
Melaksankan pelatihan bagi staff untuk pemeriksaan baru.
b. Pelatihan bagi staf untuk menangani bahan berbahaya produk baru.
Melaksanakn pelatihan bagi staff untuk menangani bahan berbahaya produk
baru.
F. Pelaksanaan
1. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundangan.
Agar terlaksananya pelayanan radiodiagnostic, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) yang sesuai standar yang berlaku dan peraturan
perundangan.
2. Kepatuhan terhadap standar dari menajemen fasilitas, radiasi dan progam
pencegahan dan pengedalian infeksi.
23
3. Agar terlaksana nya pelayanan radiodiagnostic, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) yang sesuai standar dari menajemen fasilitas, radiasi dan
progam pencegahan dan pengedalian infeksi.
4. Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang di hadapi.
Agar terlaksana nya pelayanan radiodiagnostic, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) yang aman bagi petugas, pasien dan masyarakat sekitar.
5. Orientasi bagi semua staf pelayanan radiodiagnostick, imajing dan radiologi
intervensional (RIR) tentang praktik dan prosedur keselamatan.
Agar staf terbekali dengan baik sehingga bisa memberikan pelayanan yang
optimal.
6. Pelatihan (In service training) bagi staf untuk pemerikaan baru dan menangani
bahan berbahaya produk baru.
7. Agar staf terlatih untuk melaksanakan pemeriksaan baru da terlatik menangani
bahan berbahaya produk baru.
G. Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN PROGRAM MANAGEMEN RESIKO INSTALASI RADIOLOGI RSUD TELUK KERAMAT
KEGIATAN JAN FEB MAR APL MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
Melaksanakan pelayanan
1. sesuai standar yang berlaku
Melaksanakan pelayanan
2. peraturan perundangan
Melaksanakan pelayanan
sesuai standar dari
3. menajemen fasilitas
Melaksanakan pelayanan
sesuai standar proteksi
radiasi bagi pasien, pekerja
radiasi dan masyarakt
4. sekitar.
Melaksankan hand hygiene
5. sesuai five moment
6. Tersedianya APD di ruang
24
pesawat konvensional
Melaksanakan orientasi bagi
semua staff RIR tentang
7. praktik keselamatan.
Melaksanakan orientasi
bagi semua staff RIR
tentang prosedur
8. keselamatan.
Melaksankan pelatihan bagi
staff untuk pemeriksaan
9. baru
Melaksanakn pelatihan bagi
staff untuk menangani
10 bahan berbahaya produk
. baru.
H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali. Pelaksanaan evaluasi
adalan kepala ruang radiologi dibtu pelaksana tugas lain yang telah di tentukan.
I. Pencatatan
Pelaporan di buat tertulis berupa berkas progam di sertai laporan kegiatan
evaluasi kegiatan hasil analisa progam dan pencapaian target.
25
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
tersebut di harapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Meminimalkan kejadian tidak di harapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak di harapkan.
26
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Di RSUD Teluk Keramat kegiatan tata laksana keselamatan pasien di lakukan
dengan melalui beberapa hal yaitu :
1. Monitoring Indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen resiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci di jelaskan pada pedoman mutu
pelayanan. Pedoman mutu pelayanan Radiologi secara rinci ada pada bab
VIIpengendalian mutu. Indikator mutu merupakan milik unit kerja, di tentukan
periode pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau
terjadi kejadian tidak di inginkan, pimpinan unit melaporkan pada pertemuan
manajemen seperti yang di atur pada tindakan preventif.
2. Tindakan Preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah system yang di harapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan dari kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
di lakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak di
inginan dan peralatan yang memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat internal
Rumah Sakit.
3. Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien. Kejadian yang tidak di inginkan yang menyangkut
keselamatan pasien juga merupakan salah satu mekanisme pengendalian
proses/produk tidak sesuai. Identifikasinya melalui : audit mutu internal, audit
mutu eksternal, temuan manajemen, laporan pelanggan. Laporan identifikasi
tersebut di tindak lanjuti meliputi :rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua
komite dan unit terkait untuk menemukan akar permasalahan dan jalan keluar
nya. Kepala bidang melakukan perbaikan sesuai dengan tindakan korektif nya.
4. Tindakan Korektif
27
Tindakan Korektif adalah pelapor dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko tindakan korektif di laporkan terhadap laporan yang diputuskan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verivikasi.
Hasil inspeksi harus menunjukan telah di lakukannya hasil koreksi.
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
3. Unit Radiologi menolak pemeriksaan pada pasien wanita hamil kecuali ada
indikasi penting dan pada saat pemeriksaan daerah abdomen di tutup dengan
apron.
30
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indicator dan standarnya.Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indicator dan standarnya.
31
mengevaluasi sejauh mana kemampuan manajemen memenuhi sumber daya
di Instalasi Radiologi.
Indiator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan
ketersediaan SDM, sebagai berikut:
a. Kelengkapan Peralatan
Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing-masing unit pelayanan.
Cara Mengukur
Bobot peralatan yang ada x 100%
Bobot Peralatan sesuai Standar
Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah Sakit/Sistem Informasi Manajemen Aset.
Waktu Pengukuran: Akhir Tahun Buku.
Petugas Pengukuran: Masing- Masing Unit Pelayanan.
Pemilik Indikator Bidang Pelayanan Medis.
Standar 80%.
b. Kelayakan Peralatan
Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelayakan minimal peralatan medis pada masing-masing unit pelayanan.
Cara Mengukur
Peralatan yang memiliki sertifikat kalibrasi x 100%
Peralatan yang wajib kalibrasi
Peralatan dengan kondisi baik x100%
Peralatan yang ada
Sumber Data : Laporan Hasil Inventaris Peralatan
Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
Apetugas Pengukur : Masing- masing Unit Pelayanan
Pemilik Indikator : Unit Sarana Prasarana
Standart 80%
32
c. Ketersediaan SDM
Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana Rumah Sakit berhasil memenuhi
ketersediaan tenaga pelayanan minimal sesuai Rumah Sakit Type D.
Cara Mengukur
Tenaga per Unit Pelayananx Bobot x 100%
Tenaga sesuai Standar x Bobot
Sumber Data: Daftar Pegawai.
Waktu Pengukuran: Ahir Tahun Anggaran.
Petugas Pengukuran: Penanggung Jawab Personalia Instalasi Radiologi.
Pemilik Indikator: Sub Bagian Kepegawaian.
Standart 80%.
2. Indikator Proses
Proses ialah interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal
b. Dilaksanakannya Survey akrediatasi
c. Dilasanakannya evaluasi kegiatan pelayanan Instalasi Radiologi
3. Indikator Output
Output ialah hasil pelayanan kesehatan merupaan alat untuk menilai mutu
pelayanan.
Indikator Mutu Pelayanan Radiologi
Indikator Standar Pelayanan Minimal (Spm)
Kejadian Kerusakan Foto 100 %
Waktu Tunggu Hasil Pelayanan 100 %
Foto Thorax
Keluhan Hasil Foto Rontgen dari 100 %
Dokter yang Perlu Diulang
33
Tidak Adanya Kejadian Kesalahan 100 %
Pemberian Label
Numerator
Denumerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1
bulan
Sumber Data Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam 1
bulan
Standar Buku ragistrasi radiologi < 2%
Penanggung Jawab Kepala instalasi radiologi
Profil Indikator Keluhan Hasil Foto Rontgen dari Dokter yang Perlu
Diulang
Judul Keluhan Hasil Foto Rontgen dari Dokter yang perlu
di ulang (zero accident)
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis, efektifitas dan efisiensi
Tujuan Untuk menilai apakah foto yang dihasilkan benar-
benar jelas sehingga memudahkan dokter untuk
mendiagnosa suatu penyakit.
Definisi Operasional Keluhan hasil foto rontgen dari dokter yang perlu di
ulang (zero accident) adalah foto yang sudah jadi
kemudian dibaca oleh dokter yang meminta apakah
perlu di ulang atau tidak, selain foto gigi.
35
satu bulan
Sumber data Buku Registrasi Radiologi
Standar 0%
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Radiologi
36
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan radiologi RSUD Teluk Keramat ini dibuat untuk dijadikan
acuan dalam hal yang berkaitan dengan pelayanan radiologi jika ada kekurangan
dapat memberikan kritik atau saran.
37
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
38
C. Uraian Tugas Spesifik (sesuai kompetensi)
1. Melakukan pengelolaan ruangan Radiologi.
2. Melakukan radiografi tulang-tulang extremitas sesuai prosedur.
3. Melakukan foto thorax.
4. Melakukan radiografi BNO/Abdomen.
5. Melakukan radiografi tulang belakang / vertebrae termasuk panggul/pelvic.
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10.Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
39
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
40
5. Melakukan radiografi tulang belakang / vertebrae termasuk panggul/pelvic.
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
41
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
42
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
43
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
44
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan rontgen pada semua pasien di ruang radiologi yang
menjadi tanggung jawab dari pasien datang sampai pasien pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
45
5. Melakukan radiografi tulang belakang / vertebrae termasuk panggul/pelvic.
6. Melakukan radiografi tulang–tulang muka dan tulang kepala termasuk foto
kepala, sinus paranasal, mastoid, os.nasale, mandibula.
7. Melakukan radiografi sistem perkencingan (tractus urinarius), termasuk foto
BNO- IVP, cystografi.
8. Melakuan radiografi sistem pencernaan (tractus digestivus), yaitu Colon in
Loop.
9. Melakukan processing film secara otomatis.
10. Mengevaluasi mutu foto rontgen, termasuk hasil foto rontgen, marker, tanda
identitas.
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Mengatur dan mencatat surat keluar dan masuk radiologi.
46
URAIAN TUGAS
A. Tugas Pokok
Mengatur dan mencatat surat keluar dan masuk radiologi.
47