PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan
bukanlah semata-mata merupakan tanggung jawab departemen kesehatan,
melainkan juga tanggungjawab dan seluruh sektor, termasuk masyarakat dan
swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di pengaruhi oleb upaya
pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang kondusif bagi
terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan
pembangunan berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan
seluruh potensi masyarakat termasuk swasta sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam
pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang - undang No 23 tahun
1992, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Salah satu tujuan dan pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan
yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan Iainnya.
Rumah Sakit rnenyediakan dan menawarkan beberapa bentuk
pelayanan medis sebagai bentuk pendukung dan pelayanan bermutu kapada
masyarakat, salahsatu diantaranya adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan
Radiologi merupakan pelayanan penunjang medis yang bertujuan
memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan
radiasi pengion dalarn hal ini Sinar - X , yang telah diketahui selain
manfaatnya juga efek atau dampak negative dan sinar- X perlu mendapat
perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan sinar - X nya dapat memperhatikan
kaidah -kaidah dan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan
Instalasi Radiologi ini yang disusun dan berbagai buku acuan dan standar
yang berlaku, yang disesuaikan dengan kondisi RS Khusus Bedah
Rawamangun sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dan sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana
pendukung SDM, logistik dan fasilitas setra peralatan. sanitasi dan K3, dan
1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A.
Nama Jabatan
Ka.Instalasi
Radiologi
Dokter
Radiolog
Ka.Operasinal
Radiologi
Radiografer
Pendidikan
S2 Radiolog
Sertifikasi
S2 Radiolog
D3 ATRO
STR, SIB
D3 ATRO
STR, SIB
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Radiologi RS.Khusus Bedah
Rawamangun berdasarkan non shift / shift .Tenaga kerja di Instalasi saat
ini berjumlah 5 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
a) Ka. Instalasi Radiologi 1 orang
b) Ka.operasional 1 orang
c) Staff Radiologi (Radiografer) 2 orang
d) Dokter Radiolog 1 orang
Kedua tenaga di Instalasi Radiologi ini bekerja setiap hari Senin Sabtu
dimulai dari pukul 08.00 wib
C. Pengaturan Jaga
Hari kerja di Perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan
jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah
Sakit Khusus Bedah Rawamangun merupakan rumah sakit yang
beroperasional 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan
disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar perusahaan..
Adapun di Instalasi Radiologi RS. Khusus Bedah Rawamangun, pelayanan
tidak 24 jam tetapi untuk mendukung pelayanan 24 jam diberlakukan
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI
7
L
A
B
O
R
A
CM300
CM300
H
A
L
O
R
I
U
M
A
M
A
N
KORIDOR
Adapun Luas Ruang Kerja
1. Ruang Radiologi Konvensional (Ruang Toshiba 640 mA).
Ruang pemeriksaan dengan ukuran 3m x 4m . Tembok terbuat dan
bata dengan ketebalan 20 cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm.
Ruang ini digunakan untuk pemeriksaan radiologi kontras dan non
kontras
2. Ruang Operator
8
Nama Peralatan
Pesawat x-ray 640 kv
Manual Prossesiing
Open pengering
Kamar Gelap
Safe light
Tangki Developer 20 liter
Exhaust fan
Bak air bersih
Hanger 24cmx24 cm
Hanger 30cmx40cm
Hanger 35cmx35cm
Labeling
Meja Stationer tanpa bucky
Control table
Termometer dinding dikamar gelap
Meja tulis
Komputer
Printer
Apron
TLD
Dispenser
Bangku tunggu pasien di luar ruangan
Lampu Baca (Lekas)
Tiang infuse
Standar Kaset
Grid Lysolm uk.24
Grid Lysolm uk.30
Grid Lysolm uk.35
Wastafel
Rak arsip
Tangga tempat tidur
Meja Administrasi
Kursi besi buat dokter
Kaset 30
9
Jumlah
Keterangan
1 buah Merk Toshiba
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Kondisi rusak
Dev + fixer
Rusak
Tdk ada
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Kurang 1
Arsip,obat,atk
35
36
37
Kaset 35
Kaset 24
Autometik Prossesing
1 buah
1 buah
1 buah
Kanan
: Laboratorium
25 cm
Bata Merah
Kiri
: Halaman
25 cm
Bata merah
Atas
: Bangsal anak
20 cm
Beton
Bawah
: Lantai
15 cm
Keramik
Belakang : Halaman
25 cm
Bata merah
Depan
: Koridor
25 cm
Bata merah
Tanda
bahaya :
Lampu tanda radiasi berfungsi baik
10
2mm
2mm
2mm
2mm
Penguk
uran
paparan
(mR/ja
m)
radiasi
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal
ini dokter yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai
berikut :
a) Dokter Internal RS Khusus Bedah Rawamangun :
Dokter mengirim pasien rawat maupun rawat jalan harus mengisi
Formulir Permintaan Pemeniksaan Radiologi di sertai klinisnya
sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi.
11
ruangan
mengantarkan
pasien
rawat
map
untuk
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan barang barang logistic radiologi terdiri dari :
a. Obat obtan dan bahan abis pakai (BHP)
b. Barang rumah tangga (RT) dan alat tulis kantor (ATK)
Pengelolaan keduanya meliputi alur , perencanaan,
penyimpanan, penggunaan, pencatatan dan pelaporn
1. Alur Permintaan
13
permintaan,
Ka.
Operasional
Radiologi
Ka. Ins
Farmasi
Ka.
Operasional
Radiologi
Staf Logistik
Umum
2. Perencanan
Petugas radiologi mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai
maupun barang rumah tangga dan alat tuliskantor setiap bulan. Kemudian
mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian Farmasi dan Logistik Umum.
Rencana kebutuhan berdasar pemakaian bulanlalu dan ditambah 10%
3. Permintaan
Petugas radiologi mengajukan permintaan ke Intalasi farmasi dan logistic
umum setiap tanggal 1 dan 10 setiap bulannya.
4. Penyimpanan dan Pemakaian
Penyimpanan dilakukan digudang radiologi untuk pemakaian selama
sebulan sesuai kebutuhan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dad insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pelayanan di Unit Radiologi menggunakan peralatan yang menggunakan zat
radio aktif atau sumber radiasi lainnya. Zat-zat tersebut mengandung resiko
bahaya radiasi terhadap pekerja, pasien, rnaupun Iingkungan, maka memerlukan
pengamanan. Pengamanan petugas, pasien dan Iingkungan dan bahaya radiologi
diatur dalam Prosedur Mutu, sebagai berikut:
a. Bangunan.
Bangunan ruang X- Ray didesain sesuai dengan persyaratan Depkes RI
untuk pengamanan bagi petuas. pasien dan lingkungan dan bahaya radiasi.
17
18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu Pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap
jenis pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan
demikian pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak
baik melalui indikator dan standartnya
B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit Radiologi
Mutu terkait dengan Input , Proses, Output Pengukuran mutu pelayanan
kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu : Indikator
mutu input, proses dan output.Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai
berikut:
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, diantaranya tenaga. , fasilitas. peralatan,. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
indikator input Unit Radiologi diperlukan agar manajemen dapat
mengevaluasi sejauh mana kemampuan manajemen memenuhi
sumberdaya di unit Radiologi.
Indikator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan
ketersediaan SDM., sehagai berikut
a. Kelengkapan Peralatan
Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing- masing unit
pe!ayanan.
Cara Mengukur:
Bobot Peralatan yang ada
Bobot Peralatan sesuai Standar
x 100%
Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah sakit / Sistern Informasi Manajemen
Aset
Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Buku
Petugas Pengukur: Masing - masing Unit Pelayanan
19
Standart: 80%
d. Ketersediaan Ruangan
Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil
memenuhi kelengkapan minimal luas ruangan pe!ayanan rnedis
sesuai Rumah Sakit Type C.
Cara Menguku
Luas ruangan per unit pelayanan
X 100%
Luas ruangan sesuai standar
Sumber Data: Daftar Inventaris Gedung
Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
Petugas Pengukur: PJ Sarana prasaran
Pemilik Indikator: Sub Bag Rumah Tangga
Standar : 80%
2. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal setahun 2X, sesuai dengan
Prosedur Mutu Audit
b. Dilaksanakannya survey akreditasi tahap 3 tahun sekali, sesuai
dengan jadwal suvei akreditasi.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Unit Radiologi tiap
bulanan
3. Indikator output
Output ialah basil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai
mutu pelayanan.
21
INDIKATOR
1. Angka keterlambatan
penyerahan hasil :
a. Foto polos
b. Foto polos cito
c. Foto kontras
d. USG
2. Angka pengulangan
pemeriksaan
3. Angka penolakan expertise
4. Angka kejadian yg tdk
diharapkan(KTD)
5. Angka ketidak puasan pasien
STANDART
PELAYANAN
MINIMAL
(SPM)
10%
10%
10%
10%
10%
Jenis Kinerja
Indikator
Kinerja
Tujuan
Formula
5.
6.
Standart
Kerja
minimal
Periode
pengukuran
Sumber data
Pengumpul
data
9. Pembuat
Laporan
10. Pemilik
indikator
11. Catatan
7.
8.
Kinerja Pelayanan
Pengulangan pemeriksaan
Untuk mengetahui kompetensi Radiografer
4.Formula
5.Standart Kerjaan
minimal
6.Periode pengukuran
7.Sumber data
8.Pengumpul data
9.Pembuat Laporan
10.Pemilik indikator
11. Catatan
Jumlah pemeriksaan
5%
Tiap bulan
Data foto yang diulang
Pelaksana kamar gelap unit radiologi
Pj kamar gelaP
Unit Radiologi
Analisa dilakukan 3 bulan :
Perhitungan foto yang diulang diukur dari total foto
yang rusak dan beberapa factor pengulangan spt :
Faktor exposi(FE),posisi,prossessing,dan lain-lain
Kinerja Pelayanan
Angka penolakan expertise
23
3.Tujuan
4.Formula
5.Standart Kerja
Minimal
6.Periode pengukuran
7.Sumber data
8.Pengumpul data
9.Pembuat laporan
10.Pemilik indicator
11.Catatan
Kinerja Pelayanan
Keterlambatan Foto Ruangan
Mengetahui Kualitas Pelayanan terhadap psaien
ruangan
Jumlah Keterlambatan foto ruangan
X 100%
Jumlah seluruh foto ruangan
2%
Tiap bulan
Data keterlambatan foto ruangan
Pj rekam medik
Dr spesialis Radiologi
Unit Radiologi
Analisa tiap 6 bulan
3.Tujuan
4.Formula
5.Standar kejadian
minimal
6.Periode pengukuran
7.Sumber data
8.Pengumpul data
9.Pembuat Laporan
10.Pemilik indikator
11.Catatan
0%
Tiap bulan
Data KTD Radiologi
PJ pelayanan radiologi
Ka.inst.radiologi
Instalasi Radiologi
Analisa dilakukan tiap 6 bulan
5.Standar
minimal
6.Periode pengukuran
7.Sumber data
8.Pengumpul data
9.Pembuat Laporan
10.pemilik indikat
11.Catatan
Tiap 3 bulan
Jumlah complain pasien
PJ administrasi radiologi
PJ Pelayanan radiologi
Radiologi
Analisa dilakukan tiap 6 bulan
BAB IX
PENUTUP
Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi
disegala bidang, termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Radiologi di RS Khusus
Bedah Rawamangun sebagai bagian dan pelayanan kesehatan rumah sakit
tentunya senantiasa perlu penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Pelayanan Radiologi RS Khusus Bedah Rawamangun merupakan bagian
integral dan system pelayanan Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun. Upaya
peningkatan mutu pelayanan radiologi berarti peningkatan mutu pelayanan numah
sakit
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan
batasan operasinal, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik.
Hal tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan
25
proteksi radiasi agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu
pelayanan diperlukan indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu input,
proses, output dan outcome dapat memberikan gambaran mutu Unit Radiologi.
Standart Pelayanan Unit Radiologi ini disusun untuk membenikan informasi
tentang hal-hal tersebut.
Pedoman standart Pelayanan Radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanan kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga iridikator
mutu output dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat
bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu
input dapat tercapai.
Beberapa dokumen ISO 9001 : 2000 yang relevan dan esensinya sesuai
dengan akreditasi kita coba kombinasikan agar tercapai sinergi ISO dan akreditasi.
Sinergi mi tentunya akan menghasilkan mutu yang lebih optimal. Semoga
pedoman mi bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat
dijaga. Tidak lupa, sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala
dievaluasi dan direvisi.
26