Anda di halaman 1dari 6

RS RAWAMANGUN

JAKARTA - TIMUR
TUMPAS P2I

[KERANGKA ACUAN
(TOR) PROGRAM
KESELAMATAN PASIEN
(KPRS) ]
TUMPAS P2I

I.

PENDAHULUAN
RS Rawamangun sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan dengan
berbagai macam peralatan medis, berbagai macam jenis dan jumlah obatobatan dan berbagai macam jumlah SDM tenaga kesehatan
(dokter,perawat, farmasi,analis,radiograper,dll) yang penuh dengan
kemungkinan terjadinya resiko mencederai pasien saat ini dituntut (mau
tidak mau) wajib untuk membangun suatu budaya yang berorientasi pada
Keselamatan pasien. Mengapa harus Keselamatan Pasien, IOM (2000)
dengan bukunya to err is Human menyebutkan bahwa orang yang
mengalami kematian akibat Kejadian yang tidak diingkan (KTD) di RS
adalah berkisar 44.000-98.000 orang, angka ini lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang meninggal akibat Kecelakaan Lalin yaitu hanya 43.458
orang dan orang yang meninggal akibat Kanker dan AIDS yang berkisar
42.297 dan 16.516 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang
masuk kedalam RS lebih beresiko untuk terjadinya kematian yang bukan
diakibatkan oleh penyakitnya dibandingkan dengan orang mengendari
Kendaraan bermotor . Untuk itu maka WHO pada tahun 2005
mencanangkan World Alliance for Patient safety, yang mana Sir Liam
Donaldson (ketua WHO) mengatakan bahwa Pelayanan yang aman buat
Pasien bukan merupakan suatu pilihan (option), tetapi itu adalah Hak
setiap Pasien untuk mendapatkan pelayanan yang aman dari rumah sakit.
RS Rawamangun yang tengah mempersiapkan Akreditasi RS untuk
pelayanan WAJIB mempunyai program Patient Safety yang merupakan
salah satu persyaratan KARS sejak januari 2009 dimana Keselamatan
Pasien sebagai salah satu standar di Pelayanan Medis dan Administrasi
Manajemen, sehingga RS Rawamangun dituntut untuk membuat suatu
program Keselamatan

II.

DEFINISI DAN TINJAUAN UMUM

Keselamatan Pasien rumah sakit adalah : Suatu sistem dimana RS membuat


asuhan pasien lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (KKP-RS). Sistem asuhan pasien yang aman termasuk :
o
o
o
o
o

Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden & tindak lanjutnya serta
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,cedera,cacat,
kematian, dll) yang tidak seharusnya terjadi.

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang


mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak (omission), ketimbang karena underlying
disease atau kondisi pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, KNC dapat dikategorikan menjadi :
1. Dapat obat Kontraindikasi tetapi tidak timbul efek (namanya Chance atau
Untung)
2. Dosis lethal akan diberikan, lalu diketahui dan dibatalkan (namanya
Prevention atau tercegah)
3. Dapat obat kontraindikasi atau dosis letal, lalu diketahui dan langsung diberi
antidotnya (namanya mitigation)
KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable A E ) yaitu suatu KTD akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir. Contoh
mendapat obat lalu terjadi Sindroma Steven Johnson.
Kesalahan Medis adalah Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Menurut AHRQ bahwa Akar penyebab tersering dari suatu Kesalahan Medis (Medical
Errors) adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Masalah Komunikasi (Communication problems)


Arus Informasi yang tidak adekuat ( Inadequate information flow )
Masalah SDM (Human Problems)
Hal-hal yang berhubungan dengan pasien ( Patient related issues)
Transfer pengetahuan di Rumah sakit ( Organizational transfer of
knowledge )
6. Pola Staff (SDM) / Alur kerja (Staff Pattern/workflow )
7. Kegagalan Teknis (Technnical Failures)
8. Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat ( Inadequate policies and
procedures

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

III.

Bangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien


Pimpin dan dukung Staf Anda
Integrasikan aktivitas resiko
Kembangkan sistem Pelaporan
Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien
Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien

TUJUAN

A. Tujuan Umum :
Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD & KNC) dan meningkatnya
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien
di rumah sakit.
2. Diketahuinya penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah.
3. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar
dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian hari.

IV.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. KEGIATAN POKOK
Kegiatan Pokokn dari Program Keselamatan Pasien RS Rawamangun adalah
melakukan evaluasi mengenai Insiden Keselamatan Pasien baik itu KTD dan
KNC dan melakukan suatu perencanaan tahunan secara berkala dan
berkesinambungan agar mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RS
dapat meningkat.
B. RINCIAN KEGIATAN
a. Menyusun Kerangka Acuan (TOR) Program Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KPRS)

b. Membentuk Tim KPRS


c. Menyusun Jadwal Kegiatan
d. Sosialisasi Program KPRS kepada seluruh staff RS Rawamangun mulai
dari Direksi hingga Cleaning service
e. Melaksanakan Kegiatan sesuai jadwal
f. Melakukan Rapat KPRS rutin
g. Melakukan Ronde Keselamatan tiap bulan
h. Melakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
C. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Mengadakan Rapat pembentukan Tim KPRS Rawamangun
b. Mengikuti pelatihan tentang KPRS
c. Mengadakan rapat-rapat untuk :
i. Sosialisasi TOR Program KPRS
ii. Membahas kejadian KTD atau KNC yang ada.
iii. Membuat Analisis FMEA minimal 1 kasus tiap tahunnya
iv. Evaluasi semesteran dan tahunan.
D. SASARAN / TARGET
a. Pelatihan/Workshop KPRS
b. Sosialisasi tentang KPRS ke seluruh staff, mulai dari Direksi hingga
Cleaning service.
c. Rapat rutin bulanan membahas kejadian KTD atau KNC terlaksana
d. Rapat membuat analisis FMEA minimal 1 kasus tiap tahunnya
e. Terlaksanya Ronde Keselamatan rutin tiap bulan
E. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
a. Pencatatan kejadian KTD maupun KNC setiap harinya dicatat dan
dilaporkan melalui kepala unit masing-masing setelah melalui
penetapan gradingnya dan hasil analisanya diserahkan ke secretariat
KPRS.
b. Evaluasi kegiatan KPRS dilaporkan secara rutin setiap bulan.
c. Setiap kegiatan yang menyangkut ronde keselamatan pasien dicatat
oleh secretariat KPRS.

Jakarta 4 April 2012

( SUMARNI SKM )
Ka - TUMPAS P2I

Anda mungkin juga menyukai