PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata merupakan
tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari seluruh
sektor, termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di
pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang
kondusif bagi terciptanya status kesehatan. Dalam melaksanakan pembangunan
berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh potensi masyarakat
termasuk swasta sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam pembangunan
kesehatan yang tertuang dalam Undang-undang No 23 tahun 1992, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tujuan dari
embangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualita pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan Rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Rumah sakit telah menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis
sbagai bentuk pendukung dari elayanan bermutu kepada masyarakat salah satu
diantaranya adalah pelayanan radiologi. Playanan Radiologi merupakan pelayanan
penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam
operasionalnya memanfaatkan radiasi pengion dalam hal ini Sinar-X, yang telah
diketahui selain manfaatnya juga efek atau dampak megative dari sinar-X perlu
mendapat perhatian. Sehingga dalam pemanfaatan sinar-X nya dapat memperhatikan
kaidah-kaidah keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut dipelukan standar Pelayanan Unit Radiologi ini
yang disusun dari berbagai buku acuan dan standar yang berlaku, yang disesuaikan
dengan kondisi RSUD Soreang sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dari sisi landasan hukum mekanisme pelayanan, sarana pendukung SDM,
logistik dan fasilitas setra peralatan, sanitasi dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan
dan pengawasan dan pengendalian mutu. Buku standar pelayanan Unit Radiologi ini juga
merupakan acuan bagi pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
RSUD SOREANG 1
B. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di RSUD Soreang mempunyai ruang lingkup Radiodiagnostik
sederhana. Mobile Unit / Protable X-Ray .
C. Batasan Operasional
1. Radiologi
Radiologi (Ilmu Sinar) adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik imejing
dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan
radio aktif seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gama, pancaran
partikel pengion (elektron, neutron, positron dan proton) serta bukan energi
pengion (non pengion) seperti antara lain gelombang ultrasonik, gelombang
infrared, gelombang magnetis, gelombang mikro (microwae) dan radio frekuensi.
2. Radiodiagnostik Imaging
Adalah cabang dari Ilmu radiologi dalam bidang diagnosik yang menggunakan
alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion maupun bukan pengion
(nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif yang
menghasilkan citra (imej) dari morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia
untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen (sinar x), sinar
inframerah, radio nuklir, gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan emisi
positron.
3. Radioterapi
Adalah cabang dari Ilmu Radiologi dalam bidang terapi yang menggunakan alat-
alat yang menghasilkan radiasi pengion dan bukan pengion (nonpengion) yang
dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif yang mengeluarkan sinar rontgen
(sinar X), sinar gamma, pancaran partikel pengion dab glombang yang
menghasilkan panas yang dihasilkan antara lain oleh gelombang mikron,
gelombang radio frekuensi dan gelombang ultrasonik
4. Pelayanan Radiologi Sederhana
Adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik dan terapi dengan menggunakan
peralatan radiologi sederhana yang meliputi pemeriksaan Thorax dan
Abdomen/polos.
5. Standar Pelayanan Radiologi
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan radiologi
tersebut.
6. Pesawat X-Ray Sederhana
RSUD SOREANG 2
Adalah peralatan radiodiagnostik yang paling sederhana (radiografi dan
fluoroscofy).
7. Tenaga Profesional / formal Radiologi adalah yang mencakup : dokter spesialis
radiologi (radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
8. Tenaga penunjang radiologi adalah tenaga yang mencakup : Teknisi Pesawat
rontgn pesawat radiologi, dokter umum ditatar dibidang radiologi, paramedis
ditatar dibidang radiologi, petugas administrasi radiologi, petugas kamar gelap.
9. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi langkah-langkah
yang telah dibukukan untuk menyelesaikan proes kerja rutin tertentu.
10. Tim Monitoring Pelayanan radiologi adalah tim yang berasa di Dinas Kesehatan
yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi yang berada
diwilayahnya.
11. Foto Rontgen
Adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan sinar X, yaitu
gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang sangat
pendek (0,05 A – 0,125 A) sehingga mempunyai data tembus tinggi.
12. Fluoroscopy adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan sinar X dimana
petugas radiologi dapat secara langsung melihat obyek dengan menggunakan
layar (screen) atau monitor TV.
13. USG
Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10 juta Hz.
14. CT Scan
CT scan (Computerizes Tomografi Scaner) adalah suatu alat pencitraan dengan
menggunakan sinar X yang bergerak secara memutar dan hasil gambarnya
diproses dengan komputer.
15. Informed Concent
Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis .
16. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar X
17. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi untuk
menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
18. Developer dan fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga berbentu bayangan tampak.
19. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dari bahan tidak tepmbus sinar X
yang berfungsi untuk identifikasi pasien.
20. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga terlindungi
dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
21. Pemeriksaan khusus dengan media kontras adalah pemeriksaan yang
menggunakan media kontras, meliputi : BNO-IVP, colon in loop, myelografi,
RSUD SOREANG 3
cystografi, urethrografi, HSG, barium follow through, fistulografi, CT scan
(Abdomen Kontras, kepala Kontras, Thorax Kontras, SPN Kontras dll).
22. Ap (Antero Posterior) yaitu arah sinar dari sisi pasien menuju ke sisi belakang
pasien sejajar bidang sagital.
23. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasien atau sejajar dengan bidang
coronal pasien.
24. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 45 derajat dari bidang sagital atau
coronal pasien.
25. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di
Instalasi radiologi
26. Instruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Instalasi
Radiologi.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan kerja terhadap
Radiasi.
4. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1975, tentang Izin pemakaian zat
radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya.
5. Peraturan MENKES No. 366.MENKES/PER/V/1997, tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
6. Buku Pedoman pelayanan radiologi Rumah sakit dan Sarana pelayanan
Kesehatan lainnya.
7. Surat edaran dirjen yan Medik Depkes RI No. 943/Yanmed/RS-
Umdik/VII/1985, tentang Rekomendasi pengginaan Zt radio Aktif dan sumber
radiasi lainnya dibidang kesehatan, serta Surat Edaran Dirjen Yan Medik
Depkes RI No. 627/Yanmed/ RS-Umdik?VI/1991 tentang Penyempurnaan
Surat Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No. 943/Yanmed/RS-
Umdik/VII/1985.
8. Peraturan pemerintah No. 32 tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan.
9. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan dirjen Batan No.
525/Menkes/VIII/1989-/VIII/1989 – No 01.01/94/DJ/89 tentang Pendelegasian
Wewenang Pemeriksaan terhadap Pemakaian Zat radioaktif dan sumber
Radiasi lainnya dibidang kesehatan dari Batan kepada Departemen Kesehatan
RI.
RSUD SOREANG 4
BAB II
KETENAGAAN PELAYANAN RADIOLOGI
RSUD SOREANG 5
d. Jadwal dinas dokter radiologi,
e. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan Radiologi,
f. Program kerja tahunan dan anggaran kebutuhan unit kerja
g. Supervisi internal dan eksternal.
3. Uraian Tugas
a.Melaksanakan Fungsi Perencanaan (PI), meliputi :
1) Menyusun sistem kerja dan SPO
2) Mengevaluasi prosedur kerja
3) Membuat program pengembangan profesionalitas SDM Radiologi.
4) Membuat dan mengatur jadwal dokter-dokter Radiologi
5) Menyusun program kerja tahunan
6) Menyusun program orientasi bagi tenaga baru
7) Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
8) Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi
sesuai kebutuhan
9) Meyusun rencana kebutuhan peralatan dari segi jumlah maupun jenis dan
kualitas alat.
10) Menyusun program pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan yang
berada siwilayah tanggungjawabnya.
11) Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
RSUD SOREANG 6
c. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, pengedalian dan penilaian (P#),
meliputi :
1) Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib/ SPO/ unit Radiologi
yang berlaku
2) Mengendalikan pendayagunaan peralatan, tenaga secara efektif dan
efisien.
4. Tanggung Jawab :
a. Mewujudkan terlaksananya SPO dan penunjuk teknis pelayanan Radiologi
b. Ketepatan dan kesesuaian catatan pemenuhan kebutuhan SDM dengan realisasi
c. Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan kepada manajemen
d. Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di radiologi
e. Bertanggungjawab terhadap seluruh pemeriksaan radiologi
f. Menjamin tidak ada masalah dalam penjadwalan dinas para dokter Radiologi.
g. Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas semua tenaga dan menjaga
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan unit radiologi.
h.Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan dan pengaturan tenaga di
instalasi Radiologi
i. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga dan unit kerja,
j. Mengatur rencana kegiatan pelayanan instalasi Radiologi.
k. Memberikan ide/masukan kepada atasan mengenai pengembangan Radiologi.
l. Menilai, menegur dan memotivasi karyawan radiologi,
Meminta masukkan dari staf karyawan dan unit kerja lainnya.
n. Meminta arahan dari atasan
o. Mengatur jadwal dinas-dinas Dokter-Dokter Radiologi dan radiogrefer.
5. Syarat Jabatan :
NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
RSUD SOREANG 7
kebutuhan sumber daya dan kebutuhan lain untuk pelaksanaan kegiatan
Instalasi Radiologi.
e. Membuat laporan kinerja pelayanan radiologi sebagai dasar perncanaan,
penilaian sebagai penunjang pengambilan keputusan manajemn untuk
pngmbangan radiologi
f. Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan alat-alat radiologi dan proses
pembuatan izin penggunaan alat-alat radiologi.
g. Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan Rumah Sakit
h. Menandatangani dokumen ssuai kewenangan yang dimiliki, antara lain
surat usulan, laporan bulanan, permintaan fasilitas rutin dan notulen rapat.
i. Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit kerja
j. Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen Rumah
Sakit.
2. Hasil kerja :
a. SPO dan sistem kerja Radiologi
b. Uraian tugas staf Radiologi
c. Jadwal dinas staff, daftar cuti, libur
d. Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pelayanan Radiologi
e. Jadwal rutin pemeliharaan alat-alat radiologi (kalibrasi)
f. Jadwal dinas shift, daftar cuti, libur
g. Dokumen nilai prestasi kerja (NPK)
h. Laporan internal dan eksternal
i. Notulen rapat.
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi .perencanaan (PI). Meliputi :
1) Menyusun program kerja tahunan
2) Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan
3) Menyusun program orientasi bagi karyawan baru
RSUD SOREANG 8
8) Memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan pemeriksaan
Radiologi
9) Memberikan petunjuk dan mengawasi dalam pemberian pelayanan
radiologi yang herus memenuhi kaidah penggunaan radiasi.
10) Mengatur dan memfasilitasi serta melakukan pengarsipan terhadap
check-up kesehatan karyawan Radiologi.
11) Melakukan penjadwalan kalibrasi dan service tahunan alat-alat
radiologi
12) Melakukan pengawasan terhadap proses adminitrasi pembayaran
pelayanan radiologi.
6. Syarat jabatan :
NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
RSUD SOREANG 9
1 Minimal DIII Teknik memiliki Surat Izin Pengalaman di
Radiodiagnostik dan Bekerja Radiologi minimal 2
Radioterapi tahun
RSUD SOREANG 10
e. Melakukan protes/komplain jika proses administrasi pasien mengalami
masalah
f. Membuat dan mengatur proses surat-menyurat dan pengarsipan
g. Mengatur pergantian pemakaian film badge.
6. Syarat Jabatan :
NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
RSUD SOREANG 11
e. Terjaga kerapian ruangan
f. Tetap terjaga kualitas alat-alat radiologi
5. Wewenang :
a. Mengatur rencana pemeriksaan khusus
b. Membagi tugas kebersihan alat-alat
c. Memberi dan meminta saran kepada atasan berkenaan dengan alat-alat
radiologi
d. Meminta stock barang logistik radiologi
6. Syarat Jabatan :
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI
RSUD SOREANG 12
B. Fasilitas Radiologi
Instalasi radiologi berdiri pada lahan seluas 16 m 2 . instaklasi radiologi memiliki
fasilitas ruang yang terdiri dari :
1 Ruang radiologi Konvensional
1 Ruang Operator radiologi
1 Ruang penyimpanan foto
2. Ruang Operator
RSUD SOREANG 13
Ruang operator dengan ukuran 2 m x 2 m. Tembok terbuat dari bata dengan
ketebalan 20 cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini digunakan untuk
pengoperasian alat radiologi.
Fasilitas yang tersedia pada ruang operator adalah :
a. Kaset green sensitif screen
b. 11 x 24 = 3 buah
c. 24 x 30 = 2 Buah
d. 30 x 40 = 3 buah
e. 35 x 35 = 2 buah
Alat proteksi radiasi, meliputi :
- Apron = 3 buah
- Sarung tangan = 1 pasang
- Kaca mata (Glassess) = 2 buah
a. Alat Computer radiografi
b. Panel Listrik
c. 1 unit AC
4. Ruang Dokter
Ruang dokter berukuran 3.5m x 3 . fasilitas yang ada di dalamnya adalah :
a. 1unit komputer
b. 1 unit printer
c. 1 unit alat CR . . .
d. 1 unit viewing box
e. Almari Dinding
RSUD SOREANG 14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pendaftaran Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal ini dokter yang
meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai berikut :
a. Dokter Internal RSUD Soreang Dokter pengirim dari RSUD Soreang baik
pasien rawat inap maupun rawat jalan harus mengisi Formulir permintaan
pemeriksaan radiologi di sertai klinisnya sebelum dilakukan pemeriksaan
radiologi
b. Pasien rawat jalan membawa sendiri Formulir Permintaan Pemeriksaan
radiologi dari dokter pengirim ke Unit radiologi pesawat ruangan mengantarkan
pasien rawat inap untuk pemeriksaan radiologi ke Unit radiologi. Apabila
pemeriksaan memerlukan persiapan, perawat cukup menghubungi radiografer
untuk menjadwalkan pemeriksaan.
a. Dokter Eksternal RSUD Soreang Pasien rawat jalan dari luar yang akan
dilakukan pemeriksaan radiologi harus membawa surat pengantar pemeriksaan
radiologi dari dokter pengirimnya.
b. Petugas membuat surat permintaan radiologi kembali di RSUD Soreang untuk
menyertai surat pengantar pemeriksaan radiologi dan dokter pengirim luar
B. Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Rutin (Non Kontras/ tanpa persiapan )
1. kepala
2. sinus paranasal (SPN)
3. thorax AP/PA/Laternal
4. Abdomen (BNO)
5. Abdomen 3 posisi
6. Pekvis
7. Extremitas Atas (Humerus, Annelorarchi, Minus)
8. Etremitas bawah (Femur, Cruaris, Pedis, Genu, Ankle, Calcaneus Hip
Joint
9. Columna Vertebrae (Cervical, Thoracal, lumbal, sacral, Coeygeus)
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan persiapan pasien rawat inap dilakukan
oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Radiologi.
C. Informed Consent
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan Informed concent adalah :
1. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras intravena
2. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras peroral
Bila diperlukan tindakan medis di radiologi maka pasien atau keluarga pasien
menandatangani Formulir Persetujuan Tindakan Medis yang telah disediakan.
RSUD SOREANG 15
D. Pelaksana Pemeriksaan
1. Pemeriksaan radiologi tanpa kontras
a. petugas radiologi membaca formulir pemeriksaan
b. menginput data dan pemeriksaan pada alat CR (Computed radiografi)
c. mempersiapkan peralatan radiologi dengan mengatur faktor kondisi Mas dan KV
sesuai dengan organ tubuh yang akan diperiksa
d. pasien diposisikan sesuai dengan SPO
e. Atur Central Ray, Central Point dan FFDnya
f. lakukan Exposure atau penyinaran
g. Barcode Kaset CR yang telah di exposure pada alat CR
h. Edit radiografi pada alat CR
i. Print hasil radiografi yang sudah di edit
2. Pemeriksaan radiologi dengan kontras
a. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras intravena
1) Petugas radiologi membaca formulir pemeriksaan
2) Mengecek kembali persiapan pemeriksaan yang dilakukan pasien
3) Menginput data dan pemeriksaan pada alat CR (Computed Radiografi)
4) Mempersiapkan peralatan pemeriksaan
5) Melakukan tensi dan test alergi pada pasien (dilakukan oleh perawat)
6) Pasien diposisikan tidur diatas meja pemeriksaan
7) memeriksa tensi pasien dan test alerginya
8) Central ray, Central Point dan FFDnya.
9) Dilakukan penyuntikan bahan kontras terhadap pasien (dilakukan oleh
perawat)
10) Dilakukan exposure atau penyinaran sesuai dengan waktu yang dibutuhkan
11) Kaset CR yang telah di exposure di barkot pada alat CR
12) Pada alat CR kondisi gambar di atur kualitasnya lalu setelah itu film dapat
dicetak
b. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras peroral
1) petugas radiologi membaca formulir pemeriksaan
2) mengecek kembali persiapan pemeriksaan yang dilakukan pasien
3) menginput data dan pemeriksaan pada alat CR (Computed Radiografi)
4) mempersiapkan peralatan pemeriksaan
RSUD SOREANG 16
a. Petugas radiologi menulis identitas pasien di sampul foto pada pasien yang telah
dilakukan pemeriksaan
b. Semua pemeriksan radiologi yang telah dilakukan mendapat expertise dari
dokter spesialis radiologi dan di asisteni oleh petugas radiologi
c. Pasien rawat jalan mengambil sendiri foto dan hasil pemeriksaan radiologi
dengan menggunakan slip pengambilan
d. Ketika pasien mengambil hasil, pasien harus menulis nama dan tanda tangan
pada buku pengambilan foto
RSUD SOREANG 17
BAB V
LOGISTIK
2. Perencanaan
Petugas radiologi mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai setiap tahun dan
mengajukan kebutuhan tersebut ke Bagian farmasi. Rencana kebutuhan berdasar
pemakaian tahun lalu ditambah 10%.
a. Permintaan
Permintaan obat-obatan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal bagian Farmasi.
Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok barang di Radiologi kosong maka permintaan
barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang radiologi untuk pemakaian selama satu bulan.
c. Penggunaan
Penggunaan obat-obatan dan barang habis pakai dengan memperhatikan waktu kadaluarsa.
barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan terlebih dulu. Obat
kontras yang digunakan sesuai dengan . . .
d. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan barang-barang logistik di Instalasi dilakukan setiap bulan pada
saat membuat laporan bulanan.
2. Perencanaan
RSUD SOREANG 18
Petugas radiologi mendata kebutuhan barang-barang contohnya alat tulis dan alat Rumah
tangga setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian umum rencana
kebutuhan berdasar pemakaian tahun sebelumnya ditambah 10 %.
3. Permintaan
Petugas radiologi mengajukan permintaan alat tulis kantor/ barang habis pakai
berdasarkan kebutuhan tiap bulan
4. Penyimpanan dan pemakaian
Penyimpanan dilakukan di gedung radiologi untuk pemakaian barang habis pakai
/pemakain sesuai kebutuhan
RSUD SOREANG 19
BAB IV
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengetian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakuakan tindakan yang seharusnya
dilakukan
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit teradap pasien dan masyarakat
3. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan
melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajardari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko . di
RSUD “45” Kab. Soreang kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring indicator mutu
pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety,
tindakan preventif, pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan konektif
danaudit mutu internal.
RSUD SOREANG 20
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang
memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat truktural seminggu sekali, morning report,
evaluasi prosedur tiap 3 bulan dan audit internal.
3. Pengendalian proses/ produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien juga
merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai
identifikasinya melalui audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh
manajemen, laporan pelanggan . laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti melalui :
rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala bidang melakukan
prbaikan sesuai dengan dengan tindakan korektif.
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam
pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil inspeksi
harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
RSUD SOREANG 21
terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan demikian jelas bahwa keselamatan
kerja adalah merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat/ kematian, kerugian
harta benda dan kerusakan peralatan mesin dan lingkungan secara luas.
RSUD SOREANG 22
(tinggi); WC dilegkapi keset kering untuk mencegah jatuh terpeleset; ruangan ber
AC
7. Pengoperasian dan pengendalian
Dilaksanakan sesuai dengan standar menggunakan alat pelindung diri dan dibatasi
dengan dinding yang dilapisi timbal..
8. Pencegahan kesalahan manusia
Untuk mencegah terjadinya kesalahan orang, petugas selalu melakukan anamnesa
ulang dan selalu berkomunikasi kepada pasien dengan menyebut nama pasien
setiap melakukan tindakan
9. Pemeliharaan dan monitoring
Pemeliharaan dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah pemakaian
10. Pengawasan
Kinerja petugas selalu di evaluasi berdasarkan hasil kerja sehingga mutu pelayanan
tetap terjaga dan keselamatan pasien dan pegawai terjamin
RSUD SOREANG 23
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian
pngguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standarnya .
RSUD SOREANG 24
B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit radiologi
Mutu terkait dengan input-proses-output. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan
dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu indikator mutu input, proses
dan output. Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai berikut :
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, diantaranya tenaga, fasilitas, peralatan. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Indikator input Instalasi
radiologi diperlukan agar manajemen dapat mengevaluasi sejauh mana
kemampuan manajemen memenuhi sumber daya di unit radiologi. Indikator input
adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan ketersediaan SDM.
Penjelasan masing-masing indikator sebagai berikut .
a. kelengkapan Peralatan
1) Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing-masing unit pelayanan.
2) Cara Mengukur
∑ Bobot Peralatan yang ada
4) Cara mengukur
RSUD SOREANG 25
∑ Tenaga per unit pelayanan x Bobot
X 100%
∑ tenaga sesuai standar x Bobot
3) Sumber Data : Daftar Pegawai
4) Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
5) Petugas Pengukur : PJ Personalia Instalasi Radiologi
6) Pemilik Indikator : sub Bagian Kepegawaian
7) Standart :80%
d. Ketersediaan Ruangan
1) Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal luas ruangan pelayanan medis sesuai Rumah Sakit
Type B
2) Cara Mengukur
∑ luas ruangan per unit pelayanan
X 100%
∑ luas ruangan sesuai standar
3) Sumber Data : daftar Inventaris Gedung
4) Waktu pengukuran : akhir tahun Anggaran
5) Petugas pengukur : PJ sarana prasarana Unit radiologi
6) Pemilik Indikator : Sub Bag Rumah tangga
7) Standar 80 %
D. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
1. Dilaksanakannya audit mutu internal setahun2x, sesuai dengan prosedur mutu audit
mutu internal
2. Dilaksanakannya audit mutu eksternal maksimaksimal sesuai dengan ketepatan ISO
3. Dilaksanakannya survey akreditasi tiap 3 tahun sekali sesuai dengan jadwal survi
akreditasi
4. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Instalasi Radiologi tiap bulanan
E. Indikator output
output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai mutu pelayanan.
Sasaran mutu Instalasi Radiologi tertuang dalam Manual Mutu. Tabel berikut adalah
indikator mutu pelayanan radiologi yang merupakan salah satu jenis pelayanan dari
indikator mutu pelayanan rumah sakit
RSUD SOREANG 26
Indikator Mutu Pelayanan Radiologi
No Jenis Indikator Standar Pelayanan
pelayanan Minimal (SPM)
RSUD SOREANG 27
b. Profil Indikator Kinerja
1. Jenis Kinerja Kinerja pelayanan
2. Indikator kinerja Pelaksana ekspertisi
3. Tujuan Setiap hasil foto rontgen dibaca /
diekspertisi dilakukan oleh dokter
radiologi
4. Formula Jumlah pemeriksaan yang diperiksa dokter
radiologi
RSUD SOREANG 28
13. Indikator kinerja Ketidakpuasan pelanggan
14. Tujuan Untuk mengetahui tanggapan terhadap
pelaku pelayanan instalasi radiologi
15. Formula Jumlah yang mengatakan tidak puas X 100%
Jumlah seluruh responden
16. Standar Kerja 80%
Minimal
17. Periode Tiap bulan
pengukuran
18. Sumber data Quesioner
19. Pengumpul data Instalasi Radiologi
20. Pembuat Dr. Spesialis radiologi
laporan
21. Pemilik Instalasi Radiologi
Indikator
22. Catatan Analisis tiap 6 bulan
BAB X
PENUTUP
RSUD SOREANG 29
untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu input dapat
tercapai
Beberapa dokumen ISO 9001 : 200 yang relevan dan esensinya sesuai dengan
akreditasi kita coba kombinasikan agar tercapai sinergi ISO dan akreditasi. Sinergi ini
tentunya akan menghasilkan mutu yang lebih optimal. Semoga pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat dijaga. Tidak
lupa sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala dievaluasi dan direvisi.
RSUD SOREANG 30