PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan perkembangannya Radiologi dimulai dengan penemuan
sinar-X oleh Wiliam Congrat Rontgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh
Fierre dan Marfix Curie 3 tahun kemudian, penemuan sinar X ini telah
menimbulkan demam penggunaan radiasi pada masyarakat sejalan dengan
perkembangan zaman, radiasi disamping terdapat efek yang negatif bagi
tubuh manusia ternyata dengan kemajuan teknologi radiasi dapat
dimanfaatkan bagi kebutuhan manusia terutama di dunia kedokteran. Ini
dibuktikan dengan diciptakannya alat-alat radiologi yang memanfaatkan
radiasi yang digunakan di dunia kedokteran mulai dari alat rontgen, pesawat
radioterapi, kedokteran nuklir sampai dengan alat CT SCAN dan MRI
Keberadaan alat-alat tersebut telah membantu dalam mendiagnosa penyakit
dan juga terapinya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan sampai saat ini telah
menunjukkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang cukup
signifikan. Keberhasilan tersebut antara lain disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dalam segala bidang termasuk
bidang kesehatan. hal ini memungkinkan berbagai penyakit dan dapat di
deteksi dini dengan radiologi diagnostik sehingga menurunkan angka
kematian akibat keterlambatan diagnosis. Pelayanan radiologi disinilah
merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan penting dalam
penegakkan diagnosa penyakit.
Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-
Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat
dan amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pada era pasar bebas dewasa ini, radiologi dituntut bukan hanya
memperhatikan perkembangan kemajuan teknologi dibidangnya namun
harus lebih diutamakan penyelarasan antara perkembangan teknologi
radiologi dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan penampilan
dari suatu yang diamati, atau derajat kepatuhan terhadap standar yang
ditentukan terlebih dahulu. Secara umum dapat dikatakan bahwa mutu
1
adalah totalitas dari suatu wujud atau ciri jasa atau barang yang didalamnya
terkandung pengertia pemenuhan kebutuhan konsumen dan sekligus rasa
aman.
Mutu pelayanan radiologi sangat tergantung kepada mutu atau
kualitas sumber daya manusia, kualitas produk radiografi, kualitas diagnosa,
kualitas fasilitas radiologi meliputi sarana, prasarana dan peralatan radiologi,
serta kualitas tindakan proteki radiasi. Pelayanan radiologi yang memenuhi
standar jaminan kualitas akan memberikan informasi diagnostik yang tepat
dengan paparan radiasi yang serendah mungkin terhadap pasien dan
petugas radiologi.
Radiologi merupakan salah satu bagian penunjang medis yang
memiliki peran dalam memberikan pelayanan kesehatan, oleh sebab itu agar
penyelenggaraan radiologi dapat dilaksanakan dengan baik dan memiliki
mutu atau kualitas yang dapat bersaing maka harus dilengkapi dengan
pedoman organisasi maupun pedoman pelayanan radiologi tentang tata cara
penyelenggaraan radiologi yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh
seluruh tenaga kesehatan baik medis, paramedik maupun nonmedis yang
bertugas di RSUD 45 KAB. KUNINGAN
2
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat lanjutan
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di
lingkup RSUD 45 Kuningan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
BAB II
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, TUJUAN
3
INSTALASI RADIOLOGI
4
Diagnosa yang informatif dan akurat dapat dihasilkan, jika didukung oleh
alat-alat radiologi yang canggih dan petugas yang profesional.
BAB III
GAMBARAN UMUM
5
A. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah “45” KAB. KUNINGAN
Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kab Kuningan dimulai sejak
zaman penjajahan Belanda yaitu kurang lebih tahun 1925 dengan diawali
penempatan seorang dokter yang bernama dr. Djoedjoenan di Kuningan. Pada
tahun 1932 di Kuningan didirikan Garnisun Tentara Belanda dimana
terdapat seorang dokter militer Belanda yang bertugas mengurusi kesehatan
rakyat Kuningan pada saat itu.
Pada akhir tahun 1932 Garnisun Tentara Belanda dibubarkan dan dokter
militernyapun dipindahkan, sejak saat itu bekas markas Garnisun Tentara
Belanda yang merupakan tempat pelayanan kesehatan masyarakat dan
dijalankan oleh seorang tenaga perawat yang dibantu oleh seorang tenaga
administrasi.
Dalam upaya meningkatkan kesehatan di daerah jajahannya, pemerintah
Belanda mengutus dokter yang bernama dr. Gadroen, untuk mengunjungi
Pusat Pelayanan Kesehatan di Kuningan yang pada saat itu belum memiliki
nama. Pada tahun 1934, Regenchep yaitu Institusi Kesehatan Pemerintah
Belanda mengangkat seorang dokter yaitu dr. M. Djoenaedi dan pada tahun
1935 beliau diangkat oleh Inspeksi Kesehatan sebagai dokter pemerintah dan
diperbantukan kepada Regenchep Kuningan, sejak itu pusat pelayanan
kesehatan di Kuningan diadakan lagi dengan menambah beberapa pegawai
sedangkat dr. Gadroen sejak saat itu ditarik lagi ke Sumedang.
Tahun 1941 ada penambahan seorang dokter lagi ke institusi kesehatan di
Kuningan yang bernama dr. Sanusi, tahun 1945, Institusi Kesehatan di
Kuningan mengalami perluasan bangunan, sehingga dapat dipergunakan dan
dapat membantu perjuangan revolusi pada waktu itu.
Pada saat agresi I yaitu tahun 1947 tentara Belanda menyerang Kuningan
dan atas perintah militer maka pusat pelayanan kesehatan tersebut
ditinggalkan dan semua diungsikan. Selama kurang lebih tiga bulan, pusat
pelayanan kesehatan itu dipakai oleh asrama tentara Belanda dan juga
dipakai sebagai tempat perawatan tentara.
Setelah agresi I berakhir, pusat pelayanan kesehatan itu ditinggalkan oleh
Belanda dan dipakai kembali oleh pemerintahan Republik Indonesia
khususnya di wilayah Kuningan. Setelah berakhirnya masa revolusi
kemerdekaan, seiring dengan perjalanan waktu pelayanan kesehatan yang
sekarang bernama RSUD 45 Kuningan tersebut terus berkembang.
Setelah Kuningan menjadi kabupaten pada tahun 1964, setiap kabupaten
harus mempunyai Instansi Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, maka institusi pelayanan kesehatan tersebut dijadikan
rumah sakit dimana kondisinya sangat sederhana. Sedangkan pemberian
6
nama Rumah Sakit Umum 45 Kuningan disesuaikan dengan semangat juang
dari para pejuang kemerdekaan angkatan 45.
Luas Wilayah Kabupaten Kuningan : 117.857.55 ha. Batas Wilayah :
Sebelah Utara Kab. Cirebon, Sebelah Barat Kab.Majalengka
Sebelah Selatan Kab. Majalengka dan Ciamis, Sebelah Timur Kab.
Cirebon dan Prov. Jateng
Kecamatan : 32 Kelurahan : 15 Desa : 361
Kepadatan penduduk : 924 Jiwa / km2
Jumlah Penduduk : 1. 111.760 orang
7
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RSUD 45
KABUPATEN KUNINGAN
A. VISI DAN MISI RSUD KUNINGAN
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan
yang ingin di capai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam
kurun waktu lima tahun yang akan datang, sedangkan Misi SKPD adalah
rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan misi SKPD. Visi RSUD 45 Kuningan:
“RUMAH SAKIT YANG BERMUTU DAN PILIHAN UTAMA MASYARAKAT”
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan bersama, diperlukan adanya Misi.
8
Misi RSUD 45 Kuningan adalah:
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar yang dikemas
dengan sikap santun.
2. Meningkatkan kuantitas dan kwalitas pengelolaan kegiatan pendidikan
dan pelatihan untuk pengembangan kopetensi SDM.
3. Mengembangkan luas tanah, fasilitas pelayanan dan bangunan rumah
sakit yang aman dan nyaman.
4. Meningkatkan ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang
sesuai dengan standar.
5. Meningkatkan keselamatan pasien (Patien Safety).
6. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga.
9
kelas III.
Meningkatnya ketersediaan gedung perawatan non
kelas.
Indikator kinerja Meningkatnya cakupan pelayanaan kesehatan.
Meningkatnya jumlah tempat tidur pasien kelas III
Meningkatnya jumlah tempat tidur pasien non
kelas
Misi 4 Meningkatkan ketersediaan peralatan kesehatan dan
kedokteran yang sesuai dengan standar
Tujuan Pemenuhan kebutuhan peralatan kesehatan dan
kedokteran yang sesuai standar.
Sasaran Terpenuhinya kebutuhan peralatan kesehatan dan
kedokteran yang sesuai standar.
C. STRATEGI
Strategi yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi adalah:
1. Mengembangkan sumber daya manusia di rumah sakit dengan cara
pengembangan kopetensi SDM yang berkesinambungan sebagai pintu
gerbang utama dalam pelayanan.Pengembangan SDM bertumpu pada
peningkatan skill pegawai dalam hal teknis dan mutu pelayanan,
peningkatan knowledge dalam hal pengetahuan medik, keperawatan,dan
penunjang lainnya agar mutu pelayanan senantiasa bisa ditingkatkan
secara bermakna dan pengembangan attitude pegawai yang berkaitan
dengan cara memberikan pelayanan yang mampu menyenangkan
pelanggan, berperilaku santun dan menarik serta tercipta budaya kerja
10
yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dengan harapan
brand image rumah sakit meningkat secara signifikan.
2. Mengembangkan luas tanah, fasilitas pelayanan dan non pelayanan di
rumah sakit yang didukung oleh pemerintah daerah. Melengkapi peralatan
medik sesuai dengan kebutuhan standar, untuk meningkatkan kinerja
dokter spesialis yang akan berdampak terhadap kinerja keuangan rumah
sakit secara menyeluruh.
3. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan/bahan farmasi.
4. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan dan pendukung pelayanan.
5. Pelaksanaan survey kepuasan pada pelanggan dan masyarakat.
6. Peningkatan kopetensi SDM dengan pendidikan dan pelatihan secara
berkesinambungan.
7. Peningkatan keselamatan pasien.
8. Peningkatan kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga.
D. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipenuhi dalam melakukan tindakan
untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dan mencapai
tujuan dan sasaran. Beberapa kebijakan yang diambil RSUD 45 kuningan
adalah:
1. Standarisasi/Akreditasi Pelayanan
2. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, aman dan
nyaman
5. Penyediaan obat sesuai dengan Formularium Nasional
6. Melaksanakan pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana sesuai
dibutuhkan dan standarisasi Akreditasi Rumah Sakit
7. Pemberian kesempatan kepada pegawai/SDM untuk meningkatkan
kompetisi
8. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam bidang Pendidikan
E. FALSAFAH
“Melayani Sepenuh Hati, Bertindak Profesional”
F. MOTTO
“Kepuasan Pelanggan adalah Tujuan Kami”
G. Nilai-nilai
Nilai-nilai yang dikembangkan terangkai dalam kata “EMPAT LIMA” , yang
mengandung makna:
E “Empat”
M “Manusiawi
P “Profesional”
A “Aman dan nyaman”
T “Terjangkau”
11
L “Lingkungan yang Asri”
I “Ikhlas dalam melayani”
M “Melayani dengan santun”
A “Amanah”
12
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Direktur
Satuan Pemeriksa
Komite Medik Komite Keperawatan Internal (SPI)
Sub Bag Sub Bag Sub Bag Sub Bid Sub Bid Asuhan &
Perlengkapan Perencanaan Pembendaharaan Pelayanan Penunjang Pwt
Sub Bag Sub Bag Sub Bag Sub Bid Sub. Bid Mutu &
Kepegawaian & Evaluasi & Akuntansi & Penunjang Etika Kep
SDK Pelaporan Verifikasi
DIREKTUR
BAB VII
URAIAN JABATAN
Hasil Kerja :
1. SPO, petunjuk teknis kegiatan pelayanan Radiologi,
pedoman pengorganisasian
2. Petunjuk kerja bawahan
3. Supervisi pelaksanaan tugas bawahan
4. Jadwal dinas dokter radiologi.
5. Rencana kerja dan anggaran kebutuhan Radiologi
6. Program kerja tahunan dan anggaran kebutuhan unit
kerja
7. Supervisi internal dan eksternal.
Uraian Tugas :
1.Melaksanakan Fungsi Perencanaan (PI), meliputi :
a. Menyusun sistem kerja dan SPO
b. Mengevaluasi prosedur kerja
c. Membuat program pengembangan profesionalitas SDM
Radiologi
d. Membuat dan mengatur jadwal dokter-dokter Radiologi
e. Menyusun program kerja tahunan
f. Menyusun program orientasi bagi tenaga baru
g. Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau
sewaktu-waktu bila diperlukan
Tanggung jawab
1. Mewujudkan terlaksananya SPO dan petunjuk teknis
pelayanan Radiologi
2. Ketepatan dan kesesuaian rencana pemenuhan
kebutuhan SDM dengan realisasi
3. Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan
kepada manajemen
4. Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di radiologi
5. Bertanggungjawab terhadap seluruh pemeriksaan
radiologi
6. Menjamin tidak ada masalah dalam penjadwalan dinas
para dokter Radiologi
7. Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas semua
tenaga dan menjaga kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan unit radiologi
8. Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan dan
pengatuan tenaga di unit radiologi
9. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga dan
unit kerja.
Wewenang :
Syarat jabatan :
NO JENIS PELATIHAN PENGALAMAN
PENDIDIKAN
1 Minimal Dokter Pengalaman di
Spesialisasi Radiologi minimal 5
Radiologi tahun
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan Fungsi Perencanaan (PI), meliputi :
a. Menyusun program kerja
b. Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau
sewaktu-waktu bila diperlukan
Tanggung Jawab :
1. Menjamin pelaksanaan pelayanan radiologi dapat berjalan
sesuai dengan SOP dan sistem kerja yang ada
2. Menjamin tidak adanya masalah dalam pemberian
pelayanan Radiologi
3. Adanya kebenaran dan ketepatan dalam penilaian laporan
rutin kinerja Radiologi
4. Menjamin tetap terjaganya profesionalitas dalam bekerja
5. Ketepatan dalam melakukan pelayanan Radiologi dengan
memperhatikan kaidah penggunaan radiasi
6. Menjamin adanya efisiensi dalam penggunan film dan
bahan habi pakai
7. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja karyawan
dan unit kerja
8. Kebenaran dan ketepatan dan pemeliharaan penilaian di
unit kerja.
Wewenang :
1. Mengatur kegiatan pelayanan Radiologi
2. Menilai, memotivasi dan menegur Staf Radiologi untuk
menjaga keprofesionalitasan.
3. Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk
pengembangan kinerja
Syarat Jabatan :
NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
1 Minimal DIII Teknik Memiliki Surat Izin Pengalaman di
Radiodiagnostik dan Bekerja (SIB) Radiologi
Radioterapi minimal 2
tahun
Uraian Tugas :
1. Membuat laporan harian radiologi
2. Mengawasi dan mencatat surat masuk dan keluar
3. Mengawasi dan mencatat permintaan barang-barang
logistik
4. Mengontrol alat-alat atau fasilitas yang berhubungan
dengan aktifitas tulis menulis
5. Mengawasi penggunaan film badge
6. Membuat laporan catatan dosis radiasi karyawan radiologi
7. Membuat jadwal dinas dan oncall
8. Bertanggungjawab untuk pergantian lap tangan, keset dan
baju pasien.
Tanggung jawab :
1. Kelancaran proses administrasi pasien
2. Kebenaran laporan kegiatan pelayanan radiologi
3. Kelancaran dan ketepatan dalam pengadaan barang-
barang logistik
4. Kelancaran dalam pelayanan radiologi
5. Ketepatan dalam kalibrasi dan service alat-alat radiologi.
Wewenang :
1. Mengawasi proses pembayaran administrasi pasien
2. Mengatur petugas dalam pembuatan laporan kegiatan
pelayanan radiologi
Uraian Tugas :
1. Menjaga kebersihan alat-alat radiologi
2. Mengatur jadwal pemeriksaan khusus radiologi
3. Mengontrol keadaan alat-alat pendukung pemeriksaan
khusus radiologi
4. Mengontrol fungsi dan kerja alat-alat radiologi
5. Mengontrol logistik farmasi radiologi
6. Mengawasi dan mengatur jadwal pergantian cairan
pencuci film
7. Menjaga kerapian dan kebersihan ruangan radiologi
Tanggung jawab :
1. Terlaksananya aktifitas kebersihan alat-alat radiologi
2. Terlaksananya kalibrasi dan service alat-alat radiologi
3. Ketepatan dan kelancaran pelaksanaan pemeriksaan
khusus radiologi sesuai dengan perjanjian
4. Tersedianya stock barang-barang logistik farmasi
5. Terjaga kerapian ruangan
6. Tetap terjaga kualitas alat-alat radiologi.
Wewenang :
1. Mengatur rencana pemeriksaan khusus
2. Membagi tugas kebersihan alat-alat
3. Memberi dan meminta saran kepada atasan berkenaan
dengan alat-alat radiologi
4. Meminta stock barang logistik radiologi
Hasil kerja :
1. Jadwal pemeriksaan CT Scan
2. Jadwal kalibrasi alat CT Scan
3. Pengaturan penggunaan alat CT Scan
4. Jadwal kebersihan alat CT Scan
5. Laporan kunjungan pasien CT Scan
Uraian Tugas :
1. Menjaga kebersihan alat CT scan
2. Mengatur jadwal pemeriksaan CT Scan
3. Mengontrol keadaan alat-alat pendukung pemeriksaan CT
Scan
4. Mengontrol fungsi dari kerja alat CT Scan
5. Mengontrol logistik farmasi CT Scan
Tanggung Jawab :
1. Terlaksananya aktifitas kebersihan alat CT Scan
2. Terlaksananya kalibrasi dan service alat CT Scan
3. Ketepatan dan kelancaran pelaksanaan pemeriksaan CT
Scan sesuai dengan perjanjian
4. Tersedianya stock barang-barang logistik farmasi
5. Terjaga kerapian ruangan
6. Tetap terjaga kualitas alat CT Scan.
Wewenang :
1. Mengatur encana pemeriksaan khusus
2. Membagi tugas kebersihan alat-alat
3. Memberi dan meminta saran kepada atasan berkenaan
dengan alat-alat CT Scan
4. Meminta stock barang logistik CT Scan
Syarat Jabatan :
No JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
1 D III Teknik Surat Izin Pengalaman minimal
Radiodiagmostik dan Bekerja (SIB) satu tahun
radioterapi
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
INSTALASI
PASIEN DOKTER
RADIOLOGI
EKSTERN
REKANAN
Hubungan Intern :
1. Hubungan antara Instalasi radiologi dengan IRNA dan IRJ
adalah Radiologi sebagai penunjang pelayanan medis yang
memberikan hasil diagnosa yang digunakan untuk
dilakukannya tindakan medis yang lainnya
2. Hubungan dengan keuangan dan manajemen adalah
radiologi sebagai salah satu bagian dari Rumah sakit yang
dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
4. Tes wawancara
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan
terhadap penyelenggaraan radiologi, pandangan
terhadap penyelenggaraan radiologi yang berorientasi
terhadap kepuasan pelanggan.
C. Pengembangan SDM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Radiologi
khususnya dan RSUD 45 Kab. Kuningan umumnya
diperlukan pembinaan/ pengembangan kompetensi tenaga
radiologi. Pembinaan / pengembangan dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
Catatan :
- Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan diukur dengan
time motion study atau rencana kerja operasional bila
tidak dapat diukur dengan time motion study
- Time motion study dibuatnya sesuai dengan jenis
pekerjannnya serta harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan direksi
b) Menyelesaikan pekerjaan tanpa kesalahan yang
berarti
2. Inisiatif
a) Usaha memuaskan pemakai atau pelanggan
Penilaian Inisiatf Nilai
Memuaskan Selalu 90-100
Baik Hampir selalu 80-90
Cukup baik Kadang-kadang 70-80
Cukup Sesekali 60-70
Kurang Tidak pernah < 60
b. Komunikasi
Menjadi pendengar yang baik, dapat menyampaikan buah
pikirannya (setelah mempertimbangkan pemikiran orang lain)
dengan jelas , lugas dan tepat waktu
Penilaian berkomunikasi Nilai
Memuaskan Selalu 90-100
Baik Hampir selalu 80-90
Cukup baik Kadang-kadang 70-80
Cukup Sesekali 60-70
Kurang Tidak pernah < 60
c. Kepercayaan
Tingkat kepercayaan terhadap mereka yang
bekerjasama dengannya
Penilaian Kepercayaan Nilai
Memuaskan Selalu 90-100
Baik Hampir selalu 80-90
Cukup baik Kadang-kadang 70-80
Cukup Sesekali 60-70
Kurang Tidak pernah < 60
d. Kebanggaan
Menghasilkan pekerjaan yang pantas
dibanggakan oleh mereka yang bekerjasama
dengannya.
e. Keadilan
Mudah mengukur kesalahan (bila ada) dan
mengakui hasil kerja mereka yang bekerjasama
dengannya.
Penilaian Keadilan Nilai
Memuaskan Selalu 90-100
Baik Hampir selalu 80-90
Cukup baik Kadang-kadang 70-80
Cukup Sesekali 60-70
Kurang Tidak pernah < 60
f. Keterbukaan
Tulus dalam menerima kritik dan saran dan
memberikan pemikirannya konstruktif yang
berpengaruh pada kepentingan perusahaan
Penilaian Keterbukaan Nilai
Memuaskan Selalu 90-100
Baik Hampir selalu 80-90
Cukup baik Kadang-kadang 70-80
Cukup Sesekali 60-70
Kurang Tidak pernah < 60
TABEL 11.2
Tabel orientasi staf administrasi dan registrasi instalasi radiologi
B. Rapat Insidentif
Rapat insidentif diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam : sesuai undangan
Tempat : radiologi
Peserta : ka Instalasi radiologi staf karyawan
Materi : sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
BAB X
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Laporan harian instalasi radiologi meliputi :
1. laporan jumlah kunjungan pasien rawat inap
2. laporan jumlah kunjungan pasien rawat jalan
3. laporan jumlah pemeriksaan
B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan kinerja mutu
pelayanan instalasi Radiologi
C. Laporan Tahunan
Instalasi radiologi membuat laporan tahunan sendiri dari
terdiri dari laporan kinerja mutu Pelayanan Instalasi Radiologi