BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan
bukanlah semata-mata merupakan tanggung jawab departemen kesehatan,
melainkan juga tanggung jawab dan seluruh sektor, termasuk masyarakat
dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya
pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang kondusif bagi
terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan
pembangunan berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan
seluruh potensi masyarakat termasuk swasta sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam
pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang - undang No 23 tahun
1992, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Salah satu tujuan dan pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan
yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan Iainnya.
Rumah Sakit menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk
pelayanan medis sebagai bentuk pendukung dan pelayanan bermutu kapada
masyarakat, salah satu diantaranya adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan
Radiologi merupakan pelayanan penunjang medis yang bertujuan
memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan
radiasi pengion dalarn hal ini Sinar - X , yang telah diketahui selain
manfaatnya juga efek atau dampak negative dan sinar- X perlu mendapat
perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan sinar - X nya dapat memperhatikan
kaidah -kaidah dan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan
Instalasi Radiologi ini yang disusun dan berbagai buku acuan dan standar
yang berlaku, yang disesuaikan dengan kondisi RSU Surabaya Medical
Service Surabaya sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dan sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana
Halaman | 1
pendukung SDM, logistik dan fasilitas setra peralatan. sanitasi dan K3, dan
tak kalah penting pembiayaan dan pengawasan dan pengendalian mutu.”
Buku Standar Pelayanan Instalasi Radiolog” ini juga merupakan acuan bagi
pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di RSU Surabaya Medical Service Surabaya
mempunyai ruang lingkup Radiodiagnostik sederhana dan Ultrasonografi
(USG)
C. Batasan Operasional
a. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik
imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh
generator dan bahan radio aktif seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar
X), sinar gama, pancaran partikel pengion (elektron. neutron, positron dan
proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain
gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetis.
gelombang mikro (microwave) dan radio frekwensi.
b. Radiodiagnostik Imaging adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam
bidang diagnosik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energi
radiasi pengion maupun bukan pengion (nonpengion) yang dihasilkan oleh
generator dan bahan radio aktif yang menghasilkan citra (imej) dan
morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis
yang menggunakan sinar rontgen (sinar x), sinar inframerah, radio nuklir,
gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan emisi positron
c. Radioterapi adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam bidang terapi yang
menggunakan alat - alat yang menghasilkan radiasi pengion dan bukan
pengion (nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif
yang mengeluarkan sinar rontgen(sinai x), sinar gamma, pancaran partikel
pengion dan gelombang yang menghasilkan panas yang dihasilkan antara
lain oleh gelombang mikro,gelombang radio frekwensi dan gelombang
ultrasonik.
d. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk
diagnostik dan terapi dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana
yang meliputi pemeriksaan Thorax dan Abdomen polos
Halaman | 2
e. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan
tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
f. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling
sederhana (radiografi dan fluroskopi)
g. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup
dokter spesialis radiologi (Radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
h. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup Teknisi
Pesawat rontgen pesawat radiologi, dokier umum ditatar dibidang
radiologi, paramedis, ditatar dibidang radiologi, petugas administrasi
radiologi, petugas kamar gelap.
i. Standar Prosedur Operasional (SOP) adalah kumpulan
instruksi/langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
j. Tim Monitoring Pelayanan Radiologi adalah tim yang berada di Dinas
Kesehatan yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi
yang berada diwilayahnya.
k. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang
menggunakan sinar X, yaitu gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek (0,05A- 0,125A)
sehingga mempunyai daya tembus tinggi.
l. Fluoroscopy adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan sinar -X
dimana petugas radiologi dapat secara langsung melihat obyek dengan
menggunakan layar (screen) atau monitor TV.
m. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia
dengan menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10juta Hz.
n. CT Scan (Computerizes Tomografi Scaner ) adalah suatu alat
pencitraan dengan menggunakan sinar- X yang bergerak secara memutar
dan hasil gambarnya diproses dengan komputer.
o. Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk
pelaksanaan tindakan medis.
p. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar- X
q. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi
untuk menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
r. Developer dan Fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses
film sehingga terbentuk bayangan tampak.
Halaman | 3
s. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dan bahan tidak tembus sinar
X yang berfungsi untuk indentifikasi pasien.
t. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga
terlindung dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
u. Pemeriksaan khusus dengan Media kontras adalah pemeriksaan yang
menggunakan media kontras, meliputi : BNO- IVP, colon in loop.
myelografi, cystografi, urethrografi, HSG, barium follow through,
fistulografi, CT Scan Abdomen Kontras, Kepala Kontras. Thorax Kontras,
SPN Kontras dli ).
v. AP (Antero Posterior) yaitu arah sinar dan sisi pasien menuju ke sisi
belakang pasien sejajar bidang sagital.
w. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasin atau sejajar dengan
bidang coronal pasien.
x. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 450 dan bidang sagital atau
coronal pasien.
y. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara
umum di unit radiologi
z. lnstruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Unit
Radiologi
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang NO 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Pernerintah No . II tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi.
4. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1975, tentang Izin peniakaian zat
radioakif dan atau sumber radiasi lainnya.
5. Peraturan MENKES No.366.MENKES/PERJV/I 997, tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
6. Buku Pedoman Peayanan Radiologi Rumah Sakit dan Sarana
Pelayanan Kesehatan Lainnya.
7. Surat Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No. 943/Yanrned/RS-
8. UmdikJVII/l 985, tentang Rekomendasi Penggunaan Zat Radio aktif
dan Sumber Radiasi lainnya dibidang kesehatan, serta Surat Edaran
Dirjen Yan Medik
9. Depkes RI No. 627IYanmed/RS-UmdikfVI/1991 tentang
Penyempumaan Surat
Halaman | 4
10. Edaran Dirjen Yan Medik Depkes RI No. 943IYanmed/Rs-
UmdikIVll!1985
11. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan
Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Dirjen BATAN
12. No.525/Menkes/VI1I/I 989-!VI11/1 989 - No 01.0 1/94/DJ/89
tentang Pendelegasian Wewenang Pemeriksaan Terhadap Pemakaian
Zat Radioaktif dan atau Sumber Radiasi Lainnya Di Bidang
Kesehatan Dan BATAN kepada Departemen Kesehatan R.I
Halaman | 5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Radiologi RSU SurabayaMedical
Service Surabaya berdasarkan non shift / shift .Tenaga kerja di Instalasi
saat ini berjumlah 5 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
a) Ka. Instalasi Radiologi 1 orang
b) Ka.operasional 1 orang
c) Staff Radiologi (Radiografer) 2 orang
d) Dokter Radiolog 1 orang
Kedua tenaga di Instalasi Radiologi ini bekerja setiap hari Senin – Sabtu
dimulai dari pukul 08.00 wib
C. Pengaturan Jaga
Kerja di Perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan jam
kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah Sakit
RSU Surabaya Medical Service Surabaya merupakan rumah sakit yang
beroperasional 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan
disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar perusahaan.
Adapun di Instalasi Radiologi RSU Surabaya Medical Service Surabaya,
pelayanan tidak 24 jam tetapi untuk mendukung pelayanan 24 jam
Halaman | 6
diberlakukan dengan jadwal ON CALL terlampir. Untuk perhitungan
system On Call mengikuti perhitungan system dari HRD.
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada
jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari
kerja. Untuk karyawan yang waktu kerja melebihi jam kerja standar maka
kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
a) Batas toleransi keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30
menit
b) Apabila keterlambatan karyawan terjadi melebihi dari batas toleransi
yang diberikan maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi
kedisiplinan dari atasan langsung.
c) Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun,
karyawan akan diberikan surat peringatan
Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja
dengan persyaratan mengisi form izin meninggalkan dinas (IMD) yang
ditanda tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan
urgensinya
Aturan tenaga kerja di RSU Surabaya Medical Service Surabaya
berdasarkan sistem shift dan non shift dapat dilihat dibawah ini :
a. Karyawan Shift
Senin – Minggu
• Shift 1 : 08.00 – 15.00 wib
• Shift 2 : 15.00 – 21.00 wib
• Shift 3 : 21.00 – 08.00 wib (On Call)
b. Karyawan Non Shift
• Senin – Jumat : 08.00 – 16.30 wib
Halaman | 7
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI
HALAMAN
450 CM
L
A
B
O H
R A
A L
T A
CM
CM
300
300
O M
R A
I N
U
M
KORIDOR
Halaman | 8
Ruang ini digunakan untuk pemeriksaan radiologi kontras dan non
kontras
2. Ruang Operator
Ruang operator dengan ukuran 2 m x 2 m. Tembok terbuat dari bata
dengan ketebalan 20cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang
ini digunakan untuk pengoperasian alat radiologi.
3. Ruang Kamar Gelap
Kamar Gelap berukuran 1.5 m x 1,8 m
4. Ruang Tunggu pasien
Berukuran 1,5m x 1,5 m
B. Standar Fasilitas
Peralatan di Instalasi Radiologi RS,RSIA Buah Delima Sidoarjo, meliputi:
No Nama Peralatan Jumlah Keterangan
1 Pesawat x-ray 640 kv 1 buah Merk Toshiba
2 Manual Prossesiing
3 Open pengering 1 buah Kondisi rusak
4 Kamar Gelap 1 buah
5 Safe light 1 buah
6 Tangki Developer 20 liter 2 buah Dev + fixer
7 Exhaust fan 1 buah
8 Bak air bersih 1 buah
9 Hanger 24cmx24 cm 3 buah Rusak
10 Hanger 30cmx40cm 2 buah
11 Hanger 35cmx35cm 4 buah
12 Labeling 1 buah
13 Meja Stationer tanpa bucky 1 buah
14 Control table 1 buah
15 Termometer dinding dikamar gelap Tdk ada
16 Meja tulis 2 buah
17 Komputer 1 buah
18 Printer 1 buah
19 Apron 1 buah Kurang 1
20 TLD 4 buah
21 Dispenser 1 buah
22 Bangku tunggu pasien di luar ruangan 3 buah
23 Lampu Baca (Lekas) 1 buah
Halaman | 9
24 Tiang infuse 1 buah
25 Standar Kaset 1 buah
26 Grid Lysolm uk.24 1 buah
27 Grid Lysolm uk.30 1 buah
28 Grid Lysolm uk.35 1 buah
29 Wastafel 1 buah
30 Rak arsip 3 buah Arsip,obat,atk
31 Tangga tempat tidur 1 buah
32 Meja Administrasi 2 buah
33 Kursi besi buat dokter 1 buah
34 Kaset 30 1 buah
35 Kaset 35 1 buah
36 Kaset 24 1 buah
37 Autometik Prossesing 1 buah
Halaman | 10
Penguk
uran
Lokasi disekitar ruang radiologi Tebal dinding Jenis material + Pb paparan
(mR/ja
m)
Kanan : Laboratorium 25 cm Bata Merah 2mm
Kiri : Halaman 25 cm Bata merah 2mm
Atas : Bangsal anak 20 cm Beton -
Bawah : Lantai 15 cm Keramik -
Belakang : Halaman 25 cm Bata merah 2mm
Depan : Koridor 25 cm Bata merah 2mm
Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik
radiasi Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca
Halaman | 11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Halaman | 12
b) Pemeriksaan Khusus (Dengan Kontras / Dengan Persiapan)
1. USG Abdomen
2. BNO – IVP
3. APPENDICOGRAM
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan, persiapan pasien rawat inap
dilakukan oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh
petugas Radiologi.
B. Informed Consent
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan informed concent adalah :
1. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras intravena
2. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras peroral.
Bila diperlukan tindakan medis di Radiologi maka pasien atau keluarga
pasien menandatangani Formulir Persetujuan Tindakan Medis yang telah
disediakan
Halaman | 13
BAB V
LOGISTIK
2. Perencanan
Petugas radiologi mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai
maupun barang rumah tangga dan alat tuliskantor setiap bulan. Kemudian
mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian Farmasi dan Logistik Umum.
Rencana kebutuhan berdasar pemakaian bulanlalu dan ditambah 10%
3. Permintaan
Petugas radiologi mengajukan permintaan ke Intalasi farmasi dan logistic
umum setiap tanggal 1 dan 10 setiap bulannya.
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dad
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
• Meningkatakan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
• Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Halaman | 16
Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien
Halaman | 17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Halaman | 18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu Pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap
jenis pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan
demikian pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak
baik melalui indikator dan standartnya
B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit Radiologi
Mutu terkait dengan Input , Proses, Output Pengukuran mutu pelayanan
kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu : Indikator
mutu input, proses dan output.Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai
berikut:
1. Indikator Input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, diantaranya tenaga, fasilitas peralatan, pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
Indikator input Unit Radiologi diperlukan agar manajemen dapat
mengevaluasi sejauh mana kemampuan manajemen memenuhi
sumberdaya di unit Radiologi.
Indikator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan
ketersediaan SDM, sebagai berikut :
a. Kelengkapan Peralatan
• Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing- masing unit
pelayanan.
• Cara Mengukur:
Bobot Peralatan yang ada x 100%
Bobot Peralatan sesuai Standar
• Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah sakit / Sistern Informasi Manajemen
Aset
• Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Buku
• Petugas Pengukur: Masing - masing Unit Pelayanan
• Pemilik Indikator Bidang Pelayanan Medis
• Standart: 80%
Halaman | 19
b. Kelayakan Peralatan
• Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil
memenuhi kelayakan minimal peralatan medis pada masing-
masing unit pelayanan.
• Cara Mengukur
Peralatan yang memiliki sertifikat kalibrasi
X I00%
Peralatan yang wajib kalibrasi
c. Ketersediaan SDM
• Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana Rumah sakit berhasil
memenuhi ketersediaan tenaga pelayanan minimal sesuai
Rumah Sakit Type D.
• Cara Mengukur :
Tenaga per unit pelayanan x Bobot
X 100%
Tenaga sesuai Standar x Bobot
• Sumber Data: Daftar Pegawai
• Waktu Pengukuran: Akhir Tahun Anggaran
• Petugas Pengukur: PJ Personalia Unit Radiologi
• Pemilik Indikator : Sub Bagian Kepegawaian
• Standart: 80%
Halaman | 20
d. Ketersediaan Ruangan
• Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil
memenuhi kelengkapan minimal luas ruangan pelayanan medis
sesuai Rumah Sakit Type D.
• Cara Mengukur
Luas ruangan per unit pelayanan
X 100%
Luas ruangan sesuai standar
• Sumber Data: Daftar Inventaris Gedung
• Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
• Petugas Pengukur: PJ Sarana prasaran
• Pemilik Indikator: Sub Bag Rumah Tangga
• Standar : 80%
2. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal setahun 2X, sesuai dengan
Prosedur Mutu Audit
b. Dilaksanakannya survey akreditasi tahap 3 tahun sekali, sesuai
dengan jadwal suvei akreditasi.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Unit Radiologi tiap
bulanan
3. Indikator output
Output ialah basil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai
mutu pelayanan.
Halaman | 21
Indikator Mutu Pelayanan Radiologi
STANDART
JENIS PELAYANAN
PELAYANAN INDIKATOR MINIMAL
(SPM)
RADIOLOGI 1. Angka keterlambatan 10%
penyerahan hasil :
a. Foto polos
b. Foto polos cito
c. Foto kontras
d. USG
2. Angka pengulangan 10%
pemeriksaan
3. Angka penolakan expertise 10%
4. Angka kejadian yg tdk 10%
diharapkan(KTD)
5. Angka ketidak puasan pasien 10%
Halaman | 23
Profil Indikator Kinerja Angka penolatan expertise
1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan
2.Indkator Kinerja Angka penolakan expertise
3.Tujuan Untuk mengetahui kompetensi dokter radiologi
4.Formula Jumlah expertise yang ditolak
X 100%
Jumlah seluruh expertise
5.Standart Kerja Minimal 2%
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Data penolakan expertise
8. Pengumpul data Pj Rekam mediK
9. Pembuat Laporan Dr.Spesialis Radiologi
10.Pemilik Indikator Unit Radiologi
11. Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan
Halaman | 24
Profil Indikator Kinerja Angka Kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (Keselamatan Pasien)
2.Indikator Kinerja Angka kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
Halaman | 25
BAB IX
PENUTUP
Halaman | 26
Halaman | 27