Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM ARO


KOTA PEKALONGAN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Tujuan Pedoman...........................................................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan...........................................................................................................2
D. Batasan Operasional....................................................................................................................2
E. Landasan Hukum..........................................................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN.........................................................................................................5
A. Kualifikasi Sdm..............................................................................................................................5
B. Distribusi Ketenagaan..................................................................................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS................................................................................................................6
A. Denah Ruangan............................................................................................................................6
B. Standar Fasilitas...........................................................................................................................7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................................................................8
BAB V LOGISTIK....................................................................................................................................14
BAB VI KESELAMATAN PASIEN........................................................................................................17
BAB VII KESELAMATAN KERJA.........................................................................................................23
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU......................................................................................................24
BAB IX SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN........................................................................27
BAB X PENUTUP...................................................................................................................................29
REFERENSI............................................................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiologi sebagai salah satu fasilitas penunjang pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran
pelayanan radiologi di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga radiologi dengan perangkat keilmuan yang
beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi radiologi
yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga radiologi dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin
kompleksnya permasalahan di radiologi.
Kenyataan menunjukkan bahwa radiologi berfungsi membantu penegakkan
diagnosa dan juga penatalaksanaan penderita, dengan mengingat hal tersebut
diatas, maka tangungjawab radiologi semakin lama semakin besar, baik
tanggungjawab professional, tanggungjawab teknis, dan tanggungjawab
pengelolaan.
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila
radiologi didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi baik,
serta didukung oleh petugas profesional, pengelola maupun pelaksana yang
kompeten dan sadar akan tanggung jawabnya.
Bentuk atau pola pelayanan radiologi di Rumah Sakit Umum Aro berbeda
dengan di rumah sakit lain. Perbedaan ini tampak dalam hal struktur organisasi,
kualifikasi personalia, jumlah dan jenis peralatan dan lain sebagainya. Adanya
bentuk atau pola pedoman radiologi yang beragam disuatu rumah sakit, maka
pedoman pelayanan radiologi di rumah sakit sangat diperlukan.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostik di RSU Aro Pekalongan
Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan bagi RSU Aro Pekalongan untuk menyelenggarakan pelayanan
radiologi diagnostik.
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai kualitas pelayanan RSU Aro Pekalongan
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan di dalam Bagian Radiologi di RSU Aro Pekalongan meliputi :
1. Pelayanan Radiodiagnostik, meliputi :
Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan X-ray
konvensional
a. Pemeriksaan radiologi konvensional tanpa kontras, seperti :
Cranium, Thorax, Abdomen, Vertebrae, Extremitas Atas, Extremitas Bawah.
2. Pelayanan Imejing Diagnostik
Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melaukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion yaitu Ultrasonografi (USG).
a. Pemeriksaan USG, seperti :
USG Abdomen Atas, Abdomen Bawah, Gynecologis, Tyroid, Mammae,
Kepala Bayi, Testis, Prostat, Apendix
Pelayanan di luar Bagian Radiologi di RSU Aro Pekalongan meliputi :
1. Pemeriksaan Gigi panoramik
2. Pemeriksaan CT-Scan
3. Pemeriksaan MRI

D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Radiologi adalah pelayanan medik yang menggunakan semua
modalitas energi radiasi untuk diagnosis dan terapi, termasuk teknik pencitraan
dan penggunaan emisi radiasi dengan sinar-X, radioaktif, ultrasonografi dan
radiasi radio frekwensi elektromagnetik.
2. Pelayanan radiologi diagnostik adalah pelayanan penunjang dan/ atau terapi
yang menggunakan radiasi pengion dan/atau radiasi non pengion yang terdiri
dari pelayanan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional
untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Jenis pelayanan yang ada adalah
pemeriksaan kontras dan non kontras.
3. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melaukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion yaitu Ultrasonografi (USG).
4. Pelayanan radiologi diagnostik ini dilaksanakan kepada :
a. Pasien dari RSU Aro Pekalongan sendiri maupun dari luar RS
b. Pelayanan dilaksanakan 24 jam penuh.
5. Fasilitas pelayanan radiologi adalah tempat untuk menyelenggarakan
pelayanan radiologi.
6. Kegiatan logistik radiologi rumah sakit adalah mengembangkan dari operasi
yang terpadu dari kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan alat dan
bahan habis pakai.
Penyimpanan, pengeluaran alat dan bahan habis pakai kemudian
pendistribusian atau membagi-bagikan bahan habis pakai tersebut kepada
yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pemeriksaan
dan kegiatan pengaturan atau manajemen terhadap kegiatan tersebut.
7. Limbah radiologi adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di radiologi yang
dapat berupa limbah cair, padat dan gas.
8. Pasien Safety/ Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesment
risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
9. Nilai kritis hasil radiologi adalah hasil tes yang secara signifikan di luar batas
nilai normal yang dapat memberi indikasi risiko tinggi atau mengancam
kehidupan pasien.
10. Standar prosedur operasional adalah petunjuk teknis yang menjelaskan
langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam pemeriksaan radiologi.
11. Kendali mutu (Quality Control) radiologi adalah bagian dari jaminan mutu
radiologi yang langsung berkaitan dengan pengukuran – pengukuran secara
fisika dari kinerja fasilitas dan tidak secara langsung berhubungan dengan
kualitas gambar yang diharapkan.

E. Landasan Hukum
Penyusunan Pedoman Pelayanan Radiologi ini berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
6. Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
7. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
8. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif.
9. Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2008 tentang Perizinan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir.
10. Permenkes No.920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan
Swasta di Bidang Medik.
11. Permenkes No.357/Menkes/Per/V/2006 tentang Registrasi dan izin Kerja
Radiografer.
12. Permenkes No.512/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
13. Permenkes No.375/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer.
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1014/MENKES/SK/XI/2006 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
15. Permenkes RI No. 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129 Tahun 200 tentang Standar
Pelayanan Minimal RS.
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control Peralatan Raiodiagnostik).
18. Permemenkes No.340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
19. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
20. Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1975 tetang Keselamatan kerja terhadap
Radiasi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sdm
PENDIDIKAN
JENIS TENAGA JUMLAH
FORMAL
S2 Kedokteran,
1. Dokter Spesialis
Spesialis Radiologi 1 orang
Radiologi
Memiliki SIP dan STR
D III Teknik Radiologi
2. Radiografer 1 orang
Memiliki STR
3. Petugas Proteksi Tingkat II
1 orang
Radiasi (PPR) Memilikii SIB

B. Distribusi Ketenagaan
1. Dokter Spesialis Radiologi
Pengaturan jam kerja radiolog sebagai berikut :
Apabila ada pasien cito USG dari rawat inap,IGD (on call / dirujuk).
2. Radiografer
Pengaturan jam kerja radiografer terbagi dalam 3 (tiga) shift dan dalam
keadaan dimana kondisi layanan memerlukan dimungkinkan penambahan
waktu kerja sesuai dengan kondisi pelayanan yang ada.
a. Shift Pagi (07.00-14.00) 1 orang radiografer melayani foto konvensional di
radiologi sesuai kebutuhan.
b. Shift Siang (14.00-21.00) 1 orang radiografer melayani foto konvensional di
radiologi sesuai kebutuhan
c. Shift malam dan diluar jam kerja On Call
d. Dalam kondisi tertentu dan mendesak yang membutuhkan pelayanan
segera diatur oleh Koordinator Pelayanan Radiologi.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

F
A G

E E
Keterangan :
A : Ruang Pemeriksaan
B : Ruang operator
C : Kamar Gelap
D : Lemari Arsip
E : Ruang Tunggu Pasien
F : Laboratorium
G : Mushola dan Toilet
H : VK
Posisi Ruang Radiologi :
1. Letak Instalasi Radiologi mudah dijangkau dari ruangan gawat darurat, ruang
intensive care, kamar bedah dan ruangan lainnya.
2. Di Instalasi Radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran sesuai
kebutuhan.
3. Suhu ruang pemeriksaan 20-24° C dan kelembaban 40-60%.
4. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.
B. Standar Fasilitas
NO. FASILITAS BANGUNAN JUMLAH
Ruang X-Ray :7,5m (P) x 4m (L) x 2,8m (T)
(Tempat pesawat rontgen konvensional untuk 1
1
pemeriksaan kontras dan non kontras)

4 Ruang Radiografer 1
Ruang Logistik 1
8 (Tempat penyimpanan perbekalan logistic)

Ruang Tunggu Pasien 1


10 (Tempat pasien menunggu giliran untuk difoto)

Ruang Arsip 1
11 (Tempat menyimpan arsip foto dan hasil
expertisi.

STATUS
NO. FASILITAS PERALATAN JUMLAH
KEPEMILIKAN
1 X-Ray Stationary 1 Instalasi Rumah Sakit
2 USG 1 Instalasi Rumah Sakit
Peralatan Proteksi Radiasi : 1 Instalasi Rumah Sakit
Lead apron , tebal 0,25- 1 Instalasi Rumah Sakit
0,5mm Pb 1 Instalasi Rumah Sakit
3
Pelindung Tiroid Pb, 1mm Pb 1 Instalasi Rumah Sakit
Tabir mobile setara 2mm Pb, 1 Instalasi Rumah Sakit
Pelindung Gonad 3 Instalasi Rumah Sakit
Perlengkapan Proteksi Radiasi : Sesuai pekerja
7 Kontrak BATAN
TLD Badge radiasi
Alat Pelindung Diri Sesuai kebutuhan
8 Rumah Sakit
Sarung tangan karet, masker
9 Viewing box besar 1 Instalasi Rumah Sakit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Jenis Pemeriksaan
Jenis pemeriksaan dan ketetapan waktu tunggu hasil foto.
CITO REGULER
JENIS PEMERIKSAAN
(MENIT) (JAM)
Foto Non Kontras
- Cranium <60’ 1
- Thorax <60’ 1
- Abdomen <60’ 1

- Vertebra <60’ 1

- Extremitas <60’ 1

REGULER
JENIS PEMERIKSAAN USG CITO (MENIT)
(JAM)
USG (Ultrasonografi) :
- USG Abdomen <60 1
- USG Gynecologi <60 1
- USG Mammae <60 1

- USG Thyroid <60 1

- USG Musculoskeletal <60 1


<60 1
- USG Testis
<60 1
- USG Kepala Bayi
<60 1
- USG Thorax
<60 1
- USG Urologi
B. Alur Pelayanan
Alur Pelayanan Pasien di Radiologi adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran :
a. Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Pasien rawat inap didaftarkan ke bagian Radiologi oleh perawat bangsal. Oleh
petugas administrasi pasien didaftar dan ditentukan jadwal pemeriksaannya.
Kalau sudah tiba waktunya untuk diperiksa, pasien akan dipanggil dari
ruangan melalui telephon intern.
b. Pasien Rawat Jalan
Pasien atau keluarga pasien datang ke loket administrasi Bagian Radiologi
dengan membawa surat pengantar (SPPI) yang telah ditandatangani oleh
dokter pengirim. Petugas administrasi radiologi mencatat no foto, identitas

8
pasien, jenis pemeriksaan serta film yang digunakan di lembar harian bagian
(LHB) lalu memberi nomor foto di lembar SPPI.
2. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan yang menggunakan kontras sepeti Colon In Loop, BNO-IVP,
CT-Scan yang mengunakan kontras, maka diperlukan persiapan tertentu.
Kepada pasien dengan pemeriksaan dengan kontras, maka :
- Petugas administrasi radiologi akan memberi penjelasan kepada pasien atau
keluarganya tentang jadwal pelaksanaan pemeriksaan.
- Petugas administrasi radiologi memberikan resep yang dibuat dokter
spesialis radiologi untuk persiapan pemeriksaan,
- Radiografer memberikan penjelasan tentang tata cara persiapan
pemeriksaan seperti hasil laboratorium, tatacara puasa dan urus-urus, waktu
minum cairan barium, dll.
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Sebelum melakukan pemeriksaan radiografi adalah benar-benar pasien yang
namanya tercantum dalam surat permintaan pemeriksaan radiologi. Petugas
memastikan identitas pasien (nama dan tanggal lahir) sebelum dilakukan
tindakan.
b. Pemeriksaan dan tindakan radiografi melalui pemilihan faktor eksposi yang
optimal, posisi dan centrasi yang sesuai dengan jenis dan tujuan
pemeriksaan dengan memperhatikan limitasi dosis dengan cara membuat
luas lapangan penyinaran yang digunakan sesuai dengan besar/luas obyek
yang diperiksa.
c. Setiap hasil pemeriksaan secara radiografi selalu sesuai dengan imaje
kriteria yang telah ditentukan.
d. Penatalaksanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan SPO yang ada.
e. Pemeriksaan di Instalasi Radiologi dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan,
bila ada perubahan penjadwalan Instalasi Radiologi wajib menginformasikan
perubahan tersebut kepada pasien atau perawat di ruangan.

4. Pembuatan Expertise
a. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah
dokter spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas
yang ditetapkan oleh Kolegium Dokter Spesialis Radiologi disertai
rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia.
b. Hasil pembacaan telah diterima oleh pelanggan/klien dalam waktu paling
lambat 24 jam.
c. Hasil pembacaan/diagnosa pasien dicatat dalam catatan medik.

9
d. Apabila ada keraguan dalam pemberian expertisi atau ada masukan dari
dokter klinis sehubungan dengan hasil expertisi yang dilakukan maka dokter
spesialis radiologi mengadakan diskusi kasus dan hasilnya dicatat dalam
rekam medis pasien.
e. Untuk menangani kasus cito di luar jam kerja radiografer jaga menghubungi
dokter spesialis radiologi.
5. Pembayaran
Petugas administrasi radiologi membuat transaksi dan rincian biaya. Kemudia
pasien atau keluarga pasien membayar biaya pemeriksaan di kasir. Nomor
kuitansi dicatat pada Lembar Harian Bagian (LHB) Radiologi.
a. Pasien dari poliklinik atau dari luar RSU Aro Pekalongan
Pasien-pasien ini akan membayar secara kontan ke kasir atau dapat
ditanggung oleh instansi lain atau perusahaan asuransi setelah sebelumnya
melengkapi administrasi pemeriksaan di bagian piutang dan mendapatkan
kartu piutang
a. Pasien dari ruang rawat inap RSU Aro Pekalongan
Pada pasien rawat inap billing dimasukkan melalui SIMRS yang terintegrasi
dan juga menulis di status pasien.
6. Penyerahan Hasil
a. Sebelum memberikan hasil kepada pasien/ keluarga, petugas radiologi
mengecek kesesuaian identitas pasien pada hasil foto, hasil expertisi serta
identitas yang tertera pada amplop foto.
b. Pasien Rawat Jalan
Pengambilan hasil foto dilakukan dengan menunjukkan kuitansi pembayaran
pemeriksaan radiologi sudah terbayar serta menandatangani buku
pengambilan hasil foto.
c. Pasien Rawat Inap
Pengambilan hasil foto pasien rawat inap, dapat diambil petugas
pengirim/bangsal ke radiologi atau hasil foto dikirim ke bangsal oleh
Administrasi radiologi.
7. Radiologi Cito
Jenis pemeriksaan cito radiologi
a. Pemeriksaan non kontras
1. CT Scan Kepala (Di rujuk)
- Post trauma capitis
- Pada CVD/ stroke
- Pada penurunan kesadaran
- Pada cedera maxillofacial
10
2. CT Scan vertebrae dengan suspect cedera medulla spinalis (Di rujuk)
3. Foto polos cranium post trauma capitis
4. Foto polos abdomen
- Colic abdomen
- Tertelan benda asing
5. Foto abdomen 3 posisi
- Suspect ileus/perforasi/peritonitis
- Setelah luka tususk abdomen
- Posst trauma abdomen
6. Foto Thorax
- Setelah luka tusuk
- Post trauma tumpul dengan rasa nyeri berat/ sesak nafas
- Sesak nafas tersangka pneumuthorax/ pleural effusion
- Multiple trauma
7. Extremitas
- Suspect fraktur
- Suspect dislokasi
8. Pelvis / coxae
- Suspect fractur coxae
- Suspect dislokasi caxae
9. Multiple trauma
a. Pemeriksaan dengan kontras (Di rujuk)
1. IVP post trauma dengan gross hematuria
2. Urethrografi pada trauma urethra
3. Cystografi pada trauma buli-buli
4. Colon in loop pada distensi abdomen + colic abdomen + BAB berdarah
5. Foto uptures setelah tertelan benda asing dengan kesulitas menelan
atau muntah-muntah setiap makan/minum.
b. USG
1. Susupect appendicitis akut
2. Trauma abdomen
3. Suspect KET
4. Suspect cystoma ovarii terpuntir
5. Suspect upture ovarial cyst
6. Suspect pancreatitis akut
7. Suspect peritonitis
9. Radiologi Rujukan

11
Apabila ada jenis pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan ditangani seperti
keterbatasan alat atau ada kerusakan alat di Instalasi Radiologi maka
pemeriksaan dapat dirujuk ke rumah sakit yang telah mempunyai kerjasama
(MOU) dengan RSU Aro Pekalongan, dengan ketentuan :
1. Pasien yang dirujuk harus dilaporkan kepada Kepala Ruang Pelayanan
Radiologi.
2. Kasus-kasus rujukan harus dievaluasi secara berkala.
3. Instalasi Radiologi memberikan usulan kepada Direktur, rumah sakit mana
yang layak jadi rujukan.
4. Rumah sakit yang menjadi rujukan pelayanan radiologi adalah rumah sakit
yang telah teruji kualitas pelayanannya (bukti QC dan kalibrasi).
5. Hasil foto dari rumahsakit rujukan diterimakan sesuai dengan ketetapan
tentang respon time dari masing-masing rumahsakit.
6. Hasil evaluasi kinerja rs rujukan dievaluasi secara berkala oleh Kepala
Instalasi Radiologi.
Berikut daftar rumah sakit rujukan :
NO PEMERIKSAA
PENGERTIAN RS RUJUKAN
. N
RADIODIAGNOSTIK
Pemeriksaan CT-Scan, RSUD Kraton
1 CT-Scan
kontras Pekalongan
Pemeriksaan CT-Scan,
2 CT-Scan RS Budi Rahayu
kontras
RADIOLOGI INTERVENSIONAl TIDAK MELAYANI KARENA
KETERBATASAN ALAT
  Vaskuler
Pemeriksaan pembuluh
1 Arteriografi
darah.
Pemeriksaan
TACE (Trans
intervensional arteri
2 Arteri Chemo
serta tindakan
Embolisasi)
embolisasi.
TACI (Trans
Pemeriksaan
3 Arterial Chemo
intervensional arteri.
Infusion)
Pemeriksaan pembuluh
4 Phlebografi
darah vena.
  Non Vaskuler
12
PTBD
Pemeriksaan
(Percutaneus
1 intervensional non
Transhepatic
vaskuler.
Billier Drainage)
Pemeriksaan
2 Drainage Abses intervensional non
vaskuler.

RADIOTERAPI TIDAK MELAYANI KARENA KETERBATASAN ALAT


1 Terapi Radiasi Terapi kanker dengan
menggunakan bahan
radioaktif.
       
KEDOKTERAN NUKLIR TIDAK MELAYANI
1 Renogram Pemeriksaan untuk
melihat fungsi ginjal
dengan menggunakan
radiofarmaka.

13
BAB V
LOGISTIK

A. Perencanaan
a. Petugas logistik radiologi melakukan kompilasi penggunaan film/bahan habis
pakai setiap bulan.
b. Petugas administrasi logistik radiologi melakukan analisa untuk menetapkan
prioritas jumlah sediaan film dan bahan habis pakai yang diadakan dengan cara :
i. Inventaris jenis pemeriksaan yang dilakukan.
ii. Menghitung jumlah rata-rata penggunaan film perhari.
iii. Menghitung total kebutuhan BHP dengan cara merata-rata BHP yang
digunakan selama sebulan.
iv. Bahan habis pakai diusahakan mudah dijangkau.
c. Petugas logistik radiologi melakukan monitoring distributorsediaan film dan alkes
dan bahan habis pakai untuk menjamin keabsahan distributor sediaan film, alkes
dan bahan habis pakai untuk menjamin bahwa sediaan bahan radiologi dan alat
habis pakai yang diadakan memenuhi persyaratan umum.
d. Petugas logistik radiologi menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan
film, alkes dan bahan habis pakai dan prakiraan pembelian serta frekuaensi
pengadaan film, alkes serta bahan habis pakai.
e. Daftar BHP yang digunakan di Radiologi :
FILM
1 Film Fuji 35 x 35 cm
2 Film Fuji 30 x 40 cm
3 Film Fuji 24 x 30 cm
4 Fixer
5 Developer

B. Permintaan
a. Sediaan film, alkes dan bahan habis pakai yang diadakan harus telah memiliki
izin edar atau nomor registrasi.
b. Petugas logistik radiologi mencatat sediaan film, alkes dan bahan habis pakai
yang sisa.
c. Petugas logitik radiologi menetapkan jenis dan jumlah film, alkes serta bahan
habis pakai.
d. Petugas logistik radiologi membuat permohonan permintaan ke bagian logistik
farmasi didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat.

14
e. Surat permohonan dibuat rangkap 3 (2 lembar untuk bagian farmasi dan 1
lembar untuk arsip radiologi) dan ditandatangani oleh Kepala bagian Radiologi.
f. Setelah dicatat, petugas logistik menyerahkan buku bon kepada administrasi
untuk diantar ke bagian logistik farmasi.

C. Penerimaan
a. Petugas logistik radiologi mencocokkan bon permintaan barang dengan barang
yang diterima, meliputi :
v. Kesesuaian nama barang
vi. Keutuhan kemasan
vii. Kebenaran label
viii. Tanggal kadaluwarsa
b. Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan bon permintaan barang,
petugas logistik memberi paraf pada buku bon.
c. Apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan permintaan, petugas radiologi
harus menginformasikan kepada bagian logistik farmasi agar dilakukan
perbaikan di bagian logistik farmasi maupun ke distributor yang bersangkutan.
d. Petugas logistik mencatat tanggal penerimaan, pada kartu stok radiologi dan
menyimpan barang yang diterima pada tempatnya masing-masing sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.

D. Penyimpanan
a. Petugas logistik radiologi menyimpan sediaan bahan radiologi, alat kesehatan
dan bahan habis pakai yang diterima pada lemari logistik.
b. Setiap penyimpanan sediaan bahan radiologi dan alat kesehatan harus
mengikuti prinsip FIFO (First in First Out = pertama masuk pertama keluar)dan
FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluarsa-pertama keluar).
c. Petugas logistik menyimpan bahan radiologi pada kondisi yang sesuai, layak dan
mampu menjamin mutu dan stabilitas pada rak.
d. Petugas logistik memeriksa tanggal kadaluwarsa secara berkala (1 bulan sekali,
pada akhir bulan).
e. Bahan radiologi yang telah kadaluwarsa disimpan di tempat tersendiri dan diberi
label .
f. Bahan yang kadaluwarsa segera dikembalikan ke bagian logistik farmasi untuk
diproses sesuai dengan ketentuan.

15
E. PENGELUARAN ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
a. Petugas logistik radiologi melayani kebutuhan alat dan bahan habis pakai sesuai
dengan kebutuhan dan dicatat dalam log book.
b. Radiografer dapat mengambil kebutuhan akan bahan radiologi almari
penyimpanan dan pada saat pengambilan menulis nama pengambil bahan
radiologi mengisi kartu stok.

16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien atau patient safety adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pemeriksaan radiologi
merupakan pemeriksaan pendukung yang penting dalam pemeriksaan pasien,
sehingga kesalahan radiologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap
keselamatan pasien.Bagian Radiologi berusaha meminimalkan kesalahan medis dan
meningkatkan keselamatan pasien.

B. Tujuan
Tujuan dari keselamatan pasien di rumah sakit adalah :
1. Mengetahui pentalaksanaan, hambatan serta harapan yang berkaitan dengan
penatalaksanaan Pasien Safety.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit umumnya, khususnya di
bagian radiologi.
3. Meningkatkanakuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
4. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
5. Memastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Mengingat pentingnya keselamatan pasien di rumah sakit dan tidak menutup
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan radiologi maka perlu diatur
pelaksanaan keselamatan pasien. Penatalaksanaan keselamatan pasien diatur
dalam program keselamatan pasien yang berlaku di Rumah Sakit Umum Aro, yaitu :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (contoh : Hand
hygiene/kebersihan tangan)
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.

17
Untuk menyikapi 6 sasaran keselamatan pasien tersebut di atas, Bagian Radiologi
RSU Aro Pekalongan menerapkan sebagai berikut :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan
atau pemeriksaan.
b. Memastikan pelayanan atau pemeriksaan terhadap individu tersebut.
c. Pasien diidentifikasi minimal dengan menggunakan dua pengidentifikasi
ix. Nama lengkap (sesuai KTP/SIM/Paspor)
x. Tanggal lahir (atau identitas lain yang jelas diketahui)
d. Proses identifikasi dilakukan pada saat pendaftaran pasien sampai saat
penyerahan hasil kepada pasien.
e. Proses identifikasi pasien dilakukan dengan 2 macam cara :
- Verbal : dengan komunikasi aktif, yaitu dengan pertanyaan terbuka :
nama lengkap dan tanggal lahir.
- Visual : dengan menggunakan komunikasi pasif, dengan cara :
 Pada pasien rawat inap, dengan mencocokkan identitas pada label
gelang dengan bon pemeriksaan radiologi.
 Pada pasien rawat jalan, dengan mencocokkan identitas pada stiker
pendaftaran pasien.
f. Teknik identifikasi pasien di Bagian Radiologi :
1) Petugas administrasi radiologi menanyakan identitas pasien kepada
pasien sendiri atau petugas yang mengantar pasien rawat inap.
2) Petugas administrasi radiologi mencocokkan nama lengkap, tanggal
lahir/umur, nomor bukti pemeriksaan yang tertera pada surat permintaan
pemeriksaan radiologi.
3) Petugas administrasi radiologi memastikan ketepatan jenis layanan
dengan cara mencocokkan jenis layanan yang tertera pada surat
permintaan pemeriksaan radiologi kepada pasien sendiri atau petugas
yang mengantar pasien, jika pasien rawat inap.
4) Petugas administrasi radiologi menyerahkan surat permintaan
pemeriksaan radiologi kepada radiografer.
5) Radiografer memanggil dan memastikan ketepatan identitas pasien dan
ketepatan jenis layanan. Radiografer pelayanan apabila identitas pasien
dan jenis layananan sudah tepat.
6) Dokter memastikan ketepatan identitas pasien dengan cara
mencocokkan nama lengkap, tanggal lahir, umur, nomor urut foto yang
ada pada surat permintaan pemeriksaan radiologi dengan identitas yang
ada pada film dan amplop.
18
7) Dokter memastikan ketepatan jenis pemeriksaan dengan cara
mencocokkan jenis pemeriksaan yang dengan surat permintaan
radiologi.
8) Dokter membuat expertise film rontgen. Hasil expertise diambil petugas
administrasi radiologi.
9) Petugas administrasi radiologi memastikan ketepatan identitas
pasiendengan cara mencocokkan nama lengkap, tanggal lahir, umur,
nomor urut pemeriksaan yang ada pada film rontgen, amplop radiologi
dan hasil expertise.
10) Petugas administrasi memastikan ketepatan jenis layanan dengan cara
mencocokkan jenis layanan pada hasil expertise dengan surat
permintaan pemeriksaan radiologi.
11) Petugas administrasi radiologi memasukkan filmrontgen dan hasil
expertise ke dalam amplop foto.
12) Khusus untuk pasien rawat inap, petugas administrasi radiologi
menghubungi bagian rawat inap untuk pengambilan hasil foto.
13) Petugas administrasi radiologi menyerahkan hasil foto kepada :
- pasien / keluarga (rawat jalan)
- perawat poli rawat jalan
- perawat / pekarya (rawat inap)
2. Meningkatkan komunikasi efektif dengan menggunakan metode SBAR
a. RSU Aro Pekalongan menetapkan metode SBAR sebagai pola komunikasi
efektif yang tepat waktu. Akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima
demi peningkatan keselamatan pasien dan berlaku untuk semua lini
pelayanan.
b. Pelaporan pasien petugas radiologi menggunakan komunikasi SBAR dan di
dokumentasikan di buku pelaporan SBAR masing-masing Instalasi tersebut.
c. Komunikasi SBAR digunakan dalam pelaporan petugas radiologi dengan
dokter baik melalui telepon umum maupun secara lisan.
d. Petugas radiologi yang menerima instruksi lisan / lewat telepon wajib
melakukan penulisan/pencatatatan (writing down), pembacaan ulang (read
back) dan konfirmasi ulang (check back).
e. Melaporkan setiap insiden “kesalahan komunikasi’ menggunakan format
laporan insiden yang baik sesuai kebijakan rumah sakit.
f. Petugas radiologi yang menerima pendaftaran pemeriksaan melalui
telephon harus menanyakan nama penelepon, dari ruang mana, tindakan
pemeriksaan yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan pemeriksaan,
semua itu dicatat dalam buku pesanan pendaftaran per telepon.
19
3. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pemeriksaan pasien
a. Radiografer memanggil pasien sesuai dengan identitas pasien (nama dan
tanggal lahir pasien).
b. Radiografer memastikan posisi dan letak atau bagian tubuh pasien yang
akan di rontgen, sesuai dengan permintaan dokter, dan ditanyakan
kepada pasien bagian tubuh mana yang akan di rontgen. Jika ada keragu-
raguan dalam memastikan letak bagian tubuh yang akan di rontgen, lapor
kepada dokter pengirim atau kepada dokter radiologi.
c. Radiografer mengambil kaset, sesuai ukuran bagian tubuh yang akan
diperiksa.
d. Radiografer melakukan pemotretan terhadap pasien dengan mengatur
faktor exposi sesuai dengan ketentuan dan tidak melakukan pengulangan
foto.
e. Radiografer memastikan kaset yang diproses adalah benar sesuai dengan
identitas pasien yang difoto.
f. Radiografer melakukan cek sebelum melakukan print foto seperti identitas
pasien, marker, posisi obyek, film yang digunakan serta kontras film.
4. Pengurangan resiko terkait infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. Hand Higiene
Menjaga kebersihan tangan sangat penting karena penjalaran (transmisi)
kuman paling mudah melalui tangan. Membersihkan tangan adalah satu-
satunya cara yang paling efektif untuk mengurangi penyebaran kuman
seperti MRSA, C.Diffiile, Hepatitis, E.Coli dan Flu.
1) Dilakukan hand higiene/kebersihan tangan menurut 5 momen
kebersihan tangan yang sudah ditetapkan oleh WHO :
a) Momen 1 : sebelum kontak dengan pasien
b) Momen 2 : sebelum tindakan asepsis
c) Momen 3 : setelah terkena cairan tubuh pasien
d) Momen 4 : setelah kontak dengan pasien
e) Momen 5 : setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
2) Teknik kebersihan tangan yang baik dan benar sesuai dengan prosedur
kebersihan tangan yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.
3) Kebersihan tangan sesuai dengan jenis menurut area dan tindakan,
yaitu :
a) Kebersihan tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
(sosial).
b) Kebersihan tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
antiseptik chlorhexidine 2% (antiseptik).

20
c) Kebersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
(handrub).
d) Kebersihan tangan sebelum melakukan tindakan intervensi dengan
larutan antiseptik chlorhexidine 4% (surgical)
4) Kebersihan tangan efektif
a) Melepaskan semua perhiasan yang ada (jam tangan, cincin,
gelang).
b) Kuku dijaga tetap pendek, tidak menggunakan kuku buatan dan cat
kuku.
c) Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air.
d) Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran menggunakan
paper towel atau handuk sekali pakai.
e) Membersihkan tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir
apabila tangan terlihat kotor.
f) Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
(handrub) bila tangan tidak terlihat kotor diantara tindakan.
g) Keringkan tangan menggunakan paper towel satu lembar atau
handuk sekali pakai.
5. Kewaspadaan Bersama Pencegahan pasien Jatuh
a. Kenali dan tanggap terhadap pasien dengan kondisi lemah, cara berjalan
yang tidak aman (goyah), memakai alat bantu jalan (kursi roda, tongkat,
walker)
b. Waspada resiko jatuh pada pasien yang memakai gelang kuning.
c. Bantu pasien dengan gangguan keseimbangan dan lemah.
d. Upayakan pasien tidak berdiri lama saat menerima pelayanan (anjurkan
pasien untuk duduk atau sediakan tempat duduk saat menunggu
pelayanan diberikan).
e. Bantu supaya pasien aman saat berpindah dari kursi roda/brankard ke
tempat tidur dan sebaliknya.
f. Pastiken rem pada tempat tidur, brankard dan kursi roda berfungsi dan
terkunci.
g. Tutup pagar pengaman dan anjurkan keluarga mendampingi pasien.
h. Jaga lingkungan rapi dan tidak menghalangi jalan pasien.
i. Ada keluarga yang menunggu pada saat dilakukan pemeriksaan dan
dipakaiakan apron untuk mencegah bahaya radiasi.
j. Melakukan pemeriksaan dengan cepat dan tepat.
6. Implementasi Keselamatan Pasien pada tiap modalitas imajing.
a. Hindari manipulasi pasien pada saat posisioning

21
Terutama pada pasien dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna
Vertebralis, trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien
dengan fraktur ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.
b. Minimalisasi dosis radiasi
- Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa
sehingga cukup seluas obyek yang diperiksa.
- Pengaturan Faktor eksposi yang tepat (dicatat pada lembar permintaan
pemeriksaan radiologi untuk mudah menghitung dosis permukaan yang
diterima pasien).
- Pada setiap pasen wanita usia subur sebelum dilakukan pemeriksaan
harus ditanya apakah sedang hamil atau tidak bila hamil diminta
petimbangan dokter radiologi apakah perlu atau tidak dilakukan.
Jadi pada hakekatnya semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus
dilakukan apabila ada permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi
dengan klinis yang jelas dan dikerjakan sesuai dengan standar prosedur
operasional dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
7. Keselamatan Imaging diagnostik USG
Ultrasonografi
Sampai saat ini pemeriksaan USG masih dikatagorikan sebagai pemeriksaan
yang paling aman bagi pasien. Belum ditemukan gejala- gejala KTD selama
pemeriksaan maupun sesudah pemeriksaan.
8. Pelaporan pada patient safety
a. Mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian
Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) pada
formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
b. Melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian
Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) kepada
Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit 1 kali 24 jam).
c. Mengevaluasi semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cidera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel).

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

22
Bagian Radiologi yang merupakan sarana diagnostik sangat bertanggungjawab
atas keamanan radiasi untuk pekerja radiasi, pasien dan masyarakat sekitarnya. Untuk
maksud di atas perlu direncanakan langkah-langkah strategis agar dapat tercapai
keamanan tingkat tinggi bagi pekerja radiasi, pasien dan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Keselamatan Kerja yang dilakukan di Instalasi Radiologi adalah :
1. Menggunakan alat pelindung diri setiap bekerja, seperti : lead apron, pelindung
tiroid, kacamata serta sarung tangan.
2. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan TLD Badge.
3. Mendokumentasikan data-data penting sehubungan dengan radiasi.
4. Melakukan pemeliharaan alat secara berkala.
5. Melakukan pemeliharaan kesehatan secara berkala.
6. Petugas Proteksi Radiasi menyusun program proteksi radiasi dan
melaksanakannya dengan cermat.

23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Bagian Radiologi merupakan suatu instalasi yang menyediakan sarana-sarana


penunjang diagnostik yang menggunakan sinar-x untuk menghasilkan foto-foto bagian
tubuh manusia dengan tujuan mendiagnosa suatu penyakit dengan radiasi yang
sekecil-kecilnya namun menghasilkan informasi sebanyak-banyaknya. Agar foto-foto
radiologi selalu terjaga mutunya dan selalu memenuhi harapan semua pihak yang
terkait, seperti dokter-dokter ahli radiologi, pasien-pasien, dan dokter-dokter pengirim
pasien, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan terencana dan sistematis untuk
memelihara semua fasilitas bagian Radilogi.
Program pengendalian mutu ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Dengan terlaksananya program ini maka radiografer terfasilitasi untuk bekerjalebih
mudah, lebih cepat dan lebih tepat sehingga akan dihasilkan produk radiografi yang
berkualitas. Dengan demikian akan mempercepat waktu pembacaan,meningkatkan
mutu ekspertise dan meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh.

a. SASARAN MUTU
1. Waktu tunggu hasil pelayanan foto non kontras di dalam jam kerja
maksimal 1 jam.
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan foto non kontras di dalam jam
kerja (pukul 07.00-14.00) maksimal 1 jam.
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan di Instalasi Radiologi di
dalam jam kerja.
Definisi Waktu tunggu hasil pelayanan foto non kontras adalah tenggang
Operasional waktu mulai foto sampai dengan menerima hasil yang sudah
diexpertise.

24
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan foto non
kontras di dalam jam kerja dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien dengan foto non kontras di dalam jam kerja
dalam bulan tersebut.
Sumber Data Registrasi radiologi
PIC Target Kepala Instalasi Radiologi
PIC Pelaporan Kepala Bagian Radiologi
Target 80%
Pencapaian
Jenis Indikator Proses

b. QC dan Kalibrasi harian


a. Menghidupkan alat
b. Kalibrasi alat atau warming up.
c. Dibuat catatan harian kondisi alat, apakah baik atau tidak untuk dioperasikan.
d. Dibuat laporan alat-alat yang rusak dan tidak bisa dipergunakan.
c. Preventive Maintenance
a. Menggunakan faktor expose sesuai kemampuan alat.
b. Mengembalikan alat pada posisi semula setelah selesai digunakan.
c. Melakukan kebersihan alat.
d. Melakukan kalibrasi alat setiap 1 tahun sekali
d. Corrective Maintanance
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan alat :
• Lihat buku petunjuk operasional manual.
• Lakukan langkah-langkah sesuai petunjuk.
• Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan teknisi elektromedik atau
hubungi vendor alat untuk menanyakan masalah tersebut.
• Tempelkan label bahwa alat rusak.
• Catat semua tindakan/upaya perbaikan pada catatan khusus Trouble shooting
alat.

25
e. Pendidikan dan Pelatihan Staf
Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang sangat penting dalam Program
Peningkatan Mutu Radiologi. Pendidikan dan pelatihan direncanakan secara
berkelanjutan dan berkesinambungan, serta dilaksanakan dan dipantau.
Pendidikan dan pelatihan dalam bentuk :
1. Formal
Pendidikan yang terencana dan terjadwal oleh instansi resmi.
2. Informal
Pelatihan/ Workshop/Seminar yang dilakukan oleh instansi swasta / pemerintah.
3. Bimbingan teknis
Bimbingan yang dilakukan oleh tenaga radiologi lain yang memiliki kemampuan
teknis radiologi dengan ketrampilan khusus yang dilakukan secara diskusi.

26
BAB IX
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan


radiologi,dilakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien :
 Pasien rawat jalan
 Pasien rawat inap
2. Pencatatan dan pelaporan jumlah dan jenis tindakan
Yaitu pencatatan dan pelaporan tentang jumlah pemeriksaan yang telah dilakukan
pada masing-masing pesawat / alat dan jumlah tindakan yang dilakukan dengan
atau tanpa kontras.
3. Pencatatan dan pelaporan kejadian akibat kecelakaan radiasi maupun kecelakaan
kerja.
4. Pencatatan keadaan / kondisi peralatan, termasuk jadwal kalibrasi, uji kesesuaian
serta perijinan.
5. Pencatatan pemakaian bahan dan alat yang meliputi antara lain :
 Film, termasuk jumlah film yang ditolak dan di ulang.
 Bahan kimia untuk processing film.
Laporan disampaikan secara berkala kepada Kepala Instalasi untuk dilaporkan kepada
Direktur sesuai kebijakan rumah sakit.

A. Penyimpanan Dokumen
Instalasi Radiologi menyimpan dokumen-dokumen tersebut di bawah ini :
1. Surat permintaan pemeriksaan imajing.
2. Hasil expertisi.
3. Catatan dosis.
4. Hasil pemantauan lingkungan dan daerah kerja.
5. Dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada
sertifikat/bukti upaya peningkatan sdm.
6. Catatan kondisi peralatan.
7. Hasil pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.
8. Perijinan pesawat.
9. Surat menyurat.
10. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan ketata usahaan radiologi.

27
B. Pemusnahan Dokumen
Sebelum dimusnakan, ambil informasi-informasi yang utama terlebuh dahulu.
Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yang berisi :
1. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
2. Penanggung jawab/ otorisasi pemusnahan dokumen.

28
BAB X
PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan teknologi disegala


bidang, termasuk bidang kesehatan. Pelayanan radiologi di RSU Aro Pekalongan
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit tentunya senantiasa perlu
penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Pelayanan radiologi RSU Aro Pekalongan merupakan bagian integral dari
system pelayanan Rumah Sakit Umum Aro. Upaya peningkatan mutu pelayanan
radiologi berarti peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Upaya peningkatan mutu
pelayanan memerlukan landasan hukum dan batasan operasional, standar ketenagaan,
standar fasilitas, tata laksana, dan logistik. Hal tersebut diperlengkapi dengan
keselamatan kerja, keselamatan pasien, proteksi radiasi, jaminan mutu, sistem
pencatatan dan laporan serta monitoring dan evaluasi agar diperoleh mutu yang
optimal.
Pedoman standar pelayanan radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan radiologi, sehingga dapat dicapai pelayanan yang berkualitas.

29
REFERENSI

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1014/MENKES/SK/XI/2006 tentang


Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
2. Permenkes RI No. 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
3. Peraturan Kepala BAPETEN No.8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi
dalam Penggunaan Radiodiagnostik dan Instervensional.

30

Anda mungkin juga menyukai