Anda di halaman 1dari 41

PEDOMAN PELAYANAN RADIODIAGNOSTIK, IMAJING DAN

RADIOLOGI INTERVENSIONAL (RIR)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMURANG
KABUPATEN MINAHASA SELATAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang


tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu semakin meningkat seiring
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula tuntutan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan demikian,
pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun
pengobatan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan
diagnostik yang diselenggarakan oleh Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang sangat perlu untuk diadakan dan diselenggarakan
dengan baik.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang adalah
sebuah Instalasi yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang
pencitraan diagnostik yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Kedudukan Instalasi
Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Amurang adalah sangat penting
karena sesuai dengan fungsinya sangat membantu dalam menunjang
penegakan diagnosa penyakit pasien.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang harus berlandaskan kepada Undang-Undang dan
peraturan yang berlaku. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 merupakan salah satu Peraturan
Pemerintah yang mengatur tentang semua aspek Instalasi Radiologi dan
dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam menyelenggarakan
pelayanan Radiologi. Untuk dapat melakukan fungsinya, Instalasi Radiologi
membutuhkan banyak jenis tenaga dengan kompetensi khusus, berbagai
teknologi pemeriksaan dan alat alat mulai dari yang paling sederhana sampai
yang tercanggih.
Instalasi Radiologi mempunyai dua pelanggan utama yaitu pasien
sebagai pelanggan eksternal dan dokter sebagai pelanggan internal.
Merupakan kewajiban bagi setiap Instalasi Radiologi untuk memberikan
pelayanan yang bermutu, adekuat, teratur, baik dan terus menerus kepada
setiap pelanggannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, Instalasi
Radiologi yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah Amurang perlu
dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat.
Dipimpin dan diarahkan oleh orang orang yang sesuai kualifikasinya,
kompeten dan profesional.
Upaya peningkatan mutu pelayanan Instalasi Radiologi merupakan
serangkaian kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut
struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut,
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan
memecahkan masalah-masalah yang terjadi sehingga pelayanan radiologi
yang diberikan berdaya guna dan berhasil guna.
Sasaran upaya peningkatan mutu pelayanan Instalasi Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Amurang adalah untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan (pasien, dokter dan pemakai jasa radiologi lainnya), meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pelayanan radiologi, dan efisiensi penggunaan
sumber daya yang dimiliki.
Cakupan kegiatan peningkatan mutu meliputi seluruh kegiatan teknis
radiologi dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi, serta manajemen
radiologi. Kegiatan teknis radiologi meliputi seluruh kegiatan radiologi
Konvensional, Mobile X-Ray, dan USG. Kegiatan yang berkaitan dengan
administrasi meliputi pendaftaran pasien, pelayanan administrasi keuangan,
dan pelayanan hasil pemeriksaan. Sedangkan kegiatan yang bersifat
manajerial meliputi pemberdayaan sumber daya yang ada, termasuk di
dalamnya adalah penatalaksanaan logistik dan pemberdayaan SDM.
Instalasi Radiologi juga harus menerapkan prinsip prinsip
keselamatan dalam memberikan pelayanannya. Ada lima isu penting yang
terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien
( patient safety ), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Instalasi Radiologi sangat berkepentingan dengan kelima isu
keselamatan ini karena Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang bekerja menggunakan bahan dan alat yang dapat menyebabkan
kecelakaan baik terhadap pasien maupun petugas.
Dengan melihat kompleksitas kerja Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang sehingga sarat dengan kemungkinan terjadi
kesalahan, sementara disatu sisi harus memberikan pelayanan yang baik
kepada pengguna jasa radiologi, maka untuk menghindari kesalahan
sehingga didapat hasil kerja yang baik, perlu disusun pedoman dalam
pemberian pelayanan radiologi yang sesuai dengan standar nasional, undang-
undang dan peraturan yang berlaku yang menjadi rambu rambu bagi semua
yang terlibat dalam pelayanan radiologi secara langsung maupun tidak
langsung sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Sebagai Pedoman bagi pimpinan dan semua petugas dalam memberikan
pelayanan Radiologi.
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi semua petugas Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang dalam memberikan pelayanan radiologi yang
baik dan benar
a. Sebagai acuan bagi pimpinan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Amurang dan pimpinan rumah sakit dalam mengelola
radiologi
b. Terlaksananya pemberian pelayanan radiologi secara sistematis dan
terarah.
c. Untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi semua
petugas Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang.

C. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Amurang ini antara lain :
1) Terbentuknya Instalasi Radiologi yang sesuai dengan undang undang dan
peraturan yang berlaku
2) Terciptanya pelayanan radiologi yang efektif dan efisien.
3) Dapat meningkatkan mutu pelayananan radiologi dan menjadi citra positif
bagi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang
4) Dapat meningkatkan kepercayaan dokter dan pasien terhadap hasil
pemeriksaan radiologi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang
5) Melindungi pasien dan semua petugas Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang dari kecelakaan kerja.
6) Melindungi semua petugas Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Amurang dari tuntutan malpraktek.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang meliputi :
1. Pelayanan Radiologi Pasien Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
Pelayanan Radiologi Pasien IGD adalah pelayanan radiologi dimana
pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal dari Instalasi
Gawat Darurat yang sifatnya emergency.
2. Pelayanan Radiologi Pasien Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Radiologi Pasien Instalasi Rawat Inap adalah pelayanan
radiologi dimana pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal
dari Instalasi Rawat Inap. Untuk pasien ICU, pelayanan radiologi
dilakukan langsung di Unit terkait (on bed)
3. Pelayanan Radiologi Pasien Instalasi Rawat Jalan
Pelayanan Radiologi Pasien Instalasi Rawat Jalan adalah pelayanan
radiologi dimana pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal
dari Poli Umum, Poli Spesialis, Poli Gigi, maupun pasien dari dokter di
luar Rumah Sakit Umum Daerah Amurang.

E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Amurang antara lain :
1. Pedoman di susun menurut undang – undang, peraturan, pedoman dan
kebijakan yang berlaku.
2. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit
3. Pedoman diberlakukan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang
4. Semua petugas yang memberikan pelayanan radiologi secara langsung
maupun tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman ini.
5. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari
Batasan operasional dari Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang, adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan radiologi, baik dengan peralatan radiasi
pengion maupun bukan radiasi pengion.
2. Radiologi
Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
penggunaan semua modalitas yang menggunakan radiasi untuk diagnosis
dan prosedur terapi dengan menggunakan panduan Radiologi termasuk
teknik pencitraan dan penggunaan radiasi dengan sinar-x

3. Radiografer
Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan
diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk
melakukan kegiatan radiologi diagnostik.
4. Dokter Spesialis Radiologi
Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter dengan spesialisasi di bidang
radiologi, yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion untuk
membuat diagnosis.

5. Formulir Permintaan Radiologi


Formulir Permintaan Radiologi adalah permintaan tertulis untuk
dilakukan tindakan radiologi dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis,
yang dilengkapi dengan keterangan klinis yang jelas.
6. X-ray Mobile
Pesawat sinar-x Mobile dalam ruangan adalah pesawat, sinar-X yang
dilengkapi dengan atau tanpa baterai charger dan roda sehingga mudah
digerakan yang dapat dibawa ke beberapa ruangan untuk pemeriksaan
rutin.

F. LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum dari Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang ini antara lain :
1. Undang – Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 1997 Tentang
KETENAGANUKLIRAN
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo.
375/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
780/Menkes/Per/ VIII/ 2008 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1014/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatna Radiasi Pengion
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 9 Tahun 2011
Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 8 Tahun 2011
Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 6 Tahun 2010
Tentang Pemantauan Kesehatan Untuk Pekerja Radiasi
12. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01-P /Ka-
BAPETEN / I-03 Tentang Pedoman Dosis Radiodiagnostik.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
Seiring dengan semakin banyaknya jumlah pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang, khususnya Instalasi Radiologi, maka jumlah
ketenagaan karyawan radiologi harus disesuaikan dengan meningkatnya
kebutuhan pasien akan pelayanan Radiologi. Hal ini berguna agar
pelaksanaan pelayanan radiologi dapat terlaksana dengan cepat, tepat dan
hasilnya sangat memuaskan. Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk
menjamin terlaksananya pelayanan di Instalasi Radiologi meliputi :
1. Tenaga Medis : Dokter Spesialis Radiologi yang diakui oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Kesehatan. Jika Dokter
Spesialis belum tersedia maka pelayanan Radiologi dapat dilakukan oleh
tenaga non spesialis yang sudah mendapatkan pelatihan di bidang
Radiologi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2. Tenaga Paramedis : Tenaga Para Medis non Keperawatan ( Lulusan
Akademi Assisten Rontgen atau Akademi Penata Rontgen atau D3 Teknik
Radiodiagnostik ).

Tabel 2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Instalasi Radiologi

No JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH KET


1. Dokter Spesialis  Pendidikan minimal S1 Kedokteran 1 orang
Radiologi + spesialis
 Memiliki Surat Tanda Register
(STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
 Dapat bekerja dalam tim
 Sehat jasmani dan rohani
2. PJ. Instalasi  Pendidikan minimal DIII 1 orang
Radiologi Radiografi / Dokter Spesialis
 Memiliki STR
 Dapat bekerja dalam tim
 Sehat jasmani dan rohani
3. Radiografer  Pendidikan minimal DIII 1 orang
Radiografi
 Memiliki STR
 Dapat bekerja dalam tim
 Sehat jasmani dan rohani

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Semua tenaga melakukan pelayanan terpusat pada satu Instalasi
Radiologi yang berlokasi di lantai 1 gedung rumah sakit. Tenaga radiografer
didistribusikan menjadi 1 shift yaitu sore dan diluar shift radiografer on call,
karena palayanan radiologi harus tersedia selama 24 jam.
C. PENGATURAN DINAS
Pengaturan jaga atau jadwal dinas di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang terdiri dari :
1. Pengaturan Dinas Radiografer
 Pengaturan jadwal dinas radiografer dibuat dan di pertanggung
jawabkan oleh Penanggung Jawab Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu
bulan dan direalisasikan ke radiografer setiap satu bulan.
 Jadwal dinas adalah shift siang, dimana diluar shift radiografer on call
3. Pengaturan Dinas Radiologi
 Jadwal dokter spesialis radiologi dibuat untuk jangka waktu 1 bulan
 Dokter spesialis radiologi on call 24 jam
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

A. FASILITAS
1. Sarana Fisik
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang
dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana untuk terselenggaranya
pelayanan radiologi yang aman, efektif, efisien sesuai dengan peraturan
yang berlaku, serta dimungkinkannya petugas radiologi bekerja dengan
nyaman dan aman. Letak Instalasi Radiologi memenuhi persyaratan
seperti:
a. Instalasi Radiologi mudah dicapai dari semua ruang perawatan,
sehingga pelayanan Radiologi dapat diselenggarakan dengan baik
untuk semua pasien.
b. Instalasi Radiologi mendapat penerangan yang cukup.
c. Semua kabel dan pipa berada dalam keadaan terbungkus atau tertanam
dalam lantai atau dinding
d. Instalasi Radiologi mempunyai ventilasi udara yang cukup untuk
pertukaran udara yang masuk dan keluar
e. Instalasi Radiologi dilengkapi dengan AC, aliran listrik dan air yang
tersedia dengan baik
Ruangan yang ada di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang antara lain :
a. Satu ruangan pemeriksaan dengan mobile x-ray dan meja stasionary
Ruangan ini berfungsi untuk melakukan tindakan radiologi rutin
dengan dan tanpa kontras media
b. Satu ruangan computed radiography (CR)
Ruangan ini berfungsi untuk mengolah hasil pemeriksaan radiologi /
foto yang telah dilakukan dan juga sebagai tempat penyimpanan hasil
foto.
c. Satu ruang tunggu pasien
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang tunggu pasien yang belum dan
sudah dilakukan pemeriksaan radiologi.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang dilengkapi
dengan ruangan radiodiagnostik yang terproteksi dengan baik, antara lain :
a. Dinding ruangan yang dilapisi dengan timah hitam yang setara dengan
2 mmPb
b. Semua pintu kayu dilapisi dengan timah hitam setara dengan 2 mmPb
c. Mempunyai lampu merah (lampu peringatan yang menandakan
pemeriksaan dengan radiasi sedang berlangsung) diatas pintu masuk
ruang pemeriksaan.
d. Pintu ruang pemeriksaan dilengkapi dengan atribut atau poster tanda
bahaya radiasi
2. Perlengkapan Ruangan
a. Ruangan pemeriksaan
1) Mobile X-Ray
2) Meja Stasionary dan Konvesional X-Ray
3) Stand Bucky
4) Step pijakan
5) Air Conditioner (AC)
b. Ruangan Computed Radiography (CR)
1) Reader CR Regius Sigma
2) Printer CR Drypro
3) Monitor CR
4) Dekstop CR
5) UPS komputer CR
6) Kaset CR ukuran 35x43 dan 18x24
7) Colokan listrik
3. Alat Proteksi Radiasi
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang
dilengkapi dengan alat proteksi radiasi untuk menjamin berjalannya
program proteksi radiasi terhadap perugas radiasi ( radiation worker ),
pasien, dan keluarga pasien serta staf rumah sakit yang lain ( non
radiation worker ). Alat proteksi itu antara lain :

1. Personal monitoring TLD ( Thermoluminsence dosimetri )


2. Apron
3. Kaca Pb
4. Lampu merah tanda bahaya radiasi

B. PERALATAN
1. Mobile X-ray IME 100L
2. Reader CR Regius Sigma
3. Kaset CR ukuran 35x43 dan 18x24
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


Untuk menjaga kelancaran proses pelayanan kesehatan, khususnya di
bagian Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Amurang, diperlukan
suatu alur pendaftaran yang meliputi pasien rawat jalan, rawat inap, IGD, dan
MCU agar pelayan di Instalasi Radiologi dapat berjalan dengan lancar.

1. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Jalan


Pasien Instalasi Rawat Jalan adalah pasien yang berasal dari poliklinik,
adapun alurnya adalah sebagai berikut :
 Administrasi Instalasi Rawat Jalan melakukan pendaftaran pasien
yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi melalui Komputer Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS)
 Petugas / staf Instalasi Radiologi menerima pendaftaran pasien yang
telah dilakukan petugas administrasi Instalasi Rawat Jalan
 Pasien datang membawa form pemintaan foto rontgen
 Petugas / staf radiologi melakukan kroscek terhadap permintaan foto
dengan pasien
 Petugas / staf radiologi melaukan penginputan data pasien sebelum
dilakukan pemeriksaan
 Pasien dilakukan pemeriksaan sesuai form permintaan foto
 Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien di diberikan tata cara
pengambilan hasil foto

2. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Inap


Pasien Instalasi Rawat Inap adalah pasien yang berasal dari ruang
perawatan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Amurang, adapun
alurnya adalah sebagai berikut :

 Perawat di instalasi inap membuat permohonan pemriksaan radiologi


untuk pasien yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi
 Pasien bersama perawat dan keluarga pasien datang ke instalasi
radiologi membawa surat permohonan permintaan foto
 Setelah sampai di instalasi radiologi, perawat memberikan surat
permohonan permintaan foto ke petugas radiologi
 Petugas / staf radiologi melakukan kroscek terhadap permintaan foto
dengan pasien
 Petugas / staf radiologi menginput data pasien dikomputer
 Petugas / staf radiologi melakukan pemeriksaan sesuai form
permintaan foto
 Pasien bisa kembali ke ruangan setelah selseai dilakukan pemeriksaan
 Pengambilan hasil pemeriksaan diambil oleh perawat diruangan

3. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Intalasi Gawat Darurat ( IGD )


Pasien IGD adalah pasien yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat,
adapun alurnya adalah sebagai berikut :

 Perawat atau Petugas administrasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)


melakukan pendaftaran pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
radiologi melalui Komputer Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS )
 Pasien dan perawat IGD mengantar pasien ke instalasi radiologi
membawa form permintaan foto
 Setelah sampai di instalasi radiologi, perawat memberikan surat
permohonan permintaan foto ke petugas radiologi
 Petugas / staf radiologi melakukan kroscek terhadap permintaan foto
dengan pasien
 Petugas / staf radiologi menginput data pasien dikomputer
 Petugas / staf radiologi melakukan pemeriksaan sesuai form
permintaan foto
 Pasien bisa kembali ke IGD setelah selseai dilakukan pemeriksaan
 Pengambilan hasil pemeriksaan diambil oleh perawat IGD

4. Tatalaksana Pendaftaran Pasien MCU


Pasien MCU adalah pasien yang berasal dari Medical Check UP, adapun
alurnya dalah sebagi berikut :
 Perawat atau Petugas administrasi MCU melakukan pendaftaran
pasien yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi melalui Komputer
Sistem Informasi Rumah Sakit ( SIRS )
 Petugas Instalasi Radiologi menerima pendaftaran pasien yang telah
dilakukan petugas administrasi Instalasi Rawat Jalan
 Pasien datang dan didampingi oleh perawat atau petugas MCU serta
menyerahkan surat permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter
pengirim
 Petugas / staf radiologi melakukan kroscek terhadap permintaan foto
dengan pasien
 Petugas / staf radiologi menginput data pasien dikomputer
 Petugas / staf radiologi melakukan pemeriksaan sesuai form
permintaan foto
 Pasien bisa kembali rawat jalan untuk diberikan informasi
pengambilan hasil pemeriksaan radiologi

5. Tatalaksana Pendaftaran Pasien Dari Luar Rumah Sakit Umum Daerah


Amurang
Adalah pasien yang berasal dari luar Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang, baik dari rujukan Rumah Sakit lain, Klinik, Praktek Dokter,
maupun yang datang sendiri, adapun alurnya dalah sebagi berikut :
 Pasien atau keluarga pasien, atau pun perawat yang mendampingi
mendaftar di Customer Service (CS ) untuk dirujuk ke Instalasi
Radiologi
 Petugas Customer Service (CS ) melakukan pendaftaran pasien yang
akan dilakukan pemeriksaan radiologi melalui Komputer Sistem
Informasi Rumah Sakit ( SIRS )

 Petugas Customer Service (CS) menghubungi Petugas administrasi


Instalasi Radiologi melalui interkom untuk memberitahu ada pasien
dari luar untuk dilakukan pemeriksaan radiologi serta konfirmasi
antrian pasien
 Petugas administrasi Instalasi Radiologi menerima pendaftaran pasien
yang telah dilakukan petugas Customer Service (CS), berikutnya
petugas administrasi Radiologi menginput atau memilih pemeriksaan
yang akan dilakukan pada komputer Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) serta mencetak atau print surat perintah kerja ( SPK )
 Pasien datang dan didampingi oleh petugas Customer Service ( CS )
serta menyerahkan surat permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter
pengirim (bila ada).
 Petugas Administrasi Instalasi Radiologi mencatat waktu pendaftaran
pasien
 Petugas Administrasi Instalasi Radiologi menginformasikan kepada
pasien mengenai perkiraan lamanya waktu tunggu pelayanan radiologi
 Petugas Administrasi Instalasi Radiologi mengarahkan pasien untuk
menunggu di ruang tunggu pasien untuk menunggu giliran diperiksa

B. TATALAKSANA PERSIAPAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI


1. Tatalaksana Persiapan Pemeriksaan Radiologi Umum
Persiapan Pemeriksaan Radiologi Konvensional Non Media Kontras
Untuk persiapan pemeriksaan radiologi konvensional non kontras tidak
ada persiapan khusus, hanya saja benda – benda yang akan menyebabkan
gambaran radio opaque harus di lepaskan dari objek yang akan diperiksa.
Untuk mammografi dilakukan 10 hari setelah haid pertama.
C. TATA LAKSANA PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Semua pemeriksaan radiologi dilakukan dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi pasien melalui formulir pemeriksaan dan gelang identitas
pada pasien Instalasi Rawat Inap.

1. Tatalaksana Pemeriksaan Radiologi Pada Keadaan Gawat Darurat


a. Trauma Cervico Thoraco Lumbal
1) Tujuan pemeriksaan Cervico Thoraco Lumbal
Tujuan pemeriksaan radiologi pada trauma cervico thoraco lumbal
adalah sebagai berikut :
 Memperlihatkan fraktur, frakmen fraktur, dan memperlihatkan
komplikasi yang ditimbulkan oleh trauma di daerah tersebut
 Memperlihatkan adanya korpus alienum, seperti proyektil pada
luka tembak
2) Teknik pemeriksaan
Teknik – teknik pemeriksaan radiologi yang dilakukan terhadap
pasien trauma cervico thoraco lumbal adalah sebagai berikut :
 Foto polos dibuat dua posisi ( AP dan Lateral dan diusahakan
tidak memanipulasi pasien )
b. Trauma Dada
1) Tujuan pemeriksaan radiologi pada trauma dada
Tujuan pemeriksaan radiologi pada trauma dada adalah untuk
tujuan sebagai berikut :
 Mencari adanya fraktur tulang-tulang dinding dada
 Mencari adanya benda asing
 Mencari adanya kelainan pada mediastinum
 Mencari adanya hemotoraks, pneumothoraks, dan efusi pleura
2) Teknik pemeriksaan
Teknik pemeriksaan untuk trauma dada adalah :
 Thorax PA dan Lateral  sebagai data dasar untuk mencari
adanya fraktur, pneumothoraks, hematothoraks, benda asing
dan melihat kelainan diafgrama dan sinus
 USG  digunakan untuk melihat adanya efusi pleura
 CT-Scan  digunakan untuk melihat adanya pneumothoraks
yang tersembunyi, adanya benda asing atau adanya dugaan
cedera pada pembuluh darah.
c. Akut Abdomen
1) Tujuan pemeriksaan radiologi akut abdomen
Pemeriksaan radiologi untuk akut abdomen bertujuan
sebagai berikut:
 Memperlihatkan adanya perforasi usus
 Mencari adanya sumbatan ( obstruksi ileus ) atau
paralitik ileus
 Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil
 Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra
peritoneal dan dinding abdomen
2) Teknik pemeriksaan
 Abdomen 3 posisi
- Supine
- Erect atau Semi Erect
- Lateral Dekubitus
 Untuk pasien yang agak sulit dilakukan seperti berikut :
- Supine
- Supine, sinar horizontal
- Lateral dekubitus atau semi erect

2. Tatalaksana Pemeriksaan Radiologi Konvensional Non Media


Kontras
a. Thorax foto
 Foto thoraks dibuat dalam posisi PA dan bila perlu Lateral
atau RAO/LAO
 Top Lordotik : untuk memperlihatkan apex paru
 Thoraks AP : hanya untuk pasien yang bed rest
b. Pemeriksaan Tulang Kepala
 Schedel AP atau PA dan Lateral
c. Pemeriksaan Tulang Temporal
 Schuller
 Stenvers
 Chause III
 Towne
d. Pemeriksaan Tulang Ekstremitas
 AP dan Lateral
e. Pemeriksaan Tulang Belakang
 AP dan Lateral
 RAO atau LAO
 RPO atau LPO

D. TATA LAKSANA PEMBERIAN EKSPERTISE


1. Tatalaksana Pemberian Ekspertise di Dalam Jam Kerja
Alur dari pemberian ekspertise di dalam jam kerja adalah sebagai berikut :
 Output pemeriksaan radiologi dalam bentuk film rontgen diserahkan
kepada dokter spesialis radiologi untuk di ekspertise atau di
interpretasi dengan melampirkan amplop dan formulir pemeriksaan
yang dilengkapi dengan klinis dari dokter umum, dokter spesialis,
dokter gigi dan dokter gigi spesialis
 Hasil pemeriksaan radiologi yang sudah diekspertise atau di
interpretasi oleh dokter spesialis radiologi di validasi oleh petugas
radiologi sebelum diberikan kepada pasien.
2. Tatalaksana Pemberian Ekspertise Di Luar Jam Kerja
Alur dari pemberian ekspertise di luar jam kerja adalah sebagai berikut :
 Untuk pemeriksaan radiologi yang membutuhkan hasil cito, petugas
radiologi mengirim data yang akan di ekspertise melalui sistem
teleradiologi via email atau wa dengan sebelumnya menghubungi
dokter spesialis radiologi.
 Untuk pemeriksaan radiologi yang bersifat cito yang harus dilakukan
langsung oleh Dokter Spesialis Radiologi, maka dokter spesialis
radiologi yang bertugas On Call akan di hubungi.
 Untuk hasil pemeriksaan Radiologi yang tidak cito, petugas radiologi
mengirim data yang akan di ekspertise melalui sistem teleradiologi
via email dengan sebelumnya menghubungi dokter spesialis radiologi.
Dokter spesialis radiologi akan mengirim hasil ekspertise melalui
teleradiologi via email kepada petugas radiologi. Petugas radiologi mencetak
hasil ekspertise dan memvalidasinya sebelum diberikan kepada pasien.

E. TATA LAKSANA PENYERAHAN HASIL RADIOLOGI


1. Tatalaksana Penyerahan Hasil Radiologi Pasien Instalasi Rawat
Jalan
Alur dari penyerahan hasil radiologi untuk pasien Instalasi Rawat Jalan
adalah sebagai berikut :
 Petugas radiologi akan memvalidasi hasil pemeriksaan radiologi
sebelum diserahkan kepada perawat atau petugas administrasi
Instalasi Rawat Jalan
 Petugas administrasi radiologi menyerahkan pemeriksaan radiologi ke
perawat atau petugas administrasi Instalasi Rawat Jalan dengan
membuat catatan serah terima di buku ekspedisi radiologi.
 Bila dokter pengirim akan meminjam foto rontgen tanpa expertise dari
dokter spesialis radiologi maka petugas yang mengambil mencatat di
buku ekspedisi.
2. Tatalaksana Penyerahan Hasil Radiologi Pasien Instalasi Rawat Inap
Alur dari penyerahan hasil radiologi untuk pasien Instalasi Rawat Inap
adalah sebagai berikut :
 Petugas radiologi akan memvalidasi hasil pemeriksaan radiologi
sebelum diserahkan kepada perawat atau petugas administrasi
Instalasi Rawat Inap
 Petugas administrasi radiologi menyerahkan pemeriksaan radiologi ke
perawat atau petugas administrasi Instalasi Rawat Inap dengan
membuat catatan serah terima di buku ekspedisi radiologi.
 Bila dokter pengirim akan meminjam foto rontgen tanpa expertise dari
dokter spesialis radiologi maka petugas yang mengambil mencatat di
buku ekspedisi.
3. Tatalaksana Penyerahan Hasil Radiologi Pasien IGD
Alur dari penyerahan hasil radiologi untuk pasien Instalasi Gawat Darurat
adalah sebagai berikut :
 Petugas radiologi akan memvalidasi hasil pemeriksaan radiologi
sebelum diserahkan kepada perawat atau petugas administrasi
Instalasi Gawat Darurat
 Petugas administrasi radiologi menyerahkan pemeriksaan radiologi ke
perawat atau petugas administrasi Instalasi Gawat Darurat dengan
membuat catatan serah terima di buku ekspedisi radiologi.
 Bila dokter pengirim akan meminjam foto rontgen tanpa expertise dari
dokter spesialis radiologi maka petugas yang mengambil mencatat di
buku ekspedisi

4. Tatalaksana Penyerahan Hasil Radiologi Pasien MCU


Alur dari penyerahan hasil radiologi untuk pasien Medical Check Up
(MCU ) adalah sebagai berikut :
 Petugas radiologi akan memvalidasi hasil pemeriksaan radiologi
sebelum diserahkan kepada petugas MCU
 Petugas administrasi radiologi menyerahkan pemeriksaan radiologi ke
petugas MCU dengan membuat catatan serah terima di buku ekspedisi
radiologi.
 Untuk pasien pribadi, pasien datang ke bagian Instalasi Radiologi
dengan membawa dan menunjukkan bukti pengambilan hasil rontgen.

F. TATA LAKSANA PENETAPAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN


RADIOLOGI
Tatalaksana penetapan waktu tunggu adalah sebagai berikut :
 Waktu tunggu dihitung dari pasien masuk ruangan radiologi untuk
dilakukan tindakan radiologi sampai selesai interpretasi / ekspertise oleh
dokter spesialis radiologi
 Waktu tunggu di buat sesuai dengan kerangka waktu yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan pasien

 Kerangka waktu untuk pelayanan radiologi di dalam jam kerja adalah


sebagai berikut :
- Radiologi konvensional non kontras 1 Jam
 Kerangka waktu untuk pelayanan radiologi cito adalah 30 menit
 Proses pencatatan waktu tunggu adalah dengan mencatat waktu pasien
masuk keruangan radiologi, dengan mencatat waktu selesainya ekspertise
yang tercantum di dalam lembaran hasil ekspertise. Selisih waktu antara
penerimaan permintaan pemeriksaan dan selesainya ekspertise oleh dokter
spesialis radiologi menjadi perhitungan lama waktu diberikannya
pelayanan.
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan perbekalan logistik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum


Daerah Amurang Medan di kelola secara secara efektif dan efisien guna
menunjang mutu pelayanan. Perbekalan logistik ini berupa bahan habis pakai
berupa obat – obatan, alat – alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan rumah
tangga. Dalam pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan beberapa
alur yaitu :

A. Permintaan Barang ke Bagian Gudang Farmasi


Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian gudang farmasi
adalah sebagai berikut :
 Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan barang farmasi
di komputer sistem informasi Rumah Sakit dengan persetujuan
Penanggung Jawab Instalasi Radiologi, lalu dicetak atau diprint dan
ditandatangani Penanggung Jawab Instalasi Radiologi
 Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir permintaan barang
yang telah disetujui ke petugas farmasi untuk diminta persetujuan dari
direktur. Kemudian petugas merekap permintaan barang radiologi dan
menyiapkan barang permintaan.
 Petugas radiologi mengambil barang yang diminta sesuai dengan hari
yang telah ditentukan setiap minggunya, kemudian dicatat tanggal datang
dan stock barang yang ada.
 Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan
sesuai kebutuhan

B. Permintaan Barang ke Bagian Gudang Umum


Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian gudang umum
adalah sebagai berikut :
 Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan ATK, ART
dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Instalasi Radiologi
 Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir amprahan yang telah
disetujui ke petugas gudang umum. Kemudian petugas merekap
permintaan barang radiologi dan menyiapkan barang yang diminta.
 Petugas Instalasi Radiologi mangambil barang yang diminta sesuai
dengan hari yang telah ditentukan setiap minggunya, kemudian dicatat
tanggal datang dan stock barang yang ada
 Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan
sesuai kebutuhan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.
Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD, adalah insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC, adalah terjadinya
insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC, adalah insiden yang
sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC, adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian Sentinel, adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius.
Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan
insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
B. TUJUAN
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain
itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak
terhadap peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan dan pasien,
menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek,
blow-up ke media massa yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap
pelayanan rumah sakit.
Selain itu rumah sakit dan dokter bersusah payah melindungi dirinya dengan
asuransi, pengacara dsb, tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yang menang,
bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


1. Standar Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien yaitu:
 Hak pasien
 Mendidik pasien dan keluarga
 Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
 Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
 Mendidik staf tentang keselamatan pasien
 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
2. Sasaran Keselematan Pasien Rumah Sakit
Setiap rumah sakit/Instalasi Radiologi wajib mengupayakan pemenuhan
Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh.

D. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI


RADIOLOGI
1. Pengantar
Instalasi Radiologi merupakan salah satu bagian pelayanan rumah sakit,
oleh sebab itu pelayanan radiologi tidak hanya terfokus pada tujuan pelayanan
radiologi dalam memanfaatkan radiasi tetapi juga tetap mempertimbangkan dan
memperhatikan pada tujuan sistem keselamatan pasen. Selama ini, instalasi
radiologi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan radiasi
pengion dan non pengion, sangat terarah pada keselamatan terhadap radiasi
karena diketahui pemakaian radiasi pengion mengandung resiko bila digunakan
tanpa mengkuti dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kini saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan radiologi mulai
memikirkan, membuat, menerapkan dan melaksanakan system keselamatan
pasien, sehingga pelayanan radiologi ( Radiodiagnostik) tidak hanya mampu
memberikan layanan dan hasil layanan yang bermutu tinggi tetapi juga
memberikan kepastian terwujudnya keselamatan pasien ( pasien safety ).
Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan
sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi
penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya
bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan
oleh tenaga yang tidak kompeten atau bukan radiographer. Untuk itu setiap
pengguna ataupun pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa menjamin
mutu pelayanannya, yaitu harus tepat dan aman baik bagi pasien, pekerja maupun
lingkungan atau masyarakat sekitarnya.
Kebijakan dan upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi pada dasarnya
juga sama seperti kebijakan pelayanan kesehatan umumnya yang mengutamakan
kesehatan dan keselamatan pasien, antara lain :
 Regulasi perizinan penyelenggaraan radiologi
 Standar Pelayanan Radiologi.
 Pemantapan jejaring pelayanan radiologi
 Penyelenggaraan quality assurance
 Penetapan dan penerapan berbagai stándar pelayanan radiologi
 Pemenuhan persyaratan dalam standar
 Pelaksanaan akreditasi pelayanan radiologi (radiodiagnostik dan radioterapi)
 Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan radiologi baik oleh pusat
yang dilakukan oleh Depkes dan Bapeten maupun oleh daerah
 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Pengembangan Teknik Pemeriksaan Radiologi
Upaya peningkatan mutu di bidang pelayanan radiologi harus dilakukan baik
untuk kepentingan diagnostik maupun untuk pengobatan, agar dengan demikian
selain dapat memberikan mutu pelayanan yang tepat dan teliti, sekaligus dapat
meminimalkan “interpersonal discrepancies” dan “intrapersonal disagreement”
serta dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap keselamatan pasien,
petugas dan lingkungan.

2. Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum


Daerah Amurang
Pemeriksaan Radiologi biasanya dilakukan dengan teknik-teknik yang
berbeda sesuai dengan klinis pasien, secara garis besar pemeriksaan radiologi
diagnostik terdiri dari:
Pemeriksaan dengan sinar-X
a) Digital Radiografi
b) Ultrasonografi ( USG)
c) Mobile X-Ray
Dengan dilakukannya berbagai teknik pemeriksaan radiologi mulai dari yang
konvensional sampai dengan teknik intervensional baik dengan
menggunakan bahan kontras maupun tanpa bahan kontras, maka setiap
pekerja radiasi perlu melakukan dengan cermat karena kemungkinan
timbulnya KTD pada setiap pemeriksaan..
Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang menurut sumber atau Energi yang digunakan di bagi menjadi :
1. Sinar-x ( Radiografi )
Pesawat x-ray Konvensional
 Digital Radiografi unit
 Portable x-ray unit
Dengan meningkatnya jumlah modality dan fasilitas pelayanan radiologi
maka memungkinkan untuk semakin meningkatnya jumlah pasien yang
dilakukan pemeriksaan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
banyak jumlah pasien yang menerima radiasi dan kemungkinan semakin
besar peluang terjadinya KTD. Oleh sebab itu diharapkan radiografer harus
semakin hati-hati untuk tidak menambah penderitaan pasen dengan
terjadinya KTD.
3. Insiden di Instalasi Radiologi
Kejadian Tidak Diharapkan yang mungkin timbul pada proses pelayanan
radiologi diagnostik antara lain dapat disebabkan oleh :
1. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi
a) Kurang/tidak teliti dalam mengidentifikasi pasien
b) Kurang paham klinis yang membuat kesalahan pembuatan foto
c) Tidak bertanya apakah pasien hamil atau tidak ( wanita subur )
2. Pada saat dilakukan pemeriksaan
a) Saat memindahkan pasen ke meja pemeriksaan
b) Terlalu banyak memanipulasi obyek
c) Memakai peralatan kurang steril
d) Tidak menggunakan peralatan disposable
e) Terjadinya kontra indikasi bahan kontras
f) Pengulangan pemeriksaan
- Salah penyudutan arah sinar
- Salah sentrasi
- Under dan upper eksposure
- Tidak ada marker atau salah marker
- Kesalahan tindakan medik oleh dokter spesialis Radiologi
- Salah positioning
- Kesalahan pesawat yang disebabkan tidak dikalibrasi secara
rutin dan tidak adanya QC peralatan radiologi
3. Sesudah dilakukan pemeriksaan
a) Salah ekspertise atau interpretasi
b) Pemberian hasil tanpa di validasi terlebih dahulu
- Salah identitas pasien
- Hasil tertukar antara pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya
c) Efek penyuntikan bahan kontras
d) Efek radiasi ( bila paparan yang diberikan tinggi )
4. Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Radiologi
Implementasi Keselamatan pasien pada tiap modalitas imajing di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Royal Prima Medan antara lain :
1. Modalitas dengan sumber radiasi sinar-x
a) Hindari manipulasi pasien pada saat posisioning
Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur
Columna Vertebralis, trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu
pula pasien dengan fraktur ekstrimitas dengan pemakaian
peralatan traksi.
b) Pemakaian bahan kontras radiografi
- Harus ada informed consent sebelum dilakukan pemasukan
bahan kontras
- Harus ada pemeriksaan laboratorium mengenai fungsi ginjal
(ureum dan creatine)
- Gunakan bahan kontras yang relatif aman
- Harus dilakukan oleh dokter atau didalam pengawasan dokter
- Ada standar kedaruratan medis radiologi
c) Minimalisasi dosis radiasi
- Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian
rupa sehingga cukup seluas obyek yang diperiksa
- Pengaturan faktor eksposi yang tepat
- Pada setiap pasien wanita usia subur sebelum dilakukan
pemeriksaan harus ditanya apakah sedang hamil atau tidak,
bila hamil diminta pertimbangan dokter spesialis radiologi
apakah perlu atau tidak dilakukan
- Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan
apabila ada permintaan dari dokter yang mengirim dan
dilengkapi dengan klinis yang jelas dan dikerjakan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional dan dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten.
2. Ultrasonografi
Sampai saat ini pemeriksaan USG masih dikategorikan sebagai
pemeriksaan yang paling aman bagi pasien. Belum ditemukan gejala-
gejala KTD selama pemeriksaan maupun sesudah pemeriksaan.
BAB VII
K3RS DAN PROTEKSI RADIASI

A. FASILITAS
Pemanfaatan pesawat sinar-x untuk diagnostik secara tepat meliputi
disain ruangan, pemasangan, dan pengoperasian sesuai dengan norma
keselamatan radiasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi
ruangan pesawat sinar-x diagnostik sebelum bangunan didirikan, antara lain
lokasi bangunan, letak ruangan dan tebal dinding maupun perisai pintu.
Ruangan sinar-x harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
peralatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga
memberikan proteksi yang cukup terhadap operator dan orang lain yang
berada di sekitar ruangan pesawat sinar-x.
Dasar penentuan persyaratan ruangan pesawat sinar-x diagnostik
dengan mempertimbangkan potensi bahaya radiasi yang mungkin terjadi.
Agar resiko bahaya yang diterima pekerja radiasi ( radiation workers ), staf
lain ( non radiation workers ) dan masyarakat (public) harus dapt ditekan
sekecil kecilnya jika mungkin dapat ditiadakan. Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Amurang terdiri dari beberapa ruang pemeriksaan
Radiodiagnostik yang terproteksi dengan baik, antara lain :
1. Dinding ruangan yang dilapisi dengan timah hitam yang setara dengan 2
mmPb
2. Semua pintu kayu dilapisi dengan timah hitam setara dengan 2 mmPb
3. Mempunyai lampu merah (lampu peringatan yang menandakan
pemeriksaan dengan radiasi sedang berlangsung) diatas pintu masuk
ruang pemeriksaan
4. Pintu ruang pemeriksaan dilengkapi dengan atribut atau poster tanda
bahaya radiasi.

B. PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI


Persyaratan sebelum melakukan pemeriksaan radiologi adalah
keselamatan terhadap radiasi sehingga perlu diperhatikan oleh semua pekerja
radiasi. Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan
radiasi yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Peralatan
proteksi Radiasi yang tersedia antara lain :
1. Personal monitoring TLD ( Thermoluminisence dosimetri )
2. Apron
3. Thyroid Shield
4. Google
5. Tabir Pb
6. Kaca Pb
7. Lampu merah tanda bahaya radiasi

C. KESELAMATAN OPERASIONAL
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang aman untuk
petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain, maka kegiatan
keselamatan operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu antara lain :
a. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk
kegiatan radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang
undangan maka pesawat sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
b. Inspeksi periodik
Inspeksi secara periodik terhadap peralatan sinar –x, perlengkapan
proteksi radiasi dan hal yang menyangkut keselamatan atau penahan
radiasi ruangan pesawat sinar-x harus dilakukan untuk perbaikan dalam
hal adanya komponen yang rusak atau hal yang berhubungan dengan
keselamatan radiasi.

c. Pembatasan arah sinar


Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke panel
kontrol atau daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau yang
hanya dipersiapkan untuk radiasi hambur.

D. KESELAMATAN PETUGAS
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-x,
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum
pada petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
a. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika
berada dalam ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan
dilengkapi dengan kaca Pb.
b. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi
yang memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan digunakan
dengan baik dan benar.
c. Pemakaian Monitor Perorangan
Untuk mencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maka
diperlukan adanya personal monitoring. Di instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Amurang personal monitoringnya adalah
Thermoluminisence dosimetri ( TLD ).
d. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di Bagian Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Amurang bagi pekerja radiasi dilakukan sekurang-kurangnya
sekali setahun dan apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan kesehatan
tambahan jika pekerja radiasi mengalami penyinaran radiasi berlebih.

E. PROTEKSI RADIASI KEPADA PASIEN


Selain menjamin amannya bahaya radiasi untuk pekerja radiasi, proteksi
terhadap pasien juga perlu diperhatikan. Kegiatan ini antara lain :
a. Persyaratan pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap pasien hanya dilakukan bila ada permintaan
tindakan radiologi dari dokter pengirim. Dalam hal terjadi keraguan akan
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli radiologi atau dokter
pengirim.
b. Pengurangan Dosis Radiasi Pasien
Penggunaan faktor eksposi yang sesuai tanpa mengurangi tegaknya
diagnosa Pembatasan daerah penyinaran dengan pengaturan kolimasi
sesuai dengan objek yang akan dilakukan penyinaran. Jarak fokus dengan
kulit untuk dental x-ray paling tidak 20 cm. Jarak fokus dengan film untuk
chest x-ray sekurang kurangnya 120 cm. Penggunaan IP yang sesuai
untuk pemeriksaan mammografi
c. Penggunaan Alat Proteksi Radiasi
Pasien yang melakukan pemeriksaan Panoramik dan Dental x-ray harus
memakai Apron. Keluarga pasien atau pendamping harus memakai apron
di dalam ruang penyinaran. Diruang perawatan intensif digunakan tabir
Pb untuk pasien yang lain

F. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT DAN PELAPORAN


Keadaan darurat adalah keadaan bahaya sedemikian yang dapat mengancam
keselamatan dan kesehatan manusia, kerugian harta benda atau kerusakan
lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya kecelakaan nuklir dan atau
kecelakaan radiasi yang terjadi diwilayah tertentu.

Prosedur kerja :
a. Penanggulangan Keadaan Darurat
 Hentikan operasi instalasi, keluarkan penderita dari medan radiasi
 Amankan daerah di sekitar kecelakaan dan tidak seorangpun boleh
memasuki daerah tersebut apabila dikawatirkan adanya ledakan yang
dapat segera timbul atau keadaan darurat lainnya.

 Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan.


 Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
 Ukur tingkat / besarnya radioaktivitas yang mungkin melekat pada
tubuh penderita
 Kelompokkan penderita menurut dosis yang diterima.
 Lakukan dekontaminasi apabila perlu
 Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur, dengan
memperhatikan keselamatan manusia harus diutamakan.
 Laporkan ke bagian Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Kerja,
organisasi kawasan dan Nasional (BAPETEN)
b. Pelaporan
 Pelaporan dilakukan setiap bulan, ada atau tidak adanya kecelakaan ke
bagian Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Kerja
 Pelaporan dibagi menjadi Laporan Bulanan Kecelakaan Kerja, PAK/
PAHK, dan Laporan Bulanan Kasus Kecelakaan Pengunjung dan
Vendor

G. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BAHAN INFEKSIUS


BERBAHAYA
Prosedur penanganan dan pembuangan limbah bahan infeksius berbahaya
adalah sebagai berikut :
1. Sampah Non Medis
 Sampah non medis di buang pada tempat sampah yang telah
di sediakan
 Setiap pagi sampah diangkut oleh cleaning service RS ke tempat
pembuangan
2. Bahan Infeksius
 Sampah medis ( jarum, wing nedlle, botol obat-obatan dan kontras,
handscoen, dll ) di buang pada Tempat Sampah Medis
 Setiap pagi sampah medis akan diangkut oleh cleaning service rumas
sakit ke tempat pembuangan

H. ALUR PENANGANAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA


Alur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah Amurang

Karyawan Bersangkutan

IGD Rumah Sakit Umum Daerah Karyawan diistirahatkan


Amurang
Karyawan bekerja biasa
karyawan diistirahatkan

Konsul dokter spesialis


karyawan bekerja biasa

Dirawat
1. Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah Amurang

Karyawan Bersangkutan

Kepala Instalasi/Unit Karyawan Bersangkutan

Kepala Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3RS

Kepala K3RS

Direktur Rumah Sakit


I. FORMAT LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA / PENYAKIT
AKIBAT KERJA

LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA/PENYAKIT AKIBAT


KERJA

( diisi oleh karyawan)

1. Nama Karyawan :

2. Unit Kerja :

3. Atasan Karyawan :

4. Tempat, Tanggal dan waktu kejadian :

5. Jabatan pekerjaan/lama bekerja :

6. Uraian kejadian kecelakaan


a. Bagaimana terjadinya kecelakaan :

b. Jenis pekerjaan waktu kecelakaan :

c. Saksi yang melihat kecelakaan :

7. Sebutkan :
a. Mesin, pesawat, instalasi, alat proses, cara kerja, bahan atau
lingkungan yang menyebabkan kecelakaan

b. Bahan, proses, lingkungan, cara kerja atau sifat pekerjaan yang


menyebabkan penyakit akibat kerja

(diisi oleh dokter)


8. Akibat Kecelakaan
a. Akibat yang diderita korban :

b. Sebutkan bagian tubuh yang sakit :

c. Sebutkan jenis penyakit akibat kerja :

d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan pertama :


 Berobat jalan :
 Dirawat di :
Manado,
Karyawan bersangkutan Atasan Karyawan

Mengetahui
Ka. Manajemen fasilitas dan keselamatan

dr.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

a. Latar belakang
Penerapan Jaminan Mutu (Quality Assurance/QA) dalam setiap
prosedur radiografi diharapkan mampu memberi manfaat dalam penanganan
pasien, memastikan agar setiap radiograf yang dihasilkan mempunyai nilai
informasi diagnostik yang akurat serta memberi kemungkinan minimal
terhadap dosis radiasi dan efisiensi biaya pemeriksaan.
Tujuan utama dari program QA adalah untuk menghasilkan
radiografi yang memiliki kualitas tinggi sehingga memaksimalkan hasil
bacaan radiolog dalam rangka penegakan diagnosis pasien.
Menurut BAPETEN tentang pedoman dosis pasien radiodiagnostik
(2003), tujuan program QA adalah akurasi dan ketepatan waktu diagnosis
pasien. Sedangkan penerapan program Kontrol Mutu (Quality Control/QC)
sebagai bagian dari program QA radiologi dilakukan dengan tujuan untuk
mendukung program QA yakni dalam aspek pengendalian parameter
performa (kinerja) fisis pesawat atau peralatan pendukung lainnya melalui
pengujian-pengujian dan pendokumentasian data secara rutin dan periodik
oleh internal bagian radiologi yaitu 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Untuk mengawalinya, Pedoman kendali Mutu (Quality Control)
peralatan diagnostik menurut KMK No. 1250/MENKES/SK/XII/2009 dapat
diterapkan dan bila ingin melakukan audit internal secara mandiri, untuk
sementara dapat diujicobakan tingkat kepatuhan hasil implementasi QC
programnya dengan mengacu pada standar pengujian kepatuhan
(Compliance test) Internasional (Safety Act nomor 1975 tahun 2000).
Dipilihnya standar Internasional SA 1975:2000 karena menyangkut dua hal.
Pertama, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) akan memberlakukan
regulasi uji kepatuhan pada awal 2012 di Indonesia, dan yang kedua, proses
persiapan Perka BAPETEN terkait uji kepatuhan yang akan dikeluarkan pada
bulan Juni 2012, diantaranya mengacu pada Regulasi SA 1975:2000
Mengacu kepada hal diatas, Rumah Sakit Umum Daerah Amurang
sebagai salah satu rumah sakit terbesar di Medan perlu melakukan
peningkatan mutu salah satunya yaitu dengan melakukan kegiatan
penjaminan mutu dan pengontrolan mutu di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang.

Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan hal ini adalah
kepuasan pelanggan, keselamatan pasien dan petugas radiologi dan kualitas
hasil pemeriksaan radiologi.

b. Tujuan
- Tujuan umum :
Agar terwujud pelayanan Instalasi Radiologi yang bermutu tinggi untuk
menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Amurang secara keseluruhan baik untuk kepentingan diagnostik maupun
pengobatan.
- Tujuan khusus :
1. Menciptakan pelayanan radiologi yang mengedepankan
keselamatan pasien.
2. Menciptakan pelayanan radiologi yang memperhatikan kepuasan
pelanggan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan hasil
yang tepat.
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan
mempertahankan kinerja peralatan radiologi pada kondisi optimal
di Instalasi Radiologi.

c. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Kepuasan pelanggan
 Penetapan waktu tunggu pelayanan dan pemberian informasi
kepada pelanggan mengenai waktu tunggu pelayanan.
 Dokumentasi hasil expertise yang baik dan dapat menyediakan
kembali dengan cepat bila ada permintaan sesuai dengan pedoman
yang ada.
 Survei kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Instalasi Radiologi
melalui survei yang dilakukan oleh Rumah Sakit secara
keseluruhan.
2. Keselamatan pasien (Patient Safety) dan petugas Instalasi Radiologi
 Menetapkan dan menjalankan kegiatan Proteksi Radiasi untuk
Keamanan dan Antisipasi Bahaya Radiasi.
3. Kualitas hasil (Image Quality)
 Menetapkan dan menjalankan kegiatan pengelolaan peralatan
radiologi dan diagnostic imajing.
 Pelaksanaan expertise dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
di dalam dan di luar jam kerja.
BAB IX
PENUTUP

Telah diuraikan secara lengkap Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah


Sakit Umum Daerah Amurang yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan radiologi. Pedoman ini sangat penting artinya karena
memuat semua standar dari aspek yang ada di radiologi yaitu aspek sarana dan
prasarana serta standar mutu. Dengan demikian, Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Amurang akan dapat memberikan pelayanan yang lebih efisien,
terarah, sistematis dan benar dan sehingga kualitas fungsinya yaitu fungsi
pelayanan, pendidikan dan pelatihan menjadi optimal

Optimalisasi fungsi radiologi sangat erat hubungannya dengan kepuasan


pengguna jasa, kesejahteraan karyawan, pengembangan rumah sakit sehingga
tercapai apa yang dicita-citakan.

Anda mungkin juga menyukai