A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini menjadi salah satu prioritas dalam Misi
pembangunan Pemerintahan di Kabupaten Karawang. Oleh karenanya pemerintah
daerah senantiasa berusaha meningkatkan upaya kesehatan salah satunya melalui
pelayanan kesehatan.
Rumah sakit merupakan salah satu kegiatan pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan harus bermutu
yaitu yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan , di mana
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Salah satu pelayanan di Rumah sakit adalah pelayanan radiologi yang
yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan. Sebagai
komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan radiologi
digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan
hasil pengobatan.Oleh karena itu, hasil pemeriksaan radiologi harus terjamin
mutunya.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan radiologi, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu ( Quality Assurance ), karena pelayanan
radiologi selain dirasakan besar manfaatnya tapi juga karena di dalam
pengoperasian peralatan radiologi menggunakan zat radioaktif dan atau sumber
radiasi pengion lainnya sehingga ada resiko bahaya radiasi baik terhadap pekerja,
pasien maupun lingkungan. Dengan demikian pelayanan radiologi harus dikelola
dengan professional, melaksanakan praktek pelayanan radiologi dengan benar.
Oleh karena itu perlu adanya suatu Standar Pelayanan Radiologi RSKP
Karawang yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien yang harus dijalankan dan
berusaha mengimplementasikannya sesuai kondisi di RSKP Karawang yang tidak
terlepas dari Standar Pelayanan Radiologi yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan.
2
B. Tujuan
Tujuan Pedoman Pelayanan Radiologi adalah :
- Menjadi acuan dalam penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan radiologi.
- Menjadi acuan dalam penetapan standar ketenagaan Instalasi radiologi.
- Menjadi acuan dalam penetapan standar fasilitas pelayanan radiologi.
C. Ruang Lingkup
Pedoman pelayanan radiologi meliputi standar ketenagaan, logistik , fasilitas dan
peralatan, tata laksana pelayanan, keselamatan pasien , keselamatan kerja,
proteksi radiasi dan pengendalian mutu.
Uraian tugas dan wewenang, distribusi ketenagaan serta pengembangan SDM
diuraikan dalam standar ketenagaan. Sedangkan jumlah dan jenis peralatan yang
dimiliki diuraikan dalam fasilitas dan peralatan.
D. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion
dan bentuk energi lainya (non pengion) dalam bidang diagnostik imejing dan
terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan
radioaktif seperti sinar rontgen (sinar-x), sinar gamma, pancaran partikel
pengion (electron, neutron, positron, dan proton) serta bukan energy pengion
(non pengion) seperti antara lain gelombang ultrasonic, gelombang infra red,
gelombang magnetic, gelombang mikro dan radio frekuensi.
2. Radiodiagnostik Imejing adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang
diagnostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi
pengion maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radio aktif yang menghasilkan citra (imej) dari morfologi tubuh manusia dan
faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontegn
(sinar-x), infra red, radio nuklir, ultasonik, magnetis dan emisi positron.
3. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas,wewenang dan
tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang unruk melakukan kegiatan
Pelayanan Radiologi di unit pelayanan kesehatan.
4. Pesawat sinar-x adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar rontgen
(sinar-x) yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi.
5. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia yang
menggunakan prinsip gelombang suara dengan frekuensi 1 – 10 juta Hz.
3
6. CT-Scan adalah alat pencitraan dengan sumber sinar-x yang memutari organ,
dan hasilnya berupa gambar berbentuk potongan-potongan dan diproses
secara komputer.
7. Pemeriksaan Radiologi Sederhana adalah pemeriksaan rontgen tanpa media
kontras.
8. Pemeriksaan Radiologi Sedang adalah pemeriksaan yang meliputi
pemeriksaan USG dan pemeriksaan rontgen sederhana dengan posisi
pemeriksaan cukup banyak.
9. Pemeriksaan Canggih / Khusus adalah pemeriksaan radiologi konvensional
dengan menggunakan bahan kontras.
10. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang
menggunakan pesawat sinar-x.
11. Media kontras adalah bahan pemeriksaan rontgen yang memiliki nomor atom
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari jaringan sekitar sehingga dapat
menampilkan organ atau pembuluh yang di inginkan.
12. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali habis
pemakaiannya untuk pelayanan pasien.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 TENTANG KESEHATAN
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5072);
3. UU No. 10 tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410/MENKES / SK / III / 2010
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Radiodiagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan ( Perubahan lampiran Angka
III Romawi huruf C tentang peralatan )
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07 /Menkes/316/2020
tentang Standar Propesi Radiografe.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008
7. Peraturan Kepala Bapeten No.8 tahun 2011 Tentang Keselamatan Penggunaan
Pesawat sinar - x Radiologi Diagnostik Dan Intervensional.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN RADIOLOGI
c. Hasil kerja :
- Pedoman Pelayanan radiologi.
- Pedoman pengorganisasian radiologi.
- Standar Prosedur Operasional (SPO) radiologi.
- Rencana kerja radiologi
- Program kerja keselamatan pasien dan keselamatan kerja
- Program kerja pengelolaan alat radiologi.
- Program pendidikan dan pelatihan SDM Radiologi
- Program orientasi karyawan radiologi
- Laporan penilaian pegawai
- Laporan bulanan dan tahunan
- Laporan survey kepuasan pelanggan
d. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan fungsi perencanaan :
- Menyusun alur atau sistem kerja.
- Menyusun standar prosedur
- Menyusun program kerja tahunan.
- Menyusun program orientasi karyawan baru.
- Menyusun rencana kebutuhan barang habis pakai ( seperti : film, cairan
developer , fixer , dll ) untuk pelayanan pemeriksaan.
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga radiologi.
- Menyusun rencana kebutuhan peralatan radiologi.
- Menyusun rencana kebutuhan lain (mebelair, ruangan).
- Menyusun pengembangan staf radiologi sesuai kebutuhan pelayanan
pasien.
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan:
- Menyampaikan dan menjelaskan kebijaksanaan pada semua staf di
bawahnya.
- Memberikan bimbingan teknis kepada semua staf sesuai kebijakan yang
berlaku.
- Menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh direksi.
- Menerima laporan rutin dari Koordinator radiologi.
6
- Menyelesaikan permasalahan internal radiologi, bila tidak bisa
melaporkan ke atasan langsung.
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan barang kebutuhan radiologi
sesuai ketentuan yang berlaku.
- Melaksanakan program orientasi karyawan.
- Memelihara suasana kerja yang harmonis dan nyaman.
- Memotivasi semua staf untuk menjaga kebersihan.
- Memeriksa dan mempertimbangkan permohonan ijin dan cuti dinas dari
karyawan radiologi.
- Memeriksa dan mempertimbangkan surat-surat pindah, berhenti dan
lainya dari karyawan radiologi.
e. Tanggung jawab :
- Terlaksananya kebijakan dan SPO yang ada di Instalasi Radiologi
- Kebenaran dan ketepatan perencanaan kegiatan dan kebutuhan pelayanan
radiologi.
- Hasil kerja ( hasil pemeriksaan radiologi ) yang dikeluarkan oleh Instalasi
radiologi.
- Menyelesaikan permasalahan yang ada.
- Keselamatan radiasi baik bagi pekerja, pasien, keluarga pasien dan
lingkungan sekitar .
- Pelaksanaan pengoperasian peralatan dan pemeliharaannya agar siap pakai.
- Pelaksanaan pemakaian bahan baku pemeriksaan radiologi terhadap jumlah
ketersediaan dan mutu bahan untuk kelancaran pemeriksaan setiap harinya.
- Penempatan karyawan radiologi sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
- Kebenaran dan ketepatan monitoring dan evaluasi pelayanan radiologi dan
diagnostik imeging.
- Kebenaran dan ketepatan laporan kegiatan pelayanan radiologi dan
diagnostik imeging
7
f. Wewenang :
- Meminta informasi dan petunjuk dari Direktur Rumah Sakit melalui Kasie
Pelayanan Medik.
- Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur Rumah Sakit melalui
Kasie Pelayanan Medik.
- Mengorganisir, mengendalikan, penggunaan fasilitas, sarana dan kegiatan
pelayanan Instalasi Radiologi.
- Memberi tugas dan petunjuk kepada bawahan
- Melaksanakan pembinaan dan penilaian terhadap bawahan
- Memberika teguran / peringatan dan pujian / penghargaan kepada bawahan.
- Melakukan koordinasi dengan Kelompok Staf Medik (KSM)
Radiologi dan Unit lain di lingkungan Rumah Sakit.
g. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan formal : Dokter Spesialis Radiologi
2) Memiliki Surat Ijin Praktek ( SIP ).
3) Pengalaman minimal bekerja di radiologi 3 tahun.
2. Koordinator Radiologi
- Nama Jabatan : Koordinator Radiologi
- Unit Kerja : Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang
- Bagian/Bidang/Instalasi : Radiologi
- Atasan Langsung : Ka. Instalasi Radiologi
a. Tugas Pokok :
Membantu Kepala Instalasi Radiologi dalam mengkoordinir dan mengendalikan
kegiatan pelayanan pemeriksaan di Instalasi Radiologi dalam rangka kelancaran
pelayanan radiologi.
b. Ikhtisar jabatan :
- Membina dan mengawasi pelaksanaan kegiatan radiografi di Instalasi
Radiologi .
- Membantu Ka. Instalasi dalam membuat SPO dan program kerja.
- Membuat jadwal Rolling petugas Instalasi Radiologi .
- Mengatur penggunaan alat dan bahan menunjang pemeriksaan di Radiologi
Sentral baik kebutuhan bahan medis dan non medis
8
- Mengevaluasi kegagalan / pengulangan foto ( rijek analisis ) di Instalasi
Radiologi.
- Membantu Ka. Instalasi dalam menganalisa dan mengawasi kinerja staf
Radiologi.
- Membantu Ka. Instalasi dalam pelaksanaan survey kepuasan pelanggan.
- Membuat usulan program peningkatan SDM radiologi.
- Membuat laporan bulanan pelayanan pemeriksaan di Instalasi Radiologi.
- Melaksanakan koordinasi dalam rangka kelancaran tugas.
.
c. Hasil kerja :
- SPO dan program kerja
- Jadwal dinas dan rolling staf radiologi.
- Laporan pemasukan dan pemakaian BHP radiologi
- Uraian tugas staf radiologi
- Laporan pelayanan pemeriksaan di intalasi radiologi.
- Laporan kegagalan film di Inst Radiologi.
- Laporan utilisasi pesawat rontgen di Inst Radiologi.
- Jadwal pemeliharaan alat
- Notulen rapat bulanan
d. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan fungsi perencanaan :
- Membantu Kepala Instalasi dalam menyusun program kerja tahunan.
- Membantu Kepala Instalasi dalam menyusun rencana kebutuhan
tenaga , peralatan dan kebutuhan lain Instalasi radiologi
9
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, penegendalian dan penilaian:
- Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pemeriksaan di Instalasi
Radiologi
- Mengendalikan pelaksanaan peraturan/ tata tertib / SPO yang berlaku.
- Mengendalikan penggunaan bahan habis pakai dan peralatan radiologi.
- Mengendalikan sumber daya manusia radiologi secara efektif dan
efisien.
e. Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab terhadap kelancaran pemeriksaan radiografi di Instalasi
Radiologi .
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan radiologi sesuai
peraturan dan SPO yang berlaku
- Bertanggung jawab terhadap pelaporan kegiatan di Instalasi Radiologi.
- Bertanggung jawab terhadap ketepatan dinas staf di Instalasi Radiologi.
-
g. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan formal : Minimal D3 Radiologi
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR).
3) Pengalaman minimal bekerja di radiologi 5 tahun.
a. Tugas Pokok :
Menyusun pedoman kerja, instruksi dan lain – lain berhubungan dengan
proteksi radiasi yang berlaku di lingkungan Instalasi Radiologi untuk
tercapainya pelayanan pemeriksaan radiologi yang aman dari radiasi baik untuk
pekerja, pasien maupun lingkungan sekitar.
b. Uraian tugas :
- Membuat Program Proteksi Radiasi
- Membuat pedoman pengoperasian alat pemeriksaan radiologi.
10
- Membuat program jaminan kualitas peralatan radiologi.
- Memantau pembagian daerah kerja.
- Memonitor pemakaian alat pelindung radiasi baik bagi petugas maupun
keluarga pasien.
- Mengajukan permohonan pengukuran TLD bagde
- Mendokumentasikan hasil Monitoring TLD Bade
- Mendokumentasikan hasil Test Kesehatan Staf Instalasi Radiologi
- Mengajukan permohonan ijin pengoperasionalan pesawat rontgen ke
Bapeten.
- Mengajukan kalibrasi / uji kesesuaian pesawat rontgen dan peralatan
pengukur radiasi
- Mengumpulkan data dan mendokumentasikan hasil pengukuran paparan
personil dan data kesehatan personil.
- Melakukan pembinaan tentang proteksi radiasi kepada seluruh staf radiologi.
- Membuat laporan kegiatan proteksi radiasi
c. Hasil kerja :
- Program kerja dan evaluasinya tentang keselamatan radiasi.
- Terwujudnya petugas yang patuh terhadap standar keselamatan radiasi.
- Laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi minimal setahun sekali.
- Laporan dosis radiasi setiap karyawan.
- Petunjuk kerja keselamatan radiasi.
- Dokumentasi ijin operasional pesawat rontgen, hasil chek-up dan paparan
radiasi.
d. Tanggung jawab :
- Membantu Pengusaha Instalasi ( Direktur RSKP ) untuk melaksanakan
tanggung-jawabnya di bidang proteksi radiasi.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan, pengawasan dan dokumentasi
penyelenggaraan keamanan sumber radiasi.
e. Wewenang
- Mengambil tindakan untuk menjamin tidak adanya daerah baik di dalam
maupun di luar instalasi , yang tingkat radiasinya melebihi nilai batas yang
diizinkan.
11
- Memberikan instruksi teknis dan administratif kepada pekerja radiasi
tentang cara kerja yang baik.
- Memberitahukan kepada Instalasi yang berwenang ( misalnya kepolisian
dan pemadam kebakaran ) bila terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat
lain.
- Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu yang dapat
menimbulkan bahaya radiasi tak terduga
- Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan proteksi
radiasi.
- Melakukan koordinasi pemeriksaan kesehatan dan melaksanakan
pemantauan radiasi serta tindakan proteksi lain.
- Dalam hal terjadi kecelakaan , diwajibkan segera melakukan penilaian
penerimaan dosis radiasi dari para pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
serta dalam penanggulangan kecelakaan tersebut.
- Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi radiasi
yang memadai kepada para pengunjung atau tamu apabila diperlukan.
f. Syarat jabatan
1) Memiliki Surat Ijin Bekerja (SIB) yang dikeluarkan oleh Bapeten.
2) Pengalaman minimal bekerja di radiologi 1 tahun.
a. Tugas Pokok :
Melakukan kegiatan Pelayanan Radiologi yaitu membuat foto rontgen yang baik
dan tepat berdasarkan permintaan pemeriksaan.
b. Uraian tugas :
- Mempersiapkan pasien, obat – obatan dan peralatan pemeriksaan radiologi.
- Melaksanakan pemeriksaan rontgen sederhana , sedang dan khusus sesuai
dengan SOP.
- Melaksanakan pemeriksaan rontgen canggih / Khusus bersama dokter
Spesialis Radiologi.
12
- Melaksanakan pemeriksaan rontgen di ruang perawatan kritis.
- Melaksanakan dinas jaga shift di Inastalasi Radiologi
- Mencatat pemakaian film , kondisi pemotretan dan pesawat yang digunakan.
- Melaksanakan pendaftaran pasien, processing film dan pengarsipan hasil
pemeriksaan di Instalasi Radiologi.
- Melaksanakan proteksi radiasi bagi petugas, pasien dan lingkungan sekitar.
- Memberikan penyuluhan kepada pasien dan pengantar pasien tentang proteksi
radiasi.
- Mencatat jumlah kerusakan film dan penyebabnya.
- Memelihara kebersihan dan keutuhan alat-alat pemeliharaan.
- Melaksanakan koordinasi dalam rangka kelancaran tugas.
c. Hasil kerja :
- Foto rontgen yang baik dan tepat sesuai permintaan.
- Catatan kondisi pemotretan ( KV dan mAs )
- Catatan utilisasi pesawat rontgen
- Catatan kerusakan film ( rijek analisis )
d. Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab terhadap ketepatan hasil foto rontgen .
- Bertanggung jawab terhadap jalannya pemeriksaan rontgen sesuai prosedur.
- Bertanggung jawab terhadap data pemeriksaan rontgen ( jumlah dan ukuran
film, faktor eksposi dan pesawat rontgen yg dipakai )
- Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keutuhan alat pemeriksaan.
e. Wewenang
- Meminta informasi dan petunjuk dari Kepala ruangan.
- Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala ruangan
f.Syarat jabatan
1) Pendidikan minimal D-3 radiologi
2) Mempunyai Surat Tanda Registrasi ( STR ) Radiografer
3) Lulus masa orientasi di radiologi.
13
5. Pelaksana Pendaftaran Instalasi Radiologi .
- Nama Jabatan : Pelaksana pendaftaran Radiologi
- Unit Kerja : Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang
- Bagian/Bidang/Instalasi : Radiologi
- Atasan Langsung : Koordinator Radiologi
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan pencatatan dan komputerisasi dalam pelayanan pendaftaran
pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi dan menyerahkan hasil pemeriksaan
rontgen kepada pasien rawat jalan.
b. Uraian tugas :
- Menyiapkan alat dan bahan pendaftaran .
- Menerima dan meneliti formulir permintaan pemeriksaan radiologi
- Memasukkan data pasien ke komputer LAN.
- Mencatat data sosial pasien dan jenis pemeriksaan di bagian jawaban
pemeriksaan
- Mengarahkan pasien ke ruang tunggu pemeriksaan sesuai dengan jenis
pemeriksaan
- Memberikan dan mencatat pengambilan hasil pemeriksaan rontgen bagi
pasien rawat jalan .
- Membantu menjadwalkan dan menjelaskan persiapan pemeriksaan rontgen
dengan kontras dan USG.
- Melaksanakan koordinasi dalam rangka kelancaran tugas.
c. Hasil kerja :
- Pembukuan atau registrasi pasien instalasin radiologi .
- Catatan pengambilan hasil rontgen pasien rawat jalan.
d. Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan ketepatan pendaftaran
pemeriksaan di Instalasi Radiologi.
- Bertanggung jawab terhadap ketepatan / kebenaran penyerahan hasil
pemeriksaan Radiologi untuk pasien Rawat Jalan.
14
e. Wewenang
- Meminta informasi dan petunjuk dari Koordinator ruangan.
- Memberikan saran dan pertimbangan kepada Koordinator ruangan
f. Syarat jabatan
1) Pendidikan minimal SMA / sederajat
2) Mempunyai kemampuan mengoperasionalkan komputer
3) Lulus masa orientasi di radiologi.
15
- 4 orang Pelaksana pemeriksaan / Radiografer
- 1 orang pelaksana pendaftaran dan pengambilan hasil pemeriksaan /
Administrasi Radiologi
3. Administrasi
Melaksanakan dinas 1 shift yaitu shift pagi .
17
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN
A. DENAH RUANGAN
Instalasi Radiologi RSKP Kab Karawang .terletak di lantai 3 Gedung Rumah
Sakit Khusus Paru Kab Karawang
Instalasi Radiologi RSKP Kab Karawang memberikan pelayanan rutin kepada
pasien dalam 24 jam.
Letak gedung Instalasi Radiologi berada pesis di belakang Ruang Perpustakaan
dan berada diantara Instalasi Bedah Sentral Dan Instalasi Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit Khusus Paru Kab Karawang
Instalasi Radiologi RSKP Kab Kab Karawang Memiliki bebrapa ruangan
diantaranya :
- 1 ruang Dokter Spesialis Radiologi merangkap Ruang Ka Instalasi
Radiologi
- 1 ruang kepala Ruangan / Koordinator Radiologi
- 1 ruang pendaftaran dan pengambilan hasil rontgen
- 2 ruang pemeriksaan Radiografi Konvensional
- 1 ruang control
- 1 ruang Pemeriksaan USG
- 2 ruang Gudang
- 1 ruang jaga Radiografer
- 3 ruang kamar mandi / toilet
18
Gambar 1. Denah Ruang Instalasi Radiologi
19
B. FASILITAS RUANGAN DAN PERALATAN
Fasilitas ruangan dan peralatan yang dimiliki Instalasi Radiologi RSKP Kab
Karawang adalah :
1. Gedung
Pembangunan Ruangan – ruangan di Instalasi Radiologi di bangun harus
berdasarkan aturan keselamatan radiasi yang di keluargan oleh Bapeten ,
yaitu :
- Luas ruangan pemeriksaan radiologi konventional dengan pesawat rontgen
terpasang tetap minimal 4 m x 3 m x 2,8 m. sedangkan Luas ruangan
pemeriksaan CT Scan 6 m x 4 m x 2,8 m dengan tinggi jendela minimal 2 m
dari lantai sebelah luar.
- Tebal dinding 20 cm beton atau bata merah 25 cm plesteran atau setara
dengan 2 mm Pb.
- Pintu diberi penahan radiasi Pb 2 mm.
- Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah pekerja radiasi tidak lebih
dari 10mSv pertahun atau 0,2mSv per minggu
- Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah yang dihuni mayarakat
sekitar tidak lebih dari 0,5 mSv/th atau 0,01 mSv/minggu..
- Mempunyai fasilitas ruang tunggu pasien, ruang ganti pakaian , tanda
bahaya radiasi, poster peringatan bahaya radiasi dan lampu merah sebagai
tanda pesawat sedang dioperasikan.
Adapun fasilitas ruangan yang ada di Instalasi radiologi RSKP Kab Karawang
yaitu :
Ruangan yang ada di Instalasi Radiologi yaitu :
1) Ruang pendaftaran dan pengambilan hasil pemeriksaan radiologi.
Ukuran ruang : 3 m x 3 m x 3 m
2) Ruang tunggu pasien yang berada di depan ruang radiologi
3) Ruang pemeriksaan radiologi, yang terdiri dari :
i. Ruang pemeriksaan 1,
Melayani seluruh jenis pemeriksaan radiologi konvensional.
Ukuran ruang : 3,7 m x 5 m x 3 m
ii. Ruang pemeriksaan 2,
Ruangan ini rencananya / dipersiapkan untuk melayani pemeriksaan
radiologi konvensional dengan pesawat Flouroscopy.
Ukuran ruang : 3,5 m x 5 m x 3 m
Dilengkapi kamar mandi / toilet untuk pasien
20
iii. Ruang pemeriksaan USG,
Melayani pemeriksaan USG Abdomen dan USG Ginjal buli.
Ukuran ruang : 3,5 m x 2,5 m x 3 m
4) Ruang dokter spesialis radiologi / Ruang ekspertise
Ukuran ruang 2 m x 4 m x 3 m
5) Ruang Koordinator Radiologi,
Ukuran ruang 2 m x 2 m x 3 m
6) Ruang gudang BHP
Ukuran ruang 2 m x 1,7 m x 3 m
7) Ruang gudang Arsip
Ukuran ruang 2 m x 1,7 m x 3 m
8) Kamar mandi / Toilet untuk karyawan,
Ukuran ruang 1 m x 1,5 m x 3 m
9) Loker Karyawan / Kamar Jaga radiografer
Ukuran ruang 3 m x 3 m x 3 m
2. Peralatan
Peralatan pemeriksaan di Instalasi radiologi memerlukan perhatian khusus
karena dalam penggunaannya memerlukan persyaratan dan perizinan dari
BAPETEN khususnya untuk pesawat rontgen . Persyaratan itu antara lain :
-Semua peralatan harus mempunyai ijin operasional / pemanfaatan dari
BAPETEN
-Radiasi bocor tidak lebih dari 100 mR/jam pada jarak 1 m dari fokus.
-Dilengkapi pengatur diafragma dan lampu kolimator.
-Kalibrasi dan pemeliharaan secara berkala.
21
Peralatan pemeriksaan yang ada di Instalasi radiologi RSKP Kab Karawang :
a. Peralatan Utama
i. Pesawat rontgen stationary 600 mA = 1 unit
Spesifikasi Alat
Merek Alat : Carestream Drx Ascend System
Model Alat : QG-50 / Stasionery Unit
Merek Tabung : Canon
Type Tabung : E7252
No Seri Tabung : 9H0786
ii. Pesawat Mobil X-Ray 300 mA = 1 Unit
Spesifikasi Alat
Merek Alat : Canon
Model Alat : IME 100 L
Merek Tabung : Canon
Type Tabung : DRX-1603 B
No Seri Tabung : 1A1062
ii. Alat Ultrasonografi ( USG ) = 1 unit
Merek Alat : Philip
Model / Type Alat :
b. Peralatan pendukung
- Digital Radiografi ( DR ) = 1 unit
Caresteam DRX-1 System
Computer Radiografi (CR)
Fuji Film FCR Prima TM
- Printer = 2 unit
1.Carestream Dry View 5950 Laser Imager
2.Fuji Film Dry Fix Smart Laser Imager
- Kaset DR = 1 unit
- Batre Kaset = 3 unit
- Kaset CR = 8 buah
- Grid Lysolm = 1 unit
c. Peralatan Proteksi Radiasi :
Apron = 5 buah
Apron Tyroid = 3 buah
Apron Gonald = 2 buah
Kaca Mata Pb = 3 buah
22
Tabir Radiasi mobil = 5 buah
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pendaftaran Radiologi /
Assesmen Sebelum pemeriksaan
Administrasi
Pasien Jaminan Bililling Pasien Umum
System
Verifikasi oleh
Kasir
Petugas
Pelaksanaan
Expertise Pemeriksaan
Radiologi
Pencatatan Expertise
Penyerahan Hasil
23
- Pasien rawat jalan yaitu pasien yang berasal dari dokter poliklinik RSKP
Karawang dan kiriman luar RSKP Karawang yang datang ke Instalasi
Radiologi dengan membawa surat permintaan pemeriksaan rontgen .
- Pasien atau Petugas Poliklinik mendaftar ke loket pendaftaran pemeriksaan
radiologi
- Petugas pendaftaran radiologi memasukkan tindakan pemeriksaan pada
Computer Billing Sytem
- Pasien di persilakan menunggu pemeriksaan di ruang tunggu kecuali pasien
dengan pembayaran tunai ( Paien Umum ) terlebih dahulu melakukan
pembayaran / validasi di loket pembayaran. Adapun validasi pasien dengan
pembayaran asuransi di lakukan setelah seluruh pelayanan di RSKP
Karawang selesai.
- Petugas melakukan pemeriksaan radiologi dan memproses gambar
- Hasil pemeriksaan berupa foto rontgen / imaging radiografi di ekspertise dr
Spesialis radiologi
- Foto rontgen dan hasil ekspertisenya di satukan dalam amplop untuk di
- serahkan kepada pasien
- Arsip ekspertise di simpan dalam lemari arsip.
Pasien R.Inap
dan IGD
Pendaftaran Radiologi /
Assesmen Sebelum pemeriksaan
Administrasi
Bililling
System
Pelaksanaan
Expertise Pemeriksaan
Radiologi
Pencatatan Expertise
24
Penyerahan Hasil
- Pasien rawat inap yaitu pasien yang di rawat di ruang rawat inap RSKP dan
Pasien IGD yaitu Pasien dari Instalasi Gawat Darurat RSKP Karawang yang
datang ke Instalasi Radiologi diantar oleh perawat ruangan dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan rontgen .
- Perawat mendaftar di loket pendaftaran pemeriksaan radiologi
- Setelah petugas pendaftaran radiologi memasukkan tindakan pemeriksaan,
pasien di persilakan menunggu pemeriksaan di ruang tunggu. Tagihan
pemeriksaan radiologi masuk dalam tagihan pelayanan rawat inap yang akan
divalidasi pada saat pasien pulang.
- Petugas melakukan pemeriksaan radiologi dan memproses gambar
- Hasil pemeriksaan berupa foto rontgen / imaging radiografi di ekspertise dr
Spesialis radiologi
- Foto rontgen dan hasil ekspertisenya di satukan dalam amplop untuk di
serahkan ke ruang rawat inap
- Arsip ekspertise di simpan dalam lemari arsip.
Pelaksanaan
Expertise Pemeriksaan
Radiologi
Pencatatan Expertise
Penyerahan Hasil 25
- Pasien kiriman luar yaitu pasien dari luar RSKP yang akan melakukan
pemeriksaan Radiologi dengan membawa Form Permintaan Remeriksaan
Radiologi dari dokter pengirim.
- Pasien mendaptar di bagianb Pendaptaran Rumah Sakit
- Perawat dating ke loket pendaftaran pemeriksaan Radiologi
- Petugas pendaftaran radiologi memasukkan tindakan pemeriksaan, ke
Computer Billing Sistem .
- Paien dipersilajkan melakukan pembayaran di kasir,setelah itu Kembali lagi
ke loket Pendaptaran Radiologi.
- Petugas pendaftran radiologi melakukan verifikasi pembarayaran
- Petugas melakukan pemeriksaan radiologi dan memproses gambar
- Hasil pemeriksaan berupa foto rontgen / imaging radiografi di ekspertise dr
Spesialis radiologi
- Foto rontgen dan hasil ekspertisenya di satukan dalam amplop untuk di
serahkan ke IGD
- Arsip ekspertise di simpan dalam lemari arsip.
Bila dibutuhkan oleh klinisi / dokter pengirim , foto rontgen dapat di pinjam sebelum
diekspertise oleh dokter ahli radiologi dan setelahnya dapat dikembalikan ke radiologi
untuk di ekspertise.
27
3) Pemeriksaan khusus / canggih, yaitu :
- BNO - IVP
- Appendicogram
- Urethrocystografi
- Oesophagogram
- Cystogram
- HSG
- Urethrogram
- RPG
- APG
- Fistulografi
d. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Tanpa Kontras
- Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi : identitas pasien
( nama, umur, jenis kelamin,alamat ), nomor RM, Jenis permintaan
pemeriksaan, diagnosa penyakit , asal kiriman dan Jenis pembayaran.
- Masukan Identitas Pasien ke Komputer DR
- Ambil kaset DR, Chek Apakah batree nya masih penuh, klo udah Low maka
ganti dengan batree yang baru.
- Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan oleh petugas lain.
- Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
- Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama serta
alamatnya diruang tunggu.
- Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
- Lakukan identifikasi meliputi nama, umur dan asal kiriman
- Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.
28
Contoh:
Permisi pak, Bapak akan di foto dadanya. Agar gambarnya jelas, mohon
baju atas dilepas diruang ganti, silahkan! (sambil menunjuk ruang ganti)
Permisi bu, Ibu akan difoto dadanya. Agar gambarnya jelas, mohon baju
atas beserta dalamannya diganti dengan baju khusus yang kami sediakan
diruang ganti, Silahkan! (sambil menunjuk ruang ganti).
29
- Lakukan identifikasi meliputi nama, umur , alamat dan asal kiriman
- Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.
- Lakukan inform concent
- Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta kencing dahulu dan
ganti pakaian.
- Sambil menunggu pasien bersiap-siap nyalakan lampu merah dan Siapkan
faktor ekspose.
- Lakukan tensimeter dan timbang berat badan bila diperlukan
- Lakukan foto polos/foto persiapan.
- Tunggu Proses Image di Monitor DR
- Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
- Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka siapkan bahan
media kontras.
- Lakukan test alergi media kontras
- Bila tidak ada reaksi alergi setelah 5 menit, masukkan seluruh media kontras.
- Lakukan foto-foto post injeksi media kontras dan pengolahan image sambil
dikonsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
- Bila sudah selesai sarankan pasien minum air putih dan informasikan ke
pasien agar melapor ke petugas kesehatan terdekat (pasien rawat jalan) atau
ke perawat ruang (pasien rawat inap), bila ada reaksi alergi.
- Pasien dipersilakan pulang .Pasien dari rawat inap bisa kembali ke ruang
rawatan. Pasien rawat jalan dipersilakan pulang untuk mengambil hasil sesuai
waktu pengambilan
- Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya masing- masing
lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya untuk diekspertise.
- Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta tanda tangan
dilengkapi nama terang di buku pengambilan/buku ekspedisi hasil.
30
- Ambil kaset DR, Chek Apakah batree nya masih penuh, klo udah Low maka
ganti dengan batree yang baru.
- Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan oleh petugas lain.
- Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
- Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan nama serta
alamatnya diruang tunggu.
- Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
- Lakukan identifikasi meliputi nama, umur , alamat dan asal kiriman
- Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.
- Lakukan inform concent
- Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta kencing dahulu dan
ganti pakaian.
- Sambil menunggu pasien bersiap-siap nyalakan lampu merah dan Siapkan
faktor ekspose.
- Lakukan tensimeter dan timbang berat badan bila diperlukan
- Lakukan foto polos/foto persiapan.
- Tunggu Proses image di monitor DR
- Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
- Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka siapkan bahan
media kontras.
- Lakukan foto-foto post injeksi media kontras dan pengolahan film sambil
dikonsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
- Bila pemeriksaan sudah selesai pasien pasien dari rawat inap bisa kembali ke
ruang rawatan. Pasien rawat jalan dipersilakan pulang untuk mengambil hasil
sesuai waktu pengambilan.
- Pasien dipersilakan pulang untuk mengambil hasil sesuai waktu pengambilan
- Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya masing- masing
lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya untuk diekspertise.
- Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta tanda tangan
dilengkapi nama terang di buku pengambilan/buku ekspedisi hasil.
31
pasien serta tindakan medis yang harus segera diambil. Hasil kritis yang dilaporkan
adalah :
f. Pengolahan Image
Pengolahan Image di Instalasi Radiologi RSKP Karawang dengan menggunakan
Digital Radiografi ( DR ) Caresteam DRX-1 System,dan Fuji Film Computer
Radiologi (CR) FCR Prima TM sedangkan untuk proses film mya menggunakan
32
printer Crestream DryView 5950 Laser Imager, dan printer Fuji Film Dry Fix
Smart dengan menggunakan Film ukuran Medium dan Small
g. Pemberian Expertise
Pemberian ekspertise dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dengan standar
sebagai berikut:
1) Di dalam jam kerja (08.00 – 1.00 WIB).
Pemberian ekspertise di dalam jam kerja diberikan di ruang ekspertise
radiologi.
2) Di luar jam kerja (14.00 – .00 WIB).
Pemberian ekspertise diluar jam kerja melalui fasilitas Internet atau WhatsApp
dengan menggunakan aplikasi Radiant Dicom.
Prosedurnya adalah :
- Petugas radiologi menghubungi dokter spesialis radiologi
menginformasikan bahwa ada foto yg harus di expertise.
- Petugas radiologi mengirim Image dalam betuk Dicom via aplikasi radiant
dicom melalui fasilitas WhatsApp ( WA )
- Dokter Radiologi mengirimkan hasil Expertise melalui fasilitas WhatsApp
( WA )
- Hasil Expertise yang sudah dikirim oleh Dokter Spesialis Radiologi melalui
fasilitas WhatsApp ( WA ) akan di Print oleh petugas radiologi di Ruang
Radiologi.
- Hasil Expertise yang udah di print lalu akan di Cap Instalasi Radiologi
sebagai pengganti Tanda tangan Dokter Spesialis Radiologi
34
BAB V
LOGISTIK
b. Permintaan barang
BHP medis dan non medis
Untuk BHP medis khusus radiologi seperti film rontgen, bahan kontras,
film USG, dll, diajukan permohonan pengadaannya ke bagian atau staf Seksi
Pelayanan Medik. Untuk pemenuhannya Instalasi Radiologi mengajukan
kebutuhannya per 6 bulan.
Untuk BHP medis umum seperti, spuit, kateter dll , diajukan langsung ke
bagian gudang farmasi dengan persetujuan Seksi Pelayanan Medik. Untuk
pemenuhannya Instalasi Radiologi mengajukan kebutuhannya per 3 bulan.
Untuk BHP non medis diajukan langsung ke bagian pengadaan barang
dengan persetujuan Subbag Umum dan Kepegawaian.
Barang non medis
35
Untuk pengadaan barang tidak rutin, Instalasi Radiologi mengajukan
permohonan pengadaan kepada Seksi Pelayanan Medik sesuai jenis barang
yang dibutuhkan.
b. Penyimpanan.
Barang diambil per 1 bulan untuk BHP medis umum dan BHP non medis
sedangkan BHP khusus bahan radiologi per 1 atau 3 bulan . Barang – barang
tersebut disimpan di ruang radiologi. Sebagian di simpan dalam lemari obat
untuk BHP Medis dan lemari BHP Non medis
c. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluwarsanya harus diperhatikan benar-
benar.Barang yang batas kadaluwarsanya pendek digunakan terlebih dahulu
( First In – First Out ).
36
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien yang aman dan nyaman. Sistem tersebut meliputi :
- Assesmen
- Risiko dan pengelolaannya
- Identifikasi
- Pelaporan dan analisis insiden
- Belajar dan menindaklanjuti insiden
- Solusi dan Implementasi serta meminimalkan insiden.
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
c. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi lagi kejadian tidak
diharapkan (KTD).
b Tindakan Preventif
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya kejadian-
kejadian tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau
37
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui :
- pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memnuhi standar
K3
- Pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali.
- morning report
- evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
- audit internal.
d. Tindakan korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serat implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.Tindakan korektif merupakan tindak lanjut dari rapat
tertutup setelah ada inspeksi dan verifikasi.
38
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. Pengertian
Merupakan upaya tindakan untuk keselamatan pasien, peralatan, lingkungan kerja
dan masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan yang benar.Ini merupakan tugas
semua orang yang berada di rumah sakit termasuk Instalasi Radiologi. Sehingga
dengan kata lain keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga dan
orang lain yang berada di rumah sakit. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk
mencegah kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian materi dan non materi.
Sebagaimana Permenkes No.66 Tahun 2016, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit meliputi:
a. Manajemen risiko K3RS adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara
komperhensif di lingkungan Rumah Sakit. Manajemen risiko merupakan
aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk
melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
b. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit. Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian
baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek
kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak
langsung serta untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan keamanan
bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit .
c. Pelayanan Kesehatan Kerja. Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia
dengan jabatannya.
39
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran adalah upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kebakaran di Rumah Sakit. Pengendalian kebakaran
adalah upaya yang dilakukan untuk memadamkan api pada saat terjadi
kebakaran dan setelahnya.
f. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah upaya memastikan sistim utilitas aman bagi sumber
daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah upaya memastikan sistem peralatan medis aman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
h. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak kerugi atau
kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat oleh karena
kegagalan teknologi, ulah manusia atau bencana yang dapat terjadi setiap saat
dan dimana saja (internal dan eksternal).
i. Pendidikan dan Pelatihan K3 adalah upaya membekali staf dengan
edukasi serta pelatihan untuk menjalankan peran mereka dalam
mengidentifikasi dan mengurangi risiko serta melindungi orang lain dan diri
mereka sendiri untuk menjamin fasilitas yang aman dan terlindung
2. Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
b. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
c. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya penyakit akibat
kerja.
d. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
e. menerapkan ergonomi di tempat kerja.
f. Membuat peralatan kerja lebih terpelihara.
4. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja instalasi radiologi adalah :
a. Desain Ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi standar
proteksi radiasi. Di pasang lampu merah petunjuk radiasi di setiap pintu ruang
yang di dalamnya ada alat sinar-x.
b. Peralatan dipasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik. Dan
dilengkapi dengan cara menggunakan alat tersebut.
c. Untuk SDM diberikan SPO. Juga saling komunikasi antar pekerja.
d. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahun. Juga
dilakukan pengelolaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Pengawasan terhadap semua petugas. Dan SDM yang ada selalu diikutkan
dalam pelatihan dan worshop yang mendukung pekerjaan.
41
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI
a.Pengertian
Radiasi yang digunakan di Instalsi Radiasi ( Instalasi Radiologi ) disamping
bermanfaat untuk membantu menegakan diagnosa dan / atau pengobatan penyakit, juga
dapat menimbulkan ancaman bahaya bagi pekerja radiasi , masyarakat umum yang
berada disekitar sumber radiasi dan lingkungan. Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan
oleh frekuensi dan intensitas pancaran radiasi.
Upaya untuk melindungi pekerja radiasi, masyarakat umum dan lingkungan dari ancaman
bahaya radiasi adalah dengan Proteksi Radiasi.
Proteksi Radiasi adalah semua tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau
memperkecil dosis radiasi yang diterima atau menghindari penerimaan radasi ysng tidak
berguna bagi pekerja radisi maupun masyarakat umum.
Keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi yang
sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak
malampaui nilai batas yang di izinkan.
Persyaratan proteksi radiasi harus memenuhi tiga azas proteksi radiasi yaitu justifikasi,
limitasi dan optimasi.
JUSTIFIKASI
Adalah setiap penggunaan radiasi hanya dibenarkan jika manfaat yang diperoleh
lebih besar daripada resikonya.
LIMITASI
Adalah pemanfaatan radiasi menuntut agar penerimaan dosis radiasi tidak boleh
melebihi nilai batas dosis yang telah ditetapkan.
Nilai Batas Dosis ( NBD ) yang berlaku saat ini adalah :
50 mSV ( 5 Rem ) pertahun untuk pekerja radiasi dan 5 mSV ( 500 mRem )
pertahun untuk anggota masyarakat.
OPTIMISASI
Penerimaan radiasi harus diupayakan serendah-rendahnya dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial (prinsip alara).
42
Radiasi yang digunakan dalam teknik nuklir dapat tidak membahayakan apabila tiga
prinsip proteksi radiasi dipahami, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab.
43
Petugas bila sedang terpancar sinar-x berada dibalik perisai yang telah
dilapisi timbal setara 2mm pb.
Lampu merah dinyalakan saat pemeriksaan sedang berlangsung, sebagai
tanda peringatan agar orang tidak masuk.
Pengantar atau petugas yang membantu pemeriksaan dipakaikan baju apron.
44
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu pelayanan Instalasi Radiologi harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya
setiap pelayanan radiologi harus mempunyai indikator dan standar. Dengan
demikian pelanggan dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak melalui
indikator dan standarnya.
a. Kelengkapan Peralatan
Tujuannya adalah untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil
memenuhi kelengkapan minimal peralatan medis pada masing-masing
unit.
- Cara mengukur :
Σ Bobot peralatan yang ada
Σ Bobot peralatan standar
- Sumber data
Daftar inventaris rumah sakit
- Waktu pengukuran : pada akhir tahun
- Petugas yang mengukur : kepala ruang.
- Pemilik indikator adalah bidang pelayanan.
- Standar 80%
45
b. Kelayakan Peralatan
Tujuannya untuk memenuhi sampai sejauh mana manajemen berhasil
memenuhi kelayakan minimal peralatan medis masing-masing unit.
Cara mengukur :
Σ Peralatan yang sudah terkalibrasi
X 100 %
Σ Peralatan yang wajib dikalibrasi
- Sumber data
Daftar inventaris rumah sakit
- Waktu pengukuran : pada akhir tahun
- Petugas yang mengukur : kepala ruang.
- Pemilik indikator adalah bidang pelayanan.
- Standar : 80%
c. Ketersediaan SDM
Tujuan untuk menilai sampai sejauh mana rumah sakit berhasil memenuhi
ketersediaan tenaga minimal untuk pelayanan pasien.
- Cara mengukur
Σ tenaga per-unit
X 100 %
Σ tenaga sesuai standar
d. Ketersediaan ruangan
46
Tujuan untuk menilai sampai sejauh mana rumah sakit berhasil memenuhi
ketersediaan ruangan dengan luas minimal untuk pelayanan pasien.
- Cara mengukur
2. Indikator Proses
Proses adalah interaksi profesiaonal antara pemberi pelayanan dengan pasien.
a. Dilaksanakan audit mutu internal setahun 2 kali sesuai dengan prosedur
mutu audit internal.
b. Dilaksanakan survey akreditasi tiap 3 tahun sekali sesuai dengan jadwal
survei.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan radiologi tiap bulan.
3. Indikator Output
Hasil pelayanan kesehatan merupakan alat untuk menilai mutu pelayanan.
Sasaran mutu radiologi terdapat dalam manual mutu. Indikator mutu radiologi
tertuang dalam tabel sebagai berikut :
47
PROFIL INDIKATOR MUTU
2. Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Foto Thorax Kurang Dari 3 Jam pada waktu jam
kerja
48
4. Pengulangan Pemeriksaan Rontgen
49
BAB X
PENUTUP
50
51