Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnyaa yang telah diberikan kepada kita semua. Pedoman Pelayanan
Radiologi sebagai acuan di Instalasi Radiologi RS Mitra Medika Bondowoso dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik di
rumah sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena diketahui bahwa
pelayanan radiologi selain telah dirasakan besar manfaatnya, namun di dalam
pengoperasian peralatan radiologi menggunakan sinar-X sehingga ada resiko
bahaya radiasi baik terhadap pekerja, pasien maupun lingkungannya, dengan
demikian pelayanan radiologi harus dikelola oleh mereka yang benar-benar
professional dalam bidang radiologi demi keselamatan kesehatan kerja terhadap
radiasi.
Dalam upaya meningkatan dan memperbaiki mutu pelayanan radiologi di
rumah sakit maka setiap pelayanan radiologi dituntut memiliki pedoman sebagai
pegangan sehingga di dalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana pelayanan radiologi di seluruh
institusi pelayanan kesehatan dapat memenuhi standar yang berlaku.
Pedoman ini dapat dijadikan acuan dalam peyelenggaraan dan pengelolaan
pelayanan radiologi, sehingga akan dicapai pelayanan radiologi yang optimal,
efektif dan bermutu tinggi sesuai meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.

Bondowoso, Desember 202


Kepala Instalasi Radiologi

Dr. Olgavivera B. Sp.Rad

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAAN................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Tujuan..........................................................................................
C. Ruang Lingkup Pelayanan............................................................
D. Batasan Operasional.....................................................................
E. Landasan Hukum.........................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN....................................................................
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................
B. Distribusi Ketenagaan..................................................................
C. Pengaturan Jaga...........................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS..........................................................................
A. Denah Ruang................................................................................
B. Standar Fasilitas..........................................................................
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN................................................................
BAB V LOGISTIK...........................................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN......................................................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA.......................................................................
BAB VIII PEMANTAPAN MUTU..........................................................................
BAB IX PENUTUP...........................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat undang-undang
dasar 1945 dimana kesehatan hak pun da mental setiap rakyat dan amanat
undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.bertolak dari hak
tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya
memberikan pelayanan radiologi yang berkualitas

Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostic


khususnya telah dilaksanakan diberbagai sarana pelayanan kesehatan
sederhana,seperti puskesmas dan klinik klinik swasta,maupun sarana
kesehatan yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A. Dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah
memungkinkan berbagai penyakit dapat di deteksi dengan menggunakan
fasilitas radiologi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu,
radiologi diagnostic juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik
dari peralatan maupun metodenya.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi


diagnostic, maka dibuat buku standar pelayanan radiologi disarana pelayanan
kesehatan.Buku standar atau pedoman radiologi yang telah diterbitkan
sebelum tahun 1997. Dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sehingga dipandang
perlu dilakukan revisi sehingga dapat dipakai sebagai acuan bagi sarana
pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostic dan
untuk keperluan pembinaan.

1
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin
meningkat. Di lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang
diagnostik maupun pengobatan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka
pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh rumah sakit sangat perlu
menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat.

Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso terletak didalam kota, lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau. Sehingga rumah sakit Mitra Medika selalu
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan dalam hal pelayanan
radiologi. Pelayanan radiologi merupakan hal yang penting dalam pelayanan
kesehatan, pelayanan kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis,
diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang hasil
pemeriksaan radiologi.

B. Tujuan
Tujuan umum :
Sebagai acuan pelayanan radiologi di RS.Mitra Medika, hal ini karena
pemeriksaan radiologi adalah salah satu komponen penting dalam
penatalaksanaan pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu diagnosa
klinik, sehingga pengobatan terhadap pasien menjadi lebih terarah.

Tujuan khusus :
Melaksanakan pelayanan pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mitra Medika
meliputi:

2
1. Pasien rawat inap: Yaitu pasien dari instalasi gawat darurat yang akan
dirawat inap dan pasien dari Ruangan rawat inap Rumah Sakit Mitra
Medika yang memerlukan pemeriksaan radiologi
2. Pasien rawat jalan: Yaitu pasien dari instalasi gawat darurat dan pasien
dari poli rawat jalan Rumah sakit Mitra Medika yang memerlukan
pemeriksaan radiologi
3. Pasien Luar Rumah Sakit: Yaitu Pasien dari dokter luar Rumah Sakit Mitra
Medika maupun dari Rumah Sakit lain yang bekerja sama dengan Rumah
sakit Mitra Medika yang memerlukan pemeriksaan radiologi atau Pasien
yang langsung datang ke radiologi dengan membawa surat pengantar dari
dokter, maka pasien tersebut dapat dilayani dengan pemeriksaan radiologi
sesuai disurat pengantar dokter
4. Pasien medical check up: Yaitu pasien yang berasal dari unit medical
check up yang akan melakukan medical check up (pasien dari perusahaan
maupun dari asuransi) yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Mitra
Medika yang memerlukan pemeriksaan radiologi.

D. Batasan Operasional
Instalasi radiologi adalah bagian dari penunjang medis kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit.
Instalasi radiologi mencakup beberapa jenis pemeriksaan:
1. Pelayanan radiologi diagnostik.
2. Pelayanan Imejing diagnostik.
3. Pelayanan radiologi Intervensional.

Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis


dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan x-ray
konvesional, computed tomografi scan/ct.scan dan mammograpi pelayanan
imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan

3
menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan magnetic
resonance imaging /MRI, USG. Pelayanan radiologi intervensional adalah
pelayanan untuk melakukan diagnosis dan terapi intervensi dengan
menggunakan peralatan radiologi x-ray (angiograpi, CT) Pelayanan ini
memakai radiasi pengion dan radiasi non pengion

E. Landasan Hukum
a. Undang – undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Pasal …
tentang pemeriksaan radiologi.
b. Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi
dan keamanan sumber radioaktif.
c. Peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2008 tentang perizinan sumber
radiasi dan bahan nuklir.
d. Permenkes nomor 357MENKES/PER/V2006 Tentang registrasi dan izin
kerja Radiografher.
e. Permenkes nomor 375 MENKES/SK/III/2007 Tentang standar profesi
radiografer
f. Permenkes Nomer 780/MENKES/PER/VIII/2008 Tentang penyelenggaraan
pelayanan radiologi.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya manusia

Pada dasarnya kegiatan radiologi kesehatan harus dilakukan oleh petugas


yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh atau memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di
bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Setiap instalasi radiologi
harus menetapkan seseorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan
keamanan kerja Kualifikasi pendidikan untuk profesi peñata radiologi
kesehatan Indonesia adalah Akademi teknik radiologi (ATRO) atau lulusan
perguruan tinggi yang berkaitan langsung dengan radiologi kesehatan.
Kualifikasi tenaga radiologi yang bekerja di radiologi Rumah Sakit Mitra
Medika meliputi: Koordinator Radiologi adalah dokter radiologi yang telah
memiliki pengalaman di radiologi, koordinator administrasi dan radiologi
adalah D3 radiologi, Pelaksana radiologi berjumlah 4 orang (AMR) petugas
administrasi 1 orang, dan 1 orang prakarya radiologi Jumlah tenaga
administrasi dan pelaksana disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang
berlaku.RS kelas tipe C atau setara di kepalai oleh dokter radiologi dengan
pengalaman dibidangnya, tenaga administrasi pendidikan SMU dan sederajat
sedangkan pelaksana radiologi adalah Radiografer.
Pendidikan dan pelatihan tenaga radiologi dapat dilakukan dalam bentuk
1. Formal yang dimaksud dengan formal adalah pendidikam dan pelatihan
yang dilaksanakan secara terencana dan terjadwal oleh intansi resmi
berdasarkan penugasan oleh pejabat yang berwenang. Keikut sertaan
dibuktikan dengan diperolehnya pernyataan tertulis (sertifikat )dari
instansi penyelenggara
2. Informal

5
Yang dimaksud informal adalah pendidikan dan pelatihan yang
diselengaraan tidak terjadwal oleh instansi penyelenggara. Keikutsertaan
dibuktikan dengan pernayataan tertulis dari instansi penyelengara yang
tidak mempuyai dampak administratif
3. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis diberikan oleh tenaga radiologi kepada tenaga radiologi
lain yang mempunyai kemampuan teknis dibawah radiologi pembimbing

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan unit radiologi adalah :
Pelayanan 24 jam terdiri dari 2 shift (dinas pagi dan sore) serta on call untuk
dinas malamnya.
Perhitungan standart ketenagaan di unit radiologi rumah sakit Mitra Medika
berdasarkan a rumus perhitungan ketenagaan dipermenkes tentang instalasi
radiologi dan disesuaikan tentang pola ketenagaan yang di buat oleh HRD
Pola pengaturan ketenagaan yang ada di instalasi radiologi Rumah Sakit Mitra
Medika dibagi dalam 3 shift dalam 24 jam :
a. Untuk shift pagi berjumlah 2 orang Radiografer dan 1 orang Penanggung
jawab (dokter Spesialis radiologi), serta 1 orang tenaga administrasi, .jam
dinas dari jam 08.00 WITA s/d jsm 15.00 WITA
b. Untuk shift sore berjumlah 3 orang Radiografer, untuk administrasi yang
bertanggung jawab adalah kepala shift (radiografer). Jam dinas mulai jam
15.00 WITA s/d jam 22.00 WITA.
c. Untuk sift malam on call 1 orang, yang bertanggung jawab adalah petugas
yang on call. Jam dinas mulai jam 22.00 Wita s/d jam 08.00 WITA

C. Pengaturan jaga
Pengaturan Jaga peñata rontgen meliputi :
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksanan peñata rontgen dibuat dan
dipertanggung jawabkan oleh koordinator administrasi dan radiologi dan
disetujui oleh koordinator radiologi dan Kepala bidang penunjang medis

6
2. Jadwal dinas dibuat dan selesai 1 minggu sebelum masuk bulan baru
untuk jangka waktu 1 bulan dan diinformasikan ke peñata rontgen setiap
bulan.
3. Untuk radiografer yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka radiogrfer tersebut dapat mengajukan permohonan, dan jadwal akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada.

Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore dan on call malam, libur dan
cuti, apabila ada tenaga rontgen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka radiografer yang
bersangkutan harus memberitahu koordinator radiologi.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang (RS Mitra Medika)

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas ruang radiologi:
1. Ruang penerimaan pasien: ruang tunggu pasien, ruang pengambilan
hasil radiologi.
2. Ruang pemeriksaan: banyaknya ruangan tergantung jumlah dan jenis
pemeriksaan.
3. Ruang administrasi / ruang penerimaan pasien.

Fasilitas penunjang meliputi:


1. Kamar mandi/ Wc pasien dan petugas
2. Penampungan/ pengolahan limbah radiologi
3. Keselamatan dan keamanan kerja
4. Ruangan ber ac dan lampu penerangan yang cukup

8
5. Penyediaan air bersih yang cukup

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan berlangsung setiap hari mulai jam 08:00 – 22:00 wib, dengan
pelaksanaannya sebagai berikut:
Dinas pagi mulai jam 08:00 – 15:00 wib
Dinas siang mulai jam 15:00 – 22:00 wib
Malam “On Call” mulai jam 22:00 – 08:00 wib
Radiologi melayani semua pasien ruangan, pasien klinik, pasien umum, pasien
medical chek up dan menerimah pasien / rujukan dari rumah sakit / radiologi
rekanan.
Instalasi radiologi memberikan pelayanan radiologi berupa pemeriksaan radiologi
yang meliputi pemeriksaan radiologi konvesional dan radiologi non convesional dll.
Adapun alur pelayanan radiologi di Rumah Sakit Mitra Medika meliputi
(ALUR RADIOLOGI)

9
BAB V
LOGISTIK

Pemenuhan kebutuhan radiologi, cemical, film rontgen, amlop rontgen, dan lain
lain, di siapkan dan di sediakan bagian logistik radiologi melalui logistik rumah
sakit.
Logistik atau bagian pengadaan juga harus mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah
persediaan yang harus ada untuk bahan – bahan yang sangat dibutuhkan di
luar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam periode sebelumnya dan proyeksi jumlah
pemeriksaan yang akan datang. Untuk itu jumlah rata – rata pemakaian
bahan satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan terutama untuk bahan yang sulit
didapat atau pemasok berada di luar daerah.
4. Penyimpanan
Bahan radiologi yang sudah ada harus ditangani dengan secara cermat dengan
mempertimbangkan:
a. Tempat Penyimpanan.

10
b. Suhu.
c. Lama waktu/ Kadaluarsa.
d. Incompatibility.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja di Rumah Sakit tetapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung Rumah Sakit. Dari berbagai potensi bahay tersebut maka perlu upaya
untuk mengendalikan meminimalisasi dan bila mungkin meniadakanya, oleh
karena itu K3 Rumah Sakit perlu dikelola dengan baik.
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden selama
dilakukan pemeriksaan di radiologi
Sasaran keselamatan pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien.
Melakukan identifikasi pasien dengan benar sesuai spo
2. Meningkatkan komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telpon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil radiologi cito melalui telpon
ke unit pelayanan.
3. Mengkondisikan senyaman mungkin saat pasien dilakukan tindakan
pengambilan foto rontgen

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satubentuk


upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.
Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara
maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan
prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran
pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak
pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Diantara sarana kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatuinstitusi
dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan
radiologi kesehatan mempunyai risiko berasal dari factor fisik, kimia, ergonomi
dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan radiologi menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya

12
kemajuan teknologi radiologi, maka risiko yang dihadapi petugas radiologi semakin
meningkat.
Petugas radiologi merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan
kimia yang merupakan bahan cairan berupa fixer dan defeloper, serta bahan
biologi. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan ala-talat yang mudah pecah,
berionisasi dan radiasi serta alat-alat radiologi dengan voltase yang mematikan,
dalam bekerja”hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor Kesehatan
termasuk radiologi Kesehatan.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang
paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di radiologi dapat
berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas radiologi itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia,yang dapat terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di radiologi :


1. Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi diradiologi. Akibat :
 Ringan à memar

13
 Berat à fraktura, dislokasi, memar otak, dll.
Pencegahan :
 Pakai sepatu anti slip
 Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar
 Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau
tidak rata konstruksinya.
 Pemeliharaan lantai dan tangga

2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila
mengabaikan kaidah ergonomi. Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di radiologi Kesehatan.
Akibat : cedera pada punggung,
Pencegahan :
• Beban jangan terlalu berat
• Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
• Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi
pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok
• Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya


Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di radiologi
Akibat :
 bersentuhan lansung dengan pasien
 Tertular virus AIDS, Hepatitis B
Pencegahan :
 Gunakan masker dengan, handscun
 Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup

4. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan


desinfektanyang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun.

14
Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama - sama yaitu: oksigen, bahan
yang mudah terbakar dan panas.
Akibat :
 Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian.
 Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
 Konstruksi bangunan yang tahan api
 Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar
 Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
 Sistem tanda kebakaran
· Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya
dengan segera
· Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
 Jalan untuk menyelamatkan diri
 Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
 Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

15
BAB VIII
PEMANTAPAN MUTU

Pemantapan mutu (quality assurance) radiologi adalah semua kegiatan yang


ditunjukkan untuk menjamin ketelitan dan ketepatan hasil pemeriksaan radiologi.
Kegiatan pemantapan mutu mengandung komponen :
A. Pemantapan mutu internal (internal quality qontrol)
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh radiologi secara terus menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Cakupan objek pemantapan mutu internal meliputi
aktivitas : tahap pra-analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik.dengan
tujuan pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis serta mendeteksi kesalahan dan
mengetahui sumbernya dengan melakukan kalibrasi dan quality qontrol pada
tiap alat setiap harinya,Dengan pencatatan dan pelaporan telah dibuat benar
B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodic oleh pihak lain diluar radiolo yang bersangkutan untuk memantau
dan menilai penampilan suatu radiologi dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta atau international,
Kegiatan pemantapan mutu eksternal sangat bermanfaat bagi suatu radiologi
karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance
radiologi yang bersangkutan dalm bidang pemeriksaan yang ditentukan untuk
itu pada waktu melaksanak kegiatan ini tidak boleh diperlakukan khusus, jadi
pada waktu melakukan pemeriksaan harus dilaksanakan oleh petugas yang

16
biasa melaksanakan pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan dan
metoda yang biasa dipakai sehingga hasil pemantapan mutu eksternal terebut
benar benar dapat mencerminkan penampilan radiologi tersebut yang
sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara dicatat dan
dievaluasi untuk mencari penyebab – penyebab dan mengambil langkah –
langkah perbaikan.
C. Verifikasi
Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan di radiologi mulai dari tahap penerimaan pasien sampai
dengan melakukan pemeriksaan pasien hingga sampai dengan penyerahan
hasil pemeriksaan.
D. Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai
kegiatan yang dilaksanakan dalam radiologi audit dibagi dalam audit internal
dan audit eksternal
Audit internal dilakukan oleh tenaga radiologi yang sudah senior penilaian
yang dilakukan haruslah mengukur berbagai indicator penampilan radiologi
misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan radiologi
dan mengideintifasi titik lemah dalam kegiatan radiologi yang menyebabkan
kesalahan sering terjadi
Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain diluar
radiologi atau pemakai jasa radiologi terhadap pelayanan dan mutu radiologi.
Pertemuan antara kepala kepala radiologi untuk membahas dan
membandingkan berbagai metoda, prosedur kerja, biaya dan lain lain
merupakan salah satu bentuk dari audit eksternal
E. Validasi Hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas
hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaang radiologi.
Pemeriksaan ulang ini dapat dilakukan dengan cara
1. radiologi menerimah pemeriksaan dari radiologi rumah sakit lain dan
hasil pemeriksaan dari luar untuk diperiksa dan hasilnya dibandingkan
dengan hasil pemeriksaan radiologinya

17
2. Presentase tertentu dari hasil pemeriksaan positif dan negative akan
tepap hasil tersebut dikembalikan kepada dokter pengirim. untuk
validasi dan secen opinion.
F. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan Latihan tenaga radiologi merupakan hal yang sangat penting
dalam program pemantapan mutu Pendidikan dan latihan tenaga harus
direncanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan serta dilaksanakan
dan dipantau. Program diklat radiologi mengacu pada program diklat rumah
sakit.

18
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan radiologi merupakan bagian yang sangat penting dari pelayanan


kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan, oleh karena itu pelayanan radiologi diharuskan dilaksanakan secara
professional dengan tetap menjaga mutu dan kualitas pelayanan agar hasilnya
dapat digunakan untuk menentukan diagnosa dokter. Dengan begitu pemberian
pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan akan sesuai dengan hasil diagnosa.
Untuk mewujudkan cita- cita diatas yaitu memberikan pelayanan yang optimal
dengan sarana dan prasarana yang ada, maka radiologi Rumah Sakit Mitra Medika
Bondowoso akan memberikan kualitas dengan memperhatikan mutu hasil
pemeriksaan.
Meningkatkan pelayanan yang sudah ada agar dapat meningkatkan kepuasan
hasil radiologi Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso.

19

Anda mungkin juga menyukai