Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..…………………………………… ………………………………………… i
DAFTAR ISI .…………………... ........................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan Pedoman .......................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................. 2
D. Batasan Operasional ..................................................................... 2
E. Landasan Hukum ......................................................................... 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................... 6
B. Distribusi Ketenagaan ................................................................... 6
C. Pengaturan Jaga........................................................................... 7
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan ........................................................................... 8
B. Standar Fasilitas ........................................................................... 10
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Alur Pelayanan ............................................................................. 13
B. Persiapan Pemeriksaan ................................................................. 16
C. Pelaksanaan Pemeriksaan ............................................................. 16
D. Pengolahan Hasil Pemeriksaan Radiologi ........................................ 16
E. Pemberian Expertise ..................................................................... 16
F. Penyerahan Hasil ......................................................................... 16
G. Penyimpanan Dokumen ............................................................... 17
BAB V LOGISTIK
Standar Obat-Obatan, Alat Kesehatan dan Bahan Habis Pakai ......... 18
BAB VI KESELAMATAN PASIEN....................................................... 20
BAB VII KESELAMATAN KERJA......................................................... 20
BAB VIII PROTEKSI RADIASI………………………………………………………….. 20
BAB IX PENGENDALIAN MUTU ....................................................... 20
BAB X PENUTUP………………………………………………………………………… 20
2
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Salah satu unsur penunjang medis yang menggunakan radiasi pengion
dan atau radiasi non pengion yang terdiri dari pelayanan radiodiagnostik,
imaging diagnostik dan radiologi intervensional untuk menegakkan diagnosis
suatu penyakit adalah Instalasi Radiologi (PMK 780, 2008).
Instalasi Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang
Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan
amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Berdasarkan dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah
selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas (KMK No. 1014, 2008).
Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion dan
non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju
masyarakat sehat. Penggunaan radiasi tersebut mempunyai dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan
terapi penyakit namun di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya
tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan oleh tenaga yang
tidak kompeten.
Pada saat ini Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto Provinsi Jawa Tengah melayani beberapa pemeriksaan
diantaranya; pemeriksaan radiologi konvensional, intervensional, ultrasonografi,
CT Scan dan MRI bagi pasien – pasien untuk pelayanan rutin maupun gawat
darurat yang berasal dari rawat jalan, rawat inap maupun pasien rujukan yang
berasal dari rumah sakit atau institusi lainnya. Sehubungan dengan hal
tersebut diatas, dianggap penting untuk dibuat sebuah buku pedoman
pelayanan radiologi, dengan harapan agar bisa memberikan arah yang jelas
3
dan pasti tentang pelaksanaan pelayanan radiologi yang bermutu kepada
4
pasien, dengan memperhatikan keselamatan bagi pasien, petugas maupun
lingkungan sekitarnya..
B. Tujuan
1. Terlaksananya pelayanan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi
intervensi yang bermutu dan aman bagi pasien.
2. Memberikan pelayanan radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi
intervensi untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit.
3. Terlaksananya pengelolaan instalasi radiologi diagnostik yang terintegrasi
dan bermutu, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan .
5
4. Sistem Rujukan
Pelayanan radiologi yang tidak dapat dilakukan ketika terjadi kerusakan alat
secara tidak terencana maka pelayanan dilakukan di luar RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto yang dipilih berdasarkan reputasi yang baik.
5. Pemantapan Mutu
a. Pemantapan mutu internal
b. Pemantapan mutu eksternal
6. Keamanan dan keselamatan kerja / kewaspadaan universal
7. Meningkatkan mutu SDM melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi terkini
8. Menyediakan peralatan radiologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sesuai dengan kebutuhan
D. Batasan Operasional
Instalasi radiologi diagnostik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto memberikan pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat kepada
pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien rujukan. Pelayanan yang diberikan
adalah :
1. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing Konvensional
Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing konvensional yaitu pemeriksaan radiodiagnostik d
6
k. Radiografi saluran perkencingan / tractus urinarius
2. Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan adalah prosedur diagnostik untuk melihat gambaran
potong lintang organ tubuh secara Computed Tomography dengan
menggunakan sinar – x. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing CT Scan
dengan dan tanpa kontras adalah sebagai berikut :
a. CT Scan Kepala / otak
b. CT Scan Thorax
c. CT Scan Abdomen
d. CT Scan Sinus paranasal
e. CT Scan tulang belakang
f. CT Scan orbita
g. CT Scan leher .
h. CT Scan tulang panggul / pelvis
i. CT scan alat gerak atas( extremitas suprior)
j. CT Scan alat gerak bawah.( extremitas inferior)
k. CT Scan Angiografi (Vascular)
l. CT Scan Panduan Biopsi (Guidance)
m. CT Tiga Dimensi
3. Ultrasonography (USG)
Suatu metode pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang
suara frekuesi tinggi (gelombang ultrasonik).
Pemeriksaan ini baik untuk mengevaluasi organ-organ tubuh yang terdiri
atas komponen padat atau cair seperti: organ-organ perut, kandungan
(termasuk janin), kelenjar gondok, payudara, prostat, buah zakar, kepala
(khusus bayi), anggota gerak, jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan
USG yang dapat dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
diantaranya adalah :
a. USG abdomen
b. USG kepala pada bayi
c. USG pelvis
d. USG obstetric
e. USG payudara
7
f. USG thyroid
g. USG scrotum
h. USG Neonatal
i. USG Jaringan lunak
j. USG Gynecologi
k. USG Doppler
4. Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI adalah prosedur teknik penggambaran penampang
tubuh berdasarkan prinsip resonansi inti atom hidrogen. Pemeriksaan MRI
dengan dan tanpa kontras adalah sebagai berikut :
a. MRI/MRA Kepala / otak
b. MR Spectroscopy
c. MR Perfusi
d. MR Dynamic Liver
e. MRI tulang belakang
f. MRI Payudara
g. MRI Abdomen
h. MRI Shoulder Joint
i. MRI Knee Joint
j. MRCP
k. MRU
l. MR Cervix
8
E. Dasar Hukum
1. Undang - Undang No 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaga nukliran
2. Undang - Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang - Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
4. Undang - Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375 /Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Radiografer
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 Tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana Pelayanan Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/PER/VIII/2008
Tentang Penyelengaraan Pelayanan Radiologi
8. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 8 tahun 2011 Tentang Keselamatan
Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar – X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional
9. Peraturan Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Provinsi Jawa Tengah
800/02522b/2018 Tentang Revisi Kebijakan Pelayanan
9
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
10
Beban kerja Radiografer = waktu kerja tersedia : rata-rata kegiatan radiologi
= 115.080 menit/tahun : 7,35 menit
= 15.657 per tahun
Standar beban kerja/tahun = 1/7,35 menit x 15.657 per tahun
= 2130,22 hari kerja yang tersedia 1 tahun
11
Beban kerja Radiolog = waktu kerja tersedia : rata-rata kegiatan radiologi
= 115.080 menit/tahun : 4,85 menit
= 23.734,92
Jumlah 0,0135
Jadi kebutuhan tenaga dokter spesialis radiologi untuk radiologi adalah 10 orang
12
Pada dasarnya kegiatan radiologi harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh / memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang
yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Agar pelayanan radiodiagnostik
dan imejing dapat terselenggara dengan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka pelayanan radiodiagnostik dan imejing harus
dilakukan oleh tenaga yang profesional
Dibawah ini adalah kualifikasi tenaga untuk instalasi radiologi diagnostik
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan di instalasi radiologi diagnostik diatur dalam daftar dinas
petugas yang terdiri dari 3 (tiga) shift, agar pelayanan dapat berjalan sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Kebutuhan
tenaga radiografer adalah 2 radiografer/alat (sesuai KEPMENKES
No.1014/MENKES /SK/XI/2008 tentang standar pelayanan diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan) atau berdasarkan perhitungan beban kerja
Adapun setiap shift ketenagaan di radiologi melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Menginput data pasien
2. Mempersiapkan alat untuk pemeriksaan pasien
3. Membantu dalam pemberian informasi yang menyangkut
kepentingan pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing
13
4. Melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing
5. Proses pengolahan hasil pemeriksaan radiologi
6. Menginput pemakaian BHP
7. Pembacaan foto oleh dokter radiologi
8. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan arsip
9. Bertanggung jawab atas penyerahan hasil
10. Bertanggung jawab terhadap alat-alat radiologi ( perangkat X – Ray, USG,
CT – Scan, dll)
C. Pengaturan Jaga
1. Pelayanan Radiodiagnostik dan Imejing diselenggarakan selama 24 jam, 7
hari seminggu dan dilaksanakan di 2 tempat yaitu RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto serta Pavilun
Abiyasa dan Pusat Geriatri Jl. Dr. Angka No. 1-2 Purwokerto.
a. Pukul 07.00 – 14.00
b. Pukul 14.00 – 21.00
c. Pukul 21.00 – 07.00
2. Setiap hari kerja ada dokter spesialis radiologi (format jadwal terlampir)
a. Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan
radiologi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (format jadwal
terlampir).
b. Jika ada kebutuhan pembuatan ekspertise di luar jam kerja dokter
radiologi maka data hasil pemeriksaan akan dikirim ke dokter spesialis
radiologi melalui media sosial.
c. Jika ada kebutuhan pemeriksaan yang harus dilakukan oleh dokter di
luar jam kerja maka dokter akan dipanggil dengan melakukan konfirmasi
sebelumnya
14
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
1. Gedung
a. Lokasi
Instalasi radiologi diagnostik berada di dalam rumah sakit di sentral
rumah sakit, di antara instalasi rawat jalan, rawat inap dan IGD. Sirkulasi
bagi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi
staf. Ruang konsultasi/dokter radiologi dilengkapi dengan fasilitas untuk
membaca foto.
b. Ruang
Persyaratan luas dan proteksi radiasi mengacu kepada buku sarana dan
prasarana rumah sakit kelas B tahun 2010 dan Keputusan Menkes No
1014 / Menkes/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi
diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Ada ijin BAPETEN sesuai UU
no.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan Radiologi dibagi dalam :
1. Loket Pendaftaran
a. Meja + kursi
b. Komputer
c. Alat Tulis
2. Ruang pemeriksaan
a. Tanda bahaya radiasi dan lampu merah yang terpasang di depan
pintu kamar periksa sebagai tanda bahwa pesawat radiologi
sedang dioperasikan serta tanda bahaya radiasi lainnya yang
dapat dilihat dengan jelas
b. Peralatan proteksi radiasi yang cukup memadai baik kualitas
maupun kuantitas
c. Ukuran ruangan minimal 12 m2
d. Kamar pemeriksaan dibuat agar paparan radiasi keluar tidak lebih
dari 0,25 mSv/jam apabila pesawat radiologi sedang dioperasikan
e. Tebal dinding 20 cm beton atau bata setebal 25 cm dengan
plesteran atau yang setara dengan 2 mm Pb.
f. Pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi Pb setebal 2
15
mm.
g. Ruangan x-ray memakai AC
3. Ruang kontrol / operator
a. Kontrol table pesawat
b. Kaca jendela ruang operator menggunakan kaca Pb setara 2 mm.
c. Meja + kursi
4. Ruang dokter untuk membaca hasil pemeriksaan/expertise
a. Meja + Kursi
b. Komputer + printer
c. X-ray viewer
5. Ruang ganti baju pasien
a. Gantungan baju
b. Baju ganti pasien
6. Ruang prossesing film
a. Meja dan kursi
b. CR / Computerized Radiography
c. Monitor CR
d. Printer CR
e. Komputer + Printer
7. WC pasien
a. Kloset
b. Kran air
8. Ruang tunggu
a. Ruang tunggu ada akses langsung ke ruang pemeriksaan
b. Ruangan nyaman
2. Sumber Air
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto memiliki sumber air dari PAM
dan sumur pompa.
3. Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan radiologi yang baik dan aman,
diperlukan aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan
tidak ada aliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya pemeriksaan
tidak terhenti, tetapi mengingat beberapa jenis alat memerlukan perawatan
16
dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap. Selain sumber listrik PLN,
disediakan cadangan sumber listrik dari generator, mengingat instalasi
radiologi diagnostik harus dapat memberikan pelayanan selama 24 jam.
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan
Instalasi radiologi diagnostik harus menyediakan peralatan sesuai jenis
pelayanan yang dilakukan dan jumlah minimal yang tercantum dalam tabel
tersebut.
a. Daftar alat Alkes
No NAMA ALAT JML LOKASI
1 X-Ray Konvensional 3 unit 2 di RSMS, 1 di Pavilun
2 X-Ray Fluoroscopy 2 unit 1 di RSMS, 1 di Pavilun
3 X-Ray viewer 8 buah 5 di RSMS, 3 di Pavilun
4 MRI 1 buah Pavilun
5 CT-Scan Multi Slice 3 buah 2 di RSMS, 1 di Pavilun
6 Mobile X-ray 2 buah 1 di RSMS, 1 di Pavilun
7 Dental x ray 1 buah RSMS
8 USG unit 12 buah 10 di RSMS (radiologi 3,
kebidanan 4, dalam 1, mawar
1, vk 1) dan 2 di Pavilun
(radiologi 1, dalam 1)
9 Panoramic 1 unit Pavilun
10 Mammografi 1 unit Pavilun
11 Tabung O2 4 buah 2 di RSMS, 2 di Pavilun
12 Computerized 2 Set 1 di RSMS, 1 di Pavilun
Radiography (CR)
13 Imaging Plat (IP) 8 setiap Masing2 ukuran 4 di RSMS
ukuran dan 4 di Pavilun
13 Tiang Infus 9 buah 6 di RSMS, 3 di Pavilun
15 Prosesing Automatic 2 unit 1 di RSMS, 1 di Pavilun (tidak
digunakan)
16 Lampu Halogen 2 buah 1 RSMS, 1 Paviliun
17 Tempat Tidur Periksa 3 buah 2 di RSMS, 2 di Pavilun
17
2 Sarung Tangan Dispossible
3 Kaca mata Pb / Google 5 buah
4 Pelindung thyroid 5 buah
5 Shielding yang berlapis 2 mmPb 2 buah
6 Apron Pb
a. Radiologi RSMS 7 buah
b. Radiologi Pavilun Abiyasa 5 buah
c. IBS 8 buah
7 Sarung tangan Pb 4 pasang
8 TLD (jumlah personil +1 kontrol) Tersedia sesuai
jumlah personil
9 Personal Dosimeter 4 buah
c. Fasilitas Lain
No NAMA ALAT JUMLAH
1 Lemari arsip 6
2 Rak hasil 2
3 Komputer 12
4 Meja computer 12
5 AC 14
6 Exhaust fan 1
7 Telepon 5
8 UPS 7
9 Stabilizer 2
10 Meja Administrasi 3
11 Kursi Administrasi 6
12 Kursi Kerja (bulat) 4
13 Formulir Pemeriksaan / Hasil Radiologi Tersedia
14 Amplop foto Tersedia
15 Alat tulis Tersedia
18
a. Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh radiografer
b. Pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan oleh teknisi IPS RS/
teknisi alkes
Rincian masing-masing kegiatan diatur dalam program pemeliharaan alat
kesehatan (terlampir)
c. Program Kalibrasi Alat
1. Penanggung jawab kegiatan kalibrasi alat adalah IPS RS
2. Jenis alat yang dikalibrasi adalah alat X-Ray, USG, CT Scan dan MRI
3. Pelaksana adalah pihak ketiga (Rekanan alat/BPFK/Lembaga lain
yang tersertifikasi) yang dilakukan didalam rumah sakit.
4. Kegiatan kalibrasi dilaksanakan 1 tahun sekali dengan jadwal yang
dibuat oleh IPS RS.
19
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Alur Pelayanan
1. Alur Pelayanan Radiologi
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
GAWAT DARURAT
LOKET PENDAFTARANDENGAN PERJANJIAN
RUANG TUNGGU
LOKET PEMBAYARAN
RUANG PERIKSA
RUANG TUNGGU
LOKET PENGAMBILAN
20
2. Alur Pelayanan Pasien Radiologi
Pasien/Perawat
Petugas
Pasien
Petugas
Petugas
Melakukan pengolahan, mencetak atau burning dan mengirim data citra ke PACS
Mengentri data pemakaian BHP
Mengemas dan menyerahkan citra ke radiolog
Spesialis Radiologi
Pasien
21
3. Alur pemeriksaan pasien ke unit radiodiagnostik
pavilun abiyasa/sebaliknya
Pasien Perawat
22
B. Persiapan Pemeriksaan
a. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing non kontras tidak memerlukan
persiapan khusus, hanya pasien diminta melepas benda-benda yang
dapat menimbulkan artefak pada radiograf
b. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing dengan kontras memerlukan
persiapan khusus yang secara teknis diatur dalam SPO tentang
persiapan pasien di instalasi radiologi diagnostik
C. Pelaksanaan pemeriksaan
a. Pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing dengan kontras dilakukan
oleh dokter spesialis radiologi, radiografer dan perawat sedangkan
pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing non kontras dilakukan oleh
radiografer.
b. Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi
c. Standar pelayanan secara teknis diatur dalam SPO instalasi radiologi
diagnostik
F. Penyerahan Hasil
Hasil pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing (film/CD/Paper dan
expertise) diserahkan kepada pasien/perawat setelah dibaca oleh dokter
spesialis radiologi atau dapat diberikan dalam bentuk hardcopy tanpa
expertise, dalam keadaan emergensi atau atas permintaan DPJP.
23
G. Penyimpanan dokumen
Instalasi radiologi diagnostik menyimpan dokumen-dokumen :
1. Surat permintaan
2. Hasil pemeriksaan/expertise
3. Catatan kondisi peralatan
Semua dokumen disimpan selama 5 tahun sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis.
24
BAB V
LOGISTI
K
25
STANDAR OBAT-OBATAN, ALAT KESEHATAN DAN BAHAN HABIS PAKAI
Instalasi radiologi diagnostik harus menyediakan obat-obatan dan alat
kesehatan untuk keperluan pemeriksaan radiodiagnostik dan imejing kontras
maupun non kontras dan obat emergensi akibat potensi reaksi terhadap bahan
kontras :
1. Obat obatan :
No Nama Obat Satuan Jumlah
1 Aminophyllin inj Ampul 1
2 Atropin inj Ampul 2
3 Deksamethasone inj Ampul 5
4 Dextrose 40% 25 ml Vial 1
5 Dextrose 5% Fles 1
6 Diphenhydramine inj Ampul 3
7 Epinephrine inj Ampul 2
8 Fimahes Fles 1
9 Foley Catheter No. 18 Pcs 1
10 Foley Catheter No. 20 Pcs 1
11 Foley Catheter No. 24 Pcs 1
12 Infuset Pcs 1
13 IV Catheter No. 18 Pcs 2
14 IV Catheter No. 20 Pcs 2
15 IV Catheter No. 24 Pcs 2
16 Lidocain 2% inj Ampul 2
17 NaCL 500 ml Fles 1
18 RL Pcs 1
19 Selang O2 Dewasa Pcs 1
20 Spet 10 cc Pcs 1
21 Spet 3 cc Pcs 1
22 Spet 5 cc Pcs 1
23 Stesolid inj Ampul 2
24 Transparent Dresing 7 x 8 Pcs 1
26
2. Alat kesehatan dan bahan habis pakai
27
BAB VI
KESELAMATAN
PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien radiologi merupakan tindakan untuk mencegah tidak
adanya kesalahan dan kejadian tidak diinginkan pada pasien yang dapat
terjadi di Instalasi Radiologi. Instalasi Radiologi Diagnostik RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
bagian pelayanan rumah sakit, oleh sebab itu pelayanan radiologi tidak hanya
terfokus pada tujuan pelayanan radiologi dalam memanfaatkan radiasi tetapi
juga tetap mempertimbangkan dan memperhatikan terwujudnya keselamatan
pasIen ( patient safety)
B. Tujuan
1. Instalasi Radiologi dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion
dan non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
menuju masyarakat sehat.
2. Instalasi radiologi dapat mencegah kejadian tidak diinginkan ( KTD )
kemungkinan dapat terjadi, timbulnya injuri mulai dari ringan sampai
berakibat fatal pada pasen, Kejadian Tidak Dinginkan tersebut dapat terjadi
mulai dari pra radiasi, selama radiasi maupun sesudah radiasi,
3. Semua individu tenaga kesehatan yang terkait dengan pelayanan fradiologi
khususnya radiografer berperan aktif dimulai dari sadar akan kualitas, mahir
dan trampil melakukan bagaimana cara mengurangi dan atau
menghilangkan KTD bila mungkin, agar tidak menambah keparahan pasen,
sehingga hasil layanan tidak saja bermutu tinggi juga mengandung norma-
norma keselamatan pasien.
28
menanyakan kepada dokter ahli radiologi atau kepada dokter pengirim.
29
d. Petugas radiologi menanyakan apakah pasien hamil atau tidak ( wanita
subur )
2. Pada saat dilakukan pemeriksaan :
a. Saat memindahkan pasien ke meja pemeriksaan dilakukan dengan
prosedur yang benar.
b. Mencegah Pengulangan pemeriksaan dengan cara ;
penyudutan arah sinar harus benar
Sentrasi tepat
Pengaturan eksposure secara tepat
Positioning secara tepat
Hindari manipulasi pasen pada saat posisioning
Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna
Vertebralis, trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien
dengan fraktur ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.
3. Kesesuaian Pesawat
Kesesuaian pesawat pada tata laksana keselamatan pasien meliputi
ketepatan pemilihan faktor eksposi pada meja control agar didapatkan
gambar radiograf yang optimal dan penggunaan grid yang tepat.
4. Minimalisasi dosis radiasi
Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa
sehingga cukup seluas obyek yang diperiksa.
Pengaturan penggunaan faktor eksposi secara tepat ( dicatat pada
lembar permintaan pemeriksaan radiologi ).
Setiap pasien wanita usia subur yang sedang hamil sementara harus
dilakukan pemotretan, maka petugas radiologi wajib memberikan baju
pelindung radiasi khususnya di bagian perut untuk melindungi janinnya.
Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan apabila
ada permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi dengan klinis
yang jelas dan dikerjakan sesuai dengan standar operational prosedur
yang telah ditetapkan.
30
BAB VII
KESELAMATAN
KERJA
31
1. Petugas Radiologi melakukan uji fungsi setiap alat setiap hari.
32
2. Petugas IPSRS melakukan pemeliharaan setiap alat setiap bulan dan
didokumentasikan di kartu pemeliharaan.
3. Uji kesesuaian untuk pesawat rontgen dilakukan 3 tahun sekali berdasarkan
Perka Bapeten no.9 tahun 2011.
4. Uji kalibrasi peralatan radiologi dilaksanakan setahun sekali.
E. Pemeriksaan Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Kepala Bapeten Nomor 6 tahun 2010 tentang
Pemantauan Kesehatan untuk Pekerja Radiasi maka setiap pekerja radiasi
harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala sedikitnya sekali
dalam setahun. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium darah rutin dan pemeriksaan radiografi thorak.
33
operasi, kerusakan maupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang
menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek
proteksi atau keselamatan radiasi yang menjurus kepada dampak radiasi dan
kondisi paparan radiasi yang melampaui batas keselamatan.
Bila tombol eksposure mengalami gangguan sehingga x ray tabung terus
memaparkan radiasi langkah yang dilakukan :
1. Mematikan sumber radiasi ( panel kontrol PLN )
2. Menghubungi petugas proteksi radiasi
3. Petugas proteksi radiasi harus segera melakukan identifikasi personil
yang potensial terpapar radiasi
4. Lakukan survey untuk memastikan pesawat sudah tidak dialiri listrik
5. Petugas proteksi mencatat detail seperti posisi dan arah berkas
6. Beri tanda pada pesawat sesuai dengan kegagalan alat yang terjadi
7. Membuat laporan kecelakaan radiasi harus segera dilaporkan kepada
BAPETEN meliputi deskripsi kecelakaan, jumlah korban, klasifikasi
kecelakaan, tindakan yang telah dilakukukan dan perkiraan dosis
8. Petugas proteksi radiasi juga memberikan laporan kepada tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit mengenai insiden yang
terjadi
9. Kartu dosis dan kartu kesehatan yang berkaitan dengan
kecelakaan radiasi harus disimpan terpisah dengan dokumen yang
sama pada keadaan normal.
34
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI
35
BAB IX
PENGENDALIAN
MUTU
36
menggunakan metode pembobotan indikator mutu instalasi radiologi
berdasarkan high risk, high volume dan problem prone.
37
3. Evaluasi dan tindak lanjut
Evaluasi dan tindak lanjut dari program mutu dilakukan setiap triwulan sekali
oleh komite mutu rumah sakit dengan metode PDSA ( plan-do –study-action)
38
BAB X
PENUTU
P
Purwokerto, Januari
2019 DIREKTUR,
39
BAB X
PENUTU
P
Purwokerto, Januari
2019 DIREKTUR,
40