Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN

PELAYANAN RADIOLOGI
2023
DAFTAR ISI

PEDOMAN PELAYANA RADIOLOGI


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Pelayanan
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Radiologi
B. Standar Fasilitas
C. Pencucian Film
D. Pemberian Expertise
E. Penyerahan Hasil
F. Pengarsipan
BAB IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang sinar


peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan
tersebut mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat
sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di
sisi lain akan sangat berbahaya bila pengginannya tidak tepat dan
tidak terkontrol.

Pelayanan terbaik bisadiberikan kepada pasien sehingga


kebutuhan / keinginan/ harapan customer dapat terpenuhi (pelanggan
puas). Penilaian mutu pelayanan dapat untuk mengetahui
keberhasilan atau kegagalan pelayanan dengan demikian akan dapat
menghargai keberhasilan dan memperbaiki kegagalan.

Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas


untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga
memperoleh kepuasan yagn akhirnya dapat meingkatkan
kepercayaan kepada Organisasi Pelayanan Kesehatan terbaik.,
melebihi, melampaui, mengunguli pelayanan yang diberikan pihak lain
atau pelayanan waktu lalu. Pelayanan prima dapat diwujudkan jika
ada standar dan dipatuhi memberi yang terbaik bahkan melebihi
adanya terobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).

Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi


diagnostik khususnya telah dilaksanakan di berbagai saranan
pelayanan kesehatan. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah emungkinkan
berbagi penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas
radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi
pengion dan non pengion.dengan berkembangnya waktu, radiologi
diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Baik
dari peralatan maupun metoenya.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi


khususnya radiollgi diagnostik, maka dibuat pedoman Pelayanan
Instalasi Radiolgi Diagnostik di Rumah Sakit Mujaisyah sebagai acuan
bagi saranan pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan
radiologi diagnostik dan untk keperluan pembinaan.

B. Ruang Lingkup Pelayanan

a. Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan


diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, antara lain
pelayanan X-ray konvensional.
b. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan
diagnostik dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain
pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG)
C. Batasan Operasional

Dalam meningkatkan pelayana radiologi pada pemeriksaan


rontgen, sedangkan pada pemeriksaan ultrasonografi (USG)
dilakukan oleh radiolog.

D. Landasan Hukum.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1014/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Standar Pelayanan
radiologi diagnostic disarana pelayanan kesehatan. Pelayanan
radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan
secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat undang-undang
dasar 1945 diantaranya kesehatan adalah fundamental setiap rakyat
dan amanat undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan pelayanan radiologi
sudah selayaknya diberikan pelayanan yang berkualitas.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


Ketenagaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja,
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat. Adanya peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga
kerja dan keluarga sesuai harkat dan martabat manusia.

Tabel 1.1. Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mujaiysah

Nama Kualifikasi Formal Jumlah


Tenaga Yang
Kekurangan
Jabatan Dan non Kebut
Ada Tenaga
formal uhan
Kepala Instalasi
Radiologi/
Dokter Spesialis Radiologi 1 -
Spesialis Radiologi
Kepala Ruangan
Radiologi D.III 1 -
Pelaksana
Radiologi/
D.III 2 -
Radiografer

Petugas Administrasi -
D.III 1

Total -
6

Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan:


a. Jenis saranan kesehatan
b. Kemampuan / kompetensi
c. Beban kerja
d. Jumlah peralatan (pesawat)

B. Distribusi Ketenagaan

1. Tugas dr Sp.Rad

a. Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SOP tindakan


medis radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi
intervensional serta melakukan revisi bila diperlukan.

b. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan radiodiagnostik,


imeging diagnostik radiologi intervensional sesuai SOP
c. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan flouroskopi
bersama dengan radiografer
d. Menjelaskan dan mnandatangani infomred consent (izin
tindakan medis) kepada pasien/ keluarga pasien
e. Membaca hasil pemeriksaan radiodiagnostik, imeging
diagnostik dan radiologi intervensional
f. Melaksanakan teleradiologi dan konslutasi radiodiagnosti,
imeging diagnostik dan radiologi intervensional.
g. Memberikan layanan konsultasi thd pemeriksaan yang akan
dilakasanakan
h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi thd
pasien
i. Menjamin bahwa paparan pasien serendahmungkin untuk
mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan
memepertimbangkan tingakt panduan paparan mediac
j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau
intervensional dengan mempertimbangkaninformasi
pemeriksaan sebelumnya.
k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari aspek klinis
l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK
radiologi
2. Tugas Radiografer
a. Mempersiapkan pasien dan peralatan untuk pemeriksaan dan
pembuatan foto radiologi
b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan
c. Mengoperasionalkan peralatan radiologo sesuai SOP, khusus
untuk pemeriksaan dengan kontras dan flouroskopi,
pemeriksaan dikerjakan bersama dr.sp.rad
d. Melakukan kegiatan prosesing filem (kamar gelap dan work
station)
e. Melakukan penjaminan & kendali mutu
f. Memberikan proteksi radiasi thd pasien, diri sendiri dan
masyarakat disekitar ruang pesawat sinar-X
g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk
meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan
h. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara
rutin
3. Tugas tenaga PPR
a. Membuat program proteksi dan keselamatan radiasi
b. Memantau aspek operasional program proteksi dan
keselamatan radiasi
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi
radiasi dan memantau pemakaiannya
d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan
di semua tempat dimana pesawat sinar-X digunakan
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan
keselamatan radiasi
f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi
g. Memelihara rekaman
h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan
pelatihan
i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian
keterangan dalam hal kedaruratan.
j. Melaporkan kepada pemenang izin setiap kegiatan kegagalan
operasi yang berpotensi kecelakaan radiasi
k. Melakukan interventarisasi zat radioaktif
4. Tugas tenaga IT
a. Memasukkan dan menyimpan data secara elektornik dengan
rutin
b. Memelihara dan memperbaiki alat IT
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN RADIOLOGI

Persyaratan ruang pemeriksaan radiologi:

1. Luas ruangan minmal 3 m x 4 m x 2,8 m dengan tinggi jendela


minimal m dari lantai sebelah luar.

2. Tebal dinding 15 cm beton atau bata 25 cm plesteran atau


setara dengan 2 mm Pb

3. Pintu diberi penahan radiasi Pb 2 mm

4. Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah yang dihuni


masyarakat sekitar tidak lebih dari 0,25 mSv/jam

5. Mempunyai fasilitas anda bahaya radiasi berupa lampu merah


sebagai tanda pesawat sedang dioperasikan

Ruang pemeriksaan radiologi terletak diantara ruang


muzhollah dengan perawat, dan tidak jauh dari ruang gawat darurat
dan poli klinik sehinga mudah dicapai pasien untuk meningkatkn
pelayanan.

1. 1 (satu) ruang pemeriksaan pesawat konvensional dengan luas


panjang 5 m, lebar 3,5 m tinggi 3 m dinding pemeriksaan sinar X
terbuat dari tembok bata dengan tebal 15 cm dengan Pb 3 mm,
pintu ruang pemeriksaan pesawat sinar X terbuat dari kayu atau
triplek dengan ketebalan 4 cm dan dilapisi timbal atau Pb dengan
ketebalan 3 mm sebagai proteksi radiasi.

a. Pemeriksaan ekstremitas

b. Pemeriksaan pelvis
c. Pemeriksaan thorax

d. Pemeriksaan vertebra

e. Pemeriksaan radiologi dari rawat inap

2. 1 (satu) ruang pesawat Ultrasonografi ( USG) dengan


luas ..........................

3. Ruangan perlengkapan

a. Ruang tunggu pasien

b. Ruang radiografer

c. Kamar gelap

d. Ruang baca foto

e. Kamar mandi/WC

B. STANDAR FASILITAS

Pelayanan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mujaisyah memiliki


standar fasilitas berupa peralatan pesawat radiologi dan peralatan
pendukung untuk pelayanan di instalasi radiologi, semua peralatan
sudah mempunyai izin dari BAPETEN, dilengkapi pangatur diafragma
dan lampu kolimator, kemudian dikalibari serta pemeliharaan secara
berkala. Adapun peralatan yang dimiliki berupa:
1. Pesawat X-ray Konvensional
2. Pesawat Ultrasonografi (USG)
3. Printer Dry view
4. Kaset dan Grid
5. Standar infus
6. Apron
Daftar infentaris Alat-alat di Instalasi Radiologi

KEADAAN
NO NAMA BARANG RUSATIPE JUMLAH KET
BAIK
K
1 2 3 4 5 6 7
RUANG
A
PEMERIKSAAN
Pesawat
Konvension √
1 1
al

2 Tiang Infus √ 1

3 Stand Kaset √ 1

4 Meja besi √ 1

5 Apron 1 1

6 Lemari film 1 1

7 Baju ganti pasien 2 2

8 Tempat sampah medis √ 1

9 AC 1 1

B KAMAR GELAP

1 Kaset 35x40 cm 1 1

Kaset 30x35 cm 1 1

2 Kaca PB 43 x 43 √ 1 1

3 Meja kayu 1 1

4 Meja besi 1 1
5 Procesing Automatic √

6 Jargen ragen

7 Ember 2 2

Hanger film
8 8 8
RUANG
C PEMERIKSAAN
USG
1 USG 2

2 Meja Tulis 2 2
Tempat tidur
3 1 1
pasien
4 Bantal kepala 1 1

5 Stand infus 1 1
Struktur
6 Organisasi

7 AC 1 1

8 Horden 2 2

9 Computer ADM 1 1

10 Printer LX-310 1 1

Light view 1 1
11
D RUANG TUNGGU

1 Kursi besi 2 2

2 Lemari Arsip 1 1
Tempat sampah
3 1 1
non medis
4
Pemeliharaan dan perawatan peralatan radiologi mengacu
pada pedoman dari pabrikan yang dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan oleh radiographer, fisikawan medis, teknisi elektromedis
dan teknisi pabrikan untuk menjamin mutu alat yang dipakai sehingga
pelayanan tidak terganggu
1. Perawatan dan Pemeliharaan Pesawat Sinar-x
a. Kebersihan
Pesawat sinar-x harus selalu dibersihkan terutama bila terkena
tumpahan cairan untuk mencegah terjadinya korosi, atau dari
sisa bahan kontras yang dapat menghasilkan artefak pada hasil
radiograf. Gunakan bahan pembersih yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik
b. Pelumasan
Bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti engsel dan
roda gigi. Gunakan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi
pabrik
c. Pengukuran-pengukuran
Pengukuran power supply, pastikan output power supply masih
sesuai dengan standar.

1) Pemeriksaan fungsi pesawat


Pastikan bahwa semua komponen dari pesawat dapat
berfungsi dengan baik, sesuai dengan batas toleransi yang
diizinkan

2) Kalibrasi

Output dari pesawat harus dikalibrasi secara berkala oleh


BAPETEN atau badan yang mendapat rekomendasi dari
BAPETEN
d. Perawatan dan Pemeliharaan Kaset
1) Pemeriksaan kaset berkala
Bagian yang harus diperiksa pada kaset secara berkala
adalah Engsel, kuncian, jepitan ID pasien, screen,
kedudukan screen, dan bantalan. Kebersihan kaset bagian
luar dapat dibersihkan dengan alkohol atau perihidariol.
2) Pemeliharaan Kaset
o Saat pemasukan/pengambilan film dari kaset,
jangan terlalu terbuka untuk menghindari debu
masuk ke kaset dan kaset dibuka sekitar 6-8 cm.
o Kaset disimpan seperti buku & kosong dari film.
o Jaga kebersihan dari debu, benda asing, dan cairan kimia.
o Hindari kaset jatuh.
o Hindari bagian dalam dari goresan debu, benda tajam,
kuku, percikan cairan bahan pemroses film (seperti
develpoer / fixer)
3) Kebersihan Kaset
a) Kebersihan Luar
o Bagian luar harus dibersihkan tiap hari.
o Gunakan Alkohol untuk membunuh kuman penyakit
pada kaset.
o Gunakan Perihidariol untuk membersihkan noda darah
pada kaset.
o Hindari timbulnya artefak pada film.

b) Kebersihan Dalam
o Bahan yang digunakan adalah sikat halus, sabun
mandi, atau cotton wool.
o Gosokan cotton wool (basah) yang sudah bersabun
dengan gerakan angka “8” pada permukaan screen.
o Gosokan cotton wool (kering) untuk bersihkan screen
hingga kering.
o Sementara kaset dengan posisi berdiri di meja kamar
gelap.
o Jika screen digosok dengan gerakan searah akan
menimbulkan “elektrostatis”.
o Jangan dibersihkan dengan air pam / larutan pembersih
sembarangan.
o Bersihkanlah kaset hingga tidak ada noda
mineral, tidak lengket, dan tidak elektrostatik.

2. Pemeliharaan Peralatan

a. Safety inspections

Pengendalian Potensi bahaya mekanik

1) Pergerakan peralatan melampaui batas maksimum

2) Pastikan collison protection bekerja dengan baik

3) Bagian peralatan yang mungkin lepas/jatuh

4) Pastikan baut dan mur tidak kendor

5) Kabel baja putus

6) Pastikan serat kabel tidak ada yang putus

b. Pengendalian potensi bahaya listrik

1) Kontak body (grouding)

Pastikan pengaman kebocoran listrik (ELCB) dan System


grouding berfungsi (tidak nyetrum)

2) Hubungan singkat, korsleting atau Short Circuit

Pastikan sekering (fuse) sesuai dengan daya (voltase maupun


ampernya.
c. Pengendalian Potensi bahaya Radiasi
1) Radiasi hambur
Pastikan pelindung radiasi/dinding ruangan terpasang dengan
timbal yang mampu menahan radiasi dan berfungsi.
2) Lapangan Radiasi
Pastikan bahwa kolimator berfungsi dengan baik
3) Indikator Radiasi
Pastikan indikator radiasi menyala pada saat exposure.
Preventive maintenance pada pesawat

d. Kebersihan Setelah Pemakaian


Pesawat selalu dibersihkan dari cairan yang tumpah dari pasien
karen akan membuat peralatan menjadi cepat berkarat, atau sisa
bahan kontras dapat membuat cacat pada gambar. Gunakan
bahan pembersih sesuai rekomendasi pabrik.
e. Pelumasan
Bagian bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda
gigi serta roda penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik. Hal ini berkordinasi dengan
bagian IPSRS/teknisi..
f. Pemeriksaan fungsi pesawat
Pastikan semua fungsi pada pesawat dapat berfungsi dengan
baik, sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan.
g. Kalibrasi
Pesawat harus dikalibrasi, agar bila ada penyimpangan dapat
dikoreksi segera. Kalibrasi dilakukan oleh badan berwenang
seperti BPFK.
3. Image Quality Check Pada Pesawat Radiodiagnostik.
mage quality check harus dilakukan secara komprehensif, meliputi
beberapa bagian seperti:
a. Fasilitas Kamar gelap
Cairan yang digunakan harus dicek sebelum dilakukan
pencucian film sehingga dalam keadaan baik.
b. Pesawat yang digunakan untuk pemotretan harus sudah
dikalibrasi
4. Corrective Maintenance Pada Pesawat Radiodiagnostik
a. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laporan
harus dibuat sesuai dengan kronologi kejadian kerusakan,
sehingga pekerjaan perbaikan menjadi lebih terarah dan lebih
cepat diatasi.
b. Penggantian suku cadang
Jika diperlukan penggatian suku cadang sangat dianjurkan
menggunakan suku cadang asli dari pabrik. Memodifikasi dari
merk lain sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian lain.
c. Readjustment
Setelah dilakuan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus
dilakukan readjustment agar tidak terjadi penyimpangan pada out
put pesawat.
d. Uji Fungsi
Sebelum pesawat digunakan dengan pasien, uji fungsi harus
dilakukan untuk memastikan bahwa pesawat telah benar benar
berfungsi dengan baik. Pengujian alat meliputi:
1) Alat acceptance test
2) Maintenance Periodik test
3) Perbaikan ,korektive
Keuntungan dari pengujian tersebut adalah:
1) Diperoleh data yang terukur tentang kinerja suatu peralatan,
2) Data awal (acceptance test) digunakan sebagai acuan
pengukuran kepatuhan (compliance test) periodik berikutnya,
3) Mengetahui konsistensi dan penurunan fungsi peralatan,
4) Penyimpangan secara dini dapat diketahui,
5) Segera dapat dilakukan perbaikan sebelum kerusakan yang
lebih parah,
6) Tingkat keselamatan dan keamanan selalu diketahui,
Sedangkan kendalanya antara lain, yaitu:
1) Belum menjadi kebiasaan dan budaya kerja
2) Tidak tersedianya peralatan uji,
3) Kemampuan SDM tidak merata.
5. Kalibrasi
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan
medis harus dilakukan kalibrasi sekurang-kurang sekali
setahun. Begitu juga untuk alat-alat radiologi harus dilakukan
setahun sekali. Peralatan radiologi RS Mujaisyah dilakukan:
a. Kalibrasi sekali dalam satu tahun.
b. Program kalibrasi mengikuti jadwal instalasi IPSRS RS
Mujaiysah .
c. Bila terjadi keterlambatan kalibrasi, instalasi radiologi hanya
mengingatkan.
d. Usulan dari radiologi ke Direktur melalui bidang penunjang
medis RS Mujaisyah

C. Pencucian Film
Pencucian Film pada konvensional x-ray masih menggunakan
sistem pengolahan film secara manual di proses dikamar gelap.
Pengolahan film di kamar gelap dimulai dengan menggunakan film
dan kaset, kemudian film dimasukkan kebagian cairan developer lalu
dibilas kemudian dimasukkan kedalam cairan fixer terus dibersihkan
dengan air dan setelah dikeringkan.

D. Pemberian Expertise
Hasil pemeriksaan dan tindakan radiodiagnostik dalam tanggung
jawab dokter spesialis radiologi. Semua foto harus dibaca/diekspertise
dengan jelas dan ditanda tangani oleh dokter spesialis radiologi.
a. Pagi hari
Pada jam kerja pagi radiology akan membaca semua hasil foto
rontgen diruangan baca dokter antara jam 08.00 wib sampai jam
10.00 WIB.
b. Sore hari
Pada jam kerja sore dokter akan membaca semua hasil foto
rontgen diruangan baca dokter yaitu antara jam 14.00 WIB sampi
jam 16.00 .

E. Penyerahan Hasil
Hasil radiograf rawat jalan merupakan milik pasien sepenuhnya
dan dapat diambl satu hari setelah pemeriksaan. Setelah hasil
radiograf dibaca dokter radiologi. Pada pasien IGD dan rawat inap
hasil radiograf langsung diambil oleh pengantar pasien (perawat).
Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan radiologi, setiap pasien
yang datang untuk mengambil hasil pemeriksaan radiologi, harus
membawa bukti penambilan hasil. Hasil pemeriksaan radiologi dapat
diambil dibagian radiologi.

F. Pengarsipan
Pengarsipan di instalasi radiologi berupa hasil bacaan disusun
berdasarkan nomor urut pasien. Laporan pembukuan pengambilan
hasil radiograf sin instalasi radiologi dilakukan pertahun. Laporan ini
meliputi enis pemeriksaan, jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap,
jumlah pemakaian film dan kerusukan film
BAB IV

LOGISTIK

Bertanggung jawab administrasi dalam meyusun terhadap


terselenggaranya tertib administrasi dalam bidang logistic Instalasi
Radiologi, peraltaan dan rumah tangga. Untuk menyusun rencana
kebutuhan dan pengadaan bahan-bahan keperluan dan peralatan
Instalasi Radiologi, menyusun rencana pemeliharaan peralatan di Instalasi
Radiologi. Menyiapkan program-program pengembangan pelayan
Radiologi, menyusun laporan secara berkala tentang keadaan bahan
kebutuhan dan peralatan Instalasi Radiologi, membuat evaluasi dan
usulan tentang penggunaan bahan-bahan/perlengkapan dan peralatan
(efisiensi, efektifitas, dan menyimpan, mengola bahan-bahan
/peralatan/bang inventaris perkantoran Instalasi Radiologi.
BAB V

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan


sebuah priorotas strategis dalam menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur dalam medication safety sebagai target
utamanya. Keselamatan pasien harus menjadi ruh dalam setiap
pelayana kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan keselamatan
pasien harus direspons secara proaktif oleh semua pihak dan harus
menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan morlitas dan etik.
Patient safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semuah pihak
yang terikat dengan pelayanan kesehatan ini mmbutuhkan keterlibatan
semua pihak, yaitu manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya
harus menyadari pentingnya patien safety. Klau hanya satu pihak akan
sia-sia saja.

Radiasi yang digunakan di radiologi di samping bermanfaat


untuk menegakan diagnose, juga dapat menimbulkan bahaya bagi
pekerja radiasi dan masyarakat umum atau pasien yang berada
disekitar sumber radiasi tersebut. Besarnya bahaya radiasi ini
ditentukan oleh jarak dari sumber radias, dan ada tidaknya pelindung
radiasi dalam radiologi dapat membantu mencegah kesalahan medis
dan membantu meningkatkan keselamatan pasien. Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan (OSHE) manajemen dirumah
sakit merupakan upaya dalam mewujudkan keamanan, kenyamanan
dan kebersihan lingkungan kerja, melindungi dan meningkatkan
kesehatan.

B. Tujuan

Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan


mengembangkan budaya safety tersebut demi keaman dan
kenyaman pasein dalam pemeriksaan rontgen.

C. Tatalaksana Keselamatan
Setiap pemeriksaan dengan pesawat sinar- X hanya diperlukan
setelah memperhatikan kondisi pasien untuk mmenghindari paparan
radiasi yang tidak perlu.

Semua upaya agar dialkukan untuk menjaga dosis pasien


sekecil mungkin yang dapat dicapai secara teknis, seperti penggunaan
kombinasi screen film dengan efisien tinggi, ukuran medan radiasi
minimum, waktu dan arus minumunm serta pengaaman dalam adaptasi
bawah terhadap kegelapan.
Pemeriksaan radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis
wanita hamil harus diberikan hanya bila dianggap sangat diperlukan,
dalam hal ini harus di usahakan agar janin menerima dosis radiasi
sedikit mungkin. Dlaam hal pemebriaan penyinaran jenis lain pada
waktu hamil maka perut bagin bawah dan janin harus dilindungi dengan
pelindung.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1


menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang termasuk kategori seperti tersebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan
di dalam dan di luat rumah sakit.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan


bahwa “Setiap warga negara berhaatas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.” Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan
adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkingkan
pekerjaan berada dalam kondisi yang sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai
dengan matabat manusia.

Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian


integral dan perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi
Radiologi dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah
bagian Integraldari Rumah Sakit. Jaminan keselamatan dan kesesehatan
kerja akan meningkatkan produktifitas Rumah sakit. Undang-Undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin:

Keselamatan kerja yang diterapkan antara lain

a. Ruangan Sinar- X harus dibangun dengan cukup kuat untuk


menahan beban peralatan yang ada didalamnya dan dibangun
sedemikian, sehingga memberikan proteksi yang cukup terhadap
operator (petugas) dan orang lain yang berada disekitar ruangan
pesawat sinar-X.

b. Ruangan operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip


dari Pb sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan
hamburan;

c. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasang di atas pintu


yang dapat menyala pada saat pesawat sinar- X dgunakan dan
terdapat tanda peringatan radiasi seperti berikut:

d. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara


dengan 0,25 mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan
dan gonad bagi petugas radiasi
e. Sarunf tangan pelindung harus mempunyai ketebalan yang setara
dengan 0,25 mm Pb dengan ukuran yang cukup dari radiasi lagsung
yang mengenal tangan dan pergelangan tangan.
f. Terdapat fasilitas untuk imobilisasi pasien, untuk mengurangi
pergerakan pasien pada saat pemeriksaan dengan sinar –X
g. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya
konvensional seperti kebakaran, banjir, dan kedaruratan yang
berkaitan denagn listrik.
h. Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak diarahkan ke panel
control
i. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau oaring
yang lemah pada saat penyinaran dilakukan oleh orang
dewasa/keluarga dengan menggunakann apron, tidak dlakukn oleh
petugas.
j. Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-X
sedemikian rupa sehingga diperoleh haasil yang baik dengan paparan
minimum pada pasien atau petuga.
k. Selama pnyinaran, tidak seorangpun kecuali petugas yang
berhubungan dan berada dalam ruang pemeriksaan

G. Pesawat sinar-X dilaraPemeliharaan dan Perawatan


l. ng dioprasikan oleh petugas yang tidak berwenang.
m. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan sinar-X
dilakukan oleh teknisi yang telah di beri mandate oleh penguasa yang
berwenang. Teknisi tersebut mempunyai keahlian dan latar belakang
proteksi radiasi untuk mengerjakan pekerjaannya dengan aman.
n. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu film badge untuk
memantau paparan radiasi yang diterima setiap satu bualn sekali.
BAB VII

PROTEKSI RADIASI

Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau tidak


yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang
berkaitan dengan pemberian perlindungan pada seseorang atau
sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkina
yang merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi.
Tujuan proteksi radiasi adalah untuk mencegah terjadinya efek
deterministic yang membahayakan dan mengurangi peluang terjadinya
efek stokastik. Selain itu proteksi radiasi bertujuan melindungi para
pekerja radiasi serta masyarakat umum dan bahaya radiasi yang
ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lain.
Prinsip dasar proteksi radiasi yang diterapkan yaitu pengaturan
waktu dimana seorang pekerja radiasi yang berada di dlaam medan
radiasi akan meenerima dosis yang besarnya sebanding dengan lamanya
pekerja tersebut berada didalam medan radiasi. Pengaturan jarak
(paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber
radiais), dan penggunaannya perisai radiasi untuk penanganan sumber-
sumber radiasi dengan aktifitas sangat tinggi.
Setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh
dilaksansakan setelah dilakukan pengkajian yang mendalam dan
manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya, paparan
radiasi dari suatu kegiatan harus ditekan serendah mungkin, dan dosisi
radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan
tidak boleh melebihi nilai batas yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.
Upaya Proteksi Radiasi terhadap pasien, petugas dan masyarakat umum:
a. Pemeriksaan dengan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dokter
b. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer
c. Pemakaian teknik Kv tinggi
d. Jarak focus ke pasien tidak boleh terlalu dekat
e. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin
f. Organ reproduksi dilindungi sebisanya
g. Pasien yang hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa
secara radiologis
h. Selama penyinaran berlangsung, petuga berdiri dibelakang
penahanan radiasi.
i. Sedapat mungkin petugas tidak berada dalam kamar pemeriksaan
sinar-X pada waktu dilaksanakan radiografi
j. Pintu penahan radiasi timbal selalu ditutup selama dilakukan
penyinaran.
k. Selama penyinaran berlangsung, setiap orang termasuk perawat
yang menyertainya harus berlindung di balik peahen radiasi.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian

Mutu pelayanan radiologi dilaksanakan untuk mengetahui


efektifitas dan efesiensi pelayanan radiologi, meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan serta sebagi bahan acyan dalam
perencanaan dan pengembangan pelayana radiologi. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan radiologi perlu adanya evaluasi sistem
dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelaynan dan
perbaikan sarana yang dilaksankaan secara interna dan rutin melalui
rapat interna radiologi.
Program peningkatan mutu adalah cakupan keseluruhan
program manajemen yang diterapkan unutk menjamin keprimaan
mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara siistematis
yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan radiologi
yang prima sesuai standar, dapat memberikan informasi diagnostic
yang tepat dengan dosis radisi serendah-rendahnya dan biaya yang
sekecil-kecilnya.
Pelaksana dan prigram peningkatan mutu adalah tim dibentuk oleh
instalasi radiologi dan disahkan oleh direktur. Penyusunan tim
melibatkan staf instalasi radiologi.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu mencakup:
a. Program peningkatan mutu berfokus pada standar input (SDM,
peralatan, ruangan, bahan habis pakai dan lain-lain)
b. Program peningkatan mutu berfolus pada proses, yaitu
pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan.
c. Program peningkatan mutu berfokus pada output, yaitu evaluasi
terhadap hasil-hasil yang sudah dilaksanakan (hasil radiograf, hasil
baca expertise, reject analisis, kepuasan pasien dan lain-lain).

B. Prinsip Dasar Upaya pengendalian Mutu Pelayanan


Prinsip dasar upaya pengendalian mutu adalah pemulihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kreteria,serta standar
yang digunakan untuk mengukursuatu pelayanan. Adapun prinsip
dasar yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah:
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan Pasien
4. Kepuasan Pasien
5. Sarana dan lingkungan fisik.

C. Evaluasi
Evaluasi pengendalian mutu di Instalasi Radiologi dilakukan setiap 3
bulan sekali.

D. Indikator Mutu Instalasi Radiologi RS Mujaisyah

1. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen ( standar :≤2% )

Definisi Kejadian kegagalan pelayanan rontgen adalah hasil dari


operasion pelayanan rontgen yang dilakukang terhadap pasien yang
al tidak terbaca
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi

Dimensi Efetivitas, Efesiensi, dan kesinambungan pelayanan


Mutu

Dasar Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11tahun 2017 tentang


pemekiran keselamatan pasien
pemilihan
indikator
Numerator Jumlah komulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di
loket radiologi sampai dengan keluarnya hasil yang sudah
dieksperitasie
Denominator Jumlah seluruh sampel atau pemeriksaan radiologi
konvesional

Formula 𝑛𝑜𝑚𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 (𝑁)


𝑥100% = ⋯ . . %
𝑑𝑒𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡𝑜𝑟 (𝐷)
pengukuran

Metodologi consurrent
pengumpul
data
Cakupan Jumlah seluruh pasien radiologi
datanya (total
atau sampel)
Frekuensi Setiap bulan
pengupulan
data
Frekuensi Setiap bulan
analisa data

Nilai ambang ≤2%


/ standar
Metedologi concurrent
analisa data,

Sumber Inst . Radiologi


data/area
Sampling bila jumlah pasien >50% pasien perbulan
monitoring
Peenanggun Kepala Instalasi Radiologi
gjawab
pengumpulan
data
Publikasi PIC Radiologi
data
/desiminasi
data
BAB IX

PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostic merupakan bagian dari salah satu


meningkatkan mutu pelayanan dalam suatu rumah sakit untuk
mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab kepada
setiap orang, dan melakukan perbaikan berkesinambungan. Dalam
upaya mencapai pelayanan radiologi uang bermutu dana man selain
dilakukan pelayanan-pelayanan untuk pasien juga perlu untuk petugas
antara lain penampilan fisik yang prima seperti tata rambut, pakaian
seragam, make up, kuku, sepatu, postur tubuh, berat abdan, kebersihan
diri, kerapihan, cara senyum, cara berjalan, cara bertutur kata,
penggunaan dan kepekaan thd Bahasa tubuh. Delivery of services yang
prima seperti kerelaan untuk melayani, kepedulian, kecepatan meberi
respons dalam pelayanan, kesediaan untuk membantu klien, percaya
diri, dan kesabaran, profesioanl dalam menyampaikan pelayanan,
ketaatan pada prosedur, serta meningkatakan produktivitas dan hasil
kerja yang prima.

Dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi diagnostic untuk


sarana pelayanan kesehatan yang bermutu, maka diperlukan pedoman
pelayanan radiologi yang dapat dipakai sebagai acuan dan sarana pelay
anan kesehatan khususnya di instalasi radiologi.

Anda mungkin juga menyukai