BAB I
PENDAHULUAN
Maka untuk mengetahui lebih jelas kelainan ini diadakan pemeriksaan radiologis.
Pemeriksaan radiologi standar atas usus besar dengan menggunakan larutan
barium yang dialirkan ke colon melalui kanula yang dipasang ke
dalam rectum sehingga dapat memperlihatkan susunan anatomi dan fisiologi
serta kelainan pada organ tersebut.
Berangkat dari kenyataan ini maka penulis ingin menyajikan dan menuangkan
dalam laporan kasus ini yang berjudul Teknik Pemeriksaan Colon In loop Pada
Klinis Suspect Ca Recti Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr.
SLAMET GARUT.
1.3.1 Untuk mengetahui proses pemeriksaan Colon In loop pada kasus Suspect
Ca Recti di Instalasi Radiologi RSUD dr. SLAMET GARUT .
Dalam penulisan laporan kasus ini sistematika yang digunakan penulis secara
garis besar adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang anatomi dan fisiologi colon , patologi colon , teknik
pemeriksaan Colon In loop.
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usus besar atau colon adalah sambungan dari usus halus yang merupakan
tabung berongga dengan panjang kira-kira 1,5 meter, terbentang
dari caecum sampai canalisani.Diameter usus besar lebih besar dari pada usus
halus. Diameter rata-ratanya sekitar 2,5 inchi. Tetapi makin mendekati ujungnya
diameternya makin berkurang. Usus besar ini tersusun
atasmembran mukosa tanpa lipatan, kecuali pada daerah distal colon . Usus
besar dibagi menjadi :
2.1.1 Caecum
Colon ascenden berjalan ke atas dari caecum ke permukaan inferior lobus kanan
hati, menduduki regio illiaca dan lumbalis kanan. Setelah sampai ke
hati, colon ascenden membelok ke kiri, membentuk fleksura coli dekstra
(fleksura hepatik). Colon ascendens ini terletak pada regio illiaca kanan dengan
panjang sekitar 13 cm.
Colon transversum menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura coli
dekstra sampai fleksura coli sinistra. Colon transversum membentuk lengkungan
seperti huruf U. Pada posisi berdiri, bagian bawah U dapat turun
sampai pelvis. Colon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membelok ke
bawah membentuk fleksura coli sinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian
menjadi Colon descendens.
Colon descendens terletak pada regio illiaca kiri dengan panjang sekitar 25
cm.Colon descendens ini berjalan ke bawah dari fleksura lienalis sampai
pinggir pelvismembentuk fleksura sigmoideum dan berlanjut
sebagai colon sigmoideum.
Colon sigmoideum mulai dari pintu atas panggul. Colon sigmoideum merupakan
lanjutan colon desenden dan tergantung ke bawah dalam rongga pelvis dalam
bentuk lengkungan. Colon sigmoideum bersatu dengan rectum di
depan sacrum.
2.1.6 Rectum
Penyerapan air dan elektrolit sebagian besar berlangsung di separuh atas colon .
Dari sekitar 1000 ml kimus yang masuk ke usus setiap hari, hanya 100 ml cairan
dan hampir tidak ada elektrolit yang diekskresikan. Dengan mengeluarkan
sekitar 90 % cairan, colon mengubah 1000-2000 ml kimus isotonik menjadi
sekitar 200-250 ml tinja semi padat). Dalam hal ini colon sigmoid berfungsi
sebagai reservoir untuk dehidrasi masa feases sampai defekasi berlangsung.
Sekresi usus besar mengandung banyak mukus. Hal ini menunjukkan banyak
reaksi alkali dan tidak mengandung enzim. Pada keadaan peradangan usus,
peningkatan sekresi mukus yang banyak sekali mungkin bertanggung jawab dan
kehilangan protein dalam feses.
Bakteri usus besar melakukan banyak fungsi yaitu sintesis vitamin K dan
beberapa vitamin B. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon di dalam
tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, sayuran hijau dan penyiapan sisa protein yang
belum dicernakan merupakan kerja bakteri guna ekskresi.
2.3.2 Kontra Indikasi : Perforasi terjadi karena pengisian media kontras secara
mendadak dan dengan tekanan tinggi, juga terjadi karena pengembangan
berlebihan dan Obstruksi akut atau penyumbatan.
2.4.1 Pengertian
Teknik pemeriksaan Colon In loop adalah teknik pemeriksaan secara radiologis
dari usus besar dengan menggunakan media kontras.
2.4.2.4 Jam 09.00 malam minum 2 tablet Dulcolax, kemudian puasa total
2.4.2.6 Jam 08.00 pagi pasien sudah datang di Bagian Radiologi untuk
pemotretanColon In loop (Ba Enema) / VIP.
2.4.3.3 Marker
2.4.3.4 Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal .
2.4.3.7 Cateter
2.4.3.9 Kassa
2.4.3.10 Bengkok
2.4.3.11 Apron
2.4.3.12 Plester
2.4.4.1 Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan
konsentrasi antara 70 80 W/V % (Weight /Volume). Banyaknya larutan (ml)
tergantung pada panjang pendeknya colon , kurang lebih 600 800 ml
2.4.4.2 Air hangat untuk membuat larutan barium
2.4.4.3 Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat
kanula dimasukkan kedalam anus.
Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah caecum. Pengisian diikuti
dengan fluoroskopi. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien
dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full fillinguntuk melihat
keseluruhan bagian usus dengan proyeksi anteroposterior. Pasien diminta untuk
buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi posisi anteroposterior.
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen colon , sampai
mencapai pertengahancolon transversum. Bagian yang belum terisi dapat diisi
dengan mengubah posisi penderita.
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4 mengisi
mukosa colon .
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyak yang
dapat dikeluarkan kembali.
FFD : 100 cm
Cenral Point : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah
kedua crista illiaca.
FFD : 100 cm
Central point : Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah
kedua crista illiaca.
FFD : 100 cm
Gambar 2.4 Posisi pasien LAO dan hasil radiograf (TRD 3, Materi Kuliah 2012)
Posisi Objek : Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada pertengahan grid, genu
sedikit fleksi untuk fiksasi.
Central Point : Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior
(SIAS).
FFD : 100 cm
BAB III
Pada hari rabu tanggal 8 Oktober 2014 pasien bernama An. W, dari ruang intan
mendaftar ke instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. SLAMET
GARUT untuk pemeriksaan Colon In loop dengan diagnosis Suspect Ca Recti.
Persiapan pemeriksaanColon In loop dilakukan di ruang intan Rumah Sakit
Umum Daerah dr. SLAMET GARUT. Dengan data sebagai berikut :
Umur : 48 tahun
No. CM : 202923
Pasien yang diperiksa di instalasi Radiologi RSUD dr. SLAMET GARUT merupakan
penderita rawat inap dari ruang anggrek. Persiapan yang dilakukan untuk
pemeriksaan Colon In loop adalah sebagai berikut :
Alat yang dipersiapkan untuk pemeriksaan Colon In loop ini antara lain:
3.1.3.2.3 Marker
3.1.3.2.4 Standar irigator dan irigator set lengkap dengan canula rectal .
3.1.3.2.5 Kateter
3.1.3.2.10 Kassa
3.1.3.2.11 Bengkok
3.1.3.2.12 Apron
3.1.3.2.13 Plester
Posisi pasien : Posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, MSP
tubuh diatur tepat pada garis pertengahan meja. Kedua tangan lurus disamping
tubuh dan kedua kaki lurus kebawah. Batas atas tampak prosesus xipoideus dan
batas bawah syimpisis pubis.
FFD : 100 cm
Setelah melihat foto polos abdomen persiapan sudah baik untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya , maka alat-alat dan bahan kontras yang telah di aduk
dengan air didekatkan pada penderita. Penderita berbaring terlentang diatas
meja pemeriksaan setelah itu masukan kanula kedalam anus kemudian
hubungkan kanuladengan irigator yang telah berisi kontras dengan
perbandingan 1 : 8. Alirkan kontras secara perlahan-lahan
kedalam colon (Rectum).
Gambar 3.2 Hasil radiograf foto setelah pemasukan media kontras 750 ml
Cenral Point : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah
kedua crista illiaca.
FFD : 100 cm
Central point : Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah
kedua crista illiaca.
Central point : Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiacadengan arah
sinar vertikal tegak lurus dengan kaset.
3.1.4.2 Daerah Kerja basah disediakan untuk pengolahan film yang sudah
terekspos. Proses pencucian film di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. SLAMET GARUT menggunakan Processing Otomatic.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Teknik pemeriksaan Colon In loop pada kasus Suspect Ca Recti di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. SLAMET GARUT .
3.2.2.2.1 Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat atau tahap.
3.2.2.2.2 Pemasukan media kontras dengan metode dua tingkat atau tahap.
Proteksi radiasi yang diusahakan oleh Instalasi radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. SLAMET GARUT pada pemeriksaan Colon In loop adalah sebagai
berikut :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.5 Proteksi radiasi yang di lakukan di Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.
SLAMET GARUT sudah cukup aman.
4.2 Saran
4.2.4 Sebaiknya air yang digunakan untuk melarutkan BaSO4 lebih baik
menggunakan air hangat.
DAFTAR PUSTAKA
parkwaycancercentre.com
http://sulhaerdi.blogspot.com/2012/12/colon -in-loop.html