Anda di halaman 1dari 15

Teknik Radiografi Benda Asing Pada Saluran

Pernafasan
Ditujukan untuk memenuhi nilai kelompok Mata Kuliah Teknik Radiografi-3
Tahun Akademi 2020/2021
Dosen Pengampu : Prapti Indriyani, S.AB

Disusun oleh :

Faiz Subhi (45010619A011)


Ghina Adelia Fauziah (45010619A012)
Heru Muhamad Sholeh (45010619A014)

DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

Jl. Brigjend Dharsono No.12b, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153
Telepon: (0231) 247852
E-mail: stikescirebon12b@gmail.com
Website: http//:www.yassri.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teknik Radiografi Benda
Asing Pada Saluran Pernafasan”  ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi nilai kelompok
pada mata kuliah Teknik Radiografi-3. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Teknik Radiografi Benda Asing Pada Saluran Pernafasan” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prapti Indriyani, S.AB selaku dosen mata
kuliah Teknik Radiografi-3 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Sistem Pernafasan 3
B. Patofisiologi 4
C. Gejala Klinis 5
D. Diagnosa 6
E. Teknik Pemeriksaan Radiologi 7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
C. Daftar Pustaka 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benda asing ialah masuknya benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada ke saluran pernafasan. Benda asing pada
saluran nafas merupakan keadaan emergensi yang memerlukan penanganan segera.
Keterlambatan penanganan dapat meningkatkan terjadinya komplikasi bahkan
kematian. Benda asing di bronkus sering menyebabkan gangguan pernafasan dan
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas karena dapat mengakibatkan gangguan
nafas akut, penyakit paru kronis dan bahkan kematian.
Beberapa kasus masuknya benda asing di dalam tubuh banyak dijumpai di rumah
sakit. Benda asing biasanya terdapat pada saluran-saluran yang sempit yang masuk
melalui lubang kecil, seperti mulut biasanya yang masuk tak sengaja dengan tertelan,
hidung karena benda terhirup dll.
Dengan banyaknya kasus benda asing tersebut maka untuk mempermudah
menegakkan diagnosa dibuatlah radiograf dari bagian tubuh yang terdapat benda asing.
Maka dengan itu pembahasan teknik radiografi benda asing sangatlah perlu di pelajari
oleh radiographer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang berada di dalam sistem pernafasan?
2. Apa saja kelainan atau gangguan masuknya benda asing pada sistem pernafasan?
3. Apa saja gejala masuknya benda asing pada sistem pernafasan?
4. Apa saja teknik pemeriksaan benda asing pada saluran pernafasan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi yang berada di dalam sistem pernafasan.
2. Untuk mengetahui kelainan atau gangguan masuknya benda asing pada sistem
pernafasan.
3. Untuk mengetahui gejala apa saja yang mengalami masuknya benda asing pada
sistem pernafasan.
1
4. Untuk mengetahui teknik-teknik pemeriksaan apa saja yang dilakukan oleh seorang
radiografher.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Anatomi Sistem Pernafasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida
ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara

 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke selsel
tubuh
Sistem pernapasan pada manusia terdiri atas:

1. Rongga hidung

2. Faring

3. Laring

4. Trakea

5. Bronkus

6. Paru-paru

Terdapat Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus
inferior. Sinistra ada 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra
terdapat fissura horizontal yang membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan
fissura oblique membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat
fissura oblique yang membagi lobus superior dan lobus inferior. Pembungkus paru
(pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan Visceralis (dalam), diantara 2
lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).

3
B. Patofisiologi
Benda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat terjadi
aspirasi. Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan terjadinya
reflek batuk, kemudian akan muncul gejala sesuai dengan lokasi, besarnya sumbatan
dan lamanya benda asing berada di dalam saluran nafas.
Benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi pada
jaringan sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi lokal, edema,
ulserasi, dan terbentuknya jaringan granulasi yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan
nafas. Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari sumbatan akan terjadi air trapping,
empisema, atelektasis, abses paru dan bronkiektasi.
Reaksi inflamasi akan mengakibatkan terjadinya peningkatan vaskularisasi
mukosa, edema, dan bertambahnya sekret mukoid. Berkurangnya gerakan silia
mengakibatkan menumpuknya lendir atau sekret di ujung bronkiolus sehingga dapat
mengakibatkan atelektasis maupun komplikasi lainnya. Bila terdapat infeksi dapat
terbentuk pus serta dapat terbentuk jaringan granulasi.
Patofisiologi berdasarkan lokasi benda asing di saluran pernapasan, terdapat di
beberapa tempat, yaitu:
   benda asing yang terdapat di laring
4
   benda asing yang terdapat di Trakea

   benda asing yang terdapat di Bronkus utama

   benda asing yang terdapat di Bronkus segmen/ sub segmen

C. Gejala Klinis
Gejala klinis yang timbul akibat aspirasi benda asing pada saluran napas berbeda
pada masing-masing pasien tergantung dari ukuran, bentuk, sifat benda asing, lamanya
benda asing di dalam saluran napas, dan lokasi benda asing berada.
Bila seorang pasien, terutama pada anak, diketahui mengalami rasa tercekik atau
manifestasi lainnya seperti rasa tersumbat di tenggorok, batukbatuk sedang makan,
maka keadaan ini dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah adanya riwayat memasukkan benda
asing ke dalam mulut kemudian tersedak, batuk yang paroksismal, nafas berbunyi dan
sumbatan jalan nafas yang nyata. Gejala lain yang muncul adalah demam, batuk
berdarah, pneumotoraks.
Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan tidak adanya kelainan atau asimtomatis,
wheezing penurunan suara nafas pada sisi terdapatnya benda asing. Pada sumbatan
jalan nafas yang nyata dapat ditemukan sianosis.
Gejala aspirasi benda asing terbagi dalam 3 fase yaitu :
 Fase awal
Saat benda asing teraspirasi, batuk secara tiba-tiba, rasa tercekik, rasa
tersumbat di tenggorok, wheezing dan obstruksi nafas, dapat juga disertai adanya
sianosis terutama perioral, kematian pada fase ini sangat tinggi.
 Fase asimptomatik
Interval bebas gejala terjadi karena benda asing tersangkut pada satu tempat,
dapat terjadi dari beberapa menit sampai berbulan-bulan setelah fase awal. Lama
fase ini tergantung lokasi benda asing, derajat obstruksi yang ditimbulkannya dan
jenis benda asing yang teraspirasi serta kecenderungan benda asing untuk berubah
posisi.
 Fase komplikasi

5
Telah terjadi komplikasi obstruksi dan atau infeksi. Gejala dapat berupa
demam, pneumonia, atelektasis, abses paru dan hemoptisis.
Obstruksi beronkus menurut Jackson&Jackson seperti dikutip Tamin S dkk,
dibagi dalam 4 tipe yaitu:
1. Sumbatan sebagian dari bronkus (by pass valve obstruction)
2. Sumbatan pentil dengan ekpirasi yang terhambat (expiratory check valve
obstruction)
3. Sumbatan pentil dengan inspirasi yang terhambat (inspiratory check valve
obstruction)
4. Sumbatan total (stop valve obstruction)
Tiga stadium gejala aspirasi benda asing :
 Stadium I : - batuk-batuk hebat secara tiba-tiba
- rasa tercekik
- rasa tersumbat
- bicara gagap
- obstruksi jalan napas
 Stadium II : - gejala stadium I + interval asimtomatik

 Stadium III : - obstruksi


- erosi
- infeksi
- hemoptysis
- pneumonia
- abses paru

D. Diagnosa
Diagnosis adanya benda asing di saluran nafas ditegakkan dengan melakukan
anamnesis yang teliti terhadap pasien maupun saksi yang melihat kejadian, namun
sering tidak terdapat saksi yang melihat dan penderita yang belum bisa menceritakan
keajadian yang dialaminya. Anamnesis yang khas untuk aspirasi seperti batuk yang
paroksismal, mendadak sesak nafas berbunyi atau kebiruan di sekitar mulut, ditemukan
lebih dari 90% kasus.
6
Benda asing di bronkus akan menyebabkan gejala seperti batuk yang pada
awalnya tidak produktif menjadi produktif, sesak nafas, sianosis, dan terdapat retraksi.
Pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan
adanya benda asing, lokasi benda asing dan kelainan yang ditimbulkannya. Namun
tidak jarang pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan radiologi tidak memperlihatkan
adanya kelainan.
Pada kasus dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan radiologi
yang mencurigakan suatu aspirasi benda asing, maka tindakan bronkoskopi dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis banding.

E. Teknik Pemeriksaan Radiologi


Teknik pemeriksaan benda asing adalah pemeriksaan secara radiologi untuk
menentukan keberadaan dan posisi atau melokalisir adanya benda asing pada suatu
organ dalam tubuh. Pemeriksaan radiografi benda asing bertujuan untuk :
 Menentukan letak benda asing dalam tubuh
 Menentukan jenis benda asing
 Menentukan kedalaman benda asing dari permukaan tubuh
Pemeriksaan benda asing yang biasa digunakan di rumah sakit dengan
menggunakan foto thorax proyeksi PA dan Lateral. Posisi ini digunakan untuk melihat
secara jelas dibagian manakah corpus alienum berada.
Proyeksi PA
 Posisi Pasien : Erect membelakangi arah sinar
 Posisi Objek : Berdiri dengan bagian depan dada menempel kaset, kedua
tangan tolak pinggang, bahu didorong ke anterior agar os
scapula diluar lapangan paru
 Central Point : Vertebra Thoracal VI
 Central Ray : Horizontal tegak lurus terhadap film
 FFD : 150 cm
 Kaset : 35 x 43 cm
 Kriteria Evaluasi : - Seluruh bidang paru dari apex sampai sudut kostofrenia

7
- Tidak ada rotasi; ujung sternal dari clavicula sampai
columna vertebralis
- Trakea terlihat di garis tengah
- Scapula di proyeksikan keluar dari paru-paru
- 10 posterior ribs terlihat diatas diafragma
- Garis jantung dan diafragma yang tajam
- Bayangan samar tulang rusuk dan vertebra thorax
superior terlihat melalui bayangan jantung
- Tanda paru terlihat dari hilus hingga tepi paru

Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Erect atau duduk menyamping kaset
 Posisi Objek : Pasien berdiri dengan posisi true lateral dengan cara MSP

8
tubuh tegak lurus filmBagian samping tubuh (lateral dari
thorax) menempel kaset kedua lengan bawah menyilang
di atas kepala
 Central Point : Vertebra Thoracal VI
 Central Ray : Horizontal tegak lurus terhadap film
 FFD : 150 cm
 Kaset : 35 x 43 cm
 Kriteria Evaluasi : - Super posisi tulang ribs di posterior columna vertebralis
- Lengan atau jaringannya tidak tumpang tindih dengan
bidang paru-paru
- Sumbu panjang par-paru tidak berkontraksi dalam posisi
vertikal, tanpa condong ke depan atau ke belakang
- Sternum lateral tanpa rotasi
- Sudut kostofrenia dan apeks bawah paru
- Penetrasi bidang paru-paru dan jantung
- Garis jantung dan diafragma yang tajam
- Hilum di tengah perkiraan radiograf

9
BAB III
10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Respirasi dapat
dibagi menjadi 2, respirasi dalam dan respirasi luar. Benda asing masuk ke saluran
nafas saat laring terbuka atau pada saat terjadi aspirasi. Patofisiologi berdasarkan lokasi
benda asing di saluran pernapasan, terdapat di beberapa tempat, yaitu:
   benda asing yang terdapat di laring
   benda asing yang terdapat di Trakea
   benda asing yang terdapat di Bronkus utama
   benda asing yang terdapat di Bronkus segmen/ sub segmen
Gejala aspirasi benda asing terbagi dalam 3 fase yaitu :
 Fase awal
 Fase asimptomatik
 Fase komplikasi
Pemeriksaan benda asing yang biasa digunakan di rumah sakit dengan
menggunakan foto thorax proyeksi PA dan Lateral.

B. Saran
Berdasarkan apa yang telah kami jelaskan dan masukkan dalam makalah
mengenai Teknik Radiografi Benda Asing pada Saluran Peenafasan ini pasti ada
kekurangan maupun kelebihannya. Adapun kritik maupun saran dapat disampaikan ke
pada kami agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi penulisan, materi,
maupun tata bahasa yang disampaikan. Kami mengharapkan pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah yang telah kami buat.

C. Daftar Pustaka
Clark’s Positioning In Radiography
Merrill's Atlas of Radiographic Positions amp Radiologic Procedures Vol 1
PPT Thorax dari Pa Nurohman, S.ST
PPT Corpal + Teknik lokalisir Benda Asing dari Bu Prapti Indriyani, S.AB

11
Adenine, linda. Benda asing di saluran pernapasan. Medan: RSUP H. Adam malik
Khairsyaf, oea. Benda asing di saluran nafas. Padang: RSUP M. Djamil

12

Anda mungkin juga menyukai