Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu radiologi sejalan dengan kemajuan ilmu

kedokteran dan ilmu-ilmu pada umumnya dan juga diiringi dengan

perkembangan peralatan radiologi yang semakin mutakhir, hal ini

menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas, keterampilan dan

kinerja radiografer untuk menghasilkan gambaran radiograf yang

informatif.

Seiring berkembangnya aplikasi pemanfaatan sinar-X dalam

rangka penegakkan diagnosa suatu penyakit, maka teknik pemeriksaan

suatu organ menjadi lebih bervariasi dengan didukung berbagai

spesifikasi pesawat diagnostik yang lebih modern. Dalam hal ini salah

satu pemeriksaan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan elbow joint

dengan fraktur epicodylus medialis.

Pemeriksaan secara radiografi elbow joint menurut (Bontrager,

2014) menggunakan proyeksi Anteroposterior, Obliq Medial, Obliq

Lateral, Lateral (lateromedial), AP Partial flexion, Axial acute flexion,

Caput Radius Lateral(laterpmedial). Dimana masing-masing proyeksi

mempunyai kriteria radiograf yang berbeda dan dapat menampilkan

struktur anatomi fisiologi dan patologi dari Elbow joint.

1
Sehingga penulis mencoba memaparkan bagaimana teknik

radiografi elbow joint yang biasa dilakukan, dalam hal ini penulis

mengambil kasus teknik pemeriksaan elbow joint dengan fraktur

epicodylus medialis di Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda

Aceh.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk

membahas lebih lanjut masalah tersebut di dalam laporan studi kasus

yang hendak penulis susun dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN

RADIOLOGI ELBOW JOINT PADA KASUS FRAKTUR EPICONDYLUS

MEDIALIS”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana teknik pemeriksaan Elbow joint pada kasus pasien

fraktur epicondylus medialis di Instalasi Radiologi RSU

dr.Zainoel Abidin Banda Aceh

1.2.2. Apa prosedur pemeriksaan Elbow Joint di RSU dr.Zainoel Abidin

Banda Aceh sudah dapat menegakkan diagnosa pasien fraktur

epicondylus medialis

2
1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :

1.3.1. untuk mengetahui teknik pemeriksaan elbow joint yang

digunakan pada kasus pasien fraktur epicondylus medialis di

Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.3.2. Untuk mengetahui kelebihan pemeriksaan elbow joint dengan

menggunakan proyeksi AP

1.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode


pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencetak serta
mengolah bahan penelitian. Penulis lakukan pada metode ini yaitu
mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan media internet yang
berhubungan dengan masalah yang dikemukakan untuk mendukung
pembahasan masalah.
2. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
observasi secara langsung mengenai teknik pemeriksaan radiografi
elbow joint dengan kasus fraktur epicondylus medialis di RSU
dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
3. Metode Dokumentasi
Yakni metode pengumpulan data dengan mengambil data dari

dokumen-dokumen antara lain dari hasil radiograf, rekam medik

dan hasil pembacaan radiograf.

3
1.5. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:

1.5.1. Untuk menambah wawasan mengenai pemeriksaan radiologi

terutama pemeriksaan elbow joint pada kasus pasien fraktur

epicondylus medialis

1.5.2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa radiologi.

Khususnya mahasiswa ATRO Yayasan Sihat Beurata Banda

Aceh dalam melakukan pemeriksaan dengan kasus pasien fraktur

epicondylus medialis

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca untuk memahami isi laporan kasus


ini. Penulis menyajikan sistematika penulisan dengan rincian sebagai
berikut :

BAB I, Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II, Dasar Teori
Bab ini menjelaskan tentang anatomi, patologi dan teknik
pemeriksaan radiologi serta proteksi radiasi yang
dijadikan sebagai dasar teori dalam penulisan laporan
kasus ini.

4
BAB III, Profil Kasus dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang profil kasus pasien yang
mengalami osteoarthritis, prosedur pemeriksaan, hasil
pembacaan radiograf serta pembahasannya.
BAB IV, Penutup
Pada bab ini, dikemukakan kesimpulan dari bab-bab

sebelumnya serta saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi

Gambar 1. Anatomi Elbow Joint

Elbow adalah sendi intermediate extremitas superior, yang membantu

mekanikal pada mata rantai antara segment pertama yaitu lengan atas dan

segment kedua lengan bawah dari extremitas superior. Elbow

memungkinkan lengan bawah berada pada beberapa posisi dalam keadaan

tertentu, contoh seseorang yang membawa makanan ke mulut dengan

fleksi elbow.

Sendi siku terjadi di persimpangan tiga tulang, humerus (tulang

lengan atas), ulna (lebih besar dari dua tulang lengan bawah) dan Radius.

Humerus membentuk bagian atas dari sendi dan melebar mendekati akhir

untuk membentuk Epicondyles Medial dan yang merupakan tulang dua

proses Anda dapat merasakan kedua sisi dari sendi siku.

6
The ulna terletak di bagian dalam sendi dan membentuk bentuk cangkir

yang memungkinkan artikulasi dengan humerus. The Radius adalah lebih

kecil dari dua tulang lengan bawah dan duduk di luar sendi. Kepala radial

itu bulat dan lagi berbentuk cangkir untuk memungkinkan untuk bergerak

di sekitar dasar lebar (kapitulum) dari humerus (Suharto, 2000:34).

2.2. Fisiologi

Terdapat tiga sendi pada siku yang membentuk Elbow Joint pertama

adalah engsel patungan dibentuk antara humerus dan ulna (bersama

humeroulnar), yang memungkinkan kita untuk menekuk dan meluruskan

siku kami. Yang kedua adalah sendi humeroradial antara Radius dan

humerus yang lagi memungkinkan fleksi dan ekstensi tetapi juga terlibat

dalam gerak yang lebih kompleks untuk mengubah tangan di atas sehingga

telapak tangan menghadap ke atas / bawah (supinasi / Pronasi). Yang

ketiga adalah joint poros yang dibentuk oleh radius dan ulna (bersama

radioulna proksimal) (Putz, dan Pabst, 2002).

Elbow joint terdiri dari 3 potong tulang yaitu os humerus, os ulna dan

os radius yang saling berhubungan dan ketiga tulang tersebut sama-sama

berada dalam satu ruang sendi. Elbow joint dibentuk oleh tiga buah

persendian yaitu :

1) Ulnohumeral joint atau trochlear joint termasuk uni axial hinge joint,

dengan pola gerakan fleksi ekstensi. MLPP atau

7
posisi istirahat untuk sendi ini adalah fleksi elbow

70 derajat dan lengan bawah supinasi 10 derajat,

sedangkan posisi netral 0 derajat, mid posisi antara

supinasi dan pronasi. CPP ekstensi dan lengan

bawah supinasi

2) Radiohumeral joint juga termasuk uni axial hinge joint, dengan pola

gerakan supinasi dan pronasi. MLPP untuk sendi

tersebut adalah elbow fleksi 70 derajat dan supinasi

lengan bawah 10 derajat, sementara CPP-nya yaitu

fleksi elbow 90 derajat dan supinasi lengan bawah

5 derajat.

3) Proksimal radioulnar joint, termasuk uni axial pivot joint, pola

gerakannya sama yaitu supinasi dan pronasi. Posisi

istirahat/MLPP adalah supinasi 35 derajat dan

fleksi elbow 70 derajat, sedangkan CPP adalah

supinasi 5 derajat.

Selain melakukan anamnesis umum juga penting sekali

melakukan anamnesis khusus berkaitan dengan sendi siku, hal-hal yang

perlu dipertanyakan adalah:

1. Jenis keluhan

2. Ketepatan waktu dan durasi keluhan

3. Lokasi dan distribusi keluhan

4. Provokasi oleh sikap dan gerak yang menimbulkan keluhan

8
5. Dan lain-lain menyangkut organ tubuh lain yang terkait, tindaka operasi

maupun terapi medis lainnya.

Ligamen Siku Bersambung

Ada tiga ligamen utama mendukung sendi siku:

Ø Jaminan medial Ligamen: Kadang-kadang dikenal sebagai ulnaris

Jaminan Ligamen dan terdiri dari dua band segitiga, anterior

dan posterior. Kedua bagian timbul dari epikondilus

medialis dan melewati bagian dalam sendi siku. Bagian

anterior kemudian menempel pada bagian depan atas ulna,

yang dikenal sebagai proses Coranoid dan bagian posterior

bagian belakang ulna, atau proses olekranon.

Ø Jaminan lateral Ligamen: Kadang-kadang dikenal sebagai Radial

Jaminan Ligamen dan adalah band, pendek sempit yang

lolos dari dasar Epicondlye Lateral ke Ligamen annular.

Ø Annulus Ligamen: Ini adalah sebuah band dari serat yang lingkaran

kepala Radius, mempertahankan kontak antara Radius dan

humerus.

Otot-otot Siku Bersama

Ada sejumlah besar otot-otot yang salib sendi siku menyebabkan

fleksi / ekstensi dan supinasi / pronasi. Berikut ini adalah yang terbesar

dan paling sering terluka:

Biceps brachii: otot ini timbul dari proses Coracoid dan tuberkulum

Supragleniod (kedua bagian tulang belikat) dan bergerak ke

9
bawah lengan, salib sendi siku dan menyisipkan di Radius.

Tindakan adalah untuk melenturkan sendi siku dan supinate

lengan bawah.

Triceps brachii : berasal dari Scapula dan belakang permukaan humerus

menyeberangi siku dan melampirkan proses olekranon

(posterior ulna). Ini adalah ekstensor utama dari siku.

Brakialis : Otot ini adalah fleksor siku kuat ketika telapak tangan adalah

pronated. Ini muncul dari bagian bawah bagian depan

humerus dan memasukkan pada proses koronoideus

(protusion kurus depan) dari ulna.

Brakioradialis : otot ini dimulai padatepi luar sepertiga bagian

bawahhumerus, melintasi sendi danmenyisipkan pada ujung

bawah Radius.Tugasnya adalah untuk melenturkan pronasi

siku dan bantuan dan supinasi.pronator teres: otot ini sering

terlibat dalam siku pegolf (Medial Epicondylitis) dan

tindakan adalah untuk membantu fleksi siku dan pronate

lengan bawah. Tersebut berasal tepat di atas epikondilus

medial dan menyisipkan pada permukaan luar Radius.

ekstensor Carpi radialis Brevis: Paling sering otot yang

terlibat dalam tennis elbow (lateral Epicondylitis), tindakan

adalah untuk memperluas ekstensi pergelangan tangan dan

bantuan siku. Ini muncul dari epikondilus lateral humerus

dan menyisipkan pada metakarpal ketiga tangan.

10
2.3. Patologi dan Indikasi Pemeriksaan

2.3.1. Tenis siku / Lateral epicondylitis

Apa tenis siku atau epicondylitis lateral? Tenis siku atau

epicondylitis lateral adalah cedera sangat umum yang awalnya

mendapat namanya karena cedera tenis sering, muncul di

sebagian besar pemain tenis. Namun demikian biasanya mewujud

dalam sebagian besar orang yang tidak bermain tenis sama sekali

2.3.1. Fraktur (ruda paksa)

Hasil radiografi →lokasi, bentuk, kedudukan fraktur

2.3.3. Dislokasi

Hasil radiografi →kearah mana dislokasi terjadi

2.3.4. Kelainan Patologis

Untuk obyek yg berpasangan umumnya dilakukan foto

perbandingan

2.4. Alat, Bahan dan Persiapan Pasien

Alat & Bahan :

1. Film berukuran 18 cm x 24 cm

2. Kaset

3. Pesawat Rontgen (Faktor Eksposi : kVp, mAs, s )

4. Grid (Jika Dibutuhkan)

5. Sinar X

6. pelindung radiasi

11
7. Marker R dan L

Persiapan Pasien

 Pasien melepas semua benda yang bisa mengganggu proses

pemotretan.

 Petugas mengecek kembali identitas pasien

 Petugas memasangkan alat pelindung radiasi kepada pasien

 Petugas memposisikan pasien

2.5. Teknik Pemeriksaan

Proyeksi Antero Posterior (AP)

 Posisi pasien : duduk menyamping ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

 Posisi Obyek : lengan yang diperiksa atur AP dan atur elbow

ditengah kaset. Atur lengan pasien betul-betul true AP sehingga

permukaan anterior elbow paralel dengan bidang film.

 CR : vertikal tegak lurus kepertengahan kaset

 CP : tepat pertengahan elbow joint

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi AP, distal humerus

dan proksimal radius ulna tampak.

12
Kriteria Evaluasi :

 Caput, collum dan tuberositas radius superposisi dengan proksimal

ulna

 Sendi elbow terbuka dan tepat dipertengahan

 Epicondylus humerus tidak mengalami rotasi

 Kualitas radiograf mampu memperlihatkan soft tissue dan

trabekula

Gambar 2. Proyeksi Antero Posterior (AP)

13
Proyeksi Oblik Medial

 Posisi pasien : duduk menyamping ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

 Posisi obyek : obyek tangan yang akan diperiksa diletakkan

dipertengahan kaset. Dari posisi AP tangan di pronasikan sehingga

telapak tangan menempel meja. Permukaan anterior elbow joint

membentuk sudut 45° sehingga pros. Coronoid bebas dari

superposisi dengan caput radius

 CR : vertikal tegak lurus kepertengahan kaset/film

 CP : tepat dipertengahan elbow joint

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi oblik dan proc.

coronoid bebas dari superposisi

Kriteria Evaluasi :

 Proc. coronoideus terbebas dari superposisi

 Epicondylus media os humerus mengalami elongation

 Caput dan collum radius superposisi dengan ulna

 Proc. olecranon harus terlihat dipertengahan fossa olecranon

 Kualitas radiograf mampu menunjukkan soft tissue dan trabekula

tulang

14
Gambar 3. Proyeksi Oblik Medial

Proyeksi Oblik Lateral

 Posisi pasien : duduk menyamping ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

 posisi Obyek : atur obyek yang akan difoto ditengah kaset. Dari

posisi AP tangan dirotasikan kearah lateral sehingga permukaan

posterior elbow joint membentuk sudut 40°.

 CR : vertikal tegak lurus kepertengahan kaset/film

 CP : tepat dipertengahan obyek

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi oblik dengan caput

radius bebas superposisi dengan ulna.

15
Kriteria evaluasi :

 caput, collum dan tuberositas radius terproyeksi bebas dari ulna

 sendi elbow terbuka

 kualitas radiografi mampu memperlihatkan soft tissue dan trabekula

tulang

Gambar 4. Proyeksi Oblik Lateral

Proyeksi Lateral

Griswold memberikan dua alasan pentingnya fleksi elbow 90°:

 secara jelas prosessus olecranon

 memperlihatkan bursa elbow dalam keadaan relaks.

 Posisi pasien : duduk menyamping ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

16
 Posisi obyek : dari posisi AP atau oblik, elbow fleksi 90°. Lengan

atas diatur agar lebih menempel / dekat film. Untuk mendapatkan

posisi elbow lateral : (1)tangan harus diatur dalam posisi true

lateral, (2) epicondylus lateral tegak lurus dengan bidang kaset

 CR : vertikal tegak lurus pertengahan kaset/film

 CP : pertengahan obyek

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi lateral, distal

humerus

Kriteria evaluasi :

 sendi elbow terbuka dan tepat dipertengahan film

 Elbow fleksi 90°

 Epicondylus humerus superposisi

 Tuberositas radius menghadap kearah anterior

 Caput radius sebagian superposisi dengan proc. coronoid

 Proc. olecranon terlihat jelas

 Kualitas radiograf harus terjaga

17
Gambar 5. Proyeksi Lateral

Proyeksi AP (Partial Flexion)

Jika pasien tidak dapat mengekstensikan lengan, maka dibuat dua

proyeksi dibawah ini dalam satu film ( 18 x 24 cm )

Distal Humerus

 Posisi pasien : pasien duduk ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

 Posisi obyek : obyek yang akan diperiksa diletakkan diatas

dipertengahan kaset. Lengan atas lurus, lengan bawah diangkat

dan diberi pengganjal. Jika memungkinkan tangan dalam

keadaan supinasi.

 CR : vertikal tegak lurus menuju kepertengahan kaset/film

 CP : pertengahan obyek yang diperiksa

 FFD : 90 cm

18
 Struktur yang terlihat : memperlihatkan bagian distal humerus

jika elbow tidak dapat diekstensikan

Kriteria Evaluasi :

 Distal humerus terlihat tanpa mengalami rotasi atau distorsi

 Proksimal radius superposisi dengan ulna

 Sendi elbow menutup

 Proksimal radio-ulnar akan mengalami foreshortening

 Trabekula tulang tampak pada distal humerus

Gambar 6. Proyeksi AP (Partial Flexion)

Proximal Forearm

 Posisi pasien : pasien duduk ditepi atau ujung meja

pemeriksaan

 Posisi obyek : obyek yang akan diperiksa diletakkan diatas

dipertengahan kaset. Lengan bawah, lengan atas tidak

menempel kaset. Jika tidak memungkinkan, lengan diganjal

19
spon, letakkan kaset dalam posisi vertikal dibelakang elbow.

Dan central ray horisontal.

 CR : tegak lurus pertengahan obyek

 CP : pertengahan elbow joint

 Struktur yang terlihat : memperlihatkan bagian proximal lengan

bawah jika elbow tidak dapat diekstensikan

Kriteria Evaluasi:

 Proksimal radio-ulnar terlihat tanpa rotasi dan distorsi

 Caput, collum, dan tuberositas radius sedikit superposisi dengan

ulna

 Elbow joint hanya membuka sedikit

 Distal humerus mengalami foreshortening

 Trabekula tulang terlihat pada proximal lengan bawah

Gambar 7. Proximal Forearm

20
Proyeksi Axial (Acute Flexion)

Distal Humerus

 Posisi pasien : pasien duduk di tepi atau ujung meja pemeriksaan

 Posisi obyek : obyek yang diperiksa diletakkan dipertengahan kaset

atau film. Sendi siku ditekuk sehingga telapak tangan menyentuh

pundak.

 CR : vertikal tegak lurus film

 CP : superior epicondilus humerus

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : lengan bawah dan lengan atas superposisi,

processus olecranon terlihat jelas.

Kriteria Evaluasi :

 lengan bawah dan humerus superposisi

 Tidak ada rotasi

 Proc. Olecranon dan distal humerus tampak

 Jaringan lunak sekitar olecranon terlihat

21
Gambar 8. Proyeksi Axial (Acute Flexion)

Proximal Forearm

 Posisi pasien : pasien duduk di tepi atau ujung meja pemeriksaan

 Posisi obyek : obyek yang diperiksa diletakkan dipertengahan kaset

atau film. Sendi siku ditekuk sehingga telapak tangan menyentuh

pundak.

 CR : sinar tegak lurus humerus (menyudut, kaset diatur sedemikian

rupa sehingga pertengahan obyek tepat dipertengahan film)

 CP : superior epicondilus humerus

 FFD : 90 cm

 Struktur yang terlihat : lengan atas bagian distal dan lengan bawah

bagian proximal superposisi. Elbow joint lebih terbuka dibanding

distal humerus

22
Kriteria evaluasi :

 lengan atas dan bawah superposisi

 Tidak ada rotasi

 Proximal radius dan ulna tampak

Gambar 9. Proximal Forearm

23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Identitas Pasien

Pasien yang dijadikan sebagai sampel dalam penyusunan laporan

studi kasus dengan judul ”Teknik Pemeriksaan radiologi Elbow joint

dengan proyeksi ap axial pada kasus fraktur epicondylus medialis di

Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh” dimana pasien

mempunyai identitas sebagai berikut :

Nama : ABDULLAH MAHMUD

Jenis Kelamin : Laki Laki

Umur : 66 tahun

No. RM : 1-23-46-00

Diagnosa : Fractur epicondylus medialis

3.2. Riwayat Penyakit

Itu yang 3.3 Perisapan Pasien buat di halaman 24 ya, biar gak

berubah itu daftar isi ..Pada hari minggu ku turut ayah ke kota, naik

delman istimewa ku duduk di muka, ku duduk saamping pak kursir

yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya, tuk tik

tak tik tuk tik tak tik tuuuuk, tuk tik tak tik tuk suara sepatu

24
3.3. Persiapan Pasien

Persiapan pasien pada pemeriksaan elbow joint dengan indikasi

fraktur epicondylus medialis , yaitu tidak ada persiapan khusus, tetapi

pasien diberikan penjelasan atau arahan mengenai prosedur apa saja

yang akan dilakukan oleh radiografer dan hati-hati dalam

memposisikan pasien.

3.4. Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan

Elbow Joint proyeksi AP & Lateral pada pasien fraktur epicondylus

medialis di Instalasi radioloi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh,

antara lain :

 Pesawat sinar-x digital radiografi

 Detector

 Meja pemeriksaan

 Alat proteksi radiasi

3.5. Teknik Pemeriksaan

Teknik pemeriksaan yang dilakukan pada pasien fraktur

epicondylus medialis di Instalasi radioloi RSU dr.Zainoel Abidin

Banda Aceh yaitu dengan proyeksi AP & Lateral, pada kasus ini

penulis hanya membahas proyeksi AP dimana proyeksi ini dilakukan

25
berdasarkan keadaan pasien, sedangkan proyeksi Lateral sudah sesuai

dengan Bontranger

Proyeksi AP

Posisi Pasien : semi erect atau supine (sessuai kondisi pasien)

Posisi Objek : - elbow diposisikan diatas detcktor

- tangan diposisikan setegak mungkin

- pastikan objek dipertengahan kaset

Central Ray : Tegak lurus kaset

Center Point : menuju pertengahan elbow

FFD : 100 cm

Kriteria Radiograf :

 Caput, collum dan tuberositas radius superposisi dengan proksimal


ulna

 Sendi elbow terbuka dan tepat dipertengahan

 Kualitas radiograf mampu memperlihatkan soft tissue dan


trabekula

Gambar 10. Hasil foto Pasien Proyeksi AP

26
3.6. Hasil Pembacaan Radiograf

Dari hasil pembacaan kedua radiograf pemeriksaan elbow joint

yang dilakukan pada pasien fraktur epicondylus medialis, dokter

spesialis radiologi memberikan diagnosa sebagai berikut:

Foto Elbow joint kanan AP/lat :

Tampak Ftavture epicondylus medialis

Tak tampak dislokasi

Tak Tampak soft tissue swelling

Kesimpulan : Fracture epycondylus medialis

3.7. Pembahasan Kasus

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka penulis

menyimpulkan permasalahan, sebagai berikut ini:

3.7.1. Persiapan pasien

Menurut Bontrager (2014), pemeriksaan radiografi elbow joint

tidak ada persiapan khusus, hanya melepas benda-benda yang dapat

mengganggu gambaran radiograf.

Di Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh,

pemeriksaan radiografi elbow joint pada pasien fraktur epycondylus

medialis tidak ada persiapan khusus,hanya melepas benda-benda yang

mengganggu gambaran radiograf dan memberikan penjelasan tentang

jalannya pemeriksaan dan penggunaan proteksi radiasi.

27
Menurut penulis, persiapan pasien di Instalasi Radiologi RSU

dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sudah sesuai dengan Bontranger (2014).

3.7.2. Persiapan Alat dan Bahan

Menurut Bontrager (2014), persiapan alat dan bahan pada kasus

post orif yakni menggunakan pesawat sinar-X, meja pemeriksaan,

menggunakan kaset yang sudah diisi film dan grid ukuran 24x30 cm.

Persiapan alat dan bahan yang dilakukan di Instalasi Radiologi

RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh pada pemeriksaan radiografi elbow

joint proyeksi AP pada kasus fraktur epycondylus medialis, yakni

menggunakan pesawat sinar-X Digital Rafiografi yang sudah tidak

menggunakan kaset, namun sudah menggunakan detector.

Menurut penulis, persiapan alat yang ada di literatur Bontrager

(2014) dan di Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh

sudah sesuai.

3.7.3. Teknik Pemeriksaan

Proyeksi-proyeksi yang ada didalam literatur (Bontranger, 2014).

Dijelaskan bahwa untuk melihat kondisi elbow keseluruhan dibuat

dengan menggunakan proyeksi Ap dan lateral.

Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, pemeriksaan

radiografi elbow joint pada pasien fraktur epycondylus medialis

menggunakan proyeksi Ap axial dan lateral.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Studi Kasus

ini, adalah sebagai berikut :

4.1.1. Pemeriksaan Elbow joint pada kasus fraktur epycondylus

medialis di Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin Banda

Aceh dibuat dengan proyeksi Ap dengan center point pada

pertengahan elbow joint.

4.1.2. Hasil radiograf Di Instalasi Radiologi RSU dr.Zainoel Abidin

Banda Aceh, pada pemeriksaan elbow joint dengan fraktur

epycondylus medialis mengunakan proyeksi Ap dengan alasan

proyeksi tersebut dilakukan karna melihat kondisi objek yang

telah difiksasi yang tidak dapat dibuka dan lebih memudahkan

posisi pasien serta dapat menampakkan gambaran elbow dengan

jelas.

4.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan

penulisan Laporan Studi Kasus ini, adalah :

Sebaiknya Pemeriksaan elbow di Instalasi RS Panti Rapih dengan

proyeksi Ap Axial lebih meningkatkan proteksi radiasi yang

dberikan kepada pasien.

29

Anda mungkin juga menyukai