Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOINT PADA KASUS FRAKTUR

TRIMALEOLAR DI INSTALASI RADIOLOGI


RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO

MOJOKERTO

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktek Kerja Lapangan II

Disusun oleh :

AJENG WULANDANI
NIM : 1011041002

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

STIKes WIDYA CIPTA HUSADA


2012
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan mahasiswa di bawah ini :

Nama : AJENG WULANDANI

NIM : 1011041002

Judul : TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOINT PADA KASUS FRAKTUR DI


TRIMALEOLAR INSTALASI RADIOLOGI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO
HUSODO MOJOKERTO.

Telah diterima dan diperiksa kemudian disahkan sebagai salah satu syarat tugas Praktek Kerja
Lapangan II Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Stikes Widya Cipta Husada Kepanjen
yang dilaksanakan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

Mojokerto , JUNI 2012

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapang


( STIKes Widya Cipta Husada ) RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO -
MOJOKERTO

Ns.Yuyud Wahyudi,S.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan
hidayahNya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul
Teknik Pemeriksaan Ankle Joint Dengan Indikasi Fraktur di Instalasi Radiologi RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Laporan ini dibuat untuk mengetahui prosedur
pemeriksaan ankle joint dengan indikasi fraktur di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi
Semarang dan juga untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) II.
Laporan ini berwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin Menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Roni Prisyanto, SST, selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
STIKes Widya Cipta Husada.
2. Bapak Yuyud Wahyudi,S,Kep selaku pembimbing institusi pada Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) II.
3. Direktur RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo - Mojokerto.

4. Kepala Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo - Mojokerto.


5. Bapak Firman Hananto, SST, selaku Pembimbing Laporan Kasus ini.
6. Seluruh Radiografer, Radiolog dan staf Instalasi Radiologi RS Dr. Wahidin Sudiro Husodo -
Mojokerto.
7. Bapak dan Ibu tercinta, kakak, adik dan kekasih yang memberi doa dari rumah.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
pembuatan Laporan Kasus ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan studi kasus
ini, untuk itu penulis mohon saran demi kesempurnaan laporan studi kasus ini. Akhir kata semoga
laporan studi kasus ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Stikes Widya Cipta Husada Kepanjen pada umumnya.

Mojokerto, Juni 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penemuan sinar X oleh Prof. Willem Conrad Roentgen pada penghujung tahun 1895

telah membuka cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggak sejarah yang

paling penting untuk saat itu. Ilmu Radiologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang

memiliki peranan penting dalam proses penegakkan diagnosa. Untuk menegakkan diagnosa

suatu penyakit yang terletak didalam tubuh memerlukan pemeriksaan radiodiagnostik.

Dengan pemeriksaan ini organ-organ yang berada dalam tubuh dapat diperlihatkan melalui

gambaran atau pencitraan radiografi.

Perkembangan selanjutnya membuktikan bahwa sinar X ini bukan hanya bermanfaat

untuk mendiagnosis penyakit tetapi juga dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit

kanker (radioterapi, onkologi radiasi).

Pemeriksaan yang juga memerlukan kreatifitas yang optimal adalah pemeriksaan

ekstremitas bawah dalam hal ini ankle joint yang bertujuan untuk memberikan gambaran

struktur, fisiologi dan patologi dari ankle joint. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar

gambar tampak lebih jelas dan dapat memberikan informasi yang optimal, jenis pemeriksaan

radiologi ini yang sering kita temui di unit radiologi adalah pemeriksaan ankle joint dengan

proyeksi antero posterior (AP) dan lateral.

Fraktur trimalleolar yaitu fraktur yang dikombinasikan dengan luka tulang terhadap
plafon tibial posterior (malleolus posterior) yang terdiri dari : Malleolus medialis, Malleolus
lateralis, Malleolus posterior.

Berdasarkan masalah penulis mengangkat masalah dalam pembuatan laporan kasus dengan
judul :

TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOINT DENGAN TEKNIK PADA KASUS FRAKTUR


DI INSTALASI RADIOLOGI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO.
1.2 Rumusan masalah

Agar dalam penyusunan tugas ini penulis dapat lebih terarah serta karena keterbatasan
waktu dan terbatasnya kemampuan penulis, maka penulis hanya membahas masalah sebagai
berikut :

Bagaimana teknik pemeriksaan radiologi ankle joint indikasi fraktur di Instalasi


Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan laporan kasus ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :

Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan ankle joint dengan teknik mortise view pada
kasus fraktur trimalleolar Di Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto ?
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat teori

1. Pengetahuan proyeksi-proyeksi pada ankle joint.

2. Mngatahui hasil radiograf ankle joint

3. Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam ilmu radiologi.

Manfaat praktek

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,


dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi landasan teori.

BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang profil kasus dan teknik pemeriksaan thoraks pada pasien di
RSUD Jombang.
BAB IV PEMBAHASAN

Berisi pembahasan pemeriksaan pada thoraks.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anatomi

Sendi pergelangan kaki (ankle joint) adalah sendi engsel yang dibentuk antara ujung

bawah beserta maleolus medialisnya, dan maleolus lateralis dari fibula yang bersama-sama

membentuk sebuah tulang untuk menerima badan talus. Kapsul sendi diperkuat oleh

ligament-ligamen penting yang bersangkutan. Ligament deltoid di sisi medial berjalan dari

maleolus medial ke tulang-tulang tarsal yang mendampinginya dan sering mengalami robek

yang parah bila pergelangan kaki terkilir.

Gerakan sendi pergelangan kaki adalah fleksi (gerakkan melipat sendi) dan ekstensi
(gerakkan membuka sendi) atau lebih biasa disebut dorsi-fleksi dan plantar-fleksi. (C
Evelyn,2008)

Untuk dapat mengetahui lebih jelas tentang bagian dari sendi pergelangan kaki,dapat
kita lihat sebagai berikut:

Sendi sendi ini dibentuk antara ujung atas dan ujung bawah kedua tulang tungkai bawah
yang disebut sendi tibio fibuler.(Evelyn,1999)

a. Tibia

Tibia atau tulang kering mempunyai kerangka yang utama dari tungkai bawah dan lateral
medial dari fibula atau tulang betis, tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua
ujung (Evelyn,2008).

Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di sebelah medial sesuai
dengan os radius pada lengan atas.Tetapi Radius posisinya terletak disebelah lateral karena
anggota badan bawah memutar kearah medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari kaki
terletak disebelah medialis berlawanan dengan ibu jari tangan yang terletak disebelah lateralis.
(Bajpai, 1991)

1) Malleolus medialis
Merupakan sebuah ciri yang penting untuk segi medis pergelangan kaki.
Mempunyai sebuah pinggir bawah dan permukaan pinggir bawah mempunyai sebuah
lekukan disebelah posterior dan merupakan tempat lekat dari ligamentum deltoideum.

2) Permukaan anterior

Merupakan tempat lekat dari kapsula pergelangan kaki. Permukaan posterior


beralur untuk tempat lewat tendo muskulus tibialis posterior dan pinggir dari alur
merupakan tempat lekat dari retinakulum fleksores.

3) Permukaan posterior

Berhubungan dengan permukaan posterior korpus. Dipisahkan dari permukaan


inferior oleh sebuah pinggiran yang tajam dan merupakan tempat lekat dari kapsula sendi
pergelangan kaki.

4) Permukaan lateralis

Mempunyai bentuk seperti koma yang merupakan sendi yang sama pada
permukaan medialis os talus.

b. Fibula

Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang itu adalah tulang pipa
dengan sebuah batang dan dua ujung.

Ujung atas berbentuk kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari tibia, tetapi tidak
masuk dalam formasi sendi lutut,

Batangnya ramping dan terbenam dalam otom tungkai, dan memberi banyak kaitan.

Ujung bawah di sebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus lateralis atau maleolus
fibulae. ( Evelyn, 2008 )

c. Talus

Dari ossa tarsalia, os talus ukurannya kedua terbesar setelah os kalkaneus. Satu satunya
tulang tarsal yang memiliki sebuah kaput yang dipisahkan dari korpusnya oleh suatu alur
kollum yang terlihat lebih nyata disebelahg dorsal. Terletak diantara os tibia disebelah atas dan
os kalkaneus disebelah bawah serta malleolus lateralis dan medialis disebelah sisi sisinya.
Permukaan dorsal atau permukaan trokhlearis berbentuk seperti katrol, cembung
dibagian belakang dan cekung di sisi sisinya. Lebih luas bagian mukanya daripada
belakangnya. Bersendi dengan fasces articularis inferior dari ujung bawah os tibia.

Permukaan inferior atau permukaan plantaris berbentuk cekung untuk bersendi dengan
bagian posterior dari kedua permukaaan sendi yang ada pada bagian dorsal os kalkaneus.

Permukaan lateralis mempunyai sebuah permukaan sendi yang berbentuk segi tiga yang
luas untuk bersendi dengan malleolus lateralis. Disebelah anterior dari permukaan sendi
ligamentum talofibularis anterior dilekatkan.

Permukaan medialis dibagian atasnya mempunyai permukaan sendi yang berbentuk


koma untuk bersendi dengan medialis. Bagian bawahnya merupakan tempat lekat pars
profumdus ligamentum deltoideum. (Bajpai, 1991)

d. Kalkaneus

Kalkaneus atau tulang tumit adalah tulang terbesar dari tapak kaki. Tulang itu ada
disebelah belakang dan membentuk tumit dan mengalihkan berat badan diatas tanah belakang.
Memberi kaitan pada otot besar dari betis dengan perantara tendon Achilles atau tendon
kalkaneus. Disebelah atas bersendi dengan talus dan didepan dengan kuboid. (E. C. Evelyn, 2008)

Tulang kalkaneus letaknya anteroposterior. Sumbu panjangnya terletak posteroanterior


dari kaki. Pada prmukaan anterior mempunyai permukaan sendi yang berbentuk cembung cekung
untuk bersendi dengan os kuboideum yang mempunyai permukaan posterior yang kasar.
Permukaan dorsalis mempunyai 3 permukaan sendi, bagian posterior yang paling besar dan
cembung yang permukaan bawahnya tanpa ada permukaan sendi. Permukaan medialis cekung
yang berlawanan dengan permukaan lateralis yang mendatar.

Permukaan anterior paling kecil dan menyediakan suatu permukaan sendi yang berbentuk
segitiga cembung cekung untuk bersendi dengan os kuboideum.

Permukaan posterior kasar dan tanpa permukaan sendi. Bagian atas yang diselimuti
dengan jaringan lemak. Bagian tengah merupakan tempat lekat dari tendo kalkaneus dan tendi
plantaris yang tipis. Bagian bawah miring kebawah dan kemuka. Bagian ini dilapisi dengan
bantalan jaring fibrofatty yang tipis. (Bajpai, 1991)

e. Navikulare

Terletak diantara kaput tali dan ketiga os kuneiforme. Mempunyai sumbu panjang yang
transversal. Bentuknya seperti perahu Karena bentuknya yang cekung pada permukaan
proksimalnya untuk bersendi dengan kaput tali. Permukaan distal mempunyai permukaan sendi
untuk bersendi dengan ketiga os kuneiforme. Permukaan medialis mempunyai suatu tube rositas
yang menjorok kemedialis dan melengkung kebawah. Permukaan plantaris sempit, terdapat
sebuah alur yang terletak disebelah lateralis dari tuberositas. Permulaan dorsalis luas dan kasar
yang mempunyai sebuah permukaan sendi yang kecil untuk dengan os kuboideum.

Perlekatan yang paling penting adalah perlekatan bagian utama dari tendo muskulus
tibialis posterior pada tuberositas. Sisa dari tendo terletak dalam alur, lateralis dari tuberositas
yang turun kearah distalis untuk berinsesio pada os kuneiforme dan metatarsalia. Disebelah
lateralis dari alur, pada permukaan plantaris merupakan tempat lekat dari ligamentum spring.
Bagian kalkaneonavikulare dari ligamento bifurkasto dilekatkan pada permukaan lateralis.
Permukaan dorsalis merupakan tempat lekat dari ligamenta:talonavikularis (Disebelah posterior),
kuneinavikularis (disebelah anterior) dan kubonavikularis (disebelah lateralis). (Bajpai, 1991)

f. Kuboideum

Merupakan tulang tarsalia yang paling lateralis dari barisan distal dibelakang basis basis
lateral dua matatarsalia dan disebelah anterior dari os kalkaneus.

Permukaan medialis mempunyai sebuah permukaan sendi yang luas untuk bersendi
dengan os kuneiforme medialis dan belakangnya terdapat sebuah permukaan sendi yang sempit
untuk bersendi dengan os navikulare yang tidak selalu ada. Permukaan anterior mempunyai dua
permukaan sendi yang dipisahkan oleh sebuah rigi vertikalis, yang sebelah medialis berbentuk
segi empat dan yang lateral berbentuk segitiga untuk basis metatarsal kelima. Permukaan
proksimalis mempunyai sebuah permukaan sendi yang cekung cembung untuk bersendi dengan
os kalkaneus.

Pada permukaan plantaris, rigi proksimalis dari alur merupakan tempat lekat untuk
ligamentum plantare longum dan pinggir posterior sebagai tempat lekat dari ligamentum plantare
brevis. Tonjolan kearah posteromedialis dari permukaan menjadi inserio dari sebuah simpul tendo
muskulus tibialis posterior dan merupakan origo dari muskulus fleksor hallusis brevis.

Permukaan dorsalis merupakan tempat lekat dari ligamenta kalkaneokuboideum,


Kubonavikulare, dan kubometatarsalia, permukaan medialis merupakan tempat lekat untuk suatu
cabang ligamentum bifurkasio. (Bajpai, 1991)

2.2 Patologi

Jenis jenis fraktur pada ankle joint (R. Brinker, 2001)


Fraktur pada ankle joint meliputi : Fraktur maleolar lateral terisolasi, Fraktur
maleolar medial terisolasi, Fraktur Pilon, Fraktur Ankle terbuka, Fraktur
Bimaleolar dan yang setara, Fraktur Trimaleolar.

a. Fraktur maleolar lateral terisolasi

Jika tidak ada luka medial, Fraktur malleolar lateral terisolasi tidak mengubah
mekanika tibiotalar dan dapat memproteksi berat (Penyangga berat badan) saat
berjalan. Struktur ligamentum dan stabilitas medial mencegah fraktur yang lebih
penting. Perawatan harus dilakukan untuk membatasi kemungkinan luka medial
atau sindesmotik.

b. Fraktur malleolar medial terisolasi

Fraktur ini mengalami resiko relatif tinggi dari non union (5 15 %) ( Tidak
menyatu atas kedua tulang).

c. Fraktur pilon

Luka enrgi yang lebih tinggi melibatkan tibial.

d. Fraktur ankle terbuka

Terapi tergantung pada luka jaringan lunak. Luka terbuka Gustilo tipe I II dan
kedangkalan III A dapat diterapi dengan prinsip yang sama seperti yang
digambarkan untuk luka tertutup yang luas dilakukan penutupan atau cakupan
dalam lima hari saja, luka jaringan lunak yang lebih parah sering kali berkaitan
dengan tulang yang lebih besar itu sendiri. Hal ini membutuhkan kombinasi
fiksasi internal dan eksternal dengan cakupan atau bantuan jaringan lunak
sekunder seperti lapisan otot (Pediclefpap) anti biotik harus diberikan minimal 48
jam setelah penutupan. Namun Fraktur yang tidak salah letak seharusnya
diterapi dengan open reduction internal fixation (ORIF). Dua skrup atau skrup
dan kawat diperlukan untuk mengendalikan rotasi untuk penerapan kekuatan
kompresi menyilang tempat fraktur.

e. Fraktur Bimalleolar dan yang setara

Fraktur Bimalleolar dan yang setara membuat hilangnya medial dan lateral
(Dengan Fibula distal atau ligamen deltoid). Ada fraktur tidak stabil dan hanya
sedikit kendali atas reduksi dengan terapi non operatif. ORIF dari kedua fragmen
adalah terapi pilihan. Tidak perlu untuk memperbaiki ligamen deltoid pada
bimalleolar yang sama ; fibular anatomik memperbaiki tempat restorasi titik
geser pada hampir 90 % kasus sisanya 10 % anthrotomi medial dibutuhkan
untuk ekstraksi ligamen deltoid. Pada tendon tibialis posterior terjadi interposisi
antara fragmen medial; ini dinyatakan secara radiografis dengan tulang flake
posterior medial pada film luka. Fraktur fibular tinggi menunjukkan luka ligament
sinistra. Ada kestabilan dengan kedua malleolus yang diperbaiki. Namun, dengan
bimalleolar yang sama, fiksasi sindesmotik harus bekerja sama jika fraktur
fibular tidak lebih dari 4 5 cm dari garis sendi dan jika ligament deltoid tidak
diperbaiki, perhatian harus diberikan pada penggantian fibula yang tepat pada
posterior tibial dengan garis tengah untuk menghindari reduksi jika menerapkan
atau perlakuan fiksasi sindesmotik. Karena ukuran talus, ankle joint harus
dilakukan dorsifleksi maksimal sebelum penggantian skrup sindesmotik.
Kegagalan melakukan hal ini mengakibatkan terbatasnya dorsi.

f. Fraktur trimalleolar

Fraktur ini mewakili fraktur bimalleolar yang dikombinasikan dengan luka tulang
terhadap plafon tibial posterior ( Malleolus posterior ). ORIF adalah perlu karena
luka ini tidak stabil. Prinsipnya adalah sama dengan fraktur bimalleolar. Ligamen
posterior seringkali mempertahankan perlekatannya pada fibula dengan
ligament tibiofibular posterior dan mereduksikan malleolus lateral. Fragmen
malleolar posterior seharusnya difiksasi jika lebih dari 25 % permukaan articular
tibial distal posterior terlibat pada radiografi lateral dan fragmen masih lebih dari
2 mm digantikan setelah reduksi dari fibula. Kontak penekanan pada ankle tidak
meningkat hingga 25 % tapi hingga 40 % dari permukaan sendi posterior
diangkat. Pendekatan pembedahan anterior atau untuk ORIF dapat diterima.

2.3 Teknik Radiografi ankle joint ( Bontrager , 2001 ).

Dalam pemeriksaan ankle joint tidak diperlukan persiapan khusus, karena tidak menggunakan media
kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, penderita diharuskan melepas semua benda yang dapat
menimbulkan bayangan opak yang terdapat pada daerah ankle joint : seperti gelang kaki.

Teknik radiografi ankle joint ada berbagai macam proyeksi yaitu :

2.3.1 . Proyeksi AP

Posisi Pasien : Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan. Untuk

pemeriksaan ankle joint ini tidak disarankan diambil posisi pasien erect. Hal ini
dikarenakan klinis-klinis yang membawa seseorang di foto ankle joint nya biasanya

adalah kasus cidera pada ankle joint yang menyebabkan fraktur, dislokasi maupun

ruptur pada ligamen. Jadi posisi pasien yang erect dikhawatirkan akan menambah rasa

sakit pada pasien.


Posisi Obyek : Bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset

jari-jari kaki menghadap ke atas. Untuk proyeksi AP ini, kaki tidak dirotasikan

kemana pun, jadi minta pasien untuk menahan posisi jari-jari kaki menghadap ke atas

ini selama pemeriksaan berlangsung.


FFD : 90 cm
CR : Central ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset
Central Poin : pada pertengahan dari kedua malleolus (medial dan lateral

malleolus). Malleolus adalah bagian yang terasa menonjol pada bagian samping dari

ankle joint. Medial malleolus merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian

dalam ankle joint yang merupakan milik dari os Tibia sedangkan Lateral malleolus

merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian luar ankle joint yang merupakan

milik dari os Fibula.


Kriteria Gambar : Tampak Ankle Joint pada proyeksi AP, tanpa mengalami

rotasi, Tampak kira-kira 1/3 distal dari Os Tibia dan Fibula, Tampak Os Tibia bagian

lateral overlap dengan Os Fibula, Ossa Pedis tidak jelas terlihat, hanya talus yang

jelas terlihat.

2.3.2 Proyeksi Lateral

Posisi Pasien : Pasien diposisikan agar duduk di atas meja pemeriksaan yang

telah dipersiapkan dengan kedua tungkai kaki diluruskan.


Posisi Obyek : Tungkai kaki yang diperiksa dirotasikan lateral sesuai bagian yang

terasa sakit. Jika bagian medial yang sakit, maka rotasikan kaki sehingga bagian

medial menempel pada kaset, begitu sebaliknya. Tungkai kaki yang tidak diperiksa,

difleksikan menjauhi ankle joint yang diperiksa. usahakan agar pasien merasa

nyaman dengan posisi ini.


FFD : 90 cm
CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset.
CP : Pada proyeksi mediolateral (sinar lebih dulu mengenai sisi medial) maka CP

pada Medial Malleolus, kemudian pada proyeksi lateromedial (sinar lebih dulu

mengenai sisi lateral) maka CP pada Lateral Malleolus.


Kriteria Gambar : Tampak ada gambaran dari ankle joint pada proyeksi lateral,

Tampak Os Tibia dan Fibula Overlap pada bagian distalnya, Tampak Calcanus pada

proyeksi lateral, Tampak space antara talus dengan tibia dan fibula (talo-tibiafibular

joint)

2.3.3 Proyeksi Mortise View

Posisi Pasien : Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan.


Posisi Obyek : Bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset

kemudian kaki di rotasikan ke arah dalam (endorotasi) sebesar 15 derajat. Agar

ketinggian lateral malleolus sejajar dengan medial malleolus (dalam keadaan kaki

lurus tanpa rotasi, lateral malleolus lebih rendah dibandingkan dengan medial

malleolus), sehingga nantinya akan memperlihatkan dengan jelas kedua space

persendian baik lateral maupun medial.


CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset
CP : Central Pointnya pada pertengahan kedua malleolus.
Kriteria Gambar : Tampak kedua space persendian baik lateral maupun medial

jelas terlihat, tanpa mengalami overlap terutama pada lateral malleolus, Tampak 1/3

distal dari os tibia dan juga tampak os fibula, Tampak ossa tarsalia mengalami overlap

satu sama lain, karena posisi oblique akibat endorotasi

BAB III

PAPARAN KASUS

3.1. Identitas Pasien

Adapun identitas pasien yang menjalani pemeriksaan Radiologi thorak dengan


kasus Tuberkolsis Paru di RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO - MOJOKERTO
adalah sebagai berikut :
Nama : Tn. Mulyono
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :-
Pemeriksaan : Foto Ankle joint
Poli / Ruangan : IGD
3.2. Riwayat pasien

Pasien 3 setengah jam yang lalu naik sepeda motor bertabrakan dengan motor lain,
pasien jatuh dengan posisi miring kekanan, kemudian pasien merasakan sakit dibagian ankle
maka segera dibawa ke RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto dan dipasang spalk.

3.3 . Tatalaksana pemeriksaan ankle joint dengan proyeksi Anterior Posterior dan proyeksi
Lateral pada kasus Fraktur Trimalleolar

Pelaksanaan Pemeriksaan ankle joint Di Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto harus melalui beberapa prosedur, antara lain meliputi :

a. Pendaftaran pasien

Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien atau yang mengantar datang ke Instalasi


Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto untuk mendaftar diloket 3 dengan
membawa kartu JPS / Jamkesmas yang asli setelah itu ke poli untuk mendaftarkan dengan
menyerahkan surat pengantar dan permintaan foto yang didalamnya terdapat identitas pasien
dan jenis pemeriksaan yang diminta, setelah mendaftar pasien mendapat nomor roentgen
sebagai identitas foto selanjutnya menunggu untuk melakukan pemeriksaan.

b. Persiapan pasien

Untuk melaksanakan pemeriksaan persiapan yang harus dilakukan meliputi :

1) Persiapan pasien

Dalam persiapan ankle joint tidak diperlukan persiapan khusus, karena tidak
menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, penderita diharuskan melepas
semua benda yang dapat menimbulkan bayangan opak yang terdapat pada daerah ankle joint
seperti ankle joint : Gelang kaki.

2) Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan ankle joint meliputi :

Pesawat sinar X

Pesawat sinar x yang digunakan untuk pemeriksaan ankle joint Di Instalasi Radiologi RSU
Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto adalah :

Merk :

Type :

KV : 44

mAs :0,18
Tahun operasi :

Meja pemeriksaan

c. Kaset dan film dengan ukuran 18 x 24 cm

d. Marker R / L untuk identitas

e. Apron

c. Pelaksanaan pemeriksasan

Teknik pemeriksaan untuk pembuatan radigrafi ankle joint Di Instalasi


Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto menggunakan proyeksi antero
posterior dan lateral dengan pasien sadar diri tetapi non kooperatif dan
tiduran di brangkard.

Proyeksi AP

Posisi Pasien : Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan. Untuk

pemeriksaan ankle joint ini tidak disarankan diambil posisi pasien erect. Hal ini

dikarenakan klinis-klinis yang membawa seseorang di foto ankle joint nya biasanya
adalah kasus cidera pada ankle joint yang menyebabkan fraktur, dislokasi maupun

ruptur pada ligamen. Jadi posisi pasien yang erect dikhawatirkan akan menambah rasa

sakit pada pasien.


Posisi Obyek : Bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset

jari-jari kaki menghadap ke atas. Untuk proyeksi AP ini, kaki tidak dirotasikan

kemana pun, jadi minta pasien untuk menahan posisi jari-jari kaki menghadap ke atas

ini selama pemeriksaan berlangsung.


FFD : 90 cm
CR : Central ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset
Central Poin : pada pertengahan dari kedua malleolus (medial dan lateral

malleolus).

Proyeksi Lateral

Posisi Pasien : Pasien tidur diatas brankart dengan kedua tungkai kaki

diluruskan.
Posisi Obyek : Tungkai kaki yang diperiksa dirotasikan lateral sesuai bagian yang

terasa sakit. Jika bagian medial yang sakit, maka rotasikan kaki sehingga bagian

medial menempel pada kaset, begitu sebaliknya. Tungkai kaki yang tidak diperiksa,

difleksikan menjauhi ankle joint yang diperiksa. usahakan agar pasien merasa

nyaman dengan posisi ini.


FFD : 90 cm
CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset.
CP : Pada proyeksi mediolateral (sinar lebih dulu mengenai sisi medial) maka CP

pada Medial Malleolus, kemudian pada proyeksi lateromedial (sinar lebih dulu

mengenai sisi lateral) maka CP pada Lateral Malleolus.

Automatic processing

2. Cara Kerja Alat


Film yang sebelumya sudah melalui proses photo dengan menggunakan Xray,

kemudian diproses pada ruang gelap. Pada ruang gelap proses pencucian film menggunakan

alat Automatic Procesing Film. Pada alat ini pencucian film dilakukan dengan tiga cairan

yaitu Fixer, Developer, dan air proses pencetaan film hanya membutuhkan waktu 5 menit

kurang sehingga penggunaan waktu relative lebih efisien dibandingkan dengan cara manual.

Pengoperasian cetak film pada mesin ini dibantu oleh motor yang berfungsi sebagai

penggerak gigi(gear) yang kemudian memutarkan roll yang membawa film pada bak

developer, fixer dan air.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pada pemeriksaan ankle joint di Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Mojokerto dilakukan karena pasien dicurigai adanya fraktur.

Persiapan yang dilakukan antara lain pesawat sinar X, film 18 x 24 cm,


timbal dan menggunakan CR.

Pada pemeriksaan ankle joint dengan diagnosa fraktur di RSU Dr.


Wahidin Sudiro Husodo dilakukan dengan 2 proyeksi AP dan Lateral karena
dengan menggunakan kedua proyeksi tersebut struktur tulang ankle joint
tampak jelas. Tampak gambaran.
Proteksi radiasi dilakukan dengan membatasi lapangan penyinaran dan
penggunaan faktor eksposi yang tepat, pemberian apron pada bagian yang
sensitif kepada pasien. Petugas radiografer harus memenuhi standar proteksi
radiasi yaitu berlindung di balik tabir pelindung.

Anda mungkin juga menyukai