Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PKL I

MAHASISWA ATRO MUHAMMADIYAH


TAHUN 2016

NAMA LOKASI PKL : RS. Tk II PELAMONIA MAKASSAR


PERIODE PKL : 21 Nov S/D 31 Des 2016

TEKNIK PEMERIKSAAN OSSA ANTEBRACHI


PADA KASUS FRAKTUR DI RS. Tk II PELAMONIA
MAKASSAR

OLEH :

YUYUN WAHYUNI KUDASO / 15106 / B

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI (ATRO) MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi Pada


Kasus Fraktur” yang dilaksanakan di RS. Tk II Pelamonia Makassar pada
tanggal 21 November – 31 Desember 2016 telah disetujui dan diperiksa
oleh pembimbing untuk diperbanyak.

Makassar, 28 Desember 2016

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

MUH. RUSLI, Amd. Rad SYAHRIR, AR. ST

Mengetahui,
Penanggung jawab PKL I

AR.Rakhmansyah, SKM, M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah–Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi Pada Kasus Fraktur”

yang dilaksanakan di RS. Pelamonia Makassar. Dalam penyusunan

laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan

banyak terima kasih=kepada=:

1. Bapak dr. H.Rusman Achmad, M.Kes. Selaku Direktur ATRO

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak dr. Aris Budianto, Sp.THT Selaku Direktur RS. Pelamonia

Makassar.

3. Bapak dr. Yusuf Kidingallo, Sp. Rad, M.kes. Selaku Kepala Instalasi

Radiologi.

4. Bapak Yusran Hamid, Amr. SKM. Selaku Kepala Ruangan Radiologi.

5. Seluruh Pembimbing/senior di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

6. Bapak AR.Rakhmansyah,SKM,M.Kes Selaku Penanggung jawab

Praktek Kerja Lapangan I.

7. Bapak Muh. Rusli, Amd. Rad Selaku Supervisor Institusi.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan kasus

Praktek Kerja Lapangan I.


Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Makassar, 26 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................... 2
1. Manfaat Praktis ................................................................... 2
2. Manfaat Ilmiah .................................................................... 2
3. Manfaat Institusi .................................................................. 3
4. Manfaat Masyarakat............................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL ........................................ 4
1. Gambaran Umum RS. Pelamonia Makassar ...................... 4
2. Gambaran Umum Unit Radiologi ........................................ 6
B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi ......... 11
C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan ........................................ 16
BAB III METODE PEMERIKSAAN ..................................................... 18
A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan .............................................. 18
B. Kronologis Riwayat Pasien ........................................................ 18
C. Persiapan Pasien ...................................................................... 18
D. Prosedur Kerja .......................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 21
A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus ........................................ 21
1. Data Pasien ........................................................................ 21
2. Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan ........................ 21
3. Teknik Pemeriksaan ........................................................... 25
4. Analisis Radiografi .............................................................. 29
a) Hasil Radiografi ............................................................ 29
b) Kriteria Gambar ............................................................ 31
c) Hasil Interpretasi Dokter ............................................... 31
d) Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto ......................... 32
B. Pembahasan Laporan Kasus ................................................. 33
BAB V PENUTUP ................................................................................ 34
A. Kesimpulan ............................................................................... 34
B. Saran......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 35
LAMPIRAN .......................................................................................... 36
1. BIODATA PENULIS ................................................................. 36
2. FOTO COPY SURAT PENGANTAR FOTO ............................. 37
3. FOTO COPY HASIL BACA LAP. KASUS ................................ 38
4. GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI ................. 39
5. GAMBAR DENAH RUANGAN PEMERIKSAAN
RADIOLOGI RS ........................................................................ 40
6. GAMBAR DENAH KAMAR PROCESING FILM
RADIOLOGI RS ........................................................................ 41
7. DOKUMENTASI KEGIATAN PKL ............................................ 42
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL I) merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk menambah wawasan sekaligus meningkatkan

kompetensi mahasiswa khususnya pada bidang radiologi sehingga

mahasiswa tidak hanya menguasai teori saja akan tetapi juga mampu

secara praktek melakukan tindakan Pemeriksaan Radiologi.

Pemeriksaan Radiologi saat ini semakin berkembang seiring

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang radiologi.

Pemeriksaan radiologi itu sendiri memiliki peran penting dalam bidang

kedokteran yaitu mendiagnosa suatu penyakit.

Seiring kemajuan zaman, salah satu dampak kemajuan teknologi

adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini yang

mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan

raya, yang dapat menyebabkan cedera pada anggota gerak atau yang

disebut dengan fraktur. Fraktur atau patah tulang ini merupakan salah

satu keadaan medik yang harus segera ditangani secara cepat, tepat

dan sesuai dengan prosedur penatalaksanaan patah tulang, sebab

sering kali penanganan patah tulang ini dilaksanakan secara keliru

oleh masyarakat atau orang awam di tempat kejadian kecelakaan.

Beranjak dari hal ini, maka pemeriksaan radiologi menjadi hal

yang sangat penting dalam menentukan diagnose suatu penyakit

salah satunya pada kasus fraktur. Penemuan sinar-x oleh Prof. Willem
Conrad Roentgen pada penghujung tahun 1895 telah membuka

cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggak

sejarah yang paling penting untuk saat ini.

Pemeriksaan Ossa Antebrachi adalah salah satu pemeriksaan

radiologi, pada Ossa Antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur.

Fraktur adalah patah tulang yang biasanya di sebabkan oleh adanya

kekerasan yang timbul secara mendadak. Proyeksi yang di gunakan

dalam pemeriksaan Ossa Antebrachi di RS. Pelamonia Makassar

adalah proyeksi AP dan Lateral. Laporan kasus ini penulis ingin

mengetahui manfaat pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan proyeksi

AP dan Lateral di Radiologi RS. Pelamonia Makassar untuk

mendukung diagnosa suatu penyakit atau fraktur. Dengan alasan di

atas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk tulisan

dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN OSSA ANTEBRACHI PADA

KASUS FRAKTUR”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus

fraktur di Radiologi RS. Pelamonia Makassar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

a) Untuk Mengetahui prinsip-prinsip Dasar Teknik Pemeriksaan

Ossa Antebrachi.

b) Untuk Memenuhi salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan I.


2. Tujuan Khusus

a) Untuk Mengetahui Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada

kasus Fraktur di RS. Pelamonia Makassar.

b) Untuk Mengetahui sejauh mana Informasi Diagnosa yang

diperoleh dari Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi di RS.

Pelamonia Makassar.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan tentang teknik pemeriksaan Ossa

Antebrachi pada kasus fraktur di Radiologi RS. Pelamonia

Makassar.

2. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan peneliti mengenai

pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus fraktur.

3. Manfaat Institusi

Sebagai pertimbangan untuk melakukan pemeriksaan Ossa

Antebrachi pada kasus fraktur di RS. Pelamonia Makassar.

4. Manfaat Masyarakat

Dapat menjadi informasi bagi masyarakat umum tentang

bagaimana pemeriksaan Ossa Antebrachi di Radiologi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Gambaran Umum RS. Pelamonia Makassar

Rumah Sakit TK II 07.05.01 Pelamonia merupakan rumah

sakit TNI-AD yang merupakan uunsur pelaksana Kesehatan

Angkatan Darat, dengan tipe / tingkat II di lingkungan TNI-AD.

Rumah Sakit TK II 07.05.01 Pelamonia sebagai badan pelaksana

di bidang kesehatan di lingkungan Kodam VII/Wrb mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit

TNI, PNS beserta keluarganya yang berhak di jajaran Kodam

VII/Wrb. Selain itu Rumkit Tk.II Pelamonia juga

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap penderita

umum dengan dengan memanfaatkan kapasitas lebih yang dimiliki

untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

umum yang ada di sekitar Makassar dan Sulawesi Selatan pada

umumnya. Selain Rumah Sakit Pelamonia juga sebagai pusat

rujukan bagi penderita dari Kawasan Timur Indonesia, diharapkan

memiliki kemampuan pelayanan teknis lengkap dan memadai.

Untuk perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih baik,

perlu dilakukan kegiatan yang terarah sesuai dengan

kebijksanaan pimpinan Kesehatan Kodam VII/Wrb baik

menyangkut pembinaan fungsi organik maupun fungsi teknis.


a. Sejarah singkat RS. TK. II Pelamonia

Rumah sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia dibangun oleh

pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut

Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan

Republik Indonesia pada tahun 1950 Militaire Hospital

diserahkan pada TNI-AD dan diubah namanya menjadi

Rumah Sakit Tentara Teritorium VII. Pada tanggal 1 juni 1957

dengan berubahnya TT VII menjadi Komando Daerah Militer

Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) yang kemudian

berubah nama menjadi Kodam XIV Hasanuddin, maka Rumah

Sakit pun berubah nama dari RST TT.VII menjadi Rumkit

KDMSST kemudian menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hn

“Pelamonia”. Dan kini dikenal dengan nama Rumkit Tk.II

Pelamonia.

Secara teknis medis Rumkit Tk.II 07.05.01 Pelamonia

dibawah pembinaan Kesehatan daerah Militer (Kesdam).

Kesdam dan Rumah Sakit sesuai DSPP berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan

Darat nomor KEP / 76 / X / 1985 tanggal 28 Oktober 1985.

Pada tahun 2004 mengalami perubahan (validasi)

organisasi berdasarkan Keputusan Kepala Staf Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor : Kep / 69 / XII /

2004 tanggal 24 desember 2004 tentang Organisasi dan

Tugas Kesehatan Komando daerah Militer (Orgas Kesdam).


b. Peranan Rumah Sakit TNI-AD

Rumah Sakit TNI-AD adalah fasilitas kesehatan TNI-AD

yang menyelenggarakan upaya kesehatan untuk mendukung

tugas pokok TNI-AD dengan berperan sebagai berikut :

1) Membina kesehatan prajurit dan PNS serta membina

aspek kesehatan satuan-satuan TNI diwilayahnya

sehingga selalu siap tugas.

2) Membina kesehatan keluarga Prajurit dan PNS sehingga

mencapai derajat kesehatan yang optimal, terayomi.

3) Memberikan pelayanan kesehatan bagi prajurit, PNS dan

keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

personel.

4) Melaksanakan fungsi sosial dengan mengadakan

penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

umum, dalam rangka pemanfaatan kapasitas lebih

Rumkit, tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan bagi

pasien yang berhak.

c. Tugas pokok Rumah sakit

Tugas pokok Rumkit adalah menyelenggarakan

pelayanan kesehatan, dukungan kesehatan dan kesehatan

matra dengan memberikan pelayanan medis umum, gigi, dan

spesialis kepada prajurit TNI di wilayah dimana Rumah Sakit

itu berada, sesuai dengan tingkatan Rumah Sakit masing-

masing. Rumah Sakit Tk.II Pelamonia memberikan pelayanan


kesehatan kepada personel Militer, Pns beserta keluarganya

yang berhak, baik personel Satpur, Banpur dan Banmin di

jajaran Kodam VII/Wrb. Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai

Badan pelaksana Kesdam VII/Wrb mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Prajurit TNI dan

Pns beserta keluarganya di jajajaran Kodam VII/Wrb. Selain

itu Rumah Sakit Tk.II Pelamonia juga melayani penderita

rujukan dari Kodam XVII/Trikora dan Kodam XVI Pattimura,

serta pelayanan kesehatan masyarakat umum bagi

masyarakat Makassar.

d. Fungsi Rumah sakit

Guna mencapai tugas pokok kesehatan, Rumah Sakit

TNI-AD melaksanakan fungsi-fungsi :

1) Fungsi pelayanan Unit Gawat Darurat.

2) Fungsi pelayanan Medis/spesialistik.

3) Fungsi pelayanan Penunjang Medik.

4) Fungsi pelayanan Rahab Medik.

5) Fungsi pelayanan Rawat Inap.

6) Fungsi pelayanan Rawat Jalan.

7) Fungsi pelayanan Kefarmasian

Rumah Sakit Pelamonia memiliki 4 lantai dan memiliki

54 ruangan dimana semua ruangan digunakan untuk

keperluan pasien yang berada di Rumah Sakit Tk II

Pelamonia.
2. Gambaran Umum Unit Radiologi RS. Pelamonia Makassar

Pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tk. II Pelamonia

Makassar memilki satu Kepala Instalasi Radiologi, memiliki Tiga

Dokter Spesialis Radiologi, satu Petugas Proteksi Radiasi (PPR),

satu perawat khusus diruangan Radiologi, satu Elektromedik, satu

Bagian Registrasi dan memiliki Radiografer sebanyak tujuh orang.

Dimana di Instalasi Radiologi juga memiliki peralatan yang

canggih berupa sebuah Pesawat Rontgen Konvensional beserta

Computer Radiography dan memiliki sebuah Ct Scan.

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, dan Patologi

1. Anatomi Ossa Antebrachi

Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu Radius dan

Ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap

pemeriksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua

persendian tulang harus tampak

a) Radius

Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah.

Merupakantulang pipa dengan sebuah- batang dan dua

ujung=danlebih=pendek=dari=pada=ulna.==

1) Ujung Atas Radius

Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk

kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi

dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala Radius

bersendi dengan takik Radial dari Ulna. Di bawah kepala


terletak leher, dan di bawah serta di sebelah Medial dari

leher ada Tuberositas Radii, yang dikaitkan pada

Tendondari Insersi otot bisep.

2) Batang Radius

Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih

bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati

ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan

terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada

ulna memberi kaitan kepada Flexor Pronator yang

letaknya dalam di sebelah Posterior memberi kaitan pada

Extensor dan Supinator di sebelah dalam lengan bawah

dan tangan Ligamentum Interosa berjalan dari Radius ke

ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan

lengan bawah.

3) Ujung Bawah Radius

Agak berbentuk segi empat dan masuk dalam

formasi dua buah sendi. Persendian Inferior dari ujung

bawah Radius bersendi dengan Skafoid (Os Navikular

Radi) dan tulang Semilunar (Linatum) dalam formasi

persendian pergelangan tangan. Permukaan di sebelah

medial dari ujung bawah bersendi dengan kepala dari

Ulna dalam formasi persendian Radio-Ulnar Inferor.

Sebelah Lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah

menjadi Prosesus Stiloid Radius.


b) Ulna

Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang

mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah

tulang sebelah Medial dan lengan bawah dan lebih panjang

dari Radius atau tulang pengumpil. Kepala Ulna ada di

sebelah ujung bawah.

1) Ujung Atas Ulna

Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.

Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang

dan tepat masuk di dalam Fossa Olekranon dari Humerus.

Prosesus Koronoideus dari Ulna menonjol di depannya,

lebih kecil dari pada Prosesus Olekranon dan tepat masuk

di dalam Fossa Koronoid dari Humerus bila siku

dibengkokan.

2) Batang Ulna

Makin mendekati ujung bawah makin mengecil.

Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan

dari pergelangan tangan dan jari-jari. Otot-otot Flexor

datang dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari

permukaan Posterior. Otot yang mengadakan Pronasi

atau perputaran ke depan, dan otot yang mengadan

supinasi atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga

dikaitkan kepada batang Ulna.

3) Ujung Bawah Ulna


Dua Eminensi atau peninggian timbul di atasnya.

Sebuah Eminensi kecil bundar, kepala Ulna, mengadakan

sendi dengan sisi Medial dari ujung bawah Radius dalam

formasi persendian Radio-Ulnaris Inferior. Sebuah

Prosesus runcing, Prosesus Stiloideus menonjol ke bawah

dari belakang ujung bawah.

Gambar 2.1 Anatomi Ossa Antebrachi

2. Fisiologi Ossa Antebrachi

a) Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.

b) Melindungi organ tubuh.


c) Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan

kontraksidan pergerakan).

d) Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang.

e) Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

3. Patologi Ossa Antebrachi

Pemeriksaan Ossa Antebrachi ditujukan untuk indikasi patologis

sebagai berikut :

a. Trauma (Kecelakaan)

1) Fraktur

Fraktur adalah Patah pada tulang.

2) Fisura

Fisura adalah retak pada tulang.

3) Dislokasi

Dislokasi adalah tulang keluar dari mangkok sendi.

4) Luksasi

Luksasi lebih ringan dari dislokasi.

5) Ruptur

Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.

b. Artheritis

Artheritis adalah suatu radang pada persendian.

c. Osteoma

Osteoma adalah suatu kanker pasa tulang.

d. Benda Asing (Corpus Alienum)====================

Benda asing yatu benda yang tidak seharusnya ada dalam


sistem Fisiologi dan mengganggu sirkulasi tubuh atau sistem

Fisiologi tubuh.

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

1. Proyeksi Antero Posterior (AP)

a) Posisi Pasien : Pasien duduk ditepi meja pemeriksaan.

b) Posisi Obyek : Lengan dan tangan diatur dengan posisi

true AP dimana bagian,pergelangan tangan

dan sendi siku tercakup dalam film.

c) Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap film.

d) Central Point : Pertengahan tulang lengan bawah.

e) FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.2 Posisi dan Hasil Radiograf Proyeksi AP

2. Proyeksi Lateral

a) Posisi Pasien : Pasien Duduk Ditepi Dan Ujung Meja

Pemeriksaan·
b) Posisi Obyek : Tekuk Sendi Siku 90°. Atur Lenga Posisi

Lateral.

c) Central Ray : Vertikal Tegak Lurus Film

d) Central Point : Pertengahan Tulang Lengan Bawah

e) FFD : 90-100 cm. :

Gambar 2.3 Posisi Dan Hasil Radiograf Lateral


BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan

Di Radiologi RS. Pelamonia Makassar pada tanggal Desember

2016, Pukul 10:55 WITA

B. Kronologis Riwayat Pasien

C. Persiapan Pasien

Pemeriksaan Ossa Antebrachi tidak ada persiapan secara

khusus, cukup dengan membebaskan objek yang akan difoto dari

benda-benda yang mengganggu hasil Radiograf, seperti gelang dan

jam tangan.

D. Prosedur Kerja

1. Mencatat data pasien pada buku registrasi pasien.

2. Menyiapkan alat dan bahan, seperti pesawat dan kaset.

3. Mempersilahkan pasien masuk di ruang pemeriksaan.

4. Pasien diarahkan untuk mengikuti intruksi Radiographer.

5. Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang

akan menghalangi pemeriksaan.

6. Mengatur faktor eksposi yang akan digunakan (kV dan mAs).

7. Mengatur jarak antara sumber sinar ke film (FFD), central point

(CP), dan central ray (CR).

8. Melakukan pengambilan gambaran radiograf.

9. Mengolah film di computed radiography.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Data Pasien

a. Nama :

b. Umur : tahun

c. Jenis Kelamin :

d. Klinis :

e. No. Urut :

2. Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan

a. Pesawat Rontgen

1) Merek Pesawat : X-Ray Toshiba

2) Kapasitas : (150 kV), (32,0 mAs)

3) No. seri : 6K0914

4) Type : 09BZ6011

5) Buatan : Japan

b. Meja Pemeriksaan : Konvensional

c. Prosessing Film : Computed Radiography

d. Kaset : CR Ukuran 24cm x 30cm

e. Film : CR Merk AGFA ukuran 24cm x 30cm


Gambar 2.4 Pesawat Sinar-X dan Meja Pemeriksaan

Gambar 2.5 Computer Radiography


Gambar 2.6 Film Computed Radiography

3. Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi

a. Pengertian Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi

Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi adalah pemeriksaan

radiologi untuk Ossa Antebrachi dengan menggunakan

proyeksi AP dan Lateral, dengan tujuan untuk melihat anatomi,

fungsi dan kelainan pada Ossa Antebrachi.

b. Tujuan Pemeriksaan Ossa Antebrachi

Untuk mengetahui struktur Ossa Antebrachi dengan

proyeksi tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada

daerah tersebut.
c. Proyeksi

1) Proyeksi Antero Posterior (AP)

a) Posisi Pasien : Duduk menyamping pada tepi

meja pemeriksaan.

b) Posisi Obyek : Letakkan Ossa Antebrachi

ditengah kaset dalam posisi true

AP. Wrist Joint dan Elbow Joint

masuk diatas kaset.

c) Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap

bidang kaset.

d) Central Point (CP) : Pertengahan Ossa Antebrachi

e) FFD : 90-100cm

f) Kolimasi :

1. Batas Atas 1/3 Distal Os Humerus

2. Batas Bawah Wrist Joint

g) Faktor Eksposi : kV, mA, msec

h) Prosesing Film : Computed Radiography (CR)

2) Proyeksi Lateral

a) Posisi Pasien : Duduk menyamping pada tepi

meja pemeriksaan.

b) Posisi Obyek : Elbow joint flexio 90°, letakkan

Ossa Antebrachi Sinistra ditengah

kaset dengan tepi Ulnaris

menempel pada kaset. Elbow joint


juga menempel pada kaset, Ossa

Manus dan Ossa Antebrachi

dalam keadaan True Lateral.

c) Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap

bidang kaset.

d) Central Point (CP) : Pertengahan Ossa Antebrachi

e) FFD : 90-100cm

f) Kolimasi :

1. Batas Atas 1/3 Distal Os Humerus

2. Batas Bawah Wrist Joint

g) Faktor Eksposi : kV, mA, msec

h) Prosesing Film : Computed Radiography (CR)

4. Analisis Radiografi

a) Hasil Radiografi

b) Kriteria Gambar

c) Hasil Interpretasi Dokter

d) Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto


B. Pembahasan Laporan Kasus

Dalam laporan ini dibahas tentang Teknik penatalaksanaan

pemeriksaan Ossa Antebrachi, umumnya dengan menggunakan

Proyeksi Anterio Posterior (AP) dan Lateral.Pada Proyeksi Anterio

Posterior (AP) Ossa Antebrachi akan terlihat secara keseluruhan dari

arah depan, sedangkan dengan proyeksi Lateral Ossa Antebrachi

akan terlihat secara keseluruhan dari samping. Teknik pemeriksaan

Ossa Antebrachi di Radiologi RS. Pelamonia Makassar diawali

dengan persiapan pasien yaitu dengan melepaskan benda-benda

penyebab Artefak yang dapat menggangu hasil Radiograf. Lalu

dilanjutkan dengan memposisikan pasien sesuai dengan jenis

pemeriksaan yang akan dibuat.

Pada kasus ini sesuai dengan surat pengantar dari IGD RS.

Pelamonia Makassar adalah pemeriksaan Ossa Antebrachi Sinistra

dengan proyeksi Anterio Posterior(AP) dan Lateral, karena pasien

kooperatif (bisa diajak kerjasama), sehingga pada saat diposisikan

AP, pasien merasa nyaman sehingga dilakukanlah proyeksi rutin yaitu

Anterior Posterior (AP) dan Lateral sebagai penunjang diagnosa

dengan persetujuan dari Dokter.

Pasien pada saat itu menggunakan kursi roda sehingga

langsung diatur kursi pasien tepat disamping meja pemeriksaan,

kemudian dilakukan posisi obyek yaitu Ossa Antebrachi diposisikan

Anterior Posterior (AP) terlebih dahulu, dilanjutkan dengan Proyeksi

Lateral (film dibagi dua). Ossa Antebrachi tepat menempel diatas


kaset dengan batas atas pada Wrist Joint dan batas bawah pada 1/3

Distal Os Humerus. Kemudian dilanjutkan dengan pengaturan Central

Point, Focus Film Distance (FFD), Central Ray, dan pengaturan faktor

eksposi yaitu kV, mA, dan msec.

Pada hasil Radiograf tampak terjadi Fraktur (patah tulang) pada

Os Radius dan Os Ulna Sinistra. Jenis Fraktur yang terjadi yaitu

Fraktur 1/3 tengah Antebrachi(Fraktur yang garis patahnya tegak lurus

terhadap sumbu panjang tulang). Biasanya pada kasus fraktur

semacam ini, pengobatan patah tulang dapat dilakukan melalui alat

Imobilisasi dengan pemasangan Pen, hal ini untuk mempertahankan

kedudukan tulang dalam posisi yang benar (anatomis) sampai tulang

menyambung kembali dan Pen bisa dilepas. Dengan melaksanakan

teknik yang sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang tepat, maka

akan menghasilkan sebuah Radiograf yang baik dan benar, disamping

dapat menghindari kesalahan yang fatal dalam proses pengambilan

radiograf, sehingga pengulangan foto dapat diminimalisasi mengingat

radiasi Sinar-X berdampak biologis pada tubuh.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik pemeriksaan Ossa Antebrachii di Radiologi RS.

Pelamonia Makassar disesuaikan dengan kondisi pasien yang

Kooperatif sehingga menggunakan proyeksi AP dan Lateral sebagai

penunjang diagnosa suatu penyakit.

B. Saran

1. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien

agar pasien paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang

akan dilakukan

2. Sebaiknya memperhatikan Faktor Eksposi dan Kolimasi agar

meminimalisasi radiasi yang diterima pasien, petugas, dan

masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP :
PANGGILAN :
NIM :
KELAS :
T.T.L :
ASAL DAERAH :
ASAL SMA :
ALAMAT :
HOBBY :
CONTACT PERSON
HP :
FACEBOOK :
EMAIL :
PENGALAMAN ORGANISASI :
JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT:
PKL I : Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi Pada
Kasus Fraktur di RS. Pelamonia Makassar Tahun
2016
LAMPIRAN 2
FOTOCOPY SURAT PENGANTAR FOTO
LAMPIRAN 3
FOTOCOPY HASIL BACA FOTO LAPORAN KASUS
LAMPIRAN 4
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
RS. PELAMONIA MAKASSAR
LAMPIRAN 5
DENAH RUANGAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI RS
LAMPIRAN 6
DENAH RUANG PROCESING FILM
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI KEGIATAN MAHASISWA PKL I

Anda mungkin juga menyukai