Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL I) merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk menambah wawasan sekaligus meningkatkan

kompetensi mahasiswa khususnya pada bidang radiologi sehingga

mahasiswa tidak hanya menguasai teori saja akan tetapi juga mampu

secara praktek melakukan tindakan Pemeriksaan Radiologi.

Pemeriksaan Radiologi saat ini semakin berkembang seiring

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang radiologi.

Pemeriksaan radiologi itu sendiri memiliki peran penting dalam bidang

kedokteran yaitu mendiagnosa suatu penyakit.

Seiring kemajuan zaman, salah satu dampak kemajuan teknologi

adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini yang

mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan

raya, yang dapat menyebabkan cedera pada anggota gerak atau yang

disebut dengan fraktur. Fraktur atau patah tulang ini merupakan salah

satu keadaan medik yang harus segera ditangani secara cepat, tepat

dan sesuai dengan prosedur penatalaksanaan patah tulang, sebab

sering kali penanganan patah tulang ini dilaksanakan secara keliru

oleh masyarakat atau orang awam di tempat kejadian kecelakaan.

Beranjak dari hal ini, maka pemeriksaan radiologi menjadi hal

yang sangat penting dalam menentukan diagnose suatu penyakit

salah satunya pada kasus fraktur. Penemuan sinar-x oleh Prof. Willem

1
Conrad Roentgen pada penghujung tahun 1895 telah membuka

cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggak

sejarah yang paling penting untuk saat ini.

Pemeriksaan Os Humerus adalah salah satu pemeriksaan

radiologi, pada Os Humerus yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur

adalah patah tulang yang biasanya di sebabkan oleh adanya

kekerasan yang timbul secara mendadak. Proyeksi yang di gunakan

dalam pemeriksaan Os Humerus di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

adalah proyeksi AP dan Lateral. Laporan kasus ini penulis ingin

mengetahui manfaat pemeriksaan Os Humerus dengan proyeksi AP

dan Lateral di Instalasi Radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

untuk mendukung diagnosa suatu penyakit atau fraktur. Dengan

alasan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam

bentuk tulisan dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN OS HUMERUS

PADA KASUS FRAKTUR”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik pemeriksaan Os Humerus pada kasus fraktur di

Instalasi Radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui teknik pemeriksaan Os Humerus pada kasus fraktur

di Instalasi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera.

2. Mengetahui pembahasan kasus dari hasil radiografi Os Humerus

di Instalasi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera.

2
D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan tentang teknik pemeriksaan Os

Humerus di Instalasi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera.

2. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan peneliti mengenai

pemeriksaan Os Humerus pada kasus fraktur.

3. Manfaat Institusi

Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi petugas atau

radiographer untuk melakukan pemeriksaan Os Humerus pada

kasus Fraktur di Instalasi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera.

4. Manfaat Masyarakat

Dapat menjadi informasi bagi masyarakat umum tentang

bagaimana pemeriksaan Os Humerus di Radiologi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Gambaran Umum RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

RS. Akademis Jaury Jusuf Putera adalah rumah sakit swasta

kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini

juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

Pada tahun 1962, panglima Komando Daerah militer

(Pangdam) XIV/ Hasanuddin Kolonel M, Jusuf memanggil Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin di Makassar dr R.A

Ma’roef ke bandar udara Mandai sebelum bersangkutan terbang

ke Jakarta. Dr. Ma’roef ketika itu selain menjabat Dekan, juga aktif

sebgai internist (ahli penyakit dalam) di RS. Plamonia (dahulu

dikenal sebagai rumah sakit tentara) dan juga RS. Stella Maris.

Bersama Ir. Ang yang ketika itu bekerja di PU, cepat-cepat

disiapkan konsep rumah sakit tipe B dengan beberapa masukan

(input) dari rumah sakit yang ada di Ujung Pandang ketika itu. Jadi

begitu Panglima Jusuf kembali dari Jakarta, dengan mantap

Ma’roef menunjukkan sebuah maket/denah rumah sakit seolah-

olah hasil rancangan asli. Tetapi tidak menjadi masalah karena

Jusuf tidak menanyakannya. Buktinya ia langsung memerintahkan

agar rumah sakit itu segera dibangun. Lokasinya telah ditentukan

yaitu sebuah kuburan Cina tua yang terletak disamping pasar

4
sentral, kota Makassar. Pertimbangan lokasi dikota telah

dipikirkan secara matang. Pertama lokasinya dekat pasar sentral

pusat dari angkutan kota maupun dari luar kota sehingga pasien

dan pengunjung lain mudah mencapainya. Yang Kedua, adanya

kuburan ditengah kota dianggap tidak patut lagi dari segi tata kota

sehingga lahannya lebih baik dimanfaatkan untuk kepentingan

umum.

Misi dan Motto pertama RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

ini, yaitu sebagai rumah sakit peringatan (memorial hospital) justru

hanya terlihat dari nama dan sebuah patung ukuran yang sedikit

lebih besar dari yang sebenarnya dari Jaury yang berumur sekitar

4 tahun. M. Jusuf menegaskan bahwa Rumah Sakit Akademis

Jaury Jusuf Putera tersebut mempunyai tiga misi utama. Pertama,

sebagai Rumah Sakit Akademis mahasiswa kedokteran (teaching

hospital), kedua, sebagai memorial hospital, ketiga, sebagai

tempat pertolongan bagi masyarakat yang memerlukannya, tanpa

memandang golongan, keturunan, pangkat atau kemampuan

membayar.

Perkembangan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera memasuki

tahapan penting pada tahun 1991 lalu. Pada waktu itu, Ketua

Yayasan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera. Jusuf memutuskan

untuk melakukan rehabilitasi besar-besaran seluruh

pembangunan fisik dan peralatan yang ada. Memang sejak

dioperasikan pertama kali tahun 1963, Rumah Sakit Akademis

5
tersebut secara parsial terus diperbaiki atau ditambah

peralatannya, tetapi agaknya itu tidak mampu mengejar

kebutuhan yang ada, sejalan dengan semakin besarnya pasien

yang berobat dan semakin banyaknya calon-calon doter dari FK

Unhas yang berpraktek disana. Beberapa peralatan baru dan

ruangan-ruangan pengobatan khusus seperti ruangan operasi dan

ICU dibangun antara saat itu sampai tahun 1991. Malahan

ruangan sekelas dengan super Vip juga ditambahkan pada

kompleks RS Akademis Jaury, tetapi tetap saja belum memenuhi

permintaan masyarakat yang semakin besar.

RS. Akademis Jaury Jusuf Putera memiliki Falsafah, visi dan

misi serta Motto dalam pelayanan rumah sakit.

a. Falsafah RS Akademis Jaury Jusuf Putera

Landasan idiil dan konsitusional pancasila dan undang-

undang dasar 1945 mengharumkan untuk selalu menjunjung

tinggi nilai luhur etika profesi yang mengutamakan kepentingan

pasien.

Menghindari terjadinya tambahan beban penderitaan

pasien yang diupayakan dengan mengatasinya secara

sungguh-sungguh.

Kegiatan di Rumah Sakit menjunjung tinggi Etika Rumah

Sakit Indonesia (ERSI).

6
b. MISI R.S Akademis Jaury Jusuf Putera

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

2. Sebagai Rumah Sakit “memorial” untuk mengenang Jaury

Jusuf Putera yang meninggal pada tanggal 31 Oktober 1960

3. Mencerdaskan bangsa dengan menyediakan fasilitas untuk

pendidikan kedokteran dan bidang kesehatan lainnya.

c. VISI R.S AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA

Sebagai Rumah Sakit memorial dalam melaksanakan

misinya yang memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau,

serta menyediakan fasilitas untuk pendidikan.

Motto RS. Akademis Jaury Jusuf Putera


SIKAMASEANG
S : Senyum , sapa, salam adalah bagian dari pelayananmu
I : Itikad baik dalam beperilaku
K : Kasih pada sesamamu
A : Awali tugasmu dengan niat dan doa
M : Mantap dalam bertindak
A : Ambil hikmah dari semua tindakan yang dilakukan
S : Setia dan jujur dalam tugas
E : Emban tugas muliamu dengan penuh rasa tanggung jawab
A : Amalkan Sapta Prasetia RSAJ
N : Nyatakan ucapan dalam pembuatan yang tulus dan ikhlas
G : Gagal adalah pantanganmu

7
2. Gambaran Umum Unit Radiologi

RS Akademis Jaury Jusuf Putera memiliki instalasi radiologi

sebagai penunjang diagnostic. Instalasi radiologi merupakan salah

satu instalasi penunjang medis yang memberikan layanan

pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa

foto/gambar untuk membantu dokter dalam penegakkan diagnosa.

Bangunan radiologi di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

merupakan bangunan yang terpisah dari bangunan utama letaknya

strategis mudah dijangkau oleh pasien, khususnya pasien rawat

inap dan rawat jalan untuk mendapatkan pelayanan, processing di

RS Akademis Jaury Jusuf Putera ini menggunakan processing CR.

Ruangan radiologi memiliki 2 ruangan diantaranya yaitu, Ruangan

tunggu pasien dan Ruangan administrasi.

Ruang pemeriksaan yang terdiri dari 3 ruangan dimana kamar

1 memakai pesawat x-ray CR sering digunakan untuk pasien

koperatif, kamar 2 memakai pesawat mobile untuk pasien

nonkoperatif, dan kamar 3 menggunakan pesawat fluroskopi, tapi

dikamar 3 hanya sering digunakan untuk pasien yang

menggunakan bahan kontras.

a. Ruang processing film

b. Ruang Usg

c. Ruang Ct-scan.

Ruangan radiologi ini terletak ditengah-tengah, disebelah

barat dekat dari ruangan ICU, Dahlia. Dari arah selatan dekat

8
dengan ruangan Mawar, Seruni, dan Cempaka. Dari arah timur

dekat dengan ruangan Poliklinik, Paviliun, Mawar dan Anggrek.

Dari arah utara, pasien rawat jalan langsung menemukan ruangan

radiologi yang berhadapan dengan ruangan Ct-scan.

9
Tabel 2.1 Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan Rontgen PKL 1 Di RS.
Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar periode 21 November - 31
Desember 2016
JENIS
No TARGET REALISASI %
PEMERIKSAAN
1 Thorax 25 13 52
2 Lumbosacral 3 4 133,3
3 Humerus 3 2 66,6
4 Genu 3 1 33,3
5 Abdomen 2 4 200
6 Pelvis 3 1 33,3
7 Ossa Pedis 3 2 66,6
8 Shoulder joint 3 2 66,6
9 BNO IVP 1 1 100
10 Colon In Loop 2 1 50
11 Cranium 3 3 100
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan table 2.1 maka dapat dilihat bahwa pemeriksaan

Radiologi di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar selama PKL 1

terdapat 11 macam pemeriksaan Rontgen. Pemeriksaan yang paling

sering dilakukan adalah pemeriksaan Thorax dengan jumlah 13

pemeriksaan, dan pemeriksaan yang jarang dilakukan adalah

pemeriksaan dengan menggunakan media kontras, seperti BNO-IVP, dan

Colon In Loop.

10
B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi

1. Anatomi Fisiologi

Os Humerus adalah tulang lengan panjang yang kokoh yang

membentang dari bahu ke siku. Upper Extremity, ujung bagian

atas terdiri dari kepala bulat besar yang tergabung dalam tubuh

dengan porsi yang terbatas disebut leher, dan dua eminences,

yang lebih besar dan tuberkel kecil.

Kepala (caput humeri). Kepala, hampir setengah bola dalam

bentuk, 54 diarahkan ke atas, dan sedikit ke belakang, dan

artikulasi dengan rongga glenoid skapula. Keliling dari permukaan

artikular agak terbatas dan disebut sebagai anatomi leher,

berlawanan dengan penyempitan di bawah disebut tuberkel bedah

yang sering leher kursi patah. Fraktur leher anatomi jarang terjadi.

Anatomi leher (collumanatomicum) adalah diarahkan miring,

membentuk sudut tumpul dengan tubuh. Cara terbaik adalah

ditandai di bagian bawah dari lingkar di bagian atas ini diwakili

oleh alur sempit yang memisahkan kepala dari tuberkel.

Tuberculum mayora, lebih tuberositas .- tuberkulum semakin

besar terletak di sebelah lateral kepala dan tuberculum minus.

Permukaan atasnya bulat dan ditandai oleh tiga flat jejak: tertinggi

ini memberikan penyisipan ke supraspinatus; tengah ke

infraspinatus; yang paling rendah, dan tubuh tulang selama kira-

kira 2,5 cm di bawahnya, ke teres minor. Permukaan lateral

11
tuberkulum yang lebih besar adalah cembung, kasar, dan terus

menerus dengan permukaan lateral tubuh.

Lesser Tuberkulum.- tuberkulum yang lebih kecil, walaupun

lebih kecil, lebih menonjol daripada yang lebih besar: itu terletak di

depan, dan diarahkan medialward dan maju. Di atas dan di depan

menyajikan kesan bagi masuknya tendon dari subsscapilaris.

Tuberkulum dipisahkan dari satu sama lain dengan alur yang

dalam, yang intertuberkularis groove yang loge tendon panjang

biseps dari brachii dan mengirimkan sebuah cabang dari arteri

anterior sirkum fleksa humeri ke bahu-sendi. Ini berjalan miring ke

bawah, dan berakhir di dekat persimpangan atas dengan

sepertiga tengah tulang. Dalam keadaan segar bagian atasnya

ditutup dengan lapisan tipis tulang rawan, dibatasi oleh

perpanjangan dari membran sinovial dari sendi bahunya bagian

bawah memberikan penyisipan ke tendon dari latisimus dorsi. Hal

ini dalam dan sempit di atas, dan menjadi dangkal dan sedikit

lebih luas seperti itu turun. Bibir disebut, masing-masing, puncak-

puncak yang lebih besar dan lebih kecil tuberkel dan membentuk

bagian atas dan medial anterior perbatasan tubuh tulang.

Corpus humeri .- Tubuh hampir silindris di separuh bagian

atas luas, prismatik dan rata di bawah ini, dan memiliki tiga

perbatasan dan tiga permukaan.

Borders.-perbatasan anterior berjalan dari depan tuberkulum

yang lebih besar di atas ke coronoidfosa di bawah, memisahkan

12
antero-medial dari permukaan antero-lateral. Bagian atasnya

adalah punggungan terkemuka, puncak tuberkulum lebih besar,

melainkan berfungsi untuk penyisipan tendon dari pectoralis

major. Tentang pusatnya membentuk batas anterior dari

deltoideus tuberositas di bawah ini, itu halus dan bulat, memberi

lampiran ke brakialis. Bagian atas adalah setengah bulat dan tak

jelas ditandai, melayani untuk lampiran di bagian bawah dari

penyisipan dari teres minor, dan di bawah ini memberikan asal ke

kepala lateral tricepsbrachii; pusat yang dilalui oleh luas tapi

dangkal miring depresi, radialsulkus. Bagian bawah formulir yang

terkemuka, sedikit melengkung dari belakang ke depan,

supracondylar lateral punggungan, yang menyajikan sebuah bibir

anterior untuk asal brakioradialis di atas, dan ekstensor karpi

radialis longus di bawah ini, bibir posterior untuk triceps brachii,

dan punggung bukit menengah untuk lampiran septum

intermuskularis lateral.

2. Patologi

Macam-macam penyakit pada tulang :

a) Osteomalcia

Osteomalcia adalah keadaan tulang yang menjadi

lunglai, keadaan tulang seperti ini disebabkan oleh kurangnya

vitamin D atau bisa disebabkan oleh metabolism pada tubuh.

Penyakit tulang osteomalcia hampir sama dengan

osteoporosis tulang akan mudah keropos dan patah.

13
b) Rickets

Penyakit rickets sering terjadi pada anak-anak yang

sedang dalam masa pertumbuhan. Penyakit ini disebabkan

oleh penumpukkan kalsium pada tulang atau akibat radiasi

matahari.

c) Fraktur

Fraktur patah atau retaknya tulang. Fraktur dibedakan

menjadi dua yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang

tertutup. Patah tulang tertutup terjadi apabila tulang yang

patah tetap terlindungi oleh otot dan kulit. Sedang patah

tulang terbuka terjadi apabila tulang yang patah merobek otot

dan kulit sehingga mencuat kepermukaan.

Gambar 2.1 Anatomi Os Humerus

14
C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

1. Posisi Antero Posterior (AP)

a. Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine)

dengan lengan bawah dan tangan dalam

posisi AP menempel pada kaset.

b. Posisi Obyek : Posisikan Os Humerus dengan Mid Os

Humerus pada pertengahan kaset dan

ekstensikan kedua bahu sehingga sejajar.

c. Ukuran Kaset : 35x43 cm

d. Central Ray : Tegak Lurus Horizontal atau Vertikal.

e. Central Point : Mid Os Humerus

f. Kolimasi :

1) Batas Atas : Shoulder Joint

2) Batas Bawah : Elbow Joint

g. FFD : 100 cm

Gambar 2.2 Proyeksi Antero Posterior (AP)

15
2. Posisi Lateral

a. Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine).

b. Posisi Objek : Tangan diletakkan dipinggang sehingga

sendi siku membentuk sudut 45o.

c. Ukuran Kaset : 35 x 43 cm

d. Central Ray : Horizontal tegak lurus bidang film

e. Central Point : Mid Os Humerus

f. Kolimasi :

1) Batas atas : Shoulder Joint

2) Batas bawah : Elbow Joint

g. FFD : 100 cm

Gambar 2.3 Proyeksi Lateral

16
BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A. Tempat Dan Waktu Pemeriksaan

Di Instalasi Radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera pada

tanggal 24 November 2016, Pukul 11:00 WITA

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pada tanggal 24 November 2016 sekitar pukul 11.00 WITA, An.R

datang ke Instalasi Radiologi RS Akademis Jaury Jusuf Putera

dengan diantar keluarganya. Pada saat itu keluarga yang

mendampingi membawa permintaan foto Os Humerus karena pasien

jatuh dari area bermain anak-anak dengan diagnosa fraktur pada

humerus dextra.

C. Persiapan Pasien

1. Pasien di instruksikan melepas benda-benda yang dapat

mengganggu hasil radiograf.

2. Pasien tidak boleh bergerak pada saat di ekspose.

D. Prosedur kerja

1. Mencatat data pasien pada buku registrasi pasien.

2. Menyiapkan alat dan bahan, seperti pesawat dan kaset.

3. Mempersilahkan pasien masuk di ruang pemeriksaan.

4. Pasien diarahkan untuk mengikuti intruksi Radiographer.

5. Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang

akan menghalangi pemeriksaan.

6. Mengatur faktor eksposi yang akan digunakan (kV dan mAs).

17
7. Mengatur jarak antara sumber sinar ke film (FFD), central point

(CP), dan central ray (CR).

8. Melakukan pengambilan gambaran radiograf.

9. Mengolah film di computed radiography.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1) Data Pasien

a. Nama : An. R

b. Umur : 4 thn

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Diagnosa : Close Fraktur

e. No.Foto : 235731

f. Alamat : Jl. Ujung Pandang Baru No.12

2) Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan

a. Pesawat Sinar-X

1. Merek : SIEMENS

2. Type : MULTIX SWING

3. Made in : Germany

4. Manufactured : Desember 2006

5. Max Volteage : 135kV

6. No. seri : 359606

7. No. model : 4801200

b. Kaset Computed Radiography (CR) ukuran 35cm x 43cm

c. Alat processing Computed Radiography

d. Film Computed Radiography (CR ) ukuran 30 cm x 40 cm

19
Gambar 4.1 Pesawat X-Ray dan Ruang Pemeriksaan di Radiologi RS.
Akademis Jaury Jusuf Putera

Gambar 4.2 Kaset Computed Radiography (CR) di Radiologi RS.

Akademis Jaury Jusuf Putera, 2016

20
Gambar 4.3 Processing Computer Radiograf.

Gambar 4.4 Film Computed Radiography (AGFA)

21
3) Teknik Pemeriksaan Os Humerus

a. Pengertian Teknik Pemeriksaan Os Humerus

Teknik Pemeriksaan Os Humerus adalah pemeriksaan

radiologi untuk Os Humerus dengan menggunakan proyeksi AP

dan Lateral, dengan tujuan untuk melihat anatomi, fungsi dan

kelainan pada Os Humerus. Pemeriksaan Os Humerus di

Instalasi Radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera umumnya

dilakukan dengan proyeksi AP dan Lateral.

b. Tujuan Pemeriksaan

Untuk mengetahui struktur Os Humerus dengan proyeksi

tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah

tersebut.

c. Proyeksi

1) Proyeksi Antero Posterior (AP)

a) Posisi Pasien : Pasien erect didepan stand kaset

b) Posisi Objek : Posisi Os Humerus dengan Mid Os

Humerus pada pertengahan kaset

dan ekstensikan kedua bahu

sehingga sejajar

c) Central Ray : Tegak lurus terhadap bidang kaset

d) Central Point : Pertengahan Os Humerus

e) FFD : 100 CM

f) Kolimasi :

1. Batas Atas : Shoulder Joint

22
2. Batas Bawah : 1/3 Proksimal Ossa Antebrachii

g) Faktor Eksposi : 40 kV, 6 mAs

h) Prosesing Film : Computed Radiography (CR)

Gambar 4.5 Proyeksi AP

2) Proyeksi Lateral

a) Posisi Pasien : Pasien erect di depan stand kaset

b) Posisi Obyek : Tangan diletakkan di pinggang

sehingga sendi siku membentuk 45o

c) Central Ray : Tegak lurus terhadap bidang

d) Central Point : Pertengahan Os Humerus

e) FFD : 100cm

f) Kolimasi :

1. Batas Atas : Shoulder Joint

2. Batas Bawah : 1/3 Proksimal Ossa Antebrachii

g) Faktor Eksposi : 40 kV, 6 mAs

h) Prosesing Film : Computed Radiography (CR)

23
Gambar 4.6 Proyeksi Lateral

4. Analisis Radiografi

a) Hasil Radiografi

Proyeksi AP Proyeksi Lateral


Gambar 4.7 Hasil Radiografi Os Humerus

24
b) Kriteria Gambaran

1. Proyeksi AP :

a. Tampak Elbow Joint dan Shoulder Joint

b. Os Humerus dalam posisi true AP

2. Proyeksi Lateral :

a. Elbow dan shoulder joint masuk dalam lapangan penyinaran.

b. Os Humerus dalam posisi true lateral, Epicondylus

superposisi, tuberositas minor jelas, dan tuberositas mayor

superposisi.

c) Hasil Interpretasi Dokter

1. Tampak Fraktur lama distal Os Humerus kanan posisi tulang

overlapping.

2. Sela sendi dislokasi.

d) Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto :

1. Kelebihan hasil foto : Densitas dan kontras cukup baik.

2. Kekurangan hasil foto : Kolimasi dibatasi

25
B. Pembahasan Laporan Kasus

Dalam laporan ini dibahas tentang Teknik Pemeriksaan Os

Humerus, umumnya dengan menggunakan Proyeksi Anterio Posterior

(AP) dan Lateral.Pada Proyeksi Anterio Posterior (AP) Os Humerus

akan terlihat secara keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan

proyeksi Lateral Os Humerus akan terlihat secara keseluruhan dari

samping. Teknik pemeriksaan Os Humerus di Radiologi RS. Akademis

Jaury Jusuf Putera Makassar diawali dengan persiapan pasien yaitu

dengan melepaskan benda-benda penyebab Artefak yang dapat

menggangu hasil Radiograf. Lalu dilanjutkan dengan memposisikan

pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dibuat.

Pada kasus ini sesuai dengan surat pengantar dari dokter

radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar adalah

pemeriksaan Os Humerus Dextra dengan proyeksi Anterio Posterior

(AP) dan Lateral, karena pasien kooperatif (bisa diajak kerjasama),

sehingga pada saat diposisikan AP, pasien merasa nyaman sehingga

dilakukanlah proyeksi rutin yaitu Anterior Posterior (AP) dan Lateral

sebagai penunjang diagnosa dengan persetujuan dari Dokter.

Pada saat itu pasien diposisikan berdiri di depan stand kaset,

kemudian dilakukan posisi obyek yaitu Os Humerus diposisikan

Anterior Posterior (AP) terlebih dahulu, dilanjutkan dengan Proyeksi

Lateral (film dibagi dua). Os Humerus tepat menempel diatas kaset

dengan batas atas pada Shoulder Joint dan batas bawah pada Elbow

Joint. Kemudian dilanjutkan dengan pengaturan Central Point, Focus

26
Film Distance (FFD), Central Ray, dan pengaturan faktor eksposi yaitu

kV, mA, dan msec.

Pada hasil Radiograf tampak terjadi Fraktur (patah tulang) pada

Os Humerus Dextra disertai sela sendi dislokasi. Biasanya pada kasus

fraktur semacam ini, pengobatan patah tulang dapat dilakukan melalui

alat Imobilisasi dengan pemasangan Pen, hal ini untuk

mempertahankan kedudukan tulang dalam posisi yang benar

(anatomis) sampai tulang menyambung kembali dan Pen bisa dilepas.

Dengan melaksanakan teknik yang sesuai dengan ketentuan dan

prosedur yang tepat, maka akan menghasilkan sebuah Radiograf

yang baik dan benar, disamping dapat menghindari kesalahan yang

fatal dalam proses pengambilan radiograf, sehingga pengulangan foto

dapat diminimalisasi mengingat radiasi Sinar-X berdampak biologis

pada tubuh.

27
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik pemeriksaan Os Humerus adalah pemeriksaan secara

radiologi dengan menggunakan sinar-x untuk mendiagnosa adanya

kelainan pada Os Humerus. Pemeriksaan Os Humerus di Instalasi

Radiologi RS. Akademis Jaury Jusuf Putera umumnya dilakukan

dengan proyeksi AP dan Lateral. Dimana semua proyeksi ini dapat

menunjang penegakan diagnosa dokter untuk perawatan pasien lebih

lanjut.

B. Saran

1. Kolimasi harus dibatasi agar pasien tidak perlu menerima radiasi

yang sia-sia.

2. Komunikasi yang baik dengan pasien sangatlah penting, agar

pasien memahami mengapa perlu melakukan hal-hal yang

diinstruksikan oleh petugas radiograf.

28
DAFTAR PUSTAKA

Brandt, 2000. Buku Ajar Patologi.Jakarta : EGC di akses 04 Desember


2016

Eguene D. Frank, B. W., & Smith, B. J. (2011). MERILL'S ATLAS


RADIOGRAPHIC & PROCEDURUES. Portland: ELSEVIER
MOSBY.

Patra, Wingghayarie. 2014. Prosedur Pemeriksaan (Online)


http://www.readyexpose.com di akses pada tanggal 04
Desember 2016.

Peace, 2009. AnatomidanFisiologi.Jakarta : EGC di akses pada tanggal


04 Desember 2016.

Rsajaury, 2008. Sejarah berdirinya rumah sakit (Online),


http://blogspot.co.id di Diakses 04 Desember 2016

29
LAMPIRAN-1
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : NURUL FAJRI AULIYAH


PANGGILAN : AULIYAH
NIM : 15088
KELAS : B
T.T.L : MAKASSAR, 24 JULI 1997
ASAL DAERAH : MAKASSAR
ASAL SMA : SMAN 04 MAKASSAR
ALAMAT : JL. TEUKU UMAR 11 NO. 32
HOBBY : MEMBACA
CONTACT PERSON
HP : 082194757844
Line : NUFAULIYAHH
EMAIL : aulnunu1@gmail.com
PENGALAMAN ORGANISASI :
1. Anggota OSIS SMA Negeri 4 Makassar periode 2014/2015
2. Grup Tari Xavierra tahun 2013
JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT :
PKL I : Teknik Pemeriksaan Os Humerus Pada Kasus
Fraktur di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Tahun
2016.

30
LAMPIRAN-2
FOTO SURAT PENGANTAR FOTO

Lembar Pengantar Pasien

31
LAMPIRAN-3
FOTO HASIL BACA LAPORAN KASUS

Hasil interpretasi dokter

Hasil interpretasi dokter

32
LAMPIRAN KE-4
STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI

DIREKTUR RS. Akademis Jaury Jusuf

Putera

Prof.dr.John.M.F.Adam,SP.PD-KE.MD

ICU KEPALA RUANGAN PENANGGUNG


JAWAB
INSTALASI INSTALASI
UGD RADIOLOGI
RADIOLOGI
dr. Achmad Dara
RAWAT JALAN Syahruddin, Sp.Rad
Awaluddin Wahid,S.Si
RAWAT INAP

RS LAIN ADMINISTRASI

KLINIK SARIPA RUGAYA

PRAKTEK RADIOGRAFER
SWASTA
SRI AMALIA

PEKARYA RUANGAN
HERAWATI
INSTALASI RADIOLOGI
ASRIYANA ANSHAR
SUBAENAH
WAHYUDI

SAHRUMAN

SAHRUMAN

33
LAMPIRAN KE-5
DENAH RUANGAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

C D E

B F

KET :

A : LOKET
B : RUANG PEMERIKSAAN 1
C : RUANG PEMERIKSAAN 2
D : PROCESSING FILM
E : RUANG PEMERIKSAAN 3
F : GUDANG
G : RUANG RAPAT

34
LAMPIRAN KE-6
DENAH RUANG PROCESSING FILM

A C

B D

KET :

A : Computer 1
B : Computer 2
C : Proses Film
D : Printer
E :Tempat cuci tangan setelah pemeriksaan

35
LAMPIRAN KE-7
DOKUMENTASI KEGIATAN PKL 1

Depan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera

Depan Instalasi Radiologi

36
Kegiatan saat Processing Foto

Kegiatan saat dibagian Administrasi

37
Aktivitas Bersama Radiografer

Bersama Kelompok dan Supervisi

38

Anda mungkin juga menyukai