3. Fulkrun (Pivot), yaitu sebuah titik gerak yang merupakan pusat dari pergerakan X-
Ray Tube dengan Cassette Tray.
Tinggi rendahnya Fulkrum dapat diatur sesuai denga lapisan obyek yang difoto.
4. Buki Table dan X-Ray Tube yang dihubungkan dengan Rod/Stick sehingga bisa
bergerak dengan arah yang berlawanan.
5. Control Box, yaitu panel yang terletak di ujung meja, dilengkapi dengan :
Tombol pengatur waktu/tebal lapisan objek.
Tombol untuk naik dan turun Fulkrun
Tombol penunjuk arah gerakan tube.
Tombol gerakan Bucky
Tombol menggerakkan tube dengan kode STray
6. Selain dari jenis tomography yg di atas, maka ada beberapa jenis tomography
lainnya. Pd dasarnya adalah sama yaitu untuk mendapatkan gambaran yg jelas.
3. Munculnya CT / Sejarah
- Dimulai dari tomografi tahun 1920, dimana peneliti telah menjajaki untuk
mengetahui emajing dari irisan demi irisan daris uatu objek.
Tahun 1921 IR. BOCAGE melakukan teknik Tomografi. Hasilnya: Terjadi
kekaburan detail kurang optimal.
- Timbul istilah ; Body section radiography, Stratigraphy (stratum = layer). Tahun
1935 Grosman menggunakan istilah tomography yang berasal dari kata tomos =
section.
- Tahun 1937 Watson mengembangkan teknik tomografi dengan istilah tranversal
section (cross section), kemudian berubah jadi tranverse axial tomography.
- Kelemahan dari tranversal section tidak menampakkan detail dan kejernihan
pada gambar untuk digunakan dalam diagnostic radiologi.
- Tahun 1917 Radon telah dapat merekonstruksi suatu gambar menjadi dua atau
tiga dimensi.
Penggunaannya dalam bidang :
Bidang astronomi yang merekontruksi bayangan matahari
Bidang mikroskopi yang merekonstruksi struktur molekuler dari bakteri
- Dengan demikian kekuarangan dari Watson dapat diatasi oleh Radon sehingga
image yang dihasilkan computer bersih, tajam dari struktur dari dalam organ.
- Tahun 1960 peneliti Oldendorf, Kuhl dan Edward telah mempermasalahkan hal
diatas dalam bidang nuklir medicine.
- Tahun 1963 Cormack juga telah mengaplikasikan teknik rekonstruksi dalam
nuklir medicine.
- Tahun 1967 Godfrey Hounsfield akhirnya mengaplikasikan teknik rekonstruksi
sehingga menghasilkan CT Scan kepala.
- Tahun 1969 Godfrey Hounsfiled dan Allan Cormack memadukan tomografi
dengan computer.
- Tahun 1970 – 1971 Godfrey Hounsfield mempublikasikan hasil penemuannya
melalui perusahaan peralatan elektronik dan music (EMI.LTD) Inggris dengan
nama EMI SCANNER (CT-Scan I -> khusus untuk kepala)
- Image rekonstruksi juga telah digunakan pada MRI dan Sonografi.
Keterbatasan radiografi dan tomografi konvensional dibandingkan dengan CT
RADIOGRAFI
- Hanya memperlihatkan struktur organ dari satu sudut pandang sesuai dengan posisi
yang digunakan.
- Tidak dapat diperlihatkan organ lain yang over laping dari satu sudut pandang.
- Sering terjadi perulangan foto akibat banyak factor.
- Tidak diperoleh gambaran radiograf murni yang dihasilkan dari radiasi primer kareba
sistim kolimasi yang tidak fix.
- Data-data pasien tidak dapat dimasukkan pada film secara lengkap.
TOMOGRAFI
- Dapat memperlihatkan struktur organ tertentu lebih jelas dengan system
pengaburan.
- System eliminasi dapat dilakukan dengan menentukan tinggi lapisan (fulcrum) dari
organ yang diinginkan.
- Radiigraf dari objek yang over leping tetap tidak dapat diperoleh.
- Dokumentasi hanya dilakukan dengan film.
- Hanya dapat memperlihatkan satu pandangan radiograf dalam keadaan kabur.
CT. SCANING
- Dapat memperlihatkan radiograf dari organ-organ yang over leping karena terlihat
dari potonngan melintang (cross section anatomy)
- Dapat memperlihatkan kontras dan detail yang lebih tinggi.
- Dapat memperlihatkan irisan demi irisan dari setiap objek.
- Dapat menentukan jenis lesi (kelainan) dengan menggunakan CT. number
- Dapat diukur besarnya lesi
- Dapat pula diukur jarak lesi terhadap organ lain.
- Suatu lesi dapat diperbesar ukurannya sehingga lebih jelas dengan zoom.
- Dokumentasi dapat dilakukan dalam bentuk; film, disket, pita/direkam.
- Pemberian data-data pasien lebih sempurna.
- Dilengkapi dengan dua kolimator, yaitu kolimator X-rat dan kol. Ketektor.
- Masuknya radiasi sekunder pada objek dapat dieliminir dengan kolimasi yang sudah
fix.
- Radiograf dari masing-masing irisan dapat di aplikasikan pada TV monitor.
Telah dilakukan pada tahun 1917, oleh Radon, seorang ahli matematika dari
Autria yang merekonstruksi bayangan (image) menjadi dua atau tiga dimensi dari objek
yang besar yang diproyeksikan dari berbagai arah.
Sebagai contoh adalah dalam bidang astronomi, yaitu bayangan matahari
direkosntruksi dalam bentuk mikroskopik dari bentuk molekul dari bakteri.
Hal yang sama dapat dilakukan dalam berbagai abjek diantaranya adalah tubuh
manusia.
Gambar. 1.1
Data Akuisisi (Acqusition data)
- Data akusisi adalah data transmisi X-ray yang berasal dari tubuh pasien.
- Data tersebut akan ditangkap oleh detector, guna seterusnya direkostruksi jadi
gambar.
Prosesnya dapat dilihat pada gambar 5.1
Gambar 5.1
Gambar 5.2
6. Perkembangan berdasarkan detector dan waktu scanning
a. Generasi pertama;
- Berkas sinar berbenuk pensil dan sejajar satu sama lain.
- Rotasinya datar/translate
- Hanya memiliki satu kolimator yaitu kolimator X-ray
- Memiliki 1 atau 2 detektor yang mengelilingi pasien.
- Tube dan detector akan bergerak 1o setelah selesai menseken.
- Demikian seterusnya sampai 180o hingga selesai irisan.
- Scanning generasi pertama ini disebut rectilinear pencil beam scanning
- Waktu scan yang dibutuhkan 4,5 sampai 5 menit.
b. Generasi kedua
- Didasarkan pada generasi pertama dengan gerakan translate atau datar
- Perubahan tambahan yang prinsip adalah :
Detektornya dalam bentuk susunan (array)
Jumlah detektornya 30 buah dipadukan (coupled) dengan X-ray.
- Berkas radiasi berbetuk fan (kipas)
- Total pergerakan tube dan detector 180o.
- Scanning generasi kedua ini disebut rectilinier multiple pencil beam scanning.
- Total waktu scanning untuk 1 irisan 20 detik sampai 3,5 menit.
c. Generasi ketiga
- Detektornya dalam bentuk susunan (array), jumlahnya 960 buah.
- Rotasinya 360o untuk satu irisan.
- Pasien dan gantry bergerak satu poin (one increnebt) sesuai tebal irisan.
- Waktu scanning semakin singkat yaitu sekitar 1 menit.
- Lobang gantrynya sangat besar dan bisa menscan seluruh tubuh.
- Scanning generasi ketiga ini disebut continuously rotating fan beam scanning.
- X-ray source mengcover lengkungan detector array dan bergerak 30 o – 40o atau
lebih besar.
d. Generasi keempat
- Generasi keempat dikembangkan mulai tahun 1980.
- Jumlah detektornya 4800 buah dalam bentuk array dan tersusun fix sepeti cincin
dalam lingkaran gantry.
- Rotasinya 360 untuk menghasilkan satu irisan.
- Menggunakan rotating anoda tube.
- X-ray tube ditempatkan dalam sirkuler detector array.
- Puncak dari fan yang memulai (originates) dari masing-masing detector.
- Pada tube bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam lingkaran maka satu dari
X-ray akan mengenai detector X-ray tersebut akan menghasilkan rentetan
(sequentially) selama pergerakan dari satu tempat ke tempat lain dalam lingkaran.
- Waktu scanning sangat singkat.
e. Generasi kelima
1. Meliputi :
CT Scan dari otak secara umum
CT scan dari os temporal
CT scan dari os orbits
CT scan dari pituitari
CT scan dari sinus
CT scan dari maksillofasial
CT scan dari temporomandibular joint
CT scan dari cebral angiografi
Ventrikel otak :
Ventrikel latral kiri dan kanan, berada pada hemisphere kiri dan kanan.
Vetrikel ketiga.
Vetrikel keempat.
b. Indikasi pemeriksaan :
Trauma, meta state, pendarahan intra cranial, atrofi otak.
Mengevaluasi tumor dan lessi vaskuler
Melihat gangguang pad apembuluh darah otak seperti aneurisme
Melihat kelainan yang berhubungan dengan congenital
Penyakit radang
c. Prosedur :
Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan secara khusus
Logam yang ada dikepala pasien seperti jepitan rambut, gigi palsu dan anting-anting
dilepas
Komunikasi yang baik dengan pasien.
Persiapan alat :
CT scan siap pakai
Film, selimut, standart infuse, anti histamine, O2, jarum suntik
Kapas alcohol, nier bekken, obat penenang, apron.
d. Pelaksanannya
Tanpa kontras :
Pasien tidur terlentang pad ameja pemeriksaan, kepala mengarah gantry
Kepala ditempatkan pada head set dengan keadaan hiperekstensi
Secara umum dagu menunduk sehingga IOML 25o dari vertical, seperti terlihat pada
gambar 22.41
Mid sagital plane dari pasien parallel dengan posisi longitudinal dari posisi cahaya
dari gantry
Interpupillary line parallel dengan posisi cahaya yang datang dari horizontal
Selanjutnya kepala diikat sebagai fiksasi, yang telah terpasang pada head set
Terakhir pasien diselimuti
Atur program/menu dan lakukan scenogram’setelah selesai scanning kontras, maka
dianalisa apakah perlu diberi kontras atau tidak.
Menggunakan bahan kontras
Sekitar 50-90% dari scan otak menggunakan bahan kontras
Bahan kontras yang digunakan adalah unsur Iodium
Pemasukan bahan kontras dapat dilakukan dengan suntikan secara bolus, atau bisa
juga dengan drip infuse tapi dilakukan secara pelan-pelan
Posisi dan penempatan pasien dama dengann scan tanpa kontras
Pada scan dengan kontras maka tidak semua irisan di scan tapi cukup pada daerah
yang dicurigai ada kelainan saja
Tebal slice dapat diperkecil sesuai dengan yang diinginkan
Kadang-kadang untuk scenogram (scout) dibuat dua macam irisan yaitu :
- Irisan pertama dari sadar tengkorak sampai ke dareh petrous pyramid.
- Biasanya tebal irisan dapat dibuat lebih tebal
- Irisan kedua dari batas akhir irisan pertama sampai batas atas.
PAPARAN KASUS
Identitas Pasien :
Nama : Ny. SL
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pati
Tgl Pemeriksaan : 21 Desember 2010
Permintaan foto : CT-Scan kepala dengan kontras
Diagnosa : Tumor otak
NO RM : 6479457
Persiapan Alat :
Pesawat CT-Scan
Selimut
Bantal kepala
Printer
Standar infuse
Kapas alcohol
Plester
Wing needle no.21
Jarum no. 19
Kontras media
(Iopamiro 50cc)
2 spult 25cc
Persiapan Pasien
Pengecekan kadar ureum dan creatinin dalam darah
pasien
Melepas benda-benda radioopak yang dapat menganggu
gambaran
Usahakan pasien tidak bergerak selama pemeriksaan
Dipastikan tentang pemeriksaan yang dilakukan dan
menandatangani surat persetujuan pemeriksaan
Teknik Pemeriksaan
Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi
kepala dekat dengan gantry. MSP tubuh berada pad atengah meja
pemeriksaan.
Posisi Obyek :
Kepala berada ada pertengahan head holder (tempat kepala)
MSP kepala sejajar terhadap lampu indikator longitudinal dan lampu
indikator horizontal 2 jari diatas kepala
Pasien fiksasi
Selama pemeriksaan pasien diberi selimut
Scan parameter pada pemeriksaan CT-Scan polos dan
post kontras
Scanogram : Kepala Lateral
Range : 1 range
Slice Thickness : 5,0 mm
FOV : 232 mm
Gantry tilt : 0O
KV : 120
mAs : 380
Window Widt : 80
Window Level : 35
Memasukkan data atau registrasi pasien (atas nama
pasien, umur pasien, dll)
Membuat Scanogram
Mengatir luas FOV di daerah basis crania sampai bagian
atas kepala (parietal)
Memasukkan studi data yang akan dipilih yaitu studi head
spinal, dengan slice thickness 5,00 mm
Hasil dari potongan axial basis crania dan serebrum akan
tampak
Masukkan media kontras melalui slang infuse yang
sudah terpasang dari ruangan
Penyuntikan dengan jarum no.19 yang sudah
dihubungkan dengan spuit 25 cc yang berisi media
kontras (iopamiro)
Protocol scanning yang dipilih sama
Tetapi dilakukan penambahan comment’s “post
Contras”
Hasil Pembacaan Foto
Pada non kontras I.V tampak nodul multiple ukuran bervariasi pada hemisfer
serebri sampai ke serebellum kanan kiri dan posn disertai edema perifokal
bentuk fingerlike. Pasa post kontras I.V tampak enhancement
Sulkus kortikalis dan fisura sylvii kanan kiri tampak sempit
Ventrikel lateralis kanan kiri, III dan IV sempit
Sistema perimesenchepalia sempit
Tak tampak midline shifting
Kesan:
Multiple nodul pada hemisfer serebri sampai ke serebellum kanan kiri dan pons
(gambaran metastase)
Tak tampak pendarahan intracranial
Tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Tipe Jaringan Nilai CT (HU) Penampakan
Tulang +1000 Putih
Otot +50 Abu-abu
Materi putih +45 Abu-abu menyala
Materi abu-abu +40 Abu-abu
Darah +20 Abu-abu
CSF +15 Abu-abu
Air 0
Lemak -100 Abu-abu gelap ke hitam
Paru -200 Abu-abu gelap ke hitam
Udara -1000 Hitam
Nilai CT pada jaringan yang berbeda penampakannya pada layar monitor
(Bontrager, 2000)
Parameter CT Scan
Slice Thinckness
Range
Volume Investigasi
Faktor Eksposi
Field of View (FOV)
Gantry Tilt
Rekostruksi Matriks
Rekosntruksi Algorithma
Window Width
Window Level
PARAMETER SCANNING CT SCAN
PARAMETER CT SCAN
1) Scannogram
Scannogram adalah gambaran pertama yang dihasilkan. Pada pemeriksaan
CT Scan. Batasan dari Scannogram sesuai dari area yang diperiksa (volume
invertigasi)
2) Slice Thickness
Slice thickness merupakan tebalnya potongan irisan objek yang diperiksa.
Apda umumnya potongan yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang rendah, sebaliknya ukuran yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan
detail yang tinggi. Jika slice thickness potongan semakin tebal maka gambaran akan
cenderung terjadi artefak dan jika slice thickness potongan semakin tipis maka akan
cenderung terjadi noise pada gambaran.
3) Range
Range merupakan gabungan dari beberapa slice thickness. Pada
pemeriksaan CT Scan sinus paranasal menggunakan 1 range dari batas depan
sinus frontalis sampai dorsum sellae pada potongan coronal dann dari bats bawah
tulang palatum sampai batas atas sinus frontalis pada potongan axial (Nesseth,
2004
4) Inter Slice Distance / Faktor Pitch
Inter Slice Distance digambarkan sebagai pergerakan meja dikurangi jumlah
slice thickness potongan. Sedang factor pitch dalam Helical CT merupakan nilai
ukur dalam persamaan kecepatan meja pemeriksaan perotasi gantry. Inter slice
distance secara umum berada dalam cakupan 0 – 10 mm dan factor pitch antara 1-
2.
5) Faktor Eksposi
Factor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi meliputi tegangan tabung
9kV) berpengaruh pada kualitas, arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s)
berpengaruh pada intensitas. Pemeriksaan CT Sinus Paranasal menggunakan kV
120 dengan mAs 200 (Silverman, 1998)
6) Gantry Tilt
Gantry tilt merupakan sudut yang dibentuk antara bidang vertical dengan
gantry (tabung sinar-X dan detector). Rentang penyudutan -25 o dan +25o. besarnya
penyudutan tergantung antara besar kecilnya sudut yang dibentuk oleh ORBITO
MEATAL LINE (OML) dengan garis vertical.
7) Field of View (FOV)
Field of View adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan
direkonstruksi. FOV yang kecil akan meningkatkan resolusi gambaran karena FOV
yang kecil maka akan mereduksi ukuran pixel. Tapi bila FOV terlalu kecil maka area
yang dibutuhkan untuk keperluan klinis sulit terdeteksi. Menurut Nesseth (2000)
FOV pada pemeriksaan CT Scan sinus paranasal mencakup kedua bagian lateral
dari kepala menggunakan dimensi kepala.
8) Rekonstruksi Matrix
Rekosntruksi matrix adalah deretan baris dan kolom dari picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan
salah satu struktur elemen dalam memori computer yang berfungsi intuk
merekonstruksi gambar. Umumnya matriks yang digunakan 512 baris x 512 kolom.
Rekonstruksi matrik ini berpengaruh pada resolusi gambar yang dihasilkan.
Semakin tinggi matrik yang digunakan semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan.
Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, jaringan lunak, cairan
dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
9) Rekosntruksi Algorithma
Rekosntruksi algorithma adalah prosedur matematis yang digunakan dalam
merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakteristik dari gambar tergantung
pada kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih
maka semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya
metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue dan jaringan-jaringan lain
dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
10)Window Width
Window Width adalah rentang nilai CT yang dikonversi menjadi gray level
untuk ditampilkan dalam TV monitor. Setelah computer menyelesaikan pengolahan
gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi
menjadi skala numeric yang dikenal dengan nama nilai computed tomography
dengan nilai satuan HU (Hounsfield Unit). Window Width yang dipakai pada
pemeriksaan CT scan sinus paranasal adalah 140-1000 HU untuk soft issue, 15000-
3000 HU untuk kondisi tulang (Silvernab, 1998)
11) Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan
densitas gambar yang akan dihasilkan. Window level yang digunakan 30-100 HU
untuk soft tissue, 200-400 HU untuk tulang (Silverman, 1998)
CT Scan abdomen dan pelvis
1. Anatomi
Anatomi dari abdomen yang bagian atas diagfragma dan bagian bawah simpisis
pubis terdiri dari:
Hati Pankreas Ureter
Empedu Usus Kecil Visika Urinaria
Lambung Usus besar Uretra
Limpa Ginjal Pembuluh darah abdomen
2. Indikasi Pempriksaan:
a. Untuk abdomen:
Adanya duggan tumor primer.
Mctastase pada hati, pankreas, ginjal, atau limpa
Proses patologis pada kelenjar adrenal
Panfereatis
Abses abses
Haematoma dari hati dan limpa, dll.
b. Untuk pelvis:
Karsinoma prostat, cervic, kandung kemih, ovari
Massa pada soft tissup, dan penyakit pada otot pelvis
Abses –abses
Mengevaluasi sendi paha nada kasus trauma.
3. Bahan kontras:
Barium sulfat suspensi, konsentrasi rendah ( 1%-3% ) agar tidak
Jenis kontras yang larut dalam air (water soluble soiusions)
Seperti diatrizoate meglurine atau diatrizoate sodium.
A. CT Scan Abdomen (Sistem Pencernaan)
a. Persiapan pasien non kotras
Tidak ada persiapan khusus
Logam sekitar abdomen dilepas
Diberi penjalasan kepada pasien
b. Persiapan alat dan bahan :
CT Scan siap pakai (Whole Body CT Scan)
Bahan kontras, anti histamine, jarum suntik, oksigen, tensi meter
Selimut, tissue, baju pasien, film, dll
c. Prosedur pelaksanaannya :
Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, dengan kepala duluan
masuk ke dalam gantry.
Mmid. Sagital plane sejajar dengan longitudinal dari posisi cahaya dari gantry
(seperti lampu kolimator daripada pesawat konvensional)
Mid koronal plane dari pasien akan masuk melalui pertengahan dari bidang
horizontal gantry dari CT Scan.
Kedua lengan pasien ditempatkan diatas kepala.
Alat fiksasi dan pengganjal dapat digunakan menghindari pergerakan.
Penempatan bantal busa dibawah lutut dapat menahan tekanan pad abagian
belakang bawah dari bokong sehingga pasien merasa lebih nyaman.
Selanjutnya pasien diselimuti
Penjelasan lebih lanjut perlu diberikan kepada pasien.
Selanjutnya masukkan data/ menu pada console.
Lakukan scenogram dari proses zypoidesu sampai ke simpisis pubis.
Tentukan tebal irisan pada scenogram
Gantry tidak di titling
d. Tebal slice/irisan
Secara rutin tebal slice adalah 10 sampai 15 mm
Tebal slice 20 mm hanya digunakan pada kelainan patologis yang besar
Tebal slice 5 sampai 8 mm hanya digunakan pada analisa yang detail seperti
pada pancreas dan ginjal.
e. Waktu ekspose/scan.
Pada serial CT maka waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 1 detik dengan
tujuan untuk mengurangi artefak akibat gerak dari organ respiratori
Dengan menggunakan volume (Spinal) CT scan abdomen maka untuk
menghindari pergerakan maka pasien diberi aba-aba sekitar 2 kali yaitu tarik
nafas keluarkan, tarik nafas lagi dan tahan sekitar 20 detik.
f. Setelah diperoleh scenogram lalu tentukan range dan tebal irisan. Selanjutnya
lakukan scanning terhadap irisan yang telah ditetapkan. Maka diperoleh
radiograf dari masing-masing irisan.
Selanjutnya pilih diantara sekian irisan yang ada kelainan untuk diolah sebagai
berikut :
- Di ROI terhadap objek/kelainan yang kecil
- Diukur nilai kelainan tersebut untuk mengetahui jenisnya.
- Diukur volumenya, kalau bentuk cairan, seperti perdarahan.
- Diukur kedalaman dari kelainan tersebut terhadap tulang (tulang parietal)
untuk memudahkan operasi bagi dokter bedah syaraf.
g. Filming
Setelah pengolahan selesai maka dilakukan perekaman dengan film dan hasil
rekaman tersebut telah dapat diinterpretasikan oleh dokter.
a. Persiapan pasien dengan menggunakan bahan kontras, BaSo4
- Untuk abdomen bagian atas :
Pasien sebaiknya puasa tanpa urus-urus
Kontras diminum sebanyak 400 ml
Kontras tersebut diminum 15 sampai 30 menit sebelum pemeriksaan
Pada saat pemeriksaan dimulai pasien minum kontras lagi 300 ml
- Untuk abdomen bagian bawah
Pasien minum kontras sebanyak 1200 ml
Diminum 30 sampai 45 menit sebelum pemeriksaan
Ada juga buku menulis, bahwa kontras 1200 ml diminum pada malam hari.
Bila perlu pasien diberi obat pencahar dan puasa
Tujuan pemberian kontras 300 ml pada saat scan dimulai untuk melihat
gambaran scan dari lambung
Pemberian kontras 400 ml sebelum pemeriksaan untuk pengisian usus kecil.
b. Pemasukan bahan kontras secara intravena
Bahan kontras yang digunakan adalah jenis yang larut dalam air seperti
diatrizoate meglumine dan diatrizoate sodium.
Tujuannya untuk melihat keonakan dari :
Vena portal aorta abdomalis, inferior vena, kava arteri dan vena iliaka.
Selain itu untuk memperlihatkan ginjal, ureter dan k. kemih
Pemasukan bahan kontras dilakukan secara bolus
Scanning dilakukan setelah bahan kontras habis disuntikkan
Pada beberapa hal maka dapat dilakukan penyuntikan dobel kontras.
c. Persiapan alat dan bahan :
CT Scan siap pakai (Whole Body CT Scan)
Bahan kontras, anti histamine, jarum suntik, oksigen, tensi meter, kadar Ureum
Selimut, tissue, baju pasien, film, dll
d. Prosedur pelaksanannya :
Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, dengan kepala duluan
masuk ke dalam gantry.
Mid. Sagital plane sejajar dengan longitudinal dari posisi cahaya dari gantry
(seperti lampu kolimator daripada pesawat konvensional)
Mid koronal plane dari pasien akan masuk melalui pertengahan dari bidang
horizontal gantry dari CT Scan.
Kedua lengan pasien ditempatkan diatas kepala.
Alat fiksasi dan pengganjal dapat digunakan menghindari pergerakan.
Penempatan bantal busa dibawah lutut dapat menahan tekanan pad abagian
belakang bawah dari bokong sehingga pasien merasa lebih nyaman.
Selanjutnya pasien diselimuti
Penjelasan lebih lanjut perlu diberikan kepada pasien.
Selanjutnya masukkan data/ menu pada console.
Lakukan scenogram dari proses zypoidesu sampai ke simpisis pubis.
Tentukan tebal irisan pada scenogram
Gantry tidak di titling
e. Tebal slice/irisan
Secara rutin tebal slice adalah 10 sampai 15 mm
Tebal slice 20 mm hanya digunakan pada kelainan patologis yang besar
Tebal slice 5 sampai 8 mm hanya digunakan pada analisa yang detail seperti
pada pancreas dan ginjal
f. Waktu expose / scan
Pada serial CT maka waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 1 detik dengan
tujuan untuk mengurangi artefak akibat gerak dari organ respiratori
Dengan menggunakan volume (Spinal) CT scan abdomen maka untuk
menghindari pergerakan maka pasien diberi aba-aba sekitar 2 kali yaitu tarik
nafas keluarkan, tarik nafas lagi dan tahan sekitar 20 detik.
g. Setelah diperoleh scenogram lalu tentukan range dan tebal irisan. Selanjutnya
lakukan scanning terhadap irisan yang telah ditetapkan. Maka diperoleh radiograf
dari masing-masing irisan.
Selanjutnya pilih diantara sekian irisan yang ada kelainan untuk diolah sebagai
berikut :
- Di ROI terhadap objek/kelainan yang kecil
- Diukur nilai kelainan tersebut untuk mengetahui jenisnya.
- Diukur volumenya, kalau bentuk cairan, seperti perdarahan.
- Diukur kedalaman dari kelainan tersebut terhadap tulang (tulang parietal) untuk
memudahkan operasi bagi dokter bedah syaraf.
BAGIAN DARI PESAWAT CT SCANNER
2. X-RAY CONTROL
Terdiri dari Gen. Tegangan
Sangat penting pada saat pemanasan tab. Sin-X
3. KOMPUTER
Melakukan proses scanning’
Rekonstruksi / pengolahan data
Display gambar dan menganalisa gambar
4. DISC UNIT
Menyimpan hasil program computer
Data yang disimpan bisa data mentah / data permanen
2. Lakukan Tube conditioning dari menu home, lalu klik short TC tunggu kira-kira 2
menit, posisi table pasien diusahakan masuk gantry.
3. Persiapan pasien yang akan diperiksa,
a. Bila pemeriksaan menggunaankontras, pasien diharuskan mengisi formulir
persetujuan pemberian kontras.
b. Pasien ditanya tentang klinisi apa yang diderita.
c. Pasien dipasang needle IV untuk memasukkan kontras, bila pemeriksaan
menggunakann kontras.
11. Pilih anatomi yang akan diperiksa lalu sesuaikan apa yang akan diperiksa, lalu
otomatis muncul parameter pemeriksaan seperti gambar.
12. Masukkan pasien ke ruang MSCT, atur pasien diatas meja pemeriksaan seusi kllinis
yang akan diperiksa.
13. Masukkan table dalam gantry sampai batas laser yang ditengah gantry tepat pada
awal atau akhir yang akan diperiksa
14. Tutup ruang pemeriksaan lalu operatir berada di computer console.
17. Klik GO
21. Potongan juga bisa dibuat di analisys denngan klik di MPR, akan muncul gambar
seperti dibawah :
22. Potongan axial, corronal dan sagital dikirim ke Filming untuk dicetak.
23. Cara mencetak film pada computer yang sebelah kanan, pilih nama pasien melalui
image Directory, muncul data klik original, pilih MPR, pilih gambar potongan axial,
coronal, sagital, atur format berapa yang akan digunakan, atur thickness dan
interval, kalau gambar tidak simetris klik mouse sebelah kanan pilih swivel, atur
potongan OML, Base Line dengan mengatur garis biru. Klik film series diujung kiri
atas, pilih potongan apan yang diinginkan klik Ok, klik Filming pada monitor sebelah
kiri, atur window width dan window level dengan pilihan pada windowing atau atur
garis sebelah kanan, atur zoom pilih gambar bad dan pilih gerakan tekan gambar
tangan, setelah selesai diatur, tekan print, pilih format sesuai dengan pengaturan
format awal lalu OK.
24. Print monitor sebelah kiri, Directory pilih nama pasien, klik Original Image, CT
viewer, yes, klik yes, pilih gambar scanogram, atur thickness di monitor diatas
gambar sebelah kanan warna biru, klik series pilih batch, atur image, thickness
disesuaikan dengan thickness yang diatas gambar, klik gambar.
Atur image awal klik Mask First setelah selesai atur image terakahir yang mau
dipilih, klik mask, pilih scano gambar bawa, klik gambar kamera, klik film letak
diatas, pilih format film yang mau digunakan berapa, atur kondisi lalu print.
25. Setelah semua pasien selesai diperiksa dan semua image diproses dan tidak ada
pemeriksaan, computer Console dimatikan dengan cara klik Logout pada aplikasi.
Muncul perintah shutdown klik OK.
26. Kalau pasien menggunakan kontras setelah pemeriksaan CT polos selesai klik OK,
klik Repeat last series, masukkan informasi kontras media, klik pemeriksaan contoh
barain helical, klik gambar spuit muncul data informasi kontras media yang
digunakan apa, volume berapa? Setelah pengisian data klik GO, tekan enable,
setelah selesai klik OK, end study.
27. Kalau mau program pemeriksaan Abdomen upper dan lower setelah kontras media
masuk, mau dibuat 2 program abdomen atas dulu maka pilih gambar seri program
diatas sebelah kiri, program dari diafragma sampai crista iliaca dan kedua program
dari crista sampai simpisis pubis, aktifkan program yang pertama upper Abdomen
tekan GO selesai, maka klik OK, aktifkan program lower abdomen tunggu sammapi
waktu 20-30 menit, tekan repeat, klik GO.
28. Print 3 Dimensi
Directory pilih nama klik CT Viewer – pilih volume – batch – pilih arah rotasi di quick
batch – pilih degree berapa derajat – pilih image 4, 6, 12, tergantung yang
diinginkan lalu difoto dengen menekan gambar kamera – filming – pilih layout –
print.
29. Masukkan CD pilih Directory pilih pasien – pilih series – copy to – CDR – ok – Lokal
CDR – Ok - lihat gambar warna merah diujung atas sebelah kanan klik kalau belum
berubah warna merah klik (Refresh) Recorc – tunggu sampai ada muncul informasi
– Yes – tunggu sampai eject – CD keluar.
30. Kalau listrik mati seadainya mau menghidupkan lagi tekan tombol power supply
pada bagian box yang menempel tembok tekan warna hijau, tekan tombol hijau
diats box sebelah kiri TV mminitor, hidupkan tombol computer disebelah kanan
dibawah monitor.
31. Mematikan pesawat Klik Directory klik Log Out, klik Shutdown.