Anda di halaman 1dari 50

GARIS-GARIS BESAR MATA AJAR CT-SCAN

1. TERMINOLOGI, PILOSOPI, SEJARAG DAN PRINSIP KERJA CT-SCAN


2. PESAWAT CT SCAN
3. PARAMETER PEMERIKSAAN CT SCAN
4. PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN KEPALA NON KONTRAS
5. PROSEDUR PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX NON KONTRAS
6. PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN ABDOMEN NON KONTRAS
1. TERMINOLOGI CT – SCAN

1. Scan : Pengamatan, peninjuan


2. Scaning : Membaca sepintas
3. CT – Scan : Computerize Tomography Scanning
4. Head CT – Scan : CT – Scan Khusus untuk kepala
5. Whole Body CT-Scan : CT-Scan untuk seluruh badan
6. X-Ray Tube : Tabung sinar-X untuk menghasilkan Sinar-X pada CT-Scan
7. Kolimator X-Ray : Alat untuk menentukan luas lapangan sinar-X yang keluar tube
8. Detector : Alat untuk menangkap X-Ray yang telah teratenusi dari tubuh
pasien, guna diproses lebih lanjut dalam signal listrik
9. Data Akuasisi : Data Transmisi X-Ray yang berasal dari tubuh pasien
10. ADC (Analog Digital Comverter :
Alat Pengubah Signal Listrik (Converter) ke dalam digital
11. Pencil Beam : Berkas radiasi dalam bentuk pensil
12. Array Beam : Berkas radiasi dalam kipas/fan
13. Ring Detector : Detector yangterpasang pada gontry dalam bentuk ring (cincin)
14. Xenom detector : Detector dalam bentuk gas
15. Hounsfield : Nama satuan dalam CT-Scan yang berasal dari nama penemu
CT-Scan yaitu GODFREY HOUNSFIELD
16. Slice Thickness : Tebal irisan obyek pada CT-Scan
17. Gantry : Tempat tabung Sinar-X
18. Tilting Gantry : Penyudutan Gantry +25o dan -25o
19. Head Rest : Tempat meletakkan kepala pada meja pemeriksaan sebelum
dimasukkan pada gantry
20. Indikator Light Vertikal : Cahaya yang datang dari gantry dan tegak lurus terhadap objek
21. Indikator Light Horizontal : Cahaya yang datang dari horizontal dan tegak lurus terhadap
objek yang di scan
22. Head Belt : Ikat kepala pada head rest
23. Scenogram : Foto polos pada CT-Scan = plain foto
24. CT Number : Satuan dalam CT Scan untuk seluruh organ tubuh
25. CT Abort : Mematikan CT-Scan secara tiba-tiba apabila terjadi keadaan
emergensi
26. Phantom CT-Scan : Object kalibrasi dari CT-Scan yang terbuat dari kaca dan diisi air
27. MTCT (Multy Slice Computer Tomografi)
: CT-Scan yang dapat menghasilkan irisan yang banyak. Misalnya
: 6, 18, 24, 48, 96
28. CT-Spiral : CT-Scan dalam bentuk spiral yang dapat menghasilkan irisan
yang banyak dalam waktu yang singkat (Beberapa detik)
29. Computer : Alat untuk memproses data sehingga dapat ditampilkan pada
layar monitor
30. Disc Unit : Alat yang menyimpan hasil program computer dalam bentuk
radiograf pada disket
31. Magnetic Tape Unit : Alat penyimpan radiograf dalam bentuk pita (Tape)
32. Multi Format Camera : Alat menyimpan radiograf dalam bentuk film
33. Operator Terminal : Pusat pengendalian data dari semua proses scaning sering juga
disebut Console
34. ROI (region of interest) : Daerah yang dianggap penting dan kecil
35. Warm up : Pemanasan pesawat CT-Scan sebelum dioperasikan
36. Range : Lapangan yang akan di Scan biasanya ada 1 (satu) dan 2 (dua)
37. FOV (Fiew of Volt) : Luas organ yang akan di scan
2. Filosopi CT-Scan
CT-Scan = Computer Tomografu Scan didasarkan pada tomography.kata Tomography
didasarkan atas kata : Tomos = potong, iris, belah
Grafie = Grafien, Grafik, catatan
Jadi tomography diartikan adalah teknik radiografi untuk memperoleh suatu gambaran,
potongan, irisan dari suatu organ tubuh dengan menggerakkan sumber sinar (Tabung
Rontgen) beserta film sehingga bayangan diatas dan dibawah objek yang difoto dikaburkan,
sehingga diperoleh gambaran yang diinginkan akan terlihat dengan jelas.

A. Sejarah Perkembangan Tomografi


1930 – Vallebona, seorang sarjana Italia menggunakan istilah Stratigrophy, yang berasal
dari kata Stratum yang artinya lapisan
Jadi stratigraphy diartikan adalah teknik radiografi dengan melapis bagian-bagina
tertentu dari suatu organ yang tidak diinginkan sehingga diperoleh gambar yang jelas
terhadap organ yang diinginkan.
1932 – Ziedses des Plantes, seorang sarjana Belanda menggunakan istilah planigraphy,
yang berasal dari kata Planus yang artinya dataran.
1938 – Jean Keifer dan J. Robert Andrew menggunakan istilah Laminograpy. Lamina
artinya lapisan. Kedua dari sarjana ini dapat melakukan tomografi terhadap
penyakit TBC.
B. Komponen – komponen dari Tomography
1. Meja pemeriksaan yang dapat digerakkan ke kiri/kanan dank e arah kepala/kaki.
2. Telescopic Rod, yaitu sebuah tiang/tangkai yang menghubungkan X-Ray denngan
Cassette tray

3. Fulkrun (Pivot), yaitu sebuah titik gerak yang merupakan pusat dari pergerakan X-
Ray Tube dengan Cassette Tray.
Tinggi rendahnya Fulkrum dapat diatur sesuai denga lapisan obyek yang difoto.

4. Buki Table dan X-Ray Tube yang dihubungkan dengan Rod/Stick sehingga bisa
bergerak dengan arah yang berlawanan.

5. Control Box, yaitu panel yang terletak di ujung meja, dilengkapi dengan :
 Tombol pengatur waktu/tebal lapisan objek.
 Tombol untuk naik dan turun Fulkrun
 Tombol penunjuk arah gerakan tube.
 Tombol gerakan Bucky
 Tombol menggerakkan tube dengan kode STray

C. Gerakan Pesawat T-Graphy


1. Gerakan Linear = Tube dan Film bergerak secara berlawanan arah secara garis
lurus.
Cara tersebut diatas biasa juga disebut : Line to Line Movement = Plan Paralel. Bisa
juga disebut Sistem Janker.

2. Arc to Arc Movement / Sistim Grossman


 Pergerakan tabung dan fim berlawanan arah
 Arah pergerakan tabung dan film melengkung
 Jarak focus dan film tetap sama
 Pembesaran bayangan dan ketajamannya lebih baik daripada Sistim Line to
Line
3. Arc to Line Movement / Sistim Danatome
 Arah pergerakan Tube merupakan garis lengkung
 Arah gerakan film garis lurus
 Pergerakan tube dan filmnya berlawanan
 Jenis ini merupakan gabungan dari Line to Line dan Arc to Arc Movement.

4. Gerakan Banyak Arah / Multi Directional Movement


Adalah suatu pergerakan tabung sinar-x yang mengarah pada garis lengkung
penuh.
Sircular Movement / Gerakan Melingkar
 Gerakan Tube dan Film yang membentuk lingkaran
 Film dan tube bergerak dalam membentuk lingkaran
 Jenis pergerakan sirkules banyak digunakan untuk melihat kelainan kecil pada
tulang-tulang
5. Selain jenis tomografi yang diatas maka ada beberapa jenis tomografi lainnya. Pada
dasarnya adalah sama, yaitu untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
Eliptical Movement
 Bentuk tomogram dimana Tube dan Film bergerak bersama membentuk Elips
 Bentuk elips adalah pengembangan dari bentuk sirkular
 Digunakan untuk melihat struktur tulang-tulang kecil
 Tube dan Film bergerak sejajar.

6. Selain dari jenis tomography yg di atas, maka ada beberapa jenis tomography
lainnya. Pd dasarnya adalah sama yaitu untuk mendapatkan gambaran yg jelas.
3. Munculnya CT / Sejarah
- Dimulai dari tomografi tahun 1920, dimana peneliti telah menjajaki untuk
mengetahui emajing dari irisan demi irisan daris uatu objek.
Tahun 1921 IR. BOCAGE melakukan teknik Tomografi. Hasilnya: Terjadi
kekaburan detail kurang optimal.
- Timbul istilah ; Body section radiography, Stratigraphy (stratum = layer). Tahun
1935 Grosman menggunakan istilah tomography yang berasal dari kata tomos =
section.
- Tahun 1937 Watson mengembangkan teknik tomografi dengan istilah tranversal
section (cross section), kemudian berubah jadi tranverse axial tomography.
- Kelemahan dari tranversal section tidak menampakkan detail dan kejernihan
pada gambar untuk digunakan dalam diagnostic radiologi.
- Tahun 1917 Radon telah dapat merekonstruksi suatu gambar menjadi dua atau
tiga dimensi.
Penggunaannya dalam bidang :
 Bidang astronomi yang merekontruksi bayangan matahari
 Bidang mikroskopi yang merekonstruksi struktur molekuler dari bakteri
- Dengan demikian kekuarangan dari Watson dapat diatasi oleh Radon sehingga
image yang dihasilkan computer bersih, tajam dari struktur dari dalam organ.
- Tahun 1960 peneliti Oldendorf, Kuhl dan Edward telah mempermasalahkan hal
diatas dalam bidang nuklir medicine.
- Tahun 1963 Cormack juga telah mengaplikasikan teknik rekonstruksi dalam
nuklir medicine.
- Tahun 1967 Godfrey Hounsfield akhirnya mengaplikasikan teknik rekonstruksi
sehingga menghasilkan CT Scan kepala.
- Tahun 1969 Godfrey Hounsfiled dan Allan Cormack memadukan tomografi
dengan computer.
- Tahun 1970 – 1971 Godfrey Hounsfield mempublikasikan hasil penemuannya
melalui perusahaan peralatan elektronik dan music (EMI.LTD) Inggris dengan
nama EMI SCANNER (CT-Scan I -> khusus untuk kepala)
- Image rekonstruksi juga telah digunakan pada MRI dan Sonografi.
Keterbatasan radiografi dan tomografi konvensional dibandingkan dengan CT
RADIOGRAFI
- Hanya memperlihatkan struktur organ dari satu sudut pandang sesuai dengan posisi
yang digunakan.
- Tidak dapat diperlihatkan organ lain yang over laping dari satu sudut pandang.
- Sering terjadi perulangan foto akibat banyak factor.
- Tidak diperoleh gambaran radiograf murni yang dihasilkan dari radiasi primer kareba
sistim kolimasi yang tidak fix.
- Data-data pasien tidak dapat dimasukkan pada film secara lengkap.

TOMOGRAFI
- Dapat memperlihatkan struktur organ tertentu lebih jelas dengan system
pengaburan.
- System eliminasi dapat dilakukan dengan menentukan tinggi lapisan (fulcrum) dari
organ yang diinginkan.
- Radiigraf dari objek yang over leping tetap tidak dapat diperoleh.
- Dokumentasi hanya dilakukan dengan film.
- Hanya dapat memperlihatkan satu pandangan radiograf dalam keadaan kabur.

CT. SCANING
- Dapat memperlihatkan radiograf dari organ-organ yang over leping karena terlihat
dari potonngan melintang (cross section anatomy)
- Dapat memperlihatkan kontras dan detail yang lebih tinggi.
- Dapat memperlihatkan irisan demi irisan dari setiap objek.
- Dapat menentukan jenis lesi (kelainan) dengan menggunakan CT. number
- Dapat diukur besarnya lesi
- Dapat pula diukur jarak lesi terhadap organ lain.
- Suatu lesi dapat diperbesar ukurannya sehingga lebih jelas dengan zoom.
- Dokumentasi dapat dilakukan dalam bentuk; film, disket, pita/direkam.
- Pemberian data-data pasien lebih sempurna.
- Dilengkapi dengan dua kolimator, yaitu kolimator X-rat dan kol. Ketektor.
- Masuknya radiasi sekunder pada objek dapat dieliminir dengan kolimasi yang sudah
fix.
- Radiograf dari masing-masing irisan dapat di aplikasikan pada TV monitor.

ISTILAH-ISTILAH UNTUK CT-SCAN


- COMPUTER TOMOGRAPHY SCANNER (CT SCANNER)
- COMPUTERIZED AXIAL TOMOGRAPHY (CAT)
- COMPUTERIZED TRANSVERSAL ASIAL TOMOGRAPHY (CTAT)
- RECONTRUCTIVE TOMOGRAPHY (RT)
- COMPUTER TRANSMISSION TOMOGRAPHY (CTT)

PRINSIP KERJA CT-SCAN


REKONSTRUKSI BAYANGAN DARI BERBAGAI PROYEKSI
kV, mA, t X-ray Kolimator objek detector
Detektor + Photomultiplier Tube sin-X diubah jadi signal listrik, DAS (Data
Acquisition System) mengolah data tersebut. Dalam data digital yang
merupakan informasi bagi computer secara matematika / algoritm
direkosntruksikan dalam bentuk irisan Tomography dari Objek yang di
Scan,kemudian ditampilkan pada monitor.

Telah dilakukan pada tahun 1917, oleh Radon, seorang ahli matematika dari
Autria yang merekonstruksi bayangan (image) menjadi dua atau tiga dimensi dari objek
yang besar yang diproyeksikan dari berbagai arah.
Sebagai contoh adalah dalam bidang astronomi, yaitu bayangan matahari
direkosntruksi dalam bentuk mikroskopik dari bentuk molekul dari bakteri.
Hal yang sama dapat dilakukan dalam berbagai abjek diantaranya adalah tubuh
manusia.

Gambar. 1.1
Data Akuisisi (Acqusition data)
- Data akusisi adalah data transmisi X-ray yang berasal dari tubuh pasien.
- Data tersebut akan ditangkap oleh detector, guna seterusnya direkostruksi jadi
gambar.
Prosesnya dapat dilihat pada gambar 5.1

1. X-ray tube dan detector berada pada suatu garis.


2. Tube dan detector akan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari atenuasi
pasien sebagai bahan untuk pengukuran.
3. Berkas dibentuk oleh filter setelah tube.
4. Berkas dikolimasikan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membuat irisan.
5. Berkas diatenuasikan oleh pasien dan transmisi foton tersebut akan diukur oleh
detector.
6. Detector akan mengkonversikan foton sinar-X ke dalam signal listrik.
7. Signal akan dikonversikan oleh analog ke digital converter (ADC) ke dalam data
digital. (Digital data)
8. Digital data akan mengirim ke computer untuk direkonstruksikan jadi gambar.

Gambar 5.1

Gambar 5.2
6. Perkembangan berdasarkan detector dan waktu scanning
a. Generasi pertama;
- Berkas sinar berbenuk pensil dan sejajar satu sama lain.
- Rotasinya datar/translate
- Hanya memiliki satu kolimator yaitu kolimator X-ray
- Memiliki 1 atau 2 detektor yang mengelilingi pasien.
- Tube dan detector akan bergerak 1o setelah selesai menseken.
- Demikian seterusnya sampai 180o hingga selesai irisan.
- Scanning generasi pertama ini disebut rectilinear pencil beam scanning
- Waktu scan yang dibutuhkan 4,5 sampai 5 menit.

b. Generasi kedua
- Didasarkan pada generasi pertama dengan gerakan translate atau datar
- Perubahan tambahan yang prinsip adalah :
 Detektornya dalam bentuk susunan (array)
 Jumlah detektornya 30 buah dipadukan (coupled) dengan X-ray.
- Berkas radiasi berbetuk fan (kipas)
- Total pergerakan tube dan detector 180o.
- Scanning generasi kedua ini disebut rectilinier multiple pencil beam scanning.
- Total waktu scanning untuk 1 irisan 20 detik sampai 3,5 menit.
c. Generasi ketiga
- Detektornya dalam bentuk susunan (array), jumlahnya 960 buah.
- Rotasinya 360o untuk satu irisan.
- Pasien dan gantry bergerak satu poin (one increnebt) sesuai tebal irisan.
- Waktu scanning semakin singkat yaitu sekitar 1 menit.
- Lobang gantrynya sangat besar dan bisa menscan seluruh tubuh.
- Scanning generasi ketiga ini disebut continuously rotating fan beam scanning.
- X-ray source mengcover lengkungan detector array dan bergerak 30 o – 40o atau
lebih besar.

d. Generasi keempat
- Generasi keempat dikembangkan mulai tahun 1980.
- Jumlah detektornya 4800 buah dalam bentuk array dan tersusun fix sepeti cincin
dalam lingkaran gantry.
- Rotasinya 360 untuk menghasilkan satu irisan.
- Menggunakan rotating anoda tube.
- X-ray tube ditempatkan dalam sirkuler detector array.
- Puncak dari fan yang memulai (originates) dari masing-masing detector.
- Pada tube bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam lingkaran maka satu dari
X-ray akan mengenai detector X-ray tersebut akan menghasilkan rentetan
(sequentially) selama pergerakan dari satu tempat ke tempat lain dalam lingkaran.
- Waktu scanning sangat singkat.

e. Generasi kelima

- Generasi kelima CT diklasifikasikan sebagai high speed CT Scaning,


- Dapat mengumpulkan data scan dalam millisecond.
- Ada dua jenis scan generasi kelima;
 CT Scanner elektrom beam (EBCT)
 Dinamic spatial reconstruction scanner (DSR)
- Pada EBT data akuisisi geometric adalah berkas radiasi yang berbentuk fan yang
dihasilkan oleh berkas electron.
- Berkas dalam bentuk fan menembus tubuh pasien dan X-ray yang ditransmisikan
akan dikumpulkan untuk merekosntruksi jadi gambar.
- DSR mempunyai kekhususan yang tinggi pada CT generasi kelima. Yaitu
mempunyai kecepatan tinggi dalam menscan, dan mampu memproduksi dinamik
tiga dimensi (dynamic there dimentional = 3D) gambar dari tubuh pasien.
CT SCAN dari OTAK

1. Meliputi :
 CT Scan dari otak secara umum
 CT scan dari os temporal
 CT scan dari os orbits
 CT scan dari pituitari
 CT scan dari sinus
 CT scan dari maksillofasial
 CT scan dari temporomandibular joint
 CT scan dari cebral angiografi

2. CT scan dari Otak


a. Anatomi
- Otak terdiri dari otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum)
- Cerebrum terdiri dari 2 hemispere yaitu kiri dan kanan dan dipisahkan oleh fissure
longitudinal pada midsagital plane.
- Masing-masing cerebral hemisphere terdiri dari limma lobus : Lobus frontal, lobus
parental, lobus oksipital, lobus temporal insula.

Lapisan pembungkus otak :


 Durameter merupakan lapisan terluar
 Pia meter merupalan lapisan terdalam.arachnoidmeter merupakan lapisan antara
dura dan piameter.
Ruang pemisah dari lapisan otak :
 Ruang epidural berada sebelah luar dari durameter
 Ruang sudural berada diantara dura dan arachnoid meter
 Ruang subarachnoid berada antara arachnoid dan piameter.

Ventrikel otak :
 Ventrikel latral kiri dan kanan, berada pada hemisphere kiri dan kanan.
 Vetrikel ketiga.
 Vetrikel keempat.

Cairan otak (LCF/CSF)


 Dibentuk pada pleksus koroderis pada bagian posterior ventrikel lainal
 140ml dari CSF berada pada CNS dan setiap hari dibentuk 500ml
 Sirkulasi dari CSF dapat dilihat pada gambar.

b. Indikasi pemeriksaan :
 Trauma, meta state, pendarahan intra cranial, atrofi otak.
 Mengevaluasi tumor dan lessi vaskuler
 Melihat gangguang pad apembuluh darah otak seperti aneurisme
 Melihat kelainan yang berhubungan dengan congenital
 Penyakit radang
c. Prosedur :
Persiapan pasien :
 Tidak ada persiapan secara khusus
 Logam yang ada dikepala pasien seperti jepitan rambut, gigi palsu dan anting-anting
dilepas
 Komunikasi yang baik dengan pasien.
Persiapan alat :
 CT scan siap pakai
 Film, selimut, standart infuse, anti histamine, O2, jarum suntik
 Kapas alcohol, nier bekken, obat penenang, apron.
d. Pelaksanannya
Tanpa kontras :
 Pasien tidur terlentang pad ameja pemeriksaan, kepala mengarah gantry
 Kepala ditempatkan pada head set dengan keadaan hiperekstensi
 Secara umum dagu menunduk sehingga IOML 25o dari vertical, seperti terlihat pada
gambar 22.41
 Mid sagital plane dari pasien parallel dengan posisi longitudinal dari posisi cahaya
dari gantry
 Interpupillary line parallel dengan posisi cahaya yang datang dari horizontal
 Selanjutnya kepala diikat sebagai fiksasi, yang telah terpasang pada head set
 Terakhir pasien diselimuti
 Atur program/menu dan lakukan scenogram’setelah selesai scanning kontras, maka
dianalisa apakah perlu diberi kontras atau tidak.
Menggunakan bahan kontras
 Sekitar 50-90% dari scan otak menggunakan bahan kontras
 Bahan kontras yang digunakan adalah unsur Iodium
 Pemasukan bahan kontras dapat dilakukan dengan suntikan secara bolus, atau bisa
juga dengan drip infuse tapi dilakukan secara pelan-pelan
 Posisi dan penempatan pasien dama dengann scan tanpa kontras
 Pada scan dengan kontras maka tidak semua irisan di scan tapi cukup pada daerah
yang dicurigai ada kelainan saja
 Tebal slice dapat diperkecil sesuai dengan yang diinginkan
 Kadang-kadang untuk scenogram (scout) dibuat dua macam irisan yaitu :
- Irisan pertama dari sadar tengkorak sampai ke dareh petrous pyramid.
- Biasanya tebal irisan dapat dibuat lebih tebal
- Irisan kedua dari batas akhir irisan pertama sampai batas atas.
PAPARAN KASUS
Identitas Pasien :
Nama : Ny. SL
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pati
Tgl Pemeriksaan : 21 Desember 2010
Permintaan foto : CT-Scan kepala dengan kontras
Diagnosa : Tumor otak
NO RM : 6479457

Persiapan Alat :
 Pesawat CT-Scan
 Selimut
 Bantal kepala
 Printer
 Standar infuse
 Kapas alcohol
 Plester
 Wing needle no.21
 Jarum no. 19
 Kontras media
(Iopamiro 50cc)
 2 spult 25cc
Persiapan Pasien
 Pengecekan kadar ureum dan creatinin dalam darah
pasien
 Melepas benda-benda radioopak yang dapat menganggu
gambaran
 Usahakan pasien tidak bergerak selama pemeriksaan
 Dipastikan tentang pemeriksaan yang dilakukan dan
menandatangani surat persetujuan pemeriksaan

Teknik Pemeriksaan
Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi
kepala dekat dengan gantry. MSP tubuh berada pad atengah meja
pemeriksaan.
Posisi Obyek :
 Kepala berada ada pertengahan head holder (tempat kepala)
 MSP kepala sejajar terhadap lampu indikator longitudinal dan lampu
indikator horizontal 2 jari diatas kepala
 Pasien fiksasi
 Selama pemeriksaan pasien diberi selimut
Scan parameter pada pemeriksaan CT-Scan polos dan
post kontras

Scanogram : Kepala Lateral

Range : 1 range

Slice Thickness : 5,0 mm

FOV : 232 mm

Gantry tilt : 0O

KV : 120

mAs : 380

Window Widt : 80

Window Level : 35


Memasukkan data atau registrasi pasien (atas nama
pasien, umur pasien, dll)

Membuat Scanogram

Mengatir luas FOV di daerah basis crania sampai bagian
atas kepala (parietal)

Memasukkan studi data yang akan dipilih yaitu studi head
spinal, dengan slice thickness 5,00 mm

Hasil dari potongan axial basis crania dan serebrum akan
tampak

Masukkan media kontras melalui slang infuse yang
sudah terpasang dari ruangan

Penyuntikan dengan jarum no.19 yang sudah
dihubungkan dengan spuit 25 cc yang berisi media
kontras (iopamiro)

Protocol scanning yang dipilih sama

Tetapi dilakukan penambahan comment’s “post
Contras”
Hasil Pembacaan Foto

Pada non kontras I.V tampak nodul multiple ukuran bervariasi pada hemisfer
serebri sampai ke serebellum kanan kiri dan posn disertai edema perifokal
bentuk fingerlike. Pasa post kontras I.V tampak enhancement

Sulkus kortikalis dan fisura sylvii kanan kiri tampak sempit

Ventrikel lateralis kanan kiri, III dan IV sempit

Sistema perimesenchepalia sempit

Tak tampak midline shifting
Kesan:

Multiple nodul pada hemisfer serebri sampai ke serebellum kanan kiri dan pons
(gambaran metastase)

Tak tampak pendarahan intracranial

Tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Tipe Jaringan Nilai CT (HU) Penampakan
Tulang +1000 Putih
Otot +50 Abu-abu
Materi putih +45 Abu-abu menyala
Materi abu-abu +40 Abu-abu
Darah +20 Abu-abu
CSF +15 Abu-abu
Air 0
Lemak -100 Abu-abu gelap ke hitam
Paru -200 Abu-abu gelap ke hitam
Udara -1000 Hitam
Nilai CT pada jaringan yang berbeda penampakannya pada layar monitor
(Bontrager, 2000)

Parameter CT Scan

Slice Thinckness

Range

Volume Investigasi

Faktor Eksposi

Field of View (FOV)

Gantry Tilt

Rekostruksi Matriks

Rekosntruksi Algorithma

Window Width

Window Level
PARAMETER SCANNING CT SCAN
PARAMETER CT SCAN

1) Scannogram
Scannogram adalah gambaran pertama yang dihasilkan. Pada pemeriksaan
CT Scan. Batasan dari Scannogram sesuai dari area yang diperiksa (volume
invertigasi)

2) Slice Thickness
Slice thickness merupakan tebalnya potongan irisan objek yang diperiksa.
Apda umumnya potongan yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang rendah, sebaliknya ukuran yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan
detail yang tinggi. Jika slice thickness potongan semakin tebal maka gambaran akan
cenderung terjadi artefak dan jika slice thickness potongan semakin tipis maka akan
cenderung terjadi noise pada gambaran.
3) Range
Range merupakan gabungan dari beberapa slice thickness. Pada
pemeriksaan CT Scan sinus paranasal menggunakan 1 range dari batas depan
sinus frontalis sampai dorsum sellae pada potongan coronal dann dari bats bawah
tulang palatum sampai batas atas sinus frontalis pada potongan axial (Nesseth,
2004
4) Inter Slice Distance / Faktor Pitch
Inter Slice Distance digambarkan sebagai pergerakan meja dikurangi jumlah
slice thickness potongan. Sedang factor pitch dalam Helical CT merupakan nilai
ukur dalam persamaan kecepatan meja pemeriksaan perotasi gantry. Inter slice
distance secara umum berada dalam cakupan 0 – 10 mm dan factor pitch antara 1-
2.
5) Faktor Eksposi
Factor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi meliputi tegangan tabung
9kV) berpengaruh pada kualitas, arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s)
berpengaruh pada intensitas. Pemeriksaan CT Sinus Paranasal menggunakan kV
120 dengan mAs 200 (Silverman, 1998)

6) Gantry Tilt
Gantry tilt merupakan sudut yang dibentuk antara bidang vertical dengan
gantry (tabung sinar-X dan detector). Rentang penyudutan -25 o dan +25o. besarnya
penyudutan tergantung antara besar kecilnya sudut yang dibentuk oleh ORBITO
MEATAL LINE (OML) dengan garis vertical.
7) Field of View (FOV)
Field of View adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan
direkonstruksi. FOV yang kecil akan meningkatkan resolusi gambaran karena FOV
yang kecil maka akan mereduksi ukuran pixel. Tapi bila FOV terlalu kecil maka area
yang dibutuhkan untuk keperluan klinis sulit terdeteksi. Menurut Nesseth (2000)
FOV pada pemeriksaan CT Scan sinus paranasal mencakup kedua bagian lateral
dari kepala menggunakan dimensi kepala.

8) Rekonstruksi Matrix
Rekosntruksi matrix adalah deretan baris dan kolom dari picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan
salah satu struktur elemen dalam memori computer yang berfungsi intuk
merekonstruksi gambar. Umumnya matriks yang digunakan 512 baris x 512 kolom.
Rekonstruksi matrik ini berpengaruh pada resolusi gambar yang dihasilkan.
Semakin tinggi matrik yang digunakan semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan.
Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, jaringan lunak, cairan
dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.

9) Rekosntruksi Algorithma
Rekosntruksi algorithma adalah prosedur matematis yang digunakan dalam
merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakteristik dari gambar tergantung
pada kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih
maka semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya
metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue dan jaringan-jaringan lain
dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
10)Window Width
Window Width adalah rentang nilai CT yang dikonversi menjadi gray level
untuk ditampilkan dalam TV monitor. Setelah computer menyelesaikan pengolahan
gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi
menjadi skala numeric yang dikenal dengan nama nilai computed tomography
dengan nilai satuan HU (Hounsfield Unit). Window Width yang dipakai pada
pemeriksaan CT scan sinus paranasal adalah 140-1000 HU untuk soft issue, 15000-
3000 HU untuk kondisi tulang (Silvernab, 1998)
11) Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan
densitas gambar yang akan dihasilkan. Window level yang digunakan 30-100 HU
untuk soft tissue, 200-400 HU untuk tulang (Silverman, 1998)
CT Scan abdomen dan pelvis
1. Anatomi
Anatomi dari abdomen yang bagian atas diagfragma dan bagian bawah simpisis
pubis terdiri dari:
Hati Pankreas Ureter
Empedu Usus Kecil Visika Urinaria
Lambung Usus besar Uretra
Limpa Ginjal Pembuluh darah abdomen

2. Indikasi Pempriksaan:
a. Untuk abdomen:
 Adanya duggan tumor primer.
 Mctastase pada hati, pankreas, ginjal, atau limpa
 Proses patologis pada kelenjar adrenal
 Panfereatis
 Abses abses
 Haematoma dari hati dan limpa, dll.
b. Untuk pelvis:
 Karsinoma prostat, cervic, kandung kemih, ovari
 Massa pada soft tissup, dan penyakit pada otot pelvis
 Abses –abses
 Mengevaluasi sendi paha nada kasus trauma.

3. Bahan kontras:
 Barium sulfat suspensi, konsentrasi rendah ( 1%-3% ) agar tidak
 Jenis kontras yang larut dalam air (water soluble soiusions)
Seperti diatrizoate meglurine atau diatrizoate sodium.
A. CT Scan Abdomen (Sistem Pencernaan)
a. Persiapan pasien non kotras
 Tidak ada persiapan khusus
 Logam sekitar abdomen dilepas
 Diberi penjalasan kepada pasien
b. Persiapan alat dan bahan :
CT Scan siap pakai (Whole Body CT Scan)
 Bahan kontras, anti histamine, jarum suntik, oksigen, tensi meter
 Selimut, tissue, baju pasien, film, dll
c. Prosedur pelaksanaannya :
 Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, dengan kepala duluan
masuk ke dalam gantry.
 Mmid. Sagital plane sejajar dengan longitudinal dari posisi cahaya dari gantry
(seperti lampu kolimator daripada pesawat konvensional)
 Mid koronal plane dari pasien akan masuk melalui pertengahan dari bidang
horizontal gantry dari CT Scan.
 Kedua lengan pasien ditempatkan diatas kepala.
 Alat fiksasi dan pengganjal dapat digunakan menghindari pergerakan.
 Penempatan bantal busa dibawah lutut dapat menahan tekanan pad abagian
belakang bawah dari bokong sehingga pasien merasa lebih nyaman.
 Selanjutnya pasien diselimuti
 Penjelasan lebih lanjut perlu diberikan kepada pasien.
 Selanjutnya masukkan data/ menu pada console.
 Lakukan scenogram dari proses zypoidesu sampai ke simpisis pubis.
 Tentukan tebal irisan pada scenogram
 Gantry tidak di titling
d. Tebal slice/irisan
 Secara rutin tebal slice adalah 10 sampai 15 mm
 Tebal slice 20 mm hanya digunakan pada kelainan patologis yang besar
 Tebal slice 5 sampai 8 mm hanya digunakan pada analisa yang detail seperti
pada pancreas dan ginjal.

e. Waktu ekspose/scan.
 Pada serial CT maka waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 1 detik dengan
tujuan untuk mengurangi artefak akibat gerak dari organ respiratori
 Dengan menggunakan volume (Spinal) CT scan abdomen maka untuk
menghindari pergerakan maka pasien diberi aba-aba sekitar 2 kali yaitu tarik
nafas keluarkan, tarik nafas lagi dan tahan sekitar 20 detik.

f. Setelah diperoleh scenogram lalu tentukan range dan tebal irisan. Selanjutnya
lakukan scanning terhadap irisan yang telah ditetapkan. Maka diperoleh
radiograf dari masing-masing irisan.
Selanjutnya pilih diantara sekian irisan yang ada kelainan untuk diolah sebagai
berikut :
- Di ROI terhadap objek/kelainan yang kecil
- Diukur nilai kelainan tersebut untuk mengetahui jenisnya.
- Diukur volumenya, kalau bentuk cairan, seperti perdarahan.
- Diukur kedalaman dari kelainan tersebut terhadap tulang (tulang parietal)
untuk memudahkan operasi bagi dokter bedah syaraf.

g. Filming
Setelah pengolahan selesai maka dilakukan perekaman dengan film dan hasil
rekaman tersebut telah dapat diinterpretasikan oleh dokter.
a. Persiapan pasien dengan menggunakan bahan kontras, BaSo4
- Untuk abdomen bagian atas :
 Pasien sebaiknya puasa tanpa urus-urus
 Kontras diminum sebanyak 400 ml
 Kontras tersebut diminum 15 sampai 30 menit sebelum pemeriksaan
 Pada saat pemeriksaan dimulai pasien minum kontras lagi 300 ml
- Untuk abdomen bagian bawah
 Pasien minum kontras sebanyak 1200 ml
 Diminum 30 sampai 45 menit sebelum pemeriksaan
 Ada juga buku menulis, bahwa kontras 1200 ml diminum pada malam hari.
 Bila perlu pasien diberi obat pencahar dan puasa
 Tujuan pemberian kontras 300 ml pada saat scan dimulai untuk melihat
gambaran scan dari lambung
 Pemberian kontras 400 ml sebelum pemeriksaan untuk pengisian usus kecil.
b. Pemasukan bahan kontras secara intravena
 Bahan kontras yang digunakan adalah jenis yang larut dalam air seperti
diatrizoate meglumine dan diatrizoate sodium.
 Tujuannya untuk melihat keonakan dari :
Vena portal aorta abdomalis, inferior vena, kava arteri dan vena iliaka.
 Selain itu untuk memperlihatkan ginjal, ureter dan k. kemih
 Pemasukan bahan kontras dilakukan secara bolus
 Scanning dilakukan setelah bahan kontras habis disuntikkan
 Pada beberapa hal maka dapat dilakukan penyuntikan dobel kontras.
c. Persiapan alat dan bahan :
CT Scan siap pakai (Whole Body CT Scan)
 Bahan kontras, anti histamine, jarum suntik, oksigen, tensi meter, kadar Ureum
 Selimut, tissue, baju pasien, film, dll
d. Prosedur pelaksanannya :
 Pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan, dengan kepala duluan
masuk ke dalam gantry.
 Mid. Sagital plane sejajar dengan longitudinal dari posisi cahaya dari gantry
(seperti lampu kolimator daripada pesawat konvensional)
 Mid koronal plane dari pasien akan masuk melalui pertengahan dari bidang
horizontal gantry dari CT Scan.
 Kedua lengan pasien ditempatkan diatas kepala.
 Alat fiksasi dan pengganjal dapat digunakan menghindari pergerakan.
 Penempatan bantal busa dibawah lutut dapat menahan tekanan pad abagian
belakang bawah dari bokong sehingga pasien merasa lebih nyaman.
 Selanjutnya pasien diselimuti
 Penjelasan lebih lanjut perlu diberikan kepada pasien.
 Selanjutnya masukkan data/ menu pada console.
 Lakukan scenogram dari proses zypoidesu sampai ke simpisis pubis.
 Tentukan tebal irisan pada scenogram
 Gantry tidak di titling
e. Tebal slice/irisan
 Secara rutin tebal slice adalah 10 sampai 15 mm
 Tebal slice 20 mm hanya digunakan pada kelainan patologis yang besar
 Tebal slice 5 sampai 8 mm hanya digunakan pada analisa yang detail seperti
pada pancreas dan ginjal
f. Waktu expose / scan
 Pada serial CT maka waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 1 detik dengan
tujuan untuk mengurangi artefak akibat gerak dari organ respiratori
 Dengan menggunakan volume (Spinal) CT scan abdomen maka untuk
menghindari pergerakan maka pasien diberi aba-aba sekitar 2 kali yaitu tarik
nafas keluarkan, tarik nafas lagi dan tahan sekitar 20 detik.

g. Setelah diperoleh scenogram lalu tentukan range dan tebal irisan. Selanjutnya
lakukan scanning terhadap irisan yang telah ditetapkan. Maka diperoleh radiograf
dari masing-masing irisan.
Selanjutnya pilih diantara sekian irisan yang ada kelainan untuk diolah sebagai
berikut :
- Di ROI terhadap objek/kelainan yang kecil
- Diukur nilai kelainan tersebut untuk mengetahui jenisnya.
- Diukur volumenya, kalau bentuk cairan, seperti perdarahan.
- Diukur kedalaman dari kelainan tersebut terhadap tulang (tulang parietal) untuk
memudahkan operasi bagi dokter bedah syaraf.
BAGIAN DARI PESAWAT CT SCANNER

1. TABLE DAN GANTRY


 TABLE

Tempat PDT. Tidur, bentuk curva

Terbuat dari Carbon Grapite Fiber

Penyerapannya  th. Sin-X

Dilengkapi indicator ketinggian meja
 GANTRY
Suatu tempat yang didalamnya terdapat :

X-ray tube, gilter. Kolimator, Lampu indicator

DAS  Data Aqcuisition System
 TAB. SIN-X

Anoda Putar. Ukuran focus 0.6 mm2 – 1.2 mm2

Berkas RAD yang keluar bersifat Monocromatic

Anoda Head Storage Capacity 700.000 – 2.000.000 Hu

Tahan Th. Goncangan / Shock Proof
 COLIMATOR : -Col X-ray Tube dan Col. Detector
 COL X-RAY

Mengurangi Radiasihambur

Mengurangi dosis radiasi

Pembatas luas lapangan

Mempercepat berkas sinar
 COL.DET

Menyearahkannn radiasi de DET

Pengontrol radiasi hambur

Menentukan ketebalan slice/voxel
 DAS DAN DETECTOR
Fungsinya :

Menangkap sin-X yang telah menembus objek

Mengubah sin-X dalam bentuk signal elektronik

Menguatkan signal-signal elektronik

Mengubah signal elektronik ke DATA DIGITAL
KARAKTERISTIK DETEKTOR

COST  makin banyak DET harga CT 

Efisiensi  berkas sinar 100% ditangkap DET

Stability  respon dgt. Thd berkas sinar bersifat tetap dari suatu scaning ke
scanning berikutnya.

Responsive  waktu DRT. Meneima berkas sinar dan mengolahnya dalam bentuk
signal electron.
MACAM-MACAM CRISTAL YANG DIGUNAKAN
 Sodium Iodine (Na l)
 Caesium Iodine (Cs I)
Xenon Detector  ionisasi gas
 Calcium Fluorida (Ca F2)
 Bismuth Germanate (B Go)

2. X-RAY CONTROL
 Terdiri dari Gen. Tegangan 
 Sangat penting pada saat pemanasan tab. Sin-X

3. KOMPUTER
 Melakukan proses scanning’
 Rekonstruksi / pengolahan data
 Display gambar dan menganalisa gambar

4. DISC UNIT
 Menyimpan hasil program computer
 Data yang disimpan bisa data mentah / data permanen

5. MAGNETIC TAPE UNIT


 Penyimpan data pada Tape atau Pita
 Data bisa dipanggil sewaktu-waktu

6. MULTI FORMAT CAMERA


 Untuk memperoleh gambar / Rontgennogram
 Gambaran dapat diperoleh dari tiap slice
7. OPERATOR TERMINAL
 Merupakan pusat dari semua kegiatan scan
 Pasien File Manipulation
 Merupakan fungsi pengoperasian system secara umum.
STRUKTUR KOMPETENSI
PRAKTEK MANDIRI CT DASAR
BAGI CALON LULUSAN PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI JURUSAN TRR
POLTEKES KEMENKES SEMARANG TA.2009/2010

Tujuan Instruksional UMUM


Mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan CT Scan rutin dan non kontras

Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa memahami prosedur kerja CT untuk pemeriksaan rutin kepala, dada
dan abdomen non-kontras
2. Mahasiswa mengenai protocol pemeriksaan CT untuk pemeriksaan rutin kepala,
dada, dan abdomen non-kontras.
3.Mahasiswa mampu melakukan scanning sederhana pada kepala, dada dan abdomen non-kontras.
No KOMPETENSI INDIKATOR
1. Melakukan persiapan alat sebelum a. Menghidupkan pesawat CT Scan
pemeriksaan b. Kalibrasi rutin (warming up)
c. Checking alat-alat bantu dan pendukung
pemeriksaan
2. Melakukan persiapan pasien, a. Persiapan pasien
penjelasan, bertanya tentang riwayat b. Memberikan penjelasa
pasien, ganti baju dan alat lain yang c. Bertanya tentang riwayat pasien
mengganggu d. Mengganti baju pasien
e. Melepas alat lain yang mengganggu
3. Memilih protocol pemeriksaan yang a. Identifikasi pasien
tepat b. Entry data pasien
c. Pemillihan area pemeriksaan
d. Basic Positioning
4. Menempatkan pasien diatas meja dan a. Transfer pasien dari brankard/kursi roda ke
melakukan immobilisasi dengan baik meja pemeriksaan CT Scan
b. Penempatan pasien di atas meja
pemeriksaan dengan tepat
c. Immmobilisasi pasien
d. Pengaturan posisi objek
e. Setting sudut gantry yang dibutuhkan
f. Pergeseran meja pemeriksaan
5. Menggunakan dengan tepat alat bantu a. Penggunaan head holder strep
yang diperlukan dalam pemeriksaan b. Arm support
c. Knee pad
d. Cradle extender
6. Menjelaskan fungsi tombol-tombol a. Penjelasan tentang fungsi tombol-tombol
pada meja control pada meja control
7. Melakukan scanogram dan pegaturan a. Pembuatan scanogram
parameter pemeriksaan. b. Pemilihan ilai parameter yang sesuai
mencakup :
1) Factor eksposi (kV dan mAs)
2) Slice thickness
3) FOV
4) Pitch
5) Range
8. Mengoparasikan Window Width dan a. Pemilihan nilai Window width
Window level untuk mendapatkan b. Memilih nilai Window level
image yang sesuai
9. Monitoring pasien selama pemeriksaan a. Melakukan monitoring baik visual dan
langsung verbal
b. Memastikan pasien dalam kondisi tenang
selama pemeriksaan langsung
10. Mengoperasikan gambar dan a. Memilih format gambaran
mengubah format b. Melakukan rekonstruksi gambar
c. Melakukan pengukuran panjang lebar
d. Menempatkan ROI pada gambar
11. Melakukan pencetakan gambar a. Memilih format gambar yang akan dicetak
b. Memilih/menandai gambar yang dicetak
c. Memberikan / menghilangkan label pada
gambar
d. Memindah gambar ke dalam format cetakan
e. Melakukan pencetakan
12. Melakukan penanganan pasien pasca a. Melepas alat bantu
pemeriksaan b. Mengembalikan posisi gantry dan meja
c. Transport pasien dari meja pemeriksaan ke
brankard / kursi roda
d. Penjelasan kepada pasien
13. Melakukan keselamatan kerja radiasi a. Memastikan tidak ada oranng yang masuk
pada pemeriksaan CT Scan selama dilakukan warming up
b. Screening pasien
c. Memastikan tidak ada orang lain selain
pasien dalam ruang pemeriksaan
d. Penggunaan apron untuk keluarga/orang
lain yang membantu jalannya pemeriksaan
e. Menghentikan/melakukan penjadwalan
ulang pemeriksaan bila pasien tidak dalam
keadaan tenang.
PROSEDUR PENGGUNAAK MSCT SCAN 64 SLICE
INSTALASI RADIOLOGI RSUP DR SARDJITO

1. Menghidupkan Alat MSCT Scan


a. Nyalakan trafo dengan memutar pedal kearah bawah
b. Nyalakan UPS sampai ready online
c. Nyalakan CIRS
d. Nyalakan console tunggu sampai munncul permintaan user nam dan dama.
User nam ketik ct, password tidak diisi. Lalu klik OK.
Lalu muncul Philips Licence agreement, klik yes

2. Lakukan Tube conditioning dari menu home, lalu klik short TC tunggu kira-kira 2
menit, posisi table pasien diusahakan masuk gantry.
3. Persiapan pasien yang akan diperiksa,
a. Bila pemeriksaan menggunaankontras, pasien diharuskan mengisi formulir
persetujuan pemberian kontras.
b. Pasien ditanya tentang klinisi apa yang diderita.
c. Pasien dipasang needle IV untuk memasukkan kontras, bila pemeriksaan
menggunakann kontras.

4. Mengisi data pasien yang akan diperiksa di Console


5. Klik di start study
6. Isi = pasien ID, nama, umur
7. Pilih posisi yang akan diperiksa di console seperti gambar dibawah

(supine, prone, head first, feed first)


8. Isi nama pemeriksaan
9. Lalu klik exam protocol group
10. Muncul gambar anatomi yang seluruh tubuh, contoh cardiac

11. Pilih anatomi yang akan diperiksa lalu sesuaikan apa yang akan diperiksa, lalu
otomatis muncul parameter pemeriksaan seperti gambar.

12. Masukkan pasien ke ruang MSCT, atur pasien diatas meja pemeriksaan seusi kllinis
yang akan diperiksa.
13. Masukkan table dalam gantry sampai batas laser yang ditengah gantry tepat pada
awal atau akhir yang akan diperiksa
14. Tutup ruang pemeriksaan lalu operatir berada di computer console.

15. Di computer console klik GO

Lalu klik manual to scan seperti gambar dibawah


16. Setelah surview muncul topogram, lalu atur kolimasi sesuai klinis yang akan
diperiksa. Seperti gambar berikut.

17. Klik GO

Scanning lagi. Setelah scanning selesai muncul


gambar dbawah

Lalu klik OK.

18. Scanning telah selesai klik end study


19. Pasien dikeluarkan dari gantry dan diantar ke ruang Observasi. Setelah itu pasien
boleh pulang atau kembali ke ruang rawat inap.
20. Image diproses dengan masuk CT Viewer.

Untk membuat potongan axial, coronal, sagital

21. Potongan juga bisa dibuat di analisys denngan klik di MPR, akan muncul gambar
seperti dibawah :

22. Potongan axial, corronal dan sagital dikirim ke Filming untuk dicetak.
23. Cara mencetak film pada computer yang sebelah kanan, pilih nama pasien melalui
image Directory, muncul data klik original, pilih MPR, pilih gambar potongan axial,
coronal, sagital, atur format berapa yang akan digunakan, atur thickness dan
interval, kalau gambar tidak simetris klik mouse sebelah kanan pilih swivel, atur
potongan OML, Base Line dengan mengatur garis biru. Klik film series diujung kiri
atas, pilih potongan apan yang diinginkan klik Ok, klik Filming pada monitor sebelah
kiri, atur window width dan window level dengan pilihan pada windowing atau atur
garis sebelah kanan, atur zoom pilih gambar bad dan pilih gerakan tekan gambar
tangan, setelah selesai diatur, tekan print, pilih format sesuai dengan pengaturan
format awal lalu OK.
24. Print monitor sebelah kiri, Directory pilih nama pasien, klik Original Image, CT
viewer, yes, klik yes, pilih gambar scanogram, atur thickness di monitor diatas
gambar sebelah kanan warna biru, klik series pilih batch, atur image, thickness
disesuaikan dengan thickness yang diatas gambar, klik gambar.

Atur image awal klik Mask First setelah selesai atur image terakahir yang mau
dipilih, klik mask, pilih scano gambar bawa, klik gambar kamera, klik film letak
diatas, pilih format film yang mau digunakan berapa, atur kondisi lalu print.
25. Setelah semua pasien selesai diperiksa dan semua image diproses dan tidak ada
pemeriksaan, computer Console dimatikan dengan cara klik Logout pada aplikasi.
Muncul perintah shutdown klik OK.
26. Kalau pasien menggunakan kontras setelah pemeriksaan CT polos selesai klik OK,
klik Repeat last series, masukkan informasi kontras media, klik pemeriksaan contoh
barain helical, klik gambar spuit muncul data informasi kontras media yang
digunakan apa, volume berapa? Setelah pengisian data klik GO, tekan enable,
setelah selesai klik OK, end study.
27. Kalau mau program pemeriksaan Abdomen upper dan lower setelah kontras media
masuk, mau dibuat 2 program abdomen atas dulu maka pilih gambar seri program
diatas sebelah kiri, program dari diafragma sampai crista iliaca dan kedua program
dari crista sampai simpisis pubis, aktifkan program yang pertama upper Abdomen
tekan GO selesai, maka klik OK, aktifkan program lower abdomen tunggu sammapi
waktu 20-30 menit, tekan repeat, klik GO.
28. Print 3 Dimensi
Directory pilih nama klik CT Viewer – pilih volume – batch – pilih arah rotasi di quick
batch – pilih degree berapa derajat – pilih image 4, 6, 12, tergantung yang
diinginkan lalu difoto dengen menekan gambar kamera – filming – pilih layout –
print.
29. Masukkan CD pilih Directory pilih pasien – pilih series – copy to – CDR – ok – Lokal
CDR – Ok - lihat gambar warna merah diujung atas sebelah kanan klik kalau belum
berubah warna merah klik (Refresh) Recorc – tunggu sampai ada muncul informasi
– Yes – tunggu sampai eject – CD keluar.
30. Kalau listrik mati seadainya mau menghidupkan lagi tekan tombol power supply
pada bagian box yang menempel tembok tekan warna hijau, tekan tombol hijau
diats box sebelah kiri TV mminitor, hidupkan tombol computer disebelah kanan
dibawah monitor.
31. Mematikan pesawat Klik Directory klik Log Out, klik Shutdown.

Mengetahui Disusun oleh


Ka Instalasi Radiologi Petugas Proteksi Radiasi

Dr. Anita Ekowati, SpRad Kus Indriyatiningsih BSc


NIP. 196210221990032003 NIP. 195711051980032002

Anda mungkin juga menyukai