Anda di halaman 1dari 65

COMPUTED

TOMOGRAPHY
(CT-SCAN)

MEGA INDAH PUSPITA,


S.ST, M.kes
The Discovery of X-Rays

Wilhelm Conrad Roentgen

1985
CT SCAN FIRST
INTRODUCED BY

Sir Godfrey Newbold


Hounsfield
1972
TERMINOLOGY
Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan
yang biasa digunakan, diantaranya:
a. Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial Tomography (CAT)
c. Computerized Aided Tomography
d.Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive Tomography (RT)
f. Computed Transmission Tomography(CAT)
g. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and
American Journal of Roentgenology " dengan
istilah Computed Tomography (CT). Merupakan
teknik pengambilan gambar dari suatu objek
secara sectional axial, coronal dan sagital
dimana berkas sinar mengitari objek.
History of Computed Tomography
 1917 J.H. Radon: Transformasi Radon, gambar dari
obyek yang tidak diketahui dapat digambarkan dari
proyeksinya.
 1963 A.M. Cormack: mengembangkan teknik untuk
menentukan distribusi penyerapan tubuh manusia.
 1972 G.N. Hounsfield dan J. Ambrose: menghasilkan
gambar CT pertama kali untuk keperluan klinis.
1974 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
1975 First whole body scanner in clinical use
 1979 Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah
Nobel
Lanjutan
 1989 W.A. Kalender dan P. Vock melakukan
pemeriksaan klinis pertama dengan
menggunakan Spiral CT
 2000 PET/CT systems.
2001 CT Scan 16 slices
 2004 64 slices, > 40000 instalasi CT untuk
aplikasi klinik.
2005 Dual Source CT, untuk pemeriksaan
Cardiac dan Dual Energy
2006 128 Slice CT dan 320 Slice
DEFINITION CT-SCAN (Ballinger, 2007)

Pencitraan diagnosis suatu penyakit yang


memanfaatkan komputer sebagai pengolah data sinar-x
yang mengalami atenuasi setelah menembus objek
yang diperiksa.
Data sinar-x merupakan data analog ditangkap oleh
beberapa detektor yang dikonversikan ke dalam bentuk
data digital dikirimkan ke komputer.
Data sinar-x yang datang dari berbagai sudut ini oleh
komputer diolah, direkonstruksi dan ditampilkan dalam
bentuk informasi anatomis yang dikenal dengan istilah
slice.
Radiograf Konvensional CT-SCAN
The basic Components of CT SCAN
1. Gantry
- Tabung Sinar-x
- Kolimator
- Detektor
- ADC (Analog
Digital Converter)
2. Meja Pemeriksaan
(couch)
3. Komputer (Sistem
Konsul)
CT Scan Umumnya Terdapat Dua Buah
Kolimator
kolimator pada pasien dan detector
Kolimator pada X-ray tube (pre (detektor kolimator atau post pasien
pasien kolimator)berfungsi:
kolimator) berfungsi:
 Mengurangi dosis radiasi  Pengarah radiasi
 Sebagai pembatas luas menuju ke detector
lapangan penyinaran  Pengontrol radiasi
 Mengurangi bayangan hambur
penumbra dengan
adanya focal spot kecil  Menentukan ketebalan
lapisan (slice thickness)
 Menentukan ketebalan
lapisan (slice thickness).
 Memperkuat berkas
sinar
Lanjutan

Gantry
X-Ray Tube
Kolimator
Detektor
ADC
Lanjutan

Meja Pemeriksaan:

Meja
Head holder
Restraining strep
Lanjutan

Komputer
∆ Kontrol akuisisi
data (mode
scan dan scan
parameter)
∆ Rekonstruksi
gambar
∆ Penayangan
/pengolahan
gambar
∆ Penyimpanan
gambar/data.
The basic Principle of CT SCAN

1. Memanfaatkan Prinsip dasar Tomografi.


2. Tabung sinar-x dari pesawat ini bergerak
memutar pada bidang tegak lurus pada poros
tubuh pasien. Gambaran yang terjadi merupakan
potongan melintang secara topografi anatomi.
3. Dengan memanfaatkan teknologi komputer maka
gambaran aksial yang telah didapatkan dapat
direformat kembali sehingga didapatkan
gambaran coronal, sagital dan oblik. Bahkan
bentuk 3D dari objek tersebut.
Potongan crossectional CT Scan
Transverse
Or Axial
Plane

Sagital Axial Coronal


Lanjutan

Frontal or
Coronal Plane Sagital Axial Coronal
Lanjutan
Median Line
Mid-sagittal Plane
Parasagittal Planes

Sagital Axial Coronal


CARA KERJA CT-SCAN
Sinar-x yang mengalami atenuasi, setelah menembus
objek diteruskan ke detektor yang mempunyai sifat
sangat sensitive dalam menangkap perbedaan atenuasi
dari sinar-x yang kemudian mengubah sinar-x tersebut
menjadi signal-signal listrik. Kemudian signal-signal
listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube
sinar-x dan diubah kedalam bentuk digital oleh Analog
to Digital Converter (ADC), yang kemudian masuk ke
dalam system computer dan diolah oleh computer.
Kemudian Data Acquistion System (DAS) melakukan
pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau
numerik.
LANJUTAN
Data-data inilah yang merupakan informasi
komputer dengan rumus matematika atau
algoritma yang kemudian direkonstruksi dan hasil
rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar TV
monitor berupa irisan tomography dari objek yang
dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image
yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan.
Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi
linear yang mutlak dari suatu jaringan yang
diamati, yaitu berupa CT Number.
The Development of CT SCAN

Generasi
Pertama

Generasi Generasi
Kedua Ketiga

Generasi Generasi
Keempat Kelima
» Generasi Pertama «
Menggunakan pancaran sinar-x model pencil yang
diterima oleh satu detector. Waktu yang dicapai 4,5-5,5
menit untuk memberi informasi yang cukup pada satu
slice dari rotasi tabung dan berkas geometri paralel/
prinsip pergerakan tabung yaitu gerakan translation-
rotation sebesar 180°

» Generasi Kedua «
Menggunakan pancaran sinar-x model kipas (fan
beam), Detector multi detector ( linier array detector)
dengan menaikkan jumlah sebanyak 30 buah, dengan
waktu scanning yang sangat pendek, yaitu antara 20-
3,5 detik per slice
Scanner 1st and 2nd generation
LANJUTAN
» Generasi Ketiga «
Berkas geometri Model kipas besar (wide fan
beam), dengan kenaikan 960 detektor (multi detector curve
array detector) berhadapan dengan tabung sinar-x meliputi
bagian tepi yang saling rotasi (rotate–rotate) memutari
pasien dengan membentuk lingkaran (gerakan berputar)
360° antara tube dengan detektor secara sempurna untuk
menghasilkan satu slice data jaringan. Waktu scanning
pada scanner generasi ketiga yang modern ini berkisar 1
detik.

» Generasi Keempat «
Berkas geometri Model Multi Detektor (slip ring
detector/Kipas besar) Jumlah detektor mencapai 4800 detektor
(stationary-rotate system) berbentuk cincin atau ring . Saat
pemeriksaan berlangsung X-ray tube berputar 360 derajat
mengelilingi detector yang diam. scanning selama 1 – 5 second
CT generasi III
CT generasi IV

Tube berputar
detektor diam
detektor ada
disepanjang
lingkaran gantry
LANJUTAN
» Generasi kelima «
Sering disebut CT Helical atau CT
Spiral. Kelebihan dari tipe ini
penggambaran organ akan lebih cepat
dan radiografer dapat mengolah data
menjadi gambar 3 dimensi melalui
pengolahan computer. Menggunakan
pancaran sinar-x model wide fan beam
dengan pergerakan tabung stationary-
rotate system multi detector (slip ring
detector)
Helical / Spiral
Pada tahun 1990, mulai diperkenalkannya CT Helical atau CT
Spiral, di mana waktu eksposi semakin singkat. Slip Ring
(tube dpt berputar terus menerus, merupakan cincin
konduktor tempat arus/tegangan mengalir, bekerja
bersamaan dengan konduktor.
CT Spiral mengenal prinsip single slice dan multi slice, yang
berpengaruh pada kecepatan scanning dan resolusi gambar
yang dihasilkan
EBCT
EBCT = Electron Beam Computed Tomography scanner untuk
pemeriksaan cardiac
Scan time cepat dibawah waktu 0,1 detik, multi detektor
Data Acquisition Detector Ring
system

Electron gun
Target Ring

Electon Beam
CARA KERJA
Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan
tabung sinar-x, tapi menggunakan electron gun yang
memproduksi pancaran electron berkekuatan 130 KV.
Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic coil
menuju fokal spot pada ring. Proses penumbukkan
electron menghasilkan energy sinar-x. Sinar-x akan
keluar melewati kolimator yang membentuknya menjadi
pancaran fan beam. Kemudian sinar-x akan mengenai
obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state
detector dan selanjutnya prosesnya sama dengan
prinsip kerja CT Scan yang lain. Perbedaannya hanya
pada pembangkit sinar-x nya bukan menggunakan
tabung sinar-x tetapi menggunakan electron gun.
MultiSliceComputedTomography /
MultiDetectorCT
- Detektor terdiri
dari beberapa
baris/row
- Scan time cepat
(0,4 second)
- Bisa u Px Jantung,
pembuluh darah
dan biopsi
- Saat ini sdh 64
Slice
Lanjutan
Multislice CT Scan memiliki arti suatu kemampuan dari
CT Scanner untuk memperoleh data lebih dari slice
secara simultan.
 Pada tahun 1998, scanner 4 slice yang pertama
dikenalkan, diikuti dengan memperkenalkan 16 slice
pada tahun 2001. kemudian disusul dengan
perkembangan yang cepat scanner 32 dan 40 slice,
yang terakhir scanner 64 slice diperkenalkan tahun
2003
 Multislice tidak hanya meningkatkan nomer slice,
tetapi juga waktu sekali rotasi dari yang 1 detik hingga
sekarang bisa mencapai 0,375 detik per rotasi
Keuntungan Multislice
CT
• Meningkatnya spatial
resolution karena slice
thickness yang tipis.
• Kecepatan scan yang
semakin cepat
• Meningkatnya kualitas
2D dan 3D reformat
• Volume gambaran lebih
baik dan power atau
kekuatan tabung sinar-X
yang lebih kuat.
Proses pembentukan gambar CT

 Data Acquisition (Akuisisi Data)


 Image Recontruction (Rekontruksi Gambar)
Image Display
1. AKUISISI DATA
Akuisisi data adalah mengacu pada
pengumpulan data dari pengukuran transmisi
sinar-x dari pasien. Suatu sinar-x melewati pasien
jatuh pada detektor yang mempunyai nilai
transmisi tertentu atau nilai atenuasi. Data tsb
dikumpulkan untuk proses rekonstruksi.
2. Rekonstruksi gambar

Setelah cukup mengumpulkan data oleh


detector, kemudian dikirim ke komputer
utk diproses. Komputer menggunakan
teknik matematik khusus utk
merekonstruksi gambar ct dlm suatu
jumlah yg terbatas dr suatu step, disebut
juga algoritma rekonstruksi.
3. Image Display

Gambar tampil di monitor (grey scale)


Pengolahan gambar :
- Windowing (WW dan WL)
- ROI (Region Of Interest) yaitu untuk mengetahui
nilai HU (Hounsfield unit) satuan dari CT number
dari suatu jaringan yang di scan bisa normal bisa
kelainan.
- Enhancement (Penyangatan)
- Reformat
CT Number
Atau Hounsfield Unit (HU) :
Suatu satuan representasi dari nilai koefesien
atenuasi linier jaringan yang dikalkulasikan
dengan membandingkannya dengan nilai
koefesien atenuasi linier dari air (H2O).
 jaringan -  air
CT Number = --------------------------- x 1000
 air
Hasil perhitungan tsb akan didistribusikan ke dlm
suatu piksel dan akan dikonversikan ke dalam
bentuk skala keabuan
Tabel CT Number
Tipe Nilai CTN
Penampakkan
Jaringan (HU)
Tulang +1000 Putih
Otot +50 Abu-abu
White mater +45 Abu-abu menyala
Grey mater +40 Abu-abu
Darah +20 Abu-abu
CSF +15 Abu-abu

Air 0
Lemak -100 Abu-abu gelap ke hitam
Paru -200 Abu-abu gelap ke hitam
Udara -1000 Hitam
PARAMETER CT SCAN
 Slice Thickness
 Table increment
 Range & Volume Investigation
 Faktor Eksposi
 Matriks
 FOV
 Filter Kernel
 Gantry Tilt
 Window (Width & Level)
1. Slice Thickness
 Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan
dari objek yang diperiksa yang mengindikasikan
berapa banyaknya organ yang diperiksa per eksposi
 Nilainya dapat dipilih antara 1-10 mm sesuai dengan
keperluan klinis.
 ukuran yang lebih tebal akan menghasilkan
gambaran dengan detail yang lebih rendah,
sebaliknya ukuran yang tipis akan menghasilkan
gambaran dengan detail yang tinggi.
 Jika slice thickness semakin tinggi maka gambaran
akan cenderung terjadi artefak dan jika semakin tipis
maka gambaran cenderung akan menjadi noise.
2. Table increment
Table increment atau pergerakan meja selama
eksposi juga mempengaruhi slice thickness yang
digunakan. Pada single–slice CT scanners,
pergerakan meja terjadi antar eksposi, misalnya
slice thickness yang digunakan adalah 10 mm
dengan table increment 10 mm, maka akan
menghasilkan pemeriksaan 10x10 mm, di mana
organ akan ditampilkan dalam slice thickness 10
mm dan diambil setiap 10 mm.
3. Range & Volume Investigation
Range 1
Range 2
Volume = R1+R2
Volume investigation adalah
keseluruhan lapangan dari
objek yang akan diperiksa.
Lapangan objek ini diukur
dari batas awal objek hingga
batas akhir objek yang akan
diiris/discan
4. Faktor Eksposi
kV, mA dan s
 Tegangan tabung yang tinggi dianjurkan untuk high
resolution CT of lungs dan digunakan untuk
pemeriksaan struktur tulang seperti vertebra
 mAs = Semakin tinggi nilai mAs maka semakin
besar pula dosis radiasi yang diterima oleh pasien.
Semakin kecil nilai mAs maka noise yang dihasilkan
banyak
 S = scan time ditentukan kecepatan putar tube
5. Matriks

• Gambar digital adalah serangkaian angka yang diatur dalam baris dan
kolom, yang disebut matriks . 1 buah kotak atau 1 sel informasi
dinamakan picture element (pixel) yang mengandung nilai CT number
atau Hounsfield Unit (HU)
• Ukuran matriks dapat dipilih dari 64  64 sampai 1024  1024.
• Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan
dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi
resolusi yang akan dihasilkan
6. Field of View (FOV)
o Diameter dari gambar yang akan
direkonstruksi ke dalam matriks.
o Besarnya bervariasi antara 12-50 cm
o Jika FOV diperbesar, dengan ukuran matriks
yang tetap maka ukuran pixel akan mengalami
pembesaran yang proporsional. Sedangkan jika
matriks diperbesar, dengan ukuran FOV yang
tetap, maka ukuran pixel akan semakin kecil,
sehingga resolusi gambar semakin baik.
7. Algorithma Recontruction
(Filter Kernel)
 Prosedur matematis (algorithma) yang digunakan
terhadap data hasil scaning yang masih berupa raw
data untuk menghasilkan gambar dengan resolusi
tulang ataupun jaringan lunak.
 Secara umum ada 3 jenis filter kernel yaitu standar,
bone (HR) dan detail.
 Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih maka
semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan
dihasilkan
8. Gantry Tilt
Sudut yang dibentuk antara bidang vertikal
dengan gantry (tabung sinar–X dan detektor).
Rentang penyudutannya adalah antara ±12º
sampai ±30º.
Penyudutan dari gantry bertujuan untuk
mengkompensasi penyudutan dari organ yang
diperiksa, mengurangi dosis radiasi terhadap
organ-organ sensitif dan untuk mengurangi
artefact.
9. Window
Window Width :
adalah rentang nilai CT atau HU yang dikonversi
menjadi gray scale untuk ditampilkan dalam TV monitor.
Window width mengontrol kontras gambar (window
yang luas, kontras gambar rendah, seperti pada
pemeriksaan thoraks, sedangkan window yang sempit,
kontras gambar baik seperti pada pemeriksaan tulang).
WW = 150 - 300
Window Level :
Nilai tengah dari nilai HU pada WW yang akan
ditampilkan pada layar monitor sebagai grey scale.
WL = 40–80 HU, 0-30 HU
CONTOH APLIKASI PARAMETER CT
SCAN
Parameter pada CT Scan digunakan pada
beberapa Program, adapun Program yang
ada pada Pesawat MSCT adalah :
1. Program Examination
2. Program Viewing (berupa tampilan)
3. Program Three D
4. Program Filming
1. PROGRAM EXAMINATION

Pada Program ini Melakukan Registrasi


Terdapat tampilan Posisi Meja Pemeriksaan,
kedudukan meja pemeriksaan dan gantry.
REGISTRASI
PROSEDUR

Pilih Studi Kasus Melakukan Scanogram


2. Program Viewing (berupa tampilan)

Scanogram Parameter Pemeriksaan Scan Area


PROSES SCANNING
3. PROGRAM THREE D

Proses Rekonstruksi Gambar Axial


Rekonstruksi gambar Coronal
REKONSTRUKSI 3D Soft Tissue
RECONSTRUKSI 3 D Kepala
4. PROGRAM FILMING
PROSES LAY OUT
PROGRAM PENCETAKAN
CONTOH HASIL CETAKAN CT-SCAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai