Anda di halaman 1dari 25

CT

SCAN
1. All Adin Nurhuda
2. Catur Prasetyawan
3. I Kadek Nova P
4. Rangga Budi Santoso
5. Raiqan Asy’ari W
6. Rumin
7. Yenda Mita Barus
Perkembangan CT Scan
Proses pengumpulan data intensitas radiasi terusan pada
bidang irisan obyek untuk berbagai sudut dinamakan scanning
atau pemayaran. Terdapat berbagai macam cara pemayaran,
bergantung pada "generasi" CT scan yang digunakan. Istilah
"generasi" menggambarkan tipe komersial yang tersedia yang
mengacu pada perbedaan geometris gerak pemayaran, waktu
pemayaran, bentuk berkas radiasi perunut, dan system detektor
yang berbeda-beda antara satu generasi dan generasi lain.
Berdasarkan perkembangan Teknologi, CT Scanner
mengalami beberapa perkembangan sesuai kemajuan teknologi.
Generasi Pertama

Spesifikasi:
Gerakan translasi dan rotasi. Berkas sinar-x
berbentuk pensil ( pensil beam ). Geometri berkas sinar
parallel. FOV ( field of view ) 24cm. Menggunakan 2
buah detector sehingga sekali scan dapat menghasilkan 2
irisan. 160 berkas parallel/proyeksi. 180 proyeksi dengan
interval 1 derajat. Detector tidak dapat mendeteksi
perbedaan intensitas sinar-x yang sangat besar, oleh
karena itu kepala yang diperiksa harus dikelilingi oleh
kantong berisi air. Kristal NAl yang digunakan sebagai
detector memiliki waktu afterglow yang nyata.
Keuntungan : pengaruh hamburan radiasi pada detector
ditiadakan karena berkas sinar-x yang berbentuk pensil.
Generasi Kedua
Spesifikasi:
Menggunakan 30 linear array detector.
Kerugian : adanya pengaruh radiasi hamburan dan
meningkatnya intensitas kearah tepi dari berkas
sinar-x yang berbentuk kipas. Hal ini diatasi
dengan penambahan filter dasi kupu-kupu pada
jendela tabung sinar-x. Keuntungan : waktu scan
lebih singkat yaitu antara 18 hingga 30
detik/irisan.
Generasi Ketiga

Spesifikasi:
Konfigurasi rotasi/translasi. Berkas
sinar-x berbentuk kipas (fan beam).
Menggunakan detector array. Waktu scan
1 detik. Kekurangan : kemungkina
terjadinya ring artifact karena adanya
kerusakan kanal detector.
Generasi Keempat
Spesifikasi:
tabung sinar-x berputar dan detector diam. detector
tersusun melimhkar berbentuk lingkaran. sekitar 8000
buah detector diperlukan. waktu scan 1 detik. kerugian :
harga mahal , dosis radiasi pada pasien lebih tinggi.
keuntungan : tidak terjadi ring artifact. masalah : jarak
antara tabung sinar-x dan elemen detector tidak
semuanya sama dapat diatasi dengan kalibrasi dan
normalisasi saat scan.
Generasi Kelima

CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi sebelumnya. Pada


CT Scan generasi I, II, III, dan IV hadir dengan prinsip aplikasi fungsional dan
peranan x-ray sebagai media pembentuk gambaran diagnostik. Akan tetapi,
pesawat CT Scan V muncul tanpa menggunakan peranan x-ray sebagai media
untuk menampilkan tampilan diagnosa. 
Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi
menggunakan electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan
130 KV. Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal
spot pada ring tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten
menghasilkan energy sinar-x.  Sinar-x akan keluar melewati kolimator yang
membentuknya menjadi pancaran fan beam.  Kemudian sinar-x akan mengenai
obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state detector dan
selanjutnya prosesnya sama dengan prinsip kerja CT Scan yang lain. 
Perbedaannya hanya pada pembangkit sinar-x nya bukan menggunakan tabung
sinar-x tetapi menggunakan electron gun.
Generasi KeEnam (Spiral / Helical
CT)
Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara
tabung sinar-x berputar, sehingga gerakan tabung sinar-x
membentuk pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan
akuisisi data.
Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT
generasi ketiga dan keempat.
Pengembangan dari generasi III dan IV
·         X-ray      :  wide fan beam
·         Gerakan :  stationary-rotate system
·          scanning (spiral CT)
·         Detektor :  multi detector (424-2400)
·         slip ring detector
·         Rotasi    :  360 derajat
·         Waktu    :  <10 detik / scan slice
·         App        :  whole body scanner (multi slice, 3D, 4D)
Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi
Slice CT)
            Dengan menggunakan multi array detector, maka
apabila kolimator dibuka lebih lebar maka akan dapat
diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh
irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energy
sinar-x menjadi lebih efisien.

Generasi Kedelapan (Dual Source CT)


Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah
tabung sinar-x dan terhubung pada dua buah detector.
Masing-masing tabung sinar-x menggunakan tegangan
yang berbeda. Yang satu menggunakan tegangan tinggi
(biasanya sekitar 140 KV) dan tabung yang lainnya
menggunakan tegangan rendah (sekitar 80 KV).  DSCT
berguna untuk menentukan jenis bahan atau zat.
Sistem
CT
Scanner
Peralatan CT Scanner terdiri atas
tiga bagian yaitu:
 Sistem pemroses citra
 Sistem komputer dan
 Sistem kontrol.
Sistem Pemroses Citra “pemindai tomografi computer”

Pembentukan gambar pada CT-SCAN melewati proses berikut :


 Pelemahan intensitas sinar-x oleh objek yang ditembus oleh sinar-x
tersebut.
 Terjadi proses penyerapan sinar-x oleh jaringan tubuh tergantung dari
kerapatan jaringan yang bergantung pada kerapatan dari organ/jaringan
 Sinar-x yang diteruskan intensitasnya menjadi lebih kecil sesuai dengan
apa yang dilewatinya hingga muncullah perbedaaan kontras diberbagai
titik tertentu hingga muncullah suatu gambar.
PRINSIP KERJA DARI ALAT CT-SCAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

 sinar–x yang keluar dari tabung akan melewati celah sempit yang disebut
kolimator.
 Sinar-x akan menembus organ dan mengalami atenuasi (pelemahan).
 Sinar-x yang menembus bahan akan mengenai detector, dan kemudian detector
akan mengubah energy sinar-x menjadi energy cahaya.
 Energi cahaya yang keluar dari detector akan digandakan oleh Image Intensifier.
 Setelah itu cahaya tampak akan masuk ke dalam Photo Multiplier Tube (PMT)
dan akan diubah menjadi sinyal listrik.
 Sinyal listrik yang merupakan data analog akan di ubah menjadi data digital oleh
ADC (Analog to Digital Converter).
 Data digital dari ADC akan di akuisisi  ke dalam DAS (Data Acquisition System)
dan dikirim ke CPU.
 Pada CPU, data akan diolah dan direkonstruksi. Ada beberapa prosedur yang
bisa digunakan dalam teknik rekonstruksi gambaran:
 Algebraic Reconstruction Techniques (ART)
 Dilakukan pemecahan lebih dari 260.000 nilai µ tidak diketahui dengan
mengukur atenuasi sekitar 1.400 pembacaan dengan sekitar 700 kanal detector.
 Kekurangan : perhitungan dapat dilakukan hanya setelah sebuah rotasi penuh,
pemindaian spiral menjadi tidak efektif.
 Convolution Backprojection Procedures.: Adalah sebuah teknik dengan proyeksi
balik sederhana. Yaitu dengan mendata setiap proyeksi dan membalik proyeksi
yang terjadi.
 Rekonstruksi yang didapat cukup baik dan cepat, namun masih kurang akurat.
Kemudian dengan ditambahkan filter (Convolution Back Projection dengan
filter/kernel) gambaran yang dihasilkan menjadi jauh lebih baik.
 Dari CPU, data akan dapat  dikirim ke Monitor untuk ditampilkan, ke Memory Unit
(storage) untuk disimpan, ataupun dikirim ke output devices lainnya untuk
CARA
KERJA CT
SCAN
Pesawat CT-SCAN terdiri dari 2 cara
proses pengambilan gambar :
1. Teknik Sequence
2. Teknik Spiral
1. Teknik Sequence
Pada CT-Scan tipe generasi lama proses pengambilan gambar
dengan memakai teknik sequence yakni meja pasien bergerak maju
terlebih dahulu baru kemudian tabung sinar-x melakukan eksposure
sambil berputar mengelilingi pasien, jadi bergerak secara bergantian.

Dengan memakai teknik sequence ini maka waktu yang dibutuhkan


untuk satu pengambilan gambar lebih lama karena satu kali putaran
gantry hanya menghasilkan satu potongan gambar.
2. Teknik Spiral
Pada CT-Scan multi slice / Emotion Duo proses pengambilan
gambarnya menggunakan teknik Spiral (kontinyu) yakni meja pasien
bergerak maju dan secara bersamaan tabung sinar-x melakukan
eksposure sambil mengelilingi pasien. Lamanya proses ini
ditentukan oleh beberapa luas objek yang akan diambil gambarnya,
jenis organ atau jaringan.

Pada tipe ini sudah menggukan multi slice sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk satu penggambilan gambar lebih singkat karena
satu kali putaran gantry bisa mengasilkan dua atau lebih potongan
gambar dan gambar yang dihasilkan lebih detail dari pada single
slice.
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang
berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus
tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh
detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek,
dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus
listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik
analog.

Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam


berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi
besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang
kemudian dicatat oleh komputer.
Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya
dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang
dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser
Imager.

Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan


intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya.
Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi
radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas
terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang
dipancarkan.
Pemprosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan
detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Colimator dan detektor
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian
dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke
komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :

Gambar Proses Pembentukan Citra


Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal
tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor
agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga
membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer
ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning
menggunakan CT Scanner :
KEKURANGAN
Kelebihan CT scan
● Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
● Tidak invasive (tindakan non-bedah).
● Waktu perekaman cepat.
● Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan
● Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
● Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
● Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
KEKURANGAN
Kelebihan CT scan
● Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
● Tidak invasive (tindakan non-bedah).
● Waktu perekaman cepat.
● Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan
● Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
● Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
● Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.

Anda mungkin juga menyukai