Anda di halaman 1dari 23

MENGENAL LEBIH DEKAT COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN

Computed Tomography atau CT-Scan adalah salah satu modalitas dalam radiodiagnostik yang menggunakan sinar-X. Pada
awalnya penggunaan sinar-X ialah untuk melihat struktur dari tubuh manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi atau
pembedahan. Namun, pada radiodiagnostik konvensional, sinar-X juga memiliki keterbatasan, yaitu gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga tidak dapat menggambarkan jaringan lunak.
Pencitraan dengan menggunakan CT memiliki teknik pencitraan yang sangat berbeda dengan teknik pencitraan radiologi
konvensional. Pasa CT digunakan komputer dalam pencitraan yang jauh lebih canggih daripada radiodoagnostik
konvensional. Computed Tomography atau CT merupakan sebuah proses radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan
melintang (trans-axial) tubuh pasien. Peralatan digital CT mampu menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan yang
mempresentasikan volume atau informasi 3 dimensi. Namun, pada CT pun masih tampak gambaran yang tidak diinginkan yang
tidak ada hubungannya dengan obyek yang diperiksa sehingga dapat mengganggu pendiagnosaan. Bahkan untuk beberapa level
tertentu menyebabkan hasil pencitraan tidak dapat didiagnosa sama sekali. Gambaran pengganggu disebut dengan
istilah artefak atau gambaran yang tidak diinginkan dan sangat mengganggu yang tidak ada hubungannya dengan penyakit dari
obyek yang diperiksa.

CT-Scan

PRINSIP KERJA CT-SCAN

o
o
o
o
o

Computed Tomography atau CT memiliki prinsip kerja sebagai berikut:


Tabung sinar-X akan mengeluarkan sinar-X yang akan melewati celah sempit (kolimator)
Sinar-X tersebut akan menembus organ dan akan mengalami pelemahan (atenuasi)
Sinar-X itu kemudian mengenai detektor yang mengubah energi sinar-X menjadi energi cahaya tampak
Energi yang berasal dari detektor akan digandakan oleh Image Intensifier
Setelah itu, cahaya tampak akan masuk ke dalam Photo Multiplier Tube(PMT) dan akan diubah menjadi pulsa atau sinyal
listrik

o
o

Sebagai data analog, sinyal listrik ini akan dikonversikan menjadi data digital oleh ADC (Analog to Digital Converter)
Data digital dari ADC (Analog to Digital Converter) akan diakuisisi ke dalam DAS (Data Acquisition System) dan dikirim
ke CPU. Pada CPU data akan diolah dan direkonstruksi. Beberapa prosedur yang bisa digunakan dalam teknik rekonstruksi
gambaran :
1. Algebraic Reconstruction Techniques (ART)

2. Convolution Back Projection Procedures


Dari CPU data akan dikirim ke monitor untuk ditampilkan, ke Memory Unit (storage) untuk disimpan ataupun dikirim ke
output devices lainnya untuk dicetak
Pada dasarnya, CT atau Computed Tomography mengukur distribusi spasial (ruang) suatu kuantitas fisik yang akan diamati dari
arah yang berbeda-beda dengan tujuan untuk merekonstruksi gambar yang bebas dari superimposisi. Kuantitas fisik yang diukur
adala koefisien atenuasi () dari obyek yang menyebabkan pelemahan intensitas sinar-X oleh obyek yang ditembus oleh sinar-X
tersebut. Berkas sinar-X yang menembus suatu obyek akan menglami pelemahan (kehilangan energi) yang diakibatkan oleh
penyerapan oleh obyek penyebaran atau penghamburan.
Densitas dari suatu jaringan akan sebanding dengan penyerapan suatu jaringan. Jaringan dengan kepadatan yang tinggi akan
menyerap energi sinar-X lebih banyak sehingga pelemahannya menjadi tinggi dan sinar-X yang mampu diteruskan akan menjadi

sedikit. Sedangkan jaringan yang memiliki kepadatan yang rendah akan menyerap energi sinar-X lebih sedikit sehingga
pelemahannya menjadi sedikit dan sinar-X yang diteruskan banyak. Rumus yang digunakan dalam energi sinar-X :

It = Io . et
= 1/t . ln Io/It

Dimana
Io = Intensitas radiasi sebelum mengenai obyek
It = Intensitas radiasi setelah mengenai obyek
e = koefisien
= koefisien atenuasi
t = tebal bahan
Dari rumus diatas diperoleh rumusan koefisien serap linier material. Setiap materi memiliki koefisien nilai serap bahan yang
berbeda-beda. Hal inilah yang menjadi patokan nilai dari bilangan CT (CT number). Hal ini merupakan data untuk prinsip kerja CT.

Bagan Prinsip Kerja CT SCan

PERKEMBANGAN CT-SCAN
CT atau Computed Tomography telah memiliki banyak generasi sebagai bentuk perkembangannya. Diawali dengan generasi
pertama, yaitu yang hanya memiliki satu detector dan menggunakan berkas pencil beam, sampai saat ini sudah menggunakan Multi
Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).
1. Generasi Pertama
Prinsip pergerakan yang dimiliki oleh generasi pertama ialah translation-rotation. Generasi ini hanya memiliki satu detektor dan
untuk menghasilkan sebuah scanning lengkap memerlukan waktu scanning sekitar 135 300 sekon.

CT Generasi 1

Perintis : EMI, London, 1977

X-ray : Pencil beam

Detektor : Single detector

o
o
o

Rotasi : 180 derajat


Waktu : 4,5 5,5 menit / scan slice
Aplikasi : Head scan

Gerakan Tabung dan Detektor CT Generasi Pertama

2. Generasi Kedua
Prinsip pergerakan yang dimiliki oleh generasi kedua masih translation-rotation.Perbedaan gerakan yang dimiliki generasi ini
dengan yang pertama ialah penggunaan detektor yang berjenis series. Generasi ini menghasilkan sebuah scanning lengkap
memerlukan waktu scanning sekitar 5 150 sekon.

Gerakan Tabung dan Detektor CT Generasi ke-2

Gerakan : Translate rotate

X-ray : Narrow fan beam

o
o

Detektor : Multi detector (3-60), linear array detector

o
o

Waktu : 20 2 menit / scan slice

Rotasi : 180 derajat

Aplikasi : Head scanner


3. Generasi Ketiga

Prinsip pergerakan antara pergerakan tabung dengan detektornya ialah rotation.Generasi ini memiliki detektor yang berbentuk
setengah lingkaran dan untuk menghasilkan sebuah scanning lengkap memerlukan waktu scanning paling cepat sekitar 0,4 10
sekon.

Gerakan Tabung dan Detektor CT Generasi ke-3

Gerakan : Rotate rotate

X-ray : Wide fan beam

o
o

Detektor :Multi detector (10-2800), curve array detector

o
o

Waktu : 1,4 14 detik / scan slice

Rotasi : 360 derajat

Aplikasi : Whole body scanner


4. Generasi Keempat
Generasi ini memiliki detektor yang berbentuk seperti cincin yang dinamakan ring sehingga hanya tabungnya yang berputar 360
derajat sedangkan detektor statis (diam). Untuk menghasilkan sebuah scanning lengkap memerlukan waktu scanning paling cepat
sekitar 1- 5 sekon.

Gerakan Tabung dan Detektor CT Generasi ke-4

Gerakan : Stationary rotate system

X-ray : Wide fan beam

o
o

Detektor :Multi detector (424-2400), slip ring detector

o
o

Waktu : <10 detik / scan slice

Rotasi : 360 derajat

Aplikasi : Whole body scanner


5. Generasi Kelima

Pada teknik berkas elektronnya tidak menggunakan tabung sinar-X, tetapi menggunakan elektron gun yang memproduksi pancaran
elektron berkekuatan 130 kV. Pancaran elektron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju focal spot pada ring tungsten. Proses
penumbukkan elektron pada tungsten menghasilkan energi sinar-X yang kemudian sinar-X tersebut keluar dari kolimator dan
membentuk pancaran fan beam. Setelah itu, sinar-X mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state detector dan
selanjutnya prosenya sama dengan prinsip kerja CT Scab yang lain. Perbedaannya hanya pembangkit sinar-X nya bukan
menggunakan tabung sinar-X tetapi menggunakan elektron gun.

CT Generasi 5

6. Generasi Keenam (Spiral ? Helical CT)


Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-X berputar, sehingga gerakan tabung sinar-X membentuk
pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan akuisisi data. Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT generasi ketiga
dan keempat

Gerakan : Stationary rotate system

X-ray : Wide fan beam, meja bergerak dalam terowongan gantry selama scanning (spiral CT)

o
o

Detektor :Multi detector (424-2400), slip ring detector

o
o

Waktu : <10 detik / scan slice

Rotasi : 360 derajat

Aplikasi : Whole body scanner (multi slice 3D, 4D)


7. Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)

Penggunaan multi array detector menyebabkan jika kolimator terbuka lebih lebar maka akan diperoleh data proyeksi lebih banyak
dan juga irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energi sinar-x menjadi lebih efisien.
8. Generasi Kedelapan (Dual Source CT)
Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-X dan tehubung pada dua detektor yang mana masing-masing tabung
tersebut menggunakan tegangan yang berbeda, yaitu 140 kV dan 80 kV. DSCT digunakan untuk menentukan jenis bahan atau zat.

o
o
o
o
o
o
o

Dari seluruh perkembangan CT dapat disimpulkan beberapa indikasi perkembangan CT, yaitu :
Makin compact / ringkas komponennya
Makin cepat scanning time nya
Makin halus resolusinya
Makin banyak slice nya
Makin luas dimensinya
Makin banyak manfaatnya
Makin kecil bahayanya

1. DEFINISI
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan
otak.
CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang
universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot
dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara
suatu kelainan, yaitu :
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.

Gambar 1. CT scan

2. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan
setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara
keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada
citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi,
informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap)
sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang
tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer
berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran
panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang

secara perlahan lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar


mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan
sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam,
tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in
nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning
pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama
4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur,
adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu
material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning
khususnya untuk daerah perut.

Gambar 3. Bagan Prinsip Kerja CT Scanner


Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya
dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke
detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan
kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang
diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi
tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan
dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran
digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh
komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya
dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan
dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas
secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas
yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk

hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan
energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek,
berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat
dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan
komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai
rekonstruksi.
Pemrosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan
detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. Collimator dan Detektor


Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus
listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui
proses berikut :

Gambar 5. Proses pembentukan citra


Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh
komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.

Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT
Scanner :

Gambar 6.Hasil whole body scanning

4. APLIKASI CT SCAN
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu kombinasi
dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat
digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti :
Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
Batu ginjal
Inflamed appendix
Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
Tulang yang retak

Pesawat CT Scan
PRINSIP DASAR COMPUTED TOMOGRAPHY
Computer tomography Scaner jaga dikenal dengan nama Computerized Axial
Tomography ( CAT ), Computerized Aided Tomography ( CAT ), Computerized
Transverse Axial Tomography ( CTAT ), Reconstructive Tomography ( RT ), dan
Computed Transmission Tomograph ( CTT ) yang merupakan pengambilan gambar
dari suatu objek secara sectional axial dimana sinar-x mengelilingi objek,sehingga
gambaran objek yang diinginkan terlihat jelas dan objek yang tidak diinginkan
dikaburkan.Sinar-x yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan
ke detector kemudian ke photo multiplier tube sinar-x tersebut dirubah menjadi
sinyal-sinyal listrik kemudian pada DAS akan diubah menjadi data-data digital yang
akan memberikan informasicomputer dan secara computerized diolah dan
ditampilkan gambar pada monitor yang berupa irisan tomografi dari objek yang
dikehendaki dalam bentuk gray image scale (skala dari hitam dan putih).

Gambar prinsip dasar computed tomography


1.

tabung sinar X

2.

detector

3.

elektronik signal

4.

system computer

5.

display system

PERALATAN COMPUTER TOMOGRAPHY SCANNER


Computer Tomography Scaner terdiri dari peralatan-peralatan yang mendukung
dalam pengambilan dan proses gambar yaitu :
1.

Table and Gantry

Table merupakan tempat posisi pasien untuk melakukan pemeriksaan


berbentuk curva yang terbuat dari carbon grafit fiber yang mempunyai nilai
penyerapan yang rendah terhadap sinar-x.dilengkapi cradle, meja control, dan
indicator ketinggian meja.
Gantry adalah suatu tempat yang didalamnya terapat x-ray tube, collimator,
detector, lampu indicator sentrasi yang berupa sinar laser atau infra red, dan DAS.

a.

Tabung sinar-x

Karakteristik tabung sinar x yaitu:

Dianjurkan menggunakan rotating anoda

Menggunakan ukuran focal spot kecil

- Berkas radiasi bersifat monocromator agar pengolahan gambar akurat dan


mudah
-

Anode Heat storage Capacity ( 700.00 HU 2.000.000


HU )

b.

Tahan terhadap goncangan / shock proof

Colimator

Colimator pada computer tomography terdiri dari dua buah yaitu :


1.
2.

Colimator pada x ray tube yang berfungsi :


Mengurangi dosis radiasi
Pembatas luas lapangan penyinaran
Memperkuat berkas radiasi
Colimator pada detector yang berfungsi :

Penyearah radiasi menuju ke detector

Pengontrol radiasi hambur

Menentukan ketebalan pada slice thickness / voxel

c.

DAS dan detector

Sinar x setelah menembus objek diteruskan oleh detector yang selanjutnya diproses
menjadi data digital oleh DAS

Fungsi detector dan DAS sacara garis besar yaitu :


Menangkap sinar x yang telah menembus objek

Merubah sinar x menjadi sinyal elektronik

Menguatkan sinyal-sinyal elektronik

Merubah sinyal elektronik menjadi data-data


digital

Karakteristik detector :

- Cost, harga detector yang terlalu mahal merupakan alas an utama mahalnya CTScan. Jumlah detector berpengaruh terhadap kualitas gambar yang dihasilkan.
- Effeciency, berkas sinar dari objek 100 % ditangkap detector dan sinyal elektron
yang dihasilkan sesuai dengan berkas sinar yang diterima.
- Stability, respon detector terhadap berkas sinar bersifat tetap dari satu scaning
ke scaning berikutnya.
- Resvonsive, lamanya waktu detector menerima berkas sinar dan mengolahnya
menjadi sinyal elektron.

Bentuk bentuk detector :

1.

Scientillation Crystal + Photomultiplier Tube Detector

Sinar x yang diterima detector diubah menjadi cahaya oleh crystal yang diteruskan
ke photomultiplier tube yang akan diubah menjadi sinyal elektron.
Macam- macam crystal yang digunakan yaitu :
-

Sodium Iodide ( Na I )

Caesium Iodide ( CsI )

Calcium Flouride ( CaF2 )

BismuthGermanite ( BGo )

2. Detektor yang menggunakan gas xenon agar terjadi ionisasi dimana prinsip
kerjannya berdasarkan ionisasi chamber yang menggunakan elektroda sebagai
media / tungsten
3.

X ray Control

Terdiri dari generator sinar x bertegangan tinggi/high voltage transformer, RARD


( Rapid Accelerator Rotor Controler ) dan x-ray tube indilator. X-ray control ini
berperan penting pada saat dilakukan pemanasan tabung sinar-x.

4.

Computer

Merupakan jantung dari semua instrument pada CT dan berfungsi untuk melakukan
proses scanning. Reknstruksi/pengolahan data, display gambaran serta
menganalisa gambaran. Pada CT diperlengkapi suatu alat pembantu untuk proses
rekonstruksi gambaran yang dikenal dengan nama ARRAY PROCESSOR.
5.

Disc Unit

Alat untuk penyimpanan program hasil kerja dari komputer ketika melakukan
scanning, rekondtruksi dan display gambaran. Data yang diterima berupa data
mentah maupun data permanent.
6.

Magnetic Tape Unit

Digunakan sebagai penyimpan data pasien, dalam suatu tape/pita yang diletakan
pada disc unit sehingga data yang terdapat didalamnya dapat dipanggil kembali.
Pada proses scanning MTU diletakan pada box tersendiri yang dilengkapi ram text.
7.

Multi Format Camera

Digunakan untuk memperolah gambar permanent pada film roentgen, dan dapat
memilih format gambaran 124 struktur per slice gambaran CT pada suatu bidang
film.
8.

Operator terminal

Merupakan pusat dari semua kegitan scanning. Patient file manipulation, serta
fungsi pengoperasian system secara umum. Mengatur file patient yaitu memasukan
data-data pasien.
9.

Sistem Data Consule ( SDC )

Digunakan untuk menampilkan suatu gambaran hasil scanning dan


memanipulasinya sehingga memperoleh informasi yang diinginkan.
10.

Operator Display Console ( ODC )

Merupakan kombinasi antara operator terminal dan SDC. Alat ini disamping sebagai
pusat kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil gambaran sesuai yang kita
kehendaki.

PERKEMBANGAN COMPUTED TOMOGRAPHY


Perkembangan computed tomography dari generasi ke satu generasi dapat
dibedakan berdasarkan jumlah detector, sistim pergerakan x-ray tube dan detector

maupan luas matrix, yang dihasilkan untuk memperoleh resolusi gambar yang
dihasilkan

1.

Generasi Pertama

Pergerakan tabung sinar-x dan detector adalah rotate dan translate principle.

Singgle detector ( sodium Iodide crystal + photomultiplier tube ).

Berkas sinar pencil beam.

Pergerakan rotasi 1.

Stationary anode ( sirkulasi oil sebagai pendingin ).

Waktu scanning 5 menit / gambar.

Hanya untuk pemeriksaan brain.

80 x 80 mm2 matrix format.

2.

Generasi kedua

Pergerakan tabung sinar x dan detector adalah rotate dan translate principle.

Multiple detector ( 30 detector NaI + Photomultiplier tube ).

Berkas sinar Fan beam.

Pergerakan rotasi 3.

Stationary anode.

Waktu scanning 20 detik / gambar.

Untuk Brain scanning tetapi dapat juga digunakan untuk seluruh tubuh.

Menggunakan patient cough.

160 x 160 mm2 matrix format.

3.

Generasi ketiga

Pergerakan tabung sinar-x dan detector adalah rotate dan rotate principle (xray tube dan detector bergerak bersamaan ).

825 detektor ( xenon detectors ).

Berkas sinar Full Fan Beam.

Pergerakan rotasi 360.

Rotating anode.

Waktu scanning 2-4 detik /gambar.

Menggunakan patient cough.

Pemeriksaan untuk seluruh tubuh.

160 x 160 mm2 matrix format.

4.

Generasi ke empat

Pergerakan tabung sinar x dan detector adalah rotate and fixed principle
( sumber sinar x mengelilingi detector ).

4800 detektor ( xenon detector ).

Berkas sinar Countinous Fan.

Pergerakan rotasi 360.

Rotary anode.

Pemeriksaan untuk seluruh tubuh.

Menggunakan patient cough.

Meja otomatis.

1024 x 1024 mm2 matrix format.

Kualitas gambar dalam CT dipengaruhi oleh beberapa factor:


1. Contras resolution yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan gambaran pada
derajat kehitaman tertentu yang tergantung tebal lapisan yang discan, jumlah
photon yang dideteksi detector, ukuran layer television dan viewing resistance.

2. Spatial resolution yaitu kemampuan untuk memperoleh detail suatu gambar


yang tergantung dari ukuran geometric (ukuran focal spot, detector, frekuensi dan
nilai pembesaran), ukuran pixel yang ditampilkan, rekontruksi ligorithm, ketebalan
lapisan yang di scan/voxel size.
3. Patient Centering yaitu posisi patient pada sentrasi, dimana objek yang akan
diambil berada pada bidang FOV (field of view) untuk memperoleh kualitas gambar
yang optimum.
4. Patient Care yaitu Kerja sama operator dengan patient (ketenangan patient
saat pemeriksaan).
5. Calibration yaitu kalibrasi untuk mengecek system computer dan kesiapan CT
untuk beroperasi.
6. Camera set up dan Film processing yaitu hasil akhir proses scanning dalam
suatu hard coppy atau film.

Faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya kualitas gambar :


1.

Beam Hardening.

2. Artifact yaitu kesalahan rekontruksi pada system density yang terlalu tinggi
atau rendah pada objek.
3. Noise yaitu gambar yang dihasilkan dalam bentuk bintik bintik / bercak akibat
jumlah photon yang dideteksi detector dan umumnya terjadi pada data aquitition
system.
4.

Aliasing yaitu gambar yang berupa artifact yang disebabkan meja pemeriksaan

5.

Posisi pasien tidak tepat pada iso center.

6. Kurangnya pengetahuan operator terhadap teknik pemeriksaan CT, sehingga


parameter tidak sesuai untuk menghasilkan kualitas gambar yang optimum.

Teknik pengukuran gambar meliputi :

Menentukan SFOV (Scan Field OF View).

DFOV (Display Vield OF View).

Matrix dan pixel size.

Slice thickness.

Matrix camera.

TATA LAKSANA PEMERIKSAAN CT SCANNING


I.

Prosedur Pemeriksaan CT-Scan


Pada prosedur pemeriksaan CT Scan ada beberapa hal yang perlu dilakukan :

1.

Persiapan Patient

Seperti pemeriksaan khusus dengan sinar x memerlukan persiapan pasien,


terutama pasien yang memerlukan bahan contras untuk pemeriksaan.
Biasanya pasien diberi diit lunak sehari sebelumnya untuk mengurangi gerakan
peristaltic dai alat pencernaan makanan
Kemudian pasien dipuasakan beberapa jam untuk mencegah rasa mual dan muntah
yang mungkin timbul akibat reaksi bahan kontras.
2.

Penjadwalan

Penjadwalan pasien untuk melancarkan jalannya pemeriksaan lainnya diruang


pemeriksaan lainnya.Penjadwalan terpisah antara rawat inap dan rawat jalan
dikarenakan kondisi pasien rawat inap yang biasanya lebih parah dari pasien rawat
jalan. Penjadwalan memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut:

Waktu transportasi dari ruang tunggu dengan ruang pemeriksaan.

Pengaturan pasien.

Waktu scanning.

Pengolahan gambar dari irisan yang diphoto.

Pelaksanaan pemeriksaan.

3.

Seleksi pasien

Laporan klinis pasien dan laporan pemeriksaan CT Scan sangat dibutuhkan


dokter radiology untuk riwayat pemeriksaan dan alasan yang tepat kenapa pasien
melakukan pemeriksaan CT Scan, juga jenis dan jumlah bahan kontras yang
digunakan.Sehingga didahulukan pasien yang benar-benar sangat membutuhkan
hasil pemeriksaan yang diketahui dari daftar riwayat pasien
4.

Persiapan sebelum scanning

Persiapan dari peata roentgen sebelum pasien memasuki ruangan yaitu :

Ruangan dan pesawat siap pakai.

Alat-alat Bantu siap pakai.

Data pasien yang diperlukan telah diketahui.

II.

Teknik Scanning

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada teknik scanning yaitu :

1.

Kerja sama dengan pasien

Kerja sama dengan pasien merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil
yang terbaik, oleh sebab itu harus diberi tahukan pentingnya pemeriksaan, dan hal
apa saja yang harus dilakukan pasien selama pemeriksaan
2.

Kenyamanan Pasien

Kenyamanan pasien dengan memperhatikan factor factor berikut :

Memberi bantal

Memberi selimut

Pengaturan lampu pada saat pemeriksaan

Memberi perasaan aman kepada pas ien saat pemeriksaan

3.

Bahan kontras

Penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan ditentukan oleh dokter radiology


dengan riwayat penyakit pasien dan bagian yang akan diperiksa oleh dokter.
Dibawah ini adalah contoh beberapa type penggunaan bahan kontras :
a.

300 cc of a 30 % drip concentration atau,

b.

100 cc 150 cc of a drip or bolus concentration.

Timing
: Biasanya scaning dilakukan setelah 2/3 dari drip concentration
disuntikkan, atau segera setelah bolus injection.
ORAL :

Pada umumnya dipakai 3% solution (3 cc of oral contrast to 100 cc water).


Campuran bahan perasa untuk menghilangkan rasa tidak enak
Timing : Untuk pemeriksaan Upper Abdominal, pada umumnya diberikan 30 45
menit sebelum waktu pemeriksaan. Sedangkan untuk lower abdominal atau pelvic
bahan kontras dapat diberikan tidak kurang dari 2 jam sebelum pemeriksaan.
RECTAL
3 % solution dimasukkan ke rectum dan colon sigmoia.
Timing

: Enema dilakukan sesaat sebelum pemeriksaan.

SPINAL
Pada umumnya dilakukan setelah pemeriksaan myelo.
AIR
Sedikit udara disuntikkan melalui spiknal puncture terkadang dilakukan untuk
mengevaluasi inner ear.
Timing : Scaning segera dilakukan setelah udara disuntikkan, dengan pasien
diatur posisi decutitus dengan objek yang discaning menghadap atas.
Setiap pesawat CT Scan pada umumnya memiliki karakter yang berbeda dari setiap
generasi ke generasi. Hal lain yang mungkin berbeda adalah penyediaan program
dari tiap-tiap model pesawat CT Scan antara satu dengan yang lain. Namun begitu
pesawat CT Scan tersebut mempunyai cara kerja yang sama.

III.

Evaluasi Hasil Gambaran

Gambaran CT Scan yag baik adalah yang memenuhi peersyaratan untuk dapat
dinilai dokter ahli radiology. Hasil pemeriksaan juga dipengaruhi oleh :

1.

Patient Centering

Agar kualitas gambar bagus ada beberapa langkah untuk menentukan centering
pasien :
Mengukur diameter objek AP dengan calipers dan menempatkan titik tengah
pada sentrasi sinar Bantu horizontal

Garis tengah pasien ada pada garis tengah meja pemeriksaan besarnya objek

Cek sentrasi dengan menempatkan grid pada gambaran pertama

Atur ketinggian meja pemeriksaan jika ketebalan objek berubah

2.

Pengaturan Window width dan window level

Kelebihan pesawat CT yaitu kontras gambar dapat diatur sedemikian rupa tanpa
harus mengulang pengambilan dengan merubah factor kondisi pemotretan.

3.

Ketebalan irisan

4 mm sampai 5 mm ketebala irisan akan menghasilkan gambar yang lebih baik dari
pada 10 mm.

4.

Camera set up / film processing

Pemeriksaan belum dinyatakan selesai jika hasilnya belum difilm kan.Kesiapan


camera dan alat processing menentukan keberhasilan suatu gambaran.

5.

Teknik Filming

Pada umumnya pesawat CT dilengkapi dengan program untuk membantu


mempermudah mencari kelainan yang telah didapat pada scanning, dengan teknik
tersebut biasanya dokter ahli radiology lebih dapat memastikan diagnose

Anda mungkin juga menyukai