Computed Tomography atau CT-Scan adalah salah satu modalitas dalam radiodiagnostik yang menggunakan sinar-X. Pada
awalnya penggunaan sinar-X ialah untuk melihat struktur dari tubuh manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi atau
pembedahan. Namun, pada radiodiagnostik konvensional, sinar-X juga memiliki keterbatasan, yaitu gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga tidak dapat menggambarkan jaringan lunak.
Pencitraan dengan menggunakan CT memiliki teknik pencitraan yang sangat berbeda dengan teknik pencitraan radiologi
konvensional. Pasa CT digunakan komputer dalam pencitraan yang jauh lebih canggih daripada radiodoagnostik
konvensional. Computed Tomography atau CT merupakan sebuah proses radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan
melintang (trans-axial) tubuh pasien. Peralatan digital CT mampu menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan yang
mempresentasikan volume atau informasi 3 dimensi. Namun, pada CT pun masih tampak gambaran yang tidak diinginkan yang
tidak ada hubungannya dengan obyek yang diperiksa sehingga dapat mengganggu pendiagnosaan. Bahkan untuk beberapa level
tertentu menyebabkan hasil pencitraan tidak dapat didiagnosa sama sekali. Gambaran pengganggu disebut dengan
istilah artefak atau gambaran yang tidak diinginkan dan sangat mengganggu yang tidak ada hubungannya dengan penyakit dari
obyek yang diperiksa.
CT-Scan
o
o
o
o
o
o
o
Sebagai data analog, sinyal listrik ini akan dikonversikan menjadi data digital oleh ADC (Analog to Digital Converter)
Data digital dari ADC (Analog to Digital Converter) akan diakuisisi ke dalam DAS (Data Acquisition System) dan dikirim
ke CPU. Pada CPU data akan diolah dan direkonstruksi. Beberapa prosedur yang bisa digunakan dalam teknik rekonstruksi
gambaran :
1. Algebraic Reconstruction Techniques (ART)
sedikit. Sedangkan jaringan yang memiliki kepadatan yang rendah akan menyerap energi sinar-X lebih sedikit sehingga
pelemahannya menjadi sedikit dan sinar-X yang diteruskan banyak. Rumus yang digunakan dalam energi sinar-X :
It = Io . et
= 1/t . ln Io/It
Dimana
Io = Intensitas radiasi sebelum mengenai obyek
It = Intensitas radiasi setelah mengenai obyek
e = koefisien
= koefisien atenuasi
t = tebal bahan
Dari rumus diatas diperoleh rumusan koefisien serap linier material. Setiap materi memiliki koefisien nilai serap bahan yang
berbeda-beda. Hal inilah yang menjadi patokan nilai dari bilangan CT (CT number). Hal ini merupakan data untuk prinsip kerja CT.
PERKEMBANGAN CT-SCAN
CT atau Computed Tomography telah memiliki banyak generasi sebagai bentuk perkembangannya. Diawali dengan generasi
pertama, yaitu yang hanya memiliki satu detector dan menggunakan berkas pencil beam, sampai saat ini sudah menggunakan Multi
Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).
1. Generasi Pertama
Prinsip pergerakan yang dimiliki oleh generasi pertama ialah translation-rotation. Generasi ini hanya memiliki satu detektor dan
untuk menghasilkan sebuah scanning lengkap memerlukan waktu scanning sekitar 135 300 sekon.
CT Generasi 1
o
o
o
2. Generasi Kedua
Prinsip pergerakan yang dimiliki oleh generasi kedua masih translation-rotation.Perbedaan gerakan yang dimiliki generasi ini
dengan yang pertama ialah penggunaan detektor yang berjenis series. Generasi ini menghasilkan sebuah scanning lengkap
memerlukan waktu scanning sekitar 5 150 sekon.
o
o
o
o
Prinsip pergerakan antara pergerakan tabung dengan detektornya ialah rotation.Generasi ini memiliki detektor yang berbentuk
setengah lingkaran dan untuk menghasilkan sebuah scanning lengkap memerlukan waktu scanning paling cepat sekitar 0,4 10
sekon.
o
o
o
o
o
o
o
o
Pada teknik berkas elektronnya tidak menggunakan tabung sinar-X, tetapi menggunakan elektron gun yang memproduksi pancaran
elektron berkekuatan 130 kV. Pancaran elektron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju focal spot pada ring tungsten. Proses
penumbukkan elektron pada tungsten menghasilkan energi sinar-X yang kemudian sinar-X tersebut keluar dari kolimator dan
membentuk pancaran fan beam. Setelah itu, sinar-X mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state detector dan
selanjutnya prosenya sama dengan prinsip kerja CT Scab yang lain. Perbedaannya hanya pembangkit sinar-X nya bukan
menggunakan tabung sinar-X tetapi menggunakan elektron gun.
CT Generasi 5
X-ray : Wide fan beam, meja bergerak dalam terowongan gantry selama scanning (spiral CT)
o
o
o
o
Penggunaan multi array detector menyebabkan jika kolimator terbuka lebih lebar maka akan diperoleh data proyeksi lebih banyak
dan juga irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energi sinar-x menjadi lebih efisien.
8. Generasi Kedelapan (Dual Source CT)
Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-X dan tehubung pada dua detektor yang mana masing-masing tabung
tersebut menggunakan tegangan yang berbeda, yaitu 140 kV dan 80 kV. DSCT digunakan untuk menentukan jenis bahan atau zat.
o
o
o
o
o
o
o
Dari seluruh perkembangan CT dapat disimpulkan beberapa indikasi perkembangan CT, yaitu :
Makin compact / ringkas komponennya
Makin cepat scanning time nya
Makin halus resolusinya
Makin banyak slice nya
Makin luas dimensinya
Makin banyak manfaatnya
Makin kecil bahayanya
1. DEFINISI
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan
otak.
CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang
universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot
dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara
suatu kelainan, yaitu :
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.
Gambar 1. CT scan
2. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan
setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara
keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada
citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi,
informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap)
sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang
tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer
berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran
panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang
hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan
energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek,
berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat
dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan
komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai
rekonstruksi.
Pemrosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari
perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan
detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT
Scanner :
4. APLIKASI CT SCAN
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu kombinasi
dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat
digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti :
Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
Batu ginjal
Inflamed appendix
Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
Tulang yang retak
Pesawat CT Scan
PRINSIP DASAR COMPUTED TOMOGRAPHY
Computer tomography Scaner jaga dikenal dengan nama Computerized Axial
Tomography ( CAT ), Computerized Aided Tomography ( CAT ), Computerized
Transverse Axial Tomography ( CTAT ), Reconstructive Tomography ( RT ), dan
Computed Transmission Tomograph ( CTT ) yang merupakan pengambilan gambar
dari suatu objek secara sectional axial dimana sinar-x mengelilingi objek,sehingga
gambaran objek yang diinginkan terlihat jelas dan objek yang tidak diinginkan
dikaburkan.Sinar-x yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan
ke detector kemudian ke photo multiplier tube sinar-x tersebut dirubah menjadi
sinyal-sinyal listrik kemudian pada DAS akan diubah menjadi data-data digital yang
akan memberikan informasicomputer dan secara computerized diolah dan
ditampilkan gambar pada monitor yang berupa irisan tomografi dari objek yang
dikehendaki dalam bentuk gray image scale (skala dari hitam dan putih).
tabung sinar X
2.
detector
3.
elektronik signal
4.
system computer
5.
display system
a.
Tabung sinar-x
b.
Colimator
c.
Sinar x setelah menembus objek diteruskan oleh detector yang selanjutnya diproses
menjadi data digital oleh DAS
Karakteristik detector :
- Cost, harga detector yang terlalu mahal merupakan alas an utama mahalnya CTScan. Jumlah detector berpengaruh terhadap kualitas gambar yang dihasilkan.
- Effeciency, berkas sinar dari objek 100 % ditangkap detector dan sinyal elektron
yang dihasilkan sesuai dengan berkas sinar yang diterima.
- Stability, respon detector terhadap berkas sinar bersifat tetap dari satu scaning
ke scaning berikutnya.
- Resvonsive, lamanya waktu detector menerima berkas sinar dan mengolahnya
menjadi sinyal elektron.
1.
Sinar x yang diterima detector diubah menjadi cahaya oleh crystal yang diteruskan
ke photomultiplier tube yang akan diubah menjadi sinyal elektron.
Macam- macam crystal yang digunakan yaitu :
-
Sodium Iodide ( Na I )
BismuthGermanite ( BGo )
2. Detektor yang menggunakan gas xenon agar terjadi ionisasi dimana prinsip
kerjannya berdasarkan ionisasi chamber yang menggunakan elektroda sebagai
media / tungsten
3.
X ray Control
4.
Computer
Merupakan jantung dari semua instrument pada CT dan berfungsi untuk melakukan
proses scanning. Reknstruksi/pengolahan data, display gambaran serta
menganalisa gambaran. Pada CT diperlengkapi suatu alat pembantu untuk proses
rekonstruksi gambaran yang dikenal dengan nama ARRAY PROCESSOR.
5.
Disc Unit
Alat untuk penyimpanan program hasil kerja dari komputer ketika melakukan
scanning, rekondtruksi dan display gambaran. Data yang diterima berupa data
mentah maupun data permanent.
6.
Digunakan sebagai penyimpan data pasien, dalam suatu tape/pita yang diletakan
pada disc unit sehingga data yang terdapat didalamnya dapat dipanggil kembali.
Pada proses scanning MTU diletakan pada box tersendiri yang dilengkapi ram text.
7.
Digunakan untuk memperolah gambar permanent pada film roentgen, dan dapat
memilih format gambaran 124 struktur per slice gambaran CT pada suatu bidang
film.
8.
Operator terminal
Merupakan pusat dari semua kegitan scanning. Patient file manipulation, serta
fungsi pengoperasian system secara umum. Mengatur file patient yaitu memasukan
data-data pasien.
9.
Merupakan kombinasi antara operator terminal dan SDC. Alat ini disamping sebagai
pusat kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil gambaran sesuai yang kita
kehendaki.
maupan luas matrix, yang dihasilkan untuk memperoleh resolusi gambar yang
dihasilkan
1.
Generasi Pertama
Pergerakan tabung sinar-x dan detector adalah rotate dan translate principle.
Pergerakan rotasi 1.
2.
Generasi kedua
Pergerakan tabung sinar x dan detector adalah rotate dan translate principle.
Pergerakan rotasi 3.
Stationary anode.
Untuk Brain scanning tetapi dapat juga digunakan untuk seluruh tubuh.
3.
Generasi ketiga
Pergerakan tabung sinar-x dan detector adalah rotate dan rotate principle (xray tube dan detector bergerak bersamaan ).
Rotating anode.
4.
Generasi ke empat
Pergerakan tabung sinar x dan detector adalah rotate and fixed principle
( sumber sinar x mengelilingi detector ).
Rotary anode.
Meja otomatis.
Beam Hardening.
2. Artifact yaitu kesalahan rekontruksi pada system density yang terlalu tinggi
atau rendah pada objek.
3. Noise yaitu gambar yang dihasilkan dalam bentuk bintik bintik / bercak akibat
jumlah photon yang dideteksi detector dan umumnya terjadi pada data aquitition
system.
4.
Aliasing yaitu gambar yang berupa artifact yang disebabkan meja pemeriksaan
5.
Slice thickness.
Matrix camera.
1.
Persiapan Patient
Penjadwalan
Pengaturan pasien.
Waktu scanning.
Pelaksanaan pemeriksaan.
3.
Seleksi pasien
II.
Teknik Scanning
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada teknik scanning yaitu :
1.
Kerja sama dengan pasien merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil
yang terbaik, oleh sebab itu harus diberi tahukan pentingnya pemeriksaan, dan hal
apa saja yang harus dilakukan pasien selama pemeriksaan
2.
Kenyamanan Pasien
Memberi bantal
Memberi selimut
3.
Bahan kontras
b.
Timing
: Biasanya scaning dilakukan setelah 2/3 dari drip concentration
disuntikkan, atau segera setelah bolus injection.
ORAL :
SPINAL
Pada umumnya dilakukan setelah pemeriksaan myelo.
AIR
Sedikit udara disuntikkan melalui spiknal puncture terkadang dilakukan untuk
mengevaluasi inner ear.
Timing : Scaning segera dilakukan setelah udara disuntikkan, dengan pasien
diatur posisi decutitus dengan objek yang discaning menghadap atas.
Setiap pesawat CT Scan pada umumnya memiliki karakter yang berbeda dari setiap
generasi ke generasi. Hal lain yang mungkin berbeda adalah penyediaan program
dari tiap-tiap model pesawat CT Scan antara satu dengan yang lain. Namun begitu
pesawat CT Scan tersebut mempunyai cara kerja yang sama.
III.
Gambaran CT Scan yag baik adalah yang memenuhi peersyaratan untuk dapat
dinilai dokter ahli radiology. Hasil pemeriksaan juga dipengaruhi oleh :
1.
Patient Centering
Agar kualitas gambar bagus ada beberapa langkah untuk menentukan centering
pasien :
Mengukur diameter objek AP dengan calipers dan menempatkan titik tengah
pada sentrasi sinar Bantu horizontal
Garis tengah pasien ada pada garis tengah meja pemeriksaan besarnya objek
2.
Kelebihan pesawat CT yaitu kontras gambar dapat diatur sedemikian rupa tanpa
harus mengulang pengambilan dengan merubah factor kondisi pemotretan.
3.
Ketebalan irisan
4 mm sampai 5 mm ketebala irisan akan menghasilkan gambar yang lebih baik dari
pada 10 mm.
4.
5.
Teknik Filming