PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, dalam bidang
radiologi ditemukan Computed Radiography (CR). Pada dasarnya CR sama
dengan radiografi konvensional, hanya saja kaset screen dan film digantikan
oleh imaging plate dengan cara menangkap dan menyimpan sinyal analog
yang kemudian ditampilkan dalam layar monitor dalam bentuk digital.
Keuntungan menggunakan CR yaitu dapat meningkatkan kualitas gambar,
mengurangi angka pengulangan eksposi, meminimalisasi dosis radiasi pada
pasien dan mengurangi film yang terbuang karena direject atau ditolak
(Ballinger, 2003).
Instalasi radiologi merupakan instalasi penunjang dalam rumah sakit
untuk menegakkan diagnosa penyakit dengan menghasilkan gambaran yang
berkualitas. Gambaran yang dihasilkan akan ditolak atau direject apabila
secara diagnostik tidak dapat menegakkan diagnosa. Penyebab penolakan
atau reject film antara lain disebabkan karena positioning, faktor eksposi,
Central Point (CP) tidak tepat, Focus Film Distance (FFD) yang tidak sesuai,
ukuran kaset tidak tepat, dan lain-lain (Jenskin, 1980). Untuk menekan dan
mengontrol angka penolakan tersebut, seharusnya instalasi radiologi
melakukan analisa penolakan atau Reject Analysis. Reject Analysis Program
(RAP) adalah suatu system yang mendokumentasikan citra yang ditolak dan
menentukan penyebab penolakan sehingga dapat mengurangi angka
penolakan dan mengurangi dosis yang diterima pasien (Papp, 2006).
untuk
Radiologi
dengan
Penggunaan
Computed