Anda di halaman 1dari 11

JAMINAN MUTU DAN KENDALI MUTU

PENGOLAH FILM OTOMATIS

A. TEORI
1. Jaminan mutu (Quality Assurance)
Quality assurance sering diartikan sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu.
Seperti dalam kata to assure artinya menyakinkan orang, mengusahakan sebaik-
baiknya, mengamankan atau menjaga. Quality Assurance adalah keseluruhan dari
program manajemen (pengelolaan) yang diselenggarakan guna menjamin
pelayanan kesehatan prima dengan cara pengumpulan data dan melakukan evaluasi
secara sistematis. Sasaran utama program quality assurance adalah peningkatan
kualitas pelayanan pasien dan interpretasi gambar dengan tepat waktu. (Wijono,
1999)
Beberapa tujuan quality assurance sebagai berikut :
a. Menurut NCRPM (1988), tujuan utama dari program quality assurance adalah
untuk menghasilkan radiograf yang memiliki kualitas tinggi sehingga
memaksimalkan hasil bacaan dokter spesialis radiologi dalam rangka
penegakan diagnosis pasien
b. Menurut Bapeten tentang pedoman dosis pasien radiodiagnostik (2003), tujuan
pokok program quality assurance adalah akurasi dan ketepatan waktu
diagnosis pasien.
Manfaat dari diadakannya program quality assurance di bidang radiologi adalah
reduksi jumlah pengulangan radiograf, penurunan dosis radiasi pasien atau
radiograf, peningkatan jumlah pasien, dapat diperoleh hasil radiograf dengan
kualitas yang baik secara konsisten, standarisasi hasil radiografi dari suatu proses
ke proses selanjutnya, dapat menghasilkan keadaan yang efisien pada perlengkapan
pembuatan citra/gambar radiografi, dapat memberikan informasi tentang pemilihan
perlengkapan yang akan datang berdasarkan data yang tepat dan dapat dipercaya
(Chesney. 1981: 329).

2. Kendali mutu (Quality Control)


Quality control merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi sehari-hari dan
memberikan keputusan pada proses yang terlihat dalam produksi. Quality control
menggunakan strategi inspeksi dan pengendalian melalui proses statistik untuk
memelihara mutu produk yang ditetapkannya. Jadi quality control adalah proses
monitoring, evaluasi dan pemeliharaan terhadap pelaksanaan quality assurance.
Tujuan quality control yaitu memberikan kepuasan kebutuhan kepada pelanggan
dari suatu jasa atau produk yang ditawarkan dengan cara memeriksa hasil produksi,
memonitor dan menilai produk yang bermutu. (Wijono, 1999)
Quality control biasanya dilakukan terhadap product dan cost (biaya). Ada 4
langkah dilakukan quality control terhadap product dan cost:
a. Penyusunan standar : Penetapan standar biaya yang diperlukan, performance
quality, safety quality, dan realibility quality dari produk
b. Penilaian kesesuaian : Membandingkan kesesuaian dari produk yang
dihasilkan atau pelayanan yang ditawarkan terhadap standar-standar tersebut.
c. Koreksi penyebab dan faktor maintenance yang mempengaruhi kepuasan.
d. Perencanaan peningkatan mutu : Membangun usaha berkelanjutan untuk
memperbaiki standar cost, performance quality, safety quality dan realibility
quality dari produk.

3. SENSITOMETRI
Sensitometer adalah metode mengukur karakteristik respon film terhadap radiasi
baik dari cahaya tampak atau sinar X. Sensitometer dibuat dengan cara film
dilakukan eksposi/dipapar dengan sinar X atau cahaya tampak dengan nilai
eksposi tertentu untuk menghasilkan serial nilai densitas, kemudian film diproses
dan hasil nilai densitas diukur dengan densitometer dan dibuat sebuah kurva yang
dikenal dengan kurva karakteristik. (Carlton and Adler, 1992)
Cara kerja sensitometer :
 Proses dengan sensitometer dilakukan dikamar gelap
 Keadaan di kamar gelap benar-benar gelap atau lampu pengaman safety
ligth dimatikan
 Ambil selembar film, kemudian film tersebut dieksposi dengan
menggunakan senstitometer
 Kemudian film diproses di kamar gelap menggunakan Pengolah Film
Otomatis (Automatic Processing Film = APF), dengan suhu dan waktu
standar
 Setelah film keluar dari APF dalam keadaan kering, diukur nilai densitas
optik masing-masing step pada strip sensitometer
 Plotting kurva karakteristik dengan sensitometric data sheet (bisa dengan
format excell)

4. DENSITOMETER
Densitometer adalah alat untuk mengukur kehitaman (densitas) pada film
fotografik atau bahan semi-transparan. Komponen yang terdapat di densitometer
terdiri dari optik untuk memfokuskan sinar jatuh tepat pada sampel, penyaring
untuk merespon spectral unit, detector untuk membaca sinar yang
direfleksikan/amplifier logarithmic, layar display dan sumber cahaya yang stabil
(Price, 1989)
Cara penggunaan dan kalibrasi :
 Nyalakan tombol On pada densitometer
 Kalibrasi terlebih dahulu densitometer
 Kalibrasi dilakukan menggunakan film calibration refference yang ada
 Atur beberapa warna yang akan digunakan dengan mengubah nilai pada
tombol densitometer
 Setelah selesau mengkalibrasi, tempatkan densitometer di atas warna yang
akan di ukur
 Tekan dan jika bunyi telah selesai, densitas warna akan muncul di layar
(display)

5. AUTOMATIC PROCESSING FILM (APF)


Automatic processing film adalah pengolahan film yang dilakukan tidak dengan
cara manual yaitu pengolahan film yang dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan
film yang biasanya dilakukan oleh manusia. Alat ini sangat membantu dari sisi
kecepatan processing dan kualitas gambar. Pada manual processing cukup lama
sekitar 15 menit radiograf itu kering, tetapi pada automatic processing film sangat
cepat karena dengan waktu 1 menit 30 detik radiograf sudah keluar dari mesin
dan sudah kering. Kualitas gambar terutama densitasnya konstan karena waktu
processing tetap. (Drs. Win Priantoro, Drs. Suhartono BP. and Abdul Gamal S,
2011)
Identifikasi gangguan sederhana (troubleshoots) pada alat pengolah film otomatik
dapat di rujuk kepada informasi sebagaimana table berikut ini:
PROBLEM PENYEBAB
Speed dan contrast index 1. Developer
bertambah tinggi (melampaui Upper temperature telalu tinggi
Limit Level ± 15 % of base line) 2. Developer
mengalami replenishment
berlebihan
Speed dan contras index 1. Developer temperatur terlalu
Memburuk (melampaui Lower Limit rendah
Level ±15 % of base line) 2. Developer mengalami under
replenishment
3. Film transport speed
mengalami peningkatan
4. Developer resirkulasi yang
jelek

Speed dan fog indeks bertambah 1. Developer mengalami


tinggi (melampaui Upper Limit Level) kontaminasi
Contras indeks memburuk 2. Safetylight yang keliru
(melampaui Lower Limit Level ±5% 3. Test terhadap strep
of base line) fog keliru atau membutuhkan
box film yang lebih baik
kondisinya

Bahan-bahan kimia yang terdapat di automatic processing film :


a. Developing (developer)
merupakan proses mengubah kristal-kristal silver bromida yang terpapar oleh
sinar-x dan mengandung atom-atom silver netral pada latent
pH developer bersifat basa, (basa rentang pH di atas 7 sampai 14). Rentang
pH cairan developer adalah 10 sampai 11,5. pH pada pembangkitan
(developer) untuk latent image pada film adalah sekitar 10,5 tetapi bisa lebih
tinggi dalam larutan. Suhu developer APF berkisaran 270-340 C.
b. Fixing (fixer)
Proses fixing dilakukan bertujuan untuk melarutkan dan menghilangkan
kristal silver halida dari emulsi film, menghentikan proses pembangkitan
sehingga tidak ada lagi proses perubahan bayangan pada film serta
menyamak emulsi agar tidak mudah rusak.
c. Kelebihan dan kekurangan automatic processing film
Kelebihan : hemat waktu film kering di produksi dalam 5 menit,
Ruang gelap sering tidak dibutuhkan, pengontrolan proses standarisasi
mudah di pertahankan, zat kimia dapat diisi secara otomatis oleh beberapa
mesin.
Kekurangan : sangat diperlukan pengawasan ketat dan pembersihan
teratur, roller yang kotor dapat menghasilkan mark/artifact pada film,
beberapa model harus benar-benar persis, peralatannya mahal

B. TUJUAN
1. Mengetahui kinerja alat pengolah film automatic radiograf dapat terjaga kualitas
nya dari waktu kewaktu
2. Mengetahui performa dan gangguan teknis (troubleshoots) alat dengan
melakukan analisis terhadap processor chart (density difference, mid density dan
fog)
3. Membersihkan peralatan roller dan tanki penampung developer dan fixer.
Pembersihan menggunakan kain/sikat halus agar tidak merusak roller dan tanki.

C. ANALISIS
 UJI PENGOLAH FILM AUTOMATIC
a. Alat dan bahan
1) Sensitometer elektronik (bila pembuatan film strips tidak dengan sinar-X)
2) Densitometer
3) Film sinar-X (dari box film yang sama)
4) Processor control chart
5) Kalkulator
6) Termometer non-mercury
7) Lakmus atau pH meter
b. langkah yang dilakukan
1) Pastikan bahwa alat pengolah film otomatik telah mengikuti warm up
procedure setidaknya 30 menit.
2) Pastikan bahwa alat pengolah film otomatik telah mengikuti warm up
procedure setidaknya 30 menit.
3) Ukur suhu cairan yang terdapat pada processing automatic menggunakan
termometer
4) Penyinaran/eksposi film menggunakan sensitometri di kamar gelap
5) Eksposi film di masing-masing sisinya menjadi 4 kuadran.
6) lalu masukkan film pada automatic processing film.
7) Ukur densitas yang sudah tereksposi pada film menggunakan
densitometer
8) Ukur densitas optis 6 film strip, tabulasikan data bacaan densitas sesuai
stepnya masing-masing dan hitung rata-rata nya sehingga didapatkan satu
set data densitas optis base line.
9) Gambar kurva H & D (kurva karakteristik film) dan tentukan daerah
straight line portion, tetapkan dan catat data titik densitas B+Fog,
maksimum, minimum dan mid density film dengan cara sebagai berikut:

 Based + Fog density


 Blue tint + clear portion OD
 Minimum density
 OD-step terdekat tdhp 0.25 di atas B+F
 limit tdk terlalu bervariasi dr hari ke hari ± 5 step
 Maximum density
 OD-step terdekat tdhp 2.0 di atas B+F
 harus pd posisi ± 0.1 di hari pertama & tdk terlalu bervariasi
 Relative Density difference/contrast Index.
 Dmax – Dmin
 harus pd posisi ± 0.1 di hari pertama & tdk terlalu bervariasi
 Mid density point/Speed Index.
 Representasi jumlah energi exposi mendekati 1.0 satuan densitas
diatas B+F
 Bila hari-1 test, temuan OD mendekati 1.0 pd step 8, maka pd step
ini yg selalu di ukur sebagai Mid density point
 variasi (± 0.1 terhadap hasil ukur hari-1)
10) Cocokan data densitas yang telah diperoleh melalui kurva H & D dengan
table densitas optis base line, tetapkan dan beri tanda step OD B+Fog,
step OD density difference dan step OD mid density pada table base line.
11) Plot data base line ini pada processor control chart dan catat pula kondisi
temperature dan pH larutan khususnya Developer.
12) Lakukan secara berulang setiap hari semua prosedur diatas selama alat
pengolah film otomatis masih digunakan.

 ANALISIS DAN HASIL


Film yang di eksposi dengan sensitometer di empat sisi lalu di ukur
menggunakan densitometer. Hasil dari setiap sisi nilai densitometer yang telah
diukur memiliki nilai yang berbeda, nilai ini di buat kurva, kurva yang memiliki
nilai yang agak tegak menghasilkan sensitivitas respon film terhadap processing
automatic.
kudran 1 kuadran 2 kuadran 3 kuadran 4 Mean
0,99 0,983 0,986 0,986 0,98625
1,01 0,98 0,993 0,99 0,99325
1,01 0,996 1,01 1,003 1,00475
1,03 1,016 1,03 1,02 1,024
1,07 1,03 1,066 1,06 1,0565
1,15 1,136 1,14 1,133 1,13975
1,29 1,267 1,27 1,26 1,27175
1,43 1,483 1,473 1,456 1,4605
1,77 1,686 1,763 1,73 1,73725
2,126 2,083 2,113 2,126 2,112
2,46 2,353 2,463 2,483 2,43975
2,753 2,756 2,74 2,82 2,76725
3,02 2,99 3,016 3,086 3,028
3,186 3,156 3,14 3,246 3,182
3,29 3,26 3,263 3,34 3,28825
3,346 3,296 3,32 3,4 3,3405
3,37 3,33 3,343 3,4 3,36075
3,376 3,336 3,356 3,41 3,3695
3,383 3,34 3,363 3,416 3,3755
3,39 3,34 3,376 3,42 3,3815
3,39 3,53 3,38 3,416 3,429

kudran 1
4
3.5
3
2.5
kudran 1
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
kuadran 2
4
3.5
3
2.5
kuadran 2
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

kuadran 3
4
3.5
3
2.5
kuadran 3
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
kuadran 4
4
3.5
3
2.5
kuadran 4
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mean
4
3.5
3
2.5
Mean
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

D. KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pengolahan film radiograf menggunakan automatic processing film dan sensitometri
yang memiliki 21 tingkatan seperti anak tangga yang akan menghasilkan densitas
yang berbeda untuk mengetahui karakteristik respon film terhadap radiasi baik dari
sinar-X untuk menghasilkan serial densitas, kemudian film di proses dan hasil
densitasnya diukur dengan densitometer dan dibuat sebuah kurva karakteristik. Hasil
pengukuran dengan densitometer menunjukkan peningkatan densitas terhadap tiap
anak tangganya, mulai dari 0,9 hingga 3,5 karena basic fog level pada film radiografi
adalah sekitar 0,5, lalu pada saat film mengalami ekspos maka akan menghasilkan
densitas sesuai dengan sinar-X yang diserapnya. Tiap kuadran memiliki nilai yang
berbeda-beda meskipun dilakukan ekspos yang sama.

PERTANYAAN :
 Lebih akurat mana pengukuran menggunakan step wedge atau sensitometer
Jawab : lebih akurat sensitometer karena jika memakai step wedge
memungkinkan akan berdampak pada film karena :
a. ada radiasi hambur dari sinar-x
b. sinar-x yang berbeda
c. IS pada film

E. DAFTAR PUSTAKA

Carlton, richard r and Adler, arlene mckenna (1992) ‘principels of radiographic


imaging.pdf’.

drs. Win priantoro, B., drs. suhartono BP., D. and Abdul Gamal S, S. M. (2011)
‘radiofotografi 1.pdf’. JAKARTA.

Price, B. (1989) ‘Chesney’S Radiographic Imaging.Pdf’, pp. 155–170.

Wijono, D. H. D. (1999) ‘manajemen mutu pelayanan kesehatan vol.1.pdf’. surabaya:


airlangga university press, pp. 3–10.

Anda mungkin juga menyukai