Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGULANGAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN DIGITAL RADIOGRAPHY DI

INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT


PANTI WALUYO SURAKARTA

REPEAT ANALYSIS OF DIGITAL IMAGE USING DIGITAL RADIOGRAPHY


IN RADIOLOGY INSTALLATION OF PANTI
WALUYO HOSPITAL SURAKARTA
Anif Chafidhi1) Nanik Suraningsih2) Trisna Budiwati2)

INTISARI

Persentase pengulangan citra digital dengan menggunakan digital radiography di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta pada bulan Agustus 2018 sebesar 0,96%, September 2,04% dan
Oktober 3,86%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pengulangan citra digital dan faktor–
faktor penyebab terjadinya pengulangan citra menggunakan Digital Radiography.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan observatif. Waktu
pengambilan data pada bulan Desember 2018-Februari 2019 metode pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi dan dokumentasi.
Hasil pengulangan citra digital di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta pada bulan
Desember 2018-Februari 2019, sebanyak 3373 pemeriksaan terdapat 73 pengulangan (2,16%). Persentase
ini melebihi batas ambang kegagalan yang ditentukan oleh KEPMENKES Nomor 129 Tahun 2008 yaitu ≤ 2%.
Faktor terbesar penyebab pengulangan citra digital adalah faktor terpotong (67,12%).

ABSTRACT

Percentage of digital images repetition using digital radiography in Radiology Installation of Panti
Waluyo Hospital Surakarta in August 2018 is 0.96%, September 2.04% and October 3.86%. This study aims
to determine the percentage of digital image repetition and the factors that caused the repetition of images
using Digital Radiography.
This type of research is descriptive quantitative research with an observative approach. The data are
collected in December 2018-February 2019 by observation and documentation.
The results of repetition of digital images in Radiology Installation of Panti Waluyo Hospital Surakarta in
December 2018-February 2019, showed that from 3373 examinations there were 73 repetitions (2.16%). This
percentage exceeds the failure threshold that determined by KEPMENKES Number 129 of 2008 which is ≤
2%. The biggest factor that causes repetition of digital images is the truncated factor (67.12%).

Keywords : Digital Image, Repetition of Digital Images, Digital Radiography

1) Student of D III technique Rontgen of STIKes Widya Husada Semarang


2) Lecture of D III technique Rontgen of STIKes Widya Husada Semarang
2

Pendahuluan Sistem DR terdiri dari peralatan sumber sinar-x


dan detektor sinar-X yang keduanya mampu
Jaminan mutu adalah program menghasilkan citra digital tanpa adanya image
manajemen mencakup semua yang intensifier. Detektor ini merupakan elemen
digunakan untuk memastikan keunggulan pengganti image receptor yang mampu
dalam perawatan kesehatan melalui menangkap transmisi sinar-X yang menembus
pengumpulan sistematis dan evaluasi data. melalui obyek dari sumber sinar-X. Detektor
Tujuan utama dari program jaminan mutu yang menangkap sinar-X kemudian dapat
adalah peningkatan perawatan pasien, ini mengkonversinya menjadi sebuah sinyal listrik.
termasuk parameter seleksi pasien dan Besar sinyal listrik yang dikonversi sebanding
penjadwalan, teknik manajemen, kebijakan dengan jumlah transmisi sinar-X yang
departemen dan prosedur, efektivitas dan menembus bahan. Dari sinyal-sinyal listrik ini
efisiensi teknis, pendidikan dalam jabatan, kemudian akan dikirim pada sistem pengolahan
dan interpretasi citra dengan ketepatan gambar yang bersifat computerized untuk
waktu laporan. Penekanan utama dari diolah, kemudian dapat dicetak dan
program ini adalah pada faktor manusia diinterpretasikan menjadi sebuah radiograf guna
yang dapat menyebabkan variasi dalam kebutuhan imejing. Hasil dari gambaran Digital
perawatan berkualitas. Jaminan mutu tidak Radiography (DR) adalah dua dimensi yang
boleh disalah artikan dengan penilaian terbentuk oleh matriks elemen yang disebut
kualitas, yang merupakan pengukuran dengan pixel, dalam pencitran diagnostic setiap
tingkat kualitas pada beberapa titik waktu pixel mewakili satuan terkecil dalam gambar,
tanpa upaya untuk mengubah atau kolom dan baris (Bontrager, 2018).
meningkatkan tingkat perawatan. Aspek Sistem radiografi digital sudah banyak
penting dari program jaminan mutu adalah dipakai untuk mendukung imejing kedokteran,
analisis pengulangan (Papp, 2011). namun baru sedikit studi/kajian tentang kualitas
Analisis pengulangan foto rontgen adalah performa Digital Radiography (DR) dalam artian
proses yang sistematik untuk mendata Repeat Film Analysis (RFA), keterbatasan ini
gambar-gambar yang ditolak atau diulang karena sulitnya mendapatkan data statistik dari
untuk menentukan penyebab pengulangan DR untuk dapat dihitung. RFA didefinisikan
sehingga pengulangan gambar dapat sebagai evaluasi kritis terhadap radiograf-
diminimalisasikan untuk masa yang akan radiograf yang digunakan sebagai bagian dari
datang. Pada fungsi Digital Radiography pelayanan diagnostik meskipun tidak secara
(DR) dapat dikatakan juga bahwa analisis langsung turut berperan dalam proses langsung
pengulangan dilakukan sebelum adanya turut berperan dalam proses diagnostik.
proses pencetakkan radiograf. Evaluasi Meskipun dalam pemeriksaan radiologi
secara sistematis perlu dilakukan terhadap diagnostik telah menggunakan teknologi
sistem kerja alat dan fasilitas pendukung, pencitraan DR, masih sering dijumpai
prosedur kerja instansi dan tingkat kesalahan-kesalahan yang selanjutnya juga
ketrampilan pekerja. Hal tersebut dapat berdampak terhadap proporsi penolakan-
meminimalkan pengulangan pemeriksaan pengulangan radiografi. Faktor-faktor penyebab
dan meningkatkan efektifitas dari program penolakan-pengulangan radiografi memang
jaminan tidak sepenuhnya identik dengan faktor-faktor
mutu (Papp, 2011). kesalahan umum yang dijumpai pada
Digital Radiography (DR) adalah sebuah pemeriksaan radiologi diagnostik dengan
bentuk pencitraan sinar-X, dimana sensor- menggunakan teknologi konvensional radiografi
sensor sinar-X digital digunakan untuk (Gatot dkk, 2015).
menggantikan film fotografi konvensional Terdapat beberapa aspek utama yang
dan processing kimiawi digantikan dengan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
sistem komputer yang terhubung dengan layak tidaknya pemeriksaan untuk dinilai atau
monitor atau laser printer. Sistem Digital perlu dilakukan pengulangan demi mendapatkan
Radiography (DR) merupakan sistem nilai diagnostik yang lebih tinggi. Hal yang sering
pencitraan gambar diagnostik secara digital menyebabkan dilakukannya pengulangan
yang tidak lagi menggunakan sistem kaset pemeriksaan antara kesalahan posisi pasien,
(cassetteless) atau image receptor lainnya. kesalahan peralatan sinar-X dan artefak. Salah
3

satu tujuan dari analisis pengulangan Persentase ini melebihi dari standar persentase
radiograf adalah menekan jumlah film yang pengulangan pemeriksaan yang ditetapkan
ditolak dan diulang. Sehingga juga KEPMENKES Nomor 129 Tahun 2008. Namun,
bermanfaat pada pengurangan dosis radiasi dari persentase tersebut bisa ditarik kesimpulan
yang mengenai pasien dan memastikan bahwa penggunaan Digital Radiography (DR)
bahwa bahan-bahan yang ada dapat tidak menutup kemungkinan terjadinya
digunakan secara efektif dan efisien. Ada pengulangan radiograf dan di Instalasi Radiologi
beberapa keuntungan yang akan diperoleh Rumah Sakit Panti Waluyo belum ada data
instalasi radiologi jika dapat meningkatkan pengelompokan penyebab pengulangan citra.
efisiensi waktu pemeriksaan, menekan Mengacu pada temuan yang penulis
jumlah pengeluaran akibat penolakan dapatkan ketika praktik kerja lapangan (PKL) II
pemeriksaan dan meminimalkan dosis tanggal 02 Juli 2018 sampai 11 Agustus 2018 di
radiasi yang diterima oleh pasien (Papp, Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo
2011). Surakarta, penulis tertarik mengangkatnya
Salah satu upaya proteksi radiasi yang menjadi karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis
saat ini sedang diupayakan dapat Pengulangan Citra Digital dengan Menggunakan
dilaksanakan oleh petugas radiologi adalah Digital Radiography di Instalasi Radiologi
prinsip optimasi. Prinsip optimisasi bertujuan Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta”.
agar pasien menerima dosis radiasi
serendah mungkin sesuai dengan yang Metode Penelitian
diperlukan untuk mencapai tujuan diagnostik.
Hal ini didukung dengan Standar Pelayanan Jenis penelitian yang digunakan dalam
Minimal di Indikator Kejadian Kegagalan penyusunan Karya Tulis Ilmiah/KTI ini adalah
Foto Rontgen ≤ 2%, dalam hal ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan
rendahnya angka pengulangan foto pendekatan observatif. Penelitian kuantitatif
Rontgen, yang dikelola secara tersistem adalah penelitian yang bertujuan untuk
dengan menggunaka metode analisis menggambarkan atau menganalisis suatu
pengulangan foto Rontgen (Keputusan penelitian dalam bentuk angka (Sugiyono,
Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008). 2016).
Berdasarkan observasi awal di Instalasi Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Surakarta pada bulan November 2018, Waktu pengambilan data akan dilakukan pada
diperoleh hasil data sebagai berikut: Pada bulan Desember, Januari dan Februari 2019.
bulan Agustus 2018, total pemeriksaan Data yang diperoleh melalui observasi
sebanyak 1135 pemeriksaan dengan secara langsung dengan didampingi oleh
pengulangan citra sebanyak 11 kali (0,96%) Clinical Instructure guna mencari tahu dan
karena faktor artefact 1 kali dan faktor mendaftar gambar-gambar yang dinilai tidak
terpotong 10 kali; pada bulan September sesuai atau terjadi pengulangan akibat faktor-
2018, total pemeriksaan sebanyak 1125 faktor penyebab pengulangan kemudian
pemeriksaan dengan pengulangan citra mencatat jumlah keseluruhan pemeriksaan citra
sebanyak 23 kali (2,04%) karena faktor digital dan jumlah pengulangan citra digital.
positioning error 2 kali, faktor terpotong 15 Hasil interpretasi terhadap data yang sudah
kali, faktor artefact 3 kali dan kesalahan diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel.
posisi pasien 3 kali; Pada bulan Oktober Penulis mengkaji data yang telah terkumpul dan
2018, total pemeriksaan sebanyak 1190 perbedaan dengan teori yang ada, sehingga
pemeriksaan dengan pengulangan citra dapat digunakan untuk membahas masalah
sebanyak 46 kali (3,86%) karena faktor yang ada dan dapat diambil kesimpulan.
positioning error 6 kali, terpotong 31 kali,
artefact 8 kali dan posisi detektor 1 kali. Dari Hasil dan Pembahasan
ketiga bulan tersebut dapat dihitung rata-rata
faktor pengulangan sebanyak 2,28%. Faktor 1. Hasil Persentase Pengulangan Citra Digital
penyebab pengulangan sebagai berikut: dengan Menggunakan Digital Radiography
terpotong, artefact, positioning error, posisi dalam Pemeriksaan Radiograf di Instalasi
detektor, over expose, under expose. Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo
4

Surakarta Bulan Desember 2018 – dari keseluruhan persentase pengulangan


Februari 2019 citra digital sebesar 2,16%. Jumlah
pengulangan tersebut penulis kumpulkan
Analisis pengulangan adalah proses dengan cara mengamati dari hasil citra
yang sistematik untuk mendata gambar- digital yang ada pada komputer Digital
gambar yang ditolak atau diulang dan Radiography (DR). Hasil yang didapat
menentukan penyebab pengulangan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabel
sehingga pengulangan gambar dapat pengulangan citra digital yang disediakan
diminimalisasikan dan dosis pasien pun oleh peneliti. Dari hasil yang didapat, terlihat
menjadi lebih rendah. Pengulangan foto bahwa persentase pengulangan citra digital
terjadi akibat radiograf tidak dapat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti
menegakkan diagnosa dikarenakan Waluyo Surakarta pada periode bulan
objek tidak sesuai dan tidak terlihat. Desember 2018-Februari 2019 yaitu sebesar
Analisis penolakan dan pengulangan film 2,16%, melebihi batas ambang pengulangan
merupakan bagian dari program Quality citra digital yang ditetapkan Menteri
Assurance yang memiliki tujuan untuk Kesehatan nomor 129 Tahun 2008, yang
menampilkan data tentang penggunaan menyebutkan bahwa batas ambang kejadian
film dan penolakan film dalam periode kegagalan pelayanan atau pengulangan citra
waktu tertentu sehingga dapat di ketahui digital yaitu ≤ 2% dengan periode
efektifitas penggunaanya. Program pengumpulan data selama 1 bulan sekali
analisis ini adalah menekan penolakan dan periode analisa setiap 3 bulan sekali.
dan pengulangan film dengan cara Menurut peneliti, analisis pengulangan
menganalisis data dan menemukan citra digital yang ada di Instalasi Radiologi
solusinya (Papp, 2011). Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta perlu
Salah satu upaya proteksi radiasi dikategorikan sesuai faktor penyebabnya
yang saat ini sedang diupayakan dapat agar dapat diketahui faktor penyebabnya
dilaksanakan oleh petugas radiologi pengulangan citra digital yang paling
adalah prinsip optimasi. Prinsip dominan serta segera dapat dilakukan
optimisasi bertujuan agar pasien evaluasi dan perbaikan. Selain itu juga
menerima dosis radiasi serendah membentuk tim atau menunjuk salah
mungkin sesuai dengan yang diperlukan seorang petugas sebagai pelaksana
untuk mencapai tujuan diagnostik. Hal ini program analisis pengulangan sehingga
didukung dengan Standar Pelayanan dapat dilaksanakan analisis pengulangan
Minimal di Indikator Kejadian Kegagalan secara berkala dan sistematik. Apabila telah
Foto Rontgen ≤ 2%, dalam hal ini adalah terjadi pengulangan sebelum citra digital
rendahnya angka pengulangan foto tersebut dicetak maka petugas mengisi
rontgen, yang dikelola secara tersistem lembar kerja kemudian diisi berdasarkan
dengan menggunakan metode analisis penyebabnya. Setelah itu hasil dari lembar
pengulangan foto Rontgen (Keputusan kerja dihitung setiap satu bulan dan
Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun dianalisis setiap tiga bulan sekali. Dengan
2008). melakukan program analisis pengulangan
Setelah peneliti melakukan analisis dapat diketahui persentasi pengulangan
pengulangan citra digital di Instalasi kemudian dapat diketahui pula faktor-faktor
Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo penyebab pengulangan yang paling dominan
Surakarta diperoleh hasil bahwa serta dapat mencari solusi dan melakukan
persentase pengulangan citra digital dari upaya untuk menanganinya sehingga angka
bulan Desember 2018 sebesar 2,49%, pengulangan terhadap citra digital dapat
bulan Januari 2019 sebesar 1,16% dan ditekan seminimal mungkin.
bulan Februari 2019 sebesar 2,82%.
Pengulangan citra digital tertinggi terjadi 2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
pada bulan Februari yaitu sebesar Pengulangan Citra Digital dengan
2,82%, sedangkan persentasi terendah Menggunakan Digital Radiography di
pengulangan citra digital terjadi pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti
bulan Januari 2019 yaitu sebesar 1,16% Waluyo Surakarta
5

a. Posisi b. Under Ekspose


Menurut Shetty dkk (2010), posisi Menurut Shetty dkk (2010), under
adalah kesalahan posisi yang ekspose adalah kondisi radiograf yang
disebabkan karena posisi pasien, terjadi karena pemilihan faktor eksposi
sumber sinar-X, kolimasi maupun tegangan dan kuat arus yang tidak tepat
penerima gambar yang kurang benar dan tidak sebanding dengan tebal objek
dapat menghilangkan gambar yang diperiksa sehingga hanya sedikit
anatomi yang ingin dilihat. Kondisi intensitas sinar-X yang diteruskan dan
pasien yang tidak bagus akan diterima oleh imaging detektor.
mempunyai resiko yang tinggi Berdasarkan hasil perhitungan dari bulan
terjadinya pengulangan film. Pada Desember 2018-Februari 2019 di
pasien yang mengalami kesakitan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti
dan trauma akan sulit dalam Waluyo Surakarta persentase
pengaturanposisi pemotretan. pengulangan citra digital yang
Berdasarkan hasil perhitungan disebabkan karena under ekspose
dari bulan Desember 2018–Februari sebesar 1,36%.
2019 di Instalasi Radiologi Rumah Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Sakit Panti Waluyo Surakarta Panti Waluyo Surakarta kesalahan
persentase pengulangan citra digital karena under ekspose yang sering terjadi
yang disebabkan karena posisi adalah pemilihan faktor eksposi yang
sebesar 6,84%. kurang tepat. Pencegahan kesalahan ini
Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit adalah dengan cara membuat tabel
Panti Waluyo Surakarta kesalahan pemilihan faktor eksposi yang tepat,
karena posisi yang sering terjadi sebagai acuan agar tidak menyebabkan
adalah kondisi pasien yang kurang brighness yang kurang baik sehingga
baik sehingga menyebabkan dapat menurunkan kualitas citra digital.
pengulangan foto. Upaya yang harus Citra digital akibat under ekspose bisa
dilakukan untuk menimalisir dilihat pada gambar 2 sebagai berikut :
kesalahan posisi ini adalah dengan
komunikasi kepada pasien serta lebih
berhati-hati dalam menangani atau
memposisikan pasien agar tidak
terjadi pengulangan dan juga
membantu pasien agar tidak
mendapatkan dosis radiasi berlebih
demi keselamatan pasien terhadap
radiasi yang diterima. Citra digital
akibat posisi bisa dilihat pada gambar
1 sebagai berikut :
Gambar 2 Hasil Citra Digital Yang
Diulang Karena Under Ekspose.

c. Artefak
Menurut Shetty dkk (2010), Artefak
adalah kesalahan pengolahan film yang
membentuk bayangan putih pada film
setelah film diproses. Artefak biasanya
terjadi karena adanya benda-benda
logam seperti kancing pakaian, kalung,
anting-anting, penjepit rambut yang tidak
dilepaskan pada saat pemeriksaan
Gambar 1 Hasil Citra Digital Yang
berlangsung, serta rambut yang basah.
Diulang Karena Posisi.
Berdasarkan hasil perhitungan dari bulan
6

Desember 2018–Februari 2019 di Sakit Panti Waluyo Surakarta persentase


Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti pengulangan citra digital yang
Waluyo Surakarta persentase disebabkan karena pergerakan sebesar
pengulangan citra digital yang 2,73%.
disebabkan karena artefak sebesar Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
21,91%. Panti Waluyo Surakarta kesalahan
Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit karena pergerakan pasien non kooperatif
Panti Waluyo Surakarta kesalahan serta pasien anak-anak. Pergerakan
karena artefak yang sering terjadi pasien dapat dikurangi dengan waktu
adalah kancing pakaian maupun eksposi yang singkat, imobilisasi dan
kawat bra yang belum dilepas oleh instruksi yang jelas pada pasien. Pada
pasien. Pencegahan kesalahan ini pemeriksaan radiografi peran pasien
dengan selalu mengecek kondisi sangat berpengaruh terhadap hasil
pasien dan komunikasi secara gambaran radiograf yang akan
ringkas dan jelas sebelum menangani didapatkan. Citra digital akibat posisi bisa
pasien, dan memperhatikan kembali dilihat pada gambar 4 sebagai berikut :
apakah ada benda asing disekitar
tubuh pasien yang akan mengganggu
hasil citra digital nanti, sehingga tidak
terjadi pengulangan. Citra digital
akibat artefak bisa dilihat pada
gambar 3 sebagai berikut :

Gambar 4 Hasil Citra Digital Yang


Diulang Karena Pergerakan.

e. Terpotong
Gambar 3 Hasil Citra Digital Yang Menurut Shetty dkk (2010), terpotong
Diulang Karena Artefak. disebabkan karena posisi pasien, sumber
sinar-X, kolimasi maupun penerima
d. Pergerakan gambar yang kurang benar dapat
Menurut Shetty dkk (2010), menghilangkan gambar anatomi yang
pergerakan adalah pergerakan ingin dilihat. Kondisi pasien yang tidak
(pasien, sumber sinar-X, penerima bagus akan mempunyai resiko yang
gambar) dapat menyebabkan tinggi terjadinya pengulangan film. Pada
gambaran menjadi kabur, sehingga pasien yang mengalami kesakitan dan
dapat mengurangi record detail. trauma akan sulit dalam pengaturan
Pergerakan pasien dapat dikurangi posisi pemotretan.
dengan waktu eksposi yang singkat, Berdasarkan hasil perhitungan dari
imobilisasi, dan instruksi yang jelas bulan Desember 2018–Februari 2019 di
pada pasien. Pergerakan pasien yang Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti
biasanya sering terjadi dibandingkan Waluyo Surakarta persentase
yang lainnya, pada pemeriksaan pengulangan citra digital yang
radiografi peran pasien sangat disebabkan karena terpotong sebesar
berpengaruh terhadap hasil 67,12%.
gambaran radiograf yang akan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
didapatkan. Panti Waluyo Surakarta kesalahan
Berdasarkan hasil perhitungan karena terpotong yang sering terjadi
dari bulan Desember 2018–Februari adalah anatomi terpotong. Upaya yang
2019 di Instalasi Radiologi Rumah harus dilakukan untuk menimalisir
7

anatomi terpotong ini adalah dengan terstruktur sehingga dapat diketahui


lebih berhati-hati dalam menangani jumlah pengulangan citra digital, faktor
atau memposisikan pasien serta penyebab terjadinya pengulangan citra
komunikasi yang jelas pada pasien. digital dan dapat diketahui upaya apa
Petugas perlu mengikuti pelatihan saja yang perlu dilakukan untuk
maupun seminar untuk kinerja yang meminimalkan angka pengulangan citra
lebih baik Citra digital akibat posisi digital.
bisa dilihat pada gambar 5 sebagai 2. Meningkatkan komunikasi kepada
berikut : pasien, sehingga pasien benar-benar
mengerti dengan instruksi yang diberikan
oleh petugas sehingga menimalisir
terjadinya pengulangan citra digital dan
juga membantu pasien agar tidak
mendapatkan dosis radiasi berlebih demi
keselamatan pasien terhadap radiasi
yang diterima. Petugas perlu mengikuti
pelatihan maupun seminar untuk kinerja
yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Gambar 5 Hasil Citra Digital yang
diulang karena terpotong. Andri, Wahyu. 2015. Analisis Pengulangan
Pada Pemeriksaan Radiologi
Kesimpulan Menggunakan Computed Radiography
(CR) di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
1. Persentase pengulangan citra digital Umum Daerah Ungaran. Ungaran.
pada bulan Desember 2018-Februari Citara, Ayu. 2016. Analisa Pengulangan Citra
2019 di Instalasi Radiologi Rumah Digital Dengan Computed Radiography
Sakit Panti Waluyo Surakarta total (CR) di Instalasi Radiologi RSUD
adalah sebesar 2,16% sehingga Prambanan Senopati Bantul. Bantul
dapat disimpulkan bahwa nilai Flannigan, W. Alisa. 2011. Artifacts in Digital
tersebut melebihi standart ambang Radiography. First St SW. Rochester.
batas yang telah ditentukan oleh Gatot, dkk. 2008. Analisis Penolakan Citra
Keputusan Menteri Kesehatan nomor Digital Softcopy (RFA) dalam
129/KEPMENKES/SK/II/2008 yaitu Pelayanan Radiodiagnostik Setelah
≤2%. Penerapan Sistem Computed
2. Faktor penyebab terjadinya Radiography (CR). Semarang
pengulangan citra digital pada bulan Hidayat A., Alimul. 2017. Metode Penelitian
Desember 2018–Februari 2019 di Keperawatan dan Teknik kesehatan.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Waluyo Surakarta adalah karena Tahun 2008 Tentang Standar
faktor terpotong dengan persentase Pelayanan Minimal.
sebesar 67,12%, faktor artefak pasien Lampignano, John P, Bontrager dan Kendrick,
sebesar 21,91%, faktor posisi Leslie E . 2018. Textbook of
sebesar 6,84%, faktor pergerakan Radiographic Positioning and Related
sebesar 2,73% dan kesalahan under Anatomy. Ninth Edition. Mosby. A
ekspose 1,36%. Harcourt Health Company St.
Luqmanul, Ahmad. 2016. Analisa Pengulangan
Saran Citra Digital Dengan Computed
Radiography (CR) di Instalasi Radiologi
1. Sebaiknya di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Semarang. Semarang
perlu dilakukan program analisis
pengulangan citra digital lebih
8

Papp, Jeffrey. 2011. Quality Management


in The Imaging Sciences. Fourth
Edition. St Louis : Mobsy.
Republik Indonesia. 2008. Keputusan
Menteri Kesehatan No 129/
Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Rosidah, Siti dan Mega Indah Puspita. 2019.
Panduan Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah. Semarang.
Shetty, M. Chandrakant. 2010. Computed
Radiography Image Artifacts
Revisited. Kranataka. India.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Anda mungkin juga menyukai