INTISARI
Persentase pengulangan citra digital dengan menggunakan digital radiography di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta pada bulan Agustus 2018 sebesar 0,96%, September 2,04% dan
Oktober 3,86%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pengulangan citra digital dan faktor–
faktor penyebab terjadinya pengulangan citra menggunakan Digital Radiography.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan observatif. Waktu
pengambilan data pada bulan Desember 2018-Februari 2019 metode pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi dan dokumentasi.
Hasil pengulangan citra digital di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta pada bulan
Desember 2018-Februari 2019, sebanyak 3373 pemeriksaan terdapat 73 pengulangan (2,16%). Persentase
ini melebihi batas ambang kegagalan yang ditentukan oleh KEPMENKES Nomor 129 Tahun 2008 yaitu ≤ 2%.
Faktor terbesar penyebab pengulangan citra digital adalah faktor terpotong (67,12%).
ABSTRACT
Percentage of digital images repetition using digital radiography in Radiology Installation of Panti
Waluyo Hospital Surakarta in August 2018 is 0.96%, September 2.04% and October 3.86%. This study aims
to determine the percentage of digital image repetition and the factors that caused the repetition of images
using Digital Radiography.
This type of research is descriptive quantitative research with an observative approach. The data are
collected in December 2018-February 2019 by observation and documentation.
The results of repetition of digital images in Radiology Installation of Panti Waluyo Hospital Surakarta in
December 2018-February 2019, showed that from 3373 examinations there were 73 repetitions (2.16%). This
percentage exceeds the failure threshold that determined by KEPMENKES Number 129 of 2008 which is ≤
2%. The biggest factor that causes repetition of digital images is the truncated factor (67.12%).
satu tujuan dari analisis pengulangan Persentase ini melebihi dari standar persentase
radiograf adalah menekan jumlah film yang pengulangan pemeriksaan yang ditetapkan
ditolak dan diulang. Sehingga juga KEPMENKES Nomor 129 Tahun 2008. Namun,
bermanfaat pada pengurangan dosis radiasi dari persentase tersebut bisa ditarik kesimpulan
yang mengenai pasien dan memastikan bahwa penggunaan Digital Radiography (DR)
bahwa bahan-bahan yang ada dapat tidak menutup kemungkinan terjadinya
digunakan secara efektif dan efisien. Ada pengulangan radiograf dan di Instalasi Radiologi
beberapa keuntungan yang akan diperoleh Rumah Sakit Panti Waluyo belum ada data
instalasi radiologi jika dapat meningkatkan pengelompokan penyebab pengulangan citra.
efisiensi waktu pemeriksaan, menekan Mengacu pada temuan yang penulis
jumlah pengeluaran akibat penolakan dapatkan ketika praktik kerja lapangan (PKL) II
pemeriksaan dan meminimalkan dosis tanggal 02 Juli 2018 sampai 11 Agustus 2018 di
radiasi yang diterima oleh pasien (Papp, Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo
2011). Surakarta, penulis tertarik mengangkatnya
Salah satu upaya proteksi radiasi yang menjadi karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis
saat ini sedang diupayakan dapat Pengulangan Citra Digital dengan Menggunakan
dilaksanakan oleh petugas radiologi adalah Digital Radiography di Instalasi Radiologi
prinsip optimasi. Prinsip optimisasi bertujuan Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta”.
agar pasien menerima dosis radiasi
serendah mungkin sesuai dengan yang Metode Penelitian
diperlukan untuk mencapai tujuan diagnostik.
Hal ini didukung dengan Standar Pelayanan Jenis penelitian yang digunakan dalam
Minimal di Indikator Kejadian Kegagalan penyusunan Karya Tulis Ilmiah/KTI ini adalah
Foto Rontgen ≤ 2%, dalam hal ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan
rendahnya angka pengulangan foto pendekatan observatif. Penelitian kuantitatif
Rontgen, yang dikelola secara tersistem adalah penelitian yang bertujuan untuk
dengan menggunaka metode analisis menggambarkan atau menganalisis suatu
pengulangan foto Rontgen (Keputusan penelitian dalam bentuk angka (Sugiyono,
Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008). 2016).
Berdasarkan observasi awal di Instalasi Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Surakarta pada bulan November 2018, Waktu pengambilan data akan dilakukan pada
diperoleh hasil data sebagai berikut: Pada bulan Desember, Januari dan Februari 2019.
bulan Agustus 2018, total pemeriksaan Data yang diperoleh melalui observasi
sebanyak 1135 pemeriksaan dengan secara langsung dengan didampingi oleh
pengulangan citra sebanyak 11 kali (0,96%) Clinical Instructure guna mencari tahu dan
karena faktor artefact 1 kali dan faktor mendaftar gambar-gambar yang dinilai tidak
terpotong 10 kali; pada bulan September sesuai atau terjadi pengulangan akibat faktor-
2018, total pemeriksaan sebanyak 1125 faktor penyebab pengulangan kemudian
pemeriksaan dengan pengulangan citra mencatat jumlah keseluruhan pemeriksaan citra
sebanyak 23 kali (2,04%) karena faktor digital dan jumlah pengulangan citra digital.
positioning error 2 kali, faktor terpotong 15 Hasil interpretasi terhadap data yang sudah
kali, faktor artefact 3 kali dan kesalahan diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel.
posisi pasien 3 kali; Pada bulan Oktober Penulis mengkaji data yang telah terkumpul dan
2018, total pemeriksaan sebanyak 1190 perbedaan dengan teori yang ada, sehingga
pemeriksaan dengan pengulangan citra dapat digunakan untuk membahas masalah
sebanyak 46 kali (3,86%) karena faktor yang ada dan dapat diambil kesimpulan.
positioning error 6 kali, terpotong 31 kali,
artefact 8 kali dan posisi detektor 1 kali. Dari Hasil dan Pembahasan
ketiga bulan tersebut dapat dihitung rata-rata
faktor pengulangan sebanyak 2,28%. Faktor 1. Hasil Persentase Pengulangan Citra Digital
penyebab pengulangan sebagai berikut: dengan Menggunakan Digital Radiography
terpotong, artefact, positioning error, posisi dalam Pemeriksaan Radiograf di Instalasi
detektor, over expose, under expose. Radiologi Rumah Sakit Panti Waluyo
4
c. Artefak
Menurut Shetty dkk (2010), Artefak
adalah kesalahan pengolahan film yang
membentuk bayangan putih pada film
setelah film diproses. Artefak biasanya
terjadi karena adanya benda-benda
logam seperti kancing pakaian, kalung,
anting-anting, penjepit rambut yang tidak
dilepaskan pada saat pemeriksaan
Gambar 1 Hasil Citra Digital Yang
berlangsung, serta rambut yang basah.
Diulang Karena Posisi.
Berdasarkan hasil perhitungan dari bulan
6
e. Terpotong
Gambar 3 Hasil Citra Digital Yang Menurut Shetty dkk (2010), terpotong
Diulang Karena Artefak. disebabkan karena posisi pasien, sumber
sinar-X, kolimasi maupun penerima
d. Pergerakan gambar yang kurang benar dapat
Menurut Shetty dkk (2010), menghilangkan gambar anatomi yang
pergerakan adalah pergerakan ingin dilihat. Kondisi pasien yang tidak
(pasien, sumber sinar-X, penerima bagus akan mempunyai resiko yang
gambar) dapat menyebabkan tinggi terjadinya pengulangan film. Pada
gambaran menjadi kabur, sehingga pasien yang mengalami kesakitan dan
dapat mengurangi record detail. trauma akan sulit dalam pengaturan
Pergerakan pasien dapat dikurangi posisi pemotretan.
dengan waktu eksposi yang singkat, Berdasarkan hasil perhitungan dari
imobilisasi, dan instruksi yang jelas bulan Desember 2018–Februari 2019 di
pada pasien. Pergerakan pasien yang Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti
biasanya sering terjadi dibandingkan Waluyo Surakarta persentase
yang lainnya, pada pemeriksaan pengulangan citra digital yang
radiografi peran pasien sangat disebabkan karena terpotong sebesar
berpengaruh terhadap hasil 67,12%.
gambaran radiograf yang akan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
didapatkan. Panti Waluyo Surakarta kesalahan
Berdasarkan hasil perhitungan karena terpotong yang sering terjadi
dari bulan Desember 2018–Februari adalah anatomi terpotong. Upaya yang
2019 di Instalasi Radiologi Rumah harus dilakukan untuk menimalisir
7
Daftar Pustaka
Gambar 5 Hasil Citra Digital yang
diulang karena terpotong. Andri, Wahyu. 2015. Analisis Pengulangan
Pada Pemeriksaan Radiologi
Kesimpulan Menggunakan Computed Radiography
(CR) di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
1. Persentase pengulangan citra digital Umum Daerah Ungaran. Ungaran.
pada bulan Desember 2018-Februari Citara, Ayu. 2016. Analisa Pengulangan Citra
2019 di Instalasi Radiologi Rumah Digital Dengan Computed Radiography
Sakit Panti Waluyo Surakarta total (CR) di Instalasi Radiologi RSUD
adalah sebesar 2,16% sehingga Prambanan Senopati Bantul. Bantul
dapat disimpulkan bahwa nilai Flannigan, W. Alisa. 2011. Artifacts in Digital
tersebut melebihi standart ambang Radiography. First St SW. Rochester.
batas yang telah ditentukan oleh Gatot, dkk. 2008. Analisis Penolakan Citra
Keputusan Menteri Kesehatan nomor Digital Softcopy (RFA) dalam
129/KEPMENKES/SK/II/2008 yaitu Pelayanan Radiodiagnostik Setelah
≤2%. Penerapan Sistem Computed
2. Faktor penyebab terjadinya Radiography (CR). Semarang
pengulangan citra digital pada bulan Hidayat A., Alimul. 2017. Metode Penelitian
Desember 2018–Februari 2019 di Keperawatan dan Teknik kesehatan.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Waluyo Surakarta adalah karena Tahun 2008 Tentang Standar
faktor terpotong dengan persentase Pelayanan Minimal.
sebesar 67,12%, faktor artefak pasien Lampignano, John P, Bontrager dan Kendrick,
sebesar 21,91%, faktor posisi Leslie E . 2018. Textbook of
sebesar 6,84%, faktor pergerakan Radiographic Positioning and Related
sebesar 2,73% dan kesalahan under Anatomy. Ninth Edition. Mosby. A
ekspose 1,36%. Harcourt Health Company St.
Luqmanul, Ahmad. 2016. Analisa Pengulangan
Saran Citra Digital Dengan Computed
Radiography (CR) di Instalasi Radiologi
1. Sebaiknya di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Semarang. Semarang
perlu dilakukan program analisis
pengulangan citra digital lebih
8