Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAFI

(SYSTEM COMPUTED RADIOGRAPHY DAN DIGITAL RADIOGRAPHY)

Dosen : Guntur Winarno, S.Si, M.Si

Disusun oleh :

Muhammad Jaka Fatahillah P21130219040

Muhammad Aidil Fitriyan P21130219046

Muhammad Rizky A. P21130219050

Rizaldi Firdaus S. P21130219055

Kelas D-IV 2B - Teknologi Radiologi Pencitraan

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah yang telah memberikan kami nikmat sehat
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Fisika Radiodiagnostik dengan judul “Sistem pengolahan citra radiografi”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Guntur Winarno, S.Si, M.Si pada bidang studi Fisika Radiodiagnostik. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang "Sistem pengolahan citra
radiografi" bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guntur Winarno, S.Si, M.Si, selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Jakarta, 09 September 2020

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Radiografi ialah penggunaan sinar pengion (sinar X, sinar gamma) untuk
membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya digunakan
untuk melihat benda tidak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh manusia.
Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiograf. Radiografi lazim
digunakan pada berbagai bidang, terutama pengobatan dan industri. Sinar X yang
dihasilkan untuk mendapatkan radiograf terbentuk didalam pesawat sinar X oleh
penemuan Wilhelm Condrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Adapun pesawat
yang sering digunakan yaitu pesawat konvensional (non charging). Pesawat sistem
charger, dan sekarang karena semakin canggihnya teknologi pesawat sinar X pun di
digitalisasi yang dikenal dengan sebutan CR (Computed Radiography).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip kerja Computed Radiography dan Digital Radiography?
2. Apakah kelebihan dan keterbatasan Computed Radiography dan Digital
Radiography?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan prinsip kerja Computed Radiography dan Digital Radiography?
2. Menyebutkan kelebihan dan keterbatasan Computed Radiography dan Digital
Radiography?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Computed Radiography
Computed Radiography (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk
mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi.
Computed Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan imaging
plate untuk akusisi data gambar (Ballinger,1999). Computed Radiography merupakan
teknologi digital yang mendukung pengembangan computer berbasis system informasi
dan processing. Radiograf yang dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital
sehingga dapat dimanipulasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Ballinger, 1999).
Computed Radiography adalah proses merubah sistem analog pada konvensional
radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem
Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap
pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan menggunaklan
laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap oleh Photo Multiplier Tube
(PMT ) kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di
ubah menjadi sinyal elektrik yang akan dikonversi kedalam data digital oleh Analog
Digital Converter (ADC). Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan
penggabung antara film radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi
menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan
screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada
imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo stimulable
phospor (PSP) dan menyampaikan informasi gambar ke dalam bentuk data digital.

2.2. Definisi Digital Radiography

Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-


sensor sinar-X digital digunakan menggatikan film fotografi konvensional. Dan
processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor
atau laser printer. Digital Radiography menggunakan pelat yang peka terhadap sinar x
untuk secara langsung menangkap data selama pemeriksaan pasien, kemudian data
tersebut segera ditransfernya ke sistem komputer tanpa menggunakan kaset perantara.

Sistem DR merupakan sistem baru pada pesawat rontgen digital yang


berkembang saat ini dimana gambar hasil expose dari objek radiografi diubah ke dalam
format digital. Dengan sistem DR gambar dapat dilihat di monitor segera setelah
akuisisi, yang memakan waktu beberapa detik dan dapat disimpan / diteruskan
dimanapun mereka dibutuhkan. Seperti gambar-gambar digital, beberapa salinan data
gambar selalu identik.

2.3. Prinsip Kerja Computed Radiography


a. Pembacaan Bayangan Pada Imaging Plate
IP dieksposi dengan sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten pada IP. IP yang
telah dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader device yang akan
memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon laser (emisi cahaya merah
dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal pada IP menghasilkan cahaya
biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm). Cahaya ini kemudian dideteksi oleh
photosensor dan dikirim melalui analog digital converter (ADC) ke komputer
untukdiproses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain dari IP reader
device untuk menghapus sisa-sisa gambar agar IP dapat digunakan kembali (Papp,
2006).
b. Tampilan Gambar Pada CR
Tampilan citra pada dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial dan proses
gradasi. Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua struktur pada densitas
yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas yang digunakan untuk
menampilkan struktur pada gambar, ini sama denganwindows setting yang digunakan
pada tampilan Computed Tomography (CT Scan). Dua karakteristik yang berbeda,
kontras dan densitas dioptimalkan dengan digital image processor untuk bagian anatomi
spesifik yang dipelajari (Ballinger, 2003). Jika gambar ditampilkan dalam monitor,
maka karakteristik gambar dapat diatur (dimagnifikasi, dirotasi, dibalik) oleh pengguna
untuk mendapat hasil yang terbaik (Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh
komponen yang disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer di mana
gambar dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam memori komputer. Fungsi
workstation antara lain (Papp, 2006) :
 Meningkatkan gradasi atau kontras gambar.
 Meningkatkan frekuensi spasial (recorded detail). Pengaturan ini dapat
meningkatkan resolusi spasial atas meningkatnya noise dan artefak.
 Mengeliminasi pixel-pexel hitam dan putih yang memiliki kontribusi kecil
terhadap informasi diagnostik.
 Subtraksi gambar dengan menghapus struktur tulang atau mengurangi efek
hamburan untuk meningkatkan kontras gambar.
 Magnifikasi gambar.
 Menampakkan daerah Region of Intereset (ROI).
 Sebagai analisa statistik, yang menghitung area permukaan dan mengestimasi
volume atau mengubah densitas gambar.
 Subtraksi energi pada radiografi thoraks dengan mengurangi struktur tulang
untuk mendapatkan gambaran paru dan jaringan lunak. Karena gambar CR
dalam bentuk digital, maka gambar primer yang dihasilkan dapat dimanipulasi
untuk menekan fitur-fitur yang bervariasi untuk menampakkan struktur yang
lebih spesifik. Gambar yang ditampilkan atau dicetak sedapat mungkin sesuai
dengan ukuran yang sebenarnya (Greene, 1992).

2.4. Prinsip Kerja Digital Radiography

Prinsip kerja Digital Radiography (DR) pada intinya menangkap sinar-X tanpa
menggunakan film. Sebagai ganti film sinar-X, digunakan sebuah penangkap gambar
digital untuk merekam gambar sinar-X dan mengubahnya menjadi file digital yang
dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis
pasien.

Digital Radiography (DR) pada reka medis dilakukan dengan jangka waktu yang
telah ditentukan karena menjaga radiasi yang terjadi agar tidak merusak syaraf yang
sedang dalam proses identifikasi. Proses identifikasi itu sendiri meliputi bagian-bagian
tubuh manusia untuk mendapatkan hasil photo sensor sinar-X yang dipindai pada suatu
hasil photo.
Bertujuan untuk proses penelitian dan menyimpulan reka medis agar indikasi
penyakit yang diderita dapat diketahui dengan seksama berdasakan data photo yang
telah diterima. Biasanya penelitian dan penyimpulan indikasi penyakit dilakukan oleh
dokter-dokter pada rumah sakit besar atau dokter spesialis (specialist). Proses reka
medis ini tidak dapat sering dilakukan karena pihak medis memiliki prosedur
penggunaan radiografi.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Computed Radiography


* Kelebihan
a. Biaya operasional lebih rendah daripada konvensional.
b. Foto bisa diprint lebih kecil.
c. Tidak menggunakan bahan kimia, tetapi menggunakan sebuah komputer.
d. Brightness gambar dapat diatur sesuai keinginan.
e. Gambar dapat disimpan dalam bentuk cetak film, hard disk, compactdisk.
f. Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor teknis.
g. Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas
dibandingkan emulsi film radiografi.
h. Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak
ditampilkan dalam hard copy).
i. Kualitas gambar dapat ditingkatkan.

* Kekurangan
a. Membutuhkan energi listrik yang banyak.
b. Sumber Daya Manusia yang masih kurang berkompeten dalam menangani
computed radiography.
c. Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan software untuk
workstation. d. Resolusi spatial rendah.
d. Pasien potensial untuk menerima radiasi yang overexposed. Computed
Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure, sehingga radiografer
terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
e. Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang baik.
( Papp, 2006).

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Digital Radiography

1. Kelebihan yang dimiliki digital radiography antara lain:

a. Cepat dan efisien karena tidak membutuhkan kamar gelap untuk pencetakan gambar.

b. Hasil lebih akurat.

c. Sistem sinar-X (pesawat) dapat tetap digunakan dengan dilakukan moifikasi.

d. Tidak membutuhkan ahli komputer karena perangkat lunak yang digunakan untuk
mengatur image mudah digunakan.

e. Angka penolakan film dapat ditekan.

f. Dapat digunakan untuk radiography mobile Xray unit dengan detektor digital (flat
digital).

2. Kekurangan digital radiography antara lain :

a. Membutuhkan dana yang besar untuk mengganti fasilitas radiography konvensional


menjadi digital.

b. Kesalahan faktor eksposi yang terlalu parah tidak dapat diperbaiki.

c. Walaupun diklaim dapat mengurangi dosis yang diterima pasien, digital radiography
justru lebih sering meningkatkan dosis pasien, karena:

- Over eksposure tidak akan terdeteksi (dapat dikurangi dengan mudah dalam proses
komputer). Sehingga radiographer cenderung menambah faktor eksposi.

- Pengulangan pemeriksaan (sebelum dicetak) tidak akan menambah jumlah film yang
digunakan, sehingga menurunkan tingkat kehati-hatian radiographer.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Computed Radiography adalah proses merubah sistem analog pada konvensional
radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem
Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap
pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan menggunaklan
laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap oleh Photo Multiplier Tube
(PMT ) kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di
ubah menjadi sinyal elektrik yang akan dikonversi kedalam data digital oleh Analog
Digital Converter (ADC). Komponen-komponen CR terdiri dari kaset, image plate,
image reader, image console, dan image recorder.
Radiograf digital, termasuk CR dan DR, telah mengubah wajah bidang pencitraan
medis dan terus berkembang karena pengolahan gambar baru dan teknik manipulasi
penggambaran digital hingga saat ini. Digital / Radiografi Langsung (DR) adalah suatu
bentuk sinar-x pencitraan, di mana detektor panel datar digunakan sebagai pengganti
film. Dengan sistem DR gambar dapat dilihat di monitor segera setelah akuisisi, yang
memakan waktu beberapa detik dan dapat disimpan / diteruskan dimanapun mereka
dibutuhkan. Seperti gambar-gambar digital, beberapa salinan data gambar selalu identik.

Salah satu keuntungan utama dari radiografi digital adalah kemampuan untuk
memproses gambar setelah mereka direkam, dan kemampuan untuk mentransfer gambar
tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain sangat cepat. Keuntungan lainnya termasuk
efisiensi waktu melalui proses kimia dan pengurangan biaya terkait dengan proses,
mengelola dan menyimpan film.

3.2 Saran
Menurut kelompok kami penggunaan radiografi dengan sistem komputer ini akan lebih
efisien untuk digunakan dibandingkan dengan penggunaan radiografi dengan sistem
pesawat konvensional. Sebab, walaupun harga peralatannya mahal tetapi sebanding
dengan pengefisienan waktu dalam pengoperasiannya. Serta meniadakan limbah kimia
cairan developer dan fixer yang biasanya digunakan pada pesawat konvensional. Pada
hasil radiograf Computed Radiography (CR) dan Digital Radiography (DR) ini pun
dapat disesuaikan ditingkatkan, angka pengulangan akan lebih rendah akibat kesalahan
tekhnis, dan juga menghemat tempat karena tidak memerlukan kamar gelap lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Radiografi

http://intanmedika.com/kim/x-ray-drdigital-radiologi/

https://www.xrayindonesia.com/article/detail/23/prinsip-kerja-radiography

Anda mungkin juga menyukai