Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 16, No. 1, Januari 2013, hal 15 - 20

KAJIAN RADIOGRAFI DIGITAL TULANG TANGAN


Susiloa,*, Wahyu Setia Budib, Kusminartoc dan G.B. Supartac
a
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang (UNNES), Indonesia
b
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro (UNDIP)Semarang, Indonesia
c
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Indonesia
*Corresponding author. Tel/Fax : 085641811456; Email: susilosumarto@yahoo.com

Intisari
Teknologi diagnostik medis yang digunakan pada unit radiologi di rumah sakit sudah
cenderung bergeser dari teknologi analog berbasis film menjadi teknologi digital (filmless). Salah
satu cara membuat system radiografi tanpa film adalah dengan cara konversi digital menggunakan
tabung kedap cahaya (light tight tube). Dalam penelitian ini, kami telah mengkaji kemungkinan
pemanfaatan sistem pencitraan radiografi digital sinar-x berbasis X-Ray Intensifying Screen
(XRIS) dihubungkan dengan perangkat frame-grabber. Hasil eksperimen tahap awal untuk
memperoleh radiograf tulang tangan menunjukkan bahwa sistem ini cukup dioperasikan pada
tegangan anode-katode 50 kV, arus waktu filamen 50 mAs dan waktu paparan 0,1 detik untuk
menghasilkan citra yang cukup dapat dilihat. Untuk sekali paparan, dimungkinkan memperoleh
beberapa citra untuk obyek yang sama pada posisi tetap, tipa-tiap citra mengandung informasi
radiografi berbeda ditunjukkan oleh distribusi tiap citra yang bervariasi. Hasil ini menunjukkan
bahwa sistem ini diharapkan lebih efisien dan lebih efektif dibandingkan dengan metode
konvensional berbasis film, dan dapat dikembangkan untuk diagnose mineral tulang.
Kata kunci: radiografi digital; filmless; sinar-x; tulang tangan

Pendahuluan Variasi proses konversi tersebut


memiliki kekurangan dan kelebihannya
Teknologi diagnostik medis yang masing-masing. Setidaknya, ada
digunakan oleh unit radiologi di rumah perbedaan kontras antara sebuah proses
sakit modern sudah cenderung bergeser radiografi tidak langsung, yang diwakili
dari teknologi analog berbasis film oleh keempat teknik digitisasi pertama,
menjadi teknologi digital (filmless). relatif terhadap teknik digitisasi berbasis
Namun, prinsip radiografi sinar-X sendiri flat detektor. Keempat teknik radiografi
relatif tidak banyak berubah. Beberapa pertama cenderung berbasis pada proses
cara aplikasi filmless radiography dapat konversi analog ke digital. Proses
ditempuh, antara lain dengan teknik demikian akan tergantung pada resolusi
digitisasi film radiograf atas prinsip spatial (ukuran matriks citra), resolusi
densitas optik (optical densitometry) dinamik (bit/piksel), waktu konversi
mekanik hingga ke bentuk pemayaran (kecepatan akusisi) dan proses manipulasi
digital menggunakan flatbed scanner. citra (image processing). Jadi, keempat
Kemudian dengan melakukan proses teknik tersebut lebih cenderung dapat
konversi citra fluoroskopi, DR (Direct disebut sebagai computerized
Radiography), dengan menggunakan flat radiography. Sebaliknya, dengan sistem
detektor yang telah dilengkapi dengan flat detektor, proses digitisasi dan
sistem konversi digital. Perbandingan manipulasi dapat dikatakan langsung
kinerjanya dapat dianalisis dengan terjadi. Dengan adanya dukungan
metode seperti yang dilakukan oleh teknologi microchip dan nanotechnology,
Bianchi, et .al [1]. proses itu kemudian menjadi landasan
bagi perkembangan computed

15
Susilo dkk Kajian Radiografi Digital...

radiography, dimana proses akusisi, dihasilkan pada dasarnya adalah


filtering dan manipulasi citra dapat pemetaan dari berkas yang diteruskan I.
dilakukan secara langsung [2]. Karena berkas yang baru datang Io tak
Alat-alat berbasis computed homogen, oleh karena itu berkas yang
radiography relatif masih baru dan harga diteruskan adalah tak homogen, seperti
unit sistemnya relatif mahal di Indonesia dijelaskan pada gambar 1.
[3]. Biaya operasionalnya juga relatif
tinggi karena sel detektor atau elemen
detektor relatif mudah mengalami
kerusakan akibat terjangan radiasi sinar-x
secara terus-menerus. Karena itu,
alternatif investasi teknologi radiografi
yang cukup baik adalah dengan
mengembangkan teknologi digitisasi
berbasis x-ray intensifying screen (XRIS).
Gambar 1: Berkas sinar datang dan yang
Keunggulannya adalah bahwa unit
diteruskan tak homogen
pendigitisasinya semata-mata merupakan
suatu konversi bayangan obyek akibat
Secara skematis, rancang bangun
disinari sinar-x pada layar pendar CsI(Tl)
sistem Radiografi Digital dilukiskan
yang difokuskan ke suatu bidang gambar
seperti gambar berikut. Gambar 2
pendaran. Gambar pada gambar pendaran
menjelaskan tentang sistem Radiografi
tersebut kemudian ditangkap oleh suatu
Konvensional yang dimodifikasi menjadi
sistem optik untuk selanjutnya diubah
sistem Radiografi Digital berbasis X-ray
menjadi sinyal digital [4].
Intensifying Screen dengan mode
Pada makalah ini didiskusikan
radiografi sebagai suatu unit pencitraan
tentang hasil pencitraan radiografi digital
yang ada di rumah-sakit, dan
sinar-x berbasis XRIS yang telah
digambarkan dalam gambar 3. Dengan
didigitisasi menggunakan perangkat
menambah tabung kedap cahaya (light
digitisasi video capturer komersial yang
tight tube) dibelakang intensifying screen
sederhana. Video capturer komersial
maka bayangan obyek bisa ditangkap
sudah umum dijual di masyarakat dengan
oleh camera CCD kemudian diteruskan
biaya yang relatif terjangkau. Keuntungan
ke unit frame grabber atau penangkap
yang diperoleh melalui pemanfaatan
gambar VC (video capturer). Data digital
perangkat video capturer komersial
yang diperoleh diteruskan ke komputer
tersebut adalah bahwa perangkat tersebut
PC dengan software pengolah citra untuk
cenderung banyak tersedia di pasar
kemudian citra ditampilkan pada layar
domestik diikuti dengan kemudahan
monitor PC, sehingga pemrosesan film
sukucadang dan platform sistem operasi
dalam radiografi konvensional tidak
seperti MS Windows atau LINUX yang
diperlukan lagi.
sudah sangat umum dipakai.

Metode Penelitian

Bahan dan Peralatan


Berkas sinar-X yang digunakan
adalah tak homogen. Intensitas di tengah
paling tinggi dan menurun secara gradual Gambar 2: Sistem Radiografi
kearah tepi [5-6]. Ini akan mempengaruhi Konvensional [7]
citra-citra yang dihasilkan. Citra yang

16
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 16, No. 1, Januari 2013, hal 15 - 20

diikuti dengan proses penyimpanan


Sistem RD sebagai sebuah file digital.
Untuk keperluan penelitian ini,
sebuah perangkat keras dan perangkat
lunak khusus telah dibuat sedemikian
sehingga proses aktivasi generator sinar-x
dan video capturer dapat bekerja secara
sinkron. Dengan perangkat tersebut,
proses radiografi dapat dilakukan dalam
Gambar 3: Sistem Radiografi Digital waktu relatif cepat (mode radiografi),
modifikasi dari Sistem Radiografi namun menghasilkan 10 citra tulang
Konvensional tangan tunggal dari obyek yang sama
(multiple images). Selanjutnya terhadap
Eksperimental semua citra yang diperoleh dapat
Berdasarkan skema diatas cara dilakukan manipulasi menggunakan
kerjanya adalah sebagai berikut. Sebuah metode image processing secara
obyek ditempatkan di depan layar sintilasi independen maupun manipulasi kolektif,
CsI(Tl) yang menyatu dengan perangkat misalnya images averaging.
tabung kedap cahaya berbasis Intensifying
screen, yang sudah dilengkapi dengan
sistem kamera beserta sistem optiknya. Hasil dan Pembahasan
Ketika generator sinar-x mulai diaktifkan, Secara umum, proses radiografi
tegangan anode-katode, arus filamen dan film umumnya memerlukan waktu 0,25 –
waktu paparan dapat diatur. Dalam 0,50 detik untuk sekali pemaparan,
percobaan ini, sistem generator sinar-x namun tegangan dan arus operasional
diatur pada posisi minimum, yaitu untuk tabung sinar-x untuk menghasilkan
tegangan anode-katode 50 kV, arus waktu intensitas sinar-x relatif besar, yaitu
filamen 50 mAs dan waktu eksposure 0,1 tegangan anode-katode 80 - 125 kV dan
detik. Ketika generator sinar-x diaktifkan arus filamen 50 mA – 200 mA. Bahan
sehingga x-ray memancar mengenai anode secara umum adalah tungsten yang
obyek (tangan volunteer), maka radiasi memiliki energi karakteristik pada
sinar-x akan berinteraksi dengan obyek tegangan 60 keV. Konsekuensinya adalah
yang hendak diradiografi. Hasilnya dosis radiasi yang diberikan kepada
adalah berupa bayangan radiasi sinar-x pasien relatif masih tinggi dan tenaga
pada layar sintilasi. Citra yang tampak listrik operasional yang diperlukan juga
pada layar sintilisasi merupakan citra tinggi. Sebaliknya, proses radiografi
tampak. Kemudian, citra tulang tangan berbasis intensifying screen yang
yang tampak tersebut ditangkap oleh konvensional menggunakan mode
kamera, lalu diubah menjadi sinyal video pemaparan radiografi dimana tegangan
analog gray level. Selanjutnya, citra operasinya dapat relatif tetap, namun arus
tersebut dapat ditampilkan pada layar filamen dapat direduksi hingga antara 40
monitor PC. Proses digitisasi ~ 50 mAs. Namun, karena proses
menggunakan video capturer dapat diagnostik yang diterapkan cenderung
dilakukan dengan cara memasukkan online diagnostik, maka waktu diagnostik
sinyal video output luaran dari unit relatif lebih singkat antara 0.05 – 0.1
tersebut ke dalam input video pada detik. Tenaga listrik yang diperlukan
perangkat video capturer yang telah relatif rendah hingga sama dengan sistem
diinstalasikan pada unit komputer. Lalu, radiografi film tergantung waktu paparan.
dengan perangkat lunak video capturer, Keuntungan pemanfaatan mode radiografi
suatu citra digital dapat diperoleh, yang adalah bahwa umur generator sinar-x

17
Susilo dkk Kajian Radiografi Digital...

dapat lebih lama akibat pemakaian Setelah proses digitisasi berhasil


filamen pada tabung sinar-x dengan dilakukan, citra yang diperoleh telah
waktu lebih singkat. berbentuk citra digital dalam format
Gambar 4 menunjukkan hasil bitmap (*.BMP) atau *.JPG, yang
pencitraan radiografi sinar-x berbasis selanjutnya dapat dibuka dengan program
XRIS yang dioperasikan pada mode aplikasi berbasis operating system
radiografi. Untuk memperoleh hasil Microsoft Windows, seperti PhotoShop,
pencitraan tersebut, generator sinar-x ACDSee, Photopaint, Ulead Photo
diset-up pada tegangan (40 ~ 50 kV), arus Studio, dll yang banyak tersedia secara
waktu filamen (40 ~ 50 mAs) atau arus komersial. Namun, walaupun demikian,
filamen (400 ~ 500 mA) dan waktu semua perangkat lunak tersebut
paparan (0.05- 0.1 detik) . Tegangan 50 cenderung tidak efisien untuk keperluan
kV sesungguhnya berada di bawah aplikasi medis, disamping memerlukan
tegangan minimum untuk menghasilkan keahlian khusus baik untuk operasi
sinar-x karakteristik. Akibatnya, pada maupun interpretasinya. Pada Gambar 5
sistem tersebut mayoritas radiasi sinar-x dan 6 ditunjukkan hasil pengolahan
yang digunakan berupa radiasi sinar-x menggunakan program aplikasi Matlab
bremstrahlung yang polikromatis, dengan 7.1 yang dikembangkan. Melalui proses
tegangan kerja rata-rata dibawah 50 kV. pengolahan citra terhadap sekuens citra
Apabila kondisi tersebut diterapkan untuk yang diperoleh dapat dihasilkan sebuah
radiografi film, maka citra yang citra yang relatif lebih baik dibanding
dihasilkan cenderung gelap karena sejumlah citra tunggal yang telah
intensitas radiasi yang digunakan diperoleh sebelumnya dan dapat dianalisis
cenderung rendah untuk obyek yang diuji (histogram, mean, SD, pixel info, invert,
sehingga tidak cukup menghitamkan film. lens distort, convert grey dll).

Gambar 5. Sebagian hasil pengolahan


citra radiograf tangan volunteer
Gambar 4. Hasil pencitraan radiografi
sinar-x berbasis intensifying screen mode
radiografi.

Dengan menggunakan perangkat


lunak khusus untuk keperluan digitisasi
yang telah dibuat, untuk sekali paparan
selama 0,1 detik dapat diperoleh sekitar
10 citra sekuensial untuk obyek yang
sama pada posisi yang sama. Jumlah citra
hasil ini berbeda dengan metode
konvensional sebelumnya yaitu mode
radiografi. Sebaliknya metode Gambar 6. Contoh analisis citra radiograf
konvensional berbasis film cenderung digital menggunakan perangkat lunak
menghasilkan sebuah citra yang direkam yang dikembangkan.
pada sebuah film radiograf [8].

18
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 16, No. 1, Januari 2013, hal 15 - 20

Kesimpulan Proceeding of WCNDT 2004,


Melalui proses eksperimen ini Montreal, Canada, 30 Agust - 3 Sept.
dapat ditunjukkan bahwa proses digitisasi 2004.
citra radiografi berbasis XRIS yang [2] Deprins, E., 2004. “Computed
digandeng dengan sistem penangkap citra Radiography in NDT Applications”,
digital dapat menghemat tenaga listrik, Proceeding of CNDT2004, Montreal,
mereduksi dosis radiasi yang diterima Canada, 30 Agust - 3 Sept. 2004.
pasien, mereduksi waktu paparan dan [3] Pongtuluran, M.P., G.B. Suparta, A.
dapat menghasilkan citra tulang tangan A. Moenir, B.T. Wahjuadi, R.
jamak untuk obyek yang sama pada posisi Mamentu, D. Keliat, M. Gandatua,
yang sama, yang selanjutnya dapat dipilih 2000, “Perbaikan/Modifikasi
dan dievaluasi secara terpisah ataupun Peralatan x-ray untuk produksi
digabung lalu dirata-rata untuk “aluminium wheel”, Laporan Proyek,
memperoleh kualitas citra yang lebih PMBI BATAN-PT Pakoakuina.
baik. [4] Suparta, G.B., A.A. Moenir, dan I K
Berdasarkan studi ini diperoleh Swakarma, 2005, “Sistem Radiografi
pemahaman bahwa proses digitisasi dapat Digital untuk Medis”, Proceeding,
dilakukan dengan komponen yang The Kentingan Physics Forum 2005,
sederhana, yang tersedia dan mudah UNS Solo, 24 September 2005.
diperoleh di pasar domestik. Hasil [5] Kusminarto, G.B. Suparta, B.
penelitian ini dapat digunakan sebagai Supardiyono dan Bagaswoto, 1995,
landasan rekomendasi untuk ”Sistem Radiografi Fluoresens
memperhatikan, memelihara dan Digital”, Laporan penelitian, Riset
meningkatkan kinerja fasilitas radiografi Unggulan Terpadu II.
berbasis XRIS yang terdapat di berbagai [6] Kusminarto, G.B. Suparta, B.
rumah sakit di Indonesia sebelum rumah Supardiyono dan Bagaswoto,
sakit tersebut mempertimbangkan untuk 1996,”A Noise reduction and image
melakukan investasi berupa pengadaan correction for inhomogenity of the x-
perangkat radiografi digital yang lebih ray beam in a digital fluoresence x-
canggih. ray radiography system”, Proceeding,
The international conf. On
Ucapan Terima Kasih Microelectronics, Bandung.
[7] Moenir, A.A., 2000, “Perekayasaan
Penelitian ini dapat terselenggara dan pe-ngembangan teknologi
melalui bantuan IRT dan atas izin RS Dr. pesawat sinar-x untuk diagnose”,
Kariadi Semarang yang tetap memberi Laporan Penelitian, Program Terpilih
izin riset lanjutan. Penulis juga Proyek Pembinaan Kelembagaan dan
mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Program Nuklir, BATAN.
Rudi Setiawan, Sdr. I Ketut Swakarma, [8] Ludwig Karl, Horst Lenzen,
M.T., Sdr. Wayan Sutrisna, S.T. atas Friedrich Kamm, thomas M. Link,
bantuannya dalam penelitian ini. stefan Diederich, Dag Wormanns,
and Halter Heindel, 2002.
Daftar Pustaka Performance of a flat-panel detector
in detecting artificial bone lesions:
[1] Bianchi, M.F., C. de Nitto, A. Liscio Comparison with Conventional
and N. Scala, 2004. “Evaluating Screen-film and storage –phosphore
performance characteristics of x-ray radiography. RSNA 2002; 222:453-
equipment and film system without 459.
the use of electronic measurement
and/or special instruments”,

19
Susilo dkk Kajian Radiografi Digital...

20

Anda mungkin juga menyukai