oleh :
Maratush Sholihah Romadhoni
0402515025
F. DATA PENGAMATAN
Berikut adalah hasil citra dari obyek tulang rusuk kanan salah satu mahasiswa PPS IPA
(Biologi) 2015 UNNES Semarang.
Obyek
Jarak sinar X ke obyek
Tegangan tabung (Vak)
Arus
Waktu
: rusuk kanan
: 90 cm
: 75 kV
: 32 mA
: 0,125 s
: kaki kanan
: 90 cm
: 60 kV
: 16 mA
: 0,125 s
Tulang rusuk merupakan tulang pipih yang memiliki struktur bentuk pipih dan
melengkung, sedangkan tulang kaki bagian bawah yaitu tibia dan fibula merupakan tulang
pipa yang memiliki bentuk panjang lurus seperti pipa, dan memiliki diameter berbentuk bulat.
Diameter tulang pipa juga lebih tebal dan kuat daripada tulang pipih, oleh karena itu bentuk
tulang pipa lurus sedangkan tulang rusuk melengkung. Hal ini yang menjadikan kepadatan
tulang pipa lebih kompak/padat daripada tulang rusuk. Oleh sebab itu, kandungan fosfor
dalam tulang pipa kemungkinan lebih banyak daripada di bagian tulang rusuk.
Prinsip dari radiografi digital adalah memanfaatkan perbedaan penyerapan sinar-X
pada bagian-bagian tulang dan jaringan lainnya. Pada tulang padat, sinar-X yang diserap lebih
banyak sehingga sinar yang datang ke image plate menjadi berkurang mengakibatkan
gambaran tulang menjadi lebih putih dibanding dengan jaringan tulang lainnya (Susilo, 2015).
Gambar 1 menjelaskan sistem kerja dari sinar X dalam mendiagnosis tulang pada proses
radiografi digital.
Sistem Radiologi Digital berbasis Intensifying Screen yang dikembangkan oleh Prof.
Dr. Susilo, M.S. memiliki modifikasi pada bagian tabung box kedap cahaya (light tight tube)
yang berbasis intensifying screen. Tabung box kedap cahaya berbasis intensifying screen,
berfungsi untuk mengubah sinar-X menjadi sinar tampak sehingga bayangan yang terbentuk
dari obyek dapat ditangkap oleh kamera DSLR. Suatu citra X-ray diagnostik diperoleh ketika
sinar-X diaktifkan dan dibiarkan memapari obyek (tubuh phantom) sedemikian sehingga
sebuah citra terbentuk pada Intensifying Screen pada tabung kedap cahaya. Sebuah citra
5
diagnostik tubuh phantom diperoleh melalui proses digitisasi citra radiograf yang ditangkap
oleh kamera DSLR dalam tabung kedap cahaya melalui perangkat kamera yang terprogram.
Citra hasil digitisasi ini langsung dapat tersimpan atau tervisualisasikan di layar monitor
kamera. Citra digital tersebut kemudian disimpan dalam memori penyimpan pada PC sebagai
file citra radiograf digital.
H. SIMPULAN
Proses digitalisasi citra radiografi berbasis intensifying dapat menghasilkan citra
tulang dengan lebih kontras, serta beresolusi tinggi. Adapun kejelasan hasil citra radiografik
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor kemungkinan eksternal. Faktor internal dari mesin
yang berpengaruh diantaranya adalah jarak sinar X ke obyek, tegangan tabung (Vak), besar
arus, dan waktu. Ada kemungkinan faktor eksternal juga berpengaruh dalam menghasil citra
radiografik yang jelas, seperti ketebalan jaringan lemak di sekitar obyek, dan kepadatan
tulang.
I. DAFTAR PUSTAKA
Seibert, J.A. 2004. X-Ray Imaging Physics for Nuclear Medicine Tecnologist part 1: Basic
Principles of X-Ray Production. Journal of Nuclear Medicine Technologist. 32
(3):139-147
Susilo, et al.. 2012. Kajian Fisika Indeks Keabuan dengan Teknik Radiografi Digital pada
Pemeriksaan Tulang Metastatik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 98105.
Susilo, et al. 2014. Rancang Bangun Sistem Penangkap Gambar Radiograf Digital Berbasis
Kamera DSLR. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2014) 66-74.
Susilo. 2015. Modul Kuliah Radiografi Sinar X. Semarang: Lab Fisika Medik Prodi S2 Pend.
IPA Kons Biologi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.