Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II Praktikum Ke 8 OSILATOR Pelaksanaan Praktikum : Kamis, 28 April 2005, Jam Ke 7-8.

Eksperimen 1 Pengaturan Gain dari Rangkaian Jembatan Wien Tipe Osilasi A. TUJUAN Eksperimen ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa memahami kondisi osilasi dengan membuat suatu penyesuaian dasar dari gain, suatu gelombang sinus sirkuit osilator berdasarkan sirkuit Jembatan Wien. B. DASAR TEORI KONDISI DARI GELOMBANG SINUS OSILASI

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wien

Gambar 1 adalah rangkaian Jembatan Wien yang digunakan untuk eksperimen ini. Rumusan untuk kondisi osilasi diberikan sebagai berikut.: R3 + R 4 R1 C1 =1+ + R4 R2 C 2 Hasil berikut diperoleh dengan menerapkan rumusan ini kepada rangkaian eksperimen: R1=VR3=10 k R2=VR2=10 k R3=10 k

R4= VR1 Cl= 0,1 F C2=0,1 F 10k + VR1 10k 0,1F = 1+ + VR1 10k 0,1F 10k = 2VR1 Ada beberapa kondisi osilasi pada jembatan wien: 1.Jika 2.Jika 10k<2VR1, 10k>2VR1, amplitudo amplitudo akan akan berkurang meningkat secara secara berangsur-angsur, berangsur-angsur, menyebabkan osilasi berangsur rata/flat. menyebabkan keluaran terpotong (cacat) pada besar tegangan power supply yaitu di +Vcc dan Vcc. 3.Jika 10k=2VR1, getaran yang tidak diredam suatu amplitudo tepat akan cacat, terbentuk gelombang sinusoidal yang mulus pada keadaan mantap. Untuk rangkaian ini, pengaturan volume digunakan untuk melakukan penyesuaian gain. Walaupun, sukar untuk melakukan penyesuaian gain dengan teliti menggunakan pengatur volume.

Gambar 2. Kondisi Osilasi dengan Jembatan Wien untuk kondisi VR1

C.

ALAT-ALAT 1. Osiloskop 2. Low frequensi aparatus

D.

RANGKAIAN SET-UP

b c a

Gambar 3. Rangkaian Jembatan Wien set up alat praktikum

E.

PENYAJIAN DATA Selektor : 0,5 V/DIV Time Modus : 1 ms/DIV : AC

Bentuk Isyarat output

F.

ANALISA DATA

Dari praktikum diperoleh nilai VR1=5k, maka: 2VR1 = 10k1 Sehingga bila tinjau dari teori bahwa 10 k = 2VR1 . Hal ini sesuai dengan teori kita lihat bentuk isyarat outputnya berupa gelombang sinusoidal yang mulus. G. PEMBAHASAN DAN DISKUSI Kalau kita tepat memutar volume kontrol VR1 sebagai pengatur gain untuk memperoleh gelombang sinusoidal yang mulus dari isyarat keluaran rangkaian jembatan wien, kita peroleh kondisi yang dapat menghasilkan gelombang yang disebut dengan osilator. H. KESIMPULAN Dari rangkaian jembatan Wien kita dapat memperoleh kondisi osilator dengan cara membuat suatu penyesuaian gain supaya besar 10 k = 2VR1 dari rangkaian jembatan Wien.

Eksperimen 2 Pengaturan Frekuensi dari Rangkaian Jembatan Wien Tipe Osilasi A. TUJUAN Eksperimen ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa memahami metode dasar bermacam-macam frekwensi gelombang suatu sirkuit osilator. B. DASAR TEORI FREKUENSI GELOMBANG SINUS Gambar 1 pada eksperimen 1: adalah rangkaian Jembatan Wien yang digunakan untuk eksperimen ini. Rumusan untuk frekuensi osilasi diberikan sebagai berikut.: f = 1 2 C1 C 2 R1 R 2

C1=C2=C R1=R2=R f0 = 1 2CR

Hasil berikut diperoleh dengan menerapkan rumusan ini kepada rangkaian eksperimen: C1=C2=0,01 F VR2=VR3=16k f0 = 1 2 0,01F16k

= 994,72 Hz = kira kira 1KHz C. ALAT-ALAT 2. Osiloskop 2. Low frequensi aparatus

D.

RANGKAIAN SET-UP

b c

Gambar 4. Rangkaian Jembatan Wien set up alat praktikum

E.

PENYAJIAN DATA a. Selektor : 0,5 V/DIV Time Modus : 0,2 ms/DIV : AC

VR2=VR3=16k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

b. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

c. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

d. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

e. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

f. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

F.

ANALISA DATA Besarnya frekuensi untuk masing-masing kondisi: a. Selektor Time Modus : 0,5 V/DIV : 0,2 ms/DIV : AC

VR2=VR3=16k dan C=0,01F Frekuensinya: Teori f0 = 1 =995,22 Hz 2CR Praktikum T=4,8 x 0,2=0,96 ms f = 1000 =1041,67 Hz 0,96

b. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Frekuensinya:

Teori f0 = 1 =884,64 Hz 2CR

Praktikum T=5,4 x 0,2=1,08 ms f = 1000 =925,93 Hz 1,08

c. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,01F Frekuensinya: Teori f0 = 1 =796,18 Hz 2CR Praktikum T=6 x 0,2=1,2 ms f = 1000 =833,33 Hz 1,2

d. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Frekuensinya: Teori f0 = 1 =99,52 Hz 2CR Praktikum T=4,8 x 2=9,6 ms f = 1000 =104,17 Hz 9,6

e. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,1F Frekuensinya: Teori f0 = 1 =88,46 Hz 2CR Praktikum T=5,4 x 2=10,8 ms f = 1000 =92,59 Hz 10,8

f. Selektor : 0,5 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F

Frekuensinya: Teori f0 = 1 =79,62 Hz 2CR Praktikum T=6 x 2=12 ms f = 1000 =83,33 Hz 12

G.

PEMBAHASAN DAN DISKUSI Hasil analisis dapat kita tabelkan sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. C (F) R (k) 16 18 20 16 18 20 Frekuensi (Hz) Teori Praktikum 995,22 884,64 796,18 99,52 88,46 79,62 1041,67 925,93 833,33 104,17 92,59 83,33 %= teori prakt teori 4,67% 4,67% 4,67% 4,67% 4,67% 4,67% 100%

0,01 0,1

Dari table di atas tampak semakin besar nilai C dan R, diperoleh nilai frekuensi yang semakin kecil, baik dari hasil perhitungan teori dan hasil data praktikum. Hal ini dapat kita lihat dari teori bahwa frekuensinya: f0 = 1 2CR f0 1 CR

dari rumus tersebut terlihat frekuensi berbanding terbalik dengan kapasitansi kapasitor dan nilai resistor. H. KESIMPULAN Dari rangkaian jembatan Wien besarnya frekuensi dipengaruhi oleh nilai kapasitansi kapasitor dan resistor (VR3), terdapat hubungan semakin besar kapasitansi dan atau resistor (VR3) semakin kecil frekuensi osilasi yang dihasilkan, dirumuskan : f0 = 1 1 sehingga f 0 . 2CR CR Eksperimen 3 Dioda sebagai Gain Otomatis dari Rangkaian Jembatan Wien Tipe Osilasi

A.

TUJUAN Eksperimen ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa memahami kendali gain otomatis yang disesuaikan oleh komponen dioda menurut amplitudo keluaran.

B.

DASAR TEORI DIODA SEBAGAI PENGONTROL GAIN OTOMATIS

Gambar 5. Rangkaian Jembatan Wien dengan Dioda sebagai pengendali otomatis

Gambar 5 adalah rangkaian dioda sebagai pengendali gain otomatis. Rangkaian ini menggunakan dioda dan resistor untuk memotong keluaran. Ketika amplitudo keluaran kecil, D1 Dan D2 adalah nonkonduktif dan gain tergantung pada R3 Dan R4. Oleh karena itu, amplitudo meningkat. Jika amplitudo keluaran meningkat, baik D1 maupun D2 akan berkonduksi ke bentuk suatu pengulangan umpan balik negatif paralel dengan R3. Ini menyebabkan umpan balik menghambat turun, menghasilkan suatu penurunan pada gain. Pada cara ini, perubahan gain dapat mencegah keluaran dari penyimpangan. Beberapa pengaturan R4 yang tidak dapat menyebabkan gain tidak cukup yang mengakibatkan tidak berosilasi atau suatu gain berlebihan yang mengakibatkan bentuk gelombang disimpangkan.

C.

ALAT-ALAT 1. Osiloskop 2. Low frequensi aparatus

D.

RANGKAIAN SET-UP

Gambar 6. Rangkaian Jembatan Wien dengan Dioda sebagai Pengontrol Otomaris set up alat praktikum

E.

PENYAJIAN DATA a. Selektor : 0,1 V/DIV Time Modus : 0,2 ms/DIV : AC

VR2=VR3=16k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

b. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

c. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

d. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

e. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

f. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

F.

ANALISA DATA Besarnya frekuensi untuk masing-masing kondisi: a. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,01F Frekuensinya: T=4,8 x 0,2=0,96 ms f = 1000 =1041,67 Hz 0,96

b. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Frekuensinya: T=5,4 x 0,2=1,08 ms f = 1000 =925,93 Hz 1,08

c. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,01F Frekuensinya: T=6 x 0,2=1,2 ms f = 1000 =833,33 Hz 1,2

d. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Frekuensinya: T=4,8 x 2=9,6 ms f = 1000 =104,17 Hz 9,6 : 0,1 V/DIV : 2 ms/DIV : AC

e. Selektor Time Modus

VR2=VR3=18k dan C=0,1F Frekuensinya: T=5,4 x 2=10,8 ms f = 1000 =92,59 Hz 10,8

f. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F Frekuensinya: T=6 x 2=12 ms f = 1000 =83,33 Hz 12

G.

PEMBAHASAN DAN DISKUSI Hasil analisis dapat kita tabelkan sebagai berikut: No. C (F) R (k) Frekuensi (Hz)

1. 16 1041,67 0,01 2. 18 925,93 3. 20 833,33 4. 16 104,17 0,1 5. 18 92,59 6. 20 83,33 Dari table di atas tampak semakin besar nilai C dan R, diperoleh nilai frekuensi yang semakin kecil, baik dari hasil perhitungan teori dan hasil data praktikum. Hal ini dapat kita lihat dari teori pada eksperimen ke-2 bahwa frekuensinya: f0 = 1 2CR f0 1 CR

dari rumus tersebut terlihat frekuensi berbanding terbalik dengan kapasitansi kapasitor dan nilai resistor. H. KESIMPULAN Pada rangkaian jembatan Wien sebagai osilator dapat dioperasikan secara otomatis untuk menghasilkan osilasi tanpa adanya perubahan manual dengan mamasang komponen dioda sebagai pengontrol otomatis gain.

Eksperimen 4 FET sebagai Gain Otomatis dari Rangkaian Jembatan Wien Tipe Osilasi A. TUJUAN Eksperimen ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa memahami kendali gain otomatis yang disesuaikan oleh komponen FET menurut amplitudo keluaran. B. DASAR TEORI DIODA SEBAGAI PENGONTROL GAIN OTOMATIS

Gambar 7. Rangkaian Jembatan Wien dengan FET sebagai pengendali otomatis dan Kurva Karakteristik FET arus Drain dan tegangan Drain-Source

Gambar 7 adalah rangkaian FET sebagai pengendali gain otomatis. Rangkaian ini menggunakan dioda dan resistor untuk memotong keluaran. FET mempunyai sifat hambatan RDS antara saluran drain (D) dan sumber (S), bertegangan VGS antara gerbang gate (G) dan sumber (S). Dari kurva karakteriktik ID dan VGS digunakan sebagai gain yang menyesuaikan hambatan. Dibandingkan dengan rangkaian gambar, gain yang disesuaikan VR1 digantikan dengan suatu FET dalam rangkaian ini. Kurva karateristik mempunyai R DS = nol dan naik saat VGS mendekati tak hingga. V DS berkurangan saat VGS mendekati ID

C.

ALAT-ALAT 1. Osiloskop 2. Low frequensi aparatus

D.

RANGKAIAN SET-UP

Gambar 8. Rangkaian Jembatan Wien dengan FET sebagai Pengontrol Otomaris set up alat praktikum

E.

PENYAJIAN DATA a. Selektor : 0,1 V/DIV Time Modus : 0,2 ms/DIV : AC

VR2=VR3=16k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

b. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

c. Selektor Time Modus

: 0,1 V/DIV : 0,2 ms/DIV : AC

VR2=VR3=20k dan C=0,01F Bentuk Isyarat output

d. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

e. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

f. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F Bentuk Isyarat output

F.

ANALISA DATA Besarnya frekuensi untuk masing-masing kondisi: a. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,01F Frekuensinya: T=4,8 x 0,2=0,96 ms 1000 f = =1041,67 Hz 0,96 b. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,01F Frekuensinya: T=5,4 x 0,2=1,08 ms 1000 f = =925,93 Hz 1,08 c. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 0,2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,01F Frekuensinya: T=6 x 0,2=1,2 ms 1000 f = =833,33 Hz 1,2 d. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=16k dan C=0,1F Frekuensinya: T=4,8 x 2=9,6 ms 1000 f = =104,17 Hz 9,6 e. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=18k dan C=0,1F Frekuensinya: T=5,4 x 2=10,8 ms 1000 f = =92,59 Hz 10,8

f. Selektor : 0,1 V/DIV Time : 2 ms/DIV Modus : AC VR2=VR3=20k dan C=0,1F Frekuensinya: T=6 x 2=12 ms 1000 f = =83,33 Hz 12 G. PEMBAHASAN DAN DISKUSI Hasil analisis dapat kita tabelkan sebagai berikut: No. C (F) R (k) Frekuensi (Hz)

1. 16 1041,67 0,01 2. 18 925,93 3. 20 833,33 4. 16 104,17 0,1 5. 18 92,59 6. 20 83,33 Dari table di atas tampak semakin besar nilai C dan R, diperoleh nilai frekuensi yang semakin kecil dari hasil data praktikum. Hal ini dapat kita lihat dari teori pada eksperimen ke-2 bahwa frekuensinya: f0 = 1 2CR f0 1 CR

dari rumus tersebut terlihat frekuensi berbanding terbalik dengan kapasitansi kapasitor dan nilai resistor. H. KESIMPULAN Pada rangkaian jembatan Wien sebagai osilator dapat dioperasikan secara otomatis untuk menghasilkan osilasi tanpa adanya perubahan manual dengan mamasang komponen FET sebagai pengontrol otomatis gain. I. DAFTAR PUSTAKA Lab. 2005. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II. Malang : Jurusan Fisika UM.

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II

JUDUL PRAKTIKUM OSILATOR PRAKTIKUM KE-8

KELOMPOK V NAMA PRAKTIKAN : 1. HAIDAR UBAIDILLAH 2.IRMA APRILDA SINAGA TANGGAL LAPORAN : KAMIS, 28 APRIL 2005 NIM 303322466384 NIM 303322466387

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2005

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II Praktikum Ke 9 GERBANG LOGIKA Pelaksanaan Praktikum : Kamis, 12 Mei 2005, Jam Ke 7-8. A. TUJUAN 1.Mempelajari gerbang logika dasar dari IC gerbang logika. 2.Mempelajari sifat masing-masing gerbang logika. B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. IC tipe SN 7400 2. Kit indikator 3. LED 4. Resistor 180 ohm, 1 K C. RANGKAIAN SET-UP Gerbang Logika IC 1. Gerbang NAND 5. Power Supply 5 volt 6. Kabel-kabel konektor

2. Gerbang NOT

3. Gerbang NOR

4. Gerbang AND

5. Gerbang OR

6. Rangkaian flip-flop R-S

7. Rangkaian flip-flop R-S terkemudi

D.

DATA PENGAMATAN Tabel kebenaran percobaan 1 s/d 5 No. 1. 2. 3. 4. A 0 0 1 1 B NAND 0 1 0 1 NOT Y NOR AND OR

Tabel kebenaran percobaan 6 s/d 7 Flip-flop R-S No. S R Qn 1. 2. 3. 4. 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Q(n+1) Qn 0 1 0 1 0 1 0 1 Cl=0 Flip-flop R-S Q(n+1) Cl=1

E.

KELOMPOK Kelompok V

1. HAIDAR UBAIDILLAH NIM : 303322466384 2. IRMA APRILDA SINAGA NIM : 303322466387 Malang, 12 Mei 2005 Mengetahui Dosen Pembimbing

AHMAD TAUFIQ

Anda mungkin juga menyukai