Anda di halaman 1dari 6

Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat

relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai contoh, pada persamaan 6
transformasi Galileo berlaku untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di S' dengan
kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c + v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan
kecepatan relativistik.

Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan relatif terhadap s ekivalen dengan S yang
bergerak ke kiri relatif terhadap S'.

Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka S.
Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk:

x = γ (x' + vt') .................................................. (1)


y = y' ................................................................(2)
z = z' ................................................................ (3)

Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang pada
arah ini.

Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama di mana v diganti dengan -v, sehingga diperoleh:

x' = γ (x - vt) .................................................. (4)

Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t menempuh sumbu
x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S').

Jadi, dari persamaan (10.10):

c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)


c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)

dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (5) akan diperoleh:

c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c

Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :

Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4), sehingga diperoleh:

x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' + vt') - vt}

Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:


yang menyatakan persamaan transformasi Lorentz.

Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (6),
yaitu:

Dengan cara yang sama maka disimpulkan:

Dengan adanya transformasi Lorentz, maka masalah perbedaan pengukuran panjang, massa, dan
waktu, antara di Bumi dan di luar angkasa dapat terpecahkan.

Seperti biasanya, kecepatan dapat kita peroleh dari turunan pertama fungsi

kedudukan terhadap waktu.

ux = dx/dt . . . . presamaan (1)

ux’ = dx’/dt’

Dari persamaan x = kx’ + kvt dengan k dan v konstan. Apabila variabel x, x’,

dan t’ kiata tarik diferensialnya maka diperoleh

dx = kdx’ +kvdt’ . . . . presamaan (2)

Dari persamaan
Apabila variabel t, t’, dan x’ kita tarik deferensialnya maka kita peroleh

Masukkan lemen dx dari persamaan (2) dan dt dari persamaan (4) ke dalam

persamaan (1). Maka, kita peroleh kecepatan ux sebagai berikut.


Sekarang kita akan menentukan kecepatan pada sumbu y, uy. Dari persamaan

y = y’, sehingga dy = dy’

kita ketahui bahwa

maka

Persamaan di atas menjadi


Dengan cara yang sama dapat kita peroleh kecepatan pada sumbu z, uz

Akhirnya dapat kita peroleh hasil transformasi Lorentz untuk kecepatan, yaitu:

ux =

uy =

uz =

ataupun transformasi kebalikannya:

ux =

uy =

uz =

26 . Seorang astronot sedang menuju sebuah planet dengan menggunakan pesawat ulang-alik
dengan kecepatan 0,8 kali kecepatan cahaya. Dengan menggunakan transformasi Lorentz
Ebtanas/Fisika/Tahun 2005 18
hitunglah persentasi perambatan massa astronot tersebut ........
A . 25%
B . 28%
C . 33%
D . 50%
E . 66%
Kunci : E
Penyelesaian :
Pesawat ulang-alik : v = 0,8 c
m = 1,66 m0
Jadi persentase pertambahannya = x 100% = 66%

Dua buah roket saling mendekat sepanjang suatu garis lurus. Masing-masing roket bergerak dengan
laju 0,5c relatif terhadap seorang pengamat bebas di tengah keduanya. Dengan kecepatan berapakah
pengamat roket yang satu mengamati roket yang lain mendekatinya?
Pemecahan:
Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya. Maka “peristiwa” yang sedang
mereka amati adalah mendekatnya roket kedua, seperti dalam diagram berikut.
Pengamat O melihat roket 2 bergerak dengan kecepatan Vx = -0,5c. Pengamat O’ (roket 1) sedang
bergerak relatif terhadap O dengan kecepatan u = 0,5c. Maka dengan menggunakan persamaan
transformasi bagi vx.
Perhatikan bahwa hasil ini ternyata lebih kecil daripada kecepatan relatif -0,5c – 0,5c = -c yang
diramailkan transformasi Galileo. Karena teori relativitas khusus mensyaratkan bahwa nilai c adalah
laju batas tertinggi bagi semua gerak relatif, maka kedua roket itu tidak pernah akan bergerak dengan
laju yang lebih besar daripada c, dam persyaratan ini dijamin oleh bentuk transformasi kecepatan
Lorentz. Sebagai contoh, jika sebagian gantinya 0,5c, laju masing-masing roket adalah 0,999c, maka
kita akan memperoleh.
Ketimbang -1,998c menurut transformasi galileo.

Anda mungkin juga menyukai