Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS ANALGETIK NANOPARTIKEL KITOSAN –

EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)


PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
JULIFERD GREDI
NIM:I22111025

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
EFEKTIVITAS ANALGETIK NANOPARTIKEL KITOSAN-EKSTRAK
ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) PADA MENCIT PUTIH
JANTAN (Mus mucculus)

Juliferd Gredi 1 , Wintari Taurina 2, Mohamad Andrie 3


1,2,3
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak

ABSTRAK

Daun pepaya telah terbukti memiiki khasiat sebagai analgetik. Efek analgetik
disebabkan oleh kandungan flavonoid didalam daun pepaya. Untuk meningkatkan
efektivitas analgetik daun pepaya dilakukan formulasi menjadi sediaan nanopartikel.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi nanopartikel dari
ekstrak etanol daun pepaya untuk kemudian diuji efektivitas analgetiknya. Penelitian
ini menggunakan polimer kitosan dan NaTPP untuk membentuk nanopartikel melalui
metode gelasi ionik dan diuji aktivitas analgetik menggunakan metode writhing test
untuk kemudian diuji secara statistik. Formula optimal nanopartikel yang dihasilkan
adalah pada konsentrasi kitosan 0,2%, Na-TPP 0,1% dan ekstrak 4% dengan
perbandingan 6:1:1. Nanopartikel yang terbentuk memiliki ukuran 255,4 nm dengan
indeks polidispers sebesar 0,7, zeta potensial sebesar +11,1mV, efisiensi penjerapan
sebesar 87% dan bentuk morfologi bulat (sferis). Efektivitas analgetik dilakukan
dengan perbandingan aktivitas analgetik antara kelompok ekstrak etanol daun pepaya
dan kelompok nanopartikel kitosan-ekstrak etanol daun pepaya secara statistik
menggunakan uji Independent T-test. Hasil pengujian secara statistik menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan (p< 0,05). Kesimpulan pada penelitian ini
adalah sediaan nanopartikel kitosan-ekstrak etanol daun pepaya lebih efektif sebagai
analgetik dibandingkan dengan ekstrak etanol daun pepaya.

Kata kunci : Daun pepaya, flavonoid, analgetik, nanopartikel, kitosan, Na-TPP


ANALGESIC EFFECTIVTY OF NANOPARTICLES CHITOSAN-ETHANOL
LEAF EXTRACT PAPAYA (Carica papaya L.) IN WHITE
MALE MICE (Mus mucculus)

ABSTRACT

Papaya leaves has been shown to have efficacy as an analgesic. Analgesic


effect caused by the flavonoids in leaves of papaya. To enhance the analgesic efficacy
papaya into dosage formulation of nanoparticles. The purpose of this research was to
create and characterized nanoparticles from ethanol extract of papaya leaves then
tested for effectiveness as an analgesic. This study used polymer chitosan and NaTPP
to created nanoparticles through ionic gelation method and analgesic activity tested
using writhing test method and statistical tested. Optimal formula of nanoparticles
were produced at concentration of 0.2% chitosan, Na-TPP extract 0.1% and 4% with
a ratio of 6: 1: 1. The nanoparticles was formed a size of 255.4 nm with polidispers
index of 0.7, the zeta potential of + 11,1mV, the adsorption efficiency by 87% and
rounded morphology (spherical). Analgesic effectiveness tested by comparison
between the groups ethanol extract of papaya and the groups nanoparticles of
chitosan-ethanol extract papaya statistically using the T-test Independent. The results
of this research indicate that there are statistically significant differences (p <0.05).
This results shows that the preparation nanoparticles of chitosan-ethanol extract
papaya is more effective as an analgesic than the ethanol extract of papaya leaves.

Keywords: Papaya leaves, flavonoids, analgesics, nanoparticles, chitosan, Na-TPP


PENDAHULUAN banyak keunggulan yakni tidak toksik,
stabil selama penggunaan, luas
Daun pepaya adalah tanaman permukaan yang tinggi, serta dapat
obat yang diketahui mempunyai dijadikan matriks untuk berbagai jenis
khasiat empiris sebagai analgetik. obat dan ekstrak tanaman 4.
Daun pepaya diketahui mengandung
flavonoid yang dapat berperan sebagai Gelasi ionik merupakan salah
analgetik dimana mekanisme kerjanya satu metode dalam pembuatan sediaan
adalah menghambat kerja enzim nanopartikel. Prinsip pada metode ini
siklooksigenase 1, dengan cara adalah terjadinya interaksi ionik antara
mengurangi produksi prostaglandin gugus amino pada kitosan yang
oleh asam arakidonat sehingga rasa bermuatan positif dengan polianion
nyeri dapat berkurang 2. yang bermuatan negatif. Crosslinker
polianion yang paling banyak
Ukuran nanopartikel mampu digunakan adalah sodium tripolifosfat,
untuk menghantar pada sel target. karena bersifat tidak toksik dan
Pengurangan atau pengecilan ukuran multivalen 5.
partikel akan meningkatkan luas
permukaaan yang menyebabkan Penelitian ini dilakukan untuk
kelarutan menjadi tinggi. Nanopartikel memformulasikan ekstrak etanol daun
dipandang sebagai carrier yang sangat pepaya menjadi bentuk sediaan
menjanjikan untuk meningkatkan nanopartikel dengan metode gelasi
bioavailabilitas biomolekul, karena ionik dan melakukan evaluasi secara
memiliki kemampuan difusi dan fisika dan kimia berdasarkan
penetrasi yang lebih baik ke dalam parameter yang sudah ditentukan serta
lapisan mucus 3. mengukur efektivitas analgetiknya
terhadap mencit jantan dengan
Pembuatan nanopartikel dapat menggunakan metode geliat.
dilakukan dengan menggunakan
penyalut.. Penyalut yang digunakan METODOLOGI PENELITIAN
adalah kitosan. Kitosan merupakan
Alat
suatu polisakarida yang diisolasi dari
kulit udang dan diketahui mempunyai Alat-alat yang digunakan pada
beberapa sifat yang menguntungkan penilitian ini adalah alat-alat gelas
yaitu anti mikroba, wound healing, (Pyrex), balb, bejana maserasi, blender
tidak beracun, murah, biokompatibel, (Linqi tipe FZ-10), botol semprot,
biodegradabel, serta larut air. Dalam cawan krusibel (Pyrex), cawan
nanopartikel, kitosan mempunyai penguap (Pyrex), corong pisah

1
(Pyrex), desikator (Pyrex), hot plate Pengambilan dan Pengolahan
(Schott tipe D-55122), lemari asam Sampel
(ESCO model EFH-4A1), mikropipet
Sampel yang digunakan adalah
(Socorexmodel SL-1000, SL-100 dan
SL-10), rotary evaporator (Heodolph daun pepaya yang merupakan famili
tipe Hei-VAP), spektrofotometer UV- dari Caricaceae. Metode pengambilan
Vis (Shimadzu tipe 2450), timbangan sampel adalah purposive sampling.
analitik (Precisa tipe XB 4200C dan Daun pepaya yang telah dikumpulkan,
BEL tipe M254Ai), waterbath dibersihkan dari kotoran dengan air
bersih dan ditiriskan. Kemudian
(Memmert tipe WNB14), Sentrifugasi,
Zetasizer Nano ZS (Malvern dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Simplisia kering daun
Instrument Ltd., UK), transmission
pepaya dihaluskan dengan mesin
electron microscopy (TEM)
(JEM1400, JEOL), oven,dan magnetik penggiling dan diayak dengan ayakan
stirrer. no.40 mesh kemudian disimpan dalam
wadah 6.
Bahan
Pembuatan Ekstrak
Bahan yang digunakan pada
Simplisia daun pepaya 200
penelitian ini adalah daun pepaya
muda (Carica pepaya L.), hewan uji gram dicampurkan dengan sejumlah
yaitu mencit jantan, asam mefenamat pelarut etanol 70% dan di biarkan
500 mg, CMC (Carboxy methyl selama 24 jam. Filtrat yang didapat
celluolsse) 0,5%, makanan hewan uji kemudian ditampung dan sisa
dan kertas saring akuades teknis, penyaringan direndam kembali dengan
pelarut yang baru 7. Ekstrak etanol
etanol teknis 70%, etanol 96% p.a,
daun pepaya dipekatkan menggunakan
serbuk magnesium, larutan AlCl3,
alat evaporator dan waterbath hingga
aquades, aluminium foil, lempeng
diperoleh ekstrak kental 8.
KLT (silika gel 60 GF254), kitosan, Na-
TPP, asam asetat, dan butanol. Penetapan Susut Pengeringan
Metode Kerja Prosedur penetapan susut
pengeringan dilakukan dengan
Determinasi Tanaman
menimbang 1-2 gram ekstrak dan
Tanaman pepaya dideterminasi dimasukkan ke dalam krus porselen
di Laboratorium Biologi Fakultas bertutup yang telah dipanaskan pada
Matematika dan Ilmu Pengetahuan suhu 105oC selama 30 menit dan telah
Alam Universitas Tanjungpura ditara. Ekstrak yang digunakan

2
dimasukkan ke dalam krus dan Pembuatan Larutan Kitosan
dipanaskan didalam oven pada
Kitosan sebanyak 10, 20 dan
temperatur 100oC sampai dengan
30 mg dilarutkan dalam 10 ml larutan
105oC selama 30 menit kemudian
dtimbang. Pemanasan diulangi sampai asam asetat 1% dan didalam dapar
didapat berat yang kostan < 0,50 mg asetat pH 4 dengan menggunakan
pengaduk magnetik 12.
untuk tiap gram zat yang digunakan 9.
Pelarut yang tersisa dalam ekstrak Pembuatan Larutan Natrium
dapat dihitung dengan rumus sebagai Tripolifosfat
berikut:
Natrium tripolifosfat sebanyak
Susut pengeringan = A - B x 100% 4 dan 8 mg dilarutkan dalam 4 ml aqua
A
demineralisata dengan menggunakan
Keterangan : pengaduk magnetik 13.

A = Berat sebelum pemanasan Pembuatan Suspensi Nanopartikel


Kitosan - Ekstrak Daun Pepaya
B = Berat setelah pemansan
Ekstrak etanol daun pepaya
Pemeriksaan Flavonoid dicampurkan dengan larutan kitosan
(variasi konsentrasi 0,1 – 0,3%).
Ekstrak etanol daun pepaya
Kemudian larutan Na-TPP (variasi
sebanyak 0,5 ml ditambahkan serbuk
konsentrasi 0,1 – 0,2%) ditambahkan
magnesium (Mg) sebanyak 1 g dan
dalam larutan pada temperatur ruangan
larutan HCl pekat. Diamati perubahan
dengan putaran homogenizer pada
warna yang terjadi 10.
kecepatan 1500 rpm selama 60 menit
Uji KLT Flavanoid Ekstrak Etanol hingga terbentuk suspensi nanopartikel
14
Daun Pepaya .

Uji dilakukan menggunakan Karakterisasi Nanopartikel


plat silika gel dengan fase gerak BAA
Nanopartikel yang terbentuk
(Butanol : Asam Asetat : Air) dengan
kemudian dikarakterisasi, meliputi
perbandingan berturut turut adalah ukuran partikel, potential zeta dan
4:1:5. Hasil uji KLT senyawa 15
morfologi nanopartikel .
flavanoid dideteksi dengan penampak
bercak AlCl3 dan diamati pola
kromatogram pada sinar UV 11.

3
Tabel 1. Formula Sediaan Nanopartikel Kitosan - Ekstrak Etanol Daun Pepaya

Bahan Formula (% b/v)


F1 F2 F3 F4 F5 F6
*EEDP (mg) 8 8 8 8 8 8
Kitosan (%) dalam 0,1 0,2 0,3 0,1 0,2 0,3
asam asetat 1%

Kitosan (%) dalam 0,1 0,2 0,3 0,1 0,2 0,3


dapar asetat pH 4

Na-TPP (%) 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2

Keterangan
*EEDP : Ekstrak Etanol Daun Pepaya
Penentuan Flavanoid Total Efisiensi penjerapan = A - B x 100%
A
Nanopartikel disentrifugasi
dengan kecepatan 10.000 rpm selama Keterangan :
15 menit. Filtrat diambil sebanyak 0,5
A = kadar flavanoid ekstrak
ml dan ditambahkan 10 ml etanol
95%. Diukur serapannya B = kadar flavanoid nanopartikel
menggunakan spektrofotometer uv-vis
dengan standar baku kuersetin pada Pembuatan Suspensi CMC 0,5%
panjang gelombang maksimum yaitu
Serbuk CMC sebanyak 0,5 g
256 nm. Kandungan flavanoid dari
dilarutkan didalam aquadest panas
nanopartikel kitosan-ekstrak etanol
hingga homogen. Dimasukkan ke
daun pepaya dapat ditentukan
dalam labu ukur dan tambahkan 100
menggunkan persamaan dari kurva
ml aquadest 16.
kalibrasi kuersetin dalam etanol.
Efisensi penjerapan ekstrak oleh Dosis Ekstrak Etanol Daun Pepaya
nanopartikel dapat dihitung
menggunakan rumus berikut : Dosis ekstrak etanol daun
pepaya (Carica pepaya) yang

4
digunakan untuk mencit berdasarkan Pengujian Efek Analgetik
literatur adalah 0,28 mg/ kg BB. Dalam Sebanyak 35 ekor mencit putih
penelitian digunakan dosis ekstrak jantan dibagi kedalam 7 kelompok.
etanol daun pepaya yang bertingkat : Masing-masing kelompok sebanyak 5
ekor mencit :
Ekstrak dosis 1 = 0,14 mg/ 20g BB K1 : Kontrol negatif ekstrak
mencit K2 : Kontrol negatif nano ekstrak
Ekstrak dosis 2 = 0,28 mg/ 20g BB K3 : Kontrol positif
mencit K4 : diberi ekstrak dosis I
K5 : diberi ekstrak dosis II
Dosis Nanopartikel Kitosan-Ekstrak K6 : diberi nano ekstrak dosis I
Etanol Daun Pepaya K7 : diberi nano ekstrak dosis II
Masing-masing mencit pada
Dosis nanopartikel-kitosan
kelompok perlakuan diberikan
ekstrak etanol daun pepaya yang
senyawa secara oral sebanyak 0,5 ml.
digunakan dalam penelitian :
Setelah 30 menit pemberian senyawa
Nano ekstrak dosis 1 = 0,14 mg/ 20 g secara oral pada kelompok kontrol
maupun perlakuan, disuntikkan secara
BB mencit intraperitoneal larutan asam asetat
0,1% sebanyak 1 ml. Pengamatan
Nano ekstrak dosis 2 = 0,28 mg/ 20 g geliat (perut kejang dan kaki tertarik
BB mencit ke belakang) pada mencit dilakukan
setelah pemberian induksi asam asetat
Dosis Asam Mefenamat selama 15 menit.
Perhitungan % Proteksi Geliat
Takaran konversi dosis untuk Besarnya penghambatan
jumlah geliat dihitung dengan
manusia pada mencit adalah 0,0026.
persamaan Handerson dan Forsaith
Maka dosis asam mefenamat 500 mg yaitu :
% Proteksi = 100 – [ (P/K) x 100) ]
untuk mencit adalah 16:
Keterangan :
= 500 mg x 0,0026 P = jumlah kumulatif geliat kelompok
perlakuan
= 1,3 mg / 20 g BB mencit K = jumlah kumulatif geliat kelompok
kontrol negatif
= 65 mg/kg BB

5
Analisis Data Hasil Pemeriksaan karakteristik
Analisis data dilakukan secara Ekstrak Daun Pepaya
statistik menggunakan uji One-Way Penetapan susut pengeringan
ANOVA (Analysis Of Variance). Jika digunakan untuk mengetahui kadar air
terdapat beda nyata dilanjutkan dengan dan pelarut yang masih tersisa didalam
pengujian LSD (Least Significant ekstrak sehingga dapat diketahui
Difference) (p < 0,05). Untuk melihat golongan ekstrak. Berdasarkan uji
efektivitas analgetik dilakukan dengan yang telah dilakukan diperoleh persen
perbandingan jumlah geliat antara susut pengeringan sebesar 24,86 %.
kelompok dosis I ekstrak dan nano Hasil persentase ini menunjukkan
ekstrak serta kelompok dosis II ekstrak bahwa ekstrak yang digunakan pada
dan nano ekstrak yang dianalisis penelitian ini tergolong ekstrak kental
secara statistik menggunkan uji T-test . karena nilai susut pengeringannya
kurang dari 30,00 % 18.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian senyawa flavonoid
Hasil determinasi tumbuhan dilakukan menggunakan uji Wilstater
Cyanidin. Pada penelitian ini hasil uji
yang dilakukan di Laboratorium
membentuk larutan berwarna merah
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
tua yang menunjukkan sampel tersebut
Pengetahuan Alam Universitas
positif mengandung flavonoid
Tanjungpura terhadap tumbuhan
(flavonol atau flavonon).
menunjukkan bahwa tumbuhan yang
digunakan adalah benar tanaman Hasil uji KLT senyawa
pepaya (Carica pepaya L.). flavanoid dideteksi dengan penampak
bercak AlCl3. Setelah disemprot
Tahapan awal yang dilakukan dengan AlCl3, timbul noda yang
dalam penenlitian ini adalah berwarna kuning muda (Gambar 7.A).
mengesktraksi daun pepaya dengan Pengamatan dengan sinar tampak
menggunakan metode maserasi. menunjukkan terdapat bercak
Maserasi dipilih sebagai metode berwarna kuning kecoklatan pada
ekstraksi karena maserasi digunakan silika gel (Gambar 7.B) .
untuk mengekstrak senyawa yang
tidak tahan panas 17. Pelarut yang
digunakan adalah etanol 70% dengan
hasil rendemen esktrak dari proses
maserasi sebesar 22,94% b/b.

6
pembentukan ikatan sambung silang
setelah diamati selama 7 hari. Kondisi
optimum tersebut yaitu pada
konsentrasi kitosan 0,1% dan 0,2%
yang dilarutkan dalam dapar asetat pH
4 dan untuk Na-TPP yaitu pada
konsentrasi 0,1%. Penggunaan pelarut
dapar asetat pH 4 pada kitosan
dikarenakan kitosan hanya mampu
terprotonasi sempurna pada pelarut
asam rentang pH kurang dari 6,5 19.

A B Formulasi nanopartikel ekstrak


Gambar 7. Pola Kromatogram dilakukan dengan perbandingan
kitosan, Na-TPP dan ekstrak berturut
Hasil Formulasi Nanopartikel
turut adalah 6:1:1. Ekstrak yang
Uji pendahuluan diperoleh digunakan sebanyak 8 mg/ml yang
kondisi yang optimum untuk dilarutkan didalam etanol 70 %.

F1 F2

Gambar 9. Sediaan Nanopartikel Kitosan-Ekstrak Etanol Daun Pepaya


Keterangan :
FI = Kitosan : NaTPP : Ekstrak ( 6 : 1 : 1 )
F2 = Kitosan : NaTPP : Ekstrak ( 6 : 1 : 1 )
Hasil Uji Karakterisasi bahwa ukuran partikel yang terbentuk
Nanopartikel telah memenuhi syarat karena ukuran
nanopartikel yang baik digunakan
Ukuran nanopartikel yang dalam sistem penghantaran obat adalah
dihasilkan pada formula I adalah < 300 nm 20.
244,40 nm dan pada formula II adalah
255,40 nm. Hasil ini menunjukkan

7
Hasil dari kedua formula mV atau lebih kecil dari -30 mV
nanopartikel yang terbentuk pada menunjukkan muatan kationik dan
penelitian ini memiliki indeks anionik yang kuat dan diprediksi lebih
polidispersitas sebesar 0,719 pada stabil selama penyimpanan 22;23. Pada
formula I dan 0,752 pada formula II. penelitian ini nilai potensial zeta dari
Sehingga kedua formula menunjukkan masing-masing formula adalah +7,5
dispersi yang relatif heterogen (>0,5) mV dan +11,1 mV.
21
.
Pengamatan morfologi sediaan
Nilai potensial zeta dari nanopartikel yang terbentuk dilakukan
nanopartikel secara umum digunakan dengan menggunakan Transmission
untuk mengkarakterisasi sifat muatan electron microscope (TEM). Diperoleh
permukaan nanopartikel tersebut. bahwa formula II memiliki morfologi
Nanopartikel dengan nilai potensial yang cukup baik hal ini didasarkan
zeta antara -10 mV dan +10 mV pada bentuk partikel yang bulat (sferis)
menunjukkan muatan yang relatif sehingga dipilih sebagai formula
netral, sedangkan nanopartikel dengan optimal pada penelitian ini.
nilai potensial zeta lebih besar dari +30
Hasil pengamatan bentuk nanopartikel yang diamati dengan

Transmission Electron Microscopy

Efisiensi penjerapan dilakukan sediaan nanopartikel kitosan-ekstrak


pada formula II dengan cara etanol daun pepaya.
membandingkan kadar total flavanoid Baku pembanding yang
yang terkandung didalam ekstrak digunakan adalah kuersetin. Kadar
etanol daun pepaya dengan kadar flavanoid ekstrak etanol daun pepaya
flavanoid bebas yang terdapat didalam dihitung menggunakan persamaan Y =
0,07105x + 0,0142 yang diperoleh dari

8
hasil pengukuran kurva baku kuersetin polimer kitosan dan NaTPP memiliki
pada panjang gelombang 256 nm dan kapasitas penjerapan zat aktif yang
telah diverifikasi. Hasil perhitungan baik karena lebih dari 60% dan
efisiensi penjerapan sediaan mendekati nilai 100%.
nanopartikel kitosan-ekstrak etanol
daun pepaya sebesar 87 %. Hasil ini Hasil Uji Aktivitas Analgetik
menunjukkan bahwa sediaan Ekstrak
nanopartikel dengan menggunakan
No Kelompok Jumlah Geliat %Proteksi
Mencit Mencit Mencit Mencit Mencit Geliat
1 2 3 4 5
1 CMC-Na 0,50 % 76 79 73 75 73 0,00
0,50 ml/ 20 g BB
2 Asam Mefenamat 18 16 15 14 14 79,52
1,30 mg/ 20 g BB
3 Ekstrak Etanol Daun 36 35 34 32 30 55,59
Pepaya
0,14 mg/ 20 g BB
4 Ekstrak Etanol Daun 18 18 18 17 17 76,60
Pepaya
0,28 mg/ 20 g BB
kontrol negatif berbeda secara
Hasil pengujian pada metode bermakna dengan kelompok kontrol
writhing test untuk tiap kelompok positif (asam mefenamat), kelompok
perlakuan terlihat hubungan antara ekstrak dosis I dan kelompok ekstrak
dosis dengan penurunan jumlah geliat dosis II. Tetapi jika dibandingkan
mencit yaitu pada kelompok kontrol antara kelompok kontrol positif (asam
positif maupun pada kelompok ekstrak mefenamat) dengan kelompok ekstrak
dosis I dan II bila dibandingkan dosis II tidak terdapat adanya
dengan kelompok kontrol negatif. perbedaan secara bermakna (p> 0,05)
Hasil persentase proteksi geliat sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan kelompok asam mefenamat kelompok ekstrak dosis II memiliki
memiliki nilai persentase proteksi aktivitas analgetik yang setara dengan
geliat terbesar yaitu 79,52 % diikuti asam mefenamat. Senyawa yang
oleh oleh kelompok ekstrak dosis II diduga memiliki aktivitas sebagai
sebesar 76,60 % dan kelompok ekstrak analgetik pada daun pepaya adalah
dosis I sebesar 55,59 %. flavonoid.
Hasil uji secara statistik Hasil Uji Aktivitas Analgetik
menggunakan metode One Way Nanopartikel Ekstrak
ANOVA didapat bahwa kelompok

9
No Kelompok Jumlah Geliat %Proteksi
Geliat
Mencit Mencit Mencit Mencit Mencit
1 2 3 4 5
1 Polimer Kitosan-NaTPP 77 76 80 74 76 0,00
0,50 ml/ 20 g BB

2 Nanopartikel Daun 16 17 16 15 15 79,37


Pepaya
0,14 mg/ 20 g BB

3 Nanopartikel Daun 12 12 12 10 10 85,37


Pepaya
0,28 mg/ 20 g BB

dosis I dan dosis II memiliki aktivitas


Hasil pengujian menggunkan analgetik.
metode writhing test pada tiap Efektivitas Analgetik Nanopartikel
kelompok perlakuan menunjukkan Kitosan-Ekstrak Etanol Daun
bahwa pemberian suspensi Pepaya
nanopartikel kitosan-ekstrak etanol Efektivitas analgetik dilakukan
daun pepaya memiliki aktivitas secara statistik menggunakan uji T-
analgetik. Hasil persentase proteksi Test. Hasil uji statistik menunjukkan
geliat didapatkan kelompok nano bahwa kelompok nano ekstrak dosis I
ekstrak dosis II memiliki nilai memiliki efek analgetik yang berbeda
persentase proteksi geliat terbesar secara bermakna (p < 0,05) terhadap
yaitu 85,37 %. Diikuti oleh oleh kelompok ekstrak dosis I dan
kelompok nano ekstrak dosis I sebesar kelompok nano ekstrak dosis II
79,37 %. memiliki efek analgetik yang berbeda
secara bermakna (p < 0,05) terhadap
Data yang diperoleh dianalisis kelompok ekstrak dosis II.
secara statistik menggunakan metode
One Way ANOVA . Didapat bahwa KESIMPULAN
kelompok kontrol negatif nano Berdasarkan penelitian yang
berbeda secara bermakna dengan dilakukan, sediaan nanopartikel
kelompok nano ekstrak dosis I dan ekstrak etanol daun pepaya dapat
kelompok nano ekstrak dosis II. Hasil diformulasi menggunakan polimer
pada penelitian ini menunjukkan kitosan dan natrium tripolifosfat
bahwa kedua kelompok nano ekstrak sebagai agen sambung silang dengan
metode gelasi ionik sehingga

10
meningkatkan efektivitas analgetik Wistar Setelah Pemberian Obat
dari ekstrak etanol daun pepaya. Tuberkulosis (Isoniazid dan
Formula optimal dari sediaan Rifampisin). Skripsi. Fakultas Farmasi
nanopartikel yang terbentuk memiliki Universitas Setia Budi. 2009.
ukuran partikel sebesar 255,40 nm,
indeks polidispersitas sebesar 0,71 7. Andersen, M. and Markham K.R.
potensial zeta sebesar +11,10 mV dan Flavonoids: Chemistry, Biochemistry,
berbentuk sferis dengan efisiensi and Applications. USA: Taylor &
penjerapan sebesar 86,05%. Francis Group 2; 2006. Hal 3-4.

DAFTAR PUSTAKA 8. Yulanda H. Ekstraksi, fraksinasi, dan


pencirian pati rimpang temulawak.
1. Suryanto, Edi, 2012. Fitokimia skripsi. 2007. Bogor: Fakultas
Antioksidan. Penerbit Putra Media Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Nusantara : Surabaya. Alam, Institut Pertanian Bogor

2. Gunawan, S.G., Setiabudy, R., 9. Mishra M, Kumar H, Singh RK,


Nafrialdi, Elsyabeth, editor. 2008. Tripathi K. 2008. Diabetes and
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. nanomaterials. Digest Journey of
FKUI, Jakarta. Nanomaterials and Biostructures 3:
109-113.
3. TAKEUCHI H., YAMAMOTO H.,
and KAWASHIMA, Y., Advanced 10. Departemen Kesehatan Republik
Drug Delivery Reiews, 47 (2001) 39- Indonesia. 1989. Materia Medika
54 Indonesia. Jilid V. Jakarta :
4. Agnihotri, S.A., Nadagounda N., Departemen Kesehatan Republik
Mallikarjuna, Tejraj M., Aminabhavi. Indonesia. Hal: 179; 333-337; 549-553
2004. Recent advances on chitosan-
based micro- and nanoparticles in 11. Markham, K.R. Cara Mengidentifikasi
drug delivery. J. Control. Release, 100, Flavonoid, diterjemahkan oleh
5-28 Kosasih Padmawinata. Bandung:
5. FAN W., YAN W., XU Z., NI H., Penerbit ITB; 1988: 15.
Colloids and Surfaces B:
Biointerfaces, 90 (2012) 21-27 12. Iswandana Raditya, Anwar Effionora,
6. Dwi, Santi Astuti. Efek Estrak Etanol dan Jufri Mahdi. 2013. Formulasi
70% Daun Pepaya Terhadap aktivitas Nanopartikel Verapamil Hidroklorida
AST dan ALT Pada Tikus Galur dari Kitosan dan Natrium Tripolifosfat

11
dengan Metode Gelasi Ionik. Jurnal 17. Yulanda H. Ekstraksi, fraksinasi, dan
Farmasi Indonesia Vol. 6 No. 4. pencirian pati rimpang temulawak.
skripsi. 2007. Bogor: Fakultas
13. Wu Y, Yang W, Changchun W, Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Jianhua H and Fu S. 2005. Chitosan Alam, Institut Pertanian Bogor.
nanoparticles as a novel delivery 18. Pankhurst QA, Connolly J, Jones SK,
system for ammonium glycyrrhizinate. Dobson J. 2003. Applications of
International Journal of magnetic nanoparticles in biomedicine
Pharmaceutics.;(295):235-45 [ulas balik]. J. Phys. D: Appl. Phys
36:167-181.
14. Mardliyati E, Sjaikhurrizal El 19. Tiyaboonchai, w., 2003, Chitosan
Muttaqien, Damai R Setyawati, Idah nanoparticles : a promising system for
Rosidah, Sriningsih. 2012. Preparasi Drug Delivery, naresuan University
dan Aplikasi Nanopartikel Kitosan Journal 2003; 11(3): 51-66.
sebagai Sistem Penghantaran Insulin 20. Ram B. Gupta, Uday B. Kompella.
secara Oral. Pusat Teknologi Farmasi Nanoparticle Technology for Drug
dan Medika BPPT Delivery. New York: Taylor & Francis
Group ; 2006
15. Yesi Desmiaty, Julia Ratnawati, Peni 21. Dounighi. M, Eskandari. R, Avadi.
Andini.2009.PENENTUAN JUMLAH MR, Zolfagharian. H, Sedagi. M.M,
FLAVONOID TOTAL EKSTRAK Rezayat. M. 2012. Preparation and In
ETANOL DAUN BUAH MERAH Vitro Characterization of Chitosan
(PANDANUS CONOIDEUS LAMK.) Nanoparticles Containing Mesobuthus
SECARA KOLORIMETRI Eupeus Scorpion Venom as an
KOMPLEMENTER. Seminar Antigen Delivery System. The journal
Nasional POKJANAS TOI XXXVI of Venomous Animals and Toxins
Universitas Sanata Dharma, Tropical Diseases. Vol 18. 44-52.
Yogyakarta 22. Dukhovich, F.S., Darkhovskii, M.B.,
16. Stella Octavianus, Fatimawali dan Gorbatova, E.N., Kurochkin, V.K.
Widya A. 2014 . Lolo.UJI EFEK Molecular Recognition. New York:
ANALGETIK EKSTRAK ETANOL Pharmacological Aspects. Nova
DAUN PEPAYA (Carica pepaya L) Science Publishers,. 2003
PADA MENCIT PUTIH JANTAN 23. Soheyla H., Foruhe Z,. Effect of Zeta
(Mus mucculus). Jurnal Ilmiah Farmasi Potential on the Properties of Nano-
– UNSRAT Vol. 3 No. 2 Drug Delivery Systems. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research.
April 2013; 12 (2): 265-273

12

Anda mungkin juga menyukai