Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK DIODA

Muhammad Akbar Pratama*), Asrianti BT. Sunardi, Gina Hasanah Hidayah,


Muh. Arief Fitrah I.A.
Laboratorium Elektronika Dan Instrumentasi
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2015

LATAR BELAKANG
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau
tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Komponen eletronika yang dimaksud adalah dioda. Dioda merupakan perangkat
semikonduktor sambungan P N paling sederhana yang memiliki sifat mengalirkan arus
hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan lapisan deplesi antar persambungan
menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P N. Berbeda dengan sebuah resistor, sebuah
dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan yang diberikan melainkan dioda
menghasilkan karakteristik I V yang eksponensial. Untuk itu, praktikum ini diakukan
dengan tujuan menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus
Tegangan (IV) dari dioda penyerah dan dioda zener, menentukan garis beban dan
titik kerja berdasarkan kurva I V dioda penyearah dan menentukan tegangan zener
berdasarkan kurva I V dioda zener.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada
beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-
Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong
(Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier).
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur
demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus Tegangan (IV)
dari dioda penyerah dan dioda zener,
2. Menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I V dioda penyearah,
3. Menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I V dioda zener.
KAJIAN TEORI
Dioda merupakan perangkat semikonduktor sambungan P N paling sederhana
yang memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan
lapisan deplesi antar persambungan menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P N.
Berbeda dengan sebuah resistor, sebuah dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan
yang diberikan melainkan dioda menghasilkan karakteristik I V yang eksponensial.
Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan P N
semikonduktor. Pada diode P N, arus mengalir dari sisi tipe P (anode) menuju sisi tipe
N (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.
Notasi atau simbol dioda sambungan P N ditunjukkan pada gambar berikut.

Ada dua daerah operasi dioda sambungan P N dan ada tiga kondisi bias yang dapat
diberikan:
1. Zero Bias kondisi di mana tidak ada potensial eksternal yang diberikan kepada
kedua ujung dioda menghasilkan keseimbangan jumlah pembawa mayoritas, elektron
dan hole, dan keduanya bergerak dalam arah yang berlawanan. Kondisi keseimbangan
ini dikenal sebagai keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium).
2. Reverse Bias kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal dihubungkan
ke sisi N dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi P
dioda.

Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar persambungan
dan praktis tidak menghasilkan aliran pembawa muatan mayoritas dengan
meningkatnya potensial sumber. Namun, sejumlah arus kebocoran yang sangat kecil
akan melewati persambungan yang dapat diukur dalam orde mikroampere (A).
3. Forward Bias Kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal
dihubungkan ke sisi P dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan
ke sisi N dioda.
Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi persambungan P N yang sangat
rendah sehingga memungkinkan arus yang sangat besar mengalir walaupun hanya
dengan potensial sumber yang relatif kecil. Perbedaan potensial aktual yang timbul
pada kedua ujung persambungan dioda akan bernilai tetap akibat aksi dari lapisan
deplesi yang bernilai sekitar 0,3 V untuk germanium dan 0,7 V untuk silikon.
Dioda Zener
Telah dibahas sebelumnya bahwa dioda menahan arus dalam kondisi reverse bias
dan akan menghasilkan kerusakan (breakdown) bila tegangan balik yang diberikan terlalu
besar. Berbeda halnya dengan dioda zener atau biasa disebut dioda breakdown, pada
dasarnya sama dengan dioda sambungan P N standar kecuali dirancang secara khusus
menghasilkan tegangan balik atau breakdown yang lebih rendah dan relatif konstan
sehingga sangat baik digunakan dalam arah reverse bias sebagai regulator tegangan. Titik
di mana dioda zener mengalami breakdown atau konduksi disebut tegangan zener VZ.

METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Power Supply 20 Vdc, 1 buah
2. Voltmeter 0 10 Vdc, 1 buah
3. Ammeter 0 1 Adc, 1 buah
4. Potensiometer, 1 buah
5. Dioda Penyearah, 1 buah
6. Dioda Zener, 1 buah
7. Kabel Penghubung, 7 buah

Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi : tegangan output (V)
2. Variabel respon : kuat arus (A)
3. Variabel kontrol : resistansi (), dioda, tegangan input (V).

Definisi Operasional Variabel


1. Tegangan outputadalah beda potensial yang terjadi pada dioda yang diukur
menggunakan multimeter dan dinyatakan dalam satuan Volt.
2. Arus dioda adalah arus yang mengalir menuju dioda yang berubah saat tegangan pada
output diubah dan dinyatakan dalam satian Ampere (A)
3. Tegangan input adalah adalah beda potensial dari sumber tegangan (power suplay)
yang dibaca melalui multimeter dan dinyatakan dalam satuan Volt.
4. Resistansi resistor adalah besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca dari
koe warna yang tertera pada badan resistor dan dinyatakan dalam satuan .
5. Dioda adalah komponen eletronika yang berfungsi sebagai penyearah arus dimana
dapat meloloskan arus saat bias maju dan memblokir arus saat bias mundur.
6. Kapasitas kapasitor adalah besarnya nilai tampungan yang dapat menyimpan muatan
didalam kapasitor dan dinyatakan dalam satuan Farad.

Prosedur Kerja
Kondisi Forward Bias
a. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar berikut.

b. Mengkur tegangan sumber sebesar 2 V untuk kondisi forward bias.


c. Mengatur potensiometer VR pada posisi minimum dan mengamati penunjukan kedua
alat ukur.
d. Menaikkan tegangan bias dengan mengatur potensiometer hingga voltmeter
menunjukkan nilai 0,05 V (atau bergantung pada sensitivitas alat ukur), mencatat
penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
e. Melakukan kegiatan tadi untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,05 V hingga maksimum.
Kondisi Reverse Bias
a. Mengukur tegangan sumber sebesar 10 V untuk dioda penyearah dan 15 V untuk
dioda zener.
b. Menaikkan tegangan bias dengan mengatur potensiometer hingga voltmeter
menunjukkan nilai 0,5 V (atau bergantung pada sensitivitas alat ukur), mencatat
penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
c. Melakukan kegiatan (sebelumnya) untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,5 V hingga
maksimum.
d. Mencatat setiap hasil pengamatan anda dengan cermat dalam tabel pengamatan.
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Bias maju dan bias mundur dioda penyearah.
a. Bias maju pada dioda penyearah
Vin = 2 Volt R = 5 W 25
Tabel 1. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias maju dioda penyearah
No. V (volt) I (mA)
1 0.05 0
2 0.1 0
3 0.15 0.0001
4 0.2 0.0004
5 0.25 0.0021
6 0.3 0.0099
7 0.35 0.0465
8 0.4 0.2515
9 0.45 1.088
10 0.5 5.46
11 0.55 17.26
12 0.6 40.1

b. Bias mundur dioda penyearah


Vin = 10 Volt R = 5 W 25
Tabel 2. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur 5iode penyearah
No. V (volt) I (mA)
1 -0.5 0
2 -1 -0.1
3 -1.5 -0.1
4 -2 -0.2
5 -2.5 -0.2
6 -3 -0.3
7 -3.5 -0.3
8 -4 -0.4
9 -4.5 -0.5
10 -5 -0.5
11 -5.5 -0.6
12 -6 -0.6
13 -6.5 -0.7
14 -7 -0.7
15 -7.5 -0.8
16 -8 -0.8
17 -8.5 -0.9
18 -9 -0.9
19 -9.5 -1
Kegiatan 2. Bias maju dan bias mundur 6iode zener.
c. Bias maju pada dioda zener
Vin = 2 Volt R = 5 W 25
Tabel 3. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias maju dioda zener
No. V (volt) I (mA)
1 0.05 0
2 0.1 0
3 0.15 0
4 0.2 0
5 0.25 0.0001
6 0.3 0.0002
7 0.35 0.0004
8 0.4 0.0006
9 0.45 0.001
10 0.5 0.0023
11 0.55 0.0062
12 0.6 0.0212
13 0.65 0.0987
14 0.7 0.506
15 0.75 2.494

d. Bias mundur dioda zener


Vin = 15 Volt R = 5 W 25
Tabel 4. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda zener
No. V (volt) I (mA)
1 -0.5 0
2 -1 -0.0001
3 -1.5 -0.0001
4 -2 -0.0002
5 -2.5 -0.0007
6 -3 -0.0042
7 -3.5 -0.0179
8 -4 -0.0669
9 -4.5 -0.2468
10 -5 -2.068
11 -5.5 -273.2
12 -6 -287.2
AnalisisGrafik

45

Imax= 40,1 mA
40

35

28,5 mA dan 0,58 volt


30

25
I (mA)

20

15

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

-5
V (volt)

Grafik 1. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias maju dioda penyearah
0
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0

-0.2

-0.4
I (mA)

-0.6
-0,5 mA dan -5,0 volt

-0.8

-1
Imax= -1,0 mA

-1.2
V (volt)

Grafik 2. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda penyearah
45

Imax= 40,1 mA
40

35
28,5 mA dan 0,58 volt
30

25
I (mA)

20

15

10

0
-10.5 -10 -9.5 -9 -8.5 -8 -7.5 -7 -6.5 -6 -5.5 -5 -4.5 -4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

-5
V (volt)

Grafik 3. Hubungan antara tegangan dan arus pada diode penyearah (karakteristik dioda penyearah)
3

2.5
Imax= 2,494 mA

1,6 mA dan 0,73 volt

1.5
I (mA)

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

-0.5
V (volt)

Grafik 4. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias maju dioda zener
0
-5.5 -5 -4.5 -4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0

-0.5

-1
I (mA)

-1.5

-2

Imax= -287,2 mA

-2.5
V (volt)

Grafik 5. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda zener
3

2.5

1,6 mA dan 0,73 volt 2

1.5

0.5
I (mA)

0
-6 -5.5 -5 -4.5 -4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5
V (volt)

Grafik 6. Hubungan antara tegangan dan arus pada dioda zener (karakteristik dioda zener)
a) Dioda Penyearah
Diketahui:
Vd=Vs= 2 Volt
Id maks= 40,1 mA
Untuk mencari titik kerja pada dioda penyearah, maka terlebih dahulu ditentukan
garis beban. Garis beban ditarik dari Vd=Vs yaitu pada 2 Volt pada sumbu X menuju ke
arus maksimal diode yaitu 40,1 mA pada sumbu Y. Perpotongan garis beban tersebut
dengan kurva didapatkan satu titik yang merupakan titik kerja dengan nilai 0,58 Volt &
28,5 mA.
b) Dioda Zener
Diketahui:
Vd=Vs= 2 Volt
Id maks= 2,494 mA
Untuk mencari titik kerja pada diode zener, maka terlebih dahulu ditentukan garis
beban. Garis beban ditarik dari Vd=Vs yaitu pada 2 Volt pada sumbu X menuju kearus
maksimal diode yaitu 2,494 mA pada sumbu Y. Perpotongan garis beban tersebut
dengan kurva didapatkan satu titik yang merupakan titik kerja dengan nilai 0,73 Volt &
1,6 mA.

PEMBAHASAN
Percobaan ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu pada kegiatan pertama mengenai bias maju
dan bias mundur pada dioda penyearah dan pada kegiatan kedua mengenai bias maju dan bias
mundur pada dioda zener.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terlihat dioda berguna menyearahkan arus
pada satu arah karena pada sifat dioda yaitu mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Untuk
arah yang searah tegangan (arah maju), sedangkan pada arah berlawanan (arah mundur) arus
yang di lewatkan sangat kecil sehingga dapat di abaikan. Tegangan dan kuat arus yang diukur
dengan menggunakan Voltmeter dan Amperameter dengan memutar potensiometer dari
kedaan minimum hingga maksimum.
Pada kegiatan pertama (pada dioda penyearah), untuk bias maju digunakan resistor tetap
sebesar 25 dengan tegangan sumber 2 Volt. Untuk bias mundur digunakan resistor tetap
sebesar 25 dengan tegangan sumber 10 Volt. Adapun untuk kegiatan kedua (pada dioda
zener), untuk bias maju digunakan resistor tetap sebesar 25 dengan tegangan sumber 2
Volt. Untuk bias mundur digunakan resistor tetap sebesar 25 dengan tegangan sumber 15
Volt. Data yang diambil yaitu pada selang tegangan keluaran untuk bias maju sebesar 0,05
Volt dan pada bias mundur sebesar 0,5 volt.
Berdasarkan analisis grafik yang diperoleh, pada percobaan pertama (bias maju dan bias
mundur dioda penyearah) dari grafik 1. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias
maju dioda penyearah, besar Imax 40,1 mA dengan titik kerja (28,5 mA, 0,58 volt). Grafik 2.
Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda penyearah, besar Imax -1,0
mA dengan titik kerja ( -0,5 mA dan -5,0 volt). Adapun percobaan kedua (bias maju dan bias
mundur dioda zener) dari grafik 4. hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias maju
dioda zener, besar Imax 2,494 mA dengan titik kerja (1,6 mA, 0,73 Volt). Grafik 5. Hubungan
antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda zener, besar Imax -287,2 mA dengan
titik kerja (-7,7 mA, -0,022 volt).

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
a. Kurva karakteristik arus dan tegangan dioda penyearah menunjukkan berbahan
germanium dengan tegangan barier 0,3 volt dan dioda zener menunjukkan berbahan
silikon dengan tegangan barier 0,7 volt.
b. Titik kerja diperoleh dengan menarik garis lurus dengan tegangan maksimal dan kuat arus
minimal pada grafik.
c. Pada dioda penyearah, untuk bias maju sebesar 28,5 mA, 0,58 volt dan bias mundur
sebesar -0,5 mA dan -5,0 volt adapun pada dioda zener, untuk bias maju sebesar 1,6 mA,
0,73 Volt dan bias mundur sebesar -7,7, -0,022.

DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, R., &Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.

Tim Elektronika Dasar, 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Makassar:


Laboratorium Unit Elektronika & Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA UNM.

Tipler, P.A. (1991). Fisika, Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai