Anda di halaman 1dari 26

TRANSFORMATOR

TEKNIK ELEKTRO
FT UNRAM
2020
PENDAHULUAN
 Transformator / trafo adalah:
Suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari saru atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik lain, melaui gandengan
magnet dan bersadarkan prinsip induksi
elektromagnetik
PENDAHULUAN
 Penggunaan trafo dalam sistem tenaga
memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk berbagai keperluan.
PENDAHULUAN
 Berdasarkan frekuensi, trafo dikelompokkan:
a. Trafo frekuensi daya, 50 dan 60 Hz
b. Trafo frekuensi pendengaran 50 – 20 kHz
c. Trafo frekuensi radio, > 30 kHz.
PENDAHULUAN
 Prinsip Kerja
 Berdasarkan induksi
elektro-magnetik,
memerlukan
gandengan magnet
antara rangkaian
primer dan sekunder.
 Gandengan magnet
ini pada medium inti
besi tempat
terjadinya fluks
bersama.
PRINSIP KERJA TRAFO
1. Saat kumparan primer (N1) dihubungkan ke tegangan ac (V1), →
akan mengalirkan arus ac (I1) pada N1.
2. Aliran I1 AC ada N1 → ggm dan fluks ac (fluks bersama) bersifat
d/dt bersirkulasi dalam inti besi → melintasi N1 dan N2.
3. Fluks bersama (d/dt) menginduksikan ggl ac → e = - N(d/dt)
pada N1 dan N2 → tanda (-) = arah ggl (E1 dan E2) berlawanan
dengan tegangan sumber V1
4. Jika ujung2 N2 berbeban listrik AC → E2 akan mengalirkan arus
ac (I2) sehingga timbul tegangan pada beban AC (V2).
5. Pada kondisi ini dikatakan bahwa transformator telah bekerja
untuk memindahkan daya listrik (daya semu) dari rangkaian
primer (S1 = V1xI1) ke rangkaian sekunder (S2 = V2xI2)
PRINSIP KERJA TRAFO
PENDAHULUAN
Konstruksi Trafo
a. Cangkang (SHELL)

b. Inti (CORE)
TRAFO DALAM SISTEM TENAGA
 Penggunaan trafo dikelompokkan:
a Trafo Daya
b. Trafo Distribusi
c. Trafo Pengukuran (instrument):
- Trafo Arus (CT ;
curent transformer)
- Trafo Tegangan ; VT/PT ;
( Voltage / Potensial )
TRAFO DALAM SISTEM TENAGA
JENIS TRAFO
 Transformator step-up adalah berlilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan.
 Trafo ini umumnya pada pembangkit
tenaga listrik sebagai penaik tegangan
generator menjadi tegangan tinggi untuk
transmisi.
JENIS TRAFO
 Transformator step-down berlilitan
sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan.
 Trafo jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama pada adaptor AC-DC.
 Trafo dalam sistem tenaga sebagai trafo
distribusi.
JENIS TRAFO
 Autotransformator /autotrafo
trafo ini terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan se kunder.
 Keuntungan autotrafo adalah ukuran fisiknya lebih kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
 Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi
secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
JENIS TRAFO
 Transformator isolasi , memiliki jumlah lilitan
sekunder sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan
sekunder sama dengan tegangan primer. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua
rangkaian.
 Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya tiga
trafo terhubung secara khusus satu sama lain.
hubungan ke 3 trafo dapat secara bintang (Y) atau delta
(△)
HUBUNGAN PRIMER - SEKUNDER
Tegangan sumber (primer) trafo ideal :

maka I1
V 1  V1 m
akan lagging 90 terhadap V
0
sin t
1

N1 
1  I1m sin( t  90 ) induktif t pada
0
Karena I1 Imensuplai yang bersifat I1m cosmurni
transformator ideal.
HUBUNGAN PRIMER - SEKUNDER
Arus primer menimbulkan fluks yang setara dan
berbentuk sinusoid
   m cos t
Fluks yang sunusoid ini akan menghasilkan tegangan
induksi (Hukum Faraday)
d d ( m cos t )
e1   N1   N1
dt dt
e1  N 1   m sin t
HUBUNGAN PRIMER - SEKUNDER
Tegangan efektif pada N1
em1 N1   m N1 2f  m
E1     4,44 N1 f  m
2 2 2
cara sama untuk N2
em2 N2  m N 2 2f  m
E2     4,44 N 2 f  m
2 2 2
Sehingga perbandingan efektif trafo
E1 4,44 N 1 f  m E1 N 1
  a
E 2 4,44 N 2 f  m E2 N 2
HUBUNGAN PRIMER - SEKUNDER
Pada kondisi ideal trafo (tidak terjadi jatuh tegangan
dalam kumparan), maka ;
V1 E1 N 1
  a
V2 E 2 N 2
Karena hubungan pada trafo adalah
S1  S 2
maka
I 2 V1 E1 N1
   a
I1 V2 E2 N 2
RUGI DAN EFISIENSI TRAFO
RUGI DAN EFISIENSI TRAFO
 Rugi pada trafo:
1. Rugi tembaga (belitan)
PCU  I 2 R Watt
2. Rugi besi (inti)
a. rugi histeresis, yaitu rugi disebabkan fluks
bolak-balik pada inti besi
Ph  K h f Bmaks
1, 6
Watt
b. rugi arus eddy, yaitu rugi disebabkan arus pusar
pada inti besi
Pe  K e f2 2
Bmaks Watt
RUGI DAN EFISIENSI TRAFO
 Rugi pada trafo:
1. Rugi tembaga (belitan)
PCU  I 2 R Watt
2. Rugi besi (inti)
a. rugi histeresis, yaitu rugi disebabkan fluks
bolak-balik pada inti besi
Ph  K h f Bmaks
1, 6
Watt
b. rugi arus eddy, yaitu rugi disebabkan arus pusar
pada inti besi
Pe  K e f2 2
Bmaks Watt
CONTOH SOAL
Sebuah transformator ideal mensuplai beban listrik sebesar
30 A, tegangan 400 V dan frekwensi 50 Hz. Jika jumlah
lilitan kumparan primer 1000 dan kumparan sekunder
100. Hitunglah :
a. Fluks maksimum dalam inti besi.
b. Arus pada sisi primer trafo.
CONTOH SOAL
Jawaban :
 Diketahui ; Is = 30 A, Vs = 400 V,
f = 50 Hz,
Np = 1000, Ns = 100
 Ditanyakan ;
a. Φm = ….. ?
b. Ip = ……. ?
CONTOH SOAL
Jawaban :
 Rumus dasar ;
- Ep = 4,44 Np f Φm
- Ep / Es = Vp / Vs = Np / Ns = a
- Sp = Ss  Vp x Ip = Vs x Is
- Vp / Vs = Is / Ip
 Penyelesaian ;
a. Φm = Ep / (4,44 Np f )
= 400 / (4,44 x 1000 x 50) = 0,9009 Weber
CONTOH SOAL
Jawaban :
 Penyelesaian ;
b. Ip = ( Vs x Is ) / Vp
Vp = Np / Ns x Vs
= 1000 / 100 x 400
= 4000 Volt
= (400 x 30 ) / 4000
= 3 A
 Uji hasil ;
LATIHAN
1. Sebuah sumber tegangan mengirimkan arus sebesar 25 A dan
tegangan 220 V pada trafo. Jika jumlah lilitan kumparan primer
152 dan kumparan sekunder 1216. Hitung arus yang diterima
oleh beban listrik.
2. Sebuah trafo di GI Distrubusi Kuta berkapasitas 30 MVA,
menyalurkan energi listrik dari transmisi tegangan 150 kV dan
menurunkan tegangan menjadi 20 kV untuk didistribusikan.
Frekuensi sistem 50 Hz. Hitung Hitung arus maksimum pada sisi
primer dan sisi sekunder.

Anda mungkin juga menyukai