Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK

Nama : Rahmad Yasubri

NIM : 2022-71-586

Kelas :D

Tgl Praktikum : Rabu, 10 Mei 2023

Tgl Presentasi :

Jurusan : D-III Teknologi Listrik

Asisten : Jean Salurapa

: Lusy Sahara

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATANTENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2023
Rahmad Yasubri
2022-71-586
Abstrak

Konversi energi listrik adalah proses mengubah energi listrik menjadi bentuk energi lainnya atau
sebaliknya. Dalam konteks ini, abstrak ini akan membahas dasar-dasar konversi energi listrik.
Abstrak ini berfokus pada prinsip-prinsip utama yang terlibat dalam konversi energi listrik, termasuk
prinsip elektromagnetik, prinsip konversi energi mekanik, dan prinsip konversi energi termal. Proses
konversi energi listrik dimulai dengan prinsip elektromagnetik, di mana medan listrik dan medan
magnet saling berinteraksi untuk menghasilkan gerakan partikel bermuatan. Dalam generator listrik,
prinsip ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari energi mekanik. Ketika generator diputar
oleh sumber energi seperti turbin angin atau mesin pembakaran dalam, medan magnet bergerak
melalui kumparan kawat dan menghasilkan arus listrik. Selanjutnya, konversi energi mekanik
menjadi energi listrik ini memanfaatkan prinsip konversi energi mekanik. Gerakan mekanik dari
turbin atau mesin tersebut ditransfer ke generator listrik melalui sistem poros dan kopling. Gerakan
rotasi dari sumber energi diubah menjadi gerakan putar pada rotor generator, yang kemudian
menghasilkan energi listrik melalui induksi elektromagnetik. Selain itu, dalam beberapa kasus, energi
listrik juga dapat dikonversi dari energi termal melalui prinsip konversi energi termal. Misalnya,
dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi, energi panas dari dalam bumi digunakan untuk
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator
listrik, mengubah energi termal menjadi energi mekanik dan akhirnya menjadi energi listrik. Dalam
kesimpulan, dasar-dasar konversi energi listrik melibatkan prinsip elektromagnetik, konversi energi
mekanik, dan konversi energi termal. Pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip ini sangat penting
untuk merancang dan mengoperasikan sistem konversi energi yang efisien dan berkelanjutan.

Kata kunci: konversi energi listrik, prinsip elektromagnetik, konversi energi mekanik, konversi energi
termal.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
MODUL 1
KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI MEKANIK PADA
MOTOR INDUKSI 1 FASA (MOTOR KAPASITOR)

I. TUJUAN
1. Memahami Dasar Konversi Energi Listrik menjadi energi mekanik pada Motor Induksi 1
fasa (motor kapasitor).
2. Memahami prinsip kerja Motor Induksi.
3. Memahami hubungan antara tegangan dan mekanik yang dihasilkan motor.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
II. TEORI TAMBAHAN
1. DEFINISI
Konversi Energi (Energy Conversion) adalah perubahan bentuk energi dari yang satu
menjadi bentuk energi lain. Hukum konservasi energi mengatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan (dibuat) ataupun di musnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang
satu ke bentuk lainnya.
Masa revolusi industri yang dimulai dari penemuan mesin uap oleh James Watt, ini adalah
contoh konversi energi dari energi batubara menjadi energi gerak mesin uap. Pada kehidupan
sehari-hari misalnya energi listrik diubah menjadi energi cahaya lampu atau panasnya heater,
dinginnya AC (air conditioner) atau menjadi energi gerak motor listrik dan lain sebagainya.
Pada masa sekarang memang peranan energi listrik ini cukup luas dan lebih mudah
mengkonversi energi listrik ini menjadi bentuk energi lain. Energi listrik sendiri adalah
produk konversi energi dari energi lain seperti energi kinetik air terjun, energi uap/panas bumi,
energi minyak diesel, energi batubara dan lain sebagainya.

2. KLASIFIKASI DAN JENIS ENERGI


Energi secara umum dibagi dalam 2 bagian :
2.1 Transitional energy, energi yang bergerak dan dapat berpindah melintasi suatu
batas sistem.
2.2 Stored Energy, energi tersimpan yang berwujud sebagai massa, posisi dalam medan
gaya dll.

3. BENTUK ENERGI
Secara umum bentuk energi dibagi 6 kategori :
3.1 ENERGI MEKANIK
Adalah energi yang dimiliki suatu benda karena sifat geraknya. Energi mekanik
terdiri dari energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena posisinya (kedudukan) terhadap suatu acuan. Energi potensial
bumi tergantung pada massa benda, gravitasi bumi dan ketinggian benda. Sehingga
dapat dirumuskan: Ep = m.g.h
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin besar
kecepatan benda bergerak makin besar energi kinetiknya dan semakin besar massa
benda yang bergerak makin besar pula energi kinetik yang dimilikinya. Secara
matematis dapat dirumuskan:  Ek = ½ mv2

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
3.2 ENERGI LISTRIK
Adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik
(kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik
yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W. Sedangkan perumusan yang
digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah :
W = Q.V
Ket :
W = Energi listrik ( Joule)
Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V = Beda potensial ( Volt )
Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan
W = (I.t).V
W = V.I.t
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka
diperoleh perumusan
W = I.R.I.t atau W = I2 R t
Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori
sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).
3.2.1 Konversi Energi Listrik
Energi listrik didapat dari merubah bentuk energi lainnya, seperti gerak,
panas, kimia dan nuklir PLTA, PLTU, PLTD, PLTG adalah penghasil listrik
dengan merubah energi gerak menjadi energi listrik. Alat yang digunakan di
sini adalah generator. Baterai, aki, dan elemen volta adalah penghasil listrik
dari energi kimia PLTS adalah penghasil listrik dari energi matahari dengan
menggunakan sel surya.
3.2.2 Konversi Energi Listrik Menjadi Kalor
Beberapa alat listrik merubah listrik menjadi kalor, seperti setrika, solder
dan pemanas listrik. Banyaknya kalor yang dihasilkan sama dengan
banyaknya listrik yang digunakan sehingga banyaknya kalor yang dihasilkan
atau listrik yang digunakan dapat kita hitung dengan persamaan: W = Q atau
V . I . t = m . C . ΔT
3.2.3 Pemanfaatan Energi Listrik
Energi listrik dapat diubah-ubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain.
Energi listrik menjadi energi kalor, alat yang digunakan yaitu setrika listrik,
ceret listrik, kompor listrik, dll. Energi listrik menjadi energi cahaya, alat

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
yang digunakan yaitu lampu pijar, lampu neon, dll. Energi listrik menjadi
energi gerak, alat yang digunakan yaitu kipas angin, penghisap debu, dll, dan
masih banyak lagi penggunaan energi listrik.
3.3 ENERGI ELEKTROMAGNETIK
Adalah bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Energi
radiasi biasanya dinayatakan dalam satuan energi yang sangat kecil seperti (eV) atau
(MeV). Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk energi murni atau tidak
berkaiatan dengan massa. Radiasi ini hanya sebagai energi transisional yg bergerak
dgn kecepatan cahaya (c). Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang
dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/ wavelength,
frekuensi, amplitude/ amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang,
sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah
jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi
tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi
elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan
frekuensi berbanding terbalik
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam
semesta pada level yang berbeda-beda. Semakin tinggi level energi dalam suatu
sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan
semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan
untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya disebut spectrum elektromagnetik. Gambar spectrum
elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam
satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang
tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat
tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray
dan Gamma Ray.
Energi E dari gelombang-gelombang berbanding lurus dengan frekuensi radiasi
(v) dan dinyatakan dengan hubungan :
E = hv
E = energi (Joule)
h = kontanta Planck (6,626 x 10-32 J.s)
v = frekuensi

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
3.4 ENERGI KIMIA
Adalah energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron dimana dua atau lebih
atom dan molekul2 berkombinasi menghasilkan senyawa kimia yang stabil. Energi
kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan (stored energy) yang jika
dilepaskan dalam suatu reaksi kimia, reaksi tsb dinamakan reaksi eksotermis. Energi
yang dilepaskan umumnya dinyatakan dlm satuan kalori atau British thermal unit
(Btu).
3.5 ENERGI NUKLIR
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi.
Reaksi fisi uranium menghasilkan neutron selain dua buah inti atom yang lebih
ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk
membentuk reaksi fisi berikutnya Reaksi fisi berantai Mekanisme ini terus terjadi
dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya,
terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat.
Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang
dahsyat. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor
yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan
listrik. Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di
dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan
perisai beton.
3.6 ENERGI THERMAL
Energi ini berkaitan dengan getaran atomik dan molekuler. Energi termal adalah
bentuk energi dasar, dimana semua bentuk energi dapat dikonversi secara penuh ke
energi lain. Bentuk transisional energi termal adalah panas dan umumnya dinyatakan
dalam satuan kalori atau Btu Energi termal dapat disimpan hampir pada semua media
sebagai panas sensibel atau panas laten.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
III. ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Motor induksi 1 fasa 1 buah
2. AVΩ meter 1 buah
3. Tacometer 1 buah
4. SVR AC 1 buah
5. Kabel penghubung secukupnya

IV. LANGKAH KERJA

Gambar 1.1 Motor AC kapasitor 1 fasa

1. Lakukan pengawatan dengan kabel penghubung sesuai gambar


2. Setelah semuanya selesai dirangkai, jangan nyalakan sumber dahulu. Pastikan asisten
memeriksa rangkaian
3. Nyalakan sumber listrik
4. Naikkan tegangannya secara bertahap, amati penunjukan :
a. Tegangan pada motor
b. Arus pada motor
c. Kecepatan putaran motor
5. Catat hasil pengamatan tersebut
6. Turunkan tegangan sumber listrik untuk sampai mencapai nilai “nol”
7. Matikan sumber.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
V. DATA PENGAMATAN

Kecepatan
No. Tegangan (V) Arus (A) Keterangan Lampu
Motor (RPM)
1. 50 0,58 1803
2. 75 0,3 2301
3. 100 0,81 2772

VI. TUGAS AKHIR

1. Bagaimana prinsip kerja motor kapasitor ?


Prinsip kerja motor kapasitor adalah dengan mengandalkan atau mengacu pada medan
magnet putar

2. Buatlah grafik hubungan antara tegangan terhadap putaran motor ?

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN TERHADAP


PUTARAN MOTOR
2900 2772
KECEPATAN MOTOR (RPM)

2700

2500
2301
2300

2100

1900 1803

1700

1500
50 75 100
TEGANGAN (V)

3. Jelaskan hubungan antara tegangan dan putaran rotor tersebut !


Semakin cepat putaran motor maka tegangan semakin besar (linier).

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Abstrak

Konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator 3 fasa merupakan proses yang penting
dalam menghasilkan listrik secara efisien. Generator 3 fasa adalah salah satu jenis generator yang
umum digunakan dalam industri dan pembangkit listrik. Proses konversi dimulai dengan
menggunakan energi mekanik yang diperoleh dari sumber daya alam seperti air, angin, atau gerakan
mekanik lainnya. Pada generator 3 fasa, terdapat tiga kumparan kawat yang diatur dalam tiga fasa
yang terpisah. Setiap fasa memiliki kumparan kawat yang ditempatkan pada sudut 120 derajat satu
sama lain. Konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator 3 fasa menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik. Ketika kumparan kawat berputar di antara medan magnet, medan magnet
yang berubah-ubah menyebabkan timbulnya arus listrik pada masing-masing fasa. Arus listrik ini
dihasilkan berdasarkan hukum induksi Faraday dan prinsip Lenz. Setelah dihasilkan, arus listrik pada
masing-masing fasa dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan untuk menghasilkan daya
listrik yang lebih besar. Biasanya, arus listrik dari generator 3 fasa dihubungkan ke sistem distribusi
listrik yang menggunakan tiga konduktor fasa yang terpisah. Konversi energi mekanik menjadi energi
listrik pada generator 3 fasa memberikan keuntungan dalam efisiensi dan stabilitas listrik. Dengan
menggunakan tiga fasa yang saling bergantian, generator 3 fasa mampu menghasilkan daya listrik
yang lebih stabil dan merata. Selain itu, penggunaan generator 3 fasa juga memungkinkan sistem
listrik untuk menggerakkan peralatan dengan beban yang lebih besar. Penerapan konversi energi
mekanik menjadi energi listrik pada generator 3 fasa sangat penting dalam industri dan pembangkit
listrik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip kerja dan keuntungan dari generator 3
fasa, kita dapat meningkatkan efisiensi dan kehandalan sistem listrik serta memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya alam untuk menghasilkan energi listrik yang berkelanjutan.

Kata kunci: konversi energi, mekanik, energi listrik, generator 3 fasa, induksi elektromagnetik
Rahmad Yasubri
2022-71-586
MODUL 2
KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI MEKANIK
PADA GENERATOR 3 FASA

I. TUJUAN
1. Memahami proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada
2. generator 3 fasa.
3. Mengetahui hubungan antara arus excitasi dengan putaran generator
4. Mengetahui hubungan antara arus excitasi dengan tegangan output
5. generator
6. Mengetahui hubungan antara putaran rotor dengan tegangan output
7. generator
8. Mampu menganalisa kesalahan yang terjadi pada saat praktek.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
II. TEORI TAMBAHAN
1. DEFINISI
Generator listrik merupakan mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari
sumber energi mekanis. Prinsip kerja dari generator listrik diantaranya sebagai induksi
elektromagnetik. Berdasarkan jenis arus listriknya, generator kemudian dibagi menjadi
generator arus searah serta generator arus bolak-balik.
Perbedaan keduanya ada pada penggunaan komutator pada generator arus searah beserta
cincin selip pada generator arus bolak-balik. Proses kerja generator listrik dikenal juga sebagai
pembangkit listrik. Generator listrik juga memiliki banyak kesamaan dengan motor listrik,
namun motor listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Selain itu, generator juga mendorong muatan listrik untuk dapat bergerak melalui sebuah
sirkuit listrik eksternal, namun generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam
lilitan kumparannya. Hal ini dapat dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang kemudian
menciptakan aliran air tetapi tidak menciptakan air di dalamnya.
Sumber energi mekanik kemudian dapat berupa resiprokal maupun turbin mesin uap, air
yang jatuh melalui sebuah turbin atau kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin,
engkol tangan, energi surya juga matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber
energi mekanis yang lalu lalang.

2. JENIS GENERATOR
2.1 Generator Arus Searah
Dasar kerja dari generator arus searah adalah terjadinya peristiwa induksi
elektromagnetik. Generator arus searah juga dapat menghasilkan kegagalan induksi ke satu
arah dengan mengubah bentuk cincin terminalnya. Cincin terminal dalam bentuk ini
disebut juga sebagai cincin belah atau komutator.
Generator arus searah hanya akan menggunakan komutator satu cincin yang terbelah
dua, sehingga kemudian menghasilkan arus searah, sedangkan generator arus bolak-balik
memiliki dua cincin yang terpisah.
Ketika gaya gerak listrik timbul, maka kontak dengan rangkaian beban kemudian
berganti terminal, sehingga tegangan keluaran hanya memiliki satu tanda serta
menghasilkan arus searah. Penambahan jumlah kumparan yang kemudian dihubungkan ke
komutator dengan cincin komutator yang terdiri dari beberapa segmen, serta mampu
mengurangi riak pada tegangan listrik arus searah.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
2.2 Generator Arus bolak-balik
Sistem arus bolak-balik pertama kali dibuat oleh William Stanley di Great Barrington,
Massachusetts. Proyek pembuatan sistem ini sendiri didanai oleh Westinghouse. Di saat
yang bersamaan, sistem arus bolak-balik kemudian diperjualbelikan oleh Nikola Tesla.
Penggunaan arus bolak-balik tersebut terus meningkat setelah C.S. Bradley membuat
generator bolak-balik 3 fasa pada tahun 1887. Generator arus bolak-balik tiga fasa ini
memiliki daya guna yang tinggi, sehingga digunakan sebagai pembangkit listrik secara
umum di dunia sejak tahun 1900 Masehi.
Generator arus bolak-balik ini terdiri dari suatu kumparan serta lilitan kawat yang
diputar di dalam medan magnet. Bagian dalam generator arus bolak-balik ini disebut juga
sebagai armatur. Isi armature adalah silinder besi yang digunakan sebagai tempat bagi
kumparan kawat untuk dililitkan.

3. PRINSIP KERJA GENERATOR


Dalam jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya, dijelaskan bahwa prinsip
dasar generator ialah arus bolak-balik. Prinsip generator juga menggunakan hukum Faraday
yang menyatakan bahawa jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-
ubah, maka pada penghantar ini akan terbentuk gaya gerak listrik. Besar tegangan generator
kemudian akan sangat bergantung pada:
• Kecepatan putaran (N)
• Jumlah kawat di kumparan yang memotong fluks (Z)
• Banyaknya fluks magnet yang kemudian dibangkitkan oleh medan magnet (f)
• Konstruksi Generator
Dijelaskan pula jumlah kutub generator arus bolak-balik ini tergantung dari kecepatan rotor
serta frekuensi dari GGL yang dibangkitkan. Hubungan tersebut ini dapat ditentukan dengan
persamaan berikut: F = p.n/120 Keterangan: f = frekuensi tegangan (Hz) p = jumlah kutub
pada rotor n = kecepatan rotor (rpm).
Sebagaimana kita ketahui bahwa generator listrik adalah perangkat yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik, maka generator tidak menciptakan energi listrik, melainkan
hanya menggunakan energi mekanis yang dipasok untuk dapat menggerakkan muatan listrik.
Selain itu, prinsip kerja generator sinkron juga berdasarkan kepada induksi
elektromagnetik, setelah rotor diputarkan oleh penggerak mula (prime mover), maka kutub-
kutub pada rotor ini akan berputar secara otomatis. Apabila kumparan kutubnya disuplai oleh
tegangan searah, maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet yang berputar.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
Sementara itu, generator modern bekerja berdasarkan pada prinsip induksi elektromagnetik
yang pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Faraday juga
menemukan bahwa aliran listrik ternyata dapat diinduksi dengan cara menggerakkan
konduktor listrik, seperti pada kawat yang mengandung muatan listrik, ke dalam medan
magnet.
Oleh sebab itu, gerakan ini dapat menciptakan perbedaan tegangan di antara kedua ujung
kabel ataupun pada penghantar listrik, yang nantinya terjadi muatan listrik mengalir dan
menghasilkan arus listrik.

4. FUNGSI GENERATOR
Fungsi generator yang paling utama ialah menghasilkan energi elektrik dengan cara
mengubah gaya gerak di dalamnya. Selain itu, banyaknya peralatan elektronik saat ini juga
membuat generator memiliki banyak sekali fungsi. Adapun fungsi generator dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut:
4.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Generator merupakan komponen utama yang mampu membangkitkan tenaga
listrik. Adapun sumber energi yang digunakan bermacam-macam, seperti diantaranya
air, matahari, gas alam, gelombang laut, angin, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
fungsi generator adalah membuat kita tidak mudah kehabisan energi listrik.
4.2 Sebagai Cadangan Listrik
Sebagaimana kita tahu, banyak sekali tempat-tempat umum yang kemudian
menggunakan generator. Tentu saja, hal ini digunakan sebagai cadangan pasokan
listrik. Beberapa tempat seperti diantaranya supermarket, hotel, hingga rumah sakit,
menggunakan generator berupa genset untuk dapat menyimpan aliran listrik di
dalamnya.
Dengan adanya generator, maka cadangan aliran listrik ini kemudian dapat
membantu aktivitas sehari-sehari. Dengan begitu, tak perlu khawatir lagi jika terjadi
pemadaman listrik.

5. PENGEMBANGAN GENERATOR
Sebelum hubungan di antara magnet dan listrik ditemukan, generator kemudian
menggunakan prinsip elektrostatik. Mesin Wimshurst juga menggunakan induksi elektrostatik
atau “influence”. Generator Van de Graaff yang menggunakan salah satu dari dua mekanisme:
• Penyaluran muatan dari elektrode voltase-tinggi

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
• Muatan yang dibuat oleh efek triboelektrisitas dengan menggunakan pemisahan dua
insulator

5.1 Faraday
Generator 3 phase kedap suara terbuat sekitar 1831-1832 Michael Faraday kemudian
menemukan bahwa perbedaan potensial ini dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik
yang bergerak dengan tegak lurus terhadap medan magnet. Dia juga membuat generator
elektromagnetik pertama berdasarkan kepada efek ini dengan menggunakan cakram
tembaga yang berputar di antara kutub magnet tapal kuda.
Proses ini juga menghasilkan arus searah yang kecil. Selain itu, desain alat yang
dijuluki ‘cakram Faraday’ itu tak efisien dikarenakan oleh aliran arus listrik yang arahnya
berlawanan pada bagian cakram yang tidak terkena pengaruh medan magnet. Arus yang
diinduksi secara langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke bagian cakram di
luar pengaruh medan magnet.
Arus balik itu juga membatasi tenaga yang dialirkan ke kawat penghantar serta
menginduksi panas yang dihasilkan oleh cakram tembaga. Generator homopolar yang
kemudian dikembangkan selanjutnya dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan cara
menggunakan sejumlah magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram untuk dapat
mempertahankan efek medan magnet yang stabil.
Kelemahan yang lain dari pengembangan generator ini adalah kecilnya tegangan
listrik yang dihasilkan alat ini. Hal ini dapat terjadi karena jalur arus tunggal yang melalui
fluks magnetik.
5.2 Dinamo
Dinamo sebagai generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk
industri, dan masih merupakan generator terpenting yang kemudian digunakan pada abad
ke-21. Dinamo juga menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk dapat mengubah
putaran mekanik menjadi listrik arus bolak-balik.
Dinamo pertama ini berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte
Pixii, seorang pembuat peralatan dari Prancis. Alat ini juga menggunakan magnet
permanen yang diputar oleh sebuah “crank”.
Magnet yang berputar ini diletakkan sedemikian rupa sehingga kutub utara serta
selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii juga menemukan
bahwa magnet yang berputar dengan memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali
sebuah kutub melewati kumparan.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
Lebih jauh lagi, kutub utara serta selatan magnet menginduksi arus di arah yang
berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii akan mengubah arus bolak-balik
menjadi arus searah.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
III. ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Motor kapasitor 1 buah
2. Generator 1 buah
3. AVΩ meter 1 buah
4. Tacometer 1 buah
5. Kabel penghubung
6. Beban lampu 3 buah
7. SVR AC 1 buah
8. SVR DC 1 buah

IV. LANGKAH PRAKTEK PROSES ENERGI MEKANIK MENJADI LISTRIK PADA


GENERATOR 3 FASA
a. Percobaan 1 : Generator dengan Eksitasi AC

Gambar 2.1 Generator dengan eksitasi AC

1. Siapkan sumber listrik ( sumber arus bolak-balik )


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
a. 1 ( satu ) Volt meter AC
b. 1 ( satu ) Amper meter AC
c. 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Rangkai motor dan generator dengan kabel penghubung sesuai gambar
5. Sambungkan motor dengan generator (pastikan sambungannya kuat) Untuk Motor,
praktikan menghubungkannya dengan sumber AC dan untuk generator praktikan
menghubungkannya dengan excitasi
6. Setelah semuanya selesai dirangkai, jangan nyalakan sumber dahulu. Pastikan asisten
memeriksa rangkaian

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
7. Nyalakan sumber listrik
8. Naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan nilai maksimal arus eksitasi
(yang ditentukan oleh asisten), amati penunjukan :
a. Tegangan pada motor
b. Arus eksitasi
c. Perubahan nilai tegangan dan arus keluaran
d. Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus penguatan
9. Catat hasil pengamatan tersebut.
10. Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya
11. Matikan sumber
12. Rapihkan dan bereskan alat dan perlengkapan praktikum kembali seperti semula

b. Percobaan 2 : Generator dengan Eksitasi DC

Gambar 2.3 Generator dengan eksitasi DC

1. Siapkan sumber listrik ( sumber arus bolak-balik )


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
a. 1 ( satu ) Volt meter AC
b. 1 ( satu ) Amper meter AC
c. 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Rangkai motor dan generator dengan kabel penghubung sesuai gambar
5. Sambungkan motor dengan generator (pastikan sambungannya kuat) Untuk Motor,
praktikan menghubungkannya dengan sumber AC dan untuk generator praktikan
menghubungkannya dengan excitasi
6. Setelah semuanya selesai dirangkai, jangan nyalakan sumber dahulu. Pastikan asisten
memeriksa rangkaian
Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik
Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
7. Nyalakan sumber listrik
8. Naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan nilai maksimal arus eksitasi
(yang ditentukan oleh asisten), amati penunjukan : a. Tegangan pada motor
9. Arus eksitasi
10. Perubahan nilai tegangan dan arus keluaran
11. Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus penguatan
12. Catat hasil pengamatan tersebut.
13. Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya
14. Matikan sumber
15. Rapihkan dan bereskan alat dan perlengkapan praktikum kembali seperti semula

c. Percobaan 3 : Pengaruh kecepatan rotor terhadap output Generator

Gambar 2.4 Generator dengan eksitasi DC

1. Siapkan sumber listrik ( sumber arus bolak-balik )


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
a. 1 ( satu ) Volt meter AC
b. 1 ( satu ) Amper meter AC
c. 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Rangkai motor dan generator dengan kabel penghubung sesuai gambar
5. Sambungkan motor dengan generator (pastikan sambungannya kuat) Untuk Motor,
praktikan menghubungkannya dengan sumber AC dan untuk generator praktikan
menghubungkannya dengan excitasi
6. Setelah semuanya selesai dirangkai, jangan nyalakan sumber dahulu. Pastikan asisten
memeriksa rangkaian
7. Nyalakan sumber listrik

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
8. Naikkan tegangan yang disupply ke motor secara bertahap ( sesuai yang ditentukan oleh
asisten), amati penunjukan :
a. Tegangan pada motor
b. Putaran motor pada setiap perubahan nilai tegangan
9. Perubahan nilai tegangan dan arus keluaran
10. Catat hasil pengamatan tersebut.
11. Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya
12. Matikan sumber
13. Rapihkan dan bereskan alat dan perlengkapan praktikum kembali seperti semula

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
V. DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Generator dengan eksitasi DC
Putaran
Tegangan Arus Output Keterangan
No. Generator Eksitasi (V)
Output (V) (A) Lampu
(RPM)
Tidak
1. 2971 25 18,7 0,21
menyala
2. 2882 100 183,3 0,75 Menyala

3. 2750 150 221,8 0,83 Menyala

Tabel 2.2 Generator dengan eksitasi AC


Putaran
Tegangan Arus Output Keterangan
No. Generator Eksitasi (V)
Output (V) (A) Lampu
(RPM)
Tidak
1. 2997 25 1,1 0,03
menyala
Tidak
2. 2971 100 8,1 0,15
menyala
Tidak
3. 2950 150 15,8 0,21
menyala

VI. TUGAS AKHIR


1. Apa yang dimaksud Generator dan prinsip kerjanya ?
Generator adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya mengacu pada hukum induksi faraday (kumparan yang diletakkan pada medan
magnet yang berubah-ubah akan menghasilkan GGL induksi yang sebanding dengan
perubahan fluks.

2. Bagaimana teori timbulnya ggl (gaya gerak listrik)?


Ada 3 syarat timbulnya GGL, yaitu:
• Medan Magnet
• Kumparan
• Putaran

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
3. Buatlah grafik eksitasi AC dan eksitasi DC terhadap tegangan output generator !
Grafik Hubungan Antara Eksitasi DC Terhadap Tegangan Output Generator

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA EKSITASI DC


TERHADAP TEGANGAN OUTPUT GENERATOR
175 150
150
Eksitasi DC (V)

125 100
100
75
50 25
25
0
18,7 183,3 221,8
Tegangan Output Generator (V)

Grafik Hubungan Antara Eksitasi AC Terhadap Tegangan Output Generator

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA EKSITASI AC


TERHADAP TEGANGAN OUTPUT GENERATOR
175
150
150

125
Eksitasi DC (V)

100
100

75

50
25
25

0
1,1 8,1 15,8
Tegangan Output Generator (V)

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Abstrak

Konversi energi listrik menjadi energi panas adalah proses yang penting dalam berbagai aplikasi,
terutama dalam konteks pemanasan. Rheostat, salah satu alat kontrol listrik yang digunakan untuk
mengatur arus listrik, memainkan peran kunci dalam konversi ini.
Rheostat adalah perangkat elektronik yang berfungsi sebagai resistansi variabel, yang memungkinkan
pengguna untuk mengontrol jumlah arus listrik yang mengalir melaluinya. Konversi energi listrik
menjadi energi panas terjadi pada rheostat karena adanya resistansi dalam perangkat.
Ketika arus listrik mengalir melalui rheostat, perangkat ini menyebabkan resistansi terhadap aliran
arus tersebut. Saat resistansi meningkat, energi listrik yang dibawa oleh arus tersebut akan diubah
menjadi energi panas. Prinsip ini dijelaskan oleh hukum Joule, yang menyatakan bahwa panas yang
dihasilkan oleh arus listrik berbanding lurus dengan kuadrat resistansi dan kuadrat besar arus yang
mengalir melalui resistansi.
Konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat memiliki banyak aplikasi praktis. Salah
satu contohnya adalah dalam sistem pemanas ruangan. Rheostat digunakan untuk mengatur jumlah
arus listrik yang mengalir melalui elemen pemanas, seperti kawat pemanas atau elemen pemanas
keramik. Dengan mengontrol resistansi pada rheostat, pengguna dapat mengatur suhu ruangan
dengan mengubah jumlah energi listrik yang dikonversi menjadi energi panas oleh elemen pemanas.
Selain itu, konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat juga diterapkan dalam bidang
industri. Rheostat digunakan dalam pengaturan suhu pada oven industri, tungku peleburan logam,
dan berbagai sistem pemanas industri lainnya. Dalam hal ini, rheostat memberikan kontrol yang
presisi terhadap konversi energi listrik menjadi energi panas, memungkinkan penggunaan yang
efisien dan penyesuaian sesuai kebutuhan.
Dalam kesimpulan, konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat adalah proses yang
penting dalam berbagai aplikasi pemanasan. Dengan menggunakan rheostat sebagai kontrol
resistansi, energi listrik dapat diubah menjadi energi panas dengan presisi dan efisiensi. Penerapan
konversi ini dapat ditemukan dalam sistem pemanas ruangan, industri, dan berbagai aplikasi lainnya.
Dengan memahami prinsip dan penggunaan rheostat dalam konversi ini, kita dapat mengoptimalkan
pemanfaatan energi listrik dan mencapai pemanasan yang efisien dan sesuai kebutuhan.

Kata kunci: konversi energi, listrik, energi panas, rheostat, pemanasan


Rahmad Yasubri
2022-71-586
MODUL 3
KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS PADA RHEOSTAT

I. TUJUAN
1. Memahami dasar konversi energi listrik menjadi energi panas.
2. Mengetahui kenaikan suhu yang terjadi pada rheostat.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
II. TEORI TAMBAHAN
1. PENDAHULUAN
Energi listrik adalah sumber daya yang tak ternilai harganya dalam kehidupan modern
kita. Namun, sering kali kita juga membutuhkan energi panas untuk berbagai keperluan,
seperti pemanasan ruangan, proses industri, dan sebagainya. Konversi energi listrik menjadi
energi panas pada rheostat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan ini. Dalam
artikel ini, kita akan menjelaskan prinsip dan mekanisme konversi energi listrik menjadi
energi panas pada rheostat, serta menguraikan aplikasi dan manfaatnya dalam berbagai
bidang.

2. PRINSIP KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS PADA


RHEOSTAT
Konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat didasarkan pada hukum Joule.
Hukum ini menyatakan bahwa panas yang dihasilkan oleh arus listrik berbanding lurus dengan
kuadrat besar arus dan resistansi pada rangkaian. Rheostat, sebagai perangkat kontrol listrik,
memungkinkan pengaturan resistansi untuk mengatur aliran arus dan mengubah energi listrik
menjadi energi panas.
Rheostat adalah jenis resistor yang dapat mengatur resistansi dalam rangkaian. Biasanya,
terdiri dari kumparan kawat dengan kontak geser yang dapat bergerak di sepanjang kumparan.
Dengan memindahkan kontak geser ke posisi tertentu, resistansi dalam rangkaian dapat
diubah, yang pada gilirannya mengatur jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan
menghasilkan energi panas.

3. Aplikasi Rheostat dalam Pemanasan Ruangan


Salah satu aplikasi utama dari konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat
adalah dalam pemanasan ruangan. Rheostat digunakan sebagai pengatur suhu dalam sistem
pemanas ruangan. Ketika resistansi pada rheostat diubah, jumlah energi listrik yang mengalir
melalui elemen pemanas akan berubah, dan dengan demikian menghasilkan energi panas yang
diperlukan untuk memanaskan ruangan.
Pemanasan ruangan dengan menggunakan rheostat memiliki beberapa keuntungan.
Pertama, fleksibilitas dalam mengatur suhu ruangan. Pengguna dapat mengubah resistansi
pada rheostat sesuai dengan preferensi mereka untuk mencapai suhu yang diinginkan. Kedua,
kontrol suhu yang presisi. Rheostat memungkinkan pengaturan suhu yang sangat akurat dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ketiga, efisiensi energi yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan rheostat, energi listrik dikonversi menjadi energi panas hanya dalam

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu yang diinginkan, menghindari
pemborosan energi.

4. Konversi Energi Listrik menjadi Energi Panas pada Rheostat dalam Industri
Selain pemanasan ruangan, konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat
juga memiliki berbagai aplikasi dalam industri. Rheostat digunakan sebagai pengendali suhu
dalam sistem pemanas industri dan tungku peleburan logam. Dalam konteks ini, rheostat
memberikan kontrol yang presisi terhadap konversi energi listrik menjadi energi panas.
Dalam industri, rheostat digunakan untuk mengontrol suhu dalam proses pemanasan dan
peleburan logam. Dalam aplikasi ini, suhu yang tepat harus dipertahankan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Rheostat memungkinkan pengaturan suhu dengan sangat presisi, yang
penting untuk memastikan kualitas produk yang konsisten. Selain itu, penggunaan rheostat
dalam industri juga memungkinkan pengaturan suhu yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan produksi. Hal ini dapat membantu dalam mengoptimalkan efisiensi energi dan
penghematan biaya operasional.

5. Keuntungan dan Manfaat Konversi Energi Listrik Menjadi Energi Panas pada
Rheostat
Konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat membawa sejumlah manfaat
yang signifikan, yaitu:
5.1 Kontrol yang fleksibel. Rheostat memungkinkan pengguna untuk mengubah
resistansi dan mengatur jumlah energi listrik yang dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan yang berbeda. Ini memberikan pengguna kebebasan untuk mengatur
suhu dan mengontrol pemanasan sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.
5.2 Efisiensi energi yang lebih tinggi. Dengan menggunakan rheostat, energi listrik
dikonversi menjadi energi panas hanya dalam jumlah yang diperlukan. Ini
mengurangi pemborosan energi dan membantu dalam penghematan energi secara
keseluruhan. Efisiensi energi yang lebih tinggi juga berkontribusi pada
pengurangan emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan negatif.
5.3 Keberlanjutan energi. Konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat
dapat didukung oleh sumber energi terbarukan, seperti energi surya atau energi
angin. Dengan menggunakan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan energi
listrik yang kemudian dikonversi menjadi energi panas, kita dapat mengurangi
ketergantungan pada sumber daya fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
Konversi energi listrik menjadi energi panas pada rheostat adalah proses penting dalam
memenuhi kebutuhan energi panas kita. Dalam pemanasan ruangan dan industri, rheostat
digunakan sebagai pengatur suhu yang presisi dan efisien. Dengan mengubah resistansi pada
rheostat, energi listrik dikonversi menjadi energi panas sesuai dengan kebutuhan yang
spesifik. Penggunaan rheostat membawa banyak manfaat, termasuk kontrol yang fleksibel,
efisiensi energi yang lebih tinggi, dan dukungan terhadap keberlanjutan energi. Dalam era
yang fokus pada efisiensi dan keberlanjutan energi, konversi energi listrik menjadi energi
panas pada rheostat menjadi solusi yang penting untuk memenuhi kebutuhan energi panas kita
dengan cara yang efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
III. ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Rheostat 2 buah
2. AVΩ meter 1 buah
3. Sumber AC 1 set
4. MCB dan MCCB 1 set panel
5. Kabel penghubung secukupnya

IV. LANGKAH PRAKTEK

Gambar 3.1 Rehostat

1. Siapkan rheostat (variabel resistor) , saklar dan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek
(sumber arus bolak balik 220V).
2. Siapkan alat ukur (Amperemeter dan infrared thermometer) dengan batas ukur sesuai
peralatan listrik yang akan diukur.
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya.
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar diatas.
5. Rheostat pada awalnya memiliki tahan yang maksimal.
6. Masukan sumber listrik AC pada rangkaian dan pastikan posisi tegangan sebelum
dihubungkan adalah “nol”
7. Amati penunjukan Amperemeter dan catat nilai arus yang mengalir sesuai waktu yang
ditentukan
8. Ukurlah suhu kenaikan pada rheostat menggunakan thermometer inframerah
9. Catat nilai yang di dapatkan sesuai waktu yang ditetapkan.
10. Ulangi langkah 6-9 dengan memakai rheostat yang baru, tetapi nilai tahanannya di
perkecil (setengahnya)
11. Analisa hasil percobaan ini.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Rahmad Yasubri
2022-71-586
V. DATA PENGAMATAN
Tabel 3.1 Rheostat Tahanan Setengah Maksimal
No. Waktu (detik) Suhu (℃)
1. 5 3,6
2. 7 33,2
3. 10 34

Tabel 3.2 Rheostat Tahanan Maksimal


No. Waktu (detik) Suhu (℃)
1. 10 31,1
2. 13 31,6
3. 15 32,1

VI. TUGAS AKHIR


1. Bagaimana cara kerja rheostat berdasarkan hukum yang berlaku?
Rheostat bekerja berdasarkan hukum ohm. Hukum ohm berbunyi “Kuat arus dalam suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding
terbalik dengan hambatan rangkaian”.

2. Buatlah grafik waktu terhadap suhu pada rheostat tahanan maximal!

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WAKTU TERHADAP


SUHU PADA RHEOSTAT TAHANAN MAKSIMAL
32,2 32,1

32

31,8
Suhu (◦C)

31,6
31,6

31,4

31,2 31,1

31
13 13 15
Waktu (detik)

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Energi Listrik


Institut Teknologi - PLN
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai