Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

MODUL VI RANGKAIAN RESONANSI

Nama : Muhammad Najmi Nasution

Kelompok : 8D

Kelas :D

Program Study : S1 Teknik Elektro

Tgl Praktikum :

Tgl Presentasi :

Nama Asisten : Jihan Fadillah

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA

2021
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149

MODUL VI
RANGKAIAN RESONANSI

I. TUJUAN
a. Mengamati pengauh frekuensi sumber daya arus bolak balik terhadap nilai
resistansi dan reaktansi (induktif & kapasitif) rangkaian R, L dan C
b. Mencari frekuensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan
II. ALAT & BAHAN
a. Sumber tegangan arus bolak balik
b. Fungtion Generator
c. Multimeter
d. Resistor
e. Induktor
f. Kapasitor
g. Kabel penghubung

Labaoratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi - PLN
III. TEORI MODUL

1. Pengaruh Frekuensi
a. Terhadap Resistansi
Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperature.
Di samping itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekuensi sumber.
Semakin tinggi frekuensi arus yang mengalir pada suatu media tidak tersebar
di seluruh penampang melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit
media penghantar. Kerapatan arus akan semakin besar. Dengan demikian,
luas penampang yang dilintasi arus akan semakin sempit.

Gambar 7.1 Kerapatan Arus Pada Suatu Penghantar


Sebagai akibatnya, sesuai persamaan :
𝒍
𝑹=𝝆 (Pers 7.1)
𝑨

Dimana R adalah nilai resistansi, ρ adalah tahanan jenis dan A adalah luas
penampang. Maka nilai resistansi akan naik sesuai dengan frekuensi sumber
(karena mengecilnya nilai A). Efek ini dikenal dengan sebutan efek kulit
(skin effect).
b. Terhadap Induktansi
Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor tidak memberikan
pengaruh apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang kadang-
kadang sering diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem
arus bolak balik, terdapat perlawanan lain yang disebut dengan induktif (XL).
𝑿𝑳 = 𝟐𝝅𝒇𝑳 (Pers 7.2)
Dimana XL adalah resistansi induktif (Ω), f adalah frekuensi (Hz) dan L
adalah induktansi (Henry). Nilai resistansi berubah – ubah tergantung dari
frekuensi sumber. Bila ZL adalah impedansi, maka pada sistem arus bolak balik
induktor akan memberikan impedansi sebesar :
𝒁𝑳 = 𝑹𝑳 + 𝒋𝑿𝑳 (Pers 7.3)
Dimana XL adalah resistansi induktif murni (selanjutnya disebut reaktansi saja)
dan RL adalah nilai resistansi murni murni dari induktor. Selanjutnya:

𝒁𝑳 = √𝑹𝑳𝟐 + 𝑿𝑳𝟐 (Pers 7.4)

Pada gambar 7.2 terlihat bahwa rangkaian induktor yang sesungguhnya bias
digantikan dengan rangkaian yang mengandung resistor dan induktor murni
(gambar
7.3).

Gambar 7.2 Rangkaian Semula Gambar 7.3


Rangkaian Ideal Dari
gambar 5.3, dapat dituliskan persamaan tegangannya: VR = I . RL
VL = I . XL
VS = I . Z (Pers 7.5)
c. Terhadap Kapasitansi
Pada sistem arus searah (kondisi mantap), aliran arus ditahan oleh kapasitor,
sedangkan pada sistem arus bolak balik arus dihantarkan dengan suatu
perlawanan (disebut dengan reaktansi kapasitif).
𝟏
𝑿𝑪 = 𝟐 𝝅𝒇𝑪 (Pers 7.6)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi sumber,
nilai XC akan semakin kecil. Dengan demikian, pada rangkaian listrik yang
bekerja dengan frekuensi tinggi harus memperhatikan masalah kapasitansi liar
yang mungkin muncul akibat dari jalur konduktor yang sejajajr dan berdekatan.
Rendahnya reaktansi kapasitif mengakibatkan seolah-olah rangkaian menjadi
terhubung singkat.
2. Frekuensi Resonansi
Kita sudah mempelajari bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan
frekuensi. Pada rangkaian yang mengandung induktor dan kapasitor (baik seri
maupun pararel) dapat terjadi suatu kondisi dimana nilai XC = XL yang disebut
dengan resoanansi. a. Resonansi Tegangan (Resonansi Seri)
Pada rangkaian seri RLC dapat terjadi resonansi yang disebut resonansi tegangan.

Gambar 7.4 Rangkaian


Seri LC Dari persamaan impedansi :

𝒁𝑳 = √𝑹𝟐 + (𝑿𝑳 − 𝑿𝑪)𝟐 (Pers 7.7)


Maka dengan XL = XC, nilai impedansi pada saat resonansi hanya ditentukan
oleh nilai perlawanan / resistansi induktor saja. Nilai absolut tegangan jatuh
pada XL dan XC masing-masing akan melebihi nilai tegangan sumber dan arus
akan mencapai maksimum. Secara matematis, frekuensi resonansi ditentukan
oleh persamaan;
𝟏
=
𝒇𝟎 𝟐𝝅√𝑳𝑪 (Pers 7.8)
b. Resonansi Arus (Resonansi Pararel)
Resonansi arus dapat terjadi pada rangkaian LC pararel:

Gambar 7.5 Rangkaian Pararel


Yang berbeda adalah akibatnya. Pada resonansi arus impedansi rangkaian
menjadi besar sekali sehingga arus rangkaian mencapai nilai minimum,
walaupun demikian, arus pada cabang bernilai besar dengan IL = IC namun
berlawanan fase.
IV. TEORI TAMBAHAN

Resonansi listrik adalah suatu keadaan dimana nilai reaktansi kapasitif (XC) sama
dengan nilai reaktansi induktif (XL) pada rangkaian R-L-C yang dialiri arus bolak-balik
(AC).

Reaktansi kapasitif atau XC adalah hambatan yang terdapat pada komponen kapasitor
ketika dialiri arus AC, hal ini terjadi karena hanya arus AC yang memiliki frekuensi.
Apabila kapasitor mendapatkan aliran arus DC, maka akan menyimpan muatan listrik.
Berikut rumus dari reaktansi kapasitif :

Dimana:
Xc = reaktansi kapasitif (W)
f = frekuensi (hertz)
C = kapasitansi (farad)
Sedangkan reaktansi induktif atau XL adalah hambatan yang terdapat pada komponen
induktor ketika dialiri arus AC. Apabila dialiri arus DC induktor hanya menjadi magnit dan
tidak memiliki hambatan.

Berikut rumus dari reaktansi induktif :


XL = 2 π f L
Dimana:
XL = reaktansi induktif (W)
f = frekuensi (hertz)
L = induktansi (Henry)
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149
Maka, ketika keadaan XL = XC akan menimbulkan frekuensi resonansi. Frekuensi
resonansi akan menyebabkan perbedaan phase tegangan AC dan arus AC akan sebesar 90°.
Maka dapat dituliskan persamaan matematis dari frekuensi resonansi sebagai berikut:

Dimana:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi (Henry)
C = kapasitansi (Farad)

Frekuensi resonansi dimanfaatkan untuk rangkaian osilator dan rangkaian penala.


Rangkaian osilator berfungsi untuk menghasilkan gelombang listrik frekuensi radio untuk
mentransmisikan suara. Rangkaian osilator ini terdiri dari lilitan induktor dan kapasitor yang
dipasang secara seri.
Sedangkan rangkaian penala adalah rangkaian yang berfungsi untuk memilih
frekuensi radio yang diinginkan (tuning) dari beberapa frekuensi radio lainnya. Rangkaian
penala ini terdiri dari induktor dan variabel kapasitor yang dipasang secara paralel.

Labaoratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi - PLN
V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Pengaruh Frekuensi

Gambar 7.6
1.1. Terhadap Resistansi
a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 7.6, pilihlah sendiri besarnya nilai tahanan
yang akan anda gunakan, ukur terlebih dahulu nilai resistansinya dengan mulitester
serta catat kode warnanya.
b. Atur sumber tegangan arus bolak balik sampai mencapai 3 Volt dan selama
percobaan berlangsung harus selalu dipertahankan tetap.
c. Atur frekuensi sumber 50 Hz, 100 Hz, 2 KHz kemudian 4 KHz. Amati dan catat
besar arus dan tegangan pada setiap kedudukan frekuensi tersebut.
d. Ulang percobaan a sampai dengan c dengan nilai R yang berebeda (R2, R3, dan R4)
1.2. Terhadap Reaktansi Induktif
a. Buat rangkaian seperti pada gambar 7.6 komponen R diganti dengan L
b. Ukur tahanan induktor tersebut dengan multimeter dan catat hasilnya.
c. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan
sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini.
d. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan
frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat
besar arus yang mengalir (perhatikan batas skala arus dan kemampuan arus
maksimum indukor).
e. Ulangi percobaan a sampai d dengan nilai induktansi yang berbeda (pararelkan
induktor yang sudah terpasang dengan 1 buah induktor yang sejenis)
1.3. Terhadap Reaktansi Kapasitif
a. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5.13, komponen R diganti dengan
kapasitor non polar (tentukan sendiri nilainya)
b. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan
sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini.
c. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan
frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat
besar arus yang mengalir (perhatikan batas skala maksimum amperemeter).
d. Ulangi percobaan a sampai dengan c dengan kapasitor yang berbeda (3 buah kapasitor)
2. Rangkaian Resonansi Tegangan

Gambar 7.7
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.14. Tentukan sendiri nilai kapasitornya, sedangkan
induktornya adalah 1 mH/100 mA.
b. Atur tegangan sumbersebesar 3 Volt, kemudian carilah frekuensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekuensi sumber. Catat frekuensi
resonansinya, arus yang mengalir, serta tegangan pada L dan C. perhatikan arus
maksimal L.
c. Ubah kedudukan frekuensi beberapa nilai di atas dan di bawah frekuensi resonansi
(masing – masing 10 nilai) secara bertahap. Pada setiap kedudukan frekuensi catat
besar arus yang mengalir serta tegangan pada kapasitor dan induktor. Ingat, selama
perubahan frekuensi dilakukan tegangan sumber harus dijaga tetap.

3. Rangkaian Resonansi Arus

Gambar 7.8
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.15. gunakan kapasitor dan induktor yang sama dengan
yang digunakan pada percobaan 5.2.
b. Atur tegangan sumber sebesar 3 Volt, kemudian carilah frekuensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekuensi sumber. Catat frekuensi
resonansinya, arus total, arus cabang yang mengalir pada saat resonansi terjadi.
c. Perhatikan kapasitas arus maksimum induktor.
d. Ubah kedudukan frekuensi secara bertahap. Pada setiap kedudukan frekuensi catat
besar arus yang mengalir serta tegangan pada kapasitor dan induktor. Ingat, selama
perubahan frekuensi dilakukan tegangan sumber harus dijaga tetap.
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149

VI. DATA PENGAMATAN

1. Pengaruh Frekuensi
 Terhadap R
f (Hz) R = 470 Ω
VS
I (mA) V
3 50 5,52 2,556
100 5,52 2,563
1000 5,53 2,542
2000 5,52 2,473
4000 5,50 2,237

 Terhadap L
f (Hz) L = 2.5 mH
VS
I (mA) V

3 50 23,68 1,300

100 23,69 1,301

1000 23,35 1,325

2000 22,64 1,358

4000 20,65 1,371

 Terhadap C

F C = 10µF
VS (Hz)
I (mA) V

3 50 9,46 2,810

100 19,56 2,365

1000 42,9 0,627

2000 43,8 0,326

4000 44 0,161

Labaoratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi - PLN
2. Resonansi Tegangan
Vs R (Ω) L (mH) C (µF) f (Hz) I (mA) VR(V) VL(V) VC(V)

3 470 2,5 10 25 4,29 1,995 1,121 1,280

50 03,40 1,571 0,270 1,989

75 04,47 2,076 0,379 0,891

. 100 04,52 2,090 0,326 0,706

125 04,65 2,170 0,364 0,569

150 04,76 2,210 0,335 0,486

175 04,77 2,216 0,340 0,420

200 04,81 2,233 0,330 0,375

225 04,82 2,237 0,332 0,333

250 04,83 2,241 0,332 0,301

275 04,83 2,244 0,333 0,275

300 04,83 2,246 0,333 0,253

325 04,84 2,247 0,334 0,234

350 04,84 2,249 0,334 0,217

375 04,85 2,249 0,335 0,204

400 04,86 2,250 0,335 0,191

425 04,86 2,251 0,335 0,181

450 04,86 2,251 0,335 0,171

475 04,86 2,251 0,335 0,162

500 04,86 2,251 0,335 0,154

525 04,86 2,251 0,336 0,147


3. Resonansi Arus
Vs R (Ω) L (mH) C (µF) f (Hz) I (mA) IR(mA) IL(mA) IC(mA)
3 470 2,5 10 25 23,09 2,45 21,22 2,06

50 24,08 2,47 21,31 4,05

75 24,45 2,45 20,16 5,98


. 100 24,78 2,43 20,97 7,85

125 25,24 2,41 20,74 9,64


150 25,69 2,38 20,38 11,38
175 26,24 2,35 20,9 13,02
200 26,83 2,31 19,79 14,59

225 27,42 2,27 19,49 16,06

250 28,02 2,23 19,12 17,47


275 28,61 2,14 18,77 18,80

300 29,19 2,15 18,41 20,05


325 29,72 2,11 18,04 21,23
350 30,32 2,06 17,67 22,34

375 30,84 2,02 17,30 23,37

400 31,35 1,98 16,93 24,33


425 31,84 1,93 16,53 25,24
450 32,30 1,89 16,20 26,09

475 32,79 1,75 15,84 26,88

500 33,16 1,81 15,50 27,63


Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149

VII. TUGAS AKHIR

1. Hitung nilai R dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap resistansi dengan


menggunakan hukum Ohm dan bandingkan dengan nilai yang diperoleh dari
pengukuran langsung ataupun dari kode warnanya. Jika terjadi perbedaan berikan
alasannya!

2. Hitung besar reaktansi induktif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi
pada masing-masing frekuensi!

3. Buat kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi sebagai
fungsi dari frekuensi!

4. Hitung besar reaktansi kapasitif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi
pada masing-masing frekuensi!

5. Buat kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi sebagai
fungsi dari frekuensi!

6. Hitung frekuensi resonansi dari percobaan Resonansi Tegangan secara


matematis. Bandingkan dengan hasil data pengamatan anda!
!

7. Hitung frekuensi resonansi dari percobaan Resonansi Arus secara matematis.


Bandingkan dengan hasil data pengamatan anda!

jawaban
V 3V
1. a. R= = =5 43,47 Ω
I 5,5 2× 10−3 A
V 3V
b. R= = =543,47
I 5 ,52 ×10−3 A
V 3V
c. R= = =5 42,49 Ω
I 5 ,53 × 10−3 A
V 3V
d. R= = =543,47
I 5 ,52 ×10−3 A
V 3V
e. R= = =5 45,45 Ω
I 5 ,50 × 10−3 A

2. a. X L =2 πfL=2 π .50 Hz .2,5× 10−3 H=0,79 Ω

Labaoratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi - PLN
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149
b. X L =2 πfL=2 π .100 Hz .2,5× 10−3 H=1,57 Ω
c. X L =2 πfL=2 π .1000 Hz .2,5× 10−3 H=15,71 Ω
d. X L =2 πfL=2 π .2000 Hz .2,5× 10−3 H=31,42 Ω
e. X L =2 πfL=2 π .4000 Hz .2,5× 10−3 H=62,83 Ω

1 1
4. a. X C = = =318,31 Ω
2 πfC 2 π .50 Hz .10 ×10−6 F
1 1
b. X C = = =159,15 Ω
2 πfC 2 π .100 Hz .10 ×10−6 F
1 1
c. X C = = =15,92 Ω
2 πfC 2 π .1000 Hz .10 ×10−6 F
1 1
d. X C = = =7,96 Ω
2 πfC 2 π .2000 Hz .10 ×10−6 F
1 1
e. X C = = =3,98 Ω
2 πfC 2 π .4000 Hz .10 ×10−6 F

1 1
6. f = = =1006,58 Hz
2 π √ LC 2 π √ 2,5× 10 H × 10× 10−6 F
−3

fPerhitungan−fPercobaan 1006,58 Hz−225 Hz


KR= | fPerhitungan |
× 100= | 1006,58 Hz |
×100=77 %
1 1
7. ¿ = =1006,58 Hz
2 π √ LC 2 π √2,5 ×10 H ×10 ×10−6 F
−3

fPerhitungan−fPercobaan 1006,58 Hz−275 Hz


KR= | fPerhitungan |
× 100= | 1006,58 Hz |
×100=72%

Labaoratorium Dasar Teknik Elektro


Institut Teknologi - PLN
VIII. ANALISA

Pada praktikum kali ini pada praktikum rangkaian listrik satu modul enam dengan judul rangkaian
resonansi. Praktikum kali ini memiliki dua tujuan yaitu yang pertama Mengamati pengauh frekuensi
sumber daya arus bolak balik terhadap nilai resistansi dan reaktansi (induktif & kapasitif) rangkaian R, L
dan C dan yang kedua Mencari frekuensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan
Di praktikum kali ini membahas beberapa teori di antara lain 1. Pengaruh Frekuensi ,a. Terhadap
Resistansi Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperature. Di samping
itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekuensi sumber. Semakin tinggi frekuensi arus yang mengalir
pada suatu media tidak tersebar di seluruh penampang melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit
media penghantar. Kerapatan arus akan semakin besar. Dengan demikian, luas penampang yang dilintasi
arus akan semakin sempit. b. Terhadap Induktansi Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor
tidak memberikan pengaruh apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang kadangkadang
sering diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem arus bolak balik, terdapat perlawanan
lain yang disebut dengan induktif (XL). c. Terhadap Kapasitansi Pada sistem arus searah (kondisi
mantap), aliran arus ditahan oleh kapasitor, sedangkan pada sistem arus bolak balik arus dihantarkan
dengan suatu perlawanan (disebut dengan reaktansi kapasitif). 2. Frekuensi Resonansi Kita sudah
mempelajari bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan frekuensi. Pada rangkaian yang
mengandung induktor dan kapasitor (baik seri maupun pararel) dapat terjadi suatu kondisi dimana nilai
XC = XL yang disebut dengan resoanansi.
Adapun alat alat yang di gunakan pada praktikum modul enam ini di antaranya Sumber tegangan arus
bolak balik, Function Generator adalah alat ukur elektronik yang dapat membangkitkan gelombang
dalam bentuk sinus, persegi empat dan bentuk gelombang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Alat ini juga
dapat menghasilkan frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan. Resistor atau hambatan ini merupakan
komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi guna menghambat serta mengatur arus listrik di dalam
suatu rangkaian elektronika, Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk
torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
dalam satuan Henry., Kapasitor dengan nilai yang di tentukan fungsi kapasitor sendiri Sebagai
Penyimpan arus atau tegangan listrik, Multimeter merupakan sebuah alat pengukur yang digunakan
untuuk mengetahui ukuran tegangan listrik, resistansi, dan arus listrik. Dalam perkembangannya, dapat
digunakan untuk mengukur temperatur, frekuensi, dan lainnya, Kabel-Kabel Penghubung di gunakan
untuk menghubungkan komponen dan alat
Selanjutnya di praktikum modul enam ini terdapat dua kali Langkah percobaan di antaranya adalah
pengaruh frekuensi terhadap R,Ldan C dan resonansi tegangan dan arus
Langkah percobaan yang pertama adalah Terhadap Resistansi pertama tama Buatlah rangkaian seperti
pada gambar 7.6, pilihlah sendiri besarnya nilai tahanan yang akan anda gunakan, ukur terlebih dahulu
nilai resistansinya dengan mulitester serta catat kode warnanya. selanjutnya Atur sumber tegangan arus
bolak balik sampai mencapai 3 Volt dan selama percobaan berlangsung harus selalu dipertahankan tetap.
Atur frekuensi sumber 50 Hz, 100 Hz, 2 KHz kemudian 4 KHz. Amati dan catat besar arus dan tegangan
pada setiap kedudukan frekuensi tersebut. Ulang percobaan a sampai dengan c dengan nilai R yang
berebeda (R2, R3, dan R4) .Selanjutnya Terhadap Reaktansi Induktif pertama tama Buat rangkaian
seperti pada gambar 7.6 komponen R diganti dengan L selanjutnya Ukur tahanan induktor tersebut
dengan multimeter dan catat hasilnya. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber
tegangan perlahanlahan sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini. Naikan
frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan frekuensi tersebut
berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat besar arus yang mengalir (perhatikan
batas skala arus dan kemampuan arus maksimum indukor).. Ulangi percobaan a sampai d dengan nilai
induktansi yang berbeda (pararelkan induktor yang sudah terpasang dengan 1 buah induktor yang
sejenis) .Selanjutnya Terhadap Reaktansi Kapasitif , Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5.13,
komponen R diganti dengan kapasitor non polar (tentukan sendiri nilainya) , Atur frekuensi sumber pada
nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai
tegangan pada kondisi ini. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama
perubahan frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat besar arus
yang mengalir (perhatikan batas skala maksimum amperemeter). Ulangi percobaan a sampai dengan c
dengan kapasitor yang berbeda (3 buah kapasitor)
Pada Langkah percobaan yang kedua membuat rangkaian resonansi tegangan atur sumber daya menjadi
3 volt dan menggunakan resistor 470Ω induktro 2,5mH dan kapasitor 10µF atur
IX. KESIMPULAN
1. Pengaruh frekuensi terhadap sumber daya arus bolak-balik terhadap nilai resistansi dan
reaktansi (Induktif dan Kapasitif) rangkaian R-L-C itu berbeda-beda. Pada resistif tidak
berpengaur pada nilai frekuensi. Sedangkan pada induktif maupun kapasitif itu terpengaruh
terhadap nilai frekuensi baik berbanding terbalik terhadap nilai arus maupun berbanding
lurus.
2. Rumus mencari frekuensi resonansi pada resonansi arus yaitu :
1
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶

Anda mungkin juga menyukai