PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK
Kelompok : 8D
Kelas :D
Tgl Praktikum :
Tgl Presentasi :
JAKARTA
2021
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149
MODUL VI
RANGKAIAN RESONANSI
I. TUJUAN
a. Mengamati pengauh frekuensi sumber daya arus bolak balik terhadap nilai
resistansi dan reaktansi (induktif & kapasitif) rangkaian R, L dan C
b. Mencari frekuensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan
II. ALAT & BAHAN
a. Sumber tegangan arus bolak balik
b. Fungtion Generator
c. Multimeter
d. Resistor
e. Induktor
f. Kapasitor
g. Kabel penghubung
1. Pengaruh Frekuensi
a. Terhadap Resistansi
Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperature.
Di samping itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekuensi sumber.
Semakin tinggi frekuensi arus yang mengalir pada suatu media tidak tersebar
di seluruh penampang melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit
media penghantar. Kerapatan arus akan semakin besar. Dengan demikian,
luas penampang yang dilintasi arus akan semakin sempit.
Dimana R adalah nilai resistansi, ρ adalah tahanan jenis dan A adalah luas
penampang. Maka nilai resistansi akan naik sesuai dengan frekuensi sumber
(karena mengecilnya nilai A). Efek ini dikenal dengan sebutan efek kulit
(skin effect).
b. Terhadap Induktansi
Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor tidak memberikan
pengaruh apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang kadang-
kadang sering diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem
arus bolak balik, terdapat perlawanan lain yang disebut dengan induktif (XL).
𝑿𝑳 = 𝟐𝝅𝒇𝑳 (Pers 7.2)
Dimana XL adalah resistansi induktif (Ω), f adalah frekuensi (Hz) dan L
adalah induktansi (Henry). Nilai resistansi berubah – ubah tergantung dari
frekuensi sumber. Bila ZL adalah impedansi, maka pada sistem arus bolak balik
induktor akan memberikan impedansi sebesar :
𝒁𝑳 = 𝑹𝑳 + 𝒋𝑿𝑳 (Pers 7.3)
Dimana XL adalah resistansi induktif murni (selanjutnya disebut reaktansi saja)
dan RL adalah nilai resistansi murni murni dari induktor. Selanjutnya:
Pada gambar 7.2 terlihat bahwa rangkaian induktor yang sesungguhnya bias
digantikan dengan rangkaian yang mengandung resistor dan induktor murni
(gambar
7.3).
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi sumber,
nilai XC akan semakin kecil. Dengan demikian, pada rangkaian listrik yang
bekerja dengan frekuensi tinggi harus memperhatikan masalah kapasitansi liar
yang mungkin muncul akibat dari jalur konduktor yang sejajajr dan berdekatan.
Rendahnya reaktansi kapasitif mengakibatkan seolah-olah rangkaian menjadi
terhubung singkat.
2. Frekuensi Resonansi
Kita sudah mempelajari bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan
frekuensi. Pada rangkaian yang mengandung induktor dan kapasitor (baik seri
maupun pararel) dapat terjadi suatu kondisi dimana nilai XC = XL yang disebut
dengan resoanansi. a. Resonansi Tegangan (Resonansi Seri)
Pada rangkaian seri RLC dapat terjadi resonansi yang disebut resonansi tegangan.
Resonansi listrik adalah suatu keadaan dimana nilai reaktansi kapasitif (XC) sama
dengan nilai reaktansi induktif (XL) pada rangkaian R-L-C yang dialiri arus bolak-balik
(AC).
Reaktansi kapasitif atau XC adalah hambatan yang terdapat pada komponen kapasitor
ketika dialiri arus AC, hal ini terjadi karena hanya arus AC yang memiliki frekuensi.
Apabila kapasitor mendapatkan aliran arus DC, maka akan menyimpan muatan listrik.
Berikut rumus dari reaktansi kapasitif :
Dimana:
Xc = reaktansi kapasitif (W)
f = frekuensi (hertz)
C = kapasitansi (farad)
Sedangkan reaktansi induktif atau XL adalah hambatan yang terdapat pada komponen
induktor ketika dialiri arus AC. Apabila dialiri arus DC induktor hanya menjadi magnit dan
tidak memiliki hambatan.
Dimana:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi (Henry)
C = kapasitansi (Farad)
Gambar 7.6
1.1. Terhadap Resistansi
a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 7.6, pilihlah sendiri besarnya nilai tahanan
yang akan anda gunakan, ukur terlebih dahulu nilai resistansinya dengan mulitester
serta catat kode warnanya.
b. Atur sumber tegangan arus bolak balik sampai mencapai 3 Volt dan selama
percobaan berlangsung harus selalu dipertahankan tetap.
c. Atur frekuensi sumber 50 Hz, 100 Hz, 2 KHz kemudian 4 KHz. Amati dan catat
besar arus dan tegangan pada setiap kedudukan frekuensi tersebut.
d. Ulang percobaan a sampai dengan c dengan nilai R yang berebeda (R2, R3, dan R4)
1.2. Terhadap Reaktansi Induktif
a. Buat rangkaian seperti pada gambar 7.6 komponen R diganti dengan L
b. Ukur tahanan induktor tersebut dengan multimeter dan catat hasilnya.
c. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan
sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini.
d. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan
frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat
besar arus yang mengalir (perhatikan batas skala arus dan kemampuan arus
maksimum indukor).
e. Ulangi percobaan a sampai d dengan nilai induktansi yang berbeda (pararelkan
induktor yang sudah terpasang dengan 1 buah induktor yang sejenis)
1.3. Terhadap Reaktansi Kapasitif
a. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5.13, komponen R diganti dengan
kapasitor non polar (tentukan sendiri nilainya)
b. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan
sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini.
c. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan
frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat
besar arus yang mengalir (perhatikan batas skala maksimum amperemeter).
d. Ulangi percobaan a sampai dengan c dengan kapasitor yang berbeda (3 buah kapasitor)
2. Rangkaian Resonansi Tegangan
Gambar 7.7
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.14. Tentukan sendiri nilai kapasitornya, sedangkan
induktornya adalah 1 mH/100 mA.
b. Atur tegangan sumbersebesar 3 Volt, kemudian carilah frekuensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekuensi sumber. Catat frekuensi
resonansinya, arus yang mengalir, serta tegangan pada L dan C. perhatikan arus
maksimal L.
c. Ubah kedudukan frekuensi beberapa nilai di atas dan di bawah frekuensi resonansi
(masing – masing 10 nilai) secara bertahap. Pada setiap kedudukan frekuensi catat
besar arus yang mengalir serta tegangan pada kapasitor dan induktor. Ingat, selama
perubahan frekuensi dilakukan tegangan sumber harus dijaga tetap.
Gambar 7.8
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.15. gunakan kapasitor dan induktor yang sama dengan
yang digunakan pada percobaan 5.2.
b. Atur tegangan sumber sebesar 3 Volt, kemudian carilah frekuensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekuensi sumber. Catat frekuensi
resonansinya, arus total, arus cabang yang mengalir pada saat resonansi terjadi.
c. Perhatikan kapasitas arus maksimum induktor.
d. Ubah kedudukan frekuensi secara bertahap. Pada setiap kedudukan frekuensi catat
besar arus yang mengalir serta tegangan pada kapasitor dan induktor. Ingat, selama
perubahan frekuensi dilakukan tegangan sumber harus dijaga tetap.
Muhammad Najmi Nasution
2020-11-149
1. Pengaruh Frekuensi
Terhadap R
f (Hz) R = 470 Ω
VS
I (mA) V
3 50 5,52 2,556
100 5,52 2,563
1000 5,53 2,542
2000 5,52 2,473
4000 5,50 2,237
Terhadap L
f (Hz) L = 2.5 mH
VS
I (mA) V
3 50 23,68 1,300
Terhadap C
F C = 10µF
VS (Hz)
I (mA) V
3 50 9,46 2,810
4000 44 0,161
2. Hitung besar reaktansi induktif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi
pada masing-masing frekuensi!
3. Buat kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap induktansi sebagai
fungsi dari frekuensi!
4. Hitung besar reaktansi kapasitif dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi
pada masing-masing frekuensi!
5. Buat kurva reaktansi dari percobaan pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi sebagai
fungsi dari frekuensi!
jawaban
V 3V
1. a. R= = =5 43,47 Ω
I 5,5 2× 10−3 A
V 3V
b. R= = =543,47
I 5 ,52 ×10−3 A
V 3V
c. R= = =5 42,49 Ω
I 5 ,53 × 10−3 A
V 3V
d. R= = =543,47
I 5 ,52 ×10−3 A
V 3V
e. R= = =5 45,45 Ω
I 5 ,50 × 10−3 A
1 1
4. a. X C = = =318,31 Ω
2 πfC 2 π .50 Hz .10 ×10−6 F
1 1
b. X C = = =159,15 Ω
2 πfC 2 π .100 Hz .10 ×10−6 F
1 1
c. X C = = =15,92 Ω
2 πfC 2 π .1000 Hz .10 ×10−6 F
1 1
d. X C = = =7,96 Ω
2 πfC 2 π .2000 Hz .10 ×10−6 F
1 1
e. X C = = =3,98 Ω
2 πfC 2 π .4000 Hz .10 ×10−6 F
1 1
6. f = = =1006,58 Hz
2 π √ LC 2 π √ 2,5× 10 H × 10× 10−6 F
−3
Pada praktikum kali ini pada praktikum rangkaian listrik satu modul enam dengan judul rangkaian
resonansi. Praktikum kali ini memiliki dua tujuan yaitu yang pertama Mengamati pengauh frekuensi
sumber daya arus bolak balik terhadap nilai resistansi dan reaktansi (induktif & kapasitif) rangkaian R, L
dan C dan yang kedua Mencari frekuensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan
Di praktikum kali ini membahas beberapa teori di antara lain 1. Pengaruh Frekuensi ,a. Terhadap
Resistansi Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperature. Di samping
itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekuensi sumber. Semakin tinggi frekuensi arus yang mengalir
pada suatu media tidak tersebar di seluruh penampang melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit
media penghantar. Kerapatan arus akan semakin besar. Dengan demikian, luas penampang yang dilintasi
arus akan semakin sempit. b. Terhadap Induktansi Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor
tidak memberikan pengaruh apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang kadangkadang
sering diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem arus bolak balik, terdapat perlawanan
lain yang disebut dengan induktif (XL). c. Terhadap Kapasitansi Pada sistem arus searah (kondisi
mantap), aliran arus ditahan oleh kapasitor, sedangkan pada sistem arus bolak balik arus dihantarkan
dengan suatu perlawanan (disebut dengan reaktansi kapasitif). 2. Frekuensi Resonansi Kita sudah
mempelajari bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan frekuensi. Pada rangkaian yang
mengandung induktor dan kapasitor (baik seri maupun pararel) dapat terjadi suatu kondisi dimana nilai
XC = XL yang disebut dengan resoanansi.
Adapun alat alat yang di gunakan pada praktikum modul enam ini di antaranya Sumber tegangan arus
bolak balik, Function Generator adalah alat ukur elektronik yang dapat membangkitkan gelombang
dalam bentuk sinus, persegi empat dan bentuk gelombang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Alat ini juga
dapat menghasilkan frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan. Resistor atau hambatan ini merupakan
komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi guna menghambat serta mengatur arus listrik di dalam
suatu rangkaian elektronika, Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk
torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
dalam satuan Henry., Kapasitor dengan nilai yang di tentukan fungsi kapasitor sendiri Sebagai
Penyimpan arus atau tegangan listrik, Multimeter merupakan sebuah alat pengukur yang digunakan
untuuk mengetahui ukuran tegangan listrik, resistansi, dan arus listrik. Dalam perkembangannya, dapat
digunakan untuk mengukur temperatur, frekuensi, dan lainnya, Kabel-Kabel Penghubung di gunakan
untuk menghubungkan komponen dan alat
Selanjutnya di praktikum modul enam ini terdapat dua kali Langkah percobaan di antaranya adalah
pengaruh frekuensi terhadap R,Ldan C dan resonansi tegangan dan arus
Langkah percobaan yang pertama adalah Terhadap Resistansi pertama tama Buatlah rangkaian seperti
pada gambar 7.6, pilihlah sendiri besarnya nilai tahanan yang akan anda gunakan, ukur terlebih dahulu
nilai resistansinya dengan mulitester serta catat kode warnanya. selanjutnya Atur sumber tegangan arus
bolak balik sampai mencapai 3 Volt dan selama percobaan berlangsung harus selalu dipertahankan tetap.
Atur frekuensi sumber 50 Hz, 100 Hz, 2 KHz kemudian 4 KHz. Amati dan catat besar arus dan tegangan
pada setiap kedudukan frekuensi tersebut. Ulang percobaan a sampai dengan c dengan nilai R yang
berebeda (R2, R3, dan R4) .Selanjutnya Terhadap Reaktansi Induktif pertama tama Buat rangkaian
seperti pada gambar 7.6 komponen R diganti dengan L selanjutnya Ukur tahanan induktor tersebut
dengan multimeter dan catat hasilnya. Atur frekuensi sumber pada nilai 50 Hz dan naikan sumber
tegangan perlahanlahan sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai tegangan pada kondisi ini. Naikan
frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama perubahan frekuensi tersebut
berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat besar arus yang mengalir (perhatikan
batas skala arus dan kemampuan arus maksimum indukor).. Ulangi percobaan a sampai d dengan nilai
induktansi yang berbeda (pararelkan induktor yang sudah terpasang dengan 1 buah induktor yang
sejenis) .Selanjutnya Terhadap Reaktansi Kapasitif , Buat rangkaian percobaan seperti gambar 5.13,
komponen R diganti dengan kapasitor non polar (tentukan sendiri nilainya) , Atur frekuensi sumber pada
nilai 50 Hz dan naikan sumber tegangan perlahanlahan sampai arus mencapai 25 mA. Catat nilai
tegangan pada kondisi ini. Naikan frekuensi menjadi 500 Hz, kemudian 5KHz dan 10 KHz. Selama
perubahan frekuensi tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan tetap. Catat besar arus
yang mengalir (perhatikan batas skala maksimum amperemeter). Ulangi percobaan a sampai dengan c
dengan kapasitor yang berbeda (3 buah kapasitor)
Pada Langkah percobaan yang kedua membuat rangkaian resonansi tegangan atur sumber daya menjadi
3 volt dan menggunakan resistor 470Ω induktro 2,5mH dan kapasitor 10µF atur
IX. KESIMPULAN
1. Pengaruh frekuensi terhadap sumber daya arus bolak-balik terhadap nilai resistansi dan
reaktansi (Induktif dan Kapasitif) rangkaian R-L-C itu berbeda-beda. Pada resistif tidak
berpengaur pada nilai frekuensi. Sedangkan pada induktif maupun kapasitif itu terpengaruh
terhadap nilai frekuensi baik berbanding terbalik terhadap nilai arus maupun berbanding
lurus.
2. Rumus mencari frekuensi resonansi pada resonansi arus yaitu :
1
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶