ELEKTRONIKA
MODUL V RANGKAIAN PENGUAT TRANSISTOR
Kelompok : 6B
Kelas :B
Program Studi : D3 TEKNOLOGI LISTRIK
Tgl Praktikum : 13 November 2020
Tgl Presentasi : 27 November 2020
Nama Asisten : Mita Florentin Butar Butar
MODUL V
RANGKAIAN PENGUAT TRANSISTOR
I. TUJUAN
a) Mempelajari rangkaian dasar penguat transistor, yaitu rangkaian kolektor bersama (common
collector), emitor bersama (common emitter) dan basis bersama (common base).
b) Mempelajari karakteristik penguatan tegangan dan penguatan arus dari rangkaian-rangkaian
dasar penguat.
Besarnya nilai penguatan pada rangkaian dasar emitor Bersama dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini :
𝑰𝑪
𝑨𝒊 =
𝑰𝑩
Ket :
𝑨𝒊 = Penguatan Arus
𝑰𝑪 = Arus Kolektor (Ampere)
𝑰𝑩 = Arus Basis (Ampere)
Dan rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya penguatan tegangan pada
rangkaian Common Emitter sebagai berikut :
𝑽𝑶𝒖𝒕 𝑽𝑪𝑬
𝑨𝑽 = =
𝑽𝑰𝒏 𝑽𝑩𝑬
Ket :
𝑨𝑽 = Penguatan Tegangan
𝑽𝑪𝑬 = Tegangan Kolektor-Emitor (Volt)
𝑽𝑩𝑬 = Tegangan Basis-Emitor (Volt)
Seperti yang diketahui bahwa rangkaian basis bersama (common base) memiliki input pada
kaki emitor dan output pada kaki kolektor, maka rumus untuk penguatan arus, tegangan dan
dayanya dapat digunakan sebagai berikut.
𝑰𝑪
𝑨𝒊 = ≅ 𝟏
𝑰𝑬
Ket :
𝑨𝒊 = Penguatan Arus
𝑰𝑪 = Arus Kolektor (Ampere)
𝑰𝑬 = Arus Emitor (Ampere)
𝑽𝑶𝒖𝒕 𝑽𝑪𝑩
𝑨𝑽 = =
𝑽𝑰𝒏 𝑽𝑬𝑩
Ket :
𝑨𝑽 = Penguatan Tegangan
𝑽𝑪𝑩 = Tegangan Kolektor-Basis (Volt)
𝑽𝑬𝑩 = Tegangan Emitor-Basis (Volt)
𝑨𝑷 = 𝑨𝑽 . 𝑨𝒊
Ket :
𝑨𝑷 = Penguatan Daya
𝑨𝑷 = 𝑨𝑽 . 𝑨𝒊
Ket :
𝑨𝑷 = Penguatan Daya
Penguatan tegangan dari rangkaian ini selalu kurang dari 1, namun penguatan arusnya
cukup tinggi. Penggunaan rangkaian ini tidaklah sebanyak kedua rangkaian dasar sebelumnya,
karena penguatan dayanya rendah. Namun karena impedansi masukan yang tinggi dan impedansi
keluarannya yang rendah, maka rangkaian ini sering digunakan untuk pencocokan impedansi.
Perhatikan gambar di atas, sebuah transistor dapat dianggap sebagai fungsi ekivalen dari dua
dioda yang dihubungkan seri.
Secara umum terdapat 3 jenis konfigurasi transistor yang sering dipakai pada rangkaian
elektronika. Yaitu konfigurasi transistor common base, common collector dan common emitter.
Masing-masing konfigurasi memiliki fungsi yang berbeda mulai dari sinyal yang dikuatkan,
penggeseran fasa sinyal dan lain-lain.
Secara umum rangkaian penguat berbasis common base banyak digunakan pada rangkaian
penguat tegangan, namun memiliki penguatan arus yang sangat kecil, sehingga dapat diabaikan
atau bisa dianggap tidak memiliki penguatan arus.
Rangkaian konfigurasi penguat transistor dengan common base biasanya banyak digunakan pada
rangkaian penguat frekuensi tinggi diatas 10MHz yang mengutamakan penguatan tegangan
dibandingkan dengan penguatan arus. Selain itu karena konfigurasi dengan common base memiliki
impedansi masukan yang rendah, maka konfigurasi ini tidak cocok untuk digunakan pada
rangkaian penguat frekuensi rendah karena akan membebani impedansi input yang biasanya
dibutuhkan impedansi masukan tinggi pada rangkaian audio.
• Konfigurasi transistor common base memiliki penguatan arus yang sangat kecil.
• Memiliki penguatan tegangan yang tinggi.
Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika
Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B
Konfigurasi penguat transistor dengan common collector tentu berbeda dengan common base,
begitu juga secara fungsi berbeda pula. Pada common base, transistor akan menghasilkan
penguatan tegangan tanpa menguatkan arus masukan. Sedangkan pada konfigurasi common
collector, transistor akan menghasilkan penguatan arus tanpa menguatkan tegangan. Dengan
demikian secara fungsi kerja antara common base dengan common collector adalah berbanding
terbalik.
Pada dasarnya, konfigurasi common collector memiliki nilai tegangan masukan dan tegangan
keluaran relatif sama. Oleh karena itu konfigurasi common collector disebut juga dengan emitter
follower. Rangkaian penguat transistor common collector banyak digunakan pada rangkaian
elektronika yang memerlukan impedansi output yang rendah. Bahkan tidak jarang juga ada bagian
tertentu pada amplifier yang menggunakan konfigurasi transistor common collector ini, misalnya
bagian buffer.
• Konfigurasi transistor dengan common collector menghasilkan penguatan arus yang besar.
• Memiliki impedansi keluaran yang rendah, sedangkan impedansi masukan tinggi.
• Penguatan daya pada konfigurasi common collector relatif rendah.
Penguat transistor dengan konfigurasi common emitter merupakan salah satu konfigurasi yang
paling banyak digunakan dibandingkan dengan common base dan common collector, Baik itu
untuk keperluan audio, video, penguat frekuensi tinggi, dan lain-lain. Hal ini karena penguat
dengan konfigurasi transistor common emitter akan menguatkan arus dan tegangan secara
bersamaan. Sinyal input terhadap output pada common emitter adalah berbalik fasa.
• Konfigurasi transistor dengan common emitter akan menguatkan tegangan dan arus secara
bersamaan.
• memiliki impedansi input yang rendah, sedangkan impedansi output tinggi.
• Penguatan arus pada konfigurasi common emitter relatif besar.
Dari penjelasan ketiga konfigurasi transistor di atas dapat disimpulkan bahwa rangkaian penguat
yang digunakan tergantung kebutuhan bagian mana yang akan dikuatkan, yakni common base
untuk menguatkan tegangan tanpa menguatkan arus, common collector untuk menguatkan arus
tanpa menguatkan tegangan, dan common emitter untuk menguatkan daya.
Sumber:
[1] https://skemaku.com/jenis-konfigurasi-transistor-sebagai-penguat/
V. LANGKAH PERCOBAAN
3. Jelakan gambar sinyal masukan dan keluaran yang diperoleh dengan menggunakan bahasa
anda sendiri!
Jawab:
Gambar sinyal masukan berbentuk sinusoidal pada ketiga penguatan hal tersebut terjadi
karena probe oscilloscope kita pasang pada sumber tegangan A dan belum melewati komponen
apapun . Gambar sinyal keluaran pada masing-masing rangkaian penguat berbeda menyesuaikan dari
rangkaian penguat yang digunakan.
Sinyal keluaran dari penguat emitter bersama adalalah seperti gelombang gergaji tetapi pada
lembahnya ada puncak baru disebabkan penguatan emitter bersama (arusnya) itu tinggi .
Sinyal keluaran dari penguat basis bersama adalah gelombang pulsa / gergaji dan tidak ada
puncak baru dilembahnya karena penguatan basis bersama (arusnya) itu sedang.
Sinyal keluaran dari penguat kolektor bersama adalah gelombang sinusoidal ketika 2Vp , ini
dikarenakan penguatan arus pada penguat kolektor bersama ini rendah (menyamai gelombang input)
. Sedangkan pada 10 Vp , gelombang puncaknya sinus tetapi dilembahnya terpotong (seperti kotak)
hal ini dikarenakan Vp dinaikkan sehingga penguatan arus akan semakin naik.
IX. ANALISA
I) ANALISA (Elang Mulya Perkasa-201971058)
Pada pertemuan ke-7 ini kita membahas tentang penguat transitor yaitu common emmiter
(penguat emmiter bersama) , common base (penguat basis bersama), common collector (penguat
kolektor bersama).
Tujuan dari praktikum ini yang pertama adalah mempelajari rangkaian dasar penguat
transistor , yaitu rangkaian kolektor bersama (common collector), emitor bersama (common
emitter) dan basis bersama (common base) dan mempelajari mempelajari karakteristik penguatan
tegangan dan penguatan arus dari rangkaian-rangkaian dasar penguat.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah multimeter yang digunakan untuk
mengukur tegangan dan arus , rangkaian common emmiter , rangkaian common basis dan
rangkaian common kolektor digunakan sebagai percobaan dan osiloscope digunakan untuk
melihat gelombang output yang dihasilkan . Pada praktikum ini kita menggunakan multisim .
Pada penguatan emmiter bersama , penguatannnya tinggi sehingga sering dipakai .
pengaplikasian pada kehidupan sehari hari adalah sebagai penguat audio. Penguatan emmiter
bersama ini terminal emmiternya bisa digunakan untuk input dan bisa juga digunakan untuk output
. Sinyal masukan pada penguatan emmiter bersama ini diumpankan pada basis dan emitter
sedangkan Sinyal outputnya diumpankan pada emmiter dan kolektor.
Pada penguatan basis bersama berdasarkan data yang kita dapat , Penguatan arusnya kecil
namun penguatan tegangannya paling tinggi diantara penguatan emmiter bersama dan penguatan
kolektor bersama . Penguatan basis bersama ini terminal basisnya bisa digunakan untuk input dan
bisa juga digunakan untuk output . Sinyal masukan pada penguatan basis bersama ini diumpankan
pada emitter dan basis sedangkan untuk sinyal keluarannya diumpankan pada kolektor dan basis.
Pada penguatan kolektor bersama , penguatan arusnya tinggi ,penguatan tegangannya
rendah dan penguatan dayanya rendah sehingga penguatan kolektor bersama ini jarang dipakai .
penguatan kolektor bersama ini inputnya diumpankan pada basis dan kolektor dan sinyal
outputnya itu emitter dan kolektor .
Jadi perbandingannya , penguat emitter bersama ini penguatan arusnya tinggi , penguatan
tegangannya tinggi sedangkan penguatan basis bersama ini penguatan arus nya rendah sedangkan
penguatan tegangannya sedang dan penguatan kolektor ini penguatan arusnya tinggi namun
penguatan tegangannya rendah .
Garis beban adalah titik diantara Is (arus saturasi) dan V cutoff . Garis beban bisa disebut
juga dengan titik dan ada juga yang namanya daerah kerja , daerah kerja ini adalah garis yang
dihubung di ujung garis titik Q di Is (arus saturasi) (sumbu Y) dan di ujung garis titik Q di Vco
(sumbu x) . Pada praktikum ini , daerah kerja ini digunakan untuk melihat apabila gelombang
dikuatkan akan melebihi daerah kerja tersebut atau tidak ? kalau melebihi daerah kerja tersebut
maka dipotong (dapat terlihat di osiloscope . ketika gelombang input mencapai titik Q maka akan
terjadi penguatan gelombang disana. Pada penguatan emitter bersama , ketika gelombang input
mencapai titik Q maka gelombang tersebut akan semakin besar dan melebihi daerah kerja,
sehingga bagian gelombang yang melebihi daerah kerja tersebut akan terpotong dan kalau di
common emmiter ini terlihat di osilocope adalah gelombang gergaji tetapi memiliki puncak baru
di lembahnya karena penguatan arusnya tinggi . Sedangkan pada penguatan basis bersama
(common basis) , penguatan arusnya sedang jadi tidak ada puncak baru dilembah seperti common
emmiter (penguatan emmiter bersama) . gelombang output dari common basis ini adalah
gelombang gergaji karena gelombangnya melebihi daerah kerja . Untuk penguatan kolektor
berasama , gelombangnya seperti gelombang input (gelombang sinusoidal) . Hal ini terjadi karena
penguatan pada kolektor bersama itu rendah dan gelombangnya tidak melebihi daerah kerja .
nilai arus dan tegangan yang terukut pada Multimeter DC dan catatlah pada data pengamatan.
Langkah yang keempat dengan cara menghentikan simulasi dengan menekan tombol stop.
Langkah kelima adalah dengan memasang Osiloskop pada rangkaian, kemudian hubungkan
Channel A pada Osiloskop dengan sumber 𝑉N dan Channel B Osiloskop dengan Beban RL.
Langkah yang keenam memberikan warna berbeda antara kabel Channel A dan kabel Channel B
untuk mempermudah dalam mengamati gelombang. Langkah yang ketujuh dengan memberikan
warna berbeda antara kabel Channel A dan kabel Channel B untuk mempermudah dalam
mengamati gelombang. Langkah yang kedelapan dengan menjalankan kembali simulasi dengan
menekan tombol Run atau F5. Langkah yang kesembilan dengan cara membuka Osiloskop dengan
melakukan klik 2 kali, kemudian atur Trigger Osiloskop pada Single untuk mempermudah dalam
mengamati gelombang. Langkah yang kesepuluh dengan mengatur Scale Osiloskop pada
Timebase, Channel A dan Channel B hingga menunjukkan ukuran gelombang yang dapat anda
amati. Langkah yang kesebelas dengan mengamati bentuk gelombang masukan dan gelombang
keluaran yang ditampilkan oleh Osiloskop. Langkah yang kedua belas hentikan kembalis simulasi
dengan menekan tombol Stop. Langkah yang terakhir yaitu langkah ketiga belas mengulangi
Langkah kedua sampai dengan langkah percobaan kesebelas untuk nilai Tegangan Sumber 𝑉N yang
berbeda pada Data Pengamatan.
Percobaan ketiga yaitu mengenai Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama, langkah yang
pertama rangkailah rangkaian seperti gambar 5 pada Percobaan Rangkaian Dasar Penguat Emitor
Bersama pada modul 5 dengan menggunakan software NI Multisim. Langkah yang kedua dengan
jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5. Selanjutnya langkah yang ketiga amati
nilai arus dan tegangan yang terukut pada Multimeter DC dan catatlah pada data pengamatan.
Langkah yang keempat dengan cara menghentikan simulasi dengan menekan tombol stop.
Langkah kelima adalah dengan memasang Osiloskop pada rangkaian, kemudian hubungkan
Channel A pada Osiloskop dengan sumber 𝑉N dan Channel B Osiloskop dengan Beban RL.
Langkah yang keenam memberikan warna berbeda antara kabel Channel A dan kabel Channel B
untuk mempermudah dalam mengamati gelombang. Langkah yang ketujuh dengan memberikan
warna berbeda antara kabel Channel A dan kabel Channel B untuk mempermudah dalam
mengamati gelombang. Langkah yang kedelapan dengan menjalankan kembali simulasi dengan
menekan tombol Run atau F5. Langkah yang kesembilan dengan cara membuka Osiloskop dengan
melakukan klik 2 kali, kemudian atur Trigger Osiloskop pada Single untuk mempermudah dalam
mengamati gelombang. Langkah yang kesepuluh dengan mengatur Scale Osiloskop pada
Timebase, Channel A dan Channel B hingga menunjukkan ukuran gelombang yang dapat anda
amati. Langkah yang kesebelas dengan mengamati bentuk gelombang masukan dan gelombang
keluaran yang ditampilkan oleh Osiloskop. Langkah yang kedua belas hentikan kembalis simulasi
dengan menekan tombol Stop. Langkah yang terakhir yaitu langkah ketiga belas mengulangi
Langkah kedua sampai dengan langkah percobaan kesebelas untuk nilai Tegangan Sumber 𝑉N yang
berbeda pada Data Pengamatan.
Pada percobaan yang pertama yaitu mengenai Rangkaian Dasar Penguat Emitor Bersama dari
data yang dihasilkan pada Tabel 1. Data Pengamatan Rangkaian Dasar Penguat Emitor Bersama
dapat diamati bahwa pada data pertama yaitu dengan nilai tegangan peak 2Voltpeak, dengan
frekuensi sebesar 60 Hz didapatkan tegangan Kolektor-Emitor 15,953 Volt, tegangan Basis-
Emitor sebesar 486,981mVolt, dan nilai arus pada Kolektor 1,27 mAmpere, arus Basis sebesar
4,317 𝜇Ampere. Pada Oscilloscope dihasilkan gelombang pada input dengan berwarna merah
yang dihubung pada Sumber tegangan AC yaitu gelombang berbentuk sinusoidal dan dihasilkan
gelombang output berwarna putih, yang dihubung dengan beban yaitu gelombang yang berbentuk
sinusoidal juga tetapi pada puncak gelombang pada siklus positif berbentuk datar sehingga
memungkin bahwa pada output tersebut telah mengalami penguatan. Pada data kedua yaitu dengan
tegangan peak 4Voltpeak dengan besar frekuensi yang sama yaitu 60 Hz didapatkan tegangan
Kolektor-Emitor 14,988 Volt, tegangan Basis-Emitor sebesar -340,9074 mVolt, dan nilai arus
pada Kolektor 1,345 mAmpere, arus Basis sebesar 69,965 𝜇Ampere. Pada Oscilloscope dihasilkan
gelombang pada input dengan berwarna merah yang dihubung pada Sumber tegangan AC yaitu
gelombang berbentuk sinusoidal dan dihasilkan gelombang output berwarna putih, yang dihubung
dengan beban yaitu gelombang yang berbentuk sinusoidal juga. Pada kedua gelombang yang
dihasilkan ini dengan ukuran atau besar yang sama, sehingga tidak terjadi perpotongan pada
gelombangnya.
Pada percobaan yang kedua yaitu mengenai Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama dari
data yang dihasilkan pada Tabel 2. Data Pengamatan Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama
dapat
diamati bahwa pada data pertama yaitu dengan nilai tegangan peak 2Voltpeak, dengan frekuensi
sebesar 60 Hz didapatkan tegangan Kolektor-Basis 19,828 Volt, tegangan Emitor-Basis sebesar
565,873 mVolt dan nilai arus pada Kolektor 963,501 𝜇Ampere, arus Emitor sebesar 1,103
mAmpere. Pada Oscilloscope dihasilkan gelombang pada input dengan berwarna merah yang
dihubung pada Sumber tegangan AC yaitu gelombang berbentuk sinusoidal dan dihasilkan
gelombang output berwarna putih, yang dihubung dengan beban yaitu gelombang yang berbentuk
persegi atau square wave dengan katalain gelombang pulsa, pada puncak gelombang pada siklus
positif berbentuk datar, sehingga memungkin bahwa pada output tersebut telah mengalami
penguatan. Pada data kedua yaitu dengan tegangan peak 4Voltpeak dengan besar frekuensi yang
sama yaitu 60 Hz didapatkan tegangan Kolektor-Basis 22,975 Volt, tegangan Emitor-Basis sebesar
2334 mVolt, dan nilai arus pada Kolektor 821,329 𝜇Ampere, arus Emitor sebesar 1,151 mAmpere.
Pada Oscilloscope dihasilkan gelombang pada input dengan berwarna merah yang dihubung pada
Sumber tegangan AC yaitu gelombang berbentuk sinusoidal dan dihasilkan gelombang output
berwarna putih, yang dihubung dengan beban yaitu gelombang yang berbentuk persegi atau square
wave dengan katalain gelombang pulsa, pada kedua puncak gelombang pada siklus positif maupun
siklus negatif berbentuk datar, sehingga memungkin bahwa pada output tersebut telah benar-benar
mengalami penguatan.
Pada percobaan yang ketiga yaitu mengenai Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama dari
data yang dhasilkan dari percobaan yaitu pada Tabel 3. Data Pengamatan Rangkaian Dasar
Penguat Kolektor Bersama dapat diamati bahwa pada data pertama yaitu dengan nilai tegangan
peak 2Voltpeak, dengan frekuensi sebesar 60 Hz didapatkan tegangan Kolektor-Emitor 16,111
Volt, tegangan Kolektor-Basis sebesar 15,468 Volt dan arus Emitor sebesar 1,389 mAmpere, nilai
arus pada Basis 4,267 𝜇Ampere. Pada Oscilloscope dihasilkan gelombang pada input dengan
berwarna merah yang dihubung pada Sumber tegangan AC yaitu gelombang berbentuk sinusoidal
dan dihasilkan gelombang output berwarna putih, yang dihubung dengan beban yaitu berbentuk
gelombang berbentuk sinusoidal dengan ukuran yang sama.Pada data kedua yaitu dengan tegangan
peak 4Voltpeak dengan besar frekuensi yang sama yaitu 60 Hz didapatkan tegangan Kolektor-
Emitor 16,109 Volt, tegangan Kolektor-Basis sebesar 15,468 Volt dan arus Emitor sebesar 1,389
mAmpere, nilai arus pada Basis 4,292 𝜇Ampere. Pada Oscilloscope dihasilkan gelombang pada
input dengan berwarna merah yang dihubung pada Sumber tegangan AC yaitu gelombang
berbentuk sinusoidal dan dihasilkan gelombang output berwarna putih, yang dihubung dengan
beban yaitu berbentuk gelombang berbentuk sinusoidal dengan ukuran yang sama dengan ukuran
gelombang yang lebih besar dari data sebelumnya.
Pada praktikum modul 5 tentang Rangkaian Penguat Transistor terdapat karakteristik
penguatan tegangan dan penguatan arus pada rangkaian dasar penguat transistor. Karakteristik dari
rangkaian dasar penguat emitor bersama adalah penguatan tegangan yang dihasilkan tinggi,
penguatan arus yang dihasilkan juga tinggi. Karakteristik dari rangkaian dasar penguat basis
bersama adalah penguatan tegangan yang dihasilkan sedang, penguatan arus yang dihasilkan
kurang dari satu. Karakteristik dari rangkaian dasar penguat kolektor bersama adalah penguatan
tegangan yang dihasilkan rendah, penguatan arus yang dihasilkan tinggi.
Pada praktikum modul 5 tentang Rangkaian Penguat Transistor ini menggunakan 2 buah
sumber tegangan yang digunakan, yang pertama sumber AC yang digunakan sebagai tegangan
yang dapat menghasilkan gelombang AC sinusoidal yang akan ditampilkan oleh Oscilloscope, dan
yang kedua sumber DC sebagai suatu tegangan yang memiliki polaritas yang tetap untuk
mengaktifkan transistor atau agar transistor yang digunakan ini dapat bekerja pada rangkaian.
Pada praktikum modul 5 tentang Rangkaian Penguat Transistor ini ditemukan beberapa
kemungkinan kesalahan, dari perhitungan yang dilakukan oleh praktikan dan tidak telitian
praktikan dalam membulatkan bilangan sehingga dapat dihasilkan nilai yang berbeda dari nilai
yang seharusnya. Kesalahan juga sangat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
kemungkinan kesalahan dari komputer/ PC atau laptop yang digunakan kemungkinan error atau
bermasalah. Kesalahan lainnya mungkin pada praktikan yang merangkai suatu
rangkaian,kemungkinan kesalahan penggunaan komponen pada rangkaian sehingga menghasilkan
hasil yang tidak sesuai.
percobaan ketiga Rangkaian dasar penguat kolektor bersama dimana nilai Vs 2 maka didapatkan
data untuk Vce sebesar 8,3 V untuk Vcb sebesar 7,7 V , Ie 61,7 u A Ib 2,3 u A
Pada data pengamatan terlihat bahwa penguat arus paling besar terdapat pada rangkaian
penguat kolektor Bersama. Penguatan tegangan yang paling besar terdapat pada rangkaian penguat
emitter Bersama. Penguatan arus paling kecil terlihat pada rangkaian penguat basis Bersama. Dan
penguat tegangan yang paling kecil terdapat pada rangkaian kolektor Bersama.
melihat gelombang pada oscilloscope, lalu kita juga menggunakan sumber tegangan DC untuk
memunculkan aliran, kita juga menggunakan dua buah voltmeter yang digunakan untuk mengukur
besarnya tegangan dari Kolektor-Basis, dan tegangan dari Emitor-Basis, dua buah ampermeter
yang digunakan untuk mengukur arus Kolektor, dan arus Emitor-nya, tiga buah kapasitor, lima
buah resistor, transistor, dan Oscilloscope. Dipercobaan ini, channel A pada Oscilloscope
dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan AC dan channel B dihubungkan secara
paralel dengan beban. Pada Oscilloscope terdapat gelombang masukan (warna merah) hasil dari
channel A dan gelombang keluaran (warna putih) hasil dari channel B. Disini kita dapat melihat
bahwa gelombang keluarannya itu lebih besar dari pada gelombang masukan. Gelombang keluaran
terpotong disiklus positif maupun siklus negatif karena sudah melebihi garis beban. Dari sini kita
dapat menyimpulkan bahwa penguatan tegangan yang terjadi pada rangkaian Basis Bersama ini
sedang.
Pada percobaan ketiga yaitu rangkaian dasar penguat Kolektor Bersama. Disini kita
menggunakan sumber tegangan AC dimana sumber tegangan AC ini digunakan untuk dapat
melihat gelombang pada oscilloscope, lalu kita juga menggunakan sumber tegangan DC untuk
memunculkan aliran, kita juga menggunakan dua buah voltmeter yang digunakan untuk mengukur
besarnya tegangan dari Kolektor-Emitor, dan tegangan dari Kolektor-Basis, dua buah ampermeter
yang digunakan untuk mengukur arus Emitor, dan arus Basis-nya, dua buah kapasitor, empat buah
resistor, transistor, dan Oscilloscope. Dipercobaan ini, channel A pada Oscilloscope dihubungkan
secara paralel dengan sumber tegangan AC dan channel B dihubungkan secara paralel dengan
beban. Pada Oscilloscope terdapat gelombang masukan (warna merah) hasil dari channel A dan
gelombang keluaran (warna putih) hasil dari channel B. Pada Ocilloscope kita dapat melihat bahwa
gelomabang keluaran dan gelombang masukan hampir sama besar, hal ini disebabkan karena pada
gelombang keluarannya channel B melebihi garis beban sehingga penguatan tegangan yang terjadi
pada rangkaian Kolektor Bersama ini rendah.
output dihasilkan gelombang berwarna merah dan putih yang sejajar yang ditampilkan pada
Oskiloskop, gelombang tersebut berbentuk sinusoidal berukuran lebih besar dari data percobaan
dengan nilai menggunakan tegangan 2Vpk.
Gelombang yang dihasilkan pada Oskiloskop, dimana percobaan kedua pada data pertama
menggunakan tegangan 2 Vpk adalah pada gelombang input menghasilkan gelombang sinusoidal,
dimana pada Oskiloskop berwarna merah. Dan pada gelombang outputnya dihasilkan gelombang
berbentuk kotak atau square wave, dimana pada puncak atas gelombang terdapat bentuk datar yang
menyatakan bahwa telah dalam penguatan, dan gelombang yang dihasilkan ini merupakan
gelombang pulsa, dimana pada Oskiloskop gelombang berwarna putih. Kemudian pada data kedua
menggunakan tegangan 4 Vpk adalah pada gelombang input masih menghasilkan gelombang
sinunsoidal, dimana pada Oskiloskop gelombang berwarna merah. Dan pada gelombang outputnya
dihasilkan gelombang berbentuk kotak atau square wave, dimana pada puncak atas dan bawah
gelombang terdapat bentuk datar yang menyatakan bahwa dalam penguatan, dan gelombang yang
dihasilkan ini merupakan gelombang pulsa, dimana pada Oskiloskop gelombang berwarna putih
Gelombang yang dihasilkan pada Oskiloskop, dimana percobaan ketiga pada data pertama
menggunakan tegangan 2 Vpk adalah pada gelombang input dengan gelombang berwarna merah
dan gelombang output yaitu gelombang berwarna putih yang sejajar, menghasilkan gelombang
sinusoidal. Kemudian pada data kedua menggunakan tegangan 4 Vpk adalah pada gelombang
input berwarna merah dan gelombang output berwarna putih yang sejajar dan menghasilkan
gelombang sinunsoidal yang lebih besar dari data menggunakan tegangan 2 Vpk.
Pada Oskiloskop ditampilkan gelombang pada input dengan berwarna merah yang dihubung
pada Sumber tegangan AC dan dihasilkan gelombang output berwarna putih, yang dihubung
dengan beban pada rangkaian percobaan.
X. KESIMPULAN
1. Kesimpulan pada praktikum ini yaitu rangkaian emitor Bersama yaitu emitor yang digunakan
bersama-sama sebagai lajur sinyal masukan maupun keluaran sinyal masukan diumpangkan ke
dalam rangkaian melalui basis dan emitor. Sementara itu sinyal keluaran disalurkan melalui
kolektor dan emitor. Rangkaian basis bersama, pada rangkaian ini elemen bersama untuk
masukan dan keluarannya yaitu basis.sinyal masukan diumpangkan pada emitor dan basis, dan
untuk sinyal keluaran disalurkan pada kolektor dan basis. Rangkaian kolektor bersama yaitu
kongfigurasi dasar transistor yang ketiga dalah kolektor bersama sinyal masukan diumpangkan
pada basis dan kolektor.