Busbar adalah bentuk besarnya dari isi kabel (tembaga). Fungsinya tetap sama, yaitu menghantarkan
listrik.
Busbar
penampakan busbar dari samping
Busbar dapat diganti dengan kabel. Perbedaan busbar dan kabel hanya di bagian pelindungnya atau
isolator. Jika busbar ‘telanjang’, sedangkan kabel ada ‘baju’nya. Namun, karena kabel sangat
merepotkan untuk di dalam panel, maka digunakanlah busbar.
Pemakaian busbar hanya di dalam panel. Alasannya karena busbar telanjang, dan siapapun yang
memegangnya saat ada aliran listrik, dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan untuk pemakaian di luar panel seperti outdoor, dan tempat-tempat yang bisa dilihat manusia,
digunakan busbar yang memakai baju atau disebut kabel.
Busbar atau rel adalah titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan
listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik atau daya listrik. Ada pula yang
mengartikan, Busbar dalam sistem tenaga adalah lokasi di mana jalur transmisi, sumber generasi, dan
beban distribusi bertemu. Karena konvergensi ini, sirkuit pendek yang terletak di dekat busbar cenderung
memiliki arus besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat besarnya, maka jika ada kesalahan
memerlukan kecepatan yang tinggi dalam operasi perlindungan busbar untuk membatasi kerusakan
peralatan tersebut. Namun, kliring berkecepatan tinggi harus seimbang terhadap kebutuhan untuk
keamanan. Tersandung salah untuk kesalahan eksternal dapat menyebabkan gangguan besar, dan
membahayakan stabilitas daya sistem. Besarnya kesalahan yang tinggi meningkatkan kemungkinan CT
saturasi selama kesalahan eksternal dekat dengan busbar, dan CT saturasi meningkatkan kemungkinan
operasi yang salah dari perlindungan busbar.
Perlindungan busbar mungkin rumit dan bervariasi dengan topologi bus. Banyak busbar menghubungkan
semua sirkuit untuk satu segmen umum dari busbar. Komplikasi untuk bus ini adalah hanya jumlah sirkuit
terhubung. Namun, busbar tertentu mungkin memiliki beberapa segmen bus, dengan sirkuit individu yang
terhubung ke segmen bus yang berbeda tergantung pada kebutuhan operasi. Untuk bus kompleks
seperti, perlindungan busbar harus mampu melindungi setiap segmen bus individual, dan dinamis
melacak sirkuit terhubung ke segmen bus tertentu. Semua generator sinkron pada pusat pembangkit
listrik menyalurkan tenaga listrik ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang mengambil
maupun yang mengirim tenaga listrik dihubungkan ke rel ini.
Mayoritas kesalahan busbar melibatkan fase satu dan bumi, tetapi kesalahan muncul dari berbagai
banyak. Bahkan, sebagian besar hasil kerusakan pada busbar dari kesalahan manusia dan bukan
kegagalan komponen switchgear.
Semua generator sinkron pada pusat pembangkit listrik menyalurkan tenaga listrik ke rel pusat listrik.
Demikian pula semua saluran yang mengambil maupun yang mengirim tenaga listrik dihubungkan ke rel
ini.
Rel (Busbar)
Gardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran
transmisi distribusi listrik. Dimana suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada
suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung
bagi, transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.
Fungsi utama dari gardu induk :
1. Mentransformasikan daya listrik :
Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
a. Kawat Padat
pada kawat, dan kawat padat ini mempunyai kekuatan tarik yang
rendah, sehingga tidak ekonomis penggunaannya.
Biasanya kawat padat ini digunakan untuk jaringan distribusi
sekunder atau jaringan pelayanan (service) ke konsumen, serta
untuk jaringan telepon maupun instalasi rumah dan gedung-
gedung. Walaupun digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
rendah, hanya untuk gawang-gawang yang pendek. Penggunakan
kawat padat ini sudah mulai dihindari pemakaiannya, selain tidak
ekonomis juga pendistribusian tenaga listrik akan mengalami
hambatan-hambatan bila terjadi kawat putus, dan gejala-gejala
listrik lainnya.
b. Kawat Berlilit
c. Kawat Berongga
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi,
termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak
normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya
tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung pada arus
maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu
pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Tegangan pengenal PMT dirancang untuk lokasi yang ketinggiannya maksimum 1000 meter diatas permukaan laut.
Jika PMT dipasang pada lokasi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter, maka tegangan operasi maksimum dari
PMT tersebut harus dikoreksi dengan faktor yang diberikan pada tabel 1.
Tabel 1. Faktor Koreksi antara Tegangan vs Lokasi
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan
yang titik leburnya tinggi, misalnya tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di
katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya rendah,
misal tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi
akan melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah
yang disebut busur api.
Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan proses deionisasi,
antara lain dengan cara sebagai berikut:
1. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil ionisai dijauhkan dari sela kontak.
2. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk memberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
3. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga memberi peluang yang lebih besar bagi
proses rekombinasi.
4. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif, sehingga elektron-elektron bebas tertangkap oleh
molekul netral gas tersebut.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses deionisasi lebih banyak daripada penambahan muatan karena
proses ionisasi, maka busur api akan padam. Ketika busur api padam, di sela kontak akan tetap ada terpaan medan
elektrik. Jika suatu saat terjadi terpaan medan elektrik yang lebih besar daripada kekuatan dielektrik media isolasi
kontak, maka busur api akan terjadi lagi.
Jenis-jenis PMT berdasarkan media insulator dan material dielektriknya, adalah terbagi menjadi empat
jenis, yaitu: sakelar PMT minyak, sakelar PMT udara hembus, sakelar PMT vakum dan sakelar dengan gas SF6.
1. Sakelar PMT Minyak
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500
kV. Pada saat kontak dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak menguap dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas yang ditimbulkan busur api, minyak
mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi pasangan ion. Oleh
karena itu, pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan dan pendinginan busur api dan juga tergantung
pada jenis gas hasil dekomposisi minyak.
Tabel 3. Batas tekanan gas SF6 pada pemutus tenaga, pada suhu 20ºC, tekanan atmosphir 760 mmHg.
1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type), PMT SF6 tipe ini diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira
5 Kg/cm2 . selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung yang menempel pada kontak
bergerak. Pada waktu pemutusan kontak terjadi, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan
busur api.
2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type), dimana pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Pada tipe ini,
gas dari sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke gas sistem tekanan rendah selama pemutusan busur api.
Pada sistem gas tekanan tinggi, tekanan gas SF6 kurang lebih 12 Kg/cm2 dan pada sistem gas tekanan rendah,
tekanan gas SF6 kurang lebih 2 kg/cm2. Gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem
tekanan tinggi.
B.PMS
Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang
bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.
Mengenai Sakelar pemisah akan dibahas pada postingan selanjutnya.
Saklar Pemisah [PMS]
Pada umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus, tidak dapat memutuskan arus yang kecil,
misalnya arus pembangkitan trafo atau arus pemuat riil, tetapi pembukaan dan penutupannya harus
dilakukan setelah pemutus tenaga lebih dulu dibuka.
Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi tidak terjadi, maka harus ada keadaan saling
mengunci (interlock), antara pemisah dan pemutus beban. Seperti pemisah yang terdapat di GI dalam
rangkaian kontrolnya terdapat rangkaian interlock yang akan mencegah bekerjanya saklar pemisah
apabila pemutus tenaganya masih tertutup. Jika dikerjakan dengan tangan (manual), maka untuk
mencegah kesalahan kerja, dipakai lampu sebagai tanda “boleh kerja” di dekat kontak operasi kontrol
dari ruangn kontrol. Cara lain adalah dengan menggunakan kunci untuk masing-masing kontak kontrol
atau kunci rangkap (doublet). Dalam pemakaiannya PMS ini berfungsi untuk memisahkan perlengkapan
sistem dan perlengkapan sistem rel-rel yang bertegangan sewaktu ada perbaikan.
Contoh pemisah adalah load break switch (LBS), dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal.
2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan listrik.
3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi beban.
Dari definisi diatas maka dapatdiketahui fungsi dari pemisah (PMS) adalah sebuah alat yang
dapat menyambung ataumemutuskan rangkaian dengan arus yangrendah kurang lebih lima
ampere (5A).Sesuai dengan fungsinya pemisahdibagi menjadi dua yaitu :
• Pemisah tanah
Saklar pemisah tanah berfungsi untuk mengamankan peralatan dari tegangan sisayang timbul
darisebuah jaringan SUTT yang telah diputuskan, dapat juga untuk mengamankan dari tegangan
induksi yang berasal dari kabel pengahantar atau kabelkabel yang lainnya.
• Pemisah peralatan
Saklar pemisah peralatan ini berfungsi untuk mengisolasikan atau melindungi peralatan listrik
dari peralatan-peralatan lainnya pada suatu instalasi bertegangan tinggi. Saklar pemisah ini
harus dioperasikan saat kondisi tanpa beban. Jadi harus diperhatikan bahwa pada waktu
pelepasan sedang tidak ada arus yang mengalir pada peralatan.
2.1 Prinsip Kerja Pemisah (PMS)
Pada dasarnya prinsip PMS ini sama dengan prinsip saklar biasa. Pada dasarnya PMS dipakai
untuk membebaskan PMT dari tegangan yang mengalir pada PMT tersebut. Agar dapat
dilakukan perawatan atau perbaikan pada PMT tersebut, maka PMS harus dibuka agar pada
PMT tersebut tidak terdapat tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan
perawatan.
Pada PMS terdapat mekanisme interlocking yang berfungsi untuk mengamankan pembukaan
dan penutupanPMS. Mekanisme interlocking tersebutadalah:
• PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
• Saklar pembumian (Earthing Switch) dapat di tutup hanya pada saat PMS dalam keadaan
terbuka.
• PMS dapat di tutup ketika PMT dan Saklar pembumian terbuka.
• PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau telah tertutup.
2.2 Jenis-jenis Pemisah
Menurut fungsi penempatan, pemisah dapat dibagi menjadi lima tempat yaitu :
Ø Saklar Pemisah Penghantar
Saklar pemisah ini terpasang pada sisi penghantar.
Ø Saklar Pemisah Rel
Saklar pemisah ini terpasang pada sisi rel atau bus, sehingga rel tersebut terpisah menjadi dua
seksi.
Ø Saklar Pemisah Kabel
Saklar pemisah ini terpasang pada sisi kabel.
Ø Saklar Pemisah Seksi
Saklar pemisah ini terpasang pada suatu rel atau bus yang terpisah menjadi dua seksi. Saklar ini
berada didekat jalur bus A dan bus B.
Ø Saklar Pemisah Tanah
Saklar pemisah ini terpasang pada penghantar atau kabel yang menuju atau yang
menghubungkan ke tanah. Sedangkan menurut gerakan dari lengannya pemisah dibagi menjadi
lima yaitu:
1. Pemisah Putar
Saklar pemisah putar memiliki dua buah kontak diam dan dua buah kontak gerak yang dapat
berputar pada sumbunya. Model saklar pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
2. Pemisah Luncur
Saklar pemisah luncur ini gerakan kontaknya hanya bergerak keatas dan kebawah saja. Model
saklar pemisah ini biasanya berada di dalam kubikel dengan peralatan-peralatan yang lain dan
di letakkan di dalam Gardu Induk.
3. Pemisah Siku
Saklar pemisah siku ini tidak memiliki kontak diam tetapi hanya terdapat dua buah kontak gerak
yang gerakannya hanya mempunyai besar sudut 90 derajat. Model saklar pemisah ini biasanya
di letakkan di luar Gardu Induk.
4. Pemisah Engsel
Saklar pemisah engsel ini memiliki satu kontak diam dan satu engsel yang dapat membuka ke
atas dengan sudut 90 derajat. Saklar pemisah ini gerakannya dari engsel yang biasanya
digunakan untuk tegangan menengah 20 kV – 6 kV. Model saklar pemisah ini biasanya di
letakkan di luar GarduInduk.
5. Pemisah Pantograph
Saklar pemisah pantograph ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak
yang terpasang pada ujung lengan-lengan pantograph. Model saklar pemisah ini biasanya di
letakkan di luar Gardu induk. Pemisah pantograph biasanya digunakan di jaringan 500 kV.
2.3 Bagian-bagian dari Pemisah
Dilihat dari segi konstruksinya pemisah dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Tiga isolator pendukung, pendukung tengah berputar, pemisah ganda.
• Dua isolator pendukung, pemisah tunggal.
3.3 Pemeliharaan Pemisah
Pemeliharaan rutin pada pemisah sebagai berikut:
1. Mengecek kondisi fisiknya Peralatan yang di periksa Sebelum Sesudah
1. Pentanahan (Grounding)
a. Kawat pentanahan baik baik
b. Terminal pentanahan baik baik
2. Isolator
a. Kebersihan kotor bersih
b. Retak atau pecah tidak ada tidak ada
3. Pembersihan
a. Pisau-pisau kotor bersih
b. Kontak-kontak kotor bersih
4. Kekencangan Baut
a. Terminal utama kencang kencang
b. Tangkai Penggerak kencang kencang
5. Tangkai Penggerak
a. Keadaan sambungan baik baik
b. Keadaan terkunci ya ya
6. Box Mekanik
a. Roda gigi normal normal
b. Motor penggerak normal normal
c. Kontak-kontak bantu kotor bersih
7. Pondasi
a. Keretakan tidak ada tidak ada
b. Kemiringan tidak ada tidak ada
Dari pemeliharaan diatas dapat dilihat bahwa sebelum diadakan pemeliharaan kondisi pemisah
pada kondisi cukup baik karena tidak ada kerusakan yang parah, oleh karena itu pemisah perlu
diadakan pemeriksaan secara berkala.