ELEKTRONIKA
MODUL III KARAKTERISTIK DAN PARAMETER TRANSISITOR
Kelompok : 6B
Kelas :B
MODUL III
I. TUJUAN
a) Mempelajari karakteristik dasar transistor, yaitu karakteristik tegangan-arus 𝐼" = 𝑓 (𝑉"' ), 𝐼)
tetap dan karakteristik penguatan arus 𝐼" = 𝑓 (𝐼) ), 𝑉"' tetap.
b) Mempelajari kejenuhan suatu transistor.
Apabila Gambar 2. kita pisahkan lagi menjadi 2 buah komponen dioda PN. Akan kita
peroleh rangkaian seperti Gambar 3. yang menunjukan arah pemanjaran bagi kolektor, basis dan
emitor.
Pada Gambar 3. di atas, jelas bahwa pertemuan emitor – emitor mendapat panjaran arah
maju (forward bias) yang memungkinkan terjadinya aliran arus, sedangkan pertemuan basis –
kolektor mendapat panjaran terbalik (reverse bias) yang menghambat arus. Hal ini berarti bahwa
arus bisa mengalir dari basis ke emitor (dan tidak sebaliknya), serta arus tidak dapat mengalir dari
basis ke kolektor. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
§ Pertemuan emitor – basis yang dipanjar maju. Elektron bebas pada bagian emitor akan dipaksa
oleh terminal tegangan negatif menuju ke basis. Karena material basis sangat tipis, maka ia
tidak mempunyai cukup hole untuk menampung semua elektron yang masuk. Beberapa hole
memang akan ternetralisir oleh elektron – elektron tersebut. Jadi hanya beberapa elektron yang
ditarik keluar ke terminal positif sumber tegangan.
§ Tegangan A mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emitor ke basis, yang berarti
mengatur pula aliran ke terminal positif B. Jadi tanpa adanya potensial positif pada basis (yang
lebih positif terhadap emitor) maka transistor tidak dapat menghantar arus. Seolah – olah
penjaran terhadap basis merupakan celah bagi aliran arus kolektor. Semakin besar arus basis,
maka arus kolektor akan semkain besar secara berlipat.
Sesuai rangkaian di atas, persamaan rangkaian listriknya dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑽𝑪𝑪 2 𝑽𝑪𝑬
𝑽𝑪𝑪 = 𝑰𝑪 . 𝑹𝑪 + 𝑽𝑪𝑬 atau 𝑰𝑪 =
𝑹𝑪
Keterangan:
𝑽𝑪𝑪 : Tegangan Kolektor (Volt)
𝑰𝑪 : Arus Kolektor (Ampere)
𝑹𝑪 : Resistansi Kolektor (Ω)
𝑽𝑪𝑬 : Tegangan Kolektor-Emitor (Volt)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa IC tergantung dari tegangan 𝑽𝑪𝑬 sementara itu 𝑽𝑪𝑬
sendiri tergantung dari arus basis 𝑰𝑩 . Jadi untuk arus basis tertentu bisa didapatkan kurva – kurva
hubungan antara arus 𝑰𝑪 terhadap perubahan 𝑽𝑪𝑬 pada Gambar 5.
𝑰𝑩 𝟏 < 𝑰𝑩 𝟐 < 𝑰𝑩 𝟑
Secara praktis, penguatan arus suatu transistor bisa dituliskan sesuai persamaan:
𝑰𝑪
𝜷=
𝑰𝑩
Ket :
𝜷 : Penguatan Arus
𝑰𝑪 : Arus Kolektor (Ampere)
𝑰𝑩 : Arus Basis (Ampere)
Hubungan ini berlaku selama transistor dalam kondisi aktif (belum jenuh). Apabila
transistor dalam keadaan jenuh, penambahan 𝑰𝑩 tidak akan sebanding dengan penambahan 𝑰𝑪
atau bahkan pada suatu kondisi tertentu, penambahan 𝑰𝑩 selanjutnya tidak akan menambah
besarnya 𝑰𝑪 . Untuk penguat (amplifier), transistor bekerja pada kondisi aktif (penguat).
Pada kondisi jenuh, tegangan perlawanan 𝑽𝑪𝑬 bernilai sangat kecil (berkisar 0 – 2 Volt).
Karena itu transistor bisa digunakan sebagai saklar elektronik. Kondisi jenuh bisa ditandai dengan
perubahan kenaikan arus 𝑰𝑪 yang tidak sebanding lagi dengan penambahan 𝑰𝑩 . Arus basis tepat jenuh
adalah arus 𝑰𝑩 minimum yang diperlukan untuk membuat transistor menjadi jenuh. Penambahan IB
selanjutnya tidak terpengaruh apapun pada panas berlebih pada pertemuan basis – emitor. Namun
disamping itu, untuk perhitungan praktis, pada kondisi tepat jenuh tersebut persamaan penguatan arus
masih dapat digunakan (𝑰𝑪 = 𝜷 . 𝑰𝑩 )
Bila saklar S ditutup, arus 𝑰𝑩 akan mengalir sehingga transistor menghantar dan lampu akan
menyala. Bila S dibuka, maka 𝑰𝑩 = 0, sehingga transistor menyumbat dan lampu menjadi padam. Jadi
dengan arus kemudi yang kecil, kita dapat mengatur arus yang lebih besar.
Keterangan :
• Aktif
Transistor bekerja sebagai penguat dan 𝑰𝑪 = 𝜷 . 𝑰𝑩 Daerah kerja transistor yang normal adalah
pada daerah aktif, yaitu ketika arus 𝑰𝑪 konstan terhadap berapapun nilai 𝑽𝑪𝑬 . Dari kurva ini
diperlihatkan bahwa arus 𝑰𝑪 hanya tergantung dari besar arus 𝑰𝑩 . Daerah kerja ini biasa juga
disebut daerah linier (linear region).
Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika
Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B
• Saturation
Transistor “full-ON”, 𝑰𝑪 = Saturasi. Daerah saturasi adalah mulai dari 𝑽𝑪𝑬 = 0 Volt sampai kira
– kira 0.7 Volt (transistor silikon). Ini diakibatkan oleh efek PN junction kolektor – basis yang
membutuhkan tegangan yang cukup agar mampu mengalirkan elektron sama seperti dioda.
• Cut-Off
Transistor menjadi “full – OFF”, 𝑰𝑪 = 0. Daerah dimana 𝑽𝑪𝑬 masih cukup kecil sehingga arus
𝑰𝑪 = 0 atau 𝑰𝑩 = 0. Transistor dalam kondisi off.
• Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan 𝑽𝑪𝑬 lebih dari 40 V, arus 𝑰𝑪 menanjak naik dengan
cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada daerah breakdown. Seharusnya transistor
tidak boleh bekerja pada daerah ini karena akan merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis
transistor nilai tegangan 𝑽𝑪𝑬 maksimum yang diperoleh sebelum breakdown bervariasi.
Breakdown tidak masuk dalam daerah kerja transitor karena sudah merupakan kondisi rusak.
Setiap konfigurasi mempunyai respon yang berbeda untuk setiap sinyal input dalam rangkaian :
• Common Base Configuration – mempunyai “voltage gain” tanpa “current gain”.
• Common Emitter Configuration – mempunyai “current dan voltage gain”.
• Common Collector Configuration – mempunyai “current gain” tanpa “voltage gain”.
• Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Kolektor ke Emitor.
• Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Emitor ke Kolektor.
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis
Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud
dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S).
Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena
pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan
pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.
• JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang menggunakan
persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya.
JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET
terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain
(D) dan Source (S).
• MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara
Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET
Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi
menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari
tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
• UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect
Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai
pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan
B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat
dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.
Dinamkan juga transistor unipolar yakni hanya memakai satu jenis pembawa muatan “electron
atau hole, tergantung dari tipenya FET” saja. Didalam FET arus listrik utamanya mengalir dalam
satu kenal konduksi sempit dengan depletion zone sisinya. Lalu ketebalan dari daerah perbatasan
ini bisa diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kenal
konduksi tersebut.
Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan dimana transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-olah short pada hubungan
kolektor – emitor. Pada daerah ini transistor dikatakan menghantar maksimum (sambungan CE
terhubung maksimum).
Besarnya tegangan kolektor emitor Vce suatu transistor pada konfigurasi diatas dapat diketahui
sebagaiberikut.
Karena kondisi jenuh Vce = 0V (transistor ideal) maka besarnya arus kolektor (Ic) adalah:
Besarnya arus yang mengalir agar transistor menjadi jenuh (saturasi) adalah:
V. LANGKAH PERCOBAAN
5.1 Karakteristik Tegangan-Arus Transistor
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
5. Amati nilai arus dan tegangan yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan
Kolektor (𝑽𝑪𝑪 ) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
5 4.951 48.559
10 9.24 75.802
15 14.9 99.894
20 19.873 126.787
25 24.829 170.71
30 27.918 2082
10 3.277 11.723
20 6.476 8.524
30 9.395 5.605
40 12.049 2.951
50 14.467 0.532825
60 14.848 0.152092
70 14.872 0.128418
80 14.885 0.115475
90 14.893 0.106605
Tabel 4. Arus Bocor dan Transistor Jenuh Kondisi I (Saat 𝑹𝑬 dalam keadaan aktif)
Tabel 5. Arus Bocor dan Transistor Jenuh Kondisi II (Saat 𝑹𝑬 dalam keadaan tidak aktif)
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟓 Volt
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟏𝟎 Volt
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟏𝟓 Volt
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟐𝟎 Volt
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟐𝟓 Volt
• 𝑽𝑪𝑪 = 𝟑𝟎 Volt
• 𝑰𝑩 = 20 µA
• 𝑰𝑩 = 30 µA
• 𝑰𝑩 = 40 µA
• 𝑰𝑩 = 50 µA
• 𝑰𝑩 = 60 µA
• 𝑰𝑩 = 70 µA
• 𝑰𝑩 = 80 µA
• 𝑰𝑩 = 90 µA
• 𝑰𝑩 = 100 µA
• 𝑹𝟐 = 100%
• 𝑹𝟐 = 100%
2. Dari Percobaan 5.2 buatlah kurva 𝑰𝑪 = 𝒇(𝑰𝑩 ) dari transistor BC 107 BP!
Jawab:
3. Dari Percobaan 5.2 hitung penguatan arus minimum dan maksimum dari transistor BC 107
BP!
Jawab:
• 𝑰𝑩 = 10 µA
𝜷 =
𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
• 𝑰𝑩 = 60 µA
𝑰𝑩 𝒊𝒏 𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
𝟑.𝟐𝟕𝟕 × 𝟏𝟎T𝟑 𝑨 𝜷 =
𝑰𝑩 𝒊𝒏
=
𝟏𝟏.𝟕𝟐𝟑 𝑽 𝟏𝟒,𝟖𝟒𝟖 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨
= 𝟐. 𝟕𝟗𝟓𝟑 × 𝟏𝟎2𝟒 =
𝟎.𝟏𝟓𝟐𝟎𝟗𝟐 𝑽
= 𝟗. 𝟕𝟔𝟐𝟓 × 𝟏𝟎2𝟑
• 𝑰𝑩 = 20 µA
𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕 • 𝑰𝑩 = 70 µA
𝜷 = 𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
𝑰𝑩 𝒊𝒏 𝜷 =
𝟔.𝟒𝟕𝟔 × 𝟏𝟎T𝟑 𝑨 𝑰𝑩 𝒊𝒏
= 𝟏𝟒,𝟖𝟖𝟓 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨
𝟖.𝟓𝟐𝟒 𝑽 =
= 𝟕. 𝟓𝟗𝟕𝟑 × 𝟏𝟎2𝟒 𝟎.𝟏𝟐𝟖𝟒𝟏𝟖 𝑽
= 𝟏. 𝟐𝟖𝟗 × 𝟏𝟎2𝟐
• 𝑰𝑩 = 30 µA • 𝑰𝑩 = 80 µA
𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕 𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
𝜷 = 𝜷 =
𝑰𝑩 𝒊𝒏 𝑰𝑩 𝒊𝒏
𝟗.𝟑𝟗𝟓 × 𝟏𝟎T𝟑 𝑨 𝟏𝟒,𝟖𝟖𝟓 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨
= =
𝟓.𝟔𝟎𝟓 𝑽 𝟎.𝟏𝟓𝟓𝟒𝟕𝟓 𝑽
= 𝟏. 𝟔𝟕𝟔 × 𝟏𝟎2𝟑 = 𝟏. 𝟐𝟖𝟗 × 𝟏𝟎2𝟐
• 𝑰𝑩 = 40 µA • 𝑰𝑩 = 90 µA
𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕 𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
𝜷 = 𝜷 =
𝑰𝑩 𝒊𝒏 𝑰𝑩 𝒊𝒏
𝟏𝟐.𝟎𝟒𝟗 × 𝟏𝟎T𝟑 𝑨 𝟏𝟒,𝟖𝟗𝟓 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨
= =
𝟐.𝟗𝟓𝟏 𝑽 𝟎.𝟏𝟎𝟔𝟔𝟎𝟓 𝑽
= 𝟒. 𝟎𝟖𝟑 × 𝟏𝟎2𝟑 = 𝟏. 𝟑𝟗𝟕𝟐 × 𝟏𝟎2𝟐
• 𝑰𝑩 = 50 µA • 𝑰𝑩 = 100 µA
𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕 𝑰𝑪 𝒐𝒖𝒕
𝜷 = 𝜷 =
𝑰𝑩 𝒊𝒏 𝑰𝑩 𝒊𝒏
𝟏𝟒,𝟒𝟔𝟕 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨 𝟏𝟒,𝟗 × 𝟏𝟎T𝟐 𝑨
= =
𝟎.𝟓𝟑𝟐𝟖𝟓 𝑽 𝟎.𝟎𝟗𝟗𝟖𝟗𝟒 𝑽
= 𝟐. 𝟕𝟏𝟓 × 𝟏𝟎 2𝟐 = 𝟏. 𝟒𝟗𝟏 × 𝟏𝟎2𝟐
IX. ANALISA
I) ANALISA (Elang Mulya Perkasa-201971058)
Transistor adalah piranti elektronika aktif yang terbuat dari semikonduktor yang berfungsi sebagai
penguat arus, saklar dan lain-lain. Piranti elektronika aktif adalah piranti yang membutuhkan arus
agar piranti tersebut bisa berfungsi.
VCC adalah tegangan pada kaki kolektor IC adalah arus pada kaki kolektor dan VCE adalah
tegangan pada kolektor - emitor.
Pada percobaan pertama yaitu karakteristik tegangan arus transistor, kita bisa melihat bahwa
semakin kita menaikkan tegangan VCC maka IC dan VCE akan naik juga, hal ini dibuktikan oleh
rumus VCC = (IC x RC)+VCE . Disitu kita melihat bahwa jika IC dan VCE naik maka VCC juga
akan naik pula . Pada data pertama yaitu dengan VCC = 5 Volt, dan arus basis (IB) = 100
mikroampere , data yang terukur adalah Ic sebesar = 4,951mA dan VCE nya adalah 48,559 mV .
Selanjutnya data kedua yaitu dengan VCC = 10 Volt dan arus basis (IB) = 100 mikroampere dan
data yang terukur adalah Ic sebesar 9,924 mA sedangkan VCEnya adalah 75,802mV . Untuk data
ketiga dengan menggunakan VCC = 15 volt dan arus basis (IB) = 100 mikroampere dan data yang
terukur adalah Ic nya 14,9 mA dan VCEnya adalah 99,894 mV. Untuk data keempat dengan
menggunakan VCC =20 volt dan arus basis(IB) = 100 mikroampere dan hasilnya adalah IC sebesar
19,873 mA sedangkan untuk VCE nya adalah sebesar 126,787 mV . Untuk data yang terakhir yaitu
dengan VCC = 30 Volt dan IB sebesar 100 mikroampere,hasilnya adalah Ic sebesar 27,918 dan
VCE = 2,082 V .
Kesimpulannya jika kita menaikkan VCC maka IC dan VCE akan mengalami kenaikan juga
. Percobaan pertama “gerbang” pada transistor telah dibuka oleh arus yang diberikan ke basis (Ib) .
sehingga arus bisa mengalir dari kolektor ke emitor. jika tidak ada arus pada basis maka arus tidak
akan mengalir dari collector ke emitor.
Pada percobaan kedua yaitu penguat arus transistor. Disini kita bisa melihat bahwa transistor
berfungsi sebagai penguat arus . Pada data pertama yaitu VCC adalah tetap 15 volt namun IB (arus
basisnya berubah ubah) . Pada data pertama yaitu IB = 10 uA dengan VCC 15 volt hasilnya adalah
Ic = 3,277 mA (milliampere) dan VCC nya adalah 11,723 V. Pada data kedua yaitu IB = 20 uA
dengan VCC 15 volt dan hasilnya adalah 6,476 miliAmpere dan VCEnya adalah 8,524 V . Pada
data ketiga yaitu IB= 30 uA dengan VCC=15 volt dan hasilnya Ic adalah 9,395 mA dan VCE =
5,605V . Pada data keempat yaitu IB = 40 uA dengan VCC = 15 volt dan hasilnya Ic adalah 12,049
mA dan VCE 2,951 V . Pada data kelima yaitu dengan IB = 50 uA dengan VCC = 15 volt dan
hasilnya Ic adalah 14,467 mA dan VCE = 532,825 mV . Pada data keenam dengan IB = 60 uA
dengan VCC = 15 volt dan hasilnya Ic adalah 14,848 mA dan VCE 152,092 mV . pada data ketujuh
dengan IB = 70 uA dengan VCC = 15 volt dan hasilnya Ic adalah 14,872 mA dan VCE nya 128,418
mV . Pada data kedelapan yaitu dengan IB= 80 uA dengan VCC = 15 volt hasilnya adalah 14,885
mA dan VCE 115,475 mV . Untuk data kesembilan yaitu dengan IB = 90 uA dengan VCC = 15 volt
hasilnya adalah 14,893 mA dan VCE adalah 106,605 mV . Untuk data terakhir yaitu dengan IB =
100 uA dan VCC 15 volt hasilnya adalah IC = 14,9 mA dan VCE adalah 99,894 mV.
Pada percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa jika kita semakin menaikkan Ib maka arus
pada kolektor (Ic) akan naik juga ini berarti transistor berfungsi sebagai penguat . Berdasarkan data
diaatas , daerah aktif pada transistor tersebut hanya sampai jika kita berikan Ib = 50 uA selanjutnya
jika kita naikkan ke 60uA dan seterusnya maka transistor dalam kondisi jenuh atau saturasi . Saturasi
Disini maksudnya adalah Ketika nilai VCE mendekati 0 dan IC nya sudah maksimal (14 mA) lebih.
Pada percobaan ketiga yaitu arus bocor dan transistor jenuh . yang dimaksud arus bocor disini
Ketika IB itu bernilai 0 (maka arus yang mengalir dari kolektor ke emitter itu seharusnya tidak ada)
tetapi dalam kenyataanya arus masih ada yang melewati kolektor ke emitter tersebut walaupun itu
sangat kecil , itulah yang disebut arus bocor.
Pada table pertama dengan kondisi RE dalam keadaan aktif yang berarti saklar terbuka jadi
arus akan melewati RE . percobaan 1 dalam percobaan ketiaga table pertama yaitu dengan V sumber
5 volt , VCC nya 15 volt , potensio meter 10k = 0% dan RE dalam keadaan aktif hasilnya adalah IB
adalah 10,767 mikro Ampere dan IC nya adalah 3,398 A dan VCE adalah 8,193 V disini transistor
Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika
Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B
nya dalam keadaan saturasi. Kenapa disebut saturasi ? karena VCC nya 15 volt tapi VCE nya 8,193
V , VCE nya jauh lebih kecil daripada VCC . Jadi ini yang menyebabkan transistor tersebut disebut
dalam keadaan saturasi.
Pada baris kedua table percobaan pertama dalam percobaan ketiga yaitu dengan Vs = 5 volt ,
VCC = 15 Volt , potensio meter (10k ohm) dalam keadaan 100%, dan RE dalam keadaan aktif ,
hambatan potensio meter tersebut akan menghambat arus yang masuk ke IB jadi tidak ada arus yang
masuk ke Ib , hasilnya arus Ib = 0 , Ic = 15,099nA dan VCE nya 15 V , transistor dalam keadaan
cut off . Mengapa transistor disebut dalam keadaan cut off ? ini dikarenakan VCE = VCC dan ada
arus bocor sebesar 15,099 nA (Ic) . Kondisi cut off ini dikarenakan tidak ada arus basis .
Pada baris pertama table percobaan kedua dalam percobaan ketiga yaitu dengan Vs = 5 volt ,
VCC = 15 Volt , potensiometer 10k = 0% , RE dalam keadaan tidak aktif (arus melewati saklar) .
hasilnya adalah Ib = 1,854 mA , Ic = 14,974 mA , VCE nya 253,532 mV , Transistor disebut dalam
keadaan saturasi . Mengapa disebut dalam keadaan saturasi , ini sebebkan karena VCC lebih besar
daripada VCE nya dan ICnya naik .
Pada baris kedua table percobaan ketiga dalam percobaan ketiga yaitu dengan Vs = 5 volt ,
VCC = 15 volt , potensiometer 10k = 100% , RE daam keadaan tidak aktif (arus melewati saklar) .
hasilnya adalah Ib = 0 , Ic = 15,099 nA dan VCE adalah 15 V . Transistor disebut dalam keadaan
cut off . Cut off dikarenakan tidak ada arus yang mengalir ke basis , dan VCE = VCC . Ic = 15,099
nA adalah arus bocor .
Perbedaan table pertama dan table kedua dari percobaan ketiga yaitu pada table pertama , RE
dalam keadaan aktif , arus mengalir melewati hambatan 1000 ohm, Ic nya lebih kecil daripada table
kedua . Ic table pertama = 3,398 mA , Ic table kedua = 14,974 mA .
keadaan tidak aktif. Dimana dari data yang dihasilkan pada Tabel 4. Arus Bocor dan Transistor Jenuh
Kondisi I (Saat 𝑹𝑬 dalam keadaan aktif) pada nilai Resistansi Potensiometer 0% menghasilkan nilai
arus Basis 𝑰𝑩 yang bernilai 10.767 uA dan arus Kapasitor 𝑰𝑪 dengan nilai 3.398 mA. Dimana besar
nilai 𝑰𝑪 > 𝑰𝑩 . Pada nilai Resistansi dari Potensiometer 100% menghasilkan nilai arus Basis 𝑰𝑩 yang
bernilai -595.064 fA dan arus Kapasitor 𝑰𝑪 dengan nilai 15.099 nA. Dimana nilai nilai Tegangan
Kolektor-Emitor 𝑽𝑪𝑬 hampir mencapai nol atau 𝑽𝑪𝑬 = 0 dikatakan sebagai daerah Cut-off. Tabel 5.
Arus Bocor dan Transistor Jenuh Kondisi II (Saat 𝑹𝑬 dalam keadaan tidak aktif) pada nilai Resistansi
Potensiometer 0% menghasilkan arus Basis 𝑰𝑩 yang bernilai 1.854 mA, dimana nilai ini lebih besar
dari kondisi sebelumnya atau pada kondisi I dan nilai arus 𝑰𝑪 yang lebih besar yaitu 14.974mA.
Kemudian Pada nilai Resistansi dari Potensiometer 100% menghasilkan nilai yangsama persis
dengan Kondisi II yaitu, arus Basis 𝑰𝑩 yang bernilai -595.064 fA dan arus Kapasitor 𝑰𝑪 dengan nilai
15.099 nA. Dimana nilai nilai Tegangan Kolektor-Emitor 𝑽𝑪𝑬 hampir mencapai nol atau 𝑽𝑪𝑬 = 0
dikatakan sebagai daerah Cut-off. Sehingga dapat disimpulkan pada Kondisi I maupun Kondisi II
atau ada tidaknya 𝑹𝑬 pada rangkaian, nilai yang dihasilkan tidak berepengaruh apabilai dengan nilai
Resistansi Potensiometer 100%.
Dimana dapat dilihat dari Kurva Karakteristik Tegangan-Arus Transistor Nilai 𝑰𝑩 merupakan
arus yang mengalir pada basis atau sebagai input ini selalu lebih kecil dari 𝑰𝑪 merupakan arus yang
mengalir pada kolektor atau sebagai output, oleh karena itu 𝑰𝑪 dapat dikatakan transistor sebagai
penguat.
Pada praktikum modul 3 tentang Karakteristik dan Parameter Transistor ini ditemukan
beberapa kemungkinan kesalahan, dari perhitungan yang dilakukan oleh praktikan dan tidak telitian
praktikan dalam membulatkan bilangan sehingga dapat dihasilkan nilai yang berbeda dari nilai yang
seharusnya. Kesalahan juga sangat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
kemungkinan kesalahan dari komputer/ PC atau laptop yang digunakan kemungkinan error atau
bermasalah.
mneghasilkan arus base, arus kolektor dan tegangan kolektor-emitor yang dapat disimpulkan bahwa
berkeadaan jenuh (saturasi), sedangkan pada potensiometernya dimaksimalkan maka arus basenya
nol dan arus kolektornya turun drastic lalu tegangan kolektor-emitorr mengalami kenaikan tegnagn
yang sangat drastic yang dapat disimpulkan
terjadinya cut-off.
Pada data pengamatan modul ini terdapat 3 percobaan yaitu, karakteristik tegangan arus
transisitor, karakteristik penguat arus transistor, dan arus bocor dan transisitor jenuh. Pada data
pengamatan percobaan pertama tentang karakteristik tegangan arus transistor dimana nilai IB diatur
tetap menjadi 100uA dan VCC mulai dari 5 sampai 30. Ketika kita naikkan nilai VCC maka nilai IC
yang didapatkan naik mulai dari 4 sampai 27 begitu pula dengan nilai VCE naik juga. Hal yang
menyebabkan terjadinya kenaikkan pada IC DAN VCE yaitu sebagaimana mestinya pada rumus,
Ketika VCC dinaikkan maka nilai IC DAN VCE juga naik karena VCC, IC, dan IC itu berbanding
lurus jadi jka salah satunya naik maka yang lainnya juga ikut naik. Pada data pengamatan yang kedua
tentang karakteristik penguat arus transistor, disini yang diatur tetap yaitu nilai VCCnya. Kemudian
nilai IB diatur dari 10 sampai 100, Ketika kita naikkan nilai IB maka ICnya naik sedangkan VCE turun.
IC mulai naik dari 3,277 sampai 14,9 tapi pada saat IB bernilai 60 kenaikan pada IC mulai tidak
signifikan atau hanya mengalami sedikit kenaikan yang dikarenakan berada didaerah saturasi, dimana
saturasi itu adalah daerah yang apabila kita naikkan nilai IB maka nilai ICnya itu sudah maksimal.
Dimana nilai maksimal dari IC yaitu 14 jadi nilai IC hanya mengalami kenaikan yang sedikit. Pada
percobaan yang kedua ini kita dapat mengetahui daerah aktif dan saturasi pada transistor.
naik namun tidak signifikan (konstan) karena transistor bekerja pada daerah saturasi. Dari percobaan
kedua ini, kita dapat menentukan daerah kerja transistor.
Pada percobaan ketiga yaitu Arus Bocor dan Transistor Jenuh. Dalam percobaan ini kita
menggunakan V sumber, VCC, potensiometer (sebagai hambatan), transistor, resistor 1000 Ohm,
switch (saklar), tiga buah multimeter untuk menghitung besar nilai IB, Ic, dan VCE. Pada kondisi
pertama yaitu Re aktif saklar nya itu membuka, maka dari itu arus dari emitor langsung mengalir ke
Re nya karena saklar terbuka otomatis tidak dapat arus dari emitor. Pada percobaan pertama Re aktif
ini, kita mendapati bahwa trasistor bekerja paa kondisi saturasi, sedangkan pada percobaan kedua
transistor bekerja pada kondisi Cut-off. Hal tersebut dapat kita tentukan dari hasil IB yang didapat,
terlihat jelas bahwa pada percobaan kedua arus tidak ada yang mengalir pada IB . Pada percobaan
kedua Ic mendapat supply arus bocor dari Vcc walaupun sangat kecil. Pada kondisi kedua yaitu Re
dalam keadaan tidak aktif saklarnya ditutup, maka dari itu otomatis arus dari emitor lebih memilih ke
saklar karena arus pada saklar itu hambatannya kecil. Pada percobaan Re dalam keadaan tidak aktif
ini didapati bahwa transistor bekerja pada kondisi saturasi, sedangkan pada percobaan kedua didapati
bahwa transistor bekerja pada daerah Cut-off. Bedanya Re aktif dengan saat Re tidak aktif yaitu pada
saat Re aktif, arus harus melewati hambatan yang lebih besar, maka arus Ic nya akan kecil. Sedangkan
saat Re tidak aktif, arus akan melewati saklar yang memiliki hambatan lebih kecil, maka didapati
nilai Ic itu lebih besar.
𝐼" 14.974mA. Diketahui bahwa nilai 𝐼) yang dihasilkan lebih kecil daripada nilai 𝐼" . Kemudian
terdapat nilai 𝑉"g yaitu 25.532mVolt. Diketahui nilai 𝑉"" lebih besar dari 𝑉"g . Pada data kondisi 2
pada resistansi potensiometer sebesar 100% menghasilkan nilai 𝐼) -595.064uA juga nilai 𝐼"
15.099nA. Diketahui bahwa nilai 𝐼) minus dan nilai 𝐼) yang dihasilkan lebih kecil daripada nilai 𝐼" .
Kemudian terdapat nilai 𝑉"g yaitu 15 Volt. Diketahui nilai 𝑉"" sama dengan nilai 𝑉"g .
Dilihat dari kondisi 1 dan 2 terdapat kesamaan data apabila saklar aktif maupun tidak yaitu pada
resistansi potensiometer sebesar 100%. Dapat disimpulkan pada saat kondisi 1 dan kondisi 2 pada
resistansi 0% merupakan daerah saturasi. Serta pada kondisi 1 dan kondisi 2 dengan resistansi100%
merupakan daerah cut-off atau daerah mati.
X. KESIMPULAN
Pada praktikum kedua modul 3 ini membahas tentang Karakteristik dan Parameter
Transistor. Dan dapat disimpulkan bahwa:
1. Fungsi transistor pada praktikum modul 3 ini adalah transistor sebagai penguat.
2. Pada percobaan ini menggunakan BJT Transistor NPN dimana terdapat terminal basis,
kolektor dan emitor.
3. Pada percobaan Karakteristik Tegangan-Arus Transistor menggunakan nilai 𝑰𝑩 yang tetap,
apabila nilai 𝑽𝑪𝑪 yang diberikan semakin meningkat maka, semakin besar pula nilai 𝑰𝑪 dan
𝑽𝑪𝑬 yang dihasilkan.
4. Pada percobaan Karakteristik Penguat Arus Transistor menggunkan nilai 𝑽𝑪𝑪 tetap, apabila
𝑉𝐶𝐸 semakin menurun, maka nilai 𝑰𝑩 dan 𝑰𝑪 semakin meningkat.
5. Pada percobaan Arus Bocor dan Transistor Jenuh dengan resistansi potensiometer 0%, aktifnya 𝑹𝑬
maupun tidak aktifnya 𝑹𝑬 mempengaruhi nilai yang dihasilkan. Dimana apabila 𝑹𝑬 aktif maka nilai
nilai yang dihasilkan lebih kecil dari pada apabila 𝑹𝑬 tidak aktif.
6. Pada percobaan Arus Bocor dan Transistor Jenuh dengan resistansi potensiometer 100%, aktifnya
𝑹𝑬 maupun tidak aktifnya 𝑹𝑬 tidak mempengaruhi nilai yang dihasilkan. Dimana nilai 𝑰𝑩 yang
dihasilkan negatif, nilai 𝑽𝑪𝑪 = 𝑽𝑪𝑬 yaitu 15Volt.