Anda di halaman 1dari 186

LAPORAN PRAKTIKUM

TRAFO DAN MESIN INDUKSI

DISUSUN OLEH :

Nama : Lalu Hadian Jaga Dita


NIM : 201911095
Kelompok : E2
Kelas :E
Tanggal Praktikum : 25 September 2021
02 Oktober 2021
08 Oktober 2021
Tanggal Presentasi : 16 Oktober 2021
Asisten : Keanu Lim
Muhammad Muttaqin

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENEAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
TRAFO MODUL I
POLARITAS DAN RASIO BELITAN
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio

belitan dari Trafo Satu Fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Modul Power Supply 3 Fasa EM-3310-1B

1 3 ɸ AC/DC Power Supply EM-3310-1D

1 Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus EM-3310-2A

1 Digital ACA Meter EM-3310-3C

1 Digital ACV Meter EM-3310-3D

1 Fuse Set EM-3310-5B

1 Trafo Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Tempat Penyambung Hantaran EM-3390-1A

1 Set Penyambung Hantaran EM-3390-3A

1 Set Steker Penguhubung EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Polaritas transformator merupakan
notasi yang menunjukkan arah aliran arus. Polaritas pada transformator ada dua yaitu
subtractive dan additive.

Turn Ratio Test (TTR) merupakan pengujian rasio untuk mengetahui perbandingan
jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping (Arif,
2015) atau pengujian rasio adalah pengujian perbandingan jumlah lilitan sekunder terhadap
lilitan primer pada transformator (Subekti, 2013).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan
mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi
yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet. Transformator
merupakan peralatan statis untuk memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
lainnya dengan mengubah tegangan tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis
karena tidak ada bagian yang bergerak/ berputar. Pengubahan tegangan dilakukan dengan
memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik yang terjadi dalam satu waktu pada transformator
adalah induksi sendiri pada masing-masing lilitan diikuti oleh induktansi bersama yang terjadi antar
lilitan. Secara sederhana transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, lilitan
sekunder dan inti besi. Lilitan primer merupakan bagian transformator yang terhubung dengan
rangkaian sumber energi (catu daya). Lilitan sekunder merupakan bagian transformator yang
terhubung dengan rangkaian beban. Inti besi merupakan bagian transformator yang bertujuan untuk
mengarahkan keseluruhan fluks magnet yang dihasilkan oleh lilitan primer agar masuk ke lilitan
sekunder Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis, dimana perbandingan
tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Dalam bidang tenaga listrik pemakaian
transformator dikelompokkan menjadi:

 Transformator daya.
 Transformator distribusi.
 Transformator untuk pengukuran.

Prinsip Kerja Transformator

Transformator terdiri atas dua buah kumparan, yakni kumparan primer dan kumparan
sekunder yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun
berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak – balik, maka fluks bolak - balik
akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup
maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer, maka pada kumparan
primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi pada kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction)
yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder. Kemudian arus sekunder akan
mengalir jika rangkaian sekunder diberikan beban, sehingga energi listrik dapat ditransfer
keseluruhan (secara magnetisasi) seperti pada gambar 2.1 dibawah ini.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 2.1 Prinsip kerja transformator.

Dengan melihat arah lilitan kumparan transformator dapat ditentukan arah tegangan
induksi yang dibangkitkan serta polaritas transformator tersebut. Bila kumparan primer yang
merupakan kumparan tegangan tinggi diberi suplai tegangan, cara melilit seperti pada gambar 1 di
bawah akan menghasilkan arah tegangan induksi dan fluks magnet seperti ditunjukkan oleh masing-
masing anak panah. Artinya terminal 1 (+) mempunyai polaritas yang sama dengan terminal 3 (+),
sedangkan terminal 2 (-) mempunyai polaritas yang sama dengan terminal 4 (-). Jenis polaritas ini
disebut polaritas pengurangan. Bila polaritas terminal 1 (+) sama dengan terminal 4 (+) dan
polaritas terminal 2 (-) sama dengan terminal 3 (-), berarti cara melilit kumparan tegangan rendah
transformator seperti pada gambar 2. Hubungan ini disebut polaritas penjumlahan.

Metode Menentukan Polaritas Transformator

1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah
transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi
transformator.
2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR dan
tegangan hasil penghubungan kedua kumparan transformator dengan menghubungkan salah
satu terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.
3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu dilakukan
pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa dengan uji
polaritas transformator, akan tetapi kumparan yang dihubungkan bukan sisi TT dengan TR
melainkan sisi TR dari trafo blank dan trafo referensi.

Sumber :

1. Polaritas dan Transformator. Universitas Negeri Padang

2. Efendi, Ilham. 2018. Polaritas Transformator 1 fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN
Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi!

Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan
yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY
OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain


dengan menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian
pada Gambar 1- 1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power
Supply 3 Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2,
tegangan ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi
Pembatas Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.

Jika nilai V2 merupakan hasil penjumlahan V1 dengan V3, maka Tranfsormer yang
diujikan memiliki polaritas Additif. Jika nilai V2 merupakan hasil pengurangan V1
dengan V3, maka Transformer yang diujikan memiliki polaritas Subtraktif.

6. Hitunglah perubahan rasio dari Transformer dengan menggunakan persamaan :

Turns Ratio = V1/V3

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-1-1 Hasil Pengukuran Tegangan Lilitan


V1 V2 V3

220 V 196 24

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

V2 = V1 – V3
V2 = 220 V – 24 V
V2 = 196 V

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Benar atau tidak pada saat pengujian Rasio Trafo, trafo harus dalam keadaan bebas
tegangan? Jelaskan!

2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada Trafo?

3. Buatlah grafik V2 terhadap V3 berdasarkan tabel pengamatan yang diperoleh. Jelaskan


grafik yang Anda peroleh.

Jawab :

1. Benar, karena kita menguji lilitannya bukan kumparan sehingga trafo harus dalam
keadaan bebas tegangan.
2. Tujuan dilakukannya percobaan Turn Ratio Test pada Trafo yaitu agar kita dapat
mengetahui polaritas pada trafo tersebut additive atau subtractive sehingga kita
mengetahui trafo tersebut dapat diparalelkan atau tidak.

3.
Grafik yang diperoleh adalah menurun hal ini berarti polaritasnya bersifat subtractive.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan akan melakukan percibaan pada modul 1 yang
berjudul Polaritas Dan Rasio Belitan, diman pada modul 1 ini mempunyai tujuan, yaitu pada saat
selesai melakukan praktikum para praktikan harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio belitan
dari Trafo Satu Fasa. Sebelum memulai melaksanakan praktikum alngkah lebih baiknya para
praktikan memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini.

Penafsiran dari polaritas merupakan pemisah muatan listrik yang terdiri dari elektroda serta
mempunyai kutub positif serta kutub negatif. Polaritas pada transformator berperan selaku
penentuan kutub- kutub positif serta negatif pada transformator buat memastikan kumparan-
kumparan primer ataupun kumparan sekunder serta buat menghubungkan transformator jadi suatu
auto transformator, ada pula tipe– tipe polaritas pada transformator yang awal terdapat polaritas
additive kemudian yang kedua terdapat polaritas subtractive, pada polaritas additive bila
pembacaan V’( pengukuran tegangan antara halte kumparan sekunder serta primer) lebih besar
dari V, maksudnya amf kedua kumparan silih menjumlahkan. Pada polaritas subtractive bila V’
lebih kecil dari V hingga transformator ini memiliki polaritas subtractive ataupun salaing kurangi.

Pada praktikum ini para praktikan menggunakan transformator satu fasa dimana prinsip
kerja dari transformator ini yaitu apabila kumparan dari lilitan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan, makan arus hendak mengalir secara bolak balik pada lilitan tersebut. Oleh sebab itu
lilitan itu memiliki inti arus yang memunculkan fluks magnet yang pula berganti– berganti, pada
intinya akibat terdapatnya fluks magnet yang berganti ganti seperti itu lilitan primer hendak
memunculkan GGL induksi. Guna turn rasio test pada percobaan polaritas serta rasio putaran ini
bertujuan buat mengenali keadaan belitan primer ataupun belitan sekunder dari ketiga phasanya (
R, S, T) apakah phasanya masih imbang ataupun apalagi telah short sebab perihal ini terdapat
kaitannya dengan tegangan keluaran pada transformatornya.

Setelah memahami materi materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya para
praktikan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan pada modul kali ini. Yang diperlukan pada
percobaan yang bertajuk polaritas serta rasio putaran yang awal terdapat materi power supply 3
fasa yang berperan selaku sumber listrik 3 fasa sebanyak satu buah, yang kedua terdapat 3Φ AC/
DC power supply berperan selaku sumber tegangan sebanyak satu buah, kemudian yang ketiga
terdapat materi saklar 3 kutub perlindungan pembatas arus berperan selaku sesuatu system
perlindungan pembatas arus sebanyak satu buah, kemudian yang keempat terdapat digital ACA M
merupakan perlengkapan elektronik yang berperan selaku sesuatu perlengkapan ukur buat
mengukur arus sebanyak satu buah, kemudian yang kelima terdapat digital ACV meter merupakan
sesuatu perlengkapan elektronik yang berperan buat mengukur tegangan pada rangkaian polaritas
serta rasio putaran sebanyak satu buah, kemudian yang ke 6 terdapat Fuse set yang berperan
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
selaku pemutur arus listrik ketiga terdapatnya ikatan arus pendek yang berperan buat menghindari
kehancuran pada perlengkapan yang lain, yang berjumlah satu buah, kemudian terdapat suatu
transformator satu fasa dimana prinsip kerjanya apabila kumparan dari lilitan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan, makan arus hendak mengalir secara bolak balik pada lilitan tersebut.
Oleh sebab itu lilitan itu memiliki inti arus yang memunculkan fluks magnet yang pula berganti-
ganti, pada intinya akibat terdapatnya fluks magnet yang berganti ganti seperti itu lilitan primer
hendak memunculkan GGL induksi sebanyak satu buah, kemudian terdapat suatu meja
laboratorium yang berperan selaku tempat percobaan serta tempat meletakan perlengkapan yang
diperlukan, setelah itu terdapat bingkai percobaan disini bingkai percobaan yang kita pakai
terdapat 2 opsi yang awal dengan kode alat EM- 3380- 2B kemudian yang kedua dengan kode
perlengkapan EM- 3380- 2A, setelah itu perlengkapan berikutnya terdapat tempat penyambungan
hantaran sebanyak satu buah, setelah itu terdapat satu set penyambung hantaran serta terakhir
terdapat satu set steker penghubung. Ada pula yang terjalin bila transformator yang berperan bila
diberi arus AC kita beri arus DC hingga pada pengoperasian transformator input yang kita bagikan
haruslah AC dimana wajib cocok dengan guna dari trafo itu sendiri ialah buat menaikkan tegangan
ataupun biasa diucap dengan transformator step- up ataupun merendahkan tegangan ataupun biasa
diucap dengan transformator step- down pada arus bolak balik ataupun AC, serta bila
transformator kita bagikan arus searah ataupun DC transformator tersebut tidak bisa bekerja
dikarnakan tidak terdapatnya frekuensi pada arus searah ataupun DC. Ada pula keuntungan dari
trun rasio test pada transformator buat mengganti rasio dari transformator yang bisa didefinisikan
selaku rasio jumlah belokan dari lilitan primer terhadap jumlah belokan dari lilitan sekunder
dimana buat mengenali keadaan belitan primer ataupun belitan sekunder apakah masih balance
ataupun telah short, pada transformator dengan rasio transformator yang kecil, umumnya rasio
putarannya sama dengan rasio tegangan. Tetapi buat pemakaian transformator dengan rasio
transformasi yang lebih besar dapat saja rasio tegangan bisa jadi berbeda dengan turns ratio yang
biasa diucap dengan ratio error. Rasio error bisa kita deteksi dengan metode uji rasio, umumnya
uji rasio simpel kita mempraktikkan tegangan yang senantiasa pada belitan primer serta dengan
metode mengukur tegangan yang terjalin pada induksi pada belitan sekunder. Kesalahan rasio bisa
diakibatkan oleh sebagian aspek antara lain semacam induktansi kebocoran, kemudian terdapat
kerugian tembaga dalam transformator serta yang terakhir dapat sebab kapasitansi antar belitan.
Pada dikala pengujian polaritas pada transformator, transformator tidak wajib dalam kondisi
leluasa tegangan disebabkan polaritas bisa dikenal subtraktif ataupun adiktif tidaknya oleh arah
fluks yang dimana fluks terjalin sebab terdapat medan magnet yang menembus penampang serta
medan magnet didapat oleh tegangan serta arus yang mengalir dari sumber.

Pada praktikum ini mengenai materi transformator yang bertajuk polaritas serta rasio
putaran para praktikan juga bisa mengenali metode menentukan polaritasnya ialah yang awal

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
terdapat substraktif ataupun yang kedua terdapat adiktif yang memakai kaidah tangan kanan pada
fluksnya. Para praktikan dapat melihat dari data pengamatan yang diperoleh pada saat percobaan
V1 bernilai 220 volt yang ialah tegangan yang diberikan pada sisi primer, V2 bernilai 196 volt
yang ialah tegangan pada sisi sekunder serta V3 bernilai 24 volt yang ialah hasil dari pengurangan
tegangan sisi primer dengan tegangan sisi sekunder. Polaritas yang digunakan merupakan polaritas
substraktif dimana lilitan pada kumparan primer berbeda arah ataupun lilitan pada sekunder
sehingga arah fluks pada kumparan arahnya sama sehingga pergerakanya silih bertabrakan
sehingga hasilnya silih kurangi. Transformator yang kita pakai dalam praktikum ini merupakan
transformator step down dimana jumlah lilitan sekunder lebih sedikit disbanding lilitan primer
pada trafo tersebut. Trafo step down berperan buat merendahkan tegangan AC berbeda dengan
transformator step up yang berperan buat menaikan tegangan AC.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN

1. Polaritas pada transformator berfungsi sebagai penentuan kutub - kutub positif dan negatif
pada transformator untuk menentukan kumparan - kumparan primer atau kumparan
sekunder dan untuk menghubungkan transformator menjadi sebuah auto transformator.
2. Polaritas yang digunakan adalah polaritas substraktif dimana lilitan pada kumparan primer
berbeda arah atau lilitan pada sekunder sehingga arah fluks pada kumparan arahnya sama
sehingga pergerakanya saling bertabrakan sehingga hasilnya saling mengurangi.
3. Transformator yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah transformator step down
dimana jumlah lilitan sekunder lebih sedikit disbanding lilitan primer pada trafo tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
TRAFO MODUL II
PENGUJIAN SIRKUIT TERBUKA
I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes
rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Catu Daya 3ϕ AC/DC EM-3310-1D
Modul Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga EM-3310-2A
Kutub
1 Meter ACA Digital EM-3310-3C
1 Meter ACV Digital EM-3310-3D
1 Set Sekering EM-3310-5B
1 Transformator Satu Fasa EM-3340-1A
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Eksperimental EM-3380-2B
Atau Bingkai Eksperimental
1 Penghubung Pemegang Kunci EM-3380-2A
1 Penghubung Set Kunci
1 Set Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-1A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Bila sisi primer diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1) dan sisi sekunder
terbuka, maka dapat ditentukan daya pada beban nol (Po).

Gambar Skema Rangkaian Beban Nol

Po merupakan jumlah rugi-rugi besi (Pb) dan rugi-rugi tembaga (Pt)


transformator.

𝑷𝟎 = 𝑷𝒃 + 𝑷𝒕 = 𝑷𝒃 + 𝑰𝟎𝟐𝑹𝟏

Io2R1 bernilai antara 0.25-2% rugi tembaga pada beban nominal. Dengan demikian, rugi
tembaga pada beban nol dapat diabaikan terhadap rugi besi. Fasa I o tertinggal terhadap
tegangan primer V1 dan dapat diuraikan terhadap komponen Ioa yang dapat menyebabkan
rugi besi dan Ior yang menyebabkan fluks utama.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Tes sirkuit-terbuka , atau " uji tanpa-beban", adalah salah satu metode yang digunakan
dalam teknik listrik untuk menentukan impedansi tanpa-beban pada cabang eksitasi transformator .
Tanpa beban diwakili oleh sirkuit terbuka, yang diwakili di sisi kanan gambar sebagai "lubang" atau
bagian tidak lengkap dari sirkuit.

Gambar test sirkuit terbuka

Sekunder transformator dibiarkan terbuka. Wattmeter terhubung ke primer.


Ammeter dihubungkan secara seri dengan belitan primer. Voltmeter adalah opsional karena
voltase yang diterapkan sama dengan voltmeter yang dibaca. Tegangan pengenal diterapkan pada
primer.

Jika tegangan yang diberikan adalah tegangan normal maka fluks normal akan
diatur. Karena kehilangan zat besi adalah fungsi dari tegangan yang diberikan, kehilangan zat besi
yang normal akan terjadi. Karenanya kehilangan zat besi maksimum pada tegangan
pengenal. Kehilangan besi maksimum ini diukur menggunakan wattmeter. Karena
impedansi seri belitan transformator sangat kecil dibandingkan dengan cabang eksitasi, semua
tegangan input dijatuhkan melintasi cabang eksitasi. Jadi wattmeter hanya mengukur kehilangan zat
besi. Tes ini hanya mengukur kehilangan besi gabungan yang terdiri dari kehilangan
histeresis dan eddy current loss. Meskipun kehilangan histeresis lebih kecil dari kehilangan eddy
saat ini, itu tidak dapat diabaikan. Kedua kerugian dapat dipisahkan dengan menggerakkan
transformator dari sumber frekuensi variabel karena kehilangan histeresis bervariasi secara linier
dengan frekuensi pasokan dan kerugian arus eddy bervariasi dengan kuadrat.

Karena sekunder dari transformator terbuka, primer hanya menarik arus tanpa beban, yang
akan mengalami kehilangan tembaga. Arus tanpa-beban ini sangat kecil dan karena kehilangan
tembaga pada primer sebanding dengan kuadrat arus ini, maka dapat diabaikan. Tidak ada
kehilangan tembaga di sekunder karena tidak ada arus sekunder.

Sisi sekunder transformator dibiarkan terbuka, sehingga tidak ada beban di sisi sekunder.
Oleh karena itu, daya tidak lagi ditransfer dari primer ke sekunder dalam perkiraan ini, dan arus
yang diabaikan melewati belitan sekunder. Karena tidak ada arus yang melewati belitan sekunder,
tidak ada medan magnet yang dibuat, yang berarti arus nol diinduksi pada sisi primer. Ini penting

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
untuk perkiraan karena memungkinkan kita untuk mengabaikan impedansi seri karena diasumsikan
bahwa tidak ada arus yang melewati impedansi ini.

Apa yang dimaksud dengan Sirkuit Terbuka & Sirkuit Tertutup?

Ketika suatu rangkaian listrik lengkap terpasang dan membentuk lingkaran yang
memungkinkan arus dapat mengalir, sirkuit ini disebut sirkuit tertutup (closed circuit). Dan apabila
terdapat bagian dari rangkaian tersebut terputus atau terganggu sehingga lingkaran tidak utuh
terbentuk dan listrik tidak dapat mengalir maka ini disebut sirkuit terbuka (opened circuit).

Kata "sirkuit terbuka" termasuk oxymoron. Faktanya, jika terdapat bagian dari rangkaian
listrik yang terbuka maka itu bukanlah sirkuit, maka kata 'sirkuit terbuka' ini sebenarnya lebih
sering digunakan untuk menjelaskan bahwa sebuah sirkuit tersebut mengalami kerusakan, atau
dinon- aktifkan dengan saklar, atau terdapat komponen yang rusak/ hancur
dsb.

Arus hubung singkat (sirkuit pendek/ short circuit) mengacu pada sirkuit yang tidak
memiliki beban. Misalnya, jika lampu terhubung ke sirkuit tetapi koneksi langsung juga ditemukan
terhubung antara terminal negatif baterai dengan terminal positif. Arus listrik pada sirkuit pendek
bisa mengalir pada tingkat tinggi yang berbahaya. Sirkuit pendek dapat merusak komponen
elektronik, menyebabkan baterai meledak, bahkan mengakibatkan kebakaran.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Seperti contoh gambar ilustrasi yang diatas, arus listrik dapat mengalir melewati bola lampu
maupun melalui jalur yang menghubungkan langsung pada kedua baterai tersebut. Arus akan
mengalir kemana saja pada jalur yang disediakan. Jika sirkuit anda memiliki dua jalur, arus listrik
tidak akan memilih salah satunya, tetapi kedua-duanya. Namun, tidak semua jalur yang
dilewatinya sama rata.

Misalnya, arus akan lebih mudah mengalir melalui sirkuit pendek dibandingkan melewati
lampu tersebut, dengan demikian bola lampu itu kemungkinan besar tidak akan menyala karena
sebagian besar arus tersalurkan di rute yang lebih singkat.

Sumber :

Fahmi Arif Kurnia Rahman Jurusan Teknik Elektro POLINES www.scribd.com/trafo-ope-circuit

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang
spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF
pada modul catu daya tiga fasa.
1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan
dalam bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada Gambar
2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.

3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar


perlindungan batas arus3-F.

4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah
jarumjam sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus
I1 (diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1

6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-
fasadan catu daya 3ϕ AC/DC.

7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1× 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

2.6 Diagram Koneksi untuk tes Sirkuit terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60Hz)

V1 I1

24 V 0,62 V

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA
Rugi besi = 0,4 x V1 x I1
Rugi besi = 0,4 x 24 V x 0,62 V
= 5,952 VA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR

1. Mengapa timbul panas pada inti besi?


2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!
3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!
4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan dan kerugian dari
pengujian ini!
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini
dapat dikatakan pengujian rangkaian terbuka!

Jawab
1) Penyebab timbul panas pada inti besi yaitu :
 Eddy Current : Karena arusnya berputar terus menerus
 Histerisis : karena terjadi gesekan antara molekulnya
2) Terdapat jenis-jenis pendinginan pada trafo yaitu tipe basah dan kering. Pada tipe
kering terdapat AA yaitu pendingin natural dengan menggunakan udara, ada juga
AFA menggunakan udara dari luar seperti kipas. Kemudian pada tipe basah terdapat
ONAN (Oil Natural Air Natural) yang bersirkulasi alami jadi perputaran minyaknya
dipengaruhi oleh suhu dari minyaknya tersebut, kemudian ada juga ONAF (Oil
Natural Air Forces) yang bersirkulasi alami tetapi melalui radiator oil dan
didinginkan dengan dibantu kipas, dan ada juga OFAF (Oil Forces Air Forces) yang
minyaknya akan didinginkan terlebih dahulu dengan bantuan pompa agar
sirkulasinya cepat, kemudian ada lagi OFWF (Oil Forces Water Forces) yang
minyaknya sebagai pendingin belitan dan bersirkulasi secara dipaksa atau buatan dan
air sebagai pendingin luarnya.
3) Pada eddy current dapat ditanggulangi dengan cara inti besi transformator dibuat
laminasi atau berlapis-lapis supaya memecah induksi arus eddy yang terbentuk
didalam inti besi supaya terbagi dan tidak menimbulkan panas berlebih. Sedangkan
pada hysteresis losses ditanggulangi dengan cara penggunaan pendinginan trafo.
4) open circuit digunakan untuk melihat atau menghitung dan mengetahui seberapa
besar rugi rugi pada inti besi, kita memakai pengujian sirkuit terbuka karena untuk
mencari tau rugi rugi yang ada di inti besi.
5) Dikatakan open circuit atau pengujian sirkuit terbuka karena berdasarkan syarat
mengalirnya arus yaitu rangkaian tertutup, adanya GGL, dan dihubungkan dengan
penghantar. Percobaan sirkuit terbuka dilakukan dengan trafo step up sehingga nilai I
= 0 dan V = ~, nantinya akan didapati rugi inti besi, hal ini karena arus hanya
mengalir ke inti besi saja.
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kalli ini para praktikan membahas modul dua yang berjudul Pengujian Sirkit
Terbuka. Dimana pada modul dua ini bertujuan bagi para praktikan agar mampu untuk
menunjukkan tes rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa. Seperti
biasa sebelum memulai melaksanakan praktikum para praktikan akan terlebih dahulu memahami
materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini.

Transformator merupakan suatu perlengkapan yang bisa merubah tenaga listrik dari satu
ataupun lebih rangkaian listrik ke sesuatu rangkaian listrik yang lain bersumber pada prinsip induksi
elektromagnetik. Ada pula prinsip kerja dari transformator dimana pada transformator ada 2 buah
kumparan ialah kumparan primer serta kumparan sekunder. Pada kumparan primer bila
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak– balik, hingga hendak terjalin fluks bolak– balik pada
kumparan primer, dimana fluks yang terjalin kumparan primer hendak terjalin induksi ke kumparan
sekunder.

Pada transformator ada rugi–rugi pada inti besi yang dibagi jadi 3 yang awal terdapatnya
rugi–rugi histerisis, rugi–rugi histerisis pada transformator ini diakibatkan oleh terdapatnya gesekan
molekul yang melawan aliran style magnet yang terletak pada inti besi. Gesekan yang terjalin pada
molekul dalam inti besi ini hendak memunculkan panas, panas yang dihasilkan ini membuktikan
terdapatnya kerugian tenaga, perihal ini sebagian kecil menyebabkan tenaga listrik yang berganti
jadi tenaga panas. Panas yang besar pada transformator bisa memperpendek usia transformator
tersebut serta bisa membuat rusaknya transformator. Buat menghindari panas berlebih pada
transformator diperlukan sistem pendingin yang berbentuk hawa serta minyak transformator. Yang
kedua terdapat rugi–rugi eddy current, rugi–rugi ini diakibatkan oleh terdapatnya aliran perputaran
arus yang menginduksi logam, perihal ini diakibatkan oleh terdapatnya aliran fluks magnetic yang
terjalin inti besi. Sebab inti besi transformator dibuat dari bahan logam konduktor, hingga arus eddy
hendak menginduksi inti besi tersebut yang hendak terus menjadi besar.

Eddy current yang disebabkan karena adanya aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam,
karena inti besi terbuat dari bahan konduktor, maka arus eddy yang menginduksi inti besi akan
semakin besar dan mengakibatkan panas. Dan yang ketiga ada copper losses yang ddisebabkan oleh
sifat resisitif bahan tersebut atau yang digunakan karena pada umumnya kumparan dibuat dari
gulungan kawat yang Panjang, sehingga meningkatkan hambatan dan ketika dialiri arus maka
hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas. Untuk rugi-rugi
yang berada di inti besi yaitu hysteresis losses dan eddy current. Penanggulangan rugi-rugi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pada eddy current dapat ditanggulangi dengan cara inti besi
transformator dibuat laminasi atau berlapis-lapis supaya memecah induksi arus eddy yang terbentuk
didalam inti besi supaya terbagi dan tidak menimbulkan panas berlebih. Kemudian pada hysteresis

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
losses ditanggulangi dengan cara penggunaan pendinginan trafo. Dan pada copper losses
ditanggulangi dengan kuwalitas kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat
mengurangi rugi-rugi tembaga. Terdapat jenis-jenis pendinginan pada trafo yaitu tipe basah dan
kering. Pada tipe kering terdapat AA yaitu pendingin natural dengan menggunakan udara, ada juga
AFA menggunakan udara dari luar seperti kipas. Kemudian pada tipe basah terdapat ONAN (Oil
Natural Air Natural) yang bersirkulasi alami jadi perputaran minyaknya dipengaruhi oleh suhu dari
minyaknya tersebut, kemudian ada juga ONAF (Oil Natural Air Forces) yang bersirkulasi alami
tetapi melalui radiator oil dan didinginkan dengan dibantu kipas, dan ada juga OFAF (Oil Forces
Air Forces) yang minyaknya akan didinginkan terlebih dahulu dengan bantuan pompa agar
sirkulasinya cepat, kemudian ada lagi OFWF (Oil Forces Water Forces) yang minyaknya sebagai
pendingin belitan dan bersirkulasi secara dipaksa atau buatan dan air sebagai pendingin luarnya.

Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada modul ini selanjutnya para praktikan
akan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan pada modul kali ini. Dimana pralatan itu berupa:
Modul Catu Daya Tiga Fasa dengan kode alat EM-3310-1B, kemudian ada 1 Catu Daya 3ϕ AC/DC
EM-3310-1D, lalu ada 1 Modul Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga Kutub dengan kode alat EM-
3310-2A, lalu ada 1 Meter ACA Digital dengan kode alat EM-3310-3C, lalu ada 1 Meter ACV
Digital dengan kode alat EM-3310-3D, ada 1 Set Sekering EM-3310-5B, kemudian ada 1
Transformator Satu Fasa EM-3340-1A, lalu ada 1 Meja Laboratorium EM-3380-1A, kemudian ada
1 Bingkai Eksperimental Atau Bingkai Eksperimental EM-3380-2B, lalu ada Penghubung
Pemegang Kunci, lalu ada Penghubung Set Kunci EM-3380-2A, dan yang terakhir ada 1 Set
Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-1A. setelah mempersiapkan peralatan selanjutnya para
praktikan melakukan percobaan dan mulai mengisi data pengamatan yang ada pada nodul kali ini.

Pada saaat melakukan percobaan para praktikan dapat melihat pada rangkaian ekivalen ketika
tegangan masuk ke primer dan inti besi ke sekunder dan sekundernya di open maka tegangannya
akan tinggi sampai mencapai tak hingga tetapi arusnya mendekati nol, sedangkan yang di primer
arusnya besar mencapai tak hingga, sehingga nilai V dan I berbanding terbalik. Jadi sekundernya di
open agar arusnya hanya berputar pada inti besi dan primer sehingga kita dapat mengetahui rugi-
rugi pada inti besi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Rugi – rugi histerisis pada transformator disebabkan oleh adanya gesekan molekul yang
melawan aliran gaya magnet yang berada pada inti besi.
2. Eddy current rugi – rugi ini disebabkan oleh adanya aliran sirkulasi arus yang menginduksi
logam, hal ini disebabkan oleh adanya aliran fluks magnetic yang terjadi inti besi.
3. Cara untuk mengurangi rugi – rugi eddy current diantaranya dengan cara membuat inti besi
berlapis – lapis, ini bertujuan untuk memecah induksi yang terjadi pada transformator arus
eddy yang terbentuk di dalam inti besi transformator.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
TRAFO MODUL III
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT
I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung
singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama alat Kode Alat
1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B

1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D

1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas arus EM-3310-2A

2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C

1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D

1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B

1 Trafo satu fasa EM-3340-1A

1 Meja laboratorium EM-3380-1A

1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B

Kerangka percobaan EM-3380-2A

1 Penghubung penahan EM-3390-1A

1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A

1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Percobaan hubung singkat ini dapat dipakai untuk mencari rugi-rugi tembaga. Arus hubung
singkat pada tegangan nominal akan sangat besar, hingga dapat merusak lilitan primer
skunder karena panas yang timbul (karena rugi-rugi tembaga pada lilitan). Pada percobaan
ini arus yang mengalir pada ampermeter diatur sedemikian hingga tidak menimbulkan panas
yang berlebihan. Pada umumnya tegangan Vi sekitar 5 – 10 % dari tegangan nominal.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.2 Rangkaian Ekivalen

Dalam keadaan hubung singkat, impedansi beban diperkecil hingga nol akibatnya I2 jauh
lebih besar dibandingkan dengan Io. oleh karena V2 kecil dan akibatnya V1 juga kecil yang
berartifluks magnetik dan kerapatan fluks (B) juga kecil, dan dapat diabaikan. Impedansi
yang ada Zekl = Rekl + jXekl yang membatasi arus.
Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a2X2.

Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
1. Beban Resitif

Beban resitif merupakan beban yang terdiri dari komponen resistan saja seperti pemanas dan
lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengonsumsi daya aktif saja dengan faktor daya terhitung
1 dan memiliki tegangan dan arus sefasa.

2. Beban Induktif

Beban induktif yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada suatu inti,
seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa
(phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang
tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal
terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif.

3. Beban Kapasitif

Beban kapasitif adalah beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk
menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu
sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini
menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif.

Pembatas Arus

Pembatas arus merupakan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus
berlebih yang mengalir melalui sensor alat ini biasa digunakan untuk melakukan proteksi
terhadap benda-benda elektronik yang digunakan maupun untuk keamanan keselamatan
pengguna energi listrik itu sendiri. (Suprianto, 2017) Pembatas arus yang umum digunakan
pada jaringan tegangan rumah adalah berupa MCB (mini circuit breaker).

Monitoring

Monitoring adalah sebuah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa sebuah
sistem apakah system sudah berjalan sesuai rencana dan penyesuaian dapat dilakukan dengan
metodologis. Tujuan monitoring pada sistem ini untuk mendapatkan akurasi jumlah arus yang
timbul akibat adanya pemakaian beban energi listrik dan memberikan informasi tentang
jumlah tegangan yang mensuplai beban yang terhubung pada sistem yang dibuat oleh penulis.
Tujuan monitoring pada sistem ini untuk mendapatkan akurasi jumlah arus yang timbul akibat
adanya pemakaian beban energi listrik dan memberikan informasi tentang jumlah tegangan
yang mensuplai beban yang terhubung pada sistem yang dibuat oleh penulis.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Proteksi Arus Lebih

Proteksi arus lebih adalah usaha untuk memutuskan jaringan dengan sumber tenaga
listrik ketika kelebihan arus terjadi agar tidak membahayakan pengguna energi listrik.
Proteksi terhadap adanya arus lebih harus bisa mengamankan circuit ketika terjadi arus lebih
dan harus memiliki interrupting current yang cukup agar terhindar dari kerusakan. (Haryudo,
2009) Manusia atau ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari cedera, dan harta benda
diamankan dari kerusakan karena suhu yang berlebihan atau stres elektromekanis karena arus
lebih yang sangat mungkin timbul pada penghantar aktif. Dan Gawai proteksi arus-lebih dan
karakteristik sirkit yang diamankan, harus dipilih dan dikoordinasikan sehingga kerusakan
komponen listrik sirkit dapat dicegah atau dikurangi. (PUIL 2000).

Sensor Arus ACS712

Sensor ini merupakan sensor arus yang dapat digunakan untuk deteksi arus listrik,
baik arus DC maupun Arus AC dengan biasa digunakan untuk switched-mode power supplies
, mengontrol motor, monitoring dan pengaman beban lebih. Komponen ini mampu membaca
arus dengan ketepatan yang lumayan tinggi sampai dengan 30 ampere, dikarenakan adanya
rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari stembaga didalamnya.
Adapun tampilan komponen ACS712 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Perwujudan Sensor Arus ACS712

Komponen ini akan bekerja dengan cara mengalirkan arus yang dibaca melalui kabel
tembaga yang terletak pada bagian dalam sehingga akan menghasilkan medan magnet yang di
tangkap oleh integrated Hall IC setelah itu dirubah dalam bentuk tegangan proporsional.
Pengoptimalan ketelitian dalam pembacaan sensor ini dilakukan dengan cara memasangkan
komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan
hall transducer secara berdekatan. Maka, tegangan roporsional yang kecil akan menstabilkan
Bi CMOS Hall IC yang diletakan didalamnya oleh pabrik pembuat agar mendapat ketelitian
pembacaan yang tinggi (datasheet Allegro. 2017).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Sumber :

1) Gapy, Mansur. 2017. Load Shedding Controller pada Beban Rumah Tangga Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala.
2) Ashari, Ruri. 2018. Pemantau Arus Listrik Berbasis Alarm dengan Sensor Arus
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Seminar Nasional Royal Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer Sumatera Utara.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Gambar 3.2 Circuit diagram for short-circuit test

Gambar 3.3 Connection diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PROSEDUR

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang
spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF
pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang


modul yang dibutuhkan pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan
rangkailah sesuai dengan diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC
power suplai, atur knob pengaturtegangan pada posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power
suplai tiga fasa
4. Hidupkan modul 3ΦAC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur
tegangan searah dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A
5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2volt, 4volt, 6volt, dan 8volt secara berurutan
dengan syarat arus sekunder I2 tidak melebihi 5A
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada tabel 1- 2-
1
7. Secara berurutan matikan modul 3ΦAC/DC power suplai, pwer suplai tiga fasa dan
pengaman pembatas arus 3 fasa

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

VI. TABEL DATA PENGAMATAN


Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai tegangan dan arus

V1 (Volt) I1 (Ampere) I2 (Ampere) PLOSS (Watt)

12 V 0,54 A 5,02 A 6,48

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

PLOSS = V1 x I1 = 6,48 Watt

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!

b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus: Rugi-rugi


tembaga PLOSS= V1 x I1 =…

2. Apa tujuan kita mencari nilai rugi-rugi tembaga pada trafo?

3 Trafo jenis apa yang kita pakai pada pengujian hubung-singkat ini dan mengapa
menggunakan trafo jenis tersebut? Jelaskan!

4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara
untukmengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus
tahanan!

5. Jelaskan apa itu bahan ferromagnetik, paramagnetik dan diamagnetic!

Jawab

1. a. Gambar

b. PLOSS = V1 x I1
= 12 x 0,54 = 6,48 Watt
2. Untuk mencari nilai dari rugi rugi daya pada trafo yang hilang di sisi kumparan primer
dan kumparan sisi sekunder.

3. Trafo yang digunakan adalah trafo jenis stepdown, karena pada pengujian shoatcircuit
kumparan primer di short dengan carapada bagian kumparan sekunder dipasang
komponen sekunder dipaang komponen ampere meter yang arus tersebut otomatis akan
masuk ke komponen amperemeter.
4. Yang mempengaruhi besarnilai rugi rugi tembaga adalah jenis kawat dengan nilai
hambatan yang besar atau kecil bisa juga faktor usia yang membuat kawat hambatannya

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
makin besar. Cara mengurangi rugi rugi tembaga yaitu dengan memilih mutu
kawatdengan hambatan jenis yang bagus dan mengganti kawat yang sudah usang.
5. Ferromagnetik adalah sifat benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet (besi atau baja,
Paramagnetik adalah sifat benda yang ditarik lemah oleh magnet (platina, alumunium) dan
Diamagnetik adalah sifat benda yang tidak dapat ditarik sama sekali oleh magnet (sengt
dan bismut).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA

Pada praktikum kali ini para praktikan akan membahas modul tiga yang berjudul Pengajuan
Hubungan Singkat. Diman tujuan dilakukannya percobaan pada modul tiga ini yaitu para
praktikan diharapkan dapat menjelaskan pengujian hubung singkat ini dan menentukan rugi-rugi
tembaga pada transformator satu fasa. Sebelum mulai melakukan praktikum pada modul ini,
alangkah lebih baiknya para praktikan memahami materi materi yang berkaitan pada modul kali
ini.

Pertama mengenai rugi-rugi pada trafo ada tiga yaitu sebagai berikut: Yang pertama
hysteresis losses yang disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet
didalam inti besi tidak dapat Kembali seperti semula sehingga membutuhkan energi yang lebih
untuk mmengembalikan domain tersebut. Kemudian ada Eddy current yang disebabkan karena
adanya aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam, karena inti besi terbuat dari bahan
konduktor, maka arus eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar dan mengakibatkan
panas. Dan yang ketiga ada copper losses yang ddisebabkan oleh sifat resisitif bahan tersebut atau
yang digunakan karena pada umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang Panjang,
sehingga meningkatkan hambatan dan ketika dialiri arus maka hambatan kumparan ini akan
mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas. Penanggulangan rugi-rugi dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Pada eddy current dapat ditanggulangi dengan cara inti besi
transformator dibuat laminasi atau berlapis-lapis supaya memecah induksi arus eddy yang
terbentuk didalam inti besi supaya terbagi dan tidak menimbulkan panas berlebih. Kemudian pada
hysteresis losses ditanggulangi dengan cara penggunaan pendinginan trafo. Dan pada copper
losses ditanggulangi dengan kuwalitas kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil
dapat mengurangi rugi-rugi tembaga.

Pengujian hubung singkat digunakan untuk melihat rugi-rugi tembaga yang terletak di lilitan
primer dan sekunder pada transformator satu fasa. Pada pengujian hubung singkat atau short sirkuit
ini mengakibatkan rugi-rugi. Rugi-rugi yang ditimbulkan yaitu rugi-rugi tembaga. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya arus yang mengalir pada kawat tembaga, sehingga menyebabkan rugi-rugi
tembaga. Untuk mencari nilai rugi-rugi tembaga menggunakan rumus P = I² x R. sedangkan untuk
mencari tahanan pada tembaga menggunakan rumus R = ρ L/A. Untuk mengurangi rugi-rugi
tembaga pada trafo itu sendiri dengan memilih mutu kawat yang bagus dan memiliki hambatan yang
kecil. Dan pada copper losses ditanggulangi dengan kuwalitas kawat yang bagus dengan nilai
hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi-rugi tembaga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Terdapat jenis-jenis pendinginan pada trafo yaitu tipe basah dan kering. Pada tipe kering
terdapat AA yaitu pendingin natural dengan menggunakan udara, ada juga AFA menggunakan udara
dari luar seperti kipas. Kemudian pada tipe basah terdapat ONAN (Oil Natural Air Natural) yang
bersirkulasi alami jadi perputaran minyaknya dipengaruhi oleh suhu dari minyaknya tersebut,
kemudian ada juga ONAF (Oil Natural Air Forces) yang bersirkulasi alami tetapi melalui radiator oil
dan didinginkan dengan dibantu kipas, dan ada juga OFAF (Oil Forces Air Forces) yang minyaknya
akan didinginkan terlebih dahulu dengan bantuan pompa agar sirkulasinya cepat, kemudian ada lagi
OFWF (Oil Forces Water Forces) yang minyaknya sebagai pendingin belitan dan bersirkulasi secara
dipaksa atau buatan dan air sebagai pendingin luarnya.

Setelah memahami materi materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya para
praktikan akan mempersiapkan peralatan yang akan dibutuhkan pada saat melakukan percobaan pada
modul kali ini. Dimana peralatan yang digunakan yaitu berupa Modul power suplai tiga fasa EM-
3310-1B, kemudian ada 1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D, lalu ada 1 Saklar tiga kutub
pengaman pembatas arus EM-3310-2A, kemudian ada 2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C,
kemudian ada 1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D, lalu ada 1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B,
lalu ada 1 Trafo satu fasa EM-3340-1A, kemudian ada 1 Meja laboratorium EM-3380-1A, lalu ada 1
Kerangka percobaan atau EM-3380-2B, lalu ada Kerangka percobaan EM-3380-2A, lalu ada 1
Penghubung penahan EM-3390-1A, kemudian ada 1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A, dan
yang terakhir ada 1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A.

Pada saat merangkai rangkaian ekivalen dapat dilihat bahwa saat primernya dishort dengan
cara memasang amperemeter pada kumparan sekunder maka arsunya akan mengalir ke ampermeter
sehingga tegangan di sekunder hampir mendekati nol dan arusnya hampir mendekati tak hingga.
Sedangkan di primer tegangannya tak hingga dan arusnya mendekati nol. Trafo yang digunakan
adalah trafo step down karena di primer tegangannya lebih besar. Dan pada data pengamatan para
praktikan akan menghitung kehilangan daya dengan menggunakan rumus PLOSS = V1 x I1 = 6,48
Watt.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN

1) Pada pengujin hubung singkat ini menggunakan trafo step down, dan pengujian hubung singkat
digunakan untuk melihat rugi-rugi tembaga yang terletak di lilitan primer dan sekunder pada
transformator satu fasa.
2) Rugi-rugi tembaga yaitu copper losses yang disebabkan oleh sifat resisitif bahan tersebut atau
yang digunakan karena pada umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang Panjang,
sehingga meningkatkan hambatan dan ketika dialiri arus maka hambatan kumparan ini akan
mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
TRAFO MODUL IV
TRANFORMATOR MOTOR HUBUNGAN TIGA FASA
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu menghubungkan tiga fase transformer
dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama alat Kode Alat
1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga EM-3310-2A


Kutub

1 ACV Digital meter EM-3310-3D


2 Sekering set EM-3310-5B

1 Trafo tiga fasa EM-3340-3A


1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan atau Bingkai Percobaan EM-3380-2B /


EM-3380-2A

1 Penahan alat Patri EM-3390-1A


1 Perangkat Alat EM-3390-3A

1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Transformator adalah suatu mesin listrik statis yang dapat menyebabkan daya atau
tenaga listrik yang dapat menyalurkan daya atau tenaga listrik dengan mengubah level
besaran tegangan dan arus pada frekuensi yang tetap, dan berfungsi untuk menaikkan dan
juga menurunkan tegangan. Terdapat berbagai macam hubungan pada transformator tiga
fasa sebagai berikut :
1. Transformator 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang.
Titik netral dijadikan menjadi satu. Perhitungan pada hubung Y-Y:

Sisi Primer :

dan Sisi
Sekunder:

dan

2. Transformator Hubung Segitiga- Segitiga (Δ - Δ)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Perhitungan pada hubungan D-D:

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Sisi Primer :

dan

Sisi Sekunder :

dan

3. Transformator Hubung Bintang Segitiga ( Y - Δ)

Pada hubung ini, kumparan pada sisi primer di rangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya di rangkai segitiga. Perhitungan pada hubungan bintang segitiga.

Sisi Primer :

dan Sisi
Sekunder :
dan

4. Transformator Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)

Pada hubung ini, sisi primer transformator dirangkai secara segitiga sedangkan pada
sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat
titik netral Perhitungan pada hubungan segitiga bintang.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Sisi Primer :

Sisi Sekunder :

5. Hubungan Zig - Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat


yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus
diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya
tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang
digunakan pemakai akan berbeda-beda.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder
Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan
delta, dan hubungan zig zag.

1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang
kecil,pada transformator tegangan tinggi.

Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem
yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari
pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ)

Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya
dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya
akan diturunkan (Step- Down).

Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder
tertinggal 300 dari tegangan primer.

Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)

Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya
merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya
digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam
hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder
mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.

Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila
beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan,
karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari
terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam
hubungan Zigzag.

Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara
khusus (lihat gambar)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus
didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara berlawanan dengan
gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :

eZ1 = e1 – e2
eZ2 = e2 – e3
eZ3 = e3 – e1
eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb

Tegangan Titik Bintang


eb = 0
e1 = e/2
nilai tegangan fasa
ez = e/2 √3
sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez √3 = e/2 √3

6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator
tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan adalah :

 V - V atau “ Open Δ “

 “ Open Y - Open Δ “

 Hubungan T – T
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo
yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi
salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6
% dari kapasitas terpasangnya.

Sebagai contoh:

Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang
yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6
kVA, sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya
digunakan dalam situasi yang darurat.

Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V – V

Kekurangan Hubungan ini adalah :

 Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari
faktor daya beban seimbang.

 Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.

Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Hubungan Open Y - Open Δ diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V
karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa
digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T – T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah
transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “Centre Taps “ pada sisi primer dan
sekundernya dan disebut “ Main Transformer“. Transformator yang lainnya mempunyai “0,866 Tap“
dan disebut “Teaser Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser
Transformer” disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser Transformer”
beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan “ main transformer “ beroperasi
pada Cos 30 ° = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari
kemampuan daya semunya

Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik


dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya. Salah satu
hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan Bintang
Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian
transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (Δ-Y) dan menurunkan tegangan (Y - Δ ). Untuk suatu
keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan kapasiatas hanya
86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Sumber :

http://electric-mechanic.blogspot.com/2013/10/jenis-hubungan-pada-belitan.html

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/hubungan-transformator-tiga-phasa-dan-rumus/

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.5 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-


wye

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.7 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.8 Hubungan diagram untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.9 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Gambar 5.10 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.12 Hubungan diagram untuk hubungan delta-wye

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.13 Diagram rangkaian untuk hubungan delta-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 5.14 Hubungan diagram untuk hubungan delta-del

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan
mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang
spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF
pada modul catu daya tiga fasa. Hubungan Wye-Wye
1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit
sesuai dengan diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6.
Transformator terhubung dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul
catu daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan
pengukur ACV digital di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.

Hubungan Wye-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan
diagram koneksi pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan
digital ACV meter di tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul
switchperlindungan batas.
Hubungan Wye-zigzag

1. Merangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.9 dan


diagram koneksi pada gambar 5.10. Transformator terhubung dalam
hubungan Wye-zigzag.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan
digital ACV meter di tabel 5.3.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan

Batas

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Hubungan Delta-Wye

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan
diagram koneksi pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan
Delta- Wye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan
pengukur ACV digital dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.
Hubungan Delta-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan
diagram koneksi pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan
Delta- Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV
meter di tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.
Hubungan Delta-zigzag

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian dalam gambar 5.15
dan diagram sambungan dalam gambar 5.16. Transformator terhubung dalam
hubungan Delta- zigzag .
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan pengukur
ACV digital dalam tabel 5.6.
4. Berurutan mematikan catu daya tiga fasa dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 2-1-1 Mengukur tegangan ( Hubungan Wye-Wye )

Kumparan Primer Kumparan Sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 127 2U1-2U2 127
(VLL)
1V3-1V2 127 2V1-2V2 127
(VLL)
1W3-1W2 127 2W1-2W2 127
(VLL)
1U3-1V3 220 2U1-2V1 220
(VLN)
1V3-1W2 220 2V1-2W1 220
(VLN)
1W3-1U3 220 2W1-2U1 220
(VLN)

Tabel 2-1-2 Mengukur tegangan ( Hubungan Wye-Delta )

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 127 2U1-2U2 127
(VLL) (VLL)
1V3-1V2 127 2V1-2V2 127
(VLL) (VLL)
1W3-1W2 127 2W1-2W2 127
(VLL) (VLL)
1U3-1V3 220 2U2-2V1 127
(VLN) (VLL)
1V3-1W3 220 2V1-2W1 127
(VLN) (VLL)
1W3-1U3 220 2W1-2U1 127
(VLN) (VLL)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Tabel 2-1-3 Mengukur tegangan ( Hubungan Delta-Wye )

Kumparan primer Kumparan sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 220 2U1-3U2 127
(VLN) (VLL)
1V1-1V2 220 2V1-3V2 127
(VLN) (VLL)
1W1-1W2 220 2W1-3W2 127
(VLN) (VLL)
1U1-1V1 220 2U1-2V1 220
(VLN) (VLN)
1V1-1W1 220 2V1-2W1 220
(VLN) (VLN)
1W1-1U1 220 2W1-2U1 220
(VLN) (VLN)

Tabel 2-1-4 Mengukur tegangan ( Hubungan Delta-Delta )

Kumparan Primer Kumparan Sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U1-1U2 220 2U1-3U2 127
(VLN) (VLL)
1V1-1V2 220 2V1-3V2 127

1W1-1W2 220 2W1-3W2 127

1U1-1V1 220 2U1-2V1 127

1V1-1W1 220 2V1-2W1 127

1W3-1U1 220 2W1-2U1 127

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA
Untuk mencari nilai VLL kita menggunakan rumus berikut :
𝑉𝐿𝑁
VLL =
√3
220
VLL =
√3

VLL = 127

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Berdasarkan data pengamatan yang kamu dapatkan, coba bandingkan antar hubungan yang
ada dan berikan perbedaannya? Jelaskan!
2. Mengapa pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama? Jelaskan!
3. Jelaskan perbedaan setiap hubungan tiga fasa pada transformator!
4. Jelaskan karakteristik dari setiap hubungan tiga fasa tersebut!
5. Apa pengaruh dari setiap hubungan tiga fasa tersebut pada Transformator ? jelaskan
keuntungan dan kerugiannya !
Jawab
1. Pada Delta kita menggunakan rumus VLN = VLL, sedangkan pada Wye kita
1
menggunakan rumus VLN = 2
√3. Pada konfigurasi Wye-Delta umumnya digunakan
untuk trafo distribusi, sedangkan konfigurasi Delta-Wye umumnya digunakan untuk trafo
transmisi.
2. Pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama, hal ini terjadi karena di delta
tidak terdapat netral sehingga tidak ada arus yang terbuang ke netral.
3. Pada Delta kita menggunakan rumus VLN = VLL, sedangkan pada Wye kita
1
menggunakan rumus VLN = 2 √3.

4. Pada delta memiliki tegangan yang tinggi, sedangkan pada wye memiliki tegangan yang
rendah. Pada konfigurasi Y-Y yaitu sisi primernya dihubungkan secara Y dan sisi
sekundernya dihubungkan secara Y. Pada konfigurasi Y-∆ yaitu sisi primernya
dihubungkan secara Y dan sisi sekundernya dihubungkan secara ∆. Pada konfigurasi ∆-Y
yaitu sisi primernya dihubungkan secara ∆ dan sisi sekundernya dihubungkan secara Y.
Dan pada konfigurasi ∆-∆ yaitu sisi primernya dihubungkan secara ∆ dan sisi
sekundernya dihubungkan secara ∆.
5. Pengaruhnya berada pada nilai tegangannya.
 Keuntungan
Luas penampang bisa dikurangi, ttidak ada perubahan fasa antara tegangan primer dan
sekunder dan tidak ada kesulitan akibatbeban tidak seimbang pada sisi sekuder.
 Kekurangan
Tidak ada titik bintang yang bisa membahayankan dan memiliki arus nominal yang kecil
pada hubungan wye - wye.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA

Pada praktikum kali ini para praktikan akan melakukan percobaan pada modul empat yang
berjudul transformator hubungan tiga fasa. Dimana pada praktikum kali ini bertujuan untuk para
praktikan agar harus mampu menghubungkan tiga fase transformer dalam berbagai konfigurasi
dan mengukur tegangan dari gulungan. Sebelum memulai melakukan praktikum alangkah
lebihbaiknya para praktikan agar terlebih dahulu unutk memahami materi-materi yang berkaitan
pada modul kali ini.

Pertama-tama para praktikan harus mengetahu mengenai trasformator. Dimana


Transformator itu sendiri merupakan salah satu perlengkapan listrik statis yang manfaatnya buat
menyalurkan energi dengan metode menaikan maupun merendahkan tegangan demgan frekuensi
yang senantiasa. Kemudian pada transformator tiga fasa terdapat 3 kumparan primer dan 3
kumparan sekunder yang dapat dimasuki dengan 3 tegangan listrik dan mengeluarkan 3 tegangan
listrik. Transformator 3 fasa banyak mengurangi daya produksi selain itu, transformator tiga fasa
banyak sekali mengurangi berat dan lebar dari kerangka transformator. Maka dari itu harga dapat
dikurangi bila dibanding dengan menggabungkan trafo satu fasa menjadi tiga fasa. Ada dua jenis
hubungan atau rangkaian listrik tiga fasa yaitu hubung Y / Wye / Star / Bintang yang terdapat
netral, dan hubung ∆ / Delta / Segitiga yang tidak terdapat netral atau bersifat gabungan.
Konfigurasi pada trafo tiga fasa ada 4 yaitu sebagai berikut. Pertama ada Y-Y yaitu sisi primernya
dihubungkan secara Y dan sisi sekundernya dihubungkan secara Y. Kedua ada Y-∆ yaitu sisi
primernya dihubungkan secara Y dan sisi sekundernya dihubungkan secara ∆. Ketiga ada ∆-Y
yaitu sisi primernya dihubungkan secara ∆ dan sisi sekundernya dihubungkan secara Y. Keempat
ada ∆-∆ yaitu sisi primernya dihubungkan secara ∆ dan sisi sekundernya dihubungkan secara ∆.
Pada konfigurasi Y-Y dominan datanya sama antara primer dan sekunder tidak ada perbedaan.
Kemudian pada Y-∆ tidak ada netral, datanya juga sama, konfigurasi ini biasa digunakan pada
system distribusi. Kemudian pada ∆-Y datanya juga sama, biasanya digunakan pada transmisi
yaitu dari pembangkit ke gardu induk. Dan pada konfigurasi ∆-∆ datanya juga dominan sama.
Tipe-tipe trafo berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti ada 2 yaitu Core type dan Shell
type.
Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya pra
praktikan mulai untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.
Dimana peralatan yang dibutuhkan yaitu berupa Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B,
kemudian ada 1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D, lalu ada 1 Saklar tiga kutub
pengaman pembatas arus EM-3310-2A, kemudian ada 2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C,
kemudian ada 1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D, lalu ada 1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B,
lalu ada 1 Trafo satu fasa EM-3340-1A, kemudian ada 1 Meja laboratorium EM-3380-1A, lalu ada
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B, lalu ada Kerangka percobaan EM-3380-2A, lalu ada 1
Penghubung penahan EM-3390-1A, kemudian ada 1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A, dan
yang terakhir ada 1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A. Setelah melakukan persiapan
selanjutnya para praktikan melakukan perangkaian rangkaian tersebut yang sesua dengan di modul.
Apabila telah selesesai melakukan percobaan sesuai tata cara pada yang telah dicontohkan
selanjutnya para praktikanpun mulai melakukan pengisian data pengamatan.

Pada data pengamatan para praktikan dapt melihat bahwa pada data pengamatan pertama
yaitu hubungan trafo Wye-Wye yaitu saling menguatkan antara masukan dan keluarannya sama.
Kemudian pada data pengamatan kedua yaitu hubungan trafo Wye-Delta terdapat sedikit
perbedaan pada kumparan primer nilainya 220 sedangkan pada kumparan sekunder nilainya
berubah menjadi 127 hal ini terjadi karena dibagi dengan √3 sesuai rumus yaitu VLL = VLN/√3.
Kemudian pada data pengamatan ketiga yaitu hubungan trafo Delta-Wye sama dengan Wye-Delta
untuk mencari nilai VLL yaitu dengan rumus VLL = VLN/√3. Kemudian pada data pengamatan
keempat yaitu hubungan trafo Delta-Delta untuk mencari VLL yaitu dengan rumus VLL =
VLN/√3.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN

1. Transformator tiga fasa adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus atau satu
sama lain.
2. Keuntungan transformator hubungan wye-delta adalah yang pertama tidak ada masalah pada
saat terdapat beban yang tidak seimbang dikarenakan pada hubungan delta sisi sekunder
akan mendistirbusikan beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing fasa, harmonisa
ketiga pada tegangan disisi sekunder dapat dihilangkan karena telah disirkulasikan melalui
hubungan delta pada sisi sekunder.
3. Kerugian transformator yang terhubung wye-delta pertama tegangan pada sisi sekunder
mengalami pergeseran fasa terhadap sisi primer, sehingga apabila kita ingin memparalelkan
trafo tersebut dengan hubungan wye-delta maka harus memperhatikan kesamaan vector
diagram transformator yang akan diparalel tersebut, dan untuk insulation yang dibutuhkan
pada belitan disisi sekunder harus memiliki ketahanan sedikit diatas tegangan line pada sisi
sekunder tersebut, sehingga umumnya hubungan wye-delta sering digunakan pada
transformator penurun tegangan (step down).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL I
UJI KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGANGULUNGAN
SPLIT-FASE AWAL
I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini. Anda harus dapat mendemonstrasikan


karakteristik torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan
fase pisah.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor induksi Satu Fase EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A


1 Brake Controller EM-3310-1N
1 Three-Phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-Pole Current Unit Protection Switch EM-3310-2A
Module
1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H
Or Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B


1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL
Motor split fasa (split phase winding)

Motor jenis ini merupakan motor satu fasa yang menggunakan kumparan bantu untuk
menghasilkan gaya putar. Jenis motor ini disebut juga motor fase belah, mempunyai kumparan
utama dan kumparan bantu. Kumparan bantu digunakan untuk menghasilkan medan yang berbeda
fasa dengan medan yang dihasilkan pada kumparan utama. Kumparan bantu ini dapat berupa
belitan induktor dengan resistor dan induktor dengan kapasitor. Motor fasa terpisah adalah jenis
motor induksi satu fasa yang dijalankan dengan bantuan sebuah belitan bantu pada belitan utama
di stator dimana belitan terpisah sebesar 90 ˚ listrik pada stator motor dan dieksitasi dengan dua
ggl bolak-balik yang berbeda fasa sebesar 90 ˚ listrik.

Gambar 1 Rangkaian ekivalen motor induksi split-phase

Belitan bantu dirancang memliki perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang lebih tinggi
daripada belitan utama,sehingga arus pada belitan bantu akan mendahului (leading) dari arus pada
belitan utama. Setelah mencapai kecepatan sinkron sebesar sekitar 70 sampai 80 persen kecepatan
sinkron,sakelar sentrifugal akan memisahkan belitan bantu dari rangkaian. Perbedaan fasa kedua
arus dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Perbedaan fasa arus belitan bantu dan utama stator pada motor split-phase

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN

Motor listrik adalah suatu alat yang dapat mengubah Energi listrik menjadi tenaga gerak
(Putar), dan hal ini tentunya dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu Daya listrik yang digunakan, Berapa
kecepatarn putaran yang dihasilkan, dan berapa besar tenaganya (Torsi). Rumus menghitung
Rpm Motor listrik Kecepatan putaran yang dihasilkan suatu Motor Listrik, juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: Frekuensi dan Jumlah Kutub. digunakan dikali dengan sudut phase (120⁰)
dibagi dengan jumlah kutub gulungan (Pole). N = (f x 120) : P N: Jumlah Putaran permenit
(Rpm) f: Frekuensi (Hz) P: Jumlah kutub gulungan (Pole) Sebagai contoh, sebuah Motor Listrik
3 fasa, dioperasikan pada frekuensi 50Hz, dan jumlah kutub Gulungan sebanyak 4 Poles (4
kutub), maka Rpm Motor listrik tersebut adalah: N = (f x 120) : P N= (50Hz x 120) : 4 N= 6000 :
4 N= 1500Rpm. Maka, jika kita mengetahui sebuah elektro motor memiliki Rpm sebesar 1500,
dan Frekuensi 50Hz, maka dapat diketahui bahwa jumlah kutub Gulungannya adalah 4 Poles (4
Kutub).
Hubungan antara Torsi, Kecepatan dan Daya pada Motor Listrik

listrik disebut dengan Torque (Torsi) dan biasanya menggunakan satuan Nm (Newtonmeter).
Secara umum, kita dapat mengetahui hubungan antara Kecepatan, Torsi dan Daya, yaitu: Jika
kita memerlukan suatu Motor listrik yang memiliki Tenaga putar lebih kuat, maka biasanya kita
akan memilih Motor listrik dengan Daya yang besar, selain itu Kecepatan Putaran Motor listrik
juga berpengaruh terhadap besar kecilnya tenaga putar (Torsi) yang dihasilkan, semakin besar
Rpm maka akan semakin kecil tenaga (torsi). A. Hubungan antara Daya dan Torsi pada motor

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
listrik (berbanding lurus) Semakin Besar Daya motor, maka semakin besar Torsi (tenaga)
Semakin Kecil Daya motor, maka semakin Kecil Torsi (tenaga) B. Hubungan antara Kecepatan
(Rpm) dan Torsi pada motor listrik (berbanding terbalik) Semakin Besar Rpm motor, maka
semakin kecil Torsi (tenaga) untuk lebih jelasnya tentang bagaimana sebenarnya Hubungan
antara Kecepatan, Torsi dan Daya, maka kita bisa melihatnya dari rumus dan beberapa contoh
perhitungan dibawah ini: Rumus menghitung Torsi, Kecepatan dan Daya P = (T x N) : 5252 T=
(5252 x P) : N N = (5252 x P) : T P: Daya dalam satuan HP (HorsePower) T: Torsi (Nm) N:
Jumlah putaran per-menit (RPM) 5252 adalah nilai ketetapan (Konstanta) untuk daya motor
dalam satuan HP Contoh perhitungan: Sebuah Motor Listrik memiliki Daya sebesar 150HP,
dengan kecepatan putaran sebesar 1500Rpm, maka Torsi yang mampu dihasilkan Motor listrik
tersebut, adalah: T= (5252 x P) : N T = (5252 x 150HP) : 1500Rpm T = 787800 : 1500 T = 525,2
Nm Benarkah semakin besar Daya motor, maka 200HP, dengan kecepatan putaran sebesar
1500Rpm, maka Torsi yang mampu dihasilkan Motor listrik tersebut, adalah: T= (5252 x P) : N
T = (5252 x 200HP) : 1500Rpm T = 1050400 : 1500 T = 700,26 Nm Dari contoh perhitungan
diatas, dapat kita lihat bahwa memang benar Daya motor dan Torsi memiliki hubungan yang
berbanding lurus, saat motor listrik yang digunakan dengan daya 150HP, Torsi yang dihasilkan
adalah sebesar 525,2 Nm, sedangkan saat daya motor diperbesar menjadi 200HP, maka Torsi
yang dihasilkan juga semakin besar, menjadi 700,26 Nm. Selanjutnya, benarkah semakin besar
RPM maka akan semakin kecil Torsi yang dihasilkan? Contoh perhitungan: Sebuah Motor
Listrik memiliki Daya sebesar 200HP, dengan kecepatan putaran sebesar 3000Rpm, maka Torsi
yang mampu dihasilkan Motor listrik tersebut, adalah: T= (5252 x P) : N T = (5252 x 200HP) :
3000Rpm T = 787800 : 3000 T = 262,6 Nm Dari contoh perhitungan diatas, dapat kita lihat
bahwa memang benar RPM motor dan Torsi memiliki hubungan yang berbanding terbalik, saat
Motor listrik yang digunakan memiliki Rpm 1500, torsi yang dihasilkan adalah sebesar 525,2
Nm, sedangkan pada saat RPM motor listrik lebih besar yakni 3000Rpm, maka Torsi yang
dihasilkan malah semakin kecil yaitu 262,6 Nm.

Sumber : https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/08/rumus-menghitung-torsi-
kecepatan-dan-daya-motor-listrik-serta-apa-hubungannya.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Fig. 11-1-1 Circuit diagram for torque-speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

fig. 11-1-2 Connection diagram for torque- speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di
Laboratorium ini! Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang
bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera
tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER
SUPPLY TIGA FASA.

1. Siapkan motor induksi satu-fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman pada
meja laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor induksi satu fasa denganunit rem
bubukmagnetik menggunakan sebuah kopel. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan
sekrup Delta. Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol
rem ke unit rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan kabel.
SELESAIKAN LATIHAN LABORATORIUM SECEPAT MUNGKIN UNTUK
MENGHINDARI KENAIKAN SUHU DALAM KONDISI BERBEBAN
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian pada gambar 11-1-1 dan diagram koneksi pada diagram 11-1-2. Mintalah Asisten
memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar termal motor induksi fase
tunggal dan unit rem bubuk magnetik harus dihubungkan secara bersamaan.
Buatlah diri Anda akrab dengan operasi controller rem bubuk dengan merujuk kepada operasi
manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik,
Andaharus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m
dengan menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk
magnetik dalamkondisi menyala.
3. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas
arus 3 kutub dan modul catu daya tiga fasa. Motor harus mulai berjalan segera. Pada saat ini
saklar sentrifugal harus diaktifkan. Jika tidak, segera matikan daya dan periksa kembali
rangkaian.

Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi


konstan dan mengatur torsi output ke 0 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara
normal, reboot denganmenekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem
yang berat, lepaskan pengereman dengan menekan tombol ESC atau kembali.Catat
nilai dari daya motor P, motor arus I, faktor daya cos θ, dan kecepatan motor N yang
akan ditampilkan oleh digital Power Analysis meter pada tabe
4. Atur pengontrol rem untuk melepaskan pengereman. Dengan kata lain, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol rem.
5. Ulangi langkah 4 hingga 6 untuk pengaturan torsi lain yang tercantum dalam tabel
11-1-1Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rata-rata 2,37 A x
1,3 = 3,08A
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
6. Secara berurutan Matikan catu daya tiga fase, modul Sakelar proteksi arus 3 kutub,
unitrem bubuk magnetik dan pengontrol rem.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-1-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2

P (W) 115 190 287 366 480

I (A) 1,94 1,998 2,14 2,43 2,8

N (rpm) 1492 1472 1448 1427 1404

Cos 𝜃 0,271 0,46 0,627 0,713 0,77

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA
Tb = 60/2phi x P/Nr

P = V x I x Cos teta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Dengan mengunakan data pada tabel 1-1-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan hubungan
antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut ?

2. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 1 -1-1 !

3. Jelaskan karakteristik torsi-kecepatan dengan gulungan split-fase awal !

4. Jelaskan dengan detail hubungan daya, arus, kecepatan, torsi dan faktor daya. Dan jelaskan
apa pengaruh dari daya, arus, kecepatan , torsi dan faktor daya tersebut terhadap motor
induksi ?

5. Buatlah kesimpulan dari percobaan modul ini !

Jawab

1.
Hubungan torsi dan kecepatan berbanding terbalik yang dimana bila torsi bertambah
besar, maka kecepatanyya semakin lambat.

2.
Torsi 0

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Torsi 0,05

Torsi 0,1

Torsi 0,15

Torsi 0,2

3. Torsi dengan kecepatan pada gulungan Split-Fase awal berbanding terbalik, dimana saat
nilai torsi dinaikan maka kecepatan motor akan melambat.
4. Gulungan Split-Fase Awal menggunakan 2 kumparan yaitu kumparan utama dan
kumparan bantu. Kumparan bantu pada gulungan split-fase awal berfungsi untuk
menghasilkan beda fasa, hal ini karena untuk dapat berputar motor memerlukan beda
fasa.
5. Hubungan dari besaran yang terdapat pada tabel adalah bila pada motor split fase untuk
nilai dari faktor dayanya yang dhasilkan adalah kecil yang mengakibatkan tagihan listrik
akan lebih mahal untuk menaikkan faktor dayanya, namun arus yang digunakan juga
lebih besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan akan membahas modul satu mesin induksi yang
berjudul uji karakteristik torsi kecepatan dengan gulungan split fase awal dan percobaan
karakteristik torsi kecepatan dengan running dan starting kapasitor. Pada praktikum modul
pertama ini para praktikan juga memiliki tujuan yaitu: setelah menyelesaikan percobaan ini, para
praktikan harus dapat mendemonstrasikan karakteristik torsi-kecepatan pada starting motor
induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan fase pisah. Sebelum memulai praktikum alangkah
lebih baiknya parra praktikan memahami materi-nateri yang berkaitan pada modul kali ini.

Motor induksi merupakan perlengkapan listrik yang digunakan buat merubah dari tenaga
listrik jadi tenaga mekanik, pertamanya listrik jadi mekanik. Beda trafo serta motor induksi, di
motor induksi terdapat bagian yang berbalik/ bagian yang berbalik. Prinsip kerja Split Phase ialah
Motor tipe ini memakai kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas dari
kapasitor sebisa bisa jadi terbuat kecil. Misalkan kita mempunyai sumber arus 2 fasa serta sumber
ini disambungkan pada motor tipe ini, hingga arus yang mengalir pada salah satu winding hendak
membengkak serta hadapi perpindahan fase. Akibat 2 perihal tersebut, motor hendak bisa berbalik
sebab perbandingan fluks dari tiap- tiap winding. Torsi yang dihasilkan biasanya bisa menggapai
kecepatan maksimum dari motornya. Motor tipe ini kerap dipakai pada beban 200W. Peletakan
kapasitor sangat mempengaruhi pada rangkaian ini sebab bisa mengganti aras fluks yang
dihasilkan serta selaku dampaknya mengganti arah putaran rotor.

Selanjutnya para praktikan membahs tentang belitan utama serta belitan bantu, makna dari
belitan utama ataupun Main Winding itu belitan yang memakai penampang kawat tembaga yang
lebih besar sehingga impedansinya kecil yang terletak pada motor satu fasa pada stator.
Sebaliknya belitan bantu ataupun Start Winding itu belitan yang memakai tembaga berpenampang
kecil serta jumlah belitannya lebih banyak sehingga impedansinya lebih besar dibandingkan
belitan utama belitan ini pula terletak pada stator.

Pada motor Split Phase, lilitan stator terdiri dari lilitan utama( starting winding) serta lilitan
bantu( running winding) yang memiliki saklar sentrifugal. Pada dikala motor mulai dijalankan,
saklar sentrifugal hendak terletak pada posisi menutup serta medan magnetik dari kedua lilitan
hendak menciptakan style putar yang dibutuhkan buat melaksanakan rotor sampai menggapai
kecepatan penuhnya. Kala motor sudah menggapai kecepatan putaran kira- kira 80% dari
kecepatan penuhnya, lilitan bantu diputuskan oleh saklar sentrifugal serta motor senantiasa
berbalik dengan menggunakan fluks megnetik yang dibangkitkan oleh lilitan utama.

Tipe motor fasa belah ini tercantum motor yang memakai rotor sangkar (Squirrel Cage
winding) terdiri dari beberapa batang tembaga yang dimasukkan ke dalam alur rotor, pada ujung-
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
ujungnya dihubungkan oleh cincin tembaga sehingga ada sirkuit tertutup. Sebaliknya kumparan
statornya terdiri dari 2 lilitan ialah kumparan utama( main winding) serta kumparan bantu( starting
winding). Kedua kumparan tersebut tersambung paralel pada dikala start, kedua- duanya
tersambung pada jala- jala setelah itu sehabis motor berbalik menggapai+ 75% putaran nominal,
suatu saklar sentrifugal hendak memutuskan rangkaian kumparan bantu serta berikutnya motor
listrik bekerja cuma dengan kumparan utama.

Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kaliini selanjutnya para
praktikan mulai untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum ini. Dimana
peralatan yang dibutuhkan berupa :Motor induksi Satu Fase, Magnetic Powder Brake Unit , Brake
Controller, Three-Phase Power Supply Module, Three-Pole Current Unit Protection Switch,
Module, Digital Power Analysis Meter, Digital Three-Phase Watt Meter, Digital Power Factor
Meter, Coupling Guard , Shaft End Guard , Experimental Frame, Connecting Leads Holder, dan
Safety Bridging Plugs Set.
Pada data pengamatan para praktikan dapat mengetahui bahwa ketika bebannya ditambah
maka kecepatannya akan menurun sedangkan cosφ nya akan naik tetapi tidak terlalu bagus.
Kemudian untuk mencari nilai daya yaitu dengan rumus P = V.I.cosφ. Nilai pada torsi beban
berbanding terbalik dengan kecepatan putar motor induksi dengan gulungan split-fase awal karena
arahnya berlawanan. Nilai daya aktif berbanding lurus dengan torsi dan kecepatan putar dari motor
induksi dengan gulungan split-fase awal berbanding terbalik. Sedangkan nilai arus dan cos x
berbanding lurus dengan nilai torsi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN

1. Motor split fase merupakan motor satu fasa yang menggunakan kumparan bantu untuk
menghasilkan gaya putar.
2. Karakteristik torsi-kecepatan pada motor split fase adalah berbanding terbalik.
3. Pada motor splite arus lonjakannya tinggi sehingga terjadi percikan pada motor dan pada
saat diberi beban penuh, maka akan terjadi trip sehingga motor mati.
4. Nilai torsi beban berbanding terbalik dengan kecepatan, yaitu ketika torsi bebannya kita
naikkan maka kecepatannya akan turun.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI II

PERCOBAAN KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN


RUNNING DAN STARTING KAPASITOR

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik


Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting kapasitor

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Alat Kode Alat
1 Single-phase Induction Motor EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Brake Controller EM-3310-1N

1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B

1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A

1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H

Or Digital ACA Meter EM-3310-3C

Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E

Digital Power Factor Meter EM-3310-3F

1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B

1 Shaft End Guard EM-3390-2C

1 Laboratory Table EM-3380-1A

1 Experimental Frame EM-3380-2B


Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Sebuah motor induksi untuk operasinya bergantung pada induksi tegangan dan arus pada
rangkaian rotornya dari rangkaian stator (tindakan transformator). Karena induksi tegangan
dan arus pada rangkaian rotor motor induksi pada dasarnya adalah operasi transformator,
rangkaian ekivalen motor induksi akan menjadi sangat mirip dengan rangkaian ekivalen
transformator.
Motor induksi disebut mesin eksitasi tunggal karena daya disuplai hanya ke rangkaian stator.
Karena motor induksi tidak memiliki rangkaian medan independen, modelnya tidak akan
mengandung sumber tegangan internal seperti tegangan yang dibangkitkan internal EA dalam
mesin sinkron.
Kita dapat memperoleh rangkaian ekivalen motor induksi dari pengetahuan tentang
transformator dan dari apa yang telah kita ketahui tentang variasi frekuensi rotor dengan
kecepatan pada motor induksi. Model motor induksi akan menjadi :

Gambar 1. Rangkaian motor induksi dengan rotor dan stator dihubungkan oleh rasio putaran
dari transformator ideal

Motor Induksi Kapasitor


Motor induksi dengan tipe kapasitor digunakan untuk mengatasi kelemahan pada motor tipe
fasa tidak seimbang, karena besar kopel mulanya untuk beberapa aplikasi kurang memuaskan.
Motor kapasitor ini pada prinsipnya sama dengan fasa tidak seimbang ditambah sebuah
kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan kumparan bantunya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 2. Rangkaian ekivalen dan diagram fasor motor kapasitor, serta karakteristiknya

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Sirkuit terbuka dirakit untuk menunjuk; artinya, semuanya diatur untuk operasinya, kecuali
untuk koneksi akhir dari beberapa (atau beberapa) bagian, yang mencegah sirkulasi arus.
Karakteristik utama dari rangkaian listrik terbuka dirinci di bawah ini:Arus tidak bersirkulasi
melalui sirkuit Premis dasar dari sirkuit terbuka adalah bahwa arus listrik tidak bersirkulasi di
sepanjang sirkuit. Ini disebabkan oleh gangguan pada loop mengemudi. Singkatnya, kita memiliki
kepastian bahwa arus sirkulasi melalui rangkaian akan menjadi nol.
Mengingat sifat daya listrik, itu tidak mengalir ke suatu titik kecuali ada elemen penerima
yang menuntut energi itu.Permintaan akan tenaga listrik bersifat instan, tidak dapat disimpan atau
ditunda; oleh karena itu, ini terjadi secara real time dan dibuktikan ketika tim yang meminta
terhubung dengan pekerjaan.Jika tidak ada koneksi fisik yang mengarahkan aliran energi listrik
dari sumber daya ke entitas penerima, itu pasti tidak akan beredar melalui rangkaian.Perlawanan
antara titik-titik yang tidak terhubung tidak terbatasMenurut definisi, di sirkuit terbuka ada dua
terminal yang tidak terhubung secara solid.engan demikian, aliran arus listrik melalui rangkaian
terganggu, karena hambatan yang ada di antara titik-titik yang terpisah secara fisik memiliki nilai
yang sangat tinggi, yang secara teoritis cenderung tak terbatas..
Ini menyatakan bahwa gangguan dielektrik udara sangat tinggi, sehingga mencegah
sirkulasi arus yang melaluinya. Kecuali dalam kasus luar biasa, seperti balok listrik, diasumsikan
bahwa udara tidak kondusif untuk listrik.Dalam pandangan ini, resistensi yang ditawarkan ke
sistem sangat tinggi dan mencegah aliran arus melalui ini.Ada tegangan rangkaian terbukaDi zona
pembukaan sirkuit ada perbedaan potensial listrik antara terminal yang tidak terhubung secara
fisik. Artinya, ada tegangan rangkaian terbuka.Ini karena sirkuit memiliki sumber daya yang
memberikan tegangan output ke sistem, meskipun arus tidak bersirkulasi melalui sirkuit..Karena
arus tidak bersirkulasi, tidak ada konsumsi daya atau penurunan tegangan pada penerima sirkuit.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa tegangan rangkaian terbuka pada dasarnya adalah
tegangan dari sumber rangkaian.

Tegangan ini nyata, dan jika sirkuit ditutup-entah oleh aktuasi sakelar atau koneksi elemen
lain-, arus akan segera melewatinya..
Ini adalah persyaratan penting untuk sirkulasi arus listrik bahwa ada jalur tertutup di mana ia dapat
mengalir. Ini pada dasarnya melibatkan tiga kondisi

- Elemen pertama dari sistem harus menjadi sumber penghasil daya.

- Di ujung lain dari rangkaian harus ada satu atau lebih elemen penerima energi.

Baik (sumber dan penerima) harus terhubung secara fisik dengan konduktor listrik.
Dalam hal sirkuit terbuka, premis ini tidak terpenuhi; akibatnya, elektron tidak menemukan jalur
kontinu untuk bersirkulasi dan, oleh karena itu, arus tidak mengalir melalui rangkaian.Sirkuit
terbuka dianggap demikian asalkan ada bagian yang terputus-putus untuk kreditnya. Ini tidak
tergantung pada sifat diskontinuitas.Sebagai contoh: tidak peduli apakah itu pemutusan manual,
jika konduktor meleleh di salah satu bagiannya atau jika mungkin salah satu komponen penerima
rusak. Hasilnya sama: jalur sirkulasi telah terputus dan arus tidak bersirkulasi melalui sirkuit.
Rugi Transformer

· Winding kerugian joule

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Arus yang mengalir melalui berliku konduktor menyebabkan pemanasan joule . Seiring dengan
peningkatan frekuensi, efek kulit dan efek pendekatan menyebabkan resistensi berliku dan,
karenanya, kerugian meningkat.

Kerugian Histeris pada trafo ini disebabkan oleh pembalikan magnetisasi pada inti transformator.
Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada volume dan kadar besi yang digunakan untuk
konstruksi inti besi trafo, frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.

Kerugian arus eddy

Feloktromagnetik bahan juga baik konduktor dan inti yang terbuat dari bahan tersebut juga
merupakan satu giliran hubung pendek sepanjang seluruh panjang. Arus eddy sehingga beredar
dalam inti di bidang normal fluks, dan bertanggung jawab untuk pemanasan resistif dari bahan
inti. Eddy kerugian saat ini adalah fungsi yang kompleks dari kuadrat frekuensi pasokan dan
terbalik persegi ketebalan material. Kerugian Eddy saat ini dapat dikurangi dengan membuat inti
dari tumpukan piring elektrik terisolasi dari satu sama lain, daripada padat blok, semua trafo
beroperasi pada frekuensi rendah menggunakan core dilaminasi atau serupa.Ketika gulungan
mengelilingi inti, transformator bentuk inti, ketika gulungan dikelilingi oleh inti, transformator
bentuk shell. Shell bentuk desain mungkin lebih umum daripada bentuk desain inti untuk aplikasi
transformator distribusi akibat relatif mudah di susun inti sekitar berliku kumparan. Bentuk
desain inti cenderung, sebagai aturan umum, lebih ekonomis, dan karena itu lebih lazim ,
sedangkan bentuk desain shell untuk listrik tegangan tinggi aplikasi transformator di ujung bawah
dari tegangan dan rentang rating daya (kurang dari atau sama dengan, nominal, 230 kV atau 75
MVA). Pada tegangan dan kekuasaan peringkat yang lebih tinggi, bentuk shell transformer
cenderung lebih umum. Shell bentuk desain cenderung lebih disukai untuk tegangan ekstra tinggi
dan aplikasi MVA tinggi karena, meskipun tenaga kerja lebih intensif untuk pembuatan, bentuk
shell transformator dicirikan memiliki rasio kVA-to-weight inheren lebih baik, karakteristik
kekuatan arus pendek yang lebih baik dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap kerusakan transit.

SUMBER :
https://teknikelektronika.com/pengertian-efisiensi-trafo-transformatorcara-menghitung-efisiensi-
trafo/
https://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarfanpratama/2013/04/29/transformator/
https://id.thpanorama.com/articles/fsica/circuito-abierto-caractersticas-cmo-funcionacmo-
%20hacerlo.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

PROSEDUR

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di


Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol
EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA
FASA.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single- phase Induction Motor
dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard . Sambungkan
Brake Controller secara elektrik ke Magnetic
Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan Percobaan
laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam kondisi berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai
Circuit diagram pada Fig. 11-2-1 dan Connection Diagram pada Fig. 11-2-2. Mintalah
Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Single phase Induction
Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung bersama.
Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus
terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan
menyesuaikan kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake
Unit dengan power On.

Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3 -P Current
Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules. Motor induksi seharusnya
akan segera berjalan. Pada saat ini seharusnya saklar sentrifugal akan aktif. Jika tidak segera
matikan power dan cek ulang sirkuit.

3. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant


Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman
yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
4. Mengunakan Digital Power Analysis, Ukur dan catat nilai Daya (P), Arus motor (I),
kecepatan Motor (N), dan faktor daya (Cos phi) pada Table 11- 2-1.
5. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
6. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 11-2-1.

Catatan : Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 2.37 A x 1.3

= 3.08 A.

7. Nyalakan secara berurutan Three-phase Power Supply, 3-P Current Limit Protection Switch
Modules, Magnetic Powder Brake Unit and Brake Controller.
8. Dengan mengunakan Tabel 11-2-1, plot kurva T vs N pada Grafik Fig. 11-2-3.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-2-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.02 0.25 0,3

141 201 247 330 414 489 581


P (W)

0,647 0,957 1132 1,54 1,89 2,25 2,73


I (A)

0,997 0,996 0,996 0,996 0,997 0,999 0,999


N (rpm)

1493 1481 1471 1451 1432 1406 1375


Cos 𝜃

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

 Rumus Mencari Daya


P = V I Cos 𝜃
 Rumus Perbandingan Pengukuran dan Perhitungan
2𝜋
P= NT
60

 Rumus Kecepatan Sinkron


120 × 𝑓
𝑁𝑠 =
𝑃
 Rumus Slip
𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑆1 =
𝑁𝑠

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 hitunglah besarnya daya yang di hasilkan oleh
motor!
2. Bandingkan nilai daya yang terukur pada wattmeter dan nilai daya hasil perhitungan dari
tabel.
Catatan :

Dimana :
N = Kecepatan Motor (rpm)
T = Torsi (Nm)
3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50 Hz dan jumlah kutub nya adalah berapa
kecepatan sinkron motor induksi tersebut ?
4. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 11-2-1 !
5. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan
hubungan antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut.
Jawab

1. Dengan menggunakan rumus maka dapat dicari dayanya

a. P1 = =0W

b. P2 = = 7,75 W

c. P3 = = 15,4 W

d. P4 = = 22,8W

e. P5 = = 30 W

f. P6 = = 36,8 W

g. P7= = 43,2W

2. P = Pcoba : Phitung
P1 = 141 W : 0 W
P2 = 201 W : 7,75 W
P3 = 247 W : 15,4 W
P4 = 330 W : 22,8 W
P5 = 414 W : 30 W
P6 = 489 W : 36,8 W
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
P7= 581 W : 43,2 W
3. Rumus motor sinkron
Ns=

Maka Ns =

= 1500 rpm
4. Rumus untuk menghitung slip pada motor adalah
%slip =

Untuk torsi 0 maka %slip = = 0,46 %

Untuk torsi 0,05 maka %slip = = 1,26 %

Untuk torsi 0,1 maka %slip = = 1,93 %

Untuk torsi 0,15 maka %slip = = 3,26 %

Untuk torsi 0,2 maka %slip = = 4,53 %

Untuk torsi 0,25 maka %slip = = 6,26 %

Untuk torsi 0,3 maka %slip = = 8,33 %


5. Hubungan antara torsi dan kecepatan adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus torsi
Sehingga dapat dilihat putaran motor akan melambat seiring dengan
bertambahnya torsi beban

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kalli ini para praktikan akan membahas tentang mesin induksi modul dua
yang berjudul percobaan torsi kecepatan dengan running dan starting kapasitor. Dimana modul kali
ini memiliki tujuan yaitu Setelah menyelesaikan latihan, para praktikan harus bisa menunjukkan
hubungan karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan
starting kapasitor. Sebelum memulai praktikum kali alangkah lebihbaiknya para praktikan harus
memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini.
Motor induksi merupakan perlengkapan listrik yang digunakan buat merubah dari tenaga
listrik jadi tenaga mekanik, pertamanya listrik jadi mekanik. Beda trafo serta motor induksi, di
motor induksi terdapat bagian yang berbalik/ bagian yang berbalik. Prinsip kerja Split Phase ialah
Motor tipe ini memakai kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas dari
kapasitor sebisa bisa jadi terbuat kecil. Misalkan kita mempunyai sumber arus 2 fasa serta sumber
ini disambungkan pada motor tipe ini, hingga arus yang mengalir pada salah satu winding hendak
membengkak serta hadapi perpindahan fase. Akibat 2 perihal tersebut, motor hendak bisa berbalik
sebab perbandingan fluks dari tiap- tiap winding. Torsi yang dihasilkan biasanya bisa menggapai
kecepatan maksimum dari motornya. Motor tipe ini kerap dipakai pada beban 200W. Peletakan
kapasitor sangat mempengaruhi pada rangkaian ini sebab bisa mengganti aras fluks yang dihasilkan
serta selaku dampaknya mengganti arah putaran rotor.
Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya para
praktikan akan mulai mempersiapkan peralatan yang akan digungak pada percobaan kali ini.
Dimana peralatan yang dibutuhkan berupa: yaitu 1 Single-phase Induction Motor EM-3330-1C,
kemudian ada 1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A, lalu ada 1 Brake Controller EM-3310-
1N, kemudian ada 1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B, kemudian ada 1 Three-pole
Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A, lalu ada 1 Digital Power Analysis Meter
EM-3310-3H Or Digital ACA Meter EM-3310-3C, kemudian ada Digital Three-Phase Watt Meter
EM-3310-3E, lalu ada Digital Power Factor Meter EM-3310-3F, lalu ada 1 Coupling EM-3390-2A,
kemudian ada 1 Coupling Guard EM-3390-2B, lalu ada 1 Shaft End Guard EM-3390-2C, lalu ada 1
Laboratory Table EM-3380-1A, lalu ada 1 Experimental Frame EM-3380-2B Or Experimental
Frame EM-3380-2A, lalu ada 1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A, kemudian ada 1
Connecting Leads Set EM-3390-3A, dan yang terakhir ada 1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-
4A. Setelah semua dipersiapkan selanjutnya parar praktikan akan melakukan percobaan.
Pada rangkaian sirkuit terbuka ini para praktikan akan melakukan pengujian rugi- rugi pada
inti besi. Rugi- rugi pada inti besi ada di eddy current, rugi- rugi tembaga, serta hysteresis. Eddy
current yakni tata cara pengujian NDT ataupun non destruktif test yang digunakan secara luas buat
mengecek tubing pada heat exchanger, pembangkit uap, kondensor, pendingin hawa serta feedwater
heaters. Sebaliknya hysteresis merupakan ketergantungan suatu system, tidak cuma pada

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
keadaannya saat ini, namun pada keadaannya pula pada masa kemudian, ketergantungan ini timbul
sebab system tersebut bisa terletak dilebih pada satu keadaan internal, serta rugi- rugi tembaga
merupakan rugi- rugi yang diakibatkan oleh kedua kumparan( primer serta sekunder). Jika inti besi
terus menjadi lebar hingga ia hendak terus menjadi panas. Buat mengatasi nya hingga kita wajib
buat berlapis- lapis. Guna inti besi ini yakni buat memudahkan jalur fluks yang ditimbulkan oleh
arus listrik lewat kumparan lempengan besi tipis yang berisolasi. Kita pula wajib mencermati
keselamatan pada dikala melaksanakan percobaa. Jangan meletakkan ohm m ditepi meja supaya
tidak jatuh. Berikutnya, dalam memakai m kumparan putar( volt m, ohm m serta amper m) mulailah
dari batasan ukur terbanyak. Yang terutama yakni kita wajib membaca serta menguasai terlebih
dulu prosedur percobaan supaya meminimalisir terbentuknya kesalahan dalam percobaan.
Setalah melakukan percobaan selanjutnya para praktikan akan melakukan pengisian data
pengamatan. Pada data pengamatan para praktikan dapat mengetahui bahwa semakin bertambahnya
torsi maka kecepatannya akan turun. Nilai arus pada data pengamatan untuk starting lebih kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN

1. Motor kapasitor start-running (start running capasitor adalah perpaduan antara motor
kapasitor start dan motor kapasitor running dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah
untuk memperioleh kopel awal yang lebih besar dan kopel jalan yang merata.

2. Keunggulan dari star and running kapasitor dibandingkan motor split fase diantaranya adalah
tidak ada arus lonjakan tinggi sehingga tidak menimbulkan percikan pada saat motor awal
dinyalakan, suara lebih halus, pada saat torsi beban diatur 0,25 tidak terjadi trip,torsi beban
penuh, torsi awal & torsi running lebih tinggi.
3. Hubungan antara torsi dan kecepatan itu berbanding terbalik, dimana semakin bertambahnya
torsi maka kecepatannya akan turun.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL III
HUBUNGAN DAN KONTROL ARAH MOTOR
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, Anda harus mampu menjelaskan hubungan motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C

Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B


1
Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1
Modul Saklar Balik EM-3310-3C
1
Fuse EM-3310-5B
1
Meja Laboratorium EM-3380-1A
1
Bingkai Percobaan EM-3380-2B
1
atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

Penahan Alat Patri EM-3390-1A


1
Perangkat Alat Patri EM-3390-3A
1
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan
rotor. Motor induksi merupakan motor yang paling banyak kita jumpai dalam industri. Motor
induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan dalam dunia industri.
Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa karakteristik parameter yang tidak
linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang
berbeda, sehingga tidak dapat mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan
beban. Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang
lebih baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol. Motor induksi 3 fasa adalah alat
penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang
mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor
induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat nonlinier, terutama resistansi rotor, yang
memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan
pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC.
Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

 Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.
Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur – alur sebagai tempat
meletakkan kumparan.
 Rotor sangkar adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang alumunium /
tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya
 Rotor kumparan ( wound rotor ), Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan
ujung yang lain dihubungkan dengan slip ring ke tahanan luar. Kumparan dapat
dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slip
ring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.
Cara Membalik Arah Putar Motor Induksi 3 fasa

Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 3 Fasa dapat dilakukan dengan
membalik salah satu Fasanya, Misal fasa R ditukar dengan S dan T tetap. Maka
dalam kondisi normal dihubung RST motor berputar kekanan. saat dihubung SRT
motor berputar kekiri.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan
menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor.
Motor induksi merupakan motor yang paling banyak kita jumpai dalam industri. Motor induksi
tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Salah satu
kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa karakteristik parameter yang tidak linier,
terutama resistansi rotor yang memiliki nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda,
sehingga tidak dapat mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban.
Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang lebih
baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol. Motor induksi 3 fasa adalah alat
penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang
mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor
induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat nonlinier, terutama resistansi rotor, yang
memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan
pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC.
Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa
 Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. Dibuat dari besi
bundar berlaminasi dan mempunyai alur – alur sebagai tempat meletakkan kumparan.
 Rotor sangkar adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian dalam. Terbuat
dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang alumunium / tembaga yang dihubungkan
singkat pada ujungnya
 Rotor kumparan ( wound rotor ), Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung yang
lain dihubungkan dengan slip ring ke tahanan luar. Kumparan dapat dikembangkan menjadi
pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slip ring hubung singkat secara otomatis,
sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.
Cara Membalik Arah Putar Motor Induksi 3 fasa
Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 3 Fasa dapat dilakukan dengan membalik salah satu
Fasanya, Misal fasa R ditukar dengan S dan T tetap. Maka dalam kondisi normal dihubung RST
motor berputar kekanan. saat dihubung SRT motor berputar kekiri.

Motor induksi 3 fasa adalah motor yang paling populer atau paling banyak digunakan dalam
penggerak mesin-mesin di industri. Seperti penggerak pada pompa, conveyor, kompresor, blower,
dan lain-lain. Hal itu mungkin dikarenakan motor induksi ini mempunyai beberapa keunggulan
yang tidak dimiliki oleh motor-motor jenis yang lain, seperti ; kontruksinya yang sederhana, tahan
lama, perawatannya mudah, dan punya efisiensi yang tinggi. Namun artikel kali ini tidak

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
membahas tentang motor induksi secara keseluruhan. Artikel kali ini hanya akan membahas
sedikit tentang bagaimana cara membalik putaran motor induksi 3 fasa.

Untuk membalik arah putaran motor induksi 3 fasa adalah dengan membalik salah satu
polaritas tegangan yang masuk ke motor. coba perhatikan gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas terlihat kalau motor akan berputar ke kanan (forward) jika terminal
belitan/winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan U, S terhubung
dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor akan berputar ke arah sebaliknya (reverse) jika
terminal winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan U, S terhubung
dengan W dan T terhubung dengan V. Dengan kata lain tegangan RST dibalik menjadi RTS.
Membalik dengan polaritas yang lain juga bisa, seperti R dengan S, atau R dengan T.
Untuk mengubah atau membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan rangkaian
pengendali mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai pengaman motor
dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Perhatikan gambar diagram utama/daya
forward reverse berikut ini.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Rangkaian daya forward reverse. K1 ON(forward), K2 ON(reverse)

Gambar diatas menunjukkan bahwa motor akan berputar ke kanan(forward), jika K1


bekerja. Saat kontaktor 1 bekerja, tegangan RST akan masuk ke motor secara berurutan.
Dan gambar diatas juga menjelaskan kalau motor akan berputar ke kiri(reverse), jika
K2(kontaktor 2) bekerja. Saat K2 bekerja maka polaritas tegangan RST yang masuk
kemotor akan dibalik menjadi TSR.(lihat gambar diatas).dan yang terjadi adalah motor
akan berputar ke kiri.
Untuk mengatur atau mengendalikan kedua kontaktor tersebut diperlukan rangkaian
kontrol forward reverse. Dan dibawah ini adalah diagram rangkaian kontrol forward
reverse. Perhatikan gambar berikut, dan pahami bagaimana cara kerjanya.

Rangkaian kontrol forward reverse

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Tegangan kerja koil kontaktor pada gambar rangkaian kontrol diatas adalah 220VAC.
Sehingga gambar diatas mendapatkan catu daya fasa(R) dan nol(N). Namun biasanya juga
digunakan kontaktor dengan koil kerja 380VAC, jadi harus diberi catu daya dengan
tegangan line(fasa-fasa). Tegangan line disini berarti R-S,R-T atau S-T. Pemberian
tegangan ini sebenarnya tergantung dari koil kontaktornya karena bisa juga tegangan kerja
koil itu 100V,200V dan sebagainya. Pada gambar diatas terlihat bahwa arus listrik akan
mengalir dan mengaktifkan K1 jika tombol ON1 ditekan. Meskipun ON1 dilepas K1 akan
tetap aktif, hal ini dikarenakan ada interlock dari kontak bantu NO(K1) yang dipasang
pararel dengan ON1. Sehingga arus listrik tetap mengalir ke koil kontaktor lewat kontak
bantu NO(K1) tersebut. Saat K1 aktif hal ini berarti motor berputar ke kanan(forward).
Dari gambar diatas juga terlihat adanya kontak bantu NC(K1) yang dipasang secara seri
dengan koil K2, dan sebaliknya kontak bantu NC(K2) yang dipasang seri denga koil K1.
Kontak bantu NC disini berfungsi sebagai interlock pengaman. Misalnya, jika ON1 ditekan
dan K1 aktif (motor berputar forward), meskipun ON2 ditekan maka arus listrik tidak akan
mengalir ke koil K2, karena NC(K1) tersebut telah membuka. Dan untuk membalik
putaran(reverse), maka harus ditekan tombol OFF terlebih dahulu, sehingga K1 off dan
tombol ON2 sekarang bisa ditekan untuk mengaktifkan koil K2. Sehingga motor bisa
berputar ke kiri(reverse). Begitu juga untuk mengembalikan putaran motor ke forward.

Sumber : http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/10/Membalik-Putaran-Motor-
3-fasa.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar. 3.1 Diagram Rangkaian Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Gambar. 3.2 Diagram Hubungan Kontrol Arah Putar

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di


Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY
OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan. Tempatkan Motor Tiga Fasa Rotor
Sangkar Tupai pada Meja Laboratorium. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian
pada Gambar 12-1-1 dan diagram hubungan pada Gambar 12-1-2. Mintalah asisten untuk
memeriksa rangkaian lengkap Anda.
2. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP.

3. Secara berurutan nyalakan Saklar Pelindung Batas Arus 3 Kutub dan Modul Catu Daya 3
Fasa.
4. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi FOR. Motor seharusnya mulai bekerja.
Amati dan catat arah putar pada motor. Arah putar motor =
5. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP. Motor seharusnya berhenti.
6. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi REV. Motor seharusnya mulai bekerja.
Amati dan catat arah putar pada motor. Arah putar motor =
7. Pada Modul Saklar Balik, kembalikan saklar balik pada posisi STOP.

8. Secara berurutan matikan Catu Daya 3 Fasa dan Modul Pelindung Batas Arus 3 Kutub.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1

Posisi FORWARD Posisi REVERSE

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Apa perbedaan antara Forward Bias dan Reverse Bias?

2. Jelaskan cara mengubah arah putaran motor induksi tiga fasa!

3. Jelaskan apa pengaruhnya bila motor induksi tiga fasa berputar pada arah reverse?

4. Sebutkan dan jelaskan contoh penggunaan motor induksi dengan arah putar reverse!

5. Bagaimana pengaruhnya jika suatu motor induksi yang semula berputar forward tiba tiba
putarannya di atur reverse ?

Jawab

1. Perbedaan antara forward bias dan reverse bias yaitu pada forward bias searah jarum jam
sedangkan pada reverse bias berlawanan arah jarum jam.
2. Cara mengubah arah putaran motor induksi tiga fasa yaitu dengan mengubah salah dua fasanya.
3. Maka arahnya akan berlawanan dengan arah jarum jam.
4. Contoh penggunaan motor induksi dengan arah putar reverse yaitu lift, konveyor, crane. Untuk
menjadikan motor induksi berputar dengan arah putar reverse yaitu dengan mengubah posisi
salah dua fasanya.
5. Jika suatu motor induksi yang semula berputar forward tiba tiba putarannya di atur reverse,
maka motor induksinya akan rusak. Karena motor induksi juga memiliki hukum kelembaman
yaitu kecenderungan suatu benda untuk mempertahankan posisinya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan membahas modul mesin induksi yang berjudul
hubungan dan control arah putar. . Dimana pada modul ini memiliki tujuan yaitu Setelah
menyelesaikan percobaan, para praktikan harus mampu menjelaskan hubungan motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor. Sebelum melakukan percobaan para
praktikan terlebih dahulu memahami materi-materi yang berkaitan tentang modul kali ini.
Motor induksi atau mesin juga disebut sebagai mesin asinkron. Kata asynchronous berarti
bahwa mesin tidak pernah berjalan dengan kecepatan RMF stator. Motor induksi terutama terdiri
dari dua jenis, itu bisa berupa motor induksi satu fasa atau tiga fasa. Motor induksi tiga fasa
terutama digunakan dalam industry untuk konversi daya, yaitu konversi daya listrik ke mekanik
dalam jumlah besar. Sedangkan untuk konversi daya kecil menggunakan motor induksi satu fasa.
Motor induksi digunakan pada peralatan rumah, kantor, bisnis, pabrik, dll. Ada banyak perbedaan
antara motor induksi satu fasa dengan motor induksi tiga fasa diantaranya yaitu sebagai berikut.
Perbedaan yang pertama yaitu pada motor induksi satu fasa menggunakan pasokan fasa tunggal
untuk operasinya, sedangkan pada motor induksi tiga fasa menggunakan pasokan tiga fasa untuk
operasinya. Perbedaan kedua yaitu pada motor induksi satu fasa memiliki torsi awal rendah
sedangkan pada motor induksi tiga fasa menggunakan torsi awal yang tinggi. Perbedaan ketiga
yaitu pemeliharaan pada motor induksi satu fasa lebih mudah daripada motor induksi tiga fasa.
Kemudian dari efisiensi pada motor induksi tiga fasa lebih tinggi daripada efisiensi pada motor
induksi satu fasa. Kemudian untuk faktor kekuatan pada motor induksi satu fasa memiliki faktor
daya rendah, sedangkan pada motor induksi tiga fasa memiliki faktor daya yang tinggi. Kemudian
pada pemanfaatannya pada motor induksi satu fasa digunakan pada peralatan rumah tangga seperti
penggiling mixer dan kipas, sedangkan pada motor induksi tiga fasa Sebagian besar digunakan
dalam industri atau pabrik.
Konstruksi dalam motor induksi secara garis besar terdiri dari stator dan rotor. Motor
induksi biasa disebut motor asinkron karena terdapat perbedaan antara kecepatan medan putar pada
stator dan rotornya atau bisa disebut slip. Ada 2 jenis rotor yaitu rotor sangkar tupai dan rotor
belitan. Pada rotor sangkar tupai memiliki batang penghantar yang tebal, sedangkan pada rotor
belitan terdisi dari laminasi-laminasi besi. Pada stator terdiri dari frame yaitu bagian luar, inti yaitu
bagian dalam, dan winding bagian tengah. Pada motor induksi ini stator adalah bagian yang diam
sedangkan rotor adalah bagian yang berputar. Prinsip kerja pada motor induksi terdiri dari beberapa
hukum yaitu sebagai berikut. Hukum Orsted yaitu ketika arus mengalir pada suatu penghantar
konduktor maka timbul medan magnet, kemudian Hukum Maxwell yang menjelaskan mengenai
arah medan magnet, kemudian Hukum Faraday yaitu GGL akan timbul apabila terjadi perubahan
fluks terhadap waktu, lalu ada Hukum Lenz yaitu tegangan induksi berlawanan dengan GGL
sumbernya, dan yang terakhir ada Hukum Lorenz yaitu jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetic maka akan timbul gaya yang dapat
membuat rotor tersebut berputar. Cara mengubah motor induksi yaitu dengan mengubah salah dua
fasanya.
Setelah memahami materi materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya para
praktikan melakukan persiapan unutk melakukan praktikum kali ini. Dimana persiapan itu para
praktikan mempersiapkan peralatan berupa: 1 buah Modul Catu Daya Tiga Fasa dengan kode alat
EM-3310-1B, kemudian ada 1 buah Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub dengan kode
alat EM-3310-2A, lalu ada 1 buah Modul Saklar Balik dengan kode alat EM-3310-3C, lalu ada 1
buah Fuse dengan kode alat EM-3310-5B, kemudian ada 1 buah Meja Laboratorium dengan kode
alat EM-3380-1A, lalu ada 1 buah Bingkai Percobaan dengan kode alat EM-3380-2B atau Bingkai
Percobaan dengan kode alat EM-3380-2A, lalu ada juga 1 buah Penahan Alat Patri dengan kode
alat EM-3390-1A, kemudian ada 1 buah Perangkat Alat Patri dengan kode alat EM-3390-3A, dan
yang terakhir ada 1 buah Perangkat Pengaman Penghubung Busi dengan kode alat EM-3390-4A.
Setelah melakukan persiapan selanjutnya para praktikan melakukan percobaan dan setelah
melakukan percobaan para praktikan selanjutnya melakukan pengisian data pengamatan. Pada data
pengamatan para praktikan dapat melihat bahwa pada saat posisi rorward maka arahnya searah jarum
jam, sedangkan pada posisi reverse akan berlawanan arah jarum jam.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Untuk mengubah arah putar motor induksi 3 fasa rotor Sangkar tupai yaitu dengan
mengubah salah satu dari kedua kabel fasanya.
2. Pada kondisi forward arah putaran putaran motor searah jarum jam.
3. Pada kondisi reverse maka arah putaran motor berlawanan arah jarum jam.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL IV
PENGASUTAN WYE – DELTA
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor induksi
tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C
1 Motor Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1 Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta EM-3310-2D
1 Pengukur Daya Digital EM-3310-3H
Atau Pengukur ACA Digital EM-3310-3C
Pengukur ACV Digital EM-3310-3D
Pengukur Factor Daya Digital EM-3310-3F
1 Sekring Set EM-3310-5B
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Eksperimen EM-3380-2B
Atau Bingkai Eksperimen EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Alat Patri Set EM-3390-3A
1 Set Kabel Penghubung EM-3330-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Metoda starting Y -  banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar yang
mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter
yang umum dipakai antara lain: saklar rotari Y - , saklar khusus Y-  atau dapat juga
menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang dirancang khusus untul
rangkaian starter Y - .
Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan tegangan jala- jala yang
tersedia sumber 3 fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan bintang (Y) artinya
motor berjalan normal pada hubungan bintang pada tegangan 380 V. Motor tersebut dapat
dilakukan starting Y - . Apabila dihubungkan pada tegangan jala 3 fasa 220 V.

VLN = √3 x VW ILN = IW VLN = VW ILN = √3 x IW


Perbandingan tegangan hubungan bintang (Y) dan segitiga ()

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA SISTEM BINTANG SEGITIGA
a. Pengertian Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem Bintang Segitiga

Sesuai dengan namanya yaitu bintang segitiga atau sering disebut star delta,pengasutan ini
bekerja dengan rangkaian belitan bintang (Y), dan beberapa saat rangkaian bintang terlepas
kemudian digantikan dengan rangkaian segitiga (∆).Melalui metode bintang segitiga ini arus
awal yang sampai 6 kali dapat dihindarkan dengan cara hanya memakai 1/ atau 0,58 dari
tegangan penuh. Arus yang mengalirpun dapat ditekan menjadi 1/3 dari arus pengasutan
langsung. Karena tegangan berbanding lurus dengan arus (V = I x R) maka semakin besar
tegangan yang masuk ke motor maka semakin besar arus yang mengalir begitupun juga
sebaliknya.

Motor yang digunakan dalam pengasutan ini adalah jenis motor induksi 3 fasa. Pada
dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah satu dengan
lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar.
Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga fasa terdapat 6 (enam) ujung
sisi kumparan stator. Berikut merupakan hubungan belitan motor bintang (Y) dan segitiga (∆).

Gambar 1. Wiring hubungan bintang (Y) dan segitiga (∆)

b. Prinsip Kerja Rangkaian Daya dan Kendali Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem
Bintang Segitiga Manual

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Dalam gambar pemasangan sirkit kontrol dan daya motor induksi tiga fasa sistem bintang
segitiga manual terdapat dua rangkaian yaitu rangkaian daya dan rangkaian kendali atau
kontrol. Berikut merupakan rangkaian daya pengasutan bintang segitiga.

Gambar 2. Rangkaian Daya Pengasutan Bintang Segitiga

Dalam pemasangan komponen MCB 3 fasa dihubungkan dengan tegangan jala-jala R, S,


T. Terminal keluaran dari MCB 3 fasa masuk ke dalam terminal kontak utama 1, 3, 5 pada
kontaktor K1 yang disambung paralel dengan terminal kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K3.
Terminal kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K2 dikopel atau disambung semua.

Terminal kontak utama 2, 4, 6 pada kontaktor K1 dihubungkan dengan kontak utama 1, 3,


5 pada TOR. Kontak utama 2, 4, 6 TOR disambung dengan terminal U, V, W motor listrik tiga
fasa. Terminal Y, Z, X motor dihubung dengan kontak utama 2, 4 6 pada kontaktor K3 dan
diparalel dengan kontak utama 2, 4, 6 pada kontaktor K2. Rangka motor tiga fasa dihubungkan
dengan grounding.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Prinsip kerja dari rangkaian daya tersebut adalah MCB 3 fasa berfungsi untuk
menyambung dan memutuskan tegangan jala-jala menuju ke tiga buah kontaktor. Kontaktor K1
berfungsi untuk menghubungkan tegangan jala-jala ke menuju ke motor listrik. Kontaktor K2
berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan bintang (Y) sedangkan kontaktor K3
berfungsi untuk menghubungkan motor sambungan segitiga (∆).

Berikut merupakan rangkaian kendali pengasutan bintang segitiga.

Gambar 3. Rangkaian Kendali Pengasutan Bintang Segitiga

Dalam pemasangan rangkaian kendali MCB 1 fasa dihubungkan dengan kontak bantu 95 pada
TOR. Kontak 96 TOR dihubungkan dengan push button off (NC). Terminal keluaran dari push
button off masuk ke push button on star (NO) dan push button delta (NO). Push button star (NO)
diparalel dengan kontak bantu 13 14 pada kontaktor K1 yang berfungsi sebagai pengunci. Push
button delta (NO) diparalel dengan kontak bantu 13 14 pada kontaktor K3 yang berfungsi sebagai
pengunci.

Terminal keluaran push button star (NO) dihubungkan dengan coil A1 pada kontaktor K1 dan
A2 disambung dengan terminal netral. Kontak bantu 14 pada kontaktor K1 dihubung dengan push
button delta (NC) dan diseri dengan kontak bantu 21 22 kontaktor K3 yang dihubung seri juga
dengan coil A1 A2 pada kontaktor K2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Terminal keluaran push button delta (NO) dihubungkan dengan kontak bantu 43 44 pada
kontaktor K3 kemudian dihubung seri ke coil A1 A2 pada kontaktor K3.

Prinsip kerja dari rangkaian kendali tersebut adalah jika tombol Start Star ditekan, maka
kontaktor K1 bekerja menghubungkan motor listrik dengan tegangan jala-jala dan mengunci.
Kontaktor K2 menghubungkan lilitan motor listrik dalam hubungan bintang. Motor listrik
beroperasi dalam hubungan bintang.

Jika tombol Start Delta ditekan maka kontraktor K2 terputus dan kontraktor K3
hubungan D bekerja. Motor listrik beroperasi dalam hubungan segitiga.

Jika tombol Stop ditekan, maka kontaktor K1, K2 dan K3 terputus dan motor listrik berhenti
bekerja karena terputus dari tegangan.

Jika terjadi terjadi kelebihan beban atau arus pada motor listrik maka TOR akan bekerja
dan akan memutuskan tegangan yang masuk ke rangkaian kendali dan mematikan semua
kontaktor sehingga motor terputus dari tegangan jala-jala.

c. Prinsip Kerja Rangkaian Daya dan Kendali Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sistem
Bintang Segitiga Otomatis

Berikut merupakan rangkaian pengawatan pengendali motor bintang segitiga secara otomatis.

Gambar 4. Rangkaian Kendali Motor Bintang Segitiga Otomatis.

Prinsip kerja rangkaian pengendali motor bintang segitiga secara otomatis adalah saat tombol Start
S1 ditekan maka arus akan mengalir ke kontaktor K1, timer T dan kontaktor K2. Dalam kondisi
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
ini motor akan hidup dengan sambungan bintang. Dalam waktu yang ditentukan atau disetting
sebelumnya timer akan bekerja dan memutuskan arus ke kontaktor K2 sedangkan kontak NO pada
timer akan menutup sehingga arus akan masuk ke kontaktor K3 sehingga menghidupkan motor
dalam hubungan segitiga.

d. Rangkuman

1. Pengasutan bintang segitiga digunakan agar mengurangi lonjakan arus starting motor yang
dapat mencapai 5-6 kali arus nominal.

2. Prinsip kerja rangkaian pengasutan bintang segitiga adalah saat start “STAR” ditekan maka
rangkaian bekerja pada sambungan bintang, kemudian beberapa saat sambungan segitiga aktif.

Sumber : https://babagilemu.blogspot.com/2017/07/pengasutan-motor-induksi-3-fasa-sistem.html

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PERINGATAN:

Tegangan Tinggi (High Voltages) digunakan dalam percobaan di


Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang


bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang
membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang
berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasangkan modul yang dibutuhkan pada bingkai eksperimen. Letakkan


motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai di atas meja laboratorium. Susun
rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada gambar 12-2-1 dan
diargram hubung pada gambar 12-2-2. Biarkan instruktur untuk memeriksa
rangkaian yang telah kamu rangkai dengan benar.
2. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/ pada posisi pertama
(Y). Tekan tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan
motor secara Y.
3. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos- yang
terlihat pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1. Matikan catu daya tiga
fasa.
4. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan Y/ pada
posisi kedua ( ). Tekan tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk
pengasutan motor secara
∆.

5. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos- yang
terlihat pada pengukur daya digital di tabel 12-2-1.
6. Matikan catu daya tiga fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 2-2-1 Hasil Pengukuran dari I, E, dan cos-𝜃

I (A) E (V) cos-𝜃

Starting 1,085 A 220 V 0,295

Wye Runing 0,243 A 220 V 0,293

Starting 1,991 A 220 V 0,203

Delta Runing 0,777 A 220 V 0,204

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Starting)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Running)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Starting)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Running)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR

1. Bagaimana pengaruh metode pengasutan wye-delta (Y/ ) terhadap motor


induksi tiga fasa rotor sangkar tupai yang telah anda praktikumkan?
2. Apa yang terjadi apabila motor induksi tiga fasa dengan daya diatas 5 HP
tidak menggunakan metode pengasutasn wye-delta (Y/ )?
3. Bagaimana proses pengasutan wye delta dari start hingga ke proses running?

4. Buat grafik arus terhadap tegangan untuk hubungan wye dan delta (starting
dan running) dan jelaskan grafik tersebut dengan detail berdasarkan data
pengamatan yang anda dapatkan!
5. Bagaimana pengaruh faktor daya pada starting dan running wye delta?

6. Jelaskan hubungan antara arus, tegangan, dan faktor daya pada starting dan
running wye delta!

Jawab

1. Wye lebih bagus untuk starting karena arusnya kecil sedangkan delta bagus
digunakan untuk running karena arusnya lebih besar
2. Motornya akan diam dan tidak bergerak, sehingga lebih baik saat starting
menggunakan wye dan saat sudah running menggunakan delta.
3. ketika kita mengatur switch ke wye maka kita mengswitch 1 dimana untuk
starting dan running menggunakan wye. Sedangkan ketika di switch 2 maka
starting dan runningnya ke delta. Ketika kita memindahkan switch tidak
boleh langsung dipindah tetapi kita harus mematikan motornya dulu baru
dipindahkan.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
4. Dari grafik dapat dilihat perbandingan arus starting maupun running dari
delta lebih besar daripaada rangkaian wye.
5. Faktor daya pada wye lebih besar daripada hubungan delta, dikarenakan arus dan faktor
daya hubungannya berbanding terbalik.
6. Hubungan arus tegangan dan factor adalah berbanding terbalik. Pada percobaan
hubungan Wye atau Delta (Starting dan Running) tegangannya kurang lebih sama, yang
berbeda adalah arus dan faktor dayanya. Dimana pada hubungan Wye arus nya lebih
kecil dibandingkan dengan hubungan Delta dan faktor dayanya lebih besar dibandingkan
dengan hubungan Delta, dikarenakan arus dan faktor daya hubungannya berbanding
terbalik.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan membahas modul IV ini memiliki judul Pengasutan
Wye-Delta. Dimana pada modul ini memiliki tujuan yaitu Setelah menyelesaikan percobaan ini, para
praktikan harus mampu untuk menjalankan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan
pengasutan wye atau delta. Sebelum memulai praktikum alangkah lebih baiknya para praktikan harus
memahami materi-materi yang berkaitan pad modul kali ini.

Transformator merupakan salah satu perlengkapan listrik statis yang manfaatnya buat
menyalurkan energi dengan metode menaikan maupun merendahkan tegangan demgan frekuensi
yang senantiasa. Transformator pula memindahkan tenaga listrik dari sesuatu rangkaian lain lewat
sesuatu gandingan magnet yang bersumber pada prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerja
dalam trafo pula menyinggung sebagian hukum- hukum fisika listrik yang terdapat, misalnya yang
awal terdapat hukum oersted yang bila muatan listrik mengalir lewat kawa penghantar hingga
hendak mencuat medan magnetic disekitar kawat berarus. kemudian terdapat hukum maxwell yang
memastikan arah fluks. kemudian terdapat hukum faraday yang tiap pergantian medan magnet pada
kumparan hendak menimbulkan ggl yang diinduksikan oleh kumparan. kemudian yang terakir pula
terdapat hukum lenz yang tegangan induksi melawan ggl sumber, artinya merupakan dikala
mengalir arus hingga hendak mencuat medan magnet pula.
Motor induksi merupakan perlengkapan listrik yang digunakan buat merubah dari tenaga
listrik jadi tenaga mekanik, pertamanya listrik jadi mekanik. Beda trafo serta motor induksi, di
motor induksi terdapat bagian yang berbalik/ bagian yang berbalik. Pada trafo hanya terdapat lilitan
primer serta lilitan sekunder yang tidak bergerak sebab berat serta tertahan oleh intinya. Motor
listrik dipecah jadi 2 motor AC serta motor DC. Motor AC dipecah jadi 2 lagi Sinkron serta Induksi
serta tiap- tiap terdapat buat 1 fasa serta 3 fasa. Motor dc dipecah mejadi 2 separately excited serta
self excited. Berbeda dengan transformator, di motor induksi terdapat bagian yang berbalik/ bagian
yang berbalik. Sementara itu Sedangkan pada transformator cuma terdapat lilitan primer serta lilitan
sekunder yang tidak bergerak sebab berat serta tertahan oleh intinya.
Pengasutan motor induksi merupakan pengontrolan motor pada dikala dijalankan yang
tujuannya buat kurangi arus mula jalur (starting) serta drop tegangan masih batasan toleransi.
Pemakaian tata cara pengasutan wye- delta terdapat bermacam berbagai, salah satunya yakni
digunakan apabila terdapatnya kebutuhan terhadap waktu akselerasi yang Panjang serta arus yang
berkeseringan, tidak hanya itu terdapat pula pemakaian nya buat aplikasi instan spesial mencakup
beban kelembaman yang besar semacam pada unit AC sentrifugal. Start dini tata cara pengasutan
wye- delta dicoba dalam hubungan bintang setelah itu motor beroperasi wajar dalam ikatan delta.
Pengendalian bintang ke delta bisa dicoba dengan saklar mekanik Y/∆ ataupun dengan relay/
konektor magnet.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Setelah memahami materi materi yang berkaitan pad modul kali ini selanjutnya para praktikan
mulai mempersiapkan peralatan yang akan digunakan pad modul kali ini. Dimana pada modul kali ini
peralatan yang dipersiapkan oleh para praktikan yaitu berupa: 1 buah Motor Induksi Tiga Fasa Rotor
Sangkar Tupai dengan kode alat EM-3330-3C, lalu ada 1 Motor Catu Daya Tiga Fasa dengan kode
alat EM-3310-1B, kemudian ada 1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub dengan kode alat
EM-3310-2A, lalu ada 1 Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta dengan kode alat EM-3310-2D,
kemudian ada 1 Pengukur Daya Digital dengan kode alat EM-3310-3H Atau Pengukur ACA Digital
dengan kode alat EM-3310-3C Pengukur ACV Digital dengan kode alat EM-3310-3D Pengukur
Factor Daya Digital dengan kode alat EM-3310-3F, kemudian ada 1 Sekring Set dengan kode alat
EM-3310-5B, lalu ada 1 Meja Laboratorium dengan kode alat EM-3380-1A, kemudian ada 1 Bingkai
Eksperimen dengan kode alat EM-3380-2B Atau Bingkai Eksperimen dengan kode alat EM-3380-
2A, lalu ada 1 Penahan Alat Patri dengan kode alat EM-3390-1A, kemudian ada 1 Alat Patri Set
dengan kode alat EM-3390-3A, dan yang terakhir ada 1 Set Kabel Penghubung dengan kode alat
EM-3330-4A.

Setelah mempersiapkan peralatan selanjutnya para praktikan melakukan percobaan dan mulai
melakukan pengisian data pengamatan. Pada data pengamatan para praktikan dapat mengetahui
bahwa pada starting wye cenderung mendekati 1 atau bahkan 1, starting wye cenderung kecil, pada
running wye juga nilai arusnya cenderung kecil, untuk tegangan normal dan nilai cosφ nya standar
yaitu setara 0,2. Sedangkan pada delta starting dan runningnya itu lebih tinggi. Yang bagus untuk
digunakan yaitu saat starting menggunakan wye dan saat running menggunakan delta karena pada
motor induksi saat starting arusnya cenderung besar sehingga diberi tegangan yang besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Pada saat starting wye nilai arusnya cenderung kecil
2. Pada running wye juga nilai arusnya cenderung kecil.
3. Sedangkan pada delta starting dan runningnya itu lebih tinggi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL V
PF CORRECTION
I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan latihan, anda harus bisa menunjukkan power factor correction
sebuah motor induksi squirrel cage 3 fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Three-phase Squirrel Cage Motor EM-3330-1C
1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controlle EM-3310-1N
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A
1 Y/∆ Starting Switch Module EM-3310-2D
1 Digital Power Analysis Meter Or EM-3310-3H
Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Fuse Set EM-3310-5B
1 Reactive Compensator EM-3310-4F
1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B
1 Shaft End Guard EM-3390-2C
1 Laboratory Table EM-3380-1A
1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

3.1 Faktor Daya

Faktor daya ( Cos φ) dapat didefinisikan sebagi rasio/perbandingan antara daya


aktif (waat) dan daya reaktif (VA) yang digunakan dalam circuit Ac atau beda sudut fasa
antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam Cos φ.

Faktor daya bisa diaktifkan sebagai besaran yang menunjukkan


seberapa efisien jaringan yang dimiliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita
manfaatkan
. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati 1, sebaliknya semakin rendah
faktor daya ( mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari
sejumlah daya yang sama
Faktor daya menunjukkan besar pemanfaatan dari peraltan listrik di jaringan
terhadapa investasi yang dibayar. Sebagimana semua peraalatan listrik memiliki
kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah maka walaupun arus
yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun kenyataannya hanya porsi kecil saja
yang bermanfaat.
3.2 Faktor Daya Terdauhlu ( Leading)
Faktor daya leading atau lagging akan tergantung kepada macam bebannya.
Dimana tegangan diambil sebagai referensi untuk menentukan keadaan leading atau
lagging. Faktor daya dikatakan leading jika arus mendahului tegangan. Faktor daya
menyerap daya aktif (KW) dan memberikan daya reaktif (KVAR).

3.3 Faktor Daya Terbelakang (Lagging)

Keadaan lagging adalah keadaan dimana arus tertinggal terhadap teganagan.


Faktor daya terbelakang (Lagging) terjadi bila beban memerlukan atau menyerap reaktif
dari jaringan. Motor induksi juga mempunyai faktor daya terbelakang karena
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
memerlukan arus reaktif dari jaringan atau sumber. Gambar

3.1 Penyebeb Rendahnya Faktor Daya

Faktor daya yang rendah dihasilkan oleh peralatan seperti motor induksi,
terutama pada beban rendah. Unit-unit balas lampu yang memerlukan arus magnetisasi
reaktif. Alat-alat las busur listrik juga mempunyai faktor daya yang rendah. Medan
magnet dari peralatan seperti ini memerlukan arus yang melakukan kerja yang
bermanfaat dan tidak mengakibatkan panas atau daya mekanis, tetapi yang diperlukan
hanyalah untuk membangkitkan medan.
Faktor daya sangat mempengaruihi besar kecilnya komponen arus reaktif,
sehingga daya tersebut tentu akan mempengaruhi jatuh tegangan. Dengan faktor daya
rendah maka akan sulit untuk mendapatkan kestabilan tegangan sisi beban, dengan kata
lain menyebabkan jatuh tegnagn pada sisi penerima sedangkan. Faktor daya, diantara
penggunaan beban induktif berupa:
1. Pemakaian motor induksi

Faktor daya pada motor induksi bervariasi, tergantung pada pembebanannya untuk motor
induksi denga beban ringan menunjukkan faktor daya yang rendah
2. Tranformator

Faktro daya pada transformator sangat bervariasi sebagai fungsi dari beban.
Transformator tanpa beban akan sangat induktif dan menunjukkan faktor daya yang
rendah
3. Generator induksi

Sama halnya dengan motor induksi, generator juga memiliki faktor daya yang rendah
apabila outputan yang dihasulkan juag kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Satuan daya yang terpasang dirumah/konsumen adalah VA (volt-ampere), itu
merupakan daya yang terpasang atau daya pengenal, jadi jika konsumen berlangganan
sebesar 450 VA, dengan tegangan 220 V maka arusnya sebesar 2 A, makanya MCB nya
juga akan sebesar 2 A. Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang
dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:

• Daya semu (S, VA, Volt Amper)

• Daya aktif (P, W, Watt)

• Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)

Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus adalah sinusoida,
sehingga besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata
diukur dengan satuan Watt, Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu, dan dapat
diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif (daya poros,
daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk melakukan tugas/usaha tertentu.

Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere (disingkat, VA),


menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan generator,
transformator dan bahkan di KWh meter rumah kita. Pada suatu instalasi, khususnya di
pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk
lain dari daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata
lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik
sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi
elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan)
pada suatu sistim tenaga listrik namun selain pengertian daya diatas, ada juga yang
dikenal dengan Faktor daya atau faktor kerja, yaitu perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya
semu/daya total. Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai
hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor Daya / Faktor kerja
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya selalu lebih
kecil atau sama dengan satu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan
arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini dapat dilakukan dengan menggunakan
kapasitor.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik negara
(PLN) memiliki faktor daya satu, maka daya aktif (watt) yang ditransfer setara dengan
kapasitas daya terpasang (VA).

FAKTOR DAYA LISTRIK ( POWER FACTOR ELECTRIC )

Faktor daya listrik adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya buta, atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :

dimana :

P = daya
aktif dalam
KW S =
daya semu
dalam KVA
Umumnyaa faktor daya listrik ini disebut juga coshinus phi. ( cos φ ).

Beberapa istilah listrik yang perlu diketahui yang erat kaitannya dengan faktor daya listrik
antara lain :

Daya aktif ( P ) : adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus listrik melalui
hambatan / resistor seperti lampu pijar, elemen pemanas atau heater.

Daya ini dipergunakan untuk melakukan kerja atau dengan kata lain daya yang benar-benar
digunakan sesuai dengan kebutuhan tenaga listrik.

Satuan dari daya aktif ini adalah Watt atau kilo Watt.

Daya reaktif ( Q ) :

a. Daya reaktif induktif :

adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus listrik melalui kumparan-
kumparan kawat seperti pada motor-motor listrik, transformer, balast pada lampu
neon dll. b. Daya reaktif kapasitif :

adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus listrik pada sebuah kapasitor.

Satuan dari daya reaktif ini adalah volt ampere reaktif ( VAR ) atau kilo volt ampere reaktif
(KVAR).

Daya Semu ( S ) :

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
adalah hasil perkalian antara arus dan tegangan listrik pada
suatu beban. Secara matematis dinyatakan dengan persamaan :

S = √3 x V x I ( untuk sistem 3 phase )

Sumber:

https://www.academia.edu/20448456/FAKTOR_DAYA_LISTRIK_POWER_FACTOR_EL
ECTRIC_

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PERHATIAN: Terdapat Tegangan tinggi dalam Percobaan laboratorium ini! Jangan
membuat atau memodifikasi koneksi apa pun. Jika ada bahaya, segera tekan tombol
EMERGENCY OFF merah pada Three-phase Power Supply Module.

1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction Motor
dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard

. Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke Magnetic Powder Brake Unit


menggunakan kabel yang disediakan.

Selesaikan Percobaan laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam
kondisi berbeban.

2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai
Circuit diagram pada Fig. 12-3-1 dan Connection Diagram pada Fig. 12-3-2. Mintalah
Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Three phase Induction
Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung bersama. Sebelum mengunakan Brake
Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus terlebih dahulu mengkalibrasi
tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan menyesuaikan kenop adj nol yang terletak
di panel belakang dari Magnetic Powder Brake Unit dengan power On.

3. ON kan Y/ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic
Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply
Modules. Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.

4. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant


Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman
yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.

5. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos- yang terlihat pada Digital
Power Analysis di tabel 12-3-1.

6. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi langkah
percobaan 5

7. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 ( ). Ulangi langkah
percobaan 5

8. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed


Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
9. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2

10. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.

11. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit
Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller,

12. Ubah circuit diagram Fig. 12-3-1 ke Fig. 12-3-3. Minta aslab untuk mengecek circuit.

13. ON kan Y/ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller, Magnetic
Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply
Modules. Motor seharusnya start running dalam kondisi No correction.

14. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant


Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman
yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.

15. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos- yang terlihat pada Digital
Power Analysis di tabel 12-3-1.

16. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y). Ulangi langkah
percobaan 5

17. ON kan Y/ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2 ( ). Ulangi langkah
percobaan 5

18. ManipulasiBrake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed


Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-m

19. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel 12 -3-2

20. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.

21. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current Limit
Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 12-3-1 Nilai Pengukuran I, P dan cos Ѳ


Torque Correction 0.1 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 0,88 0,73 0,857 0,64 0,79
cos Ѳ 0,62 0,785 0,666 0,872 0,69
P (W) 202 209 210 208 210
Tabel 12-3-2 Nilai Pengukuran I, P, dan cos Ѳ
Torque Correction 0.3 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 1,75 1,6 1,68 1,64 1,68
cos Ѳ 0,898 0,948 0,91 0,971 0,927
P (W) 600 610 605 600 599

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR

1. Jelaskan cara melakukan perbaikan faktor daya!


2. Jelaskan perbedaan antara Capasitor Bank dengan Synchronous Condenser dalam
pengaruhnya terhadap perbaikan faktor daya!

Jawab

1. Cara melakukan perbaikan faktor daya yaitu dengan cara


 Memasang kapasitor bank =
 Menggunakan synchronous condenser
 Melakukan tap charger pada trafo.
2. Pada Capasitor Bank memiliki fungsi sebagai alat untuk meningkatkan faktor daya,
faktor daya yang diijinkan standard PLN adalah >0,85. Pada capasitor bank dapat terjadi
kerusakan yaitu kapasitor meledak, kapasitor terbakar, dan fuse kapasitor putus.
Pada Synchronous Condenser dikoneksikan dengan jaringan listrik dan dioperasikan pada
faktor daya yang secara penuh bernilai leading. Jika motor sinkron kelebihan penguatan
arus maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan akan melakukan percobaan mengenai modul V yang
berjudul PF Correction. Dimana pada modul ini memiliki tujuan yaitu Setelah menyelesaikan latihan,
para praktikan harus bisa menunjukkan power factor correction sebuah motor induksi 3 squirrel cage
3 fasa. Sebekum membahas lebih lanjut alangkah lebih baiknya para praktikan mulai untuk
memahami materi materi yang berkaitan pada modul kali ini.

Pada praktikum PF correction atau perbaikan faktor daya ini perlu juga diketahui apa itu
segitiga daya . Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan tentang hubungan
matematika antara tipe-tipe daya yang berbeda berdasarkan prinsip trigonometri. Sedangkan faktor
daya dapat dikatakan atau didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif(watt) dan daya
nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya
dinyatakan dalam cos phi. Pada power faktor ini juga biasanya nilainya berkisar dari anatra nilai nol
sampai dengan nilai 1.

Adapun pengertian dari Daya Aktif merupakan daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh
beban, yang dimana satuannya ialah W (Watt) , yang dimana untuk rumus daya aktif yaitu P = V x
I, kemudian untuk daya Reaktif merupakan daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan
magnet atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif, yang dimana satuan dari daya
reaktif itu adalah VAR (Volt Ampere Reaktif), sedangkan untuk rumus pada daya reaktif yaitu Q =
V x I sin x.

Untuk daya reaktif ini juga terbagi menjadi 2 yaitu ada daya aktif induktif dan daya reaktif
kapasitif, untuk daya induktif itu timbul yang diakibatkan karena adanya arus listrik yang mengalir
melalui kumparan kawat sehingga dapat dikatakan bahwa daya reaktif itu timbul karena arus yang
mengalir melalui induktor, yang dimana induktor sendiri bersifat menyerap daya reaktif.

Kemudian untuk daya reaktif kapasitif merupakan daya yang biasanya timbul karena adanya
arus yang mengalir pada sebuah kapasitor, yang dimana kapasitor sendiri merupakan senbuah
komponen yang memiliki sifat kapasitif. Sedangkan untuk daya semu itu merupakan daya yang
dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik, yang dimana daya semu atau daya nyata ini
merupakan daya yang diberikan oleh PLN terhadap konsumen, satuan daya semu atau daya nyata
ini yaitu VA (Volt Ampere), dan untuk rumus pada daya aktif atau daya semu yaitu adalah P = V x
I cos phi.

Selanjutnya ada juga yang dinamakan dengan faktor daya leading dan faktor daya lagging,
yang dimana untuk faktor daya leading atau mendahului ini merupakan keadaan dimana fasa
tegangan drop pada beban mendahului (leading) terhadap tegangan sumbernya, hal ini terjadi
karena beban yang bersifat kapasitansi atau memiliki nilai reaktansi kapasitif (Xc), karena beban
kapasitor menyebabkan pergeseran fasa sebesar phi. Kemudian untuk faktor daya lagging atau

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
faktor daya yang tertinggal merupakan keadan dimana fasa arus listrik tertinggal (lagging) terhadap
tegangan sumbernya, biasanya hal ini disebabkan oleh beban yang bersifat induktansi atau memiliki
nilai reaktansi induktif (Xl) yang dikarenakan beban yang pada umumnya berupa indikator atau
juga berupa lilitan yang menyebabkan pergeseran fasa sebesar phi. PF Correction sendiri juga
memiliki kelebihan dan kekurangan . untuk kekurangan dari Power Factor Correction yaitu drop
voltage yang dimana merupakan tegangan hilang pada suatu penghantar, kemudian ada juga ketika
pada suatu rangkaian tidak mengggunakan PF di dalam rangkaian tersebut maka biaya yang akan
ditimbulkan akan semakin besar atau biayanya menjadi kurang ekonomis. Sedangkan untuk
kelebihan dari Power Factor yaitu dapat mengurangi rugi-rugi daya pada sistem, kemudia ada juga
untuk memperkecil tagihan listrik konsumen.’
Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada kali ini selanjutnya para praktikan akan
mempersiapkan peralatan yang akna digunakan pada percobaan kali ini. Diman perqalatan
yangdigunakan pada percobaan kali ini berupa: 1 Three-phase Squirrel Cage Motor EM-3330-1C,
kemudian ada 1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A, lalu ada 1 Brake Controller EM-3310-
1N, kemudian ada 1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B, lalu ada 1 Three-pole Current
Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A, lalu ada 1 Y/∆ Starting Switch Module EM-3310-
2D, kemudian ada 1 Digital Power Analysis Meter Or EM-3310-3H, kemudian ada Digital ACA
Meter EM-3310-3C, lalu ada Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E, kemudian ada Digital
Power Factor Meter EM-3310-3F, lalu ada 1 Fuse Set EM-3310-5B, lalu ada 1 Reactive
Compensator EM-3310-4F, kemudian ada juga 1 Coupling EM-3390-2A, dan ada 1 Coupling Guard
EM-3390-2B, kemudian ada 1 Shaft End Guard EM-3390-2C, lalu ada juga 1 Laboratory Table EM-
3380-1A, selanjutnya ada 1 Experimental Frame EM-3380-2B Or Experimental Frame EM-3380-2A,
kemudian ada 1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A, lalu ada juga 1 Connecting Leads Set EM-
3390-3A, dan yang terakhir ada 1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A.

Kemudian para praktikan akan mulai melakukan percobaan dan melakukan pengisian pada
dat pengamatan. Pada data pengamatan para praktikan dapat mengetahui bahwa ketika nilai cos x
tanpa diperbaiki maka nilainya jauh dari satu kemudian ditambah nilai pada kapasitor delta sehingga
nilai cosphi mendekati 1. Kemudian para praktikan menambahkan nilai pada kapasitor wye maka
nilai cos x akan lebih tinggi. Pada saat para praktikan memberikan nilai pada torsi beban tetap maka
pada faktor dayanya juga tetap. Dari data yang didapatkan faktor daya dapat diperbaiki dengan cara
menaikan torsi motor induksi dan menambah nilai kapasitor.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Nilai dari faktor daya ini juga bisa dipengaruhi oleh beban induktif dan beban kapasitif.
Dimana beban induktif bersifat menyerap daya reaktif sementara beban kapasitif bersifat
menyuplai daya reaktifnya.
2. Semakin besar daya rektif maka faktor dayanya akan semakin buruk atau berniali kecil
mendekati 0 dan semakin kecil daya rektif maka nilai dari faktor dayanya akan semakin
baik.
3. Dari data dapat diketahui bahwa besarnya arus konfigurasi wye dan konfugurasi delta
lebih

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL VI
MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR BELITAN KARAKTERISTIK TORSI STAR

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, Anda dapat mendemonstrasikan karakteristik


start pada motor rotor belitan 3 fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor Rotor Belitan 3 fasa EM-3330-3B
1 Unit Pengereman Bubuk Magnetik EM-3320-1A
1 Pengaturan Pnegereman EM-3320-1N
1 Modul Catu Daya Tiga-Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pengaman Batas Arus 3 Kutub EM-3310-2A
1 Saklar empat- Kutub EM-3310-2B
1 Mesin Stater Winding EM-3310-4E
1 Pengukur Analisis Daya Digital EM-3310-3H
1 Pengukur Arus Digital EM-3310-3C
1 Pengukur Faktor Daya EM-3310-3F
1 Kopel EM-3390-2A
1 Pengaman Kopel EM-3390-2B
1 Pengaman Ujung Poros EM-3390-2C
1 Meja Laboraturium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B
1 Bingkai percobaan EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3B
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

3.4 Konsep Dasar Motor induksi

Pengembangan Torsi Induksi pada Motor Induksi Ketika arus mengalir di stator, ia akan
menghasilkan medan magnet di stator sehingga B (magnet stator Bidang) akan berputar
dengan kecepatan:
N sync = (120 Fe) / (P)

Di mana Fe adalah frekuensi sistem dalam hertz dan P adalah jumlah kutub dalam mesin ini
berputar Medan magnet B melewati bar rotor dan menginduksi tegangan di dalamnya.
Tegangan induksi didalam Rotor dirumuskan oleh:

e ind = (v x B) l

Oleh karena itu akan ada aliran arus rotor yang akan tertinggal karena fakta bahwa rotor
memiliki elemen induktif. Selain itu, arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet di
rotor, Br. Karena itu interaksi antara kedua medan magnet akan menghasilkan torsi
Torsi yang diinduksi akan menghasilkan akseleakselerasi ke rotor, maka rotor akan berputar.
Namun ada batas atas terbatas pada kecepatan motor.

3.5 Karakteristik Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi

Karakteristik kecepatan torsi pada motor induksi selama start-up, motor biasanya
menarik arus yang tinggi. Arus tinggi ini adalah hasil dari stator dan rotor fluks, kerugian
pada stator dan rotor belitan dan kerugian di bantalan karena gesekan. Arus awal yang tinggi
ini mengatasi semua ini kemponen dan mengahsilkan momentum untuk memutar rotor. Saat
start-up, motor memberikan 1,5 kali nilai torsi motor. Saat kecepatan meningkat, arus ditarik
oleh motor berkurang sedikit. Pada kecepatan dasar, motor menarik arus pengenal dan
menghasilkan Saat kecepatan meningkat, Arus yang ditarik oleh motor berkurang sedikit
(lihat Arus turun secara signifikan, ketika kecepatan motor Pendekatan ~ 80% dari
kecepatan pengenal. Pada kecepatan dasar, Motor menarik arus pengenal dan menghasilkan
Dinilai torsi. Pada kecepatan dasar, jika beban pada poros motor adalah Meningkat melebihi
torsi terukurnya, kecepatan dimulai Penurunan dan penurunan meningkat. Kapan motornya
Berjalan sekitar 80% dari

sinkron Kecepatan, beban bisa meningkat hingga 2,5 kali torsi terukur. Torsi ini disebut
breakdown torque. Jika beban aktif Motor ditingkatkan lebih lanjut; itu tidak akan bisa
Ambil beban lebih lanjut dan motor akan berhenti. Selain itu, ketika beban ditingkatkan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
melebihi Nilai beban, arus beban meningkat mengikuti Jalur karakteristik saat ini. Karena
arus yang lebih tinggi ini Aliran di belitan, kerugian yang melekat pada belitan Tingkatkan
juga. Ini mengarah ke suhu yang lebih tinggi di Gulungan motor. Gulungan motor dapat
bertahan Suhu berbeda, berdasarkan kelas Isolasi digunakan pada sistem belitan dan
pendingin Digunakan di motor. Beberapa produsen motor menyediakan Data tentang
kapasitas kelebihan dan beban atas siklus tugas. Jika motor kelebihan beban lebih lama dari
Disarankan, maka motor dapat terbakar. Seperti yang terlihat pada karakteristik kecepatan-
torsi, torsi adalah Sangat nonlinear karena kecepatan bervariasi. Dalam banyak aplikasi,
Kecepatan harus bervariasi, yang membuat Torsi bervariasi. Kami akan membahas loop
terbuka sederhana Metode kontrol kecepatan disebut, Variable Voltage Frekuensi Variabel
(VF atau V / f).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan
medan rotor. Bagian utama dari motor induksi terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan
bagian rotor. Stator adalah bagian motor yang diam terdiri : badan motor, inti stator, belitan
stator, bearing dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas
rotor sangkar, poros rotor.

Gambar 2.1 Motor Induksi

Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

Saat motor induksi dijalankan maka akan membutuhkan arus mula yang besar, hal ini
dikarenakan frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start yaitu dengan slip
seratus persen. Jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal
terhadap ggl rotor dengan sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum
terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu setelah kerapatan fluksi maksimum stator
melewati konduktor tersebut. Sehingga kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar
dengan factor daya yang rendah dan menghasilkan torsi mula yang rendah.
Jika rotor melakukan percepatan,frekuensi rotor menjadi berkurang dikarenakan nilai
slip yang berkurang,hal ini berarti nilai reaktansi rotornya berkurang sehingga
menyebabkan nilai torsinya naik ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih
lanjut,torsi akan turun sesuai dengan harga yang diperlukan untuk memutar beban dengan
kecepatan konstan.
Karakteristik besarnya arus mula pada sebuah motor induksi bias di jelaskan dengan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

melihat gambar 2.1 di bawah ini


Gambar 2.2.Karakteristik arus start pada motor induksi

Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa saat kondisi start motor listrik
memerlukan arus yang besar, hal ini berlangsung untuk beberapa lama. Kemudian arus yang
dibutuhkan akan turun pada kondisi locked rotor. Nilai arus yang dibutuhkan akan tetap saat
kondisi beban normal. Dari karakteristik arus mula ini kita bisa menentukan karakteristik
dan setting relay proteksi yang di butuhkan untuk melindungi peralatan ini.

Starting Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 4 sampai 8 kali
dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban
penuh. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran
sehingga akan mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama.
Untuk motor yang berdaya besar tentu arus pengasutan juga akan semakin besar, sehingga
untuk motor dengan daya besar tidak dianjurkan menghidupkan motor secara langsung.
Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di-start dengan level
tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Starting motor induksi 3 fasa dapat
dilakukan dengan 6 cara, yaitu :
- Start secara langsung DOL (Direct On Line)
- Start dengan saklar bintang-segitiga
- Start dengan Autotrafo
- Start dengan Rheostat
- Start dengan Soft Starter (elektronik)
- Start dengan Reaktor (induktor)

Starting dengan Auto-transformator

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Auto-transformator Starter menggunakan auto-transformator untuk mengurangi
tegangan selama periode awal dan kemudian menghubungkannya ketegangan penuh
untuk mendapatkan kecepatan yang cukup. Transformator memiliki berbagai tap yang
dapat digunakan untuk menetapkan tegangan awal. Pengurangan tegangan awal dapat
menyebabkan pengurangan arus pada motor. Selanjutnya dikurangi oleh transformator
yang mengakibatkan arus line lebih kecil daripada arus motor sebenarnya. Biasanya
sebuah auto-transformator menyediakan sejumlah tap untuk mengurangi tegangan ke
terminal motor, sehingga mengurangi arus motor dan torsi saat pada starting. Timer atau
sentrifugal switch dapat digunakan untuk mengubah pengaturan tap selama start. Saat
pengaturan kita dapat memberikan transisi tertutup atau terbuka. Transisi terbuka
memiliki logika yang lebih sederhana, tetapi bias menyebabkan arus transien saat transisi
perubahan tap. Transisi tertutup membutuhkan lebih logika yang lebih rumit tetapi
memiliki transisi yang mulus antara perubahan tap. Karena tegangan motor berkurang,
arus motor berkurang, sedangkan nilai torsi berkurang dengan kuadrat
pengurangan tegangan

Gambar 2.7 Starting dengan Autotransformator

Kurva torsi/kecepatan dari auto-transformator ditunjukkan pada gambar dan dibandingkan dengan
Torsi Across The Line/kecepatan. Torsi Across The Line ditunjukan dengan warna merah, dan
kurva auto-transformator ditunjukkan oleh warna biru.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Gambar 2.8 Karakteristik Starting dengan

sebagai berikut:

Autotransformator Untuk rangkaian ekivalennya

Beberapa keuntungan menggunakan starting motor auto-transformator:


1. Menyediakan torsi tertinggi per ampere arus line.
2. Tap pada autotransformer member pengaturan untuk tegangan start
3. Cocok untuk periode starting yang lama.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
4. Saatstarting, arus motor lebih besar dari arus line nya.
5. Faktor daya yang rendah.

Beberapa kerugian menggunakan starting motor auto-transformator:


1. Ukuran yang cukup besar
2. Biaya cukup tinggi
3. Memiliki jumlah tap yang terbatas
4. Semakin banyak tap yang digunakan, maka semakin rumit logika yang digunakan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Circuit diagram for starting Characteristic Test

Connection Diagram for starting Characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PROSEDUR

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan


diLaboraturium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditetukan. Jika terjadi sesuautu yang membahayakan, segera tekan tombol
EMERGENNCY OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA
FASA

1. Siapkan motor rotor belitan tiga fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor rotor belitan 3 fasa ke unit rem magnet bubuk
menggunakan kopling. kunci basis mesin dengan amanmenggunakan sekrup Delta. Pasang
pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit rem
bubuk magnetik secara elektrik menggunakan kabel.
Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu di
bawah kondisi beban.
2. Pasang modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian di gambar 13-4-1 dan diagram koneksi pada gambar 13- 4-2. Mintalah
asisten memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar termal motor
induksi rotor belitan tiga fasa dan unit rem bubuk magnetik harus disambungkan.
3. Buat diri Anda akrab dengan pengoperasian pengontrol rem dengan mengacu pada manual
operasi EM-3320.
4. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m menyesuaikan tombol
ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik yang bertegangan.
5. Atur pengontrol rem untuk mengatur Voltase rem menjadi 10 V. Tempatkan kenop pada starter
mesin belitan dalam 1 posisi (resistansi maksimum).
6. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas
arus 3 kutub. Tiga fase Power Supply, dan modul saklar empat-kutub untuk men-start motor
rotor belitan 3 fase. Motor harus di diam. Catat arus motor yang ditampilkan oleh alat
pengukur analisis daya digital pada tabel 13-4-1. Catatan: arus motor besar sehingga
selesaikan latihan ini secepat mungkin
7. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub. Catu daya tiga fase dan modul Sakelar batas
arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
8. Ulangi 5 langkah diatas untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4- 1.
9. Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0,3 kg-m. Jika pengatur tidak beroperasi secara normal, reboot

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
dengan menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau kembali.
10 Tempatkan kenop pada starter mesin belitan di 1 posisi (resistansi minimum).

11. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas
arys 3 kutub, catu daya tiga fase, dan modul sakelar empat kutub untuk men-start motorrotor
belitan 3 fase.. Motor harus berjalan pada kecepatan rendah. catat arus motor dan nilai N
kecepatan motor yang ditampilkan oleh alat pengukur analisis daya digital di tabel 13-4-2.
Catatan: Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan
suhu di bawah kondisi berbeban.
12. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub, catu daya tiga fase dan modul Sakelar
proteksi batas arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
13. Ulangi langkah ke 8 hingga 10 untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4-2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 3-2-1 Measures motor curent i

Knob Position 1 2 3 4 5
I (A) 4.037 4.371 4.503 4.614 4.813

Tabel 3-2-2 Measures motor curent i and motor speed N

Knob Position 1 2 3 4 5
1.98 2.08 2.06 2 2
I (A)
1063 1144 1188 1210 1250
N (rpm)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR
1. Buat grafik arus terhadap kecepatan pada tabel 3-2-2. Dan jelaskan grafik tersebut
2. Bagaiamana karakteristik torsi saat start ?
3. Jelaskan dengan detail hubungan antara torsi, kecepatan, dan arus. Jelaska dengan rumus
metematisnya
4. Apkah motor induksi dpat adijalankan tanpa torsi saat start? Jelaskan!
5. Bagaimana bial motor induksi tidak menggunakan torsi saat start? Jelaskan!

Jawab

1.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hubungan arus dengan kecepatan putaran rotor
tidak berarturan (naik-turun), namun sebenarnya harusnya nilai arus yang dihasilkan
adalah berbanding lurus dengan banyak putaran rotor.
2. Karakteristik torsi saat start pastinya besar, karena rotor yang tadinya diam, harus tiba-
tiba berputar.

3. Dengan menggunakan rumus torsi maka dapat diketahui hubungan dari


torsi, kecepatan dan arus. Hubungan antara torsi dan arus adalah berbanding lurus,
sedangkan hubungan torsi dengan kecepatan adalah berbanding terbalik sehingga
kecepatan motor akan melambat.
4. Tetap bisa, karena saat tanpa torsi beban, kecepatan putar rotor motor akan berada
pada kecepatan putar maksimalnnya.
5. Tetap bisa berputar, tetapi apabila torsi bebannya melebihi batas motor maka rotor
pada motor tersebut tidak dapat berputar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan akan membahas modul VI ini memiliki judul Motor Induksi 3
Fasa Rotor Belitan Karakteristik Torsi Start. Dimana pada modul kali ini juga memiliki tujuan yaitu
setelah menyelesaikan percobaan ini, para praktikan dapat mendemonstrasikan karakteristik start
pada motor rotor belitan 3 fasa. Sebelum membahas modul kali ini para praktikan diharuskan
memahami materi materi yang berkaitan pad modul kali ini.

Dapat diketahui bahwa motor listrik adalah suatu alat mesin listrik yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Dapat diketahui juga perbedaan dari motor induksi, rotor belitan,
dan sangkar tupai. Perbedaan itu dapat dilihat dari konstruksi nya saja. Rotor belitan itu dia berupa
belitan kumparan stator. Rotor sangkar tupai biayanya lebih murah dan memakai laminasi baja
ringan serta konstruksi nya terdiri dari beberapa batang konduktor mnyerupai sangkar tupai.

Pada motor induksi 3 fasa ini juga bukan hanya terdiri dari rotor sangkar tupai saja melainkan
terdapat juga tipe rotor belitan yang dimana motor jenis ini memiliki rotor dengan belitan kumparan
3 fasa sama seperti kumparan stator, kumparan stator dan rotornya juga memiliki jumlah kutub
yang sama, bentuk dari rotor belitan berbentuk seperti slot-slot yang berguna untuk melilitkan
kumparan, yang dimana rotor belitan ini mempunyai 3 belitan yang mirip dengan belitan stator
yang dimana ketiga belitan tersebut biasanya terhubung bintang. Sedangkan pada rotor sangkar itu
bentuknya hanya terdiri dari batang-batang penghantar yang terletak diantara alur-alur pada sekitar
permukaan motor, yang dimana pada ujungujung batang penghantar tersebut dihubung singkat
dengan menggunakan cincin hubung singkat. Adapun terdapat perbedaan antara rotor sangkar tupai
dan rotor belitan pada rotor 3 fasa yang dimana untuk rotor sangkar tupai memiliki 3 perbedaan
yaitu diantaranya yang pertama memiliki tahanan rotor yang tetap, kemudian yang kedua memiliki
arus starting yang tinggi dan yang ketiga yaitu memiliki torsi starting yang rendah. Sedangkan
perbedaan untuk rotor belitan juga memiliki 3 perbedaan yang dimana untuk yang pertama yaitu
memungkinkan tahanan luar dihubungkan ke tahanan rotor melalui slip ring yang terhubung ke
sikat yang dimana slip ring itu merupakan rotor motor yang dililit dengan liltan kawat berisolasi
yang serupa dengan lilitan stator. Kemudian yang kedua yaitu memiliki arus starting yang rendah
dan yang terakhir yaitu memiliki torsi starting yang tinggi.

Adapun pada konstruksi dari rangkaian rotor yaitu dimana lilitannya dapat dikonfigurasi mirip
dengan konfigurasi dari stator, yang dimana pada rotor digunakan Wye. Kemudian pada setiap
fasanya dihubungkan terhadap slip ring, yang dimana slip ring ini juga ikut berputar dengan rotor,
sedangkan pada brush atau dapat dikatakan sikat ini tidak ikut berputar. Yang dimana pada
rangkaian rotor pada motor induksi 3 fasa ini yang mengurangi arus starting dari motor. Brush
merupakan salah satu kekurangan atau ketidakunggulan dari rotor belit yang dimana brush ini yang
akan menyebabkan aus atau terjadinya pengikisan. Sehingga brush ini dapat dikatakan kurang
ekonomis dari segi perawatannya. Sehingga hal inilah yang menyebabkan digunakannya rotor
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
sangkar tupai, dikarenakan rotor sangkar tupai tidak memiliki slip ring yang dapat menyebabkan
pengikisan atau aus pada rotor.
Setelah memahami materi-materi yang berkaitan pada modul kali ini selanjutnya para
praktikan mulai untuk mempersiapkan peralatan peralatan yang akan digunakan pada percobaan kali
ini agar pada saat melakukan percobaan tidak terjadi kendala. Dimana pralatan yang digunakn yaitu
berupa: 1 Motor Rotor Belitan 3 fasa EM-3330-3B, kemudian ada 1 Unit Pengereman Bubuk
Magnetik EM-3320-1A, lalu ada 1 Pengaturan Pnegereman EM-3320-1N, kemudian ada 1 Modul
Catu Daya Tiga-Fasa EM-3310-1B, dan ada juga 1 Modul Saklar Pengaman Batas Arus 3 Kutub
EM-3310-2A, lalu ada 1 Saklar empat- Kutub EM-3310-2B, kemudian ada 1 Mesin Stater Winding
EM-3310-4E, selanjutnya ada 1 Pengukur Analisis Daya Digital EM-3310-3H, lalu ada juga 1
Pengukur Arus Digital EM-3310-3C, lalu ada 1 Pengukur Faktor Daya EM-3310-3F, kemudian ada 1
Kopel EM-3390-2A, lalu ada 1 Pengaman Kopel EM-3390-2B, lalu ada 1 Pengaman Ujung Poros
EM-3390-2C, lalu ada 1 Meja Laboraturium EM-3380-1A, lalu ada 1 Bingkai Percobaan EM-3380-
2B, kemudian ada 1 Bingkai percobaan EM-3380-2A, lalu ada 1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A,
kemudian ada juga 1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3B, dan yang terakhir ada 1 Perangkat
Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A.

Setelah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan selanjutnya para praktikan akan
memulai melakukan percobaan dan melakukan pengisian data pengamatan. Dimana pada dada data
pengamatan para praktikan dapat mengetahui terdapat pengaturan winding dalam 5 knob. Pada saat
diatur ke knob 1 maka nilainya adalah Rmax, semakin besar knobnya maka Rnya menjadi minimum.
Pada data saat starting tersebut dijelaskan bahwa ketika hambatannya kecil maka arusnya akan
semakin besar. Sedangkan pada data saat running arusnya sudah mulai konstan, dan terdapat nilai
kecepatannya yang dimana ketika hambatannya semakin kecil maka arusnya akan semakin besar atau
konstan dan kecepatannya akan semakin tinggi. Ketika knobnya semakin kecil maka arusnya
semakin besar dan kecepatannya akan semakin cepat juga karena nilai arus berbanding lurus dengan
kecepatannya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Pada hubungan arus terhadap daya adalah semakin besar arus yang dihasilkan, maka
semakin besar juga daya yang akan dihasilkan oleh suatu motor itu.
2. Hubungan daya terhadap kecepatan adalah semakin besar daya yang dihasilkan oleh
motor maka akan semakin kecil juga kecepatan perputaran dari motor itu.
3. Pada saat pengasutan, torsi elektromagnetik lebih besar dari kondisi pada normalnya

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
MESIN INDUKSI MODUL VII
KARAKTERISTIK KECEPATAN-TORSI
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan
karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor tiga fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat


1 Motor induksi 3 fasa rotor belitan EM-3330-3B

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Pengontrol Pengereman EM-3320-1N

1 Sumber 3 fasa EM-3310-1B

1 Switching pembatas arus 3 kutub EM-3310-2A

1 Power Analysis Digital EM-3310-3H

Atau ACA Meter Digital EM-3310-3C

Faktor Daya Meter Digital EM-3310-3F

1 Fuse EM-3310-5B

1 Kopel EM-3390-2A

1 Pelindung Kopel EM-3390-2B

1 Pelindung Ujung Poros EM-3390-2C

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Frame Eksperimen EM-3380-2B

Atau Frame Eksperimen EM-3380-2A

1 Penghubung Leads Holder EM-3390-1A

1 Penghubung Leads Set EM-3390-3A


1 Rangkaian Pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
III. TEORI MODUL

Motor induksi tiga fasa merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas digunakan dan
dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Suatu kondisi tertentu
catu daya tiga fasa mengalami gangguan salah satu fasanya, atau hanya tersedia catu daya satu
fasa. Motor induksi tiga fasa dapat dioperasikan pada kondisi satu fasa sehingga berfungsi
sebagai motor induksi satu fasa. Pengoperasian motor induksi tiga fasa pada kondisi satu fasa
dapat dilakukan dengan cara membagi kumparan motor induksi tiga fasa menjadi kumparan
bantu dan kumparan utama dengan kapasitor yang dipasang pada terminal motor induksi.
Torsi motor induksi tiga fasa pada kondisi operasi satu fasa dengan penambahan kapasitor
berbeda dengan ketika motor induksi beroperasi normal tiga fasa. Perbedaan ini diakibatkan
oleh ketidakseimbangan tegangan pada masing masing kumparan stator ketika motor
dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa.

Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan munculnya komponen urutan negatif yang akan
berlawanan dengan komponen urutan positif, sehingga akan memperkecil nilai torsi output
motor induksi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IV. TEORI TAMBAHAN
Motor listrik adalah suatu alat yang dapat mengubah Energi listrik menjadi tenaga gerak (Putar), dan hal
ini tentunya dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu Daya listrik yang digunakan, Berapa kecepatarn putaran
yang dihasilkan, dan berapa besar tenaganya (Torsi).

Rumus menghitung Rpm Motor listrik


Kecepatan putaran yang dihasilkan suatu Motor Listrik, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Frekuensi dan Jumlah Kutub.

Kecepatan Putaran (Rpm) biasa juga dituliskan dengan huruf N, dan besar RPM ini ditentukan oleh
seberapa besar frekwensi listrik yang digunakan dikali dengan sudut phase (120⁰) dibagi dengan jumlah
kutub gulungan (Pole).

N = (f x 120) : P

N: Jumlah Putaran permenit (Rpm)


f: Frekuensi (Hz)
P: Jumlah kutub gulungan (Pole)

Sebagai contoh, sebuah Motor Listrik 3 fasa, dioperasikan pada frekuensi 50Hz, dan jumlah kutub
Gulungan sebanyak 4 Poles (4 kutub), maka Rpm Motor listrik tersebut adalah:

- N = (f x 120) : P
- N= (50Hz x 120) : 4
- N= 6000 : 4
- N= 1500Rpm.
Maka, jika kita mengetahui sebuah elektro motor memiliki Rpm sebesar 1500, dan Frekuensi 50Hz, maka
dapat diketahui bahwa jumlah kutub Gulungannya adalah 4 Poles (4 Kutub).

Hubungan antara Torsi, Kecepatan dan Daya pada Motor Listrik

Secara umum, kita dapat mengetahui hubungan antara Kecepatan, Torsi dan Daya, yaitu:Tenaga Gerak
yang dihasilkan dari sebuah motor listrik disebut dengan Torque (Torsi) dan biasanya menggunakan
satuan Nm (Newtonmeter).

 Jika kita memerlukan suatu Motor listrik yang memiliki Tenaga putar lebih kuat, maka biasanya kita akan
memilih Motor listrik dengan Daya yang besar, selain itu Kecepatan Putaran Motor listrik juga
berpengaruh terhadap besar kecilnya tenaga putar (Torsi) yang dihasilkan, semakin besar Rpm maka akan
semakin kecil tenaga (torsi).
A. Hubungan antara Daya dan Torsi pada motor listrik (berbanding lurus)

- Semakin Besar Daya motor, maka semakin besar Torsi (tenaga)


- Semakin Kecil Daya motor, maka semakin Kecil Torsi (tenaga)
B. Hubungan antara Kecepatan (Rpm) dan Torsi pada motor listrik (berbanding terbalik)

- Semakin Besar Rpm motor, maka semakin kecil Torsi (tenaga)


Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
- Semakin Kecil Rpm motor, maka semakin besar Torsi (tenaga)
Pertanyaannya adalah, Apakah benar demikian?, untuk lebih jelasnya tentang bagaimana sebenarnya
Hubungan antara Kecepatan, Torsi dan Daya, maka kita bisa melihatnya dari rumus dan beberapa contoh
perhitungan dibawah ini:

Rumus menghitung Torsi, Kecepatan dan Daya

P = (T x N) : 5252

T= (5252 x P) : N

N = (5252 x P) : T

- P: Daya dalam satuan HP (HorsePower)


- T: Torsi (Nm)
- N: Jumlah putaran per-menit (RPM)
- 5252 adalah nilai ketetapan (Konstanta) untuk daya motor dalam satuan HP
Contoh perhitungan:
Sebuah Motor Listrik memiliki Daya sebesar 150HP, dengan kecepatan putaran sebesar 1500Rpm, maka
Torsi yang mampu dihasilkan Motor listrik tersebut, adalah:

T= (5252 x P) : N

- T = (5252 x 150HP) : 1500Rpm


- T = 787800 : 1500
- T = 525,2 Nm
Benarkah semakin besar Daya motor, maka semakin besar pula Torsi yang dihasilkan?

Contoh perhitungan:
Sebuah Motor Listrik memiliki Daya sebesar 200HP, dengan kecepatan putaran sebesar 1500Rpm, maka
Torsi yang mampu dihasilkan Motor listrik tersebut, adalah:

T= (5252 x P) : N

- T = (5252 x 200HP) : 1500Rpm


- T = 1050400 : 1500
- T = 700,26 Nm
Dari contoh perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa memang benar Daya motor dan Torsi memiliki
hubungan yang berbanding lurus, saat motor listrik yang digunakan dengan daya 150HP, Torsi yang
dihasilkan adalah sebesar 525,2 Nm, sedangkan saat daya motor diperbesar menjadi 200HP, maka Torsi
yang dihasilkan juga semakin besar, menjadi 700,26 Nm.

Selanjutnya, benarkah semakin besar RPM maka akan semakin kecil Torsi yang dihasilkan?

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Contoh perhitungan:
Sebuah Motor Listrik memiliki Daya sebesar 200HP, dengan kecepatan putaran sebesar 3000Rpm, maka
Torsi yang mampu dihasilkan Motor listrik tersebut, adalah:

T= (5252 x P) : N

- T = (5252 x 200HP) : 3000Rpm


- T = 787800 : 3000
- T = 262,6 Nm
Dari contoh perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa memang benar RPM motor dan Torsi memiliki
hubungan yang berbanding terbalik, saat Motor listrik yang digunakan memiliki Rpm 1500, torsi yang
dihasilkan adalah sebesar 525,2 Nm, sedangkan pada saat RPM motor listrik lebih besar yakni 3000Rpm,
maka Torsi yang dihasilkan malah semakin kecil yaitu 262,6 Nm.

Selain itu, Jika kita ingin menghitung Daya, Torsi, dan kecepatan pada sebuah Motor Listrik yang
menggunakan satuan daya Kilowatt (KW), maka dapat menggunakan rumus perhitungan berikut ini:

P = (T x N) : 975

T= (975 x P) : N

N = (975 x P) : T

- P: Daya dalam satuan KW (KiloWatt)


- T: Torsi (Nm)
- N: Jumlah putaran per-menit (RPM)
- 975 adalah nilai ketetapan (Konstanta) untuk daya motor dalam satuan KW.

SUMBER: https://www.gracioelectric.com/torsi

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
Fig. 3-3-1 Circuit diagram for torque-speed characteristic test

Fig. 3-3-2 Connection diagram for torque-speed characteristics test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
PROSEDUR PERCOBAAN

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di


Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY
OFF yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Tempatkan motor 3 fasa rotor belitan, Magnetic Powder Brake Unit, dan Pengontrol
Pengereman di meja laboratorium. Hubungkan motor 3 fasa rotor belitan ke Magnetic Powder
Brake Unit dengan menggunakan kopel. Kunci dasar mesin bersamaan dengan aman dengan
menggunakan baut delta. Pasang pelindung kopel dan pelindung ujung poros. Hubungkan
pengontrol pengeraman ke Magnetic Powder BrakeUnit menggunakan kabel yang disediakan.
Selesaikan percobaan pada laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan
dalam kondisi temperatur beban rendah.
2. Pasang modul yang diperlukan pada frame eksperimen. Rangkai rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian gambar 13-3-1 dan rangkaian diagram pada gambar 13-3-2. Mintalah
instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah anda rangkai. Catatan: switch thermal dari
motor induksi 3 fasa rotor belitan dan magnetic powder brake unit harus dihubungkan bersama
3. Buatlah diri anda terbiasa dengan pengoprasian pengontrol pengereman dengan merujuk pada
pengoprasian manual EM-3320
4. Sebelum menggunakan pengontrol pengereman dan magnetic powder brake unit, pertama anda
harus mengkalibrasi torsi pada tampilan dari pengontrol pengereman menjadi 0 kg-m dengan
menyesuaikan pengaturan tombol nol yang terletak dibelakang magnetic powder brake unit
dengan pada kondisi on.
5. Secara berurutan hidupkan pengontrol pengereman, magnetic powder brake unit, 3-P saklar
pembatas arus dan catu daya tiga fasa. Motor seharusnya sudah mulai menyala pada hubungan
delta.
Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk dioperasikan ke Mode\Closed
Loop\Constant Torque mode dan atur torsi output ke 0 kg-m.

Jika pengontrol tidak bisa dioperasikan secara normal, hidupkan ulang dengan menekan
tombol RESET. Jika rotor terkunci oleh pengereman torsi yang besar, lepaskan pengereman
dengan menekan ESC atau tombol BACK.
6. Catat nilai daya P motor, arus I motor,kecepatan motor dan faktor daya cos θ hasinya di
tampilkan oleh Digital Power Analysis Meter pada tabel 13-3-1. Catatan: arus motor tidak
boleh melebihi 130 % dari arus yang ditetapkan.
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
7. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk melepaskan pengereman. Lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol pengereman.
8. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk pengaturan torsi lainnya pada tabel 13-3-1.

9. Secara berurutan matikan catu daya 3 fasa dan 3-P switch pembatas arus,magnetic powder
brake unit, pengontrol pengereman.
10. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva T vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 3.
11. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva I vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 4.
12. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva θ vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 5.
Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva N vs P dalam grafik pada gambar 13- 3-6.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 3-3-1 Hasil pengukuran dari P,I,N, dan cos θ


T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0,3
P(W) 98 177 255 340 421 528 659

I(A) 1.16 1.18 1.24 1.36 1.5 1.72 2.03

Cos θ 0.22 0.38 0.55 0.65 0.74 0.803 0.842

N(rpm) 1487 1455 1427 1400 1366 1319 1266

Fig. 12-6-3 The T vs P

Fig. 12-6-4 The I vs P

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

Fig. 12-6-5 cos θ vs P

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VII. PENGOLAHAN DATA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
VIII. TUGAS AKHIR

1. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik Tvs P pada fig. 12-6-3. 2.
2. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik I vs P pada fig. 12-6-4. 3.
3. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik cos θ vs P pada fig. 12-6-5.
4. jelaskan dengan detail grafi yang telah di buat

5. jelaskan karakteristik torsi dan kecepatan pada motor induks

6. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik N vs P pada fig. 12-6

Jawab

1.

2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095

3.

4. Berdasarkan grafik tersebut nilai P atau faktor daya yang ada akan selalu meningkat.

5. Sesuai dengan rumus yaitu TB =

6.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
IX. ANALISA
Pada praktikum kali ini para praktikan akan membahas modul VII ini memiliki judul yaitu
Karakteristik Kecepatan Torsi. Dimana pada modul ini memiliki tujuan yaitu Setelah
menyelesaikan percobaan ini, para praktikan diharapkan dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-
torsi dari rotor belitan motor tiga fasa. Sebelum membahas lebih dalam alangkah lebih baiknya para
praktikan pertama-tama mulai membahas mater-materi yang berkaitan pada modul kali ini.

Kecepatan merupakan ukuran seberapa cepat benda dapat berpindah dari satu posisi ke
posisi lain dalam selang waktu tertentu. Torsi adalah salah satu besaran yang menyatakan ukuran
dari gaya yang bekerja pada satu benda sehingga menimbulkan benda tersebut berotasi. Motor
induksi tiga fasa paling sering digunakan pada kegiatan industri. Motor induksi tiga fasa merupakan
alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana listrik yang diubah adalah
listrik tiga fasa. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa yaitu ketika stator diberikan arus tiga fasa
maka akan timbul GGL yang akan menginduksi kumparan pada rotor sehingga akan timbul medan
magnet di rotor yang saling tolak menolak yang kemudian membuat rotor berputar. Pada motor
induksi terdapat stator yaitu bagian yang diam dan rotor yaitu bagian yang berputar. Jenis-jenis
rotor ada 2 yaitu rotor sangkar dan rotor belitan.

Rotor belitan merupakan rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti kumparan
stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Rotor yang
mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan stator. Ketiga belitan tersebut biasanya
terhubung bintang. Ujung–ujung belitan tersebut dihubungkan dengan slipring yang terdapat pada
poros rotor. Belitan–belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush) yang menempel pada
slipring. Sedangkan, rotor sangkar tupai merupakan rotor dengan kumparan yang terdiri atas
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar tupai.

Rotor yang terdiri dari sederetan batang – batang penghantar yang terletak pada alur – alur
sekitar permukaan rotor. Ujung – ujung batang penghantar dihubung singkat dengan menggunakan
cincin hubung singkat.
Belitan tiga fasa rotor,menggunakan konfigurasi wye. Konfigurasi wye itu dapat dilihat dari kaki
nya yang terhubung hanya satu, tapi kalua delta kaki-kaki nya terhubung semua. Lalu ada slip ring .
Yang membedakan start ini dengan torsi-kecepatan ini adalah tidak adanya tahanan luar ini.
Tahanan luar ini adalah winding machine starting yang terhubung pada slip ring nya.

Setelah memahami materi-materi yang berkitan pad modul kali ini selanjutnya para
praktikan akan mulai untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan pada modul kali ini. Dimana
peralatan-peralatan itu berupa: 1 Motor induksi 3 fasa rotor belitan EM-3330-3B, kemudian ada
juga 1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A, lalu ada 1 Pengontrol Pengereman EM-3320-
1N, kemudian ada 1 Sumber 3 fasa EM-3310-1B, lalu ada juga 1 Switching pembatas arus 3 kutub
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
EM-3310-2A, kemudian ada 1 Power Analysis Digital EM-3310-3H Atau ACA Meter Digital EM-
3310-3C Faktor Daya Meter Digital EM-3310-3F, lalu ada juga 1 Fuse EM-3310-5B, kemudian ada
1 Kopel EM-3390-2A, kemudian ada juga 1 Pelindung Kopel EM-3390-2B, ada juga 1 Pelindung
Ujung Poros EM-3390-2C, kemudia ada juga 1 Meja Laboratorium EM-3380-1A, lalu ada 1 Frame
Eksperimen EM-3380-2B Atau Frame Eksperimen EM-3380-2A, kemudian ada 1 Penghubung
Leads Holder EM-3390-1A, kemudian ada juga 1 Penghubung Leads Set EM-3390-3A, dan yang
terakhir ada 1 Rangkaian Pengaman EM-3390-4A.

Kemudian setelam mempersiapkan peralatan yang akan digunakan selanjutnya para praktikan
akan mulai merancang rangkaian dan mulai melakukan penisian data pengamatan. Pada data
pengamatan para praktikan dapat mengetahui bahwa ketika nilai torsi bebannya naik maka P naik dan
kecepatannya turun. Ketika torsi beban dinaikkan maka cosphi nya akan mendekati 1. Dengan begitu
dapat dikatakan bahwa nilai torsi dan kecepatan itu berbanding terbalik, dimana apabila nilai torsinya
dinaikkan maka kecepatannya akan menurun begitu juga sebaliknya apabila nilai torsinya diturunkan
maka kecepatannya akan semakin besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Lalu Hadian Jaga Dita
201911095
X. KESIMPULAN
1. Nilai torsi dan kecepatan itu berbanding terbalik,
2. Dimana saat nilai torsinya dinaikkan maka kecepatannya akan menurun juga
3. Sebaliknya apabila nilai torsinya diturunkan maka kecepatannya akan semakin besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai