Anda di halaman 1dari 189

LAPORAN PRAKTIKUM

TRAFO & MESIN INDUKSI

DISUSUN OLEH

Nama : Nur Fiqa Reski Aulia

Nim : 201911046

Kelompok : G1

Kelas :G

Tanggal Praktikum : 24 September 2021

01 Oktober 2021

08 Oktober 2021

Tanggal Persentasi : 15 Oktober 2021

Asisten : Ismail Rumau

Ahmad Mushawwir Al Fikri

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

MODUL I
POLARITAS DAN RASIO BELATAN

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, kamu harus mampu menunjukkan polaritas dan rasio
belitan dari Trafo Satu Fasa

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Modul Power Supply 3 Fasa EM-3310-1B

1 3 ɸ AC/DC Power Supply EM-3310-1D

1 Modul Saklar 3 kutub Proteksi Pembatas Arus EM-3310-2A

1 Digital ACA Meter EM-3310-3C

1 Digital ACV Meter EM-3310-3D

1 Fuse Set EM-3310-5B

1 Trafo Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B

atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A

1 Tempat Penyambung Hantaran EM-3390-1A

1 Set Penyambung Hantaran EM-3390-3A

1 Set Steker Penguhubung EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

III. TEORI MODUL


Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Polaritas transformator merupakan
notasi yang menunjukkan arah aliran arus. Polaritas pada transformator ada dua yaitu
subtractive dan additive.
Turn Ratio Test (TTR) merupakan pengujian rasio untuk mengetahui perbandingan
jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping (Arif,
2015) atau pengujian rasio adalah pengujian perbandingan jumlah lilitan sekunder terhadap
lilitan primer pada transformator (Subekti, 2013).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

IV. TEORI TAMBAHAN

Istilah polaritas mengacu pada konduktor dalam rangkaian DC seperti konduktor positif
atau negatif. Dalam rangkaian listrik, aliran arah arus disebut polaritas listrik. Aliran arus
akan dari terminal positif ke terminal negatif, sedangkan elektron mengalir dari terminal
negatif ke terminal positif. Dalam rangkaian DC, aliran arus akan berada dalam satu arah
hanya di mana satu terminal positif dan terminal lainnya selalu negatif. Dalam Rangkaian AC,
kedua terminal berubah antara positif dan negatif dan arah aliran elektron kadang berbalik.

Sebuah Uji Polaritas digunakan dalam situasi pemasangan listrik untuk memverifikasi
koneksi saluran yang tepat serta konduktor netral. Misalnya, untuk dudukan sekrup lampu,
penting bahwa sambungan konduktor saluran harus ke terminal pusat serta konduktor netral
dihubungkan ke konduktor eksternal. Demikian juga, penting untuk memverifikasi bahwa
sakelar terletak di dalam konduktor saluran, bukan konduktor netral.

Polaritas dapat didefinisikan sebagai arah tegangan yang diinduksi dalam dua
belitan Transformator yaitu primer dan sekunder. Jika hubungan dua transformator dapat
dilakukan secara paralel, maka polaritas harus diidentifikasi untuk koneksi transformator yang
baik. Pentingnya tes polaritas adalah untuk memastikan bahwa semua perangkat single-pole
seperti sakelar, sekring, dan pemutus sirkuit hanya dalam konduktor fase. Kita tidak dapat
selalu mempercayai tukang listrik, karena kadang-kadang mereka lupa menghubungkan hal-
hal dengan cara yang benar.

Ada hubungan polaritas antara sisi primer dan sisi sekunder dari kumparan
transformator daya. Jika beberapa kumparan atau beberapa transformator daya digabungkan,
perlu untuk mengetahui polaritasnya sebelum mereka dapat digunakan dengan benar. Untuk
transformator daya dua kumparan, jika potensial yang diinduksi di dalamnya setiap saat
memiliki arah yang sama, dikatakan polaritas yang sama atau polaritas yang berkurang, jika
tidak maka ditambahkan polaritas. Grup koneksi transformator daya adalah salah satu
parameter penting dari transformator daya, dan merupakan kondisi penting untuk operasi
paralel transformator daya. Dalam banyak kasus, pengukuran diperlukan.

Tujuan dan signifikansi kelompok polaritas transformator daya dan uji rasio tegangan
Di bawah kondisi operasi tanpa beban transformator daya, rasio tegangan lilitan tegangan
tinggi dengan tegangan lilitan tegangan rendah disebut rasio transformasi transformator daya:

K = U1 / U2

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Tegangan dihitung sesuai dengan tegangan saluran. Ini adalah indikator kinerja penting
dari transformator daya.

Karena perlengkapan AC terdiri dari Netral dan konduktor hidup, yang sangat
signifikan bahwa kedua konduktor ini dihubungkan dengan cara yang benar kira-kira, di
semua perangkat listrik seperti colokan atau stop kontak dinding. Untuk memastikan ini, uji
polaritas dilakukan pada setiap poin penting. Ada empat situasi berbeda yang membutuhkan
tes ini.

• Semua peralatan single pole terhubung hanya dalam konduktor fase.

• Konduktor ini harus dihubungkan ke terminal tengah dudukan lampu.

• Setiap polaritas saluran soket seperti radial dan cincin harus dikonfirmasi.

• Polaritas supply utama harus benar, oleh seorang penguji tegangan standar.

Pengujian polaritas dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengujian polaritas


yang mencakup yang berikut.

Pengujian Polaritas melalui Inspeksi Visual

Dengan menggunakan pemeriksaan visual, eksekusi tepat kabel yang menghubungkan


ke warna inti dapat ditetapkan. Diperlukan bahwa polaritas diverifikasi secara visual di
seluruh prosedur pemasangan, terutama dalam kasus-kasus di mana verifikasi dengan
pengujian tidak praktis.

Polaritas Melalui Pengujian Kontinuitas

Jika pengujian di atas tidak dapat dilakukan, Anda harus menggunakan ohm meter
dengan resistansi rendah untuk pengujian ini. Sementara Anda terus-menerus memeriksa
rangkaian akhir radial dan ring, sebagian kecil dari prosedur ini adalah untuk memeriksa dan
memeriksa secara visual polaritas peralatan & outlet permanen soket.

Pengujian Langsung Polaritas

Jika kedua metode di atas tidak potensial karena kebutuhan, kami dapat menjalankan
pengujian polaritas langsung dengan tegangan GS38 standar.

➢ Periksa antara terminal LINE dan juga terminal NETRAL.

➢ Periksa antara terminal LINE dan terminal GROUND.

➢ Periksa di antara terminal NETRAL dengan terminal GROUND.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Perangkat uji harus menentukan tegangan penuh di antara konduktor saluran netral &
konduktor ground garis. Tidak ada tegangan yang terlihat antara Ground dan Netral.

Uji Polaritas Rangkaian Transformator

Setiap terminal gulungan primer dan sekunder dalam transformator adalah positif dan
negatif seperti yang ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini. Terminal positif dan negatif
dari belitan primer adalah A1, dan A2, sedangkan terminal positif dan negatif dari belitan
sekunder adalah a1, dan a2. Terminal A1 terhubung ke satu bagian dari belitan sekunder, serta
voltmeter V3 terhubung antara A2 dan a2.

Uji Polaritas Rangkaian Penerangan

Sebuah tes polaritas untuk rangkaian pencahayaan harus dilakukan ketika baru atau
setelah perubahan telah dibuat. Pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa konduktor-fase
terhubung ke MCB atau FUSE (sekring), & hanya kutub yang berganti, secara bergantian
netral. Pada gambar di atas, segala jenis dudukan sekrup lampu harus diverifikasi untuk
memastikan bahwa konduktor-fasa dikaitkan dengan kontak tengah serta netral ke kontak
sekrup.

Sumber :

• Uji Polaritas Transformator dan Rangkaian Penerangan - Belajar Elektronika


(abdulelektro.blogspot.com)

• Rasio transformator daya, metode dan tujuan pengujian polaritas dan grup -
Pengetahuan Domain - Huazheng Electric Manufacturing (Baoding) Co., Ltd
(electric-test.com)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Fig. 1-1-1 Circuit diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Fig. 1-1-2 Connection diagram for polarity and turn rasio tests

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi!
Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu
daya
tiga fasa.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan, hubungkanlah rangkain dengan
menyesuaikan dengan rangkaian pada Gambar 1-1-1 dan sketsa rangkaian pada Gambar 1-
1-2.
2. Secara berurutan nyalakan Modul 3-P Saklar Proteksi Pembatas Arus dan Power Supply 3
Fasa.
3. Catatlah tegangan-tegangan dari tegangan pertama V1, tegangan kedua V2, tegangan
ketiga V3 yang muncul pada Digital ACV Meter pada Tabel 1-1-1.
4. Secara berurutan matikan modul power supply 3-fasa dan 3-P Saklar Proteksi Pembatas
Arus.
5. Tentukan polaritas dari kedua lilitan Transformer.
jika nilai V2 merupakan hasil penjumlahan V1 dengan V3, maka Tranfsormer yang
diujikan memiliki polaritas Additif. Jika nilai V2 merupakan hasil pengurangan V1 dengan
V3, maka Transformer yang diujikan memiliki polaritas Subtraktif.

Polaritas Subtractif , karena 220 V-24 V = 196 V

6. Hitunglah perubahan rasio dari Transformer dengan menggunakan persamaan:


𝑉
Turn Ratio = 𝑉1
3

20
= = 9.1667
24

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1-1-1 Hasil Pengukuran Tegangan Lilitan


V1 V2 V3

220 V 196 V 24 V

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan polaritas pada trafo

V2 = V1 - V3

Lilitan primer = 220 V Lilitan sekunder = 24 V

V2 = 220 V – 24 V = 196 V

2. Mencari nilai turn rasio


𝑽𝟏 𝟐𝟐𝟎𝑽
= = 𝟗. 𝟏𝟔𝟔𝟕
𝑽𝟐 𝟐𝟒𝑽

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Benar atau tidak pada saat pengujian Rasio Trafo, trafo harus dalam keadaan bebas
tegangan? Jelaskan!
Jawab : Benar, selain mencegah terjadinya tegangan sentuh pada praktikan, juga karena kita
akan menguji lilitannya bukan tegangannya. Jika pada saat kita menguji lilitan terdapat
tegangan maka nilai tegangan juga akan memberikan dampak atau pengaruh. Oleh karena itu
pada saat pengujian rasio tegangan trafo harus dalam keadaan bebas tegangan atau
tegangannnya 0.
2. Apa yang dapat anda simpulkan setelah melakukan percobaan Turn Ratio Test pada Trafo?
Jawab : Setelah melakukan percobaan turn ratio test pada trafo kita dapat melihat berapa
tegangan pada lilitan primer dan sekundernya. Kita akan mengetahui trafo tersebut bisa
diparalelkan atau tidak. Dan polaritasnya yang didapatkan yaitu subtractiv karena tegangannya
saling mengurangi.
3. Buatlah grafik V2 terhadap V3 berdasarkan tabel pengamatan yang diperoleh. Jelaskan
grafik yang Anda peroleh.
Jawab:

GRAFIK V2 T E RH ADAP V1
300

250
196
200

150

100

50 24

0
1 2
-50

-100

V2 = 24 V
V3 = 196 V
Artinya V3 didapatkan dari hasil pengurangan V1 terhadap V2, dimana didapatkan hasil 196 V
yang lebih tinggi dari tegangan ke 2

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA

Pada modul 1 Polaritas dan rasio belitan ini, memiliki tujuan yaitu mampu
menunjukkan polaritas dan rasio belitan dari Trafo Satu Fasa. Adapun alat atau perlengkapan
untuk percobaan yaitu Modul Power Supply 3 Fasa, 3 ɸ AC/DC Power Supply, Modul Saklar
3 kutub Proteksi Pembatas Arus, Digital ACA Meter, Digital ACV Meter, Fuse Set, Trafo
Satu fasa, Meja Laboratorium, Bingkai Percobaan, Tempat Penyambung Hantaran, Set
Penyambung Hantaran, dan Set Steker Penguhubung.

Teori yang pertama saya ambil yaitu dari modul, dimana membahas mengenai
transformator dan turn rasio test. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Polaritas
transformator merupakan notasi yang menunjukkan arah aliran arus. Polaritas pada
transformator ada dua yaitu subtractive dan additive. Turn Ratio Test (TTR) merupakan
pengujian rasio untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi
tegangan rendah pada setiap tapping (Arif, 2015) atau pengujian rasio adalah pengujian
perbandingan jumlah lilitan sekunder terhadap lilitan primer pada transformator (Subekti,
2013).

Adapun teori yang dijelaskan dalam bentuk PPT mulai dri transformator. Transformator
adalah bagian daripada mesin listrik dimana kategorinya yaitu mesin statis atau diam. Mesin
listrik terbagi menjadi 2 yaitu mesin AC dan mesin DC. Mesin DC terbagi 2 lagi yaitu
Generator Dc dan Motor DC. Mesin AC terbagi atas transformator, mesin AC sinkron, dan
mesin AC Asinkron. Mesin AC sinkron terbagi lagi menjadi Generator Sinkron dan Motor
sinkron. Mesin AC asinkron terbagi lagi menjadi Motor Asinkron (Motor Induksi).
Transformator adalah salah satu alat listrik statis yang gunanya untuk menyalurkan daya
dengan cara menaikkan ataupun menurunkan teganagn dengan frekuensi yang tetap.

Transformator juga memindahkan energi listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
melalui suatu gandengan magnet yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Dari
pembangkit, tegangannya masih kecil sehingg dibutuhkan step up agar mampu sampai di
jaringan distribusi, ketika sampai distribusi akan distep down 220 v sesuai kebijakan rumah.
Prinsip kerja transformator memiliki 4 hukum, yang pertama hukum oersted yang berbunyi
jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar maka akan timbul pengaruh magnet di
sekitar kawat berarus tersebut. Atau ketika kumparan primer transformator diberi arus AC
maka akan timbul medan magnet yang berubah- ubah. Selanjutmya hukum Maxwell,
menentukan arah fluks dimana medan magnet besarnya berubah – ubah memotong inti besi

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dan akan menghasilkan fluks yang sesuai. Ketiga hukum faraday, setiap perubahan medan
magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksikan oleh
kumparan, selain itu juga terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder. Dan yang terakhir yaitu hukum Lenz yaitu tegangan induksi melawan GGL, dimana
saat mengalir arus maka akan timbul medan magnet juga. Konstruksi tranformator, primer
dan sekunder kumparanya menggunakan bahan feromagnetik berlapis – lapis agar
mengurangi rugi yang terjadi. Kumparan primer trhubung langsung ke sumber dan sekunder
ke beban. Bagian I bagian atas, bagian E di bawah. Tipe gulungan trafo ada yang core tipe
yaitu kedua inti besinya digulung, shell tipe ditengahnya ada gulungan.

Polaritas adalah arah masuknya arus dari suatu transformator. Dengan begitu, dapat
diketahui trafo tersebut bagian primer atau sekundernya dan diketahui pula jenis trafonya step
up atau step down. Polaritas terbagi menjadi 2 yaitu additive dan subtractive. Turn rasio
memiliki rumus I2/I1.

Polaritas additive yaitu suatu cara untuk menentukan polaritas pada transformator
dengan cara mengukur tegangan yang terhubung antara slah satu ujung dari masing – masing
sisi trafo dan melihat apabila tegangan yang terhubung melebihi dari tegangan sumber (saling
menambahkan). Pada data pengamatan kita akan melihat V1, V2, dan V3. Nilai V2
merupakan polaritasnya, saat percobaan terdapat V1 sebesar 220 V kemudian V3 nya sekitar
24, V2 nya menujukkan nilai 195. Kita dapat menyimpulkan bahwa polaritasnya nanti seperti
apa, misal 244 maka polaritas yang terjadi yaitu additive karena V1 dan V3 saling
menambahkan. Polaritas subtractive merupakan suatu cara untuk menentukan polaritas pada
transformator dengan cara mengukur tegangan yang terhubung antara salah satu ujung dari
masing – masing sisi trafo dan melihat apabila tegangan yang terhubung kurang dari tegangan
sumber (saling mengurangi). Polaritas additive berarti saling menjumlahkan antara satu
dengan yang lain, arah masuknya arus counter clock waist artinya arah arus masuknya
berlawanan dengan arah jarum jam sedangkan clock waist searah jarum jam. Kumparan
primer ke sekunder artinya saling menambahkan, sedangkan subtractive saling bertabrakan
atau mengurangi yaitu clock waist arah masuknya searah jarum jam. Memparalelkan trafo
berarti menghubungkan beberapa trafo secara paralel, untuk memparalelkan trafo ada
beberapa syarat antara lain : nilai frekuensi trafo trafo yang dihubungkan harus sama. Lalu
nilai tegangan , jenis polaritas, dan fasa pada trafo yang dihubungkan haruslah sama.
Selanjutnya data pengamatan pada polaritas subtractive, V2 menunjukkan polaritas dimana
nilai yang terhitung adalah 220 v – 24 v yaitu 196 v. Karena tegangan di v1 lebih besar
daripada tegangan di v2 maka trafo tersebut menujukkan kondisi step up. V1 lilitan primernya
dan V2 lilitan sekundernya, sedangkan hasil turn rasio nya V1/V2 = 220/24 V = 9.1667.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Adapun faktor kesalahan dari praktikum yang mungkin saja terjadi yaitu kesalahan
dalam mengukur lilitan yaitu dinyalakan tegangannya, padahal tegangan akan mempengaruhi
lilitan tersebut. Kemudian ketidak telitian dalam menentukan tegangan additif maupun
subtractif. Kesalahan dalam membaca tegangan, dan kecerobohan saat menggunakan alat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
• Polaritas yang dapat dilihat dari hasil praktikum modul I ini yaitu polaritas subtractive dimana
kondisi V3 adalah hasil pengurangan dari V1 – V2 yaitu 220 V – 24 V hasilnya 196 V.
𝑉1 220
Sedangkan Rasio Belitan dapat kita temukan dengan rumus 𝑉2 dimana 𝑉 = 9.1667.
24

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL II
PENGUJIAN SIRKUIT TERBUKA

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan ini, anda seharusnya mampu untuk menunjukkan tes rangkaian
terbuka dan menentukan rugi besi pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Catu Daya 3ϕ AC/DC EM-3310-1D
1 Modul Saklar Perlindungan Batas Arus Tiga EM-3310-2A
Kutub
1 Meter ACA Digital EM-3310-3C

1 Meter ACV Digital EM-3310-3D

1 Set Sekering EM-3310-5B

1 Transformator Satu Fasa EM-3340-1A

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Bingkai Eksperimental EM-3380-2B


Atau Bingkai Eksperimental

1 Penghubung Pemegang Kunci EM-3380-2A

1 Penghubung Set Kunci


1 Set Colokan Penghubung Keamanan EM-3390-1A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Bila sisi primer diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1) dan sisi sekunder terbuka,
maka dapat ditentukan daya pada beban nol (Po).

Gambar Skema Rangkaian Beban Nol

Po merupakan jumlah rugi-rugi besi (Pb) dan rugi-rugi tembaga (Pt) transformator.

𝑷𝟎 = 𝑷𝒃 + 𝑷𝒕 = 𝑷𝒃 + 𝑰𝟎𝟐𝑹𝟏
Io2R1 bernilai antara 0.25-2% rugi tembaga pada beban nominal. Dengan demikian, rugi
tembaga pada beban nol dapat diabaikan terhadap rugi besi. Fasa Io tertinggal terhadap
tegangan primer V1 dan dapat diuraikan terhadap komponen Ioa yang dapat menyebabkan
rugi besi dan Ior yang menyebabkan fluks utama.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Uji hubung terbuka dan hubung singkat dilakukan untuk menentukan


parameter transformator seperti efisiensinya, pengaturan tegangan, konstanta rangkaian, dll.
Pengujian ini dilakukan tanpa beban aktual dan karena alasan ini diperlukan daya yang sangat
kecil untuk pengujian. Uji hubung terbuka dan hubung singkat memberikan hasil yang sangat
akurat dibandingkan dengan uji beban penuh.

Tujuan dari uji rangkaian terbuka adalah untuk menentukan arus tanpa-beban dan
kehilangan transformator karena parameter tanpa-bebannya ditentukan. Tes ini dilakukan
pada belitan utama transformator. Wattmeter, Arus, dan tegangan terhubung ke belitan utama
mereka. Tegangan nominal nominal dipasok ke belitan primernya dengan bantuan sumber ac.

Pada pengujian ini sisi primer yang terhubung sumber adalah sisi tegangan rendah (TR),
sedangkan sisi sekunder yang terbuka tanpa disambung beban adalah sisi tegangan tinggi
(TT) atau dengan kata lain transformator penaik tegangan (step-up). Pada Gambar 2.4 ilustrasi
pengujiannya dilakukan berdasarkan sisi tegangan rendah dan tinggi, apabila tidak melihat
dari sisi tegangan rendah maupun tinggi maka akan dilihat berdasarkan kumparan mana yang
lebih banyak dan lebih sedikit. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini adalah nilai Vo, Io,
Po, dan Vs. Selain mendapatkan hasil tersebut, beberapa parameternya seperti Vs dan Io
digunakan untuk mencari nilai dari karakteristik inti transformator yaitu nilai kerapatan fluks
magnet serta nilai kuat medan magnet.

Gulungan sekunder transformator tetap terbuka dan voltmeter terhubung ke terminal


mereka. Voltmeter ini mengukur tegangan induksi sekunder. Sebagai sekunder dari
transformator terbuka arus arus tanpa beban melalui belitan primer. Nilai arus tanpa-beban
sangat kecil dibandingkan dengan arus terukur penuh. Kehilangan tembaga hanya terjadi pada
belitan primer transformator karena belitan sekunder terbuka. Pembacaan wattmeter hanya
mewakili kerugian inti dan besi. Kehilangan inti transformator adalah sama untuk semua jenis
beban.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Faktor daya tanpa beban adalah

Komponen kerja Iw adalah

Menempatkan nilai W0 dari persamaan (1) dalam persamaan (2) Anda akan
mendapatkan nilai komponen kerja sebagai

Komponen magnetisasi adalah

Tidak ada parameter beban yang diberikan di bawah ini


Perlawanan menarik yang setara adalah

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Reaktansi menarik yang setara adalah

Diagram fasor transformator tanpa beban atau ketika uji rangkaian terbuka
dilakukan ditunjukkan di bawah ini

Perhitungan uji sirkuit terbuka membiarkan, W0 (pembacaan wattmeter), V1


(pembacaan voltmeter), I0 (pembacaan ammeter). Kemudian kehilangan pada besi
transformator Pi = W0

Sumber :

• Tes Arus Hubung Singkat dan hubung singkat Pendek pada Transformer -
EDUKASIKINI.COM

• 05.2 bab 2.pdf (uii.ac.id)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul
catu daya tiga fasa.

1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang diperlukan
dalam bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada
Gambar 2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan saklar
perlindungan batas arus3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah jarumjam
sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus I1
(diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-
fasadan catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1× 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 2.5 Diagram Sirkuit untuk tes Sirkuit Terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 2.5 Diagram Sirkuit untuk tes Sirkuit Terbuka

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan


mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik.
Jika terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul
catu daya tiga fasa.
1. Letakan catu daya 3ϕ AC/DC diatas meja laboratorium. Instal modul yang
diperlukan dalam bingkai eksperimental.
2. Buat sirkuit sesuai dengan diagram pada Gambar 2.5 dan diagram koneksi pada
Gambar 2.6 pada catu daya 3ϕ AC/DC, atur kenop kontrol tegangan ke posisi 0.
3. Secara berurutan aktifkan modul atu daya tiga-fasa dan
saklar perlindungan batas arus3-F.
4. Nyalakan catu daya 3ϕ AC/DC. Perlahan putar kenop kontrol tegangan searah
jarumjam sehingga tegangan primer V1 sama dengan 24 VAC
5. Catat nilai tegangan belitan V1 (diperoleh dari meter ACV digital) dan belitan arus
I1 (diperoleh dari meter ACA digital) pada Tabel 1-2-1
6. Secara berurutan matikan saklar perlindungan batas arus 3-F, modul catu daya tiga-
fasadan catu daya 3ϕ AC/DC.
7. Hitung rugi besi dengan menggunakan persamaan :
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1× 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Nilai Tegangan dan Arus yang terukur (daya 60Hz)
V1 I1

24 V 0.62 A

𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑖 = 0,4 × 𝑉1 × 𝐼1

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA

Rugi Besi = 0,4 x V1 x I1

Rugi Besi = 0,4 x 24 V x 0,62 A Rugi Besi = 5,952 VA

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Mengapa timbul panas pada inti besi?
Jawab : Karena terdapat rugi rugi pada inti besi secara eddy current. inti besi terbuat dari
bahan konduktor maka arus eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar dan
mengakibatkan terjadinya energi panas.
2. Jelaskan jenis pendinginan pada transformator!
Jawab : Pendingin trafo terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe kering dan tipe bawah. Di tipe
kering terdapat AA dan AFA. AA merupakan pendingin trafo menggunakan udara alami.
Sedangkan untuk AFA menggunakan udara juga tetapi yang berasal dari luar seperti kipas.
Untuk tipe basah terbagi menjadi 3 yaitu ONAN, ONAF, ONAF, dan OFWF. (Oil Natural Air
Natural) pada tipe ini sirkulasinya alami. ONAF (Oil Natural Air Force) sirkulasinya alami
tetapi memiliki bantuan udara dari kipas. OFAF (Oil Force Air Force) minyak akan
didinginkan dengan bantuan pompa dan kipas sehingga sirkulasinya cepat. OFWF (Oil Force
Water Force) minyak tersebut sebagai pendingin belitan sehingga sirkulasinya tidak secara
alami tetapi dipaksa dan air sebagai pendingin luarnya.
3. Jelaskan cara apa saja yang digunakan untuk mengurangi rugi inti besi!
Jawab : Adapun penanggulangan rugi – rugi mulai dari eddy current yaitu inti besi
transformator dibuat laminasi atau berlapis – lapis supaya memecah induksi arus eddy yang
terbentuk di dalam inti besi supaya terbagi dan tidak menimbulkan panas berlebih. Lalu untuk
hysterisis losses yaitu penggunangan pendingin trafo, dan yang ketiga copper losses yaitu
kualitas kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi –
rugi tembaga.
4. Jelaskan kegunaan pengujian rangkaian terbuka serta keuntungan dan kerugian dari
pengujian ini!
Jawab : Tujuan dari pengujian rangkaian terbuka untuk mencari rugi rugi pada inti besi trafo
yaitu rugi hysterisis dan eddy currrent. Pengujian ini juga dilakukan agar kita mengetahui
bagaimana cara menanggulango rugi rugi yang didapat dari trafo tersebut dan mengetahui
apakah trafo tersebut layak digunakan di industri atau tidak.
5. Jelaskan bagaimana karakteristik dari pengujian ini dan bagaimana pengujian ini
dapat dikatakan pengujian rangkaian terbuka!
Jawab : Karakteristik pengujian ini yaitu nilai Arus atau I akan 0 dan tegangan atau V nya
akan bernilai tak hingga. Pengujian ini dikatakan rangkaian terbuka karena beban pada sisi
sekunder di lepas dan dibiarkan terbuka sehingga tidak ada arus yang mengaliri kumparan
sekunder tersebut.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada Modul II Trafo dengan judul pengujian sirkit terbuka ini memiliki tujuan yaitu
mampu untuk menunjukkan tes rangkaian terbuka dan menentukan rugi besi pada
transformator satu fasa adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengujian
sirkit terbuka ini yaitu Modul Power Supply 3 fasa, Power supply AC/DC 3 fasa, Modul
Saklar 3 kutub proteksi pembatas arus, Digital ACA Meter, Digital ACV Meter, Set
Sekring, Trafo satu fasa, Meja laboratorium, Bingkai Percobaan, penghubung pemegang
kunci, penghubung set kunci, dan set colokan penghubung keamanan. Masing masing alat
tersebut memiliki kode alat tersendiri dan berjumlah 1 buah.

Sirkuit terbuka, sekundernya di open atau di lepas sehingga tidak terhubung dengan
beban. Tujuan pengujian sirkit terbuka pada praktikum ini ialah untuk mengetahui rugi besi
pada transformator datu fasa saat tanpa beban serta mampu menunjukkan tes rangkaian
terbuka, dimana arusnya NOL dan tegangannya TAK HINGGA. Beban pada sisi sekunder
akan dilepas sehingga terjadi open circuit dan tidak ada arus yang mengalirinya, arus akan
mengaliri inti besi dan terbaca di wwatt meternya. Arus magnetisasi (Im), untuk melihat
hysterisis nya di Xmnya sedangkan Eddy current di Rc nya. Kondisi dikatakan open circuit
atau pengujian sirkuit terbuka karena berdasarkan syarat mengalirnya arus yaitu rangkaian
tertutup, adanya GGL, dan dihubungkan dengan penghantar. GGL kepanjangan dari gaya
gerak listrik. Definisi gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung penghantar
sebelum dialiri arus listrik. Gaya gerak listrik disingkat dengan GGL, dengan satuan volt.
Gaya gerak listrik merupakan energy yang diberikan pada setiap muatan listrik untuk
bergerak antara dua kutub baterai atau generator.

Trafo step up digunakan untuk menaikan tegangan pada rangkaian. Sedangkan trafo
step down adalah sebaliknya, yaitu untuk menurunkan tegangan. Percobaan sirkit terbuka
dilakukan dengan trafo dibuat STEP UP, sehingga nilai I = 0 dan V= ~ , nantinya akan
didapati rugi inti besi, hal ini karena arus hanya mengalir ke inti besi saja. Misal, Vt=0,
karena open circuit maka tegangannya = ~. Rugi – rugi pada trafo ada 3 yaitu hysteresis
losses, eddy current, dan copper losses. Hysterisis losses disebabkan oleh gesekan molekul
yang melawan aliran gaya magnet didalam inti besi atau domain pada inti besi tidak dapat
kembali seperti semula sehingga membutuhkan energi yang lebih untuk mengembalikan
domain tersebut. Eddy current disebabkan karena adanya aliran sirkulasi arus yang
menginduksi logam, karena inti besi terbuat dari bahan konduktor maka arus eddy yang
menginduksi inti besi akan semakin besar dan mengakibatkan panas.

Copper losses disebabkan oleh sifat resistif bahan tersebut atau yang digunakan
karena pada umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang panjang, sehingga

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
meningkatkan hambatan dan ketika dialiri arus maka hambatan kumparan ini akan
mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas. Mengenai kurva hysterisis, Hasil
pengukuran sebuah sistem terhadap suatu keadan biasanya ditampilkan dalam bentuk
statistika. Dalam bentuk statistika, pengolah atau pengamat data lebih mudah melihat dan
menganalisis kejadian dan hasil fisis yang terjadi. Tetapi data data tersebut juga memiliki
karateristik, yang digambarkan atau dikaitkan secara umum terhadap karateristik
pengukuran itu sendiri. Karatersitik pengukuran dapat ditinjau dari berbagai variabel,
dimana variabel variabel tersebut yang menentukan keabsahan sebuah hasil pengukuran.
Terdapat banyak sekali variabel yang menentukannya, seperti presisi, rentang, linearitas, dan
salah satu yang menjadi variabel baik terutama dalam data statistika adalah Hysterisis effect.
Beberapa fenomena fisis dapat digambarkan dengan kurva histerisis adalah pegas, tekanan,
dan torsi. Contoh lainnya adalah ketika dalam pengukuran bahan ferromagnetic.

Ketika benda ferromagnetic dimagnetisasi dalam satu arah, material tersebut tidak
akan kembali menjadi “nol magnetisasi” ketika medan magnet dihilangkan. Benda tersebut
hanya bisa di jadikan “nol magnetisasi” ketika benda tersebut diberikan kembali medan
magnet yang arahnya bertolak belakang dengan arah sebelumnya. Jika medan magnet
penyearah tersebut diberikan kepada suatu material, magnetisasi tersebut akan menciptakan
(jika dibaca dalam pengukuran) sebuah kurva histerisis. Kesulitan dalam melacak kurva
magneisasi ini dinamakan histerisis dan berkaitan dengan adanya domain magnet dalam
material.

Hysterisis Effect merupakan grafik yang membentuk kurva yang arahnya


berlawanan tapi membentuk sebuah loop, seperti yang ditunjukkan di gambar. Dapat dilihat
bahwa jika input diukur dan menunjukkan penaikan konstan dari nilai negative,
digambarkan dalam kurva A. jika input digambarkan penurunan secara konstan, ditunjukkan
oleh kurva B. Beberpa contoh variabel kurva histerisis adalah maximum output hysteresis,
maximum input hysteresis, dan dead space. beberapa istilah yang harus diketahui ialah fase
remanensi dan gaya kohersif. Remanensi adalah besarnya dapat fluks magnet atau induksi
magnet yang masih tertinggal ketika medan magnet menjadi nol. Gaya kohersif adalah gaya
untuk mengembalikan fluks ke siffat aslinya dari fluks sisa. Pada kondisi awal, dipole masih
berantakan, ketika didekatkan medan magnet eksternal secara otomatis dipole nya tertarik
oleh magnet eksternal yang didekatkan kemudian kembali ke posisi awal atau sifat aslinya.
Gaya kohersif adalah gaya mengembalikan fluks ke posisi semula ketika medan
eksternalnya kita jauhkan. Logam terbagi menjadi 3 yaitu fero, para, dan dia magnetik.
Feromagnetik yang digunakan, dimana ada domain yang berarti molekul yang mendukung
arus magnet disekitar kumparan, yang awalnya teracak ketika diberi arus AC positif arusnya
akan mulai dari 0 sampai titik saturasi maka semua domainnya ke arah kanan. Ketika
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
sebaliknya, domainnya mengikuti sesuai arusnya. Tubrukan molekul feromagnetik
menimbulkan kerugian energi listrik yaitu energi panas yang membuat energi listrik
terbuang. Kurva hysterisis perbandingan antara m dan h, h itu kuat hantar arus dan m
kekuatan magnetisasi magnet trsebut. Karena arus hanya mengalir ke inti besi, inti besi akan
dibuat berlapis dan dilaminasi dengan tujuan untuk memperbaiki atau mengurangi arus
eddy. Pada kondisi awal, arus pusar secara besar mengalir ke satu inti besi.

Adapun penanggulangan rugi – rugi mulai dari eddy current yaitu inti besi
transformator dibuat laminasi atau berlapis – lapis supaya memecah induksi arus eddy yang
terbentuk di dalam inti besi supaya terbagi dan tidak menimbulkan panas berlebih. Lalu
untuk hysterisis losses yaitu penggunangan pendingin trafo, dan yang ketiga copper losses
yaitu kualitas kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi
rugi – rugi tembaga. Data pengamatan, ada tegangan 24 volt dan arus 0.62 Ampere. Rumus
rugi besi yaitu “ rugi besi = 0.4 x V1 x I1”

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :

• Tess rangkaian terbuka berfungsi untuk mencari rugi – rugi pada inti besi. Rugi rugi pada
inti besi ada 2 yaitu Rugi Hysterisis dan Eddy Current. Persamaan untuk mencari rugi –
rugi inti besi yaitu 0,4 x V x I sehingga nilai Rugi Besi yang didapatkan sebesar 5,952
VA.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL III
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengujian
hubung singkat ini dan menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama alat Kode Alat

1 Modul power suplai tiga fasa EM-3310-1B

1 Modul 3ɸ AC/DC Power Suplai EM-3310-1D

1 Saklar tiga kutub pengaman pembatas arus EM-3310-2A

2 AC Ampere meter digital EM-3310-3C

1 AC Voltmeter digital EM-3310-3D

1 Perlengkapan sekring EM-3310-5B

1 Trafo satu fasa EM-3340-1A

1 Meja laboratorium EM-3380-1A

1 Kerangka percobaan atau EM-3380-2B

Kerangka percobaan EM-3380-2A


1

Penghubung penahan EM-3390-1A

1 Perlengkapan penghubung EM-3390-3A

1 Perlengkapan jumper pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Percobaan hubung singkat ini dapat dipakai untuk mencari rugi-rugi tembaga. Arus
hubung singkat pada tegangan nominal akan sangat besar, hingga dapat merusak lilitan primer
skunder karena panas yang timbul (karena rugi-rugi tembaga pada lilitan). Pada percobaan ini
arus yang mengalir pada ampermeter diatur sedemikian hingga tidak menimbulkan panas yang
berlebihan. Pada umumnya tegangan Vi sekitar 5 – 10 % dari tegangan nominal.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.2 Rangkaian Ekivalen

Dalam keadaan hubung singkat, impedansi beban diperkecil hingga nol akibatnya I2
jauh lebih besar dibandingkan dengan Io. oleh karena V2 kecil dan akibatnya V1 juga kecil
yang berartifluks magnetik dan kerapatan fluks (B) juga kecil, dan dapat diabaikan. Impedansi
yang ada Zekl = Rekl + jXekl yang membatasi arus.

Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a2X2.

Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN
Hubungan pendek menunjukkan bahwa beberapa sirkuit mengalami hubungan singkat. Tes
hubung singkat juga disebut uji beban transformator atau uji kehilangan beban. Mengukur rugi-
rugi hubung singkat dan tegangan impedansi pada arus pengenal transformator. Ketika
mengukur, gunakan transformer loss parameter tester untuk hubungan pendek tegangan rendah,
masukan daya ke sisi tegangan tinggi, dan kemudian secara manual atau otomatis menerapkan
tegangan (ketika arus di koil tegangan rendah mencapai arus pengenalnya) dibagi dengan
tegangan pengenal tegangan tinggi, kita akan mendapatkan persentase impedansi tegangan. Pada
saat ini, arus kumparan tegangan rendah dan tinggi mencapai nilai pengenal, dan nilai kehilangan
muatan (kehilangan tembaga) dari transformator dapat diperoleh.

Dengan mengukur tegangan impedansi dan kehilangan hubung singkat dari kehilangan
beban, kondisi operasi paralel dari transformator dapat ditentukan, efisiensi, stabilitas termal dan
stabilitas dinamis dari transformator dapat dihitung, dan laju perubahan tegangan sekunder sisi
dapat dihitung untuk menentukan efek kenaikan suhu transformator. . Pelindung transformator,
cincin tekanan, atau kerugian tambahan akibat kebocoran fluks magnetik pada dinding tangki,
perubahan geometri internal transformator, dll., Yang semuanya dapat dicerminkan oleh
hilangnya beban transformator, dan efeknya sangat jelas.

Tes hubung singkat dilakukan untuk menentukan parameter yang disebutkan di bawah
transformator.

• Ini menentukan kehilangan tembaga terjadi pada beban penuh. Kehilangan tembaga
digunakan untuk menemukan efisiensi transformator.

• Resistansi yang setara, impedansi, dan reaktansi kebocoran diketahui oleh tes
hubung singkat.

Tes hubung singkat dilakukan pada belitan transformator sekunder atau tegangan tinggi.
Alat ukur seperti wattmeter, voltmeter dan ammeter dihubungkan ke belitan tegangan tinggi dari
transformator. Gulungan utama mereka dihubung pendek oleh bantuan strip tebal atau ammeter
yang terhubung ke terminal mereka.

Sumber tegangan rendah dihubungkan di belitan sekunder karena arus beban penuh mengalir
baik dari belitan sekunder maupun belitan primer transformator. Arus beban penuh diukur oleh
ammeter yang terhubung pada belitan sekundernya. Diagram sirkuit dari tes hubung singkat
ditunjukkan di bawah ini.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Sumber tegangan rendah diterapkan pada belitan sekunder yang kira-kira 5 sampai
10% dari tegangan pengenal normal. Fluks diatur pada inti trafo. Besarnya fluks kecil
dibandingkan dengan fluks normal. Hilangnya besi transformator tergantung pada fluks.
Ini kurang terjadi pada uji hubung singkat karena nilai fluks yang rendah. Pembacaan
wattmeter hanya menentukan hilangnya tembaga terjadi pada belitan mereka. Voltmeter
mengukur tegangan yang diterapkan pada belitan tegangan tinggi. Arus sekunder

menginduksi dalam trafo karena tegangan yang diberikan.

Dari diagram fasor Impedansi ekivalen yang dirujuk ke sisi sekunder diberikan oleh
Reaktansi Setara yang dirujuk ke sisi sekunder diberikan oleh Pengaturan tegangan
transformator dapat ditentukan pada setiap faktor beban dan daya setelah
mengetahui nilai-nilai Zes dan Res. Dalam tes hubung singkat catatan wattmeter, total
kerugian termasuk kehilangan inti tetapi nilai kehilangan inti sangat kecil dibandingkan
dengan kehilangan tembaga sehingga, kehilangan inti dapat diabaikan.

Sumber :

• Tes Arus Hubung Singkat dan hubung singkat Pendek pada Transformer – EDUKASIKINI.COM

• Tujuan dan fungsi pengukuran tes hubung singkat transformator – Pengetahuan Domain –
Huazheng Electric Manufacturing (Baoding) Co., Ltd. (electric-test.com)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.2 Circuit diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 3.3 Connection diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PROSEDUR
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah
rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga
fasa.
1. Letakkan modul 3ɸ AC/DC power suplai pada meja laboratorium pasang modul yang
dibutuhkan pada kerangka percobaan.
2. Susun rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada Fig. 1-2-1 dan rangkailah
sesuai dengan diagram pada Fig. 1-2-2. Pada modul 3ɸ AC/DC power suplai, atur knob
pengaturtegangan pada posisi 0.
3. Secara berurutan nyalakan pengaman pembatas arus 3 kutub dan modul power suplai
tiga fasa
4. Hidupkan modul 3ΦAC/DC power suplai. Secara perlahan putar knob pengatur
tegangan searah dengan jarum jam sampai arus sekunder I2 mencapai 5A
5. Atur tegangan pada V1 sebesar 2volt, 4volt, 6volt, dan 8volt secara berurutan dengan
syarat arus sekunder I2 tidak melebihi 5A
6. Catat nilai tegangan primer V1, arus primer I1, dan arus sekunder I2 pada tabel 1- 2-1
7. Secara berurutan matikan modul 3ΦAC/DC power suplai, pwer suplai tiga fasa dan
pengaman pembatas arus 3 fasa

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 1-2-1 Mengukur besarnya nilai tegangan dan arus
V1 (Volt) I1 (Ampere) I2 (Ampere) PLOSS (Watt)

12 V 0,54 A 5,02 A 6,48 Watt

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA

PLOSS = V1 x I1

PLOSS = 12 V x 0,54 A PLOSS = 6,48 Watt

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. a. Gambarkan rangkaian ekivalen dari pengujian hubung-singkat ini!

Jawab :

b. Hitunglah besarnya nilai rugi-rugi tembaga dengan menggunakan rumus:


Rugi-rugi tembaga PLOSS= V1 x I1 =…
Jawab :
PLOSS = V1 x I1
= 12 V x 0,54 A
= 6,48 Watt
2. Apa tujuan kita mencari nilai rugi-rugi tembaga pada trafo?
Jawab : Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah trafo masih layak digunakan atau tiadk,
lalu kita juga bisa melakukan penanganan yang tepat jika muncul rugi rugi pada tembaga,
serta menentukan luas penampang atau panjang kawat tembaga yang tepat.
3. Trafo jenis apa yang kita pakai pada pengujian hubung-singkat ini dan mengapa
menggunakan trafo jenis tersebut? Jelaskan!
Jawab : Trafo step down, pada rangkaian ekivalen pada pengujian short sirkuit yaitu kumparan
primer kita short dengan cara pada bagian kumparan sekunder dihubung dengan amperemeter.
Pada kumparan primer tegangannya besar sampai tak hingga sedangkan nilai arusnya
mendekati 0. Pada kumparan sekunder tegangannya mendekati 0 sedangkan nilai arusnya
besar sampai tak hingga. Pada pengujian short circuit ini trafo dipasang secara step down.
4. Apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai rugi-rugi tembaga? bagaimanakah cara
untukmengurangi besarnya rugi-rugi tembaga? Jelaskan dengan menggunakan rumus tahanan!
Jawab :Faktor faktor yang mempengaruhi nilai rugi rugi tembaga adalah nilai hambatan
𝐿
dari tembaga tersebut. Persamaan untuk mencari nilai hambatan yaitu 𝑅 = 𝜌 𝐴. Dari rumus

tersebut faktor faktor yang mempengaruhi nilai hambatan yaitu tahanan jenis tembaga, luas
penampang tembaga, dan panjang kawat tembaga.

Untuk mengurangi rugi-rugi tembaga pada trafo kita bisa menggunakan atau memilih kualitas
kawat yang bagus dan memiliki hambatan yang kecil. Karena nilai hambatan berbanding lurus

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dengan nilai rugi rugi tembaga, jadi jika kita ingin rugi rugi kawat yang kecil maka hambatan
dalam tembaga tersebut harus kecil.

5. Jelaskan apa itu bahan ferromagnetik, paramagnetik dan diamagnetic!


Jawab : Bahan feromagnetik adalah bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan
dapat dibuat oleh magnet. Contohnya adalah besi, nikel, kobal dan basa. Bahan paramagnetik
adalah bahan yang daoat dipengaruhi oleh magnet tetapi tidak dapat dibuat oleh magnet.
Contohnya alumunium, magnesium, platina, dll. Bahan diagmanetik bahan yang suka sekali
dipengaruhi oleh medan magnet. Contohnya emas, perak, air, fosfor, dll.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada praktikum modul III Trafo yang berjudul Pengujian Hubung Singkat. Istilah dalam
bahasa Inggris adalah “Short Circuit” dan “Korstleting” adalah bahasa Belanda. Karena itu
muncul istilah korsleting, korslet atau konslet, seperti yang biasa kita gunakan sehar-hari.
Karena hubung singkat ini menimbulkan arus listrik yang sangat besar maka ada juga yang
menggunakan istilah hubung singkat arus listrik. Secara teknis, hubung singkat adalah gangguan
yang terjadi pada sistem kelistrikan dimana ada 2 penghantar yang memiliki beda tegangan
terhubung dengan kondisi hambatan listrik yang rendah sehingga timbul arus listrik yang besar.
Untuk memahaminya, kita perlu mengetahui konsep dasar mengenai arus listrik terlebih
dahulu.Modul ini bertujuan untuk mampu menjelaskan pengujian hubung singkat dan
menentukan rugi-rugi tembaga pada transformator satu fasa. Adapun Alat dan perlengkapan
yang kita gunakan pada modul ini yaitu Modul Power Supply 3 fasa, Power supply AC/DC 3
fasa, Modul Saklar 3 kutub proteksi pembatas arus, Digital ACA Meter. Digital ACV Meter, Set
Sekring, Trafo satu fasa, Meja laboratorium, Bingkai Percobaan, penghubung penahan
perlengkapan penghubung dan perlengkapan jumper pengaman.

Adapun teori modul ini yaitu mulai dari percobaan hubung singkat. Percobaan hubung
singkat ini dapat dipakai untuk mencari rugi-rugi tembaga. Arus hubung singkat pada tegangan
nominal akan sangat besar, hingga dapat merusak lilitan primer skunder karena panas yang
timbul (karena rugi-rugi tembaga pada lilitan). Pada percobaan ini arus yang mengalir pada
ampermeter diatur sedemikian hingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan. Pada umumnya
tegangan Vi sekitar 5 – 10 % dari tegangan nominal. Tujuan pengujian hubung singkat yaitu
untuk menentukan rugi – rugi tembaga pada transformator satu fasa dan tiga fasa. Rugi – rugi
tembaga, pada pengujian hubung singkat atau short circuit ini mengakibatkan rugi – rugi. Rugi –
rugi yang ditimbulkan yaitu rugi – rugi tembaga. Hal ini terjadi dikarenakan adanya arus yang
mengalir pada kawat tembaga, sehingga menyebabkan rugi – rugi tembaga. Untuk memcari
nilai rugi – rugi tembaga yaitu dengan rumus P= I^2 x R, sedangkan tahanan pada tembaga
yaitu dengan rumus R = p L/A . untuk mengurangi rugi – rugi tembaga pada trafo itu sendiri
dengan memilih mutu kawat yang bagus dan memiliki hambatan yang kecil. Ketika trafo
dihubungkan dengan beban, tegangan diinduksikan kumparan primer ke sekunder, dan akan
diterima ke beban yang tegangan nya di beban lebih sedikit karena terjadi jatuh beban karena
terserap diantara rangkaian tersebut.

Jika beban sekunder di lepas, maka arus akan mengalir di rangkaian primer saja. Maka
jumlah arus yang terukur di trafo sirkit sama dengan inti trafo, sedangkan jika di short berarti
sudah ada arus yang mengalir sangat tinggi karena tidak ada beban 100 ohm. Untuk pengujian
sirkit digunakan trafo step down agar tidak terlalu tinggi. Rangkaian percobannya sisi tegangan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
tinggi di primer dan tegangan rendah di sekunder (step down), arus yang terukur sama dengan
arus di primer.

Digunakan 2 amperemeter, dan watt meter untuk mengetahui berapa beban terbuang.
Kumparan tidak perlu ditulis jika rangkaian ekivalen. Arus AC, maka komponen hmbatan tidak
murni r ada z. Z = R+jx (fasor), Zsc = Vsc/Isc. P= (Isc^2). Re. Z^2 = R^2 + X^2. Xe= \/ Zsc^2
– Re^2. Rumus ini digunakan untuk mengetahui parameter – parameter. Pada data pengamatan,
tegangan yang terukur sebesar 12 V, I1 nya 0.52 Ampere, I2 nya 5.02 Ampere. Lalu dicari Ploss
(watt) nya. Yang mempengaruhi rugi konduktor yaitu materialnya, jika konduktornya memiliki
resistansi rendah maka arus yang dialirkan banyak, dan sebaliknya.

Eddy Current (biasa disebut juga dengan Foucault Current) adalah perputaran dari arus
listrik yang diinduksi di dalam konduktor dengan mengganti medan magnet yang terdapat di
dalam konduktor berdasarkan hukum induksi Faraday. Eddy Current mengalir didalam loop
yang tertutup pada konduktor, dalam bidang yang tegak lurus dengan medan magnetik. Arus
Eddy Current dapat diinduksi di dalam konduktor yang tidak dapat diubah oleh medan magnet
yang bervariasi waktu yang dihasilkan dari sebagai contoh elektromagnetik AC atau trafo, atau
dengan pergerakan relative antara magnet dengan konduktor yang ada didekatnya. Besaran dari
arus yang diberikan oleh perputaran/loop adalah sebanding dengan kekuatan medan magnet,
area perputaran, dan tingkat perubahan arus, serta berbanding terbalik dengan resistivitas
material.Sebagian energi listrik terkonversi ke panas, dan jika dipaksakan maka makin banyak
energi yang berubah jadi panas, makin panas akan mengurangi kemampuan konduktor dalam
mengalirkan arus (kebalikan super konduktor). SUPERKONDUKTOR adalah suatu material
yang tidak memiliki hambatan di bawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat
saja berupa suatu konduktor, semikonduktor, ataupun suatu insulator pada keadaan ruang.
Konduktor adalah suatu bahan yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik
sangat besar sehingga memiliki nilai konduktivitas yang besar dibandingkan semikonduktor dan
isolator.

Rumus yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu “ Re2 = Re1( T+T2/ T+T1) “ suhu awal
dan akhir yang bisa kita jadikan tolak ukur trafonya sampai panas berapa, jika sudah kita bisa
membuat rating trafonya sampai panas berapa dan pendinginan yang cocok serta minyaknya.
Ada 4 jenis pendinginan pada trafo yaitu AN (Air Natural) Sistem pendinginan secara alami
dengan memanfaatkan udara di lingkungan sekitar, dan digunakan oleh transformator
berkapasitas s.d. 1,5 MVA, AF (Air Force) Sistem pendinginan dengan cara meniupkan angin
secara paksa dengan alat bantu kipas angin, dan kipas angin di nyalakan saat temperatur
transformator meningkat. Tipe Basah ONAN (Oil Natural Air Natural) Sistem pendinginan
minyak secara alami dengan memanfaatkan udara di lingkungan sekitar, dan ONAF (Oil

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Natural Air Forced) Sistem pendinginan minyak secara alami dengan menghembuskan udara
dari kipas angin, dan kipas angin hanya dinyalakan pada saat pembebanan yang berat,
digunakan oleh transformator berdaya 30-60 MVA., digunakan oleh transformator berkapasitas
s.d. 30 MVA. Jika kita gunakan tembaga dan alumunium, ada di modul.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :

• Pengujian hubung singkat berfungsi untuk menentukan rugi rugi tembaga. Persamaan untuk
mencari rugi rugi tembaga yaitu PLoss = I2 x R. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas
hambatan kawat yaitu dari tahanan jenis kawat tembaga, luas permukaan tembaga, dan
panjang kawat tembaga.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL IV
TRANSFORMATOR HUBUNGAN TIGA FASA

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan mampu menghubungkan tiga fase
transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur tegangan dari gulungan.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama alat Kode Alat


1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga EM-3310-2A
Kutub
1 ACV Digital meter EM-3310-3D
2 Sekering set EM-3310-5B
1 Trafo tiga fasa EM-3340-3A
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan atau Bingkai Percobaan EM-3380-2B /
EM-3380-2A
1 Penahan alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat EM-3390-3A
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Transformator adalah suatu mesin listrik statis yang dapat menyebabkan daya atau
tenaga listrik yang dapat menyalurkan daya atau tenaga listrik dengan mengubah level
besaran tegangan dan arus pada frekuensi yang tetap, dan berfungsi untuk menaikkan dan juga
menurunkan tegangan. Terdapat berbagai macam hubungan pada transformator tiga fasa
sebagai berikut :
1. Transformator 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)
Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik
netral dijadikan menjadi satu. Perhitungan pada hubung Y-Y:

Sisi Primer :

dan

Sisi Sekunder:

dan

2. Transformator Hubung Segitiga- Segitiga (Δ - Δ)


Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Perhitungan pada hubungan D-D:

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Sisi Primer :

dan

Sisi Sekunder :

Dan

3. Transformator Hubung Bintang Segitiga (Y - Δ)


Pada hubung ini, kumparan pada sisi primer di rangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya di rangkai segitiga. Perhitungan pada hubungan bintang segitiga.

Sisi Primer :

dan

Sisi Sekunder :
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
4. Transformator Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)
Pada hubung ini, sisi primer transformator dirangkai secara segitiga sedangkan pada
sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya
terdapat titik netral Perhitungan pada hubungan segitiga bintang.

Sisi Primer :

Sisi Sekunder :

5. Hubungan Zig – Zag


Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila
beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak
diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Transformator tenaga atau tiga fasa adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya (mentrasformasikan tegangan) dengan frekuensi yang tidak berubah. Transformator 3
fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator 1 fasa. Perbedaan mendasar adalah pada
sistem yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa, sehingga sebuah transformatortiga fasa dapat dihubung
segitiga (wye), bintang (delta) atau zig - zag.

Transformator sering kita jumpai pada jaringan distribusi listrik PLN yang biasa disebut
Gardu. Gardu tersebut adalah Transformator 3 fasa bukan Transformator biasa atau 1 fasa.
Transformator disebut 3 fasa karena terdapat 3 kumpara primer dan 3 kumparan sekunder yang
dapat dimasuki dengan 3 tegangan listrik dan mengeluarkan 3 tegangan listrik. Sementara
transformatornya hanya 1.

Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik
karena pertimbangan agar lebih ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi
berat dan lebar kerangka, sehingga harganya akan lebih murah bila dibandingkan dengan
penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan rating daya yang sama. Tetapi
transformator tiga fasa ini juga mempunyai beberapa kekurangan, salah satunya bila fasa
mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus diganti atau dilakukan pengujian secara
komprehensif, tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu fasa, bila salah
satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem
hubungan “open delta”.

Transformator merupakan peralatan listrik statis yaitu sebuah rangkaian magnetik yang
terdiri dari dua belitan atau lebih, secara induksi elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus
dan tegangan) sistem AC (alternating current) ke sistem arus dan tegangan lain dengan frekuensi
yang tetap. (std. IEC 60076-part1 th. 2011). Transformator mempunyai prinsip induksi
elektromagnetik yaitu hukum ampre dan induksi faraday seperti pada Gambar 2.3, diamana
dikatakan perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet serta perubahan
medan magnet atau flux medan magnet dapat membangkitkan tegangan induksi.

Pada Gambar di bawah arus AC (alternating current) yang mengalir di belitan tegangan
tinggi akan membangkitkan flux magnet yang kemudian mengalir melewati inti besi antara dua
belitan, flux magnet ini menginduksikan kumparan tegangan rendah sehingga dalam ujung
kumparan sekunder ini terdapat perbedaan potensial atau tegangan yang terinduksi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem jaringan listrik yang berdaya besar, baik
pada sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Konstruksi transformator tiga fasa yang
mempunyaidaya besar dalam bentuk potongan bisa dilihat Gambar 2.5 Inti trafo berbentuk E-I
dengan belitan primer dan sekunder pada semua kaki inti trafo. Terminal sisi tegangan tinggi
(primer) tampak dari isolator yang panjang. Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan terminal
lebih pendek. Trafo ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan minyak trafo yang
berfungsi sebagai pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala minyak trafo diganti. Pendinginan
rumah trafo disempurnakan dengan dipasang sirip pendingin agar panas mudah diserap oleh udara
luar. Trafo tiga fasa bisa dibangun dari dua buah trafo satu fasa, atau tiga buah trafo satu fasa.
Untuk trafo tiga fasa berukuran berdaya besar, dibangun dari tiga buah trafo satu fasa, tujuannya
jika ada salah satu fasa yang rusak atau terbakar, maka trafo yang rusak tersebut dapat diganti
dengan cepat dan praktis.

Transformator tiga fasa mempunyi enam kumparan seperti pada Gambar 2.6. Tiga
kumparan sisi primer dan tiga kumparan sisi sekunder. Kumparan primer diberikan nomor awal 1,
kumparan 1U1-1U2 berarti primer fasa U. Kumparan sekunder yaitu 2U2 – 2U1. Kumparan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
primer atau sekunder dapat dihubungkan secara bintang atau segitiga.

Kelebihan dari transformator 3 fasa ini yakni sebagai pertimbangan ekonomis,


transformator 3 fasa banyak mengurangi daya produksi. Selain itu, Transformator 3 fasa banyak
sekali mengurangi earat dan lebar dari kerangka Transformator. Maka dari itu, harga dapat
dikurangi bila dibanding dengan menggabungkan Transformator (trafo) 1 fasa menjadi 3. Tetapi,
selain dari pada kelebihan transformator yang telah disebutkan diatas, ada suatu kekurangan dari
Transformator 3 fasa ini, salah satu yang paling merugikan adalah bila salah satu fasa tegangan
mengalami gangguan (kerusakan dan kelalaian) maka selurauh fasa akan terkena dampaknya dan
meyebabkan seluruh Transformator harus dipindahkan (diganti). Berbeda apabila menggunakan
Transformator 1 fasa 3 buah, yang mana bila salah satu mengalami gangguan, tidak akan
mempengaruhi Transformator lainnya.

Sumber :

• jiptummpp-gdl-dimasabima-51515-3-babii.pdf

• Transformator (trafo) 3 fasa dan pemabahasannya - Wijdan Kelistrikan


(kelistrikanku.com)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.5 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-wye

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.7 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.8 Hubungan diagram untuk hubungan wye-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.9 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.10 Diagram rangkaian untuk hubungan wye-zigzag

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.12 Hubungan diagram untuk hubungan delta-wye

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.13 Diagram rangkaian untuk hubungan delta-delta

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 5.14 Hubungan diagram untuk hubungan delta-del

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah
rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga
fasa. Hubungan Wye-Wye
1. Menginstal modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Membangun sirkuit sesuai
dengan diagram sirkuit di gambar 5.5 dan diagram koneksi pada gambar 5.6.
Transformator terhubung dalam konfigurasi Wye-Wye.
2. Secara berurutan mengaktifkan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu
daya tiga fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur
ACV digital di tabel 5.1.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P Current Protection switch modul.

Hubungan Wye-Delta
1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.7 dan diagram
koneksi pada gambar 5.8. Tranformator terhubung dalam-Wye Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital
ACV meter di tabel 5.2.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switchperlindungan
batas.

Hubungan Wye-zigzag
1. Merangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.9 dan diagram
koneksi pada gambar 5.10. Transformator terhubung dalam hubungan Wye-zigzag.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, mengukur dan mencatat nilai tegangan menggunakan digital
ACV meter di tabel 5.3.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas

Hubungan Delta-Wye

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.11 dan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
diagram koneksi pada gambar 5.12. Transformator terhubung dalam hubungan Delta-
Wye.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan dengan menggunakan pengukur
ACV digital dalam tabel 5.4.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Hubungan Delta-Delta

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian di gambar 5.13 dan
diagram koneksi pada gambar 5.14. Transformator terhubung dalam hubungan Delta-
Delta.
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan digital ACV meter di
tabel 5.5.
4. Berurutan mematikan tiga fase Power Supply dan 3-P saat ini modul switch
perlindungan batas.

Hubungan Delta-zigzag

1. Merangkai ulang rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian dalam gambar 5.15 dan
diagram sambungan dalam gambar 5.16. Transformator terhubung dalam hubungan
Delta- zigzag .
2. Secara berurutan nyalakan Sakelar perlindungan batas arus 3-P dan modul catu daya tiga
fase.
3. Dengan daya menyala, ukur dan catat nilai tegangan menggunakan pengukur ACV
digital dalam tabel 5.6.
4. Berurutan mematikan catu daya tiga fasa dan 3-P saat ini modul switch perlindungan
batas.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 2-1-1 Mengukur tegangan (koneksi Wye-Wye)

Kumparan Primer Kumparan Sekunder


Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 (VLL) 127 2U1-2U2 127
1V3-1V2 (VLL) 127 2V1-2V2 127
1W3-1W2 (VLL) 127 2W1-2W2 127
1U3-1V3 (VLN) 220 2U1-2V1 220
1V3-1W2 (VLN) 220 2V1-2W1 220
1W3-1U3 (VLN) 220 2W1-2U1 220

Tabel 2-1-2 Mengukur tegangan (Hubungan Wye-Delta)

Kumparan primer Kumparan sekunder

Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan

1U3-1U2 (VLL) 127 3U1-2U2 (VLL) 127

1V3-1V2 (VLL) 127 3V1-2V2 (VLL) 127

1W3-1W2 (VLL) 127 3W1-2W2 (VLL) 127

1U3-1V3 (VLN) 220 3U2-2V2 (VLN) 127

1V3-1W2 (VLN) 220 3V2-3W2 (VLN) 127

1W3-1U3 (VLN) 220 3W2-3U2 (VLN) 127

Tabel 2-1-3 Mengukur tegangan (Hubungan Delta-Wye)

Kumparan primer Kumparan sekunder

Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan

1U3-1U2 (VLL) 220 3U1-2U2 (VLL) 127

1V3-1V2 (VLL) 220 3V1-2V2 (VLL) 127

1W3-1W2 (VLL) 220 3W1-2W2 (VLL) 127

1U3-1V3 (VLN) 220 3U2-2V2 (VLN) 220

1V3-1W2 (VLN) 220 3V2-3W2 (VLN) 220

1W3-1U3 (VLN) 220 3W2-3U2 (VLN) 220

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Tabel 2-1-4 Mengukur tegangan (koneksi Delta-Delta)


Kumparan Primer Kumparan Sekunder
Terminal uji Tegangan Terminal uji Tegangan
1U3-1U2 (VLL) 220 2U1-2U2 127
1V3-1V2 (VLL) 220 2V1-2V2 127
1W3-1W2 (VLL) 220 2W1-2W2 127
1U3-1V3 (VLN) 220 2U1-2V1 127
1V3-1W2 (VLN) 220 2V1-2W1 127
1W3-1U3 (VLN) 220 2W1-2U1 127

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

VII. PENGOLAHAN DATA

Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR

1. Berdasarkan data pengamatan yang kamu dapatkan, coba bandingkan antar hubungan
yang ada dan berikan perbedaannya? Jelaskan!

Jawab : Berdasarkan data pengamatan mengukur tegangan, wye – wye nilai antara kumparan
primer dan sekundernya selalu sama. Pada hubungan wye – delta nilai tegangan primer dan
sekundernya sama hanya sampai di terminal uji ke 3 karena pada saat tegangan dialirkan ke
rangkaian delta, tegangannya akan tetap hingga terminal uji ke 6. Dalam hubungan delta – wye
kumparan primer dan sekundernya berbeda namun akan tetap hingga terminal uji ke 6. Pada
hubungan delta – delta nilai tegangannya sama seperti hubungan delta-wye. Pada kumparan
primer nilai VLN dan VLL sebesar 220 V, sedangkan nilai VLL dan VLN pada kumparan
sekunder sebesar 127 V. Tegangan 127 berasal dari rumus 𝑉𝐿𝐿 = √3 𝑉𝐿𝑁 = √3 𝑥 220 𝑉 = 127 𝑉.

2. Mengapa pada transformator hubungan delta-delta tegangannya sama? Jelaskan!


Jawab : Karena pada hubungan delta tidak ada titik netral, sehingga tidak ada tegangan yang
keluar dan masuk ke titik netral.
3. Jelaskan perbedaan setiap hubungan tiga fasa pada transformator!
Jawab :
• Hubungan Y-Y berarti sisi primer dan sisi sekundernya dihubung secara Y. Pada
hubungan ini data tegangan pada kumparan sekunder dan kumparan primer dominan
sama tidak ada perbedaan atau saling menguatkan dan titik netralnya dijadikan satu.
• Pada hubungan Y – Δ berarti sisi primer dihubung secara Y dan sisi sekunder
dihubung secara Δ. Biasanya konfigurasi ini digunakan pada sistem distribusi untuk
menurunkan tegangan..
• Hubungan Δ-Y berarti sisi primer dihubung secara Δ dan sisi sekunder dihubung Y.
Konfigurasi ini biasanya terjadi pada sistem transmisi untuk menaikkan tegangan atau
step – up.
• Hubung Δ - Δ dimana sisi primer dan sisi sekundernya dihubung secara Δ. Ujung fasa
dihubung dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk
hubungan delta.

4. Jelaskan karakteristik dari setiap hubungan tiga fasa tersebut!

Jawab:

• Hubungan Y-Y berarti yang berarti sisi primer dan sisi sekundernya dihubung secara
Y. Pada hubungan ini data tegangan pada kumparan sekunder dan kumparan primer
dominan sama tidak ada perbedaan atau saling menguatkan.
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
• Pada hubungan Y – Δ berarti sisi primer dihubung secara Y dan sisi sekunder
dihubung secara Δ. Biasanya konfigurasi ini digunakan pada sistem distribusi.

• Hubungan Δ-Y berarti sisi primer dihubung secara Δ dan sisi sekunder dihubung Y.
Konfigurasi ini biasanya terjadi pada sistem transmisi.

• Hubung Δ - Δ dimana sisi primer dan sisi sekundernya dihubung secara Δ. Pada
hubungan ini data tegangan pada kumparan sekunder dan kumparan primer dominan
sama tidak ada perbedaan atau saling menguatkan

5. Apa pengaruh dari setiap hubungan tiga fasa tersebut pada Transformator? jelaskan
keuntungan dan kerugiannya !

Jawab :

• Hubungan Y-Y berarti yang berarti sisi primer dan sisi sekundernya dihubung secara Y.
Pada hubungan ini data tegangan pada kumparan sekunder dan kumparan primer
dominan sama tidak ada perbedaan atau saling menguatkan.

• Pada hubungan Y – Δ keuntungannya tidak ada masalah yang serius pada saat melayani
beban yang tidak seimbang karena hubungan delta pada sisi sekunder akan
mendistribusikan beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing phasa, kerugiannya
Tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa terhadap sisi primer, sehingga
apabila ingin memparalel trafo dengan hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini maka harus
diperhatikan kesamaan vektor diagram transformator yang akan diparalel tersebut.

• Hubungan Δ-Y berarti sisi primer dihubung secara Δ dan sisi sekunder dihubung Y.
Konfigurasi ini biasanya terjadi pada sistem transmisi.

• Hubung Δ - Δ keuntungannya adalah Tidak ada perbedaan phasa antara sisi Primer dan
Sekunder. Kerugiannya Tidak tersedianya titik netral pada kedua sisi transformator.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

IX. ANALISA
Pada Modul IV Transformator dengan judul modul Transformator Hubungan Tiga Fasa
memiliki tujuan yaitu menghubungkan tiga fase transformer dalam berbagai konfigurasi dan
mengukur tegangan dari gulungan. Adapunn alata atau perlengkapannya yaitu Modul Catu Daya
Tiga Fasa, Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga, Kutub ACV Digital meter, Sekering set
Trafo tiga fasa, Meja Laboratorium, Bingkai Percobaan atau Bingkai Percobaan, Penahan alat
Patri, Perangkat Alat, dan Perangkat Pengaman Penghubung Busi. Hubungan transformator 3
phasa pada umumnya terdiri dari Wye (Bintang -Y) dan Delta (Segita - Δ) dengan hubungan sisi
primer dan sekunder yaitu Hubungan Bintang - Bintang, Wye-wye (Y-Y), Hubungan Bintang -
Segitiga, Wye - delta (Y-Δ), Hubungan Segitiga- Bintang, Delta -wye (Δ-Y), dan Hubungan
Segitiga- Segitiga, Delta - delta (Δ-Δ).

Transformator 3 Fasa terdapat 3 kumparan primer dan 3 kumparan sekunder yang dapat
dimasuki dengan 3 tegangan listrik dan mengeluarkan 3 tegangan listrik. Input dan outputnya
sama sama 3 fasa AC. Transformator 3 fasa banyak mengurangi daya produksi. Selin itu,
transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar dari kerangka transformator.
Maka dari itu harga dapat dikurangi bila dibanding dengan menggabungkan trafo 1 fasa menjadi
tiga fasa.

Polaritas dapat didefinisikan sebagai arah tegangan yang diinduksi dalam dua belitan
Transformator yaitu primer dan sekunder. Jika hubungan dua transformator dapat dilakukan
secara paralel, maka polaritas harus diidentifikasi untuk koneksi transformator yang baik.
Pentingnya tes polaritas adalah untuk memastikan bahwa semua perangkat single-pole seperti
sakelar, sekring, dan pemutus sirkuit hanya dalam konduktor fase. Kita tidak dapat selalu
mempercayai tukang listrik, karena kadang-kadang mereka lupa menghubungkan hal-hal
dengan cara yang benar. Gunanya kita melakukan pengujian polaritas di trafo 1 fasa untuk
memudahkan kita memparalelkan kumparan – kumparan trafo.

Misal dari trafo 1 fasa kita ingin membuat trafo 3 fasa, maka digunakanlah 3 buah trafo
1 fasa dengan memparalelkannya dengann polaritas polaritas yang sama juga yaitu positif
ketemu positif, negatif ketemu negatif. Tapi jika seperti itu maka lebih membutuhkan banyak
usaha dan biaya maka digunakanlah konfigurasi trafo hubungan 3 fasa, dimana kumparan
tersebut dihubungkan dengan konfigurasi tertentu seperti susunan rangkaian star dan delta.
Intinya, untuk membuat rangkaian Star / Y / Wye / Bintang yaitu dengan cara 3 negatif dari tiap
fasa dihubungkan, sehingga terbentuk fasa RST (di lab menggunakan UVW) dan jika ingin
diubah menjadi 1 fasa cukup ditarik kabel netralnya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Selanjutnya untuk membuat rangkaian Delta/ Segitiga, kita cukup mempertemukan +


fasa satu dengan – fasa lainnya. Pada trafo atau alat konversi daya input dan output yang
mengubah daya AC dengan mengubah tegangan pada trafo dimana P = V.I, P adalah daya
dengan satuan watt, V adalah tegangan dengan satuan volt, dan I adalah arus dengan satuan
Ampere. Ada dua jenis trafo berdasarkan kegunaannya, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Step up, tegangannya dinaikkan di sisi sekunder, jadi tegangan input di sisi primer akan kecil
dan sisi sekundernya lebih besar. Berkebalikan dengan trafo step down dimana sisi primer akan
besar tegangannya dibanding sisi sekunder. Trafo 3 fasa wye/delta bisa terbagi atas 4 jenis yaitu
trafo hubungan wye-wye, delta-wye, wye-delta, dan delta-delta dimana sebelah kirinya primer
dan sebelah kanannya sekunder.

Setelah membahas susunan rangkaian, kita membahas mengenai ciri – ciri hubungan
wye-delta mengenai tegangan dan arusnya. Hubungan wye, tegangan line to line (tegangan
antara fasa) dimana nilai tegangannya yaitu perbedaan potensial antara fasa satu dengan fasa
lainnya, sedangkan line to netral yaitu perbedaan nilai suatu fasa dengan fasa netral. Selanjutnya
pembuktian rumus dengan trigonometri, dimana titik VLN = ½ VLL. Setelah itu kita perhatikan
garis segitiga yang sudah dipotong, sudut 90 derajat, 60 derajat, dan 30 derajat. Sin teta = demi
(depan/miring), sin 60 derajat = ½ VLL/ VLN, ½ akar 3 = (½ VLL)/VLN , VLL = akar 3 VLN
(TERBUKTI UNTUK WYE). Sedangkan delta, trik nya perhatikan polaritas dan line to netral.
Titik positif ketemu negatif disebut tegangan line to netral, line to linen ya sama dengan line to
netral karena kedua titik tersambung dengan 2 fasa lainnya. Di hubungan delta, VLL = VLN.
Untuk arusnya, kita perhatikan salurannya (ILL) yang masuk ke hubungan wye, sehingga arus
line to line dihubungan wye = arus di line to netral dihubungan wye. Untuk delta, bertemu 2
cabang sehingga line to line lebih besar dibanding line to netral sebesar akar 3. Jadi, Delta ->
VLL = \/3.Wye dan Sekunder -> VLL=VLN

Selanjutnya membahas tentang data pengamatan, untuk titik U1, V1, W1, merupakan
titik positif. U2,V2, dan W2, merupakan titik negatif. Lalu U3, V3, dan W3 bisa menjadi titik
positif. Namun perbedannya, U1 rasio belitannya lebih besar dibanding U3, jika lebih besar
maka semakin besar tegangan yang diinduksikan. Tab canger yang mengubah rasio belitan
tergantung dijarigan. Jika kita sambung ke U3 maka tegangannya akan lebih kecil \/3 dibanding
U1. Pada kumparan sekunder, tegangannya tidak berubah karena VLL=VLN. Kemudian
membahas mengenai tipe trafo berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti yaitu core dan
shell, shell atau cangkang dan core tempat dililitkannya trafo.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
• Kita dapat menghubungkan tiga fase transformer dalam berbagai konfigurasi dan mengukur
tegangan dari gulungan. Konfigurasi dalam transformator 3 fasa ada 4 yaitu konfigurasi wye-
wye, konfigurasi wye-delta, konfigurasi delta-wye, dan konfigurasi delta-delta yang memiliki
kelebihan serta kekurangan masing – masing dengan penggunaan yang berbeda – beda.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL I
UJI KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN GULUNGAN SPLIT
FASE-AWAL

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini. Anda harus dapat mendemonstrasikan karakteristik
torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan fase pisah.
II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN
Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Motor induksi Satu Fase EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Brake Controller EM-3310-1N

1 Three-Phase Power Supply Module EM-3310-1B

1 Three-Pole Current Unit Protection Switch EM-3310-2A


Module
1
Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H

Or Digital ACA Meter EM-3310-3C

Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E

Digital Power Factor Meter EM-3310-3F

1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B

1 Shaft End Guard EM-3390-2C

1 Laboratory Table EM-3380-1A

1 Experimental Frame EM-3380-2B

Or Experimental Frame EM-3380-2A


1
Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A

1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Motor split fasa (split phase winding)
Motor jenis ini merupakan motor satu fasa yang menggunakan kumparan bantu untuk
menghasilkan gaya putar. Jenis motor ini disebut juga motor fase belah, mempunyai
kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan bantu digunakan untuk menghasilkan
medan yang berbeda fasa dengan medan yang dihasilkan pada kumparan utama. Kumparan
bantu ini dapat berupa belitan induktor dengan resistor dan induktor dengan kapasitor.
Motor fasa terpisah adalah jenis motor induksi satu fasa yang dijalankan dengan bantuan
sebuah belitan bantu pada belitan utama di stator dimana belitan terpisah sebesar 90 ˚ listrik
pada stator motor dan dieksitasi dengan dua ggl bolak-balik yang berbeda fasa sebesar 90 ˚
listrik.

Gambar 1 Rangkaian ekivalen motor induksi split-phase


Belitan bantu dirancang memliki perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang lebih tinggi
daripada belitan utama,sehingga arus pada belitan bantu akan mendahului (leading) dari arus
pada belitan utama. Setelah mencapai kecepatan sinkron sebesar sekitar 70 sampai 80 persen
kecepatan sinkron,sakelar sentrifugal akan memisahkan belitan bantu dari rangkaian.
Perbedaan fasa kedua arus dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Perbedaan fasa arus belitan bantu dan utama stator pada motor split-phase

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Motor Spit Phase (Motor Fase Belah) merupakan motor listrik yang mempunyai
kumparan utama dan kumparan bantu yang ditambah dengan saklar sentrifugal (Sentrifugal
Switch). Kumparan motor menggunakan gulungan tipe kurungan (squirrel cage winding) yang
terdiri dari gulungan kawat email yang ditempatkan pada alur rotor. Kemudian ujung dari
masing-masing kawat email tersebut dihubungkan dengan komutator.

Gulungan utama mempunyai nilai resistansi yang lebih kecil tetapi dengan reaktansi
yang lebih besar. Kebalikannya, gulungan bantu mempunyai nilai resistansi yang lebih besar
tetapi dengan reaktansi yang lebih kecil. Kedua gulungan dengan perbedaan karakteristik
tersebut dijadikan satu sehingga terjadi pergeseran sudut fasa arus yang mengalir ke gulungan
utama. Dengan adanya perbedaan fasa arus pada gulungan utama dan gulungan bantu maka akan
terjadi medan magnet pada bagian stator. Medan magnet yang dihasilkan ini akan menginduksi
bagian rotor dan menyebabkan rotor bergerak/berputar.

Agar mendapatkan hasil putaran yang maksimal, maka beda fasa antara gulungan utama
dan gulungan bantu harus didesain dengan baik. Untuk motor listrik fasa belah dengan empat
kutub, penempatan antara gulungan utama dengan gulungan bantu berbeda 90o dan untuk motor
fasa belah dengan delapan kutub, penempatan antara gulungan utama dengan gulungan bantu
berbeda 45o dan untuk motor fasa belah dengan duabelas kutub, penempatan antara gulungan
utama dengan gulungan bantu berbeda 30o.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Pada saat motor dalam keadaan berhenti/diam, saklar sentrifugal dalam keadaan tertutup
(NC : Normally Close). Saklar sentrifugal digunakan untuk memutus arus yang mengalir ke
gulungan bantu dan akan terbuka pada saat motor sudah mencapai sekitar 75% dari kecepatan
maksimal. Sehingga pada saat motor listrik fasa belah sudah mencapai kecepatan maksimal,
maka yang bekerja hanya gulungan utama saja, sedangkan gulungan bantu tidak bekerja.

Motor listrik fasa belah biasanya digunakan untuk daya listrik yang kecil. Ciri motor
listrik fasa belah yang paling utama yaitu tidak menggunakan kapasitor.

Motor tiga fasa dapat dijalankan dari sumber daya satu fasa. Namun, itu tidak akan
memulai sendiri. Ini mungkin dimulai dengan tangan di kedua arah, naik ke kecepatan dalam
beberapa detik. Ini hanya akan mengembangkan 2/3 dari 3-φ power rating karena satu belitan
tidak digunakan. Stator fase tunggal menghasilkan medan magnet yang tidak berputar dan
berdenyut. Disisi lain, koil tunggal yang tereksitasi oleh arus fase tunggal menghasilkan dua
fasa medan magnet counter-rotating, bertepatan dua kali per revolusi pada 0° (Gambar di atas-a)
dan 180° (gambar e). Ketika phasors berputar ke 90° dan -90° mereka membatalkan gambar c.

Pada angka 45° dan -45° (gambar b) mereka sebagian aditif sepanjang sumbu x dan
membatalkan sepanjang sumbu y. Situasi analog ada pada gambar d. Jumlah dari dua fasor ini
adalah fasor diam di angkasa, tetapi bergantian polaritas dalam waktu. Dengan demikian, tidak
ada torsi awal yang dikembangkan. Namun, jika rotor diputar ke depan sedikit kurang dari
kecepatan sinkron, itu akan mengembangkan torsi maksimum pada slip 10% sehubungan
dengan fasor berputar ke depan. Torsi lebih kecil akan dikembangkan di atas atau di bawah 10%
slip. Rotor akan melihat slip 200% – 10% berkenaan dengan fasor medan magnet counter-
rotating. Torsi kecil (lihat kurva torsi vs slip) selain riak frekuensi ganda dikembangkan dari
counter-rotating phasor. Dengan demikian, koil fase tunggal akan mengembangkan torsi, begitu
rotor dimulai.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Jika rotor dimulai pada arah yang terbalik, itu akan mengembangkan torsi besar yang
sama ketika mendekati kecepatan fasor berputar mundur. Motor induksi 1 fasa memiliki sangkar
tupai tembaga atau aluminium yang tertanam di dalam silinder laminasi baja, khas motor
induksi polifase.

Sumber :

XI. https://www.tptumetro.com/2020/07/motor-split-phase-motor-fase-fasa-belah.html

XII. https://lieneticjaya.com/motor-induksi-1-fasa-single-phase/

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Fig. 11-1-1 Circuit diagram for torque-speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Fig. 11-1-2 Connection diagram for torque- speed characterictic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PROSEDUR
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di
Laboratorium ini! Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang
bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan,
segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah pada MODUL
POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Siapkan motor induksi satu-fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman
pada meja laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor induksi satu fasa denganunit
rem bubukmagnetik menggunakan sebuah kopel. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup Delta. Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros.
Sambungkan pengontrol rem ke unit rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan
kabel
SELESAIKAN LATIHAN LABORATORIUM SECEPAT MUNGKIN UNTUK
MENGHINDARI KENAIKAN SUHU DALAM KONDISI BERBEBAN
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian pada gambar 11-1-1 dan diagram koneksi pada diagram 11-1-2.
Mintalah Asisten memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar
termal motor induksi fase tunggal dan unit rem bubuk magnetik harus dihubungkan
secara bersamaan.
Buatlah diri Anda akrab dengan operasi controller rem bubuk dengan merujuk kepada
operasi manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk
magnetik, Andaharus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem
hingga 0 kg-m dengan menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang
unit rem bubuk magnetik dalamkondisi menyala.
3. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi
batas arus 3 kutub dan modul catu daya tiga fasa. Motor harus mulai berjalan segera.
Pada saat ini saklar sentrifugal harus diaktifkan. Jika tidak, segera matikan daya dan
periksa kembali rangkaian.
4. Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan
dan mengatur torsi output ke 0 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara normal,
reboot denganmenekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat,
lepaskan pengereman dengan menekan tombol ESC atau kembali.Catat nilai dari daya
motor P, motor arus I, faktor daya cos θ, dan kecepatan motor N yang akan ditampilkan
oleh digital Power Analysis meter pada tabel
5. Atur pengontrol rem untuk melepaskan pengereman. Dengan kata lain, lepaskan
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol rem.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
6. Ulangi langkah 4 hingga 6 untuk pengaturan torsi lain yang tercantum dalam tabel 11-
1-1Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rata-rata 2,37 A x 1,3 =
3,08A
7. Secara berurutan Matikan catu daya tiga fase, modul Sakelar proteksi arus 3 kutub,
unitrem bubuk magnetik dan pengontrol rem.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 1-1-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2

P (W) 115,628 202,1976 295,1916 381,1698 474,32

I (A) 1,94 1,998 2,14 2,43 2,8

N (rpm) 1492 1472 1448 1427 1404

Cos 𝜃 0,271 0,46 0,627 0,713 0,77

Fig. 11-2-3 The T vs N Curve

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA
• Menghitung nilai P pada tabel pengamatan

P = V x I x cos phi
V = 220 V

o P = 220 V x 1,94 A x 0,271 = 115,6628 Watt

o P = 220 V x 1,998 A x 0,46 = 202,1976 Watt

o P = 220 V x 2,14 A x 0,627 = 295,1916 Watt

o P = 220 V x 2,43 A x 0,713 = 381,1698 Watt

o P = 220 V x 2,8 A x 0,77 = 474,32 Watt

• Menghitung nilai slip pada tugas akhir No.2

120𝑥𝑓 120×50𝐻𝑧
 𝑁𝑠 = = = 1500 𝑟𝑝𝑚
𝑝 4
𝑁𝑠 −𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 −1492𝑟𝑝𝑚
 𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 0.53 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 −𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 −1472𝑟𝑝𝑚


 𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 1.86 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 −𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 −1448𝑝𝑚


 𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 3.46 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 −𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 −1427𝑟𝑝𝑚


 𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 4.86 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 −𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 −1404𝑟𝑝𝑚


 𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 6.4 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Dengan mengunakan data pada tabel 1-1-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan
hubungan antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut ?
Jawab :

P = V x I x cos phi

V = 220

o P = 220 V x 1,94 A x 0,271 = 115,6628 Watt

o P = 220 V x 1,998 A x 0,46 = 202,1976 Watt

o P = 220 V x 2,14 A x 0,627 = 295,1916 Watt

o P = 220 V x 2,43 A x 0,713 = 381,1698 Watt

o P = 220 V x 2,8 A x 0,77 = 474,32 Watt

Dari grafik di atas kita bisa menyimpulkan bahwa hubungan torsi terhadap kecepatan
motor induksi yaitu berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai torsinya semakin
kecil nilai kecepatannya. Ibaratkan sebuah kendaraan, semakin besar bebannya semakin
lamban kecepatan kendaraan tersebut akibat berat.
2. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 1 -1-1 !
Jawab :
Dik :
• p = 4 buah kutub
• f = 50 Hz
Dit : S ?

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Peny:

120𝑥𝑓 120 × 50𝐻𝑧


𝑁𝑠 = = = 1500 𝑟𝑝𝑚
𝑝 4

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1492𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 0.53 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1472𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 1.86 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1448𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 3.46 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1427𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 4.86 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1404𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 6.4 %
𝑁𝑠 1500𝑟𝑝𝑚

3. Jelaskan karakteristik torsi-kecepatan dengan gulungan split-fase awal !


Jawab : karakteristik torsi dan kecepatan dengan gulungan split fase awal diibaratkan
dengan kendaraan yang menggandneg beban. Semakin besar beban yang diangkutnya
makan kecepatan akan semakin lambat.
4. Jelaskan dengan detail hubungan daya, arus, kecepatan, torsi dan faktor daya. Dan
jelaskan apa pengaruh dari daya, arus, kecepatan , torsi dan faktor daya tersebut
terhadap motor induksi ?
Jawab : Semakin banyak atau besar beban torsi yang diberikan maka nilai arus dan faktor
dayanya semakin naik, sedangkan kecepatan putarnya semakin menurun. Jika dilihat
60 𝑃
dari rumus 𝜏 = 2𝜋 × 𝑛 . Dimana seperti kita ketahui P atau daya merupakan perkalian

dari arus dan tegangannya. Jadi torsi berbanding lurus dengan tegangan, arus dan
berbanding terbalik dengan kecepatan putarnya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada Modul I Mesin Induksi ini dengan judul modul Uji Karakteristik Torsi – kecepatan
dengan gulungan split fase awal akan mempraktikumkan dengan tujuan dapat
mendemonstrasikan karakteristik torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-
fase dengan gulungan fase pisah. Pengembangan Torsi Induksi pada Motor Induksi, Ketika arus
mengalir di stator, ia akan menghasilkan medan magnet di stator sehingga B (magnet stator
Bidang) akan berputar dengan kecepatan. Torsi yang diinduksi akan menghasilkan akselerasi ke
rotor, maka rotor akan berputar.

Namun, ada batas atas terbatas pada kecepatan motor. Karakteristik Kecepatan Torsi Pada
Motor Induksi Selama start-up, motor biasanya menarik hingga tujuh kali nilai arus. Arus tinggi
ini adalah hasil dari Stator dan rotor fluks, kerugian pada stator dan rotor Gulungan dan
kerugian di bantalan karena gesekan. Arus awal yang tinggi ini mengatasi semua ini Komponen
dan menghasilkan momentum untuk memutar rotor. Saat start-up, motor memberikan 1,5 kali
nilai Torsi motor. Saat kecepatan meningkat, Arus yang ditarik oleh motor berkurang sedikit
(lihat Arus turun secara signifikan, ketika kecepatan motor Pendekatan ~ 80% dari kecepatan
pengenal. Pada kecepatan dasar, Motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Dinilai torsi.

Pada kecepatan dasar, jika beban pada poros motor adalah Meningkat melebihi torsi
terukurnya, kecepatan dimulai Penurunan dan penurunan meningkat. Kapan motornya Berjalan
sekitar 80% dari sinkron Kecepatan, beban bisa meningkat hingga 2,5 kali torsi terukur. Torsi
ini disebut breakdown torque. Jika beban aktif Motor ditingkatkan lebih lanjut; itu tidak akan
bisa Ambil beban lebih lanjut dan motor akan berhenti. Selain itu, ketika beban ditingkatkan
melebihi Nilai beban, arus beban meningkat mengikuti Jalur karakteristik saat ini. Karena arus
yang lebih tinggi ini Aliran di belitan, kerugian yang melekat pada belitan Tingkatkan juga. Ini
mengarah ke suhu yang lebih tinggi di Gulungan motor.

Gulungan motor dapat bertahan Suhu berbeda, berdasarkan kelas Isolasi digunakan pada
sistem belitan dan pendingin Digunakan di motor. Beberapa produsen motor menyediakan Data
tentang kapasitas kelebihan dan beban atas siklus tugas. Jika motor kelebihan beban lebih lama
dari Disarankan, maka motor dapat terbakar. Seperti yang terlihat pada karakteristik kecepatan-
torsi, torsi adalah Sangat nonlinear karena kecepatan bervariasi.

Kontruksi nya, stator merupakan bagian yang diam, stator pada motor induksi berperan
untuk mencipatkan medan magnet yang berputar atau yang biasa disebut sebagai roating
magentik field ( RMF ) pada stator tersebut. Hal ini bisa terjadi oleh karena pada stator tersebut
terdapat lilitan logam yang akan menghasilkan arus listrik. Itulah sebabnya stator tersebut bisa
berputar. rotor merupakan komponen yang bertugas untuk menggerakkan stator yang terdapat
pada motor indukdi motor tersebut. Atau dengan kata lain, RMF pada motyor induksi
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
tersebutlah yang membuat rotor tersebut menjadi berputar atau bergerak. Jadi bisa disimpulkan,
stator adalah komponen yang diam dan rotor adalah komponen yang bergerak, rotor bagian
yang bergerak, drive shaft poros penggeraknya, dan terminal box merupakan penghubung aliran
listrik dari sumber ke motor.

Stator yang dapat membedakan 1 dan 3 fasa, yaitu kumparan bantu di samping kumparan
utama karena syarat berputar nya rotor yaitu rmf, ketika pada saat kumparan utama bekerja
hanya 1 fasa atau tidak ada beda fasa nya sehingga dibutuhkan kumparan bantu. Rotor sendiri
ada 2 jenis tipenya yaitu tipe sangkar ( cage rotor) dengan kelebihannya yaitu konstruksinya
sangat kuat dan tahan digunakan pada kondisi yang ekstrim. Sedangkan rotor belitan ( wound
rotor) memiliki kelebihan yaitu dapat diubah – ubah karakteristik keluarannya dengan
menggunakan resistor variabel yang dihubungkan secara seri dengan belitan rotor, lalu torsi
start tingggi dengan arus start rendah. Prinsip kerja motor induksi secara umum sama, tapi di
satu fasa memerlukan kumparan bantu agar terjaid beda fase agar menginduksi motor untuk
bergerak atau berputar.

Motor induksi 1 fasa merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling banyak
digunakan masyarakat, terutama disektor rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci dan lain
sebagainya. Motor ini bekerja dengan menggunakan 2 buah kumparan yaitu kumparan utama
dan kumparan bantu. Khusus untuk motor induksi 1 fasa jenis motor ‘capasitor start-capasitor
run induction motor’, biasanya menggunakan kedua buah kumparannya baik saat start maupun
saat jalan.

Permasalahan yang timbul adalah bahwa motor ini bekerja dengan kerapatan arus yang
berbeda saat terjadi perubahan beban pada motor sehingga motor bekerja dengan kinerja yang
jelek pada kondisi beban tertentu. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem kendali yang dapat
mengontrol arus kumparan motor agar dapat bekerja dengan kinerja lebih baik. Penelitian ini
dibertujuan untuk membuatkan model sistem kendali menggunakan mikrokontroler Arduino
yang dapat mengatur arus pada kedua kumparan motor induksi 1 fasa, sehingga motor dapat
bekerja dengan lebih baik.

Sistem ini dirancang dan diujicoba pada model yang dibuat bekerja mirip seperti motor
induksi 1 fasa. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sistem yang dirancang dapat mengontrol
arus pada model hingga arus kedua kumparan mendekati sama, dan motor induksi 1 fasa dapat
beroperasi dengan kinerja yang lebih baik.

Kumparan bantu digunakann pada saat dibutuhkan saja, dia dioperasi oleh saklar sentrifugal,
yang awalnya terbuka ketika mencapai nilai btertentu maka otomatis tertutup sehingga arus
mengalir ke gulungan bantu sehigga bisa menginduksi kumparan bantu yang menghasilkan rmf,

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
ketika mencapai 70-80% akan otomatis normally open lagi. Karena sudah diinduksikan. Rumus
slip yaitu %slip = Ns-N/N x 100 %. Data pengamatan, hubungan torsi dengan kecepatanya.
Torsi nya diatur dari 0 – 0.2. kecepatannya akan turun sehingga daya,arus, don cos phi akan
naik, hubungannya dengan torsi beban ”Zb =60/2pi . P/N “. Untuk 1 phase, P = V.I.cos lalu
menggunakan segitiga daya dimana kita menggunakan cos, kalo 3 phase tinggal dikalikan akar
3.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :

• Karakteristik torsi-kecepatan pada starting motor induksi fase pisah satu-fase dengan gulungan
fase pisah dapat disimpulkan bahwa antara torsi dan kecepatan berbanding terbalik. Semakin
besar nilai yang diberikan pada torsi, semakin lambat kecepatannya karena membutuhkan daya
tambahan agar dapat membawa beban secara cepat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL II
PERCOBAAN KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN RUNNING
DAN STARTING KAPASITOR

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik Torsi-
Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting kapasitor

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Alat Kode Alat
1 Single-phase Induction Motor EM-3330-1C

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Brake Controller EM-3310-1N

1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B

1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A

1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H

Or Digital ACA Meter EM-3310-3C

Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E

Digital Power Factor Meter EM-3310-3F

1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B

1 Shaft End Guard EM-3390-2C

1 Laboratory Table EM-3380-1A

1 Experimental Frame EM-3380-2B

Or Experimental Frame EM-3380-2A

1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A

1 Connecting Leads Set EM-3390-3A

1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Sebuah motor induksi untuk operasinya bergantung pada induksi tegangan dan arus
pada rangkaian rotornya dari rangkaian stator (tindakan transformator). Karena induksi
tegangan dan arus pada rangkaian rotor motor induksi pada dasarnya adalah operasi
transformator, rangkaian ekivalen motor induksi akan menjadi sangat mirip dengan
rangkaian ekivalen transformator.
Motor induksi disebut mesin eksitasi tunggal karena daya disuplai hanya ke rangkaian
stator. Karena motor induksi tidak memiliki rangkaian medan independen, modelnya tidak
akan mengandung sumber tegangan internal seperti tegangan yang dibangkitkan internal EA
dalam mesin sinkron.
Kita dapat memperoleh rangkaian ekivalen motor induksi dari pengetahuan tentang
transformator dan dari apa yang telah kita ketahui tentang variasi frekuensi rotor dengan
kecepatan pada motor induksi. Model motor induksi akan menjadi :

Gambar 1. Rangkaian motor induksi dengan rotor dan stator dihubungkan oleh rasio putaran
dari transformator ideal

Motor Induksi Kapasitor


Motor induksi dengan tipe kapasitor digunakan untuk mengatasi kelemahan pada motor
tipe fasa tidak seimbang, karena besar kopel mulanya untuk beberapa aplikasi kurang
memuaskan. Motor kapasitor ini pada prinsipnya sama dengan fasa tidak seimbang
ditambah sebuah kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan kumparan bantunya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gambar 2. Rangkaian ekivalen dan diagram fasor motor kapasitor, serta karakteristiknya

REFERENSI
Wijaya, Mochtar. (2001). Dasar – Dasar Mesin Listrik. Jakarta : Djambatan Chapman, Stephen J.
(2005). Electric Machinery Fundamentals. New York: McGraw- Hill

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Konstruksi motor kapasitor hampir sama dengan motor fasa belah, hanya pada motor ini
ditambahkan kapasitor. Motor kapasitor bekerja untuk tegangan AC satu fasa dan umumnya
banyak digunakan untuk pompa air, refrigerator, compressor udara, air conditioner, mesin
cuci dan lainnya.

Kapasitor ini berfungsi untuk mempertinggi kopel awal dan mengurangi arus start pada
motor kapasitor dan geseran fasa antara kumparan utama dan kumparan bantu lebih
dipertajam. Ukuran kapasitas dari kapasitor yang digunakan untuk motor listrik mempunyai
satuan uF (mikro farad). Biasanya menggunakan ukuran 1 uF hingga 150 uF tergantung dari
besar kecilnya motor yang digunakan.

Menurut hubungan kapasitor dengan motor listrik, kapasitor motor dapat dibagi menjadi
tiga macam.

a. Motor Kapasitor Start (starting capacitor motor)

Start kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan pembantu oleh start relai. Start
kapasitor hanya dipakai pada waktu permulaan start, sehingga daya gerak putar mulanya
bertambah besar. Motor dengan start kapasitor direncanakan agar selama waktu start,
kumparan pembantu dapat memberikan arus yang keluar dari fase (out of phase) yang
menyebabkan motor bekerja sebagai motor dua fase. Setelah motor hampir mencapai putaran
penuh, start kapasitor dan kumparan pembantu hubungannya dilepas oleh start relai. Jadi start
kapasitor dan kumparan pembantu setelah motor berputar penuh tidak ada gunanya lagi,
motor akan terus berputar sebagai motor induksi.

Dengan start kapasitor daya gerak putar mula motor dapat dinaikkan sampai 40%,
menjadi motor yang mempunyai daya gerak putar mula tinggi (hing starting torque motor).
Motor tersebut dapat dipakai untuk sistem yang memakai pipa kapiler atau keran ekspansi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Pada umumnya dipakai untuk motor dari 1/6 – ¾ PK, satu fase.

Motor dengan start dan run kapasitor bentuknya juga hampir sama dengan split-phase
motor, hanya motor ini memakai start capacitor dan run capacitor secara paralel dan keduanya
dihubungkan seri dengan kumparan pembantu.

Pada waktu start, kedua start dan run capacitor yang dihubungkan seri dengan kumparan
pembantu mendapat aliran listrik dan memberikan tambahan tenaga kepada kumparan
pembantu selama waktu start. Setelah motor hampir mencapai putaran penuh, start relai
kontaknya terbuka, maka hubungan listrik dari start capacitor ke kumparan pembantu
terputus, tetapi run capacitor masih terus berhubungan. Selanjutnya motor akan terus berputar
dengan kumparan utama, kumparan pembantu dan run capacitor.

Motor Kapasitor Permanen (permanent capacitor motor)

Run capacitor dihubungkan seri dengan kumparan pembantu untuk memperbaiki faktor
kerja (power factor). Motor ini banyak dipakai untuk mesin-mesin pendingin yang memakai
pipa kapiler atau keran ekspansi juga untuk room air conditioner dari ½ - 3 PK, satu fase.

Motor kapasitor permanen mempunyai beberapa keuntungan:

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

1. Getarannya kecil dan berputar merata, karena kumparan pembantu terus-menerus


bekerja, maka terdapat gaya gerak putar yang merata pada tiap putaran, sehingga fungsinya
seperti motor dua fase.

2. Faktor kerja lebih baik dan efisiensi kerja lebih besar.

3. Tidak memakai start capacitor dan start relai, maka hubungan kabel-kabelnya
sederhana dan harganya murah.

Penggunaan motor induksi jika dilihat dari sumber tegangannya, salah satunya adalah
jenis motor induksi satu phasa. Motor induksi satu phasa dengan jenis motor kapasitor
permanen atau disebut juga dengan motor kapasitor running banyak digunakan untuk
keperluan rumah tangga sebagai penggerak pada pompa air, kipas angin dan lain sebagainya.
Motor induksi satu phasa tidak dapat start sendiri untuk start awal. Untuk itu motor induksi
satu phasa dilengkapi dengan sebuah kumparan bantu yang terhubung seri dengan kapasitor
yang besaran kapasitornya sesuai untuk starting motor induksi satu phasa. Apabila kapasitor
yang digunakan, besaran kapasitornya tidak sesuai atau kapasitor mengalami kerusakan maka
akan mengakibatkan arus start tinggi dan motor akan mengalami gangguan bahkan
kerusakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisa perubahan besaran
kapasitor terhadap arus start motor induksi satu phasa kondisi tanpa beban atau beban nol.
Dari penelitian ini diperoleh arus start motor induksi satu phasa dengan kapasitor 8 µF
sebesar 3,83 Amper, kapasitor 20 µF sebesar 3,71 Amper dan kapasitor 100 µF sebesar 6,06
Amper. Arus nominal dari motor induksi satu phasa, untuk kapasitor 8 µF adalah 1,06 Amper,
kapasitor 20 µF, arus nominalnya sebesar 1,98 Amper dan kapasitor 100 µF, arus nominal
sebesar 5,6 Amper, maka perubahan besaran kapasitor akan mengakibatkan arus nominal
semakin besar, sehingga besaran kapasitor yang tepat adalah sebesar kapasitor 8 µF untuk
motor induksi satu phasa.

Sumber :

https://www.tptumetro.com/2019/01/motor-kapasitor-capacitor-motor.html

https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/article/view/164

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

PROSEDUR

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium


ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single- phase Induction Motor
dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan
aman menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard .
Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke Magnetic
2. Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan Percobaan
laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam kondisi berbeban.
3. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit
Sesuai Circuit diagram pada Fig. 11-2-1 dan Connection Diagram pada Fig. 11-2-2.
Mintalah Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut.
Catatan : Saklar Termal Single phase Induction Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung
bersama.

1. Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan menyesuaikan kenop
adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake Unit dengan power On.
2. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3 -P Current Limit
Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules. Motor induksi seharusnya akan
segera berjalan. Pada saat ini seharusnya saklar sentrifugal akan aktif. Jika tidak segera matikan
power dan cek ulang sirkuit.
3. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang
berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
4. Mengunakan Digital Power Analysis, Ukur dan catat nilai Daya (P), Arus motor (I), kecepatan
Motor (N), dan faktor daya (Cos phi) pada Table 11- 2-1
5. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman dengan
menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
6. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 11-2-1.
Catatan : Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 2.37 A x 1.3 = 3.08 A.

1. Nyalakan secara berurutan Three-phase Power Supply, 3-P Current Limit Protection Switch
Modules, Magnetic Powder Brake Unit and Brake Controller.
2. Dengan mengunakan Tabel 11-2-1, plot kurva T vs N pada Grafik Fig. 11-2-3.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 1-2-1 Nilai Pengukuran P, I, N, dan Cos 𝜃

T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0,3

P (W) 141 201 247 330 414 489 581

I (A) 0,647 0,957 1132 1,54 1,89 2,25 2,73

Cos 𝜃 0,997 0,996 0,996 0,996 0,997 0,999 0,999

N (rpm) 1493 1481 1471 1451 1432 1406 1375

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA

Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 hitunglah besarnya daya yang di hasilkan
oleh motor!
Jawab:
2𝜋
𝑷= . 𝑁. 𝑇
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1493 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0 𝑘𝑔 = ~
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1481 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.05 𝑘𝑔 = 7.754 𝑊
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1471 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.1 𝑘𝑔 = 15.404 𝑊
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1451 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.15 𝑘𝑔 = 22.792 𝑊
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1432 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.20 𝑘𝑔 = 29.992 𝑊
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1406 𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.25 𝑘𝑔 = 36.808 𝑊
60
2𝜋
 𝑃= 𝑥 1375𝑟𝑝𝑚 𝑥 0.30 𝑘𝑔 = 43.197 𝑊
60

2. Bandingkan nilai daya yang terukur pada wattmeter dan nilai daya hasil perhitungan
dari tabel.
Catatan :
2𝜋
𝑃= 𝑁𝑇
60
Dimana :
N = Kecepatan Motor (rpm)
T = Torsi (Nm)
Jawab :
𝑡𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥141 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = ~
141 𝑊
7.754 𝑊𝑥201 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 96.142 %
201 𝑊
15.404 𝑊𝑥247 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 93.7 %
247 𝑊
22.792 𝑊𝑥330 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 93.09 %
330 𝑊
29.992 𝑊𝑥414 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 92.75 %
414 𝑊
36.808 𝑊𝑥489 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 92.47 %
489 𝑊
43.197 𝑊𝑥581 𝑊
 𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 92.56 %
581 𝑊

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50 Hz dan jumlah kutub nya adalah 4,
berapa kecepatan sinkron motor induksi tersebut ?
Jawab :
120𝑥𝐹
𝑁𝑠 =
𝑝
120𝑥50
𝑁𝑠 =
4
𝑁𝑠 = 1500 𝑟𝑝𝑚
4. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 11-2-1 !
Jawab :
120𝑥𝑓 120 × 50𝐻𝑧
𝑁𝑠 = = = 1500 𝑟𝑝𝑚
𝑝 4

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1493𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 0.46 %
𝑁𝑠 1493𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1481𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 1.28 %
𝑁𝑠 1481𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1471𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 1.96 %
𝑁𝑠 1471𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1451𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 3.37 %
𝑁𝑠 1451𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1432𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 4.74 %
𝑁𝑠 1432𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1406𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 6.68 %
𝑁𝑠 1406𝑟𝑝𝑚

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1500𝑟𝑝𝑚 − 1375𝑟𝑝𝑚
𝑆= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 9.09 %
𝑁𝑠 1375𝑟𝑝𝑚

5. Dengan menggunakan data pada tabel 11-2-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan
hubungan antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut.
Jawab :

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Dari grafik di atas kita bisa menyimpulkan bahwa hubungan torsi terhadap kecepatan
motor induksi yaitu berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai torsinya semakin
kecil nilai kecepatannya. Ibaratkan sebuah kendaraan, semakin besar bebannya semakin
lamban kecepatan kendaraan tersebut akibat berat.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada Modul II Mesin Induksi ini dengan judul modul Percobaan Karakteristik Torsi
– kecepatan dengan running dan starting kapasitor akan mempraktikumkan dengan tujuan
menunjukkan hubungan karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase
dengan running dan starting kapasitor.

Running kapasitor merupakan komponen yang sangat penting pada motor listrik dan
kompresor satu fase karena memiliki fungsi sebagai pembeda fase antara lilitan utama dan
lilitan bantu, selain itu running kapasitor juga berfungsi untuk menentukan putaran (sesuai
jarum jam atau sebaliknya tergantung pada penempatan. Kapasitor starting merupakan salah
satu komponen yang biasanya ada pada motor listrik satu fasa. Misalnya mesin pompa air,
mesin cuci, kipas angin dan beragam perangkat elektronika yang menggunakan motor atau
dinamo sebagai komponen utamanya. Pada jenis motor listrik satu fasa, kapasitor starting
memiliki peran yang sangat penting bagi kinerja motor listrik. Tanpa kehadiran kapasitor ini
motor listrik mustahil dapat bekerja dengan normal. Di artikel ini kita akan membahas
tentang fungsi dan cara pasang kapasitor jenis ini di dalam perangkat motor listrik.

Unsur torsi dan kecepatan adalah krusial pada setiap motor, jika kita ingin
menggunakan motor untuk mengangkat beban berat diperlukan torsi,dorongan, gaya yang
berat atau besar. Jika kita ingin menggunakannya pada mobil atau motor kita butuhkan
kecepatan. Motor induksi 1 fasa terbagi 4 yaitu split fase, start kapasitor, start running
kapasitor dan permanen kapasitor. Namun secara umum ada 2 yaitu menggunakan belitan
tambahan dan kapasitor. Jadi jika dilihat rangkaian ekivalen motor induksi sama dengan
trafo, dinamakan induksi karena menggunakan prinsip induksi, dimana terinduksi dari stator
ke rotor dengan konsekuensi rotating magneting feeel.

Medan magnet yang berputar menginduksi rotor sehingga terbangkit tegangan


induksi karena rotor merupakan loop tertutup dan rotor di motor induksi ada yang 4 tangan,
sangkar tupai, dan belitan. Karena rotor loop tertutup, maka timpul arus induksi yang
mengelilingi loop lalu terbentuk medan magnet. Ada 2 medan magnet yaitu stator dan rotor
yang bergandengan maka rotor ikut berputar namun tidak menyamai kecepatan putaran
stator atau dinamakan slip. Jika motor induksi 1 fasa, kita gunakan split fase untuk
penyelaannya atau start running kapasitor, yang lebih bagus penggunaannya dapat dilihat
dari analisa sebagai berikut. Motor induksi kapasitor dengan tipe kapasitor digunakan untuk
mengatasi kelemahan pada motor tipe fasa tidak seimbang. Karena besar kopel atau
gandengannya mulanya untuk beberapa aplikasi kurang memuaskan. Motor kapasitor ini
pada prinsipnya sama dengan fasa tidak seimbang ditambah sebuah kapasitor yang

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dihubungkan secara seri dengan kumparan bantunya. Motor induksi adalah tipe split fase
juga yang dimana memiliki fasa utama dan fasa bantunya.

Torsi dan kecepatannya berbanding terbalik. Saat kecepatan 0 torsinya 330, ketika
mencapai 75 % maka kuparan benturan kapasitornya terlepas setelah itu kumparan utama
dapat bekerja secara mandiri. Data pengamatan, torsi mulai dari 0 diuji pembebanan.
Ternyata motor induksi dengan penggunaan kapasitor start dan run mampu menerima beban
hingga 0.3, sedangkan split fase hanya sampai 0.2, keuntungan lainnya motor split fase ada
bunga aki sedangkan kapasitor yang mampu menyimpan tegnagan penyalaannya lebih
stabil. Jika ditinjau dari arus startingnya, split fase dengan kumparan bantu memiliki 2
kumparan bantu dimana induktor ada 2 yaitu lagging jadi terhambat arus sehingga arus
starting pada saat penyalannya sangat tigga sehongga kapasitor dia sebagai kompensator
dari sifat induktornya tadi agar arus startingnya bisa lebih rendah.

Jika dirangkum kembali untuk motor induksi 3 fasa Ada 6 metode pengasutan yaitu
auto trafo,starting wye-delta, soft starter, fid, dan variabel resistor. Karena menggunakan 1
fasa maka susah mendapatkan gandengan magnet agar dapat kita tambah fasa belah dari 1
fasa yang dimiringkan 90 derajat. Medan magnet tersebut menggerakan rotor, tapi split fase
masih ada kerugiannya yang diatasi dengan menambahkan start dan run kapasitor yang
diatir dengan saklar sentrifugal.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :

 Hubungan karakteristik antara torsi dan kecepatan berbanding terbalik, start running
diperlukan arus yang lebih kecil agar tidak menimbulkan bunga api.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL III
HUBUNGAN DAN KONTROL ARAH MOTOR

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, Anda harus mampu menjelaskan hubungan motor induksi
tiga fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN

Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C

1 Modul Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B


1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1 Modul Saklar Balik EM-3310-3C
1 Fuse EM-3310-5B
1 Meja Laboratorium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B
atau Bingkai Percobaan EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3A
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator
dan medan rotor. Motor induksi merupakan motor yang paling banyak kita jumpai dalam
industri. Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri. Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa
karakteristik parameter yang tidak linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai yang
bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda, sehingga tidak dapat mempertahankan
kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban. Oleh karena itu untuk
mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang lebih baik terhadap
perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol. Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak
yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya
yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri.
Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat nonlinier, terutama resistansi
rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang
menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC.

Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

• Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.
Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur – alur sebagai tempat
meletakkan kumparan.
• Rotor sangkar adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang alumunium /
tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya
• Rotor kumparan ( wound rotor ), Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan
ujung yang lain dihubungkan dengan slip ring ke tahanan luar. Kumparan dapat
dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slip
ring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Cara Membalik Arah Putar Motor Induksi 3 fasa

Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 3 Fasa dapat dilakukan dengan membalik salah satu
Fasanya, Misal fasa R ditukar dengan S dan T tetap. Maka dalam kondisi normal dihubung RST motor
berputar kekanan. saat dihubung SRT motor berputar kekiri.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Putaran motor induksi satu fasa terjadi karena adanya gaya Lorentz yang dihasilkan
akibat interaksi antara arus yang mengalir di rotor dengan medan putar yang dihasilkan stator.
Gaya Lorentz merupakan besaran vektor yang memiliki dan juga memiliki arah. Perkalian

vektor yang menghasilkan gaya Lorentz diberikan pada persamaan dibawah ini

Jika arah vektor arus rotor menuju ke arah pembaca, sedangkan arah vektor medan
putar stator menuju ke arah kanan, maka arah vektor gaya Lorentz adalah menuju ke atas.

Diagram vektor ketiga komponen dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Untuk mengubah arah putaran, perlu dilakukan modifikasi agar arah vektor gaya
Lorentz mengarah ke arah yang berlawanan. Artinya, salah satu komponen, apakah itu vektor
medan putar atau vektor arus rotor harus diubah arahnya. Untuk mengubah arah putaran pada
motor induksi satu fasa, komponen yang diubah arahnya adalah medan putar stator.

Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnnya, medan putar stator pada motor
induksi satu fasa didapatkan akibat adanya belitan tambahan yang berbeda fasanya.

Perbedaan fasa terjadi karena pemasangan kapasitor start. Untuk mengubah arah
medan putar stator, hubungan antara belitan tambahan dengan belitan utama harus ditukar.
Dengan adanya pertukaran ini, arus yang mengalir di belitan tambahan akan berbalik arah
dibandingkan sebelumnya, sehingga resultan medan putar stator yang timbul juga ikut

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
berbalik arah.

Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki
beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor–motor
induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%)
dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah,
dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat. Pada motor induksi arus rotor bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh stator.

Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan
putar dengan kecepatan ns = 120 f/P, sehingga medan putar stator tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL
induksi. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor
induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa
batang konduktor yang disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai sangkar tupai. Jika
ingin membalik putaran motor balik pada R-S-T nya dengan cara menukar salah satu fasa,
misal : R-S-T menjadi S-R- T. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa meliputi:

Sumber arus bolak-balik 3 fasa dihubungkan dengan belitan stator motor induksi tiga
fasa yang terhubung bintang atau delta , maka pada kumparan akan timbul arus listrik yang
menyebabkan terjadinya medan putar pada stator. Arus pada belitan tiga fasa tersebut
berbentuk sinusiodal tiga fasa yang berbeda 1200 listrik dengan fasa lainnya sehingga fluksi
yang timbul juga mempunyai selisih 1200 listrik dengan fluksi yang lainnya. Gambar ini
menunjukkan bentuk fluksi pada belitan motor induksi tiga fasa.

Sumber :

https://lab-elektro.umm.ac.id/files/file/data/Mesin-Mesin%20Listrik/BAB%202.pdf

http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Mesin-Listrik-Jobsheet-4-Percobaan-Medan-
Putar-dan-Arah-Putaran.pdf

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar. 3.1 Diagram Rangkaian Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Gmbar. 3.2 Diagram Hubungan Kontrol Arah Putar

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium
ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah
ditentukan. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF
yang berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasang modul yang diperlukan pada bingkai percobaan. Tempatkan Motor Tiga
Fasa Rotor Sangkar Tupai pada Meja Laboratorium. Rangkai rangkaian sesuai
dengan diagram rangkaian pada Gambar 12-1-1 dan diagram hubungan pada
Gambar 12-1-2. Mintalah asisten untuk memeriksa rangkaian lengkap Anda.
2. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP.
3. Secara berurutan nyalakan Saklar Pelindung Batas Arus 3 Kutub dan Modul Catu
Daya 3 Fasa.
4. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi FOR. Motor seharusnya
mulai bekerja. Amati dan catat arah putar pada motor.
Arah putar motor =

6. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi STOP. Motor seharusnya
berhenti.
7. Pada Modul Saklar Balik, atur saklar balik pada posisi REV. Motor seharusnya mulai
bekerja. Amati dan catat arah putar pada motor.
Arah putar motor =

8. Pada Modul Saklar Balik, kembalikan saklar balik pada posisi STOP.
9. Secara berurutan matikan Catu Daya 3 Fasa dan Modul Pelindung Batas Arus 3 Kutub.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 2-1-1
Posisi FORWARD Posisi REVERSE

Searah jarum jam Berlawanan jarum jam

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA
Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR

1. Apa perbedaan antara Forward Bias dan Reverse Bias?

Jawab : Pada Forward bias arahnya searah jarum jam dan hubungan kabelnya itu kabel
R-U, S- V, dan T-W. Sedangkan pada reverse bias arahnya berlawanan jarum jam dan
hubungan kabelnya itu R-V, S-U, dan T-W, asalkan salah 2 fasanya diubah

2. Jelaskan cara mengubah arah putaran motor induksi tiga fasa!

Jawab : Untuk mengubah atau membalik arah putaran motor listrik 3 phase dengan 6
kabel keluaran, caranya adalah dengan mengubah urutan kabel phasenya, baik ujung
maupun pangkal gulungan, atau jika urutan semula adalah R-S-T dan R-S-T, maka
diubah menjadi R-T-S dan R-T-S, atau S-R-T dan S-R-T atau dalam kata lain mengubah
salah 2 fasanya.

3. Jelaskan apa pengaruhnya bila motor induksi tiga fasa berputar pada arah reverse?

Jawab : motor induksi akan berjalan berlawanan arah jarum jam.

4. Sebutkan dan jelaskan contoh penggunaan motor induksi dengan arah putar reverse!

Jawab :

 Pada saat menjalankan lift, setelah naik bisa turun kembali

 Pagar atau gerbang otomatis yang bisa membuka dan menutup kembali

 Konveyor, dan lainnya


5. Bagaimana pengaruhnya jika suatu motor induksi yang semula berputar forward tiba
tiba putarannya di atur reverse ?
Jawab : Usia mesin motor induksi akan berkurang dala kata lain bisa terjadi kerusakan
bahkan fatal. Karena putaran rotor berat sehingga diperlukan unttuk meng- off kan
motor terlebih dahulu biar motor tidak dipaksakan langsung brbalik arah.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Modul III mesin induksi dengan judul hubungan dan kontrol arah motor ini bertujuan
agar kita dapat menjelaskan hubungan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan
kontrol arah putaran motor. Motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor 3
phase induction motor) merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak digunakan di
perindustrian karena memiliki beberapa keuntungan antara lain motor ini sederhana, murah
dan mudah pemeliharaannya. Selain itu motor induksi mempunyai efisiensi yang baik dan
putaran konstan untuk setiap perubahan beban.

Starting motor induksi tiga fasa tidak memiliki permasalahan yang cukup besar seperti
pada motor sinkron. Pada dasarnya motor induksi daya kecil dapat distart langsung hanya
dengan menghubungkan dengan sumber tegangan. Namun untuk motor induksi yang besar
hal ini tidak dapat dilakukan, karena arus start yang relatif besar yaitu 2 sampai 7 kali arus
nominal. Pada saat motor induksi dalam keadaan start, frekuensi rotor dan reaktansinya
tinggi yaitu dengan slip 100%, jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor
tertinggal ggl rotor dengan sudut yang besar, ini akan menghasilkan arus start yang tinggi
pada faktor daya rendah. Pada keadaan tertentu, kelebihan arus start ini bisa menyebabkan
gangguan pada saluran instalasi yang nantinya bias mempengaruhi operasi kerja motor
motor lain. Secara umum motor induksi tinggi tiga fasa rotor sangkar tupai dapat distart
dengan cara menghubungkan motor secara langsung ke sumber tegangan, akan tetapi untuk
mengurangi arus start yang tinggi dapat dilakukan dengan cara mengatur tegangan yang
masuk ke motor selama periode start. Pengendalian yang digunakan untuk menstart motor
pada kedua metode starting di atas dapat dioperasikan baik secara manual ataupun secara
magnetik. Arah kontrol motor disini terbagi menjadi 2 yaitu forward bias dan reverse bias
dimana forward bias artinya putarannya searah dengan jarum jam sedangkan reverse bias
melawan arah jarum jam.

Motor listrik terbagi menjadi 2 yaitu motor listrik arus bolak – balik (AC) dan motor
listrik arus searah (DC). Motor listrik AC terbagi lagi menjadi 2 yaitu sinkron dan induksi,
dimana induksi terdapat satu fasa dan tiga fasa. Sedangkan motor listrik arus searah atau DC
terbagi menjadi 2 yaitu separately excited yaitu sumber ektasinya dari luar atau lebih dari 1
dan self excited yaitu sumber ektasinya dari dalam atau hanya 1, dimana self excited terbagi
atas seri, campuran, dan shunt. Motor induksi atau mesin asinkoron yang berarti tidak
pernah berjalan dengan kecepatan RMF stator.

Motor Induksi terutama terdiri dari dua jenis yaitu bisa berupa motor induksi satu fase
atau motor induksi 3 fase. Motor induksi tiga phase terutama digunakan dalam induksi untuk
konversi daya, yaitu konversi daya listrik ke mekanik dalam jumlah besar. Sedangkan untuk

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
konversi daya kecil menggunakan motor induksi satu fasa. Motor induksi digunakan pada
peralatan rumah, kantor, bisnis, pabrik dan lainnya. Adapun perbedaan motor induksi 1 fasa
dan 3 fasa antara lain, motor induksi fasa tunggal menggunakan pasokan fase tunggal untuk
operasinya sedangkan motor induksi tiga fase menggunakan pasokan tiga fase untuk
operasinya. Lalu motor induksi fasa tunggal torsi awalnya lebuh rendah sedangkan motor
induksi 3 fasa torsi awalnya lebih tinggi. Ke tiga motor induksi 1 fasa lebih mudah
diperbaiki dan dirawat atau dipelihara dibandingkan motor induksi 3 fasa. Ke empat, motor
induksi 1 fasa sederhana dalam kontruksi , andal dan ekonomis dibandingkan dengan motor
induksi tiga fase sedangkan motor induksi 3 fasa lebih kompleks dalam konstruksi dan
mahal.

Ke lima efisiensi motor induksi 1 fasa lebih rendah dibanding motor induksi 3 fasa. Lalu
faktor daya motor induksi 1 fasa lebih rendah dibanding motor induksi 3 fasa. Terakhir,
motor induksi 1 fasa sebagian besar digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti
penggiling mixer, kipas angin, kompresor dan lainnya, sedangkan motor induksi 3 fasa
sebagian besar digunakan dalam industri. Silent pol hanya terdiri 4 untuk ratornya. Rotor
memiliki beragam jenis seperti rotor sangkar tupai dan rotor belitan. Split ring hanya
menggunakan satu cincin sedangkan slip ring menggunakan 2 cincin. Stator memiliki frame,
inti, dan winding. Prinsip kerjanya tidak beda jauh dengan trafo, dimana ada hukum orsted
dimana ketika arus mengalir pada suatu penghantar konduktor maka timbul medan magnet.
Lalu hukum maxwell yang menjelaskan mengenai arah mean magnet.

Selanjutnya ada hukum faraday dimana GGL akan timbul apabila terjadi perubahan
fluks terhadp waktu. Selanjutnya ada hukum lenz dimana tegangan induuksi berlawanan
dengan GGL sumbernya, dan yang terakhir ada hukum lorenz dimana jika ada suatu
pengahntar yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetic
maka akan timbul gaya yang dapat membuat rotor tersebut berputar. Untuk mengubah arah
putar kita lihat ada kondisi 1 sampai kondisi 6. Kondisi pertama masih arah kanan kemudian
berpindah posisi hingga kembali ke posisi awalnya. Rangkaian percobaan dapat dilihat di
video percobaan. Pada data pengamatan terdapat posisi forward bias atau searah jarum jam
dan reverse bias atau melawan arah jarum jam. Kita harus stop dulu dari forward untuk ke
posisi tengah dulu tombolnya baru dilanjutkan ke reverse agar memperpanjang umur dari
alat nya, karena alatnya bisa rusak jika langsung diubah arahnya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

X. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :

 Hubungan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dan kontrol arah putaran motor , Pada
saat motor induksi dalam keadaan start, frekuensi rotor dan reaktansinya tinggi yaitu dengan
slip 100%, jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal ggl rotor dengan
sudut yang besar, ini akan menghasilkan arus start yang tinggi pada faktor daya rendah. Kontrol
arah putarannya ada forward dan reverse serta cara mengubahnya yaitu dengan mengubah salah
2 susunan fasanya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL IV
PENGASUTAN WYE-DELTA

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda harus mampu untuk menjalankan motor induksi
tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai EM-3330-3C


1 Motor Catu Daya Tiga Fasa EM-3310-1B
1 Modul Saklar Pelindung Batas Arus Tiga Kutub EM-3310-2A
1 Modul Saklar Pengasutan Wye-Delta EM-3310-2D
1 Pengukur Daya Digital EM-3310-3H
Atau Pengukur ACA Digital EM-3310-3C
Pengukur ACV Digital EM-3310-3D
Pengukur Factor Daya Digital EM-3310-3F
1 Sekring Set EM-3310-5B

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A


1 Bingkai Eksperimen EM-3380-2B
Atau Bingkai Eksperimen EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Alat Patri Set EM-3390-3A
1 Set Kabel Penghubung EM-3330-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Metoda starting Y - D banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar
yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat
dipilih starter yang umum dipakai antara lain: saklar rotari Y - D, saklar khusus Y- D atau
dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang dirancang
khusus untul rangkaian starter Y - D.
Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan tegangan jala- jala
yang tersedia sumber 3 fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan bintang
(Y) artinya motor berjalan normal pada hubungan bintang pada tegangan 380 V. Motor
tersebut dapat dilakukan starting Y - D. Apabila dihubungkan pada tegangan jala 3 fasa 220
V.

VLN = √3 x Vw ILN = Iw VLN = Vw ILN = √3 x Iw


Perbandingan tegangan hubungan bintang (Y) dan segitiga (D)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Pada dasarnya sumber energi listrik yang kita jumpai untuk berbagai kebutuhan sehari –
hari yang sering digunakan baik di rumah maupun di industry adalah sumber energi listrik Direct
Current (DC) dan Alternating Current (AC). Sumber listrik AC merupakan sumber energi listrik
yang paling banyak dipergunakan karena bersifat fleksibel sehingga mudah di konversikan dan
mudah di salurkan.
Pada dasarnya tombol ON/OFF merupakan suatu jenis saklar yang banyak di pergunakan
dalam rangkaian pengendali. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau NO saja,
kontak ini memiliki dua buah terminal baut sebagai kontak penyambung. Sedangkan yang
memiliki kontak NC dan NO kontaknya memiliki empat buah terminal baut.
Tombol ON/OFF akan bekerja bila ada tekanan pada tombol dan saklar ini akan memutus
atau menghubung sesuai dengan fungsi dan jenisnya. Bila tekanan dilepas maka kontak akan
kembali ke posisi semula karena ada tekanan pegas. Tombol ON/OFF pada umumnya memiliki
konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan kontak tetap.
Terdapat dua jenis utama motor listrik yaitu motor DC dan motor AC. Motor DC/arus
searah menggunakan arus langsung yang tidak langsung (direct-undirectional). Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas, sedangkan motor AC/arus bolak balik
menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik yaitu stator dan rotor.
Motor listrik termasuk ke dalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah
perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk memutar pompa, kipas angin, menggerakkan kompresor,
mengangkat beban dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti mixer, bor
listrik dan kipas angin). Penggunaan motor induksi tiga fasa untuk aplikasi di mesin-mesin
industri telah banyak digunakan pada dunia industri karena mempunyai konstruksi yang
sederhana sehingga mudah dalam perawatannya. Kelemahan utama motor induksi tiga fasa
adalah arus starting yang cukup tinggi dan torsi awal yang rendah. Untuk mengatasinya kita
perlu memilih metode pengasutan yang tepat yang mampu menurunkan arus starting dan
menaikkan torsi awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem pengasutan
konvensional yang terdiri dari sistem direct online, bintang segitiga, tahanan primer dan
pengasutan dengan transformator. Metode pengasutan konvensional merupakan metode
pengasutan yang paling sering dipakai di dunia industri karena konstruksinya sederhana, handal
dan ekonomis. Metode pengasutan konvensional dilakukan dengan mengatur dua buah variabel
utama yaitu tegangan dan arus.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Penggunaan motor induksi tiga fasa untuk aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak digunakan
pada dunia Industri. Motor induksi tiga fasa Mempunyai konstruksi yang sederhana sehingga mudah
dalam perawatannya, bahkan bisa dikatakan tanpa perlu perawatan yang khusus. Untuk dapat
menjalankan motor induksi diperlukan suatu sistem pengasutan diantaranya adalah metode konvensional
dan metode otomatis. Untuk dapat memilih metode pengasutan yang tepat, diperlukan suatu penelitian
yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik masing-masing sistem pengasutan
konvensional tersebut.

Secara umum motor induksi dibagi menjadi dua buah yaitu motor induksi satu fasa dan motor induksi
tiga fasa. Secara prinsip cara kerja kedua motor ini adalah sama yaitu karena adanya induksi yaitu
adanya medan putar pada belitan utama (stator) yang memotong batang-batang rotor sehingga akan
timbul induksi pada rotor. Bagian utama dari motor induksi adalah :

1. Bagian yang diam (stator)

2. Bagian yang bergerak (rotor)

3. Celah udara

Pengasutan Bintang Segitiga Cara yang sering digunakan untuk menurunkan tegangan
apit adalah dengan menggunakan saklar bintang segitiga. Hubungan bintang digunakan untuk
menurunkan tegangan yang masuk ke kumparan stator, sedangkan pada saat motor berjalan
normal, kumparan stator dihubung delta. Metode ini cocok digunakan untuk motor-motor diatas
5,5 KW sampai 15 KW.

Pengasutan dengan Tahanan Primer Di sini tegangan yang diturunkan diperoleh dengan
menggunakan tahanan yang dihubungkan seri dengan setiap belitan stator selam periode start.
Penurunan tegangan dalam tahanan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Semakin banyak tingkatannya semakin halus pula percepatan yang dihasilkan sehingga
gangguan tegangan pada saluran lebih kecil. Setelah periode start dengan tahanan selesai maka
motor akan dihubungsingkatkan sehingga motor akan bekerja dengan tegangan penuh.
Perpindahan ini dilakukan dengan kontrol otomatis dengan menggunakan timer. Keuntungan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dari pengasutan ini adalah panas yang ditimbulkan relatif sedikit yaitu 5%-10% dari panas yang
akan timbul.
Pengasutan dengan transformator ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan, semakin
banyak tingkatan yang digunakan maka akan semakin baik pula perubahan arus start yang terjadi
sehingga kenaikan arus start dapat diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita rasakan dengan
penggunaan tingkatan yang lebih banyak adalah akan mengurangi kerugiankerugian panas yang
timbul jika kita bandingkan dengan mempergunakan suatu hambatan R. Namun kekurangan yang
utama adalah transformator tegangan mempunyai harga yang lebih tinggi daripada sebuah
hambatan. Tujuan dari pengasutan ini adalah untuk mengurangi tegangan awal yang
diinduksikan pada stator sehingga rangkaian ini biasa dikenal dengan nama pemampas awal
kerja atau starting compensator. Rangkaian ini dapat dioperasikan secara manual ataupun
otomatis dengan menggunakan rele yang dapat memberikan tegangan penuh setelah motor
menjadi cepat. Pada saat pengasutan tegangan terminal dari motor dikurangi 50% sampai 80%
dari tegangan penuh trafo, hal ini dimaksudkan untuk membuat arus asut kecil. Setelah
percepatan transformator tegangan diputuskan.

Sumber :

https://media.neliti.com/media/publications/159785-ID-pengendalian-motor-listrik-3-phasa-hubun.pdf

file:///C:/Users/STT%20PLN/Downloads/7-13-1-SM.pdf

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PERINGATAN:

Tegangan Tinggi (High Voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika
terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah
pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Pasangkan modul yang dibutuhkan pada bingkai eksperimen. Letakkan motor induksi tiga fasa
rotor sangkar tupai di atas meja laboratorium. Susun rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian pada gambar 12-2-1 dan diargram hubung pada gambar 12-2-2. Biarkan instruktur
untuk memeriksa rangkaian yang telah kamu rangkai dengan benar.
2. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan YD pada posisi pertama (Y). Tekan
tombol ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara Y.
3. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor daya cos phi yang terlihat pada
pengukur daya digital ditabel 12-2-1. Matikan catu daya tiga fasa
4. Pasangkan saklar ON pada modul saklar pengasutan YD pada posisi kedua (D). Tekan tombol
ON pada modul catu daya tiga fasa untuk pengasutan motor secara D.
5. Catat nilai arus (I) motor, tegangan (E) motor, dan factor cos- yang terlihat pada pengukur
daya digital di tabel 12-2-1.
6. Matikan catu daya tiga fasa.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 2-2-1 Hasil Pengukuran dari I, E, dan cos-𝜃

I (A) E (V) cos-𝜃

Starting 1,085 220 0,295


Wye
Runing 0,243 220 0,293

Starting 1,991 220 0,203


Delta
Runing 0,777 220 0,204

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Starting)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Wye (Running)

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Starting)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Grafik Arus Terhadap Tegangan Hubungan Delta (Running)

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA
Tidak ada pengolahan data pada praktikum kali ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Bagaimana pengaruh metode pengasutan wye delta (Y- D) terhadap motor induksi tiga
fasa rotor sangkar tupai yang telah anda praktikumkan?
Jawab : Pada saat starting arusnya cenderung lebih besar dan kita menggunakan kondisi
Wye karena motor induksi pada saat kondisi wye tegangannya itu lebih besar
dibandingkan dengan kondisi delta yaitu 𝑉𝐿𝐿 = √3 𝑉𝐿𝑁 atau 380 V. Sedangkan nilai
arusnya itu lebih kecil kondisi wye dibandingkan kondisi Delta yaitu ILL = ILN.
Sehingga bisa mengurangi kerusakan pada motor. Pada saat running menggunakan
kondisi Delta karena arus yang kita butuhkan saat runnning itu cukup besar dan pada
saat kondisi delta nilai arusnya lebih besar dibandingkan dengan pada saat kondisi wye
yaitu yaitu 𝐼𝐿𝐿 = √3 𝐼𝐿𝑁
2. Apa yang terjadi apabila motor induksi tiga fasa dengan daya diatas 5 HP tidak
menggunakan metode pengasutasn wye-delta (Y/ D)?
Jawab : Jika motor induksi tiga fasa diatas 5 HP hanya menggunakan hubungan Wye
maka arusnya terlalu kecil agar dapat memutar motor induksi. Jika motor induksi 3 fasa
diberi daya diatas 5 HP hanya menggunakan rangkaian Delta maka arus startingnya
akan semakin besar sehingga dapat menyebebkan motor tersebut rusak.
3. Bagaimana proses pengasutan wye delta dari start hingga ke proses running?
Jawab : Pada kondisi start maka hubungan yang digunakan adalah hubungan star karena
membutuhkan arus start yang kecil dimana arus dengan lonjakan tinggi ditahan tetapi
ketika kondisi running motor menggunakan hubungan delta dalam prosesnya yang lebih
stabil
4. Buat grafik arus terhadap tegangan untuk hubungan wye dan delta (starting dan
running) dan jelaskan grafik tersebut dengan detail berdasarkan data pengamatan yang
anda dapatkan!

Jawab :

5. Bagaimana pengaruh faktor daya pada starting dan running wye delta?
Jawab : Semakin tinggi arus maka tegangannya semakin kecil karena berdasarkan data

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
pengamatan arus berbanding terbalik dengan tegangan. Faktor daya berbanding lurus
dengan arus.

6. Jelaskan hubungan antara arus, tegangan, dan faktor daya pada starting dan running
wye delta!

Jawab : Hubungan arus start dan running wye dan delta adalah start dari wye dan delta
memiliki nilai arus yang tidak jauh berbeda namun saat dalam kondisi running wye arus
turun drastis disbanding dengan delta. Untuk tegangan start maupun running wye dan
delta konstan pada nilai 220. Sedangkan cos-$ starting dan running yang duhasikan dari
wye dan delya berkisar dinilai 0,2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada Modul IV mesin induksi yang berjudul pengasutan wye – delta, kita dituntut untuk
mencapai tujuan yaitu menjalankan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan
pengasutan wye atau delta. Sesuai dengan namanya yaitu bintang segitiga atau sering disebut
star delta, pengasutan ini bekerja dengan rangkaian belitan bintang (Y), dan beberapa saat
rangkaian bintang terlepas kemudian digantikan dengan rangkaian segitiga (∆).
Melalui metode bintang segitiga ini arus awal yang sampai 6 kali dapat dihindarkan
dengan cara hanya memakai 1 atau 0,58 dari tegangan penuh. Arus yang mengalirpun dapat
ditekan menjadi 1/3 dari arus pengasutan langsung. Karena tegangan berbanding lurus dengan
arus (V = I x R) maka semakin besar tegangan yang masuk ke motor maka semakin besar arus
yang mengalir begitupun juga sebaliknya. Motor yang digunakan dalam pengasutan ini adalah
jenis motor induksi 3 fasa. Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan
stator yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung
masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga
fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi kumparan stator. Berikut merupakan hubungan belitan motor
bintang (Y) dan segitiga (∆).

Pengasutan atau starting berfungsi untuk mereduksi arus lonjakan yang terjadi pada saat
starting. Pada motor induksi 3 fasa, arus starting dapat melonjak tinggi melebihi dari arus
normalnya. Biasanya kondisi wye digunakan saat starting dan kondisi delta digunakan saat
running. Kondisi pada saat wye – delta, karena jika kita gunakan hubungan delta arusnya akan
tinggi, sedangkan wye arus startingnya lebih rendah dibanding runningnya. Sehingga kita
gunakan pengasutan wye delta ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Thermal Overload Relay (TOR) -adalah salah satu komponen yang digunakan dalam
menyusun rangkaian suatu panel motor listrik. Fungsinya yakni sebagai pelindung apabila
terjadi arus listrik berlebihan (over current) dalam elektro motor dengan prinsip kerja bersistem
panas (thermal). Thermal overal relay akan memutus ketika terdeteksi panas berlebih pada
rangkaian menggunakan saklar otomatis. Kurang lebih materinya sama dengan materi motor
listrik 3 fasa, dimana pada kondisi wye (bintang) VLL = √3. 𝑉𝐿𝑁 dan ILL= 𝐼𝐿𝑁, sedangkan
pada kondisi Delta ( segitiga) VLL = VLN dan ILL = √3. 𝐼𝐿𝑁. rangkaian percobaan, supply 3
fasa harus masuk ke perangkat pengaman (reverse current limit protection switch) agar jika
terjadi arus berlebih saklar ini akan otomatis memutus rangkaiannya , jika menggunakan relay
akan menghasilkan panas berlebih yang akan memberi sinyal ke pendeteksi untuk melepas
rangkaian dulu menggunakan bimetal ketika bimetal bengkok akan membengkokkan dan
mematikan saklar nya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Setelah itu kita ambil 2 fasa dan netral negatif dan postif untuk menyuplai alat digital power
analisis meter, meter digital untuk menganalisis daya, frekuesi, tegangan, arus, dan lainnya.
Lalu 3 fasa dihubungkan ke fuse 6 Ampere, jadi jika melebih, fuse akan putus. Lalu akan masuk
dan mencatat nilai output yang masuk ke mesinnya ke wye delta starter switch atau saklar
startingnya. Opsi 0 untuk memutus rangkaian dan 1 artinya mesin induksi dalam wye, dan 2
mesin induksi dalam delta (manual). Data pengamatannya arus hubungan wye starting dan
running, begitu juga dengan delta yaitu starting dan running.

Arus yang tinggi dibutuhkan agar perputarannya cepat, krna jika lambat efisiensi nya buruk.
Kecepatan nominal 1500 rpm atau 1800 rpm untuk kecepatan yang bagus, makanya tidak
selamanya menggunakan hubungan wye karena delta lebih tinggi dibsnding wye. Untuk
tegangan, cos phi hubungan delta lebih jelek dibanding hubungan wye. Semakin besar daya
reaktif, semakin jelek power faktornya, hubungan delta lebih lagging dibanding wye atau lebih
lambat arusnya dibanding tegangannya. Lagging lambat 90 derajat, beda dengan sefasa yang
benar – benar 0.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
XI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
 Menjalankan motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai dengan pengasutan wye atau delta.
Wye digunakan pada saat starting dan delta pada saat running, karena untuk menghidupkan
motor induksi dibutuhkan tegangan yang besar bukan arus yang besar karena jika arusnya
besar akan menimbulkan bunga api.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL V
PF CORRECTION

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, anda harus bisa menunjukkan power factor correction sebuah
motor induksi squirrel cage 3 fasa.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Three-phase Squirrel Cage Motor EM-3330-1C


1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A
1 Brake Controlle EM-3310-1N
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limiter Protection Switch Module EM-3310-2A
1 Y/∆ Starting Switch Module EM-3310-2D
1 Digital Power Analysis Meter Or EM-3310-3H
Digital ACA Meter EM-3310-3C
Digital Three-Phase Watt Meter EM-3310-3E
Digital Power Factor Meter EM-3310-3F
1 Fuse Set EM-3310-5B
1 Reactive Compensator EM-3310-4F
1 Coupling EM-3390-2A

1 Coupling Guard EM-3390-2B


1 Shaft End Guard EM-3390-2C

1 Laboratory Table EM-3380-1A


1 Experimental Frame EM-3380-2B
Or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3390-1A
1 Connecting Leads Set EM-3390-3A
1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
3.1.Faktor Daya
Faktor daya ( Cos φ) dapat didefinisikan sebagi rasio/perbandingan antara daya
aktif (waat) dan daya reaktif (VA) yang digunakan dalam circuit Ac atau beda sudut fasa
antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam Cos φ.
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑝)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 =
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 (𝑠)
𝑉 𝐼 𝐶𝑜𝑠 𝜑
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 =
𝑉𝐼
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 = 𝐶𝑜𝑠 𝜑

Faktor daya bisa diaktifkan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien
jaringan yang dimiliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya
yang bagus apabila bernilai mendekati 1, sebaliknya semakin rendah faktor daya (
mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya
yang sama Faktor daya menunjukkan besar pemanfaatan dari peraltan listrik di jaringan
terhadapa investasi yang dibayar. Sebagimana semua peraalatan listrik memiliki
kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah maka walaupun arus
yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun kenyataannya hanya porsi kecil saja
yang bermanfaat.

3.2.Faktor Daya Terdahulu (Leading)


Faktor daya leading atau lagging akan tergantung kepada macam bebannya.
Dimana tegangan diambil sebagai referensi untuk menentukan keadaan leading atau
lagging. Faktor daya dikatakan leading jika arus mendahului tegangan. Faktor daya
menyerap daya aktif (KW) dan memberikan daya reaktif (KVAR).

3.3.Faktor Daya Terbelakang (Lagging)


Keadaan lagging adalah keadaan dimana arus tertinggal terhadap teganagan.
Faktor daya terbelakang (Lagging) terjadi bila beban memerlukan atau menyerap reaktif
dari jaringan. Motor induksi juga mempunyai faktor daya terbelakang karena
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
memerlukan arus reaktif dari jaringan atau sumber. Gambar

3.4.Penyebab Rendahnya Faktor Daya


Faktor daya yang rendah dihasilkan oleh peralatan seperti motor induksi,
terutama pada beban rendah. Unit-unit balas lampu yang memerlukan arus magnetisasi
reaktif. Alat-alat las busur listrik juga mempunyai faktor daya yang rendah. Medan
magnet dari peralatan seperti ini memerlukan arus yang melakukan kerja yang
bermanfaat dan tidak mengakibatkan panas atau daya mekanis, tetapi yang diperlukan
hanyalah untuk membangkitkan medan.
Faktor daya sangat mempengaruihi besar kecilnya komponen arus reaktif,
sehingga daya tersebut tentu akan mempengaruhi jatuh tegangan. Dengan faktor daya
rendah maka akan sulit untuk mendapatkan kestabilan tegangan sisi beban, dengan kata
lain menyebabkan jatuh tegnagn pada sisi penerima sedangkan. Faktor daya, diantara
penggunaan beban induktif berupa:
1. Pemakaian motor induksi
Faktor daya pada motor induksi bervariasi, tergantung pada pembebanannya untuk
motor induksi denga beban ringan menunjukkan faktor daya yang rendah
2. Tranformator
Faktor daya pada transformator sangat bervariasi sebagai fungsi dari beban.
Transformator tanpa beban akan sangat induktif dan menunjukkan faktor daya yang
rendah
3. Generator induksi
Sama halnya dengan motor induksi, generator juga memiliki faktor daya yang rendah
apabila outputan yang dihasulkan juag kecil.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Tenaga listrik di Indonesia dihasilkan dari beberapa pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG
dan PLTB yang dibangkitkan oleh generator kemudian tegangannya dinaikkan oleh
transformator (step up) yang berada di pusat listrik. Sistem tenaga listrik mempunyai peranan
utama untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dan dialirkan ke konsumen melalui
gardu induk. Menurut Stevenson, (1990) sistem tenaga listrik terdiri dari tiga komponen utama
seperti stadium- stadium pembangkit, saluran- saluran transmisi dan sistemsistem transmisi.
Saluran transmisi adalah mata rantai penghubung antara stadium pembangkit dan sistem
transmisi dengan menghubungkan sistem daya lain melalui interkoneksi. Oleh karena itu saluran
transmisi merupakan komponen vital pada sistem tenaga. Sistem tenaga listrik merupakan suatu
sistem yang berfungsi untuk membangkitkan, mentransmisikan dan mendistribusikan energi
listrik dari pusat pembangkit sampai pada kosumen. Tenaga listrik yang dihasilkan disalurkan.

melalui saluran transmisi melalui gardu induk. Dalam pendistribusian tenaga listrik ke
konsumen, tegangan yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis konsumen yang
membutuhkan. Untuk konsumen industri biasanya digunakan tegangan menengah 20 kV,
sedangkan untuk konsumen perumahan digunakan tegangan rendah 220/380 Volt, yang
merupakan tegangan siap pakai untuk peralatanperalatan rumah tangga. distribusi tenaga listrik
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem distribusi primer (jaringan tegangan
menengah) dan sistem distribusi sekunder (jaringan tegangan rendah).

Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran dan jenisnya.
Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah keadaan tidak normal dimana keadaan ini dapat
mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan tenaga listrik. Secara umum klasifikasi
gangguan pada sistem tenaga listrik disebabkan oleh dua faktor, yaitu gangguan yang berasal
dari sistem dan gangguan yang berasal dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari dalam
sistem dapat berupa gangguan tegangan dan arus yang berada diluar ketentuan nilai yang
ditetapkan, disebabkan karena pemasangan atau penyambungan yang kurang benar, adanya
gangguan mekanis karena penuaan pada peralatan, karena adanya pembebanan lebih, kerusakan
isolasi/isolator, kawat putus dll. Sedangkan gangguan yang terjadi di luar sistem dapat berupa
gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran lain.

Gangguan ini terjadi untuk sistem kelistrikan bawah tanah, gangguan pengaruh cuaca seperti
hujan, angin serta surja petir. Pada gangguan surja petir dapat mengakibatkan gangguan
tegangan lebih dan dapat menyebabkan gangguan hubungan singkat karena tembus isolasi
peralatan (breakdown) dan juga gangguan karena pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang
dan benda-benda asing serta akibat kecerobohan manusia.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Daya didefenisikan sebagai jumlah energi listrik tiap satuan waktu, satuan SI daya listrik
adalah watt. Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban tiap saat adalah hasil kali jatuh kali
tegangan antara beban dalam volt dengan arus yang mengalir dalam beban tersebut dalam
ampere. Daya merupakan ukuran disipasi energi dalam sebuah alat. Karena tegangan dan arus
dapat berubah sesuai fungsi dari waktu, dapat perkirakan bahwa nilai sesaat dan nilai rata-rata
dapat digunakan untuk menggambarkan disipasi. Daya listrik dibagi menjadi tiga, yaitu:

A. Daya Aktif Daya aktif adalah daya yang digunakan oleh konsumen. Daya aktif memiliki
satuan Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain-lain
B. Daya reaktif merupakan daya yang digunakan untuk menghasilkan medan magnet. Daya
aktif diberi simbol Q, sedangkan satuan daya reaktif adalah Var (Volt Ampere Reactive). Dari
pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang
menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain-lain
C. Daya semu merupakan daya yang dibangkitkan oleh generator pada sistem pembangkit
listrik. Daya semu diberi simbol S dan memiliki satuan VA (Volt Ampere). Daya semu terdiri dari
daya aktif dan daya reaktif.
D. Kapasitor daya adalah kumpulan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung secara
paralel (shunt) dan mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi daya reaktif dari beban
induktif secara statis dan diskrit tanpa menggunakan komponen bergerak. Pada dasarnya kapasitor
adalah komponen listrik yang terdiri dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik.

Faktor daya yang dinotasikan cos φ didefinisikan sebagai perbandingan antara arus yang
dapat menghasilkan kerja didalam suatu rangkaian terhadap arus total yang masuk kedalam
rangkaian atau dapat dikatakan sebagai perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu (kVA).

Faktor daya (Cos) dapat juga di defenisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif
(watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I
yang biasanya dinyatakan dalam cos Q

Faktor daya lagging menunjukkan kondisi disaat beban bersifat induktif dan memerlukan
daya reaktif dari jaringan. Nilai cosφ pada kondisi lagging akan bernilai positif. Kemudian pada
gelombang sinus, arus (I) akan tertinggal dengan tegangan (V) atau tegangan (V) akan
mendahului arus (I) dengan sudut φ

Faktor daya leading menunjukkan kondisi disaat beban bersifat kapasitif dan memberikan
daya reaktif ke jaringan. Nilai cos φ pada kondisi leading akan bernilai negatif. Kemudian pada
gelombang sinus, Arus (I) akan mendahului tegangan (V) atau tegangan (V) akan tertinggal
terhadap arus (I) sebesar sudut φ.
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Faktor daya (Power Factor) merupakan hal yang penting dalam sebuah jaringan tenaga listrik
AC baik jaringan tiga phase maupun jaringan satu phase. Kerugian akibat rendahnya faktor daya
dapat dijelaskan dengan nilai arus yang mengalir pada jaringan tersebut dengan menggunakan
persamaan perhitungan daya baik yang tiga phase maupun satu phase

Sumber :

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12437-Full_Text.pdf

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
PERHATIAN: Terdapat Tegangan tinggi dalam Percobaan laboratorium ini! Jangan
membuat atau memodifikasi koneksi apa pun. Jika ada bahaya, segera tekan tombol
EMERGENCY OFF merah pada Three-phase Power Supply Module.
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction
Motor dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin
dengan aman menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End
Guard. Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke Magnetic Powder Brake
Unit menggunakan kabel yang disediakan.
Selesaikan Percobaan laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan
suhu dalam kondisi berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit
Sesuai Circuit diagram pada Fig. 12-3-1 dan Connection Diagram pada Fig. 12-3-2.
Mintalah Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal
Three phase Induction Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung bersama.
Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda
harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m
dengan menyesuaikan kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic
Powder Brake Unit dengan power On.
a. ON kan Y/∆ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller,
Magnetic Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan
Three-phase Power Supply Modules. Motor seharusnya start running dalam
kondisi No correction.
b. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed
Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika
controller tidak berkerja secaa normal, reboot lah dengan menekan tombol
RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang berat, lepas
braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
c. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos - phi yang
terlihat pada Digital Power Analysis di tabel 12-3-1.
d. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1 (Y).
Ulangi langkah percobaan 5
e. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 2
(∆). Ulangi langkah percobaan 5

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
f. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam
mode\Closed Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-
m
g. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel
12 -3-2
h. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas
pengeraman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake
Controller.
i. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current
Limit Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake
Controller,
j. Ubah circuit diagram Fig. 12-3-1 ke Fig. 12-3-3. Minta aslab untuk
mengecek circuit.
k. ON kan Y/ starting switch module pada posisi 0. ON kan Brake Controller,
Magnetic Powder Brake Unit, 3-P Current Limit Protection Switch dan
Three-phase Power Supply Modules. Motor seharusnya start running dalam
kondisi No correction.
l. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed
Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika
controller tidak berkerja secaa normal, reboot lah dengan menekan tombol
RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman yang berat, lepas
braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
m. Catat nilai arus motor I, Power motor P, dan factor daya cos - phi yang
terlihat pada Digital Power Analysis di tabel 12-3-1.
n. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada posisi 1
(Y). Ulangi langkah percobaan 5
o. ON kan Y/∆ starting switch module, atur starting switch pada pada
posisi 2 (∆). Ulangi langkah percobaan 5
p. ManipulasiBrake Controller untuk mengoperasikan dalam
mode\Closed Loop\Constant Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0.3 kg-
m
q. Ulangi langkah percobaan 5 sampai 7 dan catat nilai yang terukur pada tabel
12 -3-2
r. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas
pengeraman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake
Controller.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
s. Matikan secara berurutan Three-phase Power Supply Modules, 3-P Current
Limit Protection Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake
Controller.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 12-3-1 Nilai Pengukuran I, P dan cos Ѳ
Torque Correction 0.1 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 0,88 0,73 0,857 0,64 0,79
cos Ѳ 0,62 0,785 0,666 0,872 0,69
P (W) 202 209 210 208 210

Tabel 12-3-2 Nilai Pengukuran I, P, dan cos Ѳ


Torque Correction 0.3 kg-m
Correction No correction 2 µF (delta) 2 µF (wye) 3 µF (delta) 3 µF (wye)
I (A) 1,75 1,6 1,68 1,64 1,68
cos Ѳ 0,898 0,048 0,91 0,91 0,927
P (W) 600 610 605 605 599

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA

Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan cara melakukan perbaikan faktor daya!
Jawab: Memasang kapasitor bank atau kapasitor tambahan pada rangkainnya yang
dipararelkan dengan beban, Sincronus, dan Tap vchanger
2. Jelaskan perbedaan antara Capasitor Bank dengan Synchronous Condenser dalam pengaruhnya
terhadap perbaikan faktor daya!
Jawab :
 Kapasitor Bank adalah kumpulan dari beberapa kapasitor yang dihubungkan secara seri atau
paralel satu sama lain untuk menyimpan energi listrik. Penyimpanan yang dihasilkan
kemudian digunakan untuk menetralkan atau memperbaiki kelambatan faktor daya dan
meningkatkan jumlah keseluruhan energi yang tersimpan.
 Synchronous Condenser adalah sebuah alat yang identik dengan motor sinkron, dimana
porosnya tidak tersambung ke apa-apa melainkan berputar bebas. Tujuannya bukan untuk
mengkonversi daya elektrik ke daya mekanik atau sebaliknya, tetapi untuk mengatur kondisi
grid transmisi tenaga listrik. Medannya dikendalikan oleh regulator tegangan baik untuk
membangkitkan maupun untuk menyerap daya reaktif sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
mengatur tegangan grid, atau untuk meningkatkan faktor daya.
 Synchronous Condenser tidak seperti bank kapasitor, besarnya daya reaktif dari kondenser
sinkron bisa diatur secara kontinu. Daya reaktif dari bank kapasitor turun ketika tegangan
grid turun, sementara kondenser sinkron bisa menaikkan arus reaktif ketika tegangan
menurun. Akan tetapi, mesin sinkron memiliki rugi-rugi energi yang lebih besar dibanding
bank kapasitor statis. Kebanyakan kondenser sinkron terhubung ke grid listrik memiliki
rating antara 20MVAr (megavar) dan 200MVAr dan kebanyakan mereka adalah
berpendingin hidrogen. Tidak ada risiko ledakan selama konsentrasi hidrogen dijaga di atas
70%, tipikalnya di atas 91%.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
3. ANALISA

Power factor adalah perbandingan antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya
menggambarkan cosinus selisih sudut phase antara phase tegangan dengan phase arus.
Segitiga daya untuk menghitung daya aktif, semu, dan reaktif. Daya aktif merupakan daya
rata-rata yang sesuai dengan energi sebenarnya ditransmisikan atau dikonsumsi oleh beban.
Daya aktif merupakan daya yang diserap oleh komponen R (resistif), ketika komponen R
dialiri arus listrik. Rumus daya aktif sendiri ialah “P=V.I.Cos phi” untuk 1 fasa dan
“P=3.VL.IL.cos phi” untuk 3 fasa. Diamana P yaitu daya aktof dengan satuan watt, V
tegangan dengan satuan volt, I adalah arus dengan satuan ampere, cos phi adlah faktor
dayanya, VL teganagn linen ya dan IL arus line nya. Daya reaktif adalah jumlah data yang
dipeerlukan untuk pembentukan medan magnet, daya yang diserap komponen X(reaktansi) ,
ketika komponen X dialiri arus listrik. Rumus daya reaktif adalah Q= V.I. Sin phi untuk 1
fasa dan Q= 3.VL.IL.sin phi untuk yang 3 phase. Faktor daya yang bagus adalah 1,
ketetapan PLN 0,5.

Kapasitor digunakan untuk menyuplai atau memperbaiki faktor daya. Daya reaktif
induktor menyerap daya reaktif sedangkan kapasitor menyimpan daya reaktif. Daya semu
adalah saya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu jaringan
atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Rumus daya semu yaitu S = V.I. Analogi soda, walaupun yang dikonsumsi hanya daya aktif
namun yang dibayar akan tetap daya semu atau daya aktif+reaktif. kVar atau daya reaktif +
kW atau daya aktif = kVa atau daya semu. Segitiga daya, dimana Sifat power factor. Daya
semu (VA) satu fasa S = V x I, sedangkan 3 fasa S = V x I x \/3. Untuk daya reaktif (VAR)
satu fasa Q= V x I x sin phi atau S x sin phi, sedangkan untuk 3 fasa Q == V x I x Sin phi \/3
atau S x sin phi \/3. Sedangkan daya nyata (watt) satu fasa yaitu P = V x I x cos phi atau S x
Cos phi, sedangkan untuk 3 fasa p = V x I x Cos phi \/3 atau S x cos phi \/3. faktor daya
unity tegangan dan arusnya se fasa, faktor daya mndahului (leading) yaitu dimana arus
mendahului tegangan, sedangkan faktor daya terbelakang ( lagging) dimana arus
terbelakang dari tegangan 90 derajat. Data pengamatan, ada 2 case, untuk case pertama
menggunakan torsi 0.1 dan yang kedua 0.3 (nonton video praktikum). Correctionnya, delta
wye nya diatur 2 mikro farad, case ke 2 juga sama. Kita meninjau cos phi atau faktor
dayanya.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
 Menunjukkan power factor correction sebuah motor induksi squirrel cage 3 fasa,
Rendahnya faktor daya dapat ditanggulangi dengan menambahkan kapasitor pada
rangkaian

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL VI
MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR BELITAN KARAKTERISTIK TORSI STAR

II. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, Anda dapat mendemonstrasikan karakteristik start
pada motor rotor belitan 3 fasa

III. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 Motor Rotor Belitan 3 fasa EM-3330-3B


1 Unit Pengereman Bubuk Magnetik EM-3320-1A

1 Pengaturan Pnegereman EM-3320-1N


1 Modul Catu Daya Tiga-Fasa EM-3310-1B

1 Modul Saklar Pengaman Batas Arus 3 Kutub EM-3310-2A


1 Saklar empat- Kutub EM-3310-2B
1 Mesin Stater Winding EM-3310-4E
1 Pengukur Analisis Daya Digital EM-3310-3H
1 Pengukur Arus Digital EM-3310-3C
1 Pengukur Faktor Daya EM-3310-3F
1 Kopel EM-3390-2A
1 Pengaman Kopel EM-3390-2B
1 Pengaman Ujung Poros EM-3390-2C
1 Meja Laboraturium EM-3380-1A
1 Bingkai Percobaan EM-3380-2B
1 Bingkai percobaan EM-3380-2A
1 Penahan Alat Patri EM-3390-1A
1 Perangkat Alat Patri EM-3390-3B
1 Perangkat Pengaman Penghubung Busi EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI MODUL
3.1.Konsep Dasar Motor induksi
Pengembangan Torsi Induksi pada Motor Induksi Ketika arus mengalir di stator, ia akan
menghasilkan medan magnet di stator sehingga B (magnet stator Bidang) akan berputar
dengan kecepatan:
N sync = (120 Fe) / (P)
Di mana Fe adalah frekuensi sistem dalam hertz dan P adalah jumlah kutub dalam mesin
ini berputar Medan magnet B melewati bar rotor dan menginduksi tegangan di
dalamnya.
Tegangan induksi didalam Rotor dirumuskan oleh:
e ind = (v x B) l
Oleh karena itu akan ada aliran arus rotor yang akan tertinggal karena fakta bahwa rotor
memiliki elemen induktif. Selain itu, arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet di
rotor, Br. Karena itu interaksi antara kedua medan magnet akan menghasilkan torsi
Torsi yang diinduksi akan menghasilkan akselerasi ke rotor, maka rotor akan berputar.
Namun ada batas atas terbatas pada kecepatan motor.

3.2.Karakteristik Kecepatan Torsi Pada Motor Induksi


Karakteristik kecepatan torsi pada motor induksi selama start-up, motor biasanya
menarik arus yang tinggi. Arus tinggi ini adalah hasil dari stator dan rotor fluks,
kerugian pada stator dan rotor belitan dan kerugian di bantalan karena gesekan. Arus
awal yang tinggi ini mengatasi semua ini kemponen dan mengahsilkan momentum
untuk memutar rotor. Saat start-up, motor memberikan 1,5 kali nilai torsi motor. Saat
kecepatan meningkat, arus ditarik oleh motor berkurang sedikit. Pada kecepatan dasar,
motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Saat kecepatan meningkat, Arus yang
ditarik oleh motor berkurang sedikit (lihat Arus turun secara signifikan, ketika
kecepatan motor Pendekatan ~ 80% dari kecepatan pengenal. Pada kecepatan dasar,
Motor menarik arus pengenal dan menghasilkan Dinilai torsi. Pada kecepatan dasar, jika
beban pada poros motor adalah Meningkat melebihi torsi terukurnya, kecepatan dimulai
Penurunan dan penurunan meningkat. Kapan motornya Berjalan sekitar 80% dari
sinkron Kecepatan, beban bisa meningkat hingga 2,5 kali torsi terukur. Torsi ini disebut
breakdown torque. Jika beban aktif Motor ditingkatkan lebih lanjut; itu tidak akan bisa
Ambil beban lebih lanjut dan motor akan berhenti. Selain itu, ketika beban ditingkatkan
melebihi Nilai beban, arus beban meningkat mengikuti Jalur karakteristik saat ini.
Karena arus yang lebih tinggi ini Aliran di belitan, kerugian yang melekat pada belitan
Tingkatkan juga. Ini mengarah ke suhu yang lebih tinggi di Gulungan motor. Gulungan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
motor dapat bertahan Suhu berbeda, berdasarkan kelas Isolasi digunakan pada sistem
belitan dan pendingin Digunakan di motor. Beberapa produsen motor menyediakan
Data tentang kapasitas kelebihan dan beban atas siklus tugas. Jika motor kelebihan
beban lebih lama dari Disarankan, maka motor dapat terbakar. Seperti yang terlihat pada
karakteristik kecepatan-torsi, torsi adalah Sangat nonlinear karena kecepatan bervariasi.
Dalam banyak aplikasi, Kecepatan harus bervariasi, yang membuat Torsi bervariasi.
Kami akan membahas loop terbuka sederhana Metode kontrol kecepatan disebut,
Variable Voltage Frekuensi Variabel (VF atau V / f).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. TEORI TAMBAHAN

Dalam suatu masyarakat industri modern, diperlukan berbagai motor listrik penggerak
mesin- mesin dengan berbagai karakteristik. Terdapat kemungkinan bahwa mesin-mesin
produksi dalam industri tersebut mensyaratkan motor listrik penggerak dengan tingkat
kebisingan yang rendah dan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada di industri bersangkutan.
Tetapi terdapat pula industri yang membutuhkan motor listrik penggerak dengan konstruksi
sederhana, mudah dijalankan dan rendah biaya perawatan serta karakteristik yang konstan untuk
berbagai kondisi pembebanan. Untuk mempelajari prilaku dari suatu motor yang akan digunakan
untuk menggerakkan mesin atau peralatan industri, maka salah satu masalah yang harus
diperhitungkan adalah menentukan apakah karakteristik torsi-kecepatan dari motor tersebut
sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh beban yang digerakkan. Prilaku beban pada
kondisi transient disaat starting, pengereman, atau pengaturan kecepatan sangat tergantung pada
perubahan karakteristik torsi kecepatan motor maupun beban yang digerakkan. Oleh sebab itu
sangatlah penting untuk mengetahui karakteristik motor maupun beban yang digerakkan agar
dapat memilih motor penggerak dengan tepat sehingga sistem penggerak tersebut menjadi lebih
ekonomis. Terlepas dari pertimbangan karakteristik listrik mesin pengerak ini, maka terdapat tiga
parameter mekanis yang sangat dipertimbangkan oleh pengguna, yaitu; kecepatan putaran, torsi
yang dihasilkan dan daya output mekanisnya. Besaran-besaran ini relatif sulit ditentukan,
sehingga terlebih dahulu perlu meninjau kembali sejumlah metode pengukuran yang umum
digunakan untuk mengetahui dan mempelajari besaranbesaran dimaksudkan. Ditinjau dari jenis
motor listrik yang umum digunakan sebagai motor penggerak mesin atau peralatan dalam
industri, maka motor induksi merupakan jenis motor listrik yang sangat luas penggunaannya. Hal
ini disebabkan oleh karena jenis motor ini mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
jenis motor listrik lainnya, antara lain karena konstruksinya sederhana, lebih reliabel dan yang
lebih penting lagi adalah harganya yang relatif murah serta lebih ringan. Terdapat dua jenis
belitan stator motor induksi, yaitu belitan gelung (ware winding) dan belitan spiral/rantai
(concentric winding). Kedua jenis belitan ini juga akan menentukan karakteristik listrik maupun
karakteristik mekanis motor induksi.

Motor induksi fasa tiga adalah jenis motor yang paling umum dijumpai dan digunakan di
industri. Karena motor ini mempunyai konstruksi sederhana, kuat, harganya relatif murah dan
mudah pemeliharaannya (Wildi, 2000). Kecepatan putarnya konstan, namun karena
kecepatannya tergantung pada frekwensi jaringan listrik, sehingga pengaturan kecepatannya sulit
dilaksanakan. Tetapi penggunaan piranti elektronik yang sudah semakin luas, sangat membantu
untuk pengaturan putaran motor induksi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Rotor belitan mempunyai belitan fasa tiga, yang mirip dengan belitan stator. Belitan-
belitan ini terdistribusi secara seragam pada alur-alur (slot) serta terhubung bintang (Y).
Terminal-terminalnya disambungkan pada tiga cincin seret (slip ring) yang ikut berputar dengan
rotor. Cincin seret ini serta sikat-sikat tetap (stationer) memungkinkan dilakukan penyambungan
dengan tahanan luar (external resistor) secara seri dengan belitan rotor. Tahanan luar ini
utamanya digunakan pada saat starting, dan pada saat motor berputar normal ketiga sikatsikat
dari slip ring dihubung singkat.

Gaya yang dibangkitkan oleh batangan rotor menyebabkan rotor berputar sesuai dengan
arah medan magnet putar. Dengan meningkatnya kecepatan putaran rotor, maka kecepatan
pemotongan fluks magnet semakin berkurang, ggl induksi rotor menurun dan frekwensi arus
rotor juga berkurang. Jika rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan kecepatan medan
magnet putar, tidak terjadi pemotongan fluks magnet pada konduktor rotor, tidak ada ggl
induksi, tidak ada pengaliran arus rotor serta tidak timbul gaya pada konduktor rotor. Sehingga
kecepatan putaran rotor akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan rotor tidak pernah mencapai
kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar (kecepatan sinkron).

Jika konduktor ini bebas bergerak, maka akan bergerak ke arah kanan mengikuti gerakan
kutub magnet. Akan tetapi jika kecepatan gerakan tersebut sama dengan kecepatan medan/fluks
magnet, maka kecepatan pemotongan konduktor oleh fluks magnet akan berkurang, akibatnya
tegangan yang diinduksikan E serta arus I yang bangkitkan juga akan berkurang. Dengan
demikian gaya yang bekerja pada konduktor tersebut juga akan berkurang. Jika kecepatan
gerakan konduktor menyamai kecepatan gerakan fluks magnet, maka tegangan induksi E dan
arus I maupun gaya yang bekerja pada konduktor akan menjadi nol.

Pada motor induksi rotor sangkar, ujung-ujung tangga konduktor tersebut disatukan dan
dibentuk menjadi sebuah silinder, sedangkan kutub magnet yang bergerak digantikan dengan
medan magnet putar. Medan magnet putar ini dihasilkan oleh arus-arus tiga fasa yang mengalir
pada belitan stator.

Jika torsi yang searah jarum jam sama besar dengan torsi yang berlawanan arah jarum jam,
maka tercapai posisi seimbang. Jika kedua torsi ini tidak seimbang, maka kedua lengan ini akan
berputar ke arah torsi yang lebih besar. Untuk motor listrik, terdapat hubungan antara torsi M dan
kecepatan putaran n motor. Kecepatan putaran n akan menurun seiring dengan kenaikan torsi M
yang dibangkitkan.

Sumber : http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/FORISTEK/article/viewFile/747/645

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

VI. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Circuit diagram for starting Characteristic Test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Connection Diagram for starting Characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

PROSEDUR

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan diLaboraturium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah ditetukan. Jika
terjadi sesuautu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENNCY OFF yang berwarna
merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA

Siapkan motor rotor belitan tiga fasa, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor rotor belitan 3 fasa ke unit rem magnet bubuk
menggunakan kopling. kunci basis mesin dengan amanmenggunakan sekrup Delta. Pasang pelindung
kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit rem bubuk magnetik secara
elektrik menggunakan kabel.

1. Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu di bawah
kondisi beban.
2. Pasang modul yang diperlukan dalam bingkai percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian di gambar 13-4-1 dan diagram koneksi pada gambar 13- 4-2. Mintalah
asisten memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Sakelar termal motor
induksi rotor belitan tiga fasa dan unit rem bubuk magnetik harus disambungkan.
3. Buat diri Anda akrab dengan pengoperasian pengontrol rem dengan mengacu pada manual
operasi EM-3320.
4. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk magnetik, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m menyesuaikan tombol ADJ
nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik yang bertegangan.
5. Atur pengontrol rem untuk mengatur Voltase rem menjadi 10 V. Tempatkan kenop pada starter
mesin belitan dalam 1 posisi (resistansi maksimum).
6. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas
arus 3 kutub. Tiga fase Power Supply, dan modul saklar empat-kutub untuk men-start motor
rotor belitan 3 fase. Motor harus di diam. Catat arus motor yang ditampilkan oleh alat pengukur
analisis daya digital pada tabel 13-4-1. Catatan: arus motor besar sehingga selesaikan latihan
ini secepat mungkin
7. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub. Catu daya tiga fase dan modul Sakelar batas
arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
8. Ulangi 5 langkah diatas untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4- 1.
9. Atur pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi output ke 0,3 kg-m. Jika pengatur tidak beroperasi secara normal, reboot dengan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, lepaskan pengereman
dengan menekan tombol ESC atau kembali.
10. Tempatkan kenop pada starter mesin belitan di 1 posisi (resistansi minimum).
11. Secara berurutan Hidupkan pengontrol rem, unit rem bubuk magnetik, Sakelar proteksi batas
arys 3 kutub, catu daya tiga fase, dan modul sakelar empat kutub untuk men-start motorrotor
belitan 3 fase.. Motor harus berjalan pada kecepatan rendah. catat arus motor dan nilai N
kecepatan motor yang ditampilkan oleh alat pengukur analisis daya digital di tabel 13-4-2.
Catatan: Lengkapi latihan laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu
di bawah kondisi berbeban.
12. Secara berurutan Matikan Sakelar empat kutub, catu daya tiga fase dan modul Sakelar proteksi
batas arus 3 kutub, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol rem.
13. Ulangi langkah ke 8 hingga 10 untuk posisi kenop lain yang tercantum dalam tabel 13-4-2.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. DATA PENGAMATAN

Tabel 3-2-1 Measures motor curent i

Knob Position 1 2 3 4 5

I (A) 4,037 4,371 4,503 4,614 4,813

Tabel 3-2-2 Measures motor curent i and motor speed N

Knob Position 1 2 3 4 5

I (A) 1,98 2,08 2,06 2 2

N (rpm) 1063 1144 1188 1210 1250

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. PENGOLAHAN DATA

Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. TUGAS AKHIR
1. Buat grafik arus terhadap kecepatan pada tabel 3-2-2. Dan jelaskan grafik tersebut
Jawab :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hubungan arus dengan kecepatan putaran rotor tidak
berarturan (naik-turun), namun sebenarnya harusnya nilai arus yang dihasilkan adalah
berbanding lurus dengan banyak putaran rotor.
2. Bagaiamana karakteristik torsi saat start ?
Jawab : Karakteristik torsi ketika start pada motor adalah besar
3. Jelaskan dengan detail hubungan antara torsi, kecepatan, dan arus. Jelaskan dengan rumus
matematisnya!
Jawab : Nilai arus ketika knob kita atur dari 1-5 arusnya cenderung konstan dan lebih kecil
dibandingkan dengan pada saat kondisi start. Dari knob 1-3 arusnya masih berubah ubah dan
pada knob 4-5 arusnya itu sudah konstan sebesar 2A. sedangkan data pada kecepatan motornya
itu ketika kita atur knobnya dari 1-5 atau hambatannya dari maksimum hingga keminimum,
besar kecepatan putar motornya akan semakin naik. Karena ketika mbatannya semakin kecil
nilai arus akan semakin besar. Hubungan arus dan kecepatan putar motor itu berbanding lurus.

4. Apakah motor induksi dapat dijalankan tanpa torsi saat start? Jelaskan!
Jawab : Motor induksi tidak disarankan bekerja tanpa torsi start. Karena hal tersebut dapat
merusak motor atau kumparannya. Seperti yang kita ketahui rotor tanpa torsi beban akan
membuat perputaran rotor menjadi tinggi
5. Bagaimana bila motor induksi tidak menggunakan torsi saat start? Jelaskan!
Jawab : Maka kecepatan putar motornya akan semakin tinggi, dan dapat menyebabkan arus
lonjakan yang sangat tinggi

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. ANALISA
Pada modul VI motor induksi dengan judul modul motor induksi 3 fasa belitan
karakteristik torsi start kita wajib mencapai tujuan yautu mendemonstrasikan karakteristik start
pada motor rotor belitan 3 fasa. Motor induksi atau mesin asinkoron yang berarti tidak pernah
berjalan dengan kecepatan RMF stator. Motor Induksi terutama terdiri dari dua jenis yaitu bisa
berupa motor induksi satu fase atau motor induksi 3 fase.

Motor induksi tiga phase terutama digunakan dalam induksi untuk konversi daya, yaitu
konversi daya listrik ke mekanik dalam jumlah besar. Sedangkan untuk konversi daya kecil
menggunakan motor induksi satu fasa. Motor induksi digunakan pada peralatan rumah, kantor,
bisnis, pabrik dan lainnya. Adapun perbedaan motor induksi 1 fasa dan 3 fasa antara lain, motor
induksi fasa tunggal menggunakan pasokan fase tunggal untuk operasinya sedangkan motor
induksi tiga fase menggunakan pasokan tiga fase untuk operasinya. Lalu motor induksi fasa
tunggal torsi awalnya lebuh rendah sedangkan motor induksi 3 fasa torsi awalnya lebih tinggi.
Ke tiga motor induksi 1 fasa lebih mudah diperbaiki dan dirawat atau dipelihara dibandingkan
motor induksi 3 fasa. Ke empat, motor induksi 1 fasa sederhana dalam kontruksi , andal dan
ekonomis dibandingkan dengan motor induksi tiga fase sedangkan motor induksi 3 fasa lebih
kompleks dalam konstruksi dan mahal. Ke lima efisiensi motor induksi 1 fasa lebih rendah
dibanding motor induksi 3 fasa. Lalu faktor daya motor induksi 1 fasa lebih rendah dibanding
motor induksi 3 fasa. Terakhir, motor induksi 1 fasa sebagian besar digunakan dalam peralatan
rumah tangga seperti penggiling mixer, kipas angin, kompresor dan lainnya, sedangkan motor
induksi 3 fasa sebagian besar digunakan dalam industri.

Rotor belitan motor induksi, jika diberikan tegangan induksi yang dihasilkan stator 3
fasa akan menghasilkan rmf yang akan memotong kumparan dan akan menghasilkan induksi di
rotor sehingga terjadi arus induksi yang mengalir dalam suatu penghantar akan menghasilkan
medan magnet disebelahnya yang akan tertarik dan rotor akan berputar yang lebih lambat
sedikit dari pada stator yang disebut slip. Rotor memiliki beragam jenis seperti rotor sangkar
tupai dan rotor belitan. Split ring hanya menggunakan satu cincin sedangkan slip ring
menggunakan 2 cincin.

Stator memiliki frame, inti, dan winding. Prinsip kerjanya tidak beda jauh dengan trafo,
dimana ada hukum orsted dimana ketika arus mengalir pada suatu penghantar konduktor maka
timbul medan magnet. Lalu hukum maxwell yang menjelaskan mengenai arah mean magnet.
Selanjutnya ada hukum faraday dimana GGL akan timbul apabila terjadi perubahan fluks
terhadp waktu. Selanjutnya ada hukum lenz dimana tegangan induuksi berlawanan dengan GGL
sumbernya, dan yang terakhir ada hukum lorenz dimana jika ada suatu pengahntar yang dialiri
arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetic maka akan timbul gaya yang

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
dapat membuat rotor tersebut berputar. Untuk mengubah arah putar kita lihat ada kondisi 1
sampai kondisi 6. Kondisi pertama masih arah kanan kemudian berpindah posisi hingga kembali
ke posisi awalnya. Rangkaian percobaan dapat dilihat di video percobaan. Pada data
pengamatan terdapat posisi forward bias atau searah jarum jam dan reverse bias atau melawan
arah jarum jam. Kita harus stop dulu dari forward untuk ke posisi tengah dulu tombolnya baru
dilanjutkan ke reverse agar memperpanjang umur dari alat nya, karena alatnya bisa rusak jika
langsung diubah arahnya. Kebanyakan kipas menggunakan tipe squiril catch yang tidak kosong,
diisi dengan inti atau lempengan laminasi seperti trafo. Kumparannya dibelitkan di inti besi, slip
ring ( arus AC) dan split ring ( motor DC).

Slipnya ada 3 buah, karena rotornya mesin induksi 3 fasa dari stator dan induksi ke rotor
3 fasa yang masing – masing dihubungkan dengan sikat yang akan dihubungkan ke perngkat
tertentu. Diperlihatkan rangkaian ekivalen dari rotornya. Di video dijelaskan bahwa terdapat
PDAM power digital analysist meter, simana ada saklar, mesin induksi, beban, dihubungkan
dengan saklar Thermal over rellay lalu ada variabel resistor. Torque start ada 2 data dimana
yang di atas kondisi starting dan di bawah kondisi running, di langkah percobaan pertama
pengaturan beban tidak diatur torsi bebannya tapi tegangannya beban atau motor yang melawan
arah motor induksi atau magnetik powder break unit yang digunakan untuk mengahambat mtor
induksi yang diujikan. Semakin besar putarannya, mesin induksi makin terbebani.

Untuk pengaturannya bisa tegangan ataupun bebannya, jika beban sudaah 10 volt lalu
dinyalakan atau starting maka arus yang ditarik sebesar yang terbaca di data yaitu arusnya tinggi
dan aarus starting yang tinggi pula.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
XI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
 Karakteristik start pada motor rotor belitan 3 fasa, Pengasutan atau starting berfungsi untuk
mereduksi arus lonjakan yang terjadi pada saat starting. Pada motor induksi 3 fasa, arus
starting dapat melonjak tinggi melebihi dari arus normalnya. Biasanya kondisi wye digunakan
saat starting dan kondisi delta digunakan saat running. Kondisi pada saat wye – delta, karena
jika kita gunakan hubungan delta arusnya akan tinggi, sedangkan wye arus startingnya lebih
rendah dibanding runningnya. Sehingga kita gunakan pengasutan wye delta ini agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan. Thermal overal relay akan memutus ketika terdeteksi panas
berlebih pada rangkaian menggunakan saklar otomatis.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
MODUL VII
KARAKTERISTIK KECEPATAN-TORSI

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan karakteristik
kecepatan-torsi dari rotor belitan motor tiga fasa

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 Motor Induksi 3 fasa rotor belitan EM-3330-3B

1 Magnetic Powder Brake Unit EM-3320-1A

1 Pengontrol Pengereman EM-3320-1N

1 Sumber 3 fasa EM-3310-1B

1 Switching pembatas arus 3 kutub EM-3310-2A

1 Power Analysis Digital EM-3310-3H

Atau ACA Meter Digital EM-3310-3C

Faktor Daya Meter Digital EM-3310-3F

1 Fuse EM-3310-5B

1 Kopel EM-3390-2A

1 Pelindung Kopel EM-3390-2B

1 Pelindung Ujung Poros EM-3390-2C

1 Meja Laboratorium EM-3380-1A

1 Frame Eksperimen EM-3380-2B

Atau Frame Eksperimen EM-3380-2A

1 Penghubung Leads Holder EM-3390-1A

1 Penghubung Leads Set EM-3390-3A


1 Rangkaian Pengaman EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
III. TEORI MODUL
Motor induksi tiga fasa merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas digunakan
dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Suatu kondisi
tertentu catu daya tiga fasa mengalami gangguan salah satu fasanya, atau hanya tersedia catu
daya satu fasa. Motor induksi tiga fasa dapat dioperasikan pada kondisi satu fasa sehingga
berfungsi sebagai motor induksi satu fasa. Pengoperasian motor induksi tiga fasa pada
kondisi satu fasa dapat dilakukan dengan cara membagi kumparan motor induksi tiga fasa
menjadi kumparan bantu dan kumparan utama dengan kapasitor yang dipasang pada
terminal motor induksi.
Torsi motor induksi tiga fasa pada kondisi operasi satu fasa dengan penambahan kapasitor
berbeda dengan ketika motor induksi beroperasi normal tiga fasa. Perbedaan ini diakibatkan
oleh ketidakseimbangan tegangan pada masing masing kumparan stator ketika motor
dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa.
Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan munculnya komponen urutan negatif yang akan
berlawanan dengan komponen urutan positif, sehingga akan memperkecil nilai torsi output
motor induksi.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IV. TEORI TAMBAHAN

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet
stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi
merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi
sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah
tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase.
Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam
berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada
sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas
angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai
daya keluaran yang rendah.

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan
kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi.

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar.
Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan
rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar
(kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan
stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar
mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar
pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi. Bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Pada
rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slotslotnya yang dililitkan pada
sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang
terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin
kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.

Sumber 3-fase ini biasanya digunakan oleh motor induksi 3-fase. Motor induksi 3-fase ini
mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu sama lainya sejarak 1200 listrik yang
dialiri oleh arus listrik 3-fase yang berbeda fase 1200 listrik antar fasenya, sehingga keadaan ini
akan menghasilkan resultan fluks magnet yang berputar seperti halnya kutup magnet aktual yang
berputar secara mekanik. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase
dengan dua kutup stator

Pada dasarnya, prinsip kerja motor induksi 1-fasa sama dengan motor induksi 2-fasa yang
tidak simetris karena pada kumparan statornya dibuat dua kumparan (yaitu kumparan bantu dan
kumparan utama) yang mempunyai perbedaan secara listrik dimana antara masing-masing
kumparannya tidak mempunyai nilai impedansi yang sama dan umumnya motor bekerja dengan
satu kumparan stator (kumparan utama). Khusus untuk motor kapasitor-start kapasitor-run, maka
motor ini dapat dikatakan bekerja seperti halnya motor induksi 2-fasa yang simetris karena motor
ini

Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan kecepatan Nr, dan medan magnet stator
berputar dengan kecepatan Ns, maka bila ditinjau perbedaan kecepatan relatif antara kecepatan
medan magnet putar stator terhadap kecepatan rotor, ini disebut kecepatan slip

Lilitan rotor dihubung singkat dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan sumber,
arusnya diinduksikan oleh fluks magnet bersama (φ) antara stator dan rotor yang melewati celah
udara, sehingga arus rotor ini bergantung kepada perubahan-perubahan yang terjadi pada stator.
Apabila tegangan sumber V1 diberikan pada stator, pada stator timbul tegangan E1 yang
diinduksikan oleh fluks-fluks tersebut yang juga menimbulkan tegangan E pada rotor, (E2 = E1
pada saat rotor ditahan dan s E2 = E1 pada waktu motor berputar dengan slip s). Besarnya arus
rotor I2 akan diimbangi dengan arus stator tapi dengan arah berlawanan agar fluks magnet

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
bersama (φm) tetap konstan seperti yang diperlihatkan pada gambar

untuk menggabungkan rangkaian stator dan rangkaian rotor, rangkaian rotor harus
disesuaikan dengan rangkaian stator. Apabila rangkaian rotor disesuaikan terhadap rangkaian
stator maka rangkaian rotor dianggap mempunyai nilai yang sama dengan bayangan dari
rangkaian stator itu sendiri, sehingga E1 = E2’. Selanjutnya untuk parameter-parameter yang lain
pada sisi rotor juga diberik tanda ( ‘ )

Sumber :
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/ZurimanAnthony/Mesin%20Listrik%20AC/Bab%20I
II.pdf

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Fig. 3-3-1 Circuit diagram for torque-speed characteristic test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Fig. 3-3-2 Connection diagram for torque-speed characteristics test

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

PROSEDUR PERCOBAAN

PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium ini!

Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah ditentukan. Jika
terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang berwarna merah
pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.

1. Tempatkan motor 3 fasa rotor belitan, Magnetic Powder Brake Unit, dan Pengontrol
Pengereman di meja laboratorium. Hubungkan motor 3 fasa rotor belitan ke Magnetic Powder
Brake Unit dengan menggunakan kopel. Kunci dasar mesin bersamaan dengan aman dengan
menggunakan baut delta. Pasang pelindung kopel dan pelindung ujung poros. Hubungkan
pengontrol pengeraman ke Magnetic Powder BrakeUnit menggunakan kabel yang disediakan.
Selesaikan percobaan pada laboratorium ini secepat mungkin untuk menghindari kenaikan
dalam kondisi temperatur beban rendah.
2. Pasang modul yang diperlukan pada frame eksperimen. Rangkai rangkaian sesuai dengan
diagram rangkaian gambar 13-3-1 dan rangkaian diagram pada gambar 13-3-2. Mintalah
instruktur untuk memeriksa rangkaian yang telah anda rangkai. Catatan: switch thermal dari
motor induksi 3 fasa rotor belitan dan magnetic powder brake unit harus dihubungkan bersama
3. Buatlah diri anda terbiasa dengan pengoprasian pengontrol pengereman dengan merujuk pada
pengoprasian manual EM-3320
4. Sebelum menggunakan pengontrol pengereman dan magnetic powder brake unit, pertama anda
harus mengkalibrasi torsi pada tampilan dari pengontrol pengereman menjadi 0 kg-m dengan
menyesuaikan pengaturan tombol nol yang terletak dibelakang magnetic powder brake unit
dengan pada kondisi on.
5. Secara berurutan hidupkan pengontrol pengereman, magnetic powder brake unit, 3-P saklar
pembatas arus dan catu daya tiga fasa. Motor seharusnya sudah mulai menyala pada hubungan
delta.
6. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk dioperasikan ke Mode\Closed
Loop\Constant Torque mode dan atur torsi output ke 0 kg-m. Jika pengontrol tidak bisa
dioperasikan secara normal, hidupkan ulang dengan menekan tombol RESET. Jika rotor
terkunci oleh pengereman torsi yang besar, lepaskan pengereman dengan menekan ESC atau
tombol BACK.
7. Catat nilai daya P motor, arus I motor,kecepatan motor dan faktor daya cos θ hasinya di
tampilkan oleh Digital Power Analysis Meter pada tabel 13-3-1. Catatan: arus motor tidak
boleh melebihi 130 % dari arus yang ditetapkan.
8. Buatlah pengaturan pengontrol pengereman untuk melepaskan pengereman. Lepaskan
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol pengereman.
9. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk pengaturan torsi lainnya pada tabel 13-3-1.
10. Secara berurutan matikan catu daya 3 fasa dan 3-P switch pembatas arus,magnetic powder
brake unit, pengontrol pengereman.
11. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva T vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 3.
12. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva I vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 4.
13. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva θ vs P dalam grafik pada gambar 13-3- 5.
14. Gunakan hasil pada tabel 13-3-1, buatlah kurva N vs P dalam grafik pada gambar 13- 3-6

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel 3-3-1 Hasil pengukuran dari P,I,N, dan cos θ
T (kg-m) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
P(W) 98 177 255 340 421 528 659
I(A) 1,16 1,18 1,24 1,36 1,5 1,72 2,03
Cos θ 0,22 0,38 0,55 0,65 0,74 0,803 0,842
N(rpm) 1487 1455 1427 1400 1366 1319 1266

Fig. 12-6-3 The T vs P

Fig. 12-6-4 The I vs P

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046

Fig. 12-6-5 cos θ vs P

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VII. PENGOLAHAN DATA
Tidak ada pengolahan data pada modul ini

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
VIII. TUGAS AKHIR
1. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik Tvs P pada fig. 12-6-3. 2.
Jawab :

2. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik I vs P pada fig. 12-6-4. 3.
Jawab :

3. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik cos θ vs P pada fig. 12-6-5.
Jawab :

4. jelaskan dengan detail grafik yang telah di buat


Jawab :
Jadi dapat kita simpulkan setelah membaca grafik di atas bahwa besar nilai torsi

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
berbanding lurus dengan nilai daya, arus dan tegangan. Semakin besar nilai torsinya
maka semakin besar pula daya nya, semakin besar torsi semakin besar pula nilai
arusnya, dan semakin besar torsi maka semakin besar nilai tegangannya.
5. jelaskan karakteristik torsi dan kecepatan pada motor induksi!
Jawab :
Semakin besar nilai torsinya makan nilai N atau kecepatan putar rortornya semakin
menurun karena kecepatan putar dan rotor hubungannya berbanding terbalik sesia
60 𝑃
dengan rumus 𝜏 = ×𝑁.
𝜋

6. Dari data pengamatan yang telah di dapat buatlah grafik N vs P pada fig. 12-6
Jawab

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
IX. ANALISA
Pada modul VII mesin induksi dengan judul karakteristik kecepatan tosi, tujuan yang
harus dicapai yaitu dapat menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor
tiga fasa. Motor listrik terbagi menjadi 2 yaitu motor listrik arus bolak – balik (AC) dan
motor listrik arus searah (DC). Motor listrik AC terbagi lagi menjadi 2 yaitu sinkron dan
induksi, dimana induksi terdapat satu fasa dan tiga fasa. Sedangkan motor listrik arus searah
atau DC terbagi menjadi 2 yaitu separately excited yaitu sumber ektasinya dari luar atau
lebih dari 1 dan self excited yaitu sumber ektasinya dari dalam atau hanya 1, dimana self
excited terbagi atas seri, campuran, dan shunt. Motor induksi atau mesin asinkoron yang
berarti tidak pernah berjalan dengan kecepatan RMF stator. Motor Induksi terutama terdiri
dari dua jenis yaitu bisa berupa motor induksi satu fase atau motor induksi 3 fase. Motor
induksi tiga phase terutama digunakan dalam induksi untuk konversi daya, yaitu konversi
daya listrik ke mekanik dalam jumlah besar. Sedangkan untuk konversi daya kecil
menggunakan motor induksi satu fasa.

Motor induksi digunakan pada peralatan rumah, kantor, bisnis, pabrik dan lainnya.
Adapun perbedaan motor induksi 1 fasa dan 3 fasa antara lain, motor induksi fasa tunggal
menggunakan pasokan fase tunggal untuk operasinya sedangkan motor induksi tiga fase
menggunakan pasokan tiga fase untuk operasinya. Lalu motor induksi fasa tunggal torsi
awalnya lebuh rendah sedangkan motor induksi 3 fasa torsi awalnya lebih tinggi. Ke tiga
motor induksi 1 fasa lebih mudah diperbaiki dan dirawat atau dipelihara dibandingkan motor
induksi 3 fasa. Ke empat, motor induksi 1 fasa sederhana dalam kontruksi , andal dan
ekonomis dibandingkan dengan motor induksi tiga fase sedangkan motor induksi 3 fasa
lebih kompleks dalam konstruksi dan mahal. Ke lima efisiensi motor induksi 1 fasa lebih
rendah dibanding motor induksi 3 fasa. Lalu faktor daya motor induksi 1 fasa lebih rendah
dibanding motor induksi 3 fasa. Terakhir, motor induksi 1 fasa sebagian besar digunakan
dalam peralatan rumah tangga seperti penggiling mixer, kipas angin, kompresor dan lainnya,
sedangkan motor induksi 3 fasa sebagian besar digunakan dalam industri. Silent pol hanya
terdiri 4 untuk ratornya.

Motor induksi tiga fasa merupakan motor arus bolak balik yang paling sering digunakan
di kegiatan industri, motor ini yang menjadi penyebab utama powe factor tidak selalu
menjadi 1 karena menyerap daya reaktif yang mengakibatkan cos phi mengecil dengan
toleransi Indonesia. Karakteristik yang penting untuk diketahui yaitu arus start (Is), arus
nomminal ( In), Torsi start (Ts), torsi beban penuh (Tf), kecepatan rotor (nr) dan power
factor (cos phi). Data pengamatannya, semakin besar pembebanannya maka menghasilkan
kecepatan yang semakin sedikit.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
Pengasutan atau starting berfungsi untuk mereduksi arus lonjakan yang terjadi pada saat
starting. Pada motor induksi 3 fasa, arus starting dapat melonjak tinggi melebihi dari arus
normalnya. Biasanya kondisi wye digunakan saat starting dan kondisi delta digunakan saat
running. Kondisi pada saat wye – delta, karena jika kita gunakan hubungan delta arusnya
akan tinggi, sedangkan wye arus startingnya lebih rendah dibanding runningnya. Sehingga
kita gunakan pengasutan wye delta ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Thermal
overal relay akan memutus ketika terdeteksi panas berlebih pada rangkaian menggunakan
saklar otomatis. Kurang lebih materinya sama dengan materi motor listrik 3 fasa, dimana
pada kondisi wye (bintang) VLL = √3.VLN dan ILL=ILN, sedangkan pada kondisi Delta (
segitiga) VLL = VLN dan ILL = √3.ILN. rangkaian percobaan, supply 3 fasa harus masuk
ke perangkat pengaman (reverse current limit protection switch) agar jika terjadi arus
berlebih saklar ini akan otomatis memutus rangkaiannya , jika menggunakan relay akan
menghasilkan panas berlebih yang akan memberi sinyal ke pendeteksi untuk melepas
rangkaian dulu menggunakan bimetal ketika bimetal bengkok akan membengkokkan dan
mematikan saklar nya. Setelah itu kita ambil 2 fasa dan netral negatif dan postif untuk
menyuplai alat digital power analisis meter, meter digital untuk menganalisis daya, frekuesi,
tegangan, arus, dan lainnya.

Lalu 3 fasa dihubungkan ke fuse 6 Ampere, jadi jika melebih, fuse akan putus. Lalu akan
masuk dan mencatat nilai output yang masuk ke mesinnya ke wye delta starter switch atau
saklar startingnya. Opsi 0 untuk memutus rangkaian dan 1 artinya mesin induksi dalam wye,
dan 2 mesin induksi dalam delta (manual). Data pengamatannya arus hubungan wye starting
dan running, begitu juga dengan delta yaitu starting dan running. Arus yang tinggi
dibutuhkan agar perputarannya cepat, krna jika lambat efisiensi nya buruk. Kecepatan
nominal 1500 rpm atau 1800 rpm untuk kecepatan yang bagus, makanya tidak selamanya
menggunakan hubungan wye karena delta lebih tinggi dibsnding wye. Untuk tegangan, cos
phi hubungan delta lebih jelek dibanding hubungan wye. Semakin besar daya reaktif,
semakin jelek power faktornya, hubungan delta lebih lagging dibanding wye atau lebih
lambat arusnya dibanding tegangannya. Lagging lambat 90 derajat, beda dengan sefasa yang
benar – benar 0.

Karena motor induksinya dihambat oleh break unit sebagai bebannya dengan
mengeremmnya. Untuk bekerja lebih ekstra perlu ditarik daya yang lebih besar hingga 600
kW, karena torsi beban bera maka perlu dihasilkan torsi induksi maka diperlukan arus yang
besar juga. Dan cos phi juga semakin besar.

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Nur Fiqa Reski Aulia
201911046
X. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum kali ini sesuai dengan tujuannya yaitu :
 Menjelaskan karakteristik kecepatan-torsi dari rotor belitan motor tiga fasa. Torsi Start adalah
torsi yang dibutuhkan motor untuk mulai memutar poros. Besarnya Torsi start sekitar 0,5
sampai dengan 1,5 Torsi Nominal. Kecepatan Rotor (nr) pada Motor Induksi dapat berubah
ubah dari 0 sampai dengan kecepatan penuh yaitu, sama dengan Kecepatan Medan Putar (ns).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai