Anda di halaman 1dari 9

ELECTRICAL TEST PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA PT.

BUKIT ASAM 630 KVA

Arif Muslih Jainudin.1, Dr. Ir. Hermawan, DEA.2


1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : arifmuslihj@gmail.com

Abstrak

Dalam sistem tenaga listrik dibutuhkan beberapa komponen penting. Salah satu komponen penting tersebut adalah
transformator. Transformator dapat mengalami gangguan seperti halnya komponen sistem tenaga listrik lainnya. Gangguan
tersebut bisa mengganggu kinerja dari transformator tersebut.
Harga dari transformator sendiri sangat mahal sehingga penggantian unit yang baru dirasa kurang ekonomis bagi
suatu perusahaan. Oleh karena itu diperlukan perawatan dan perbaikan yang mengacu pada kondisi transformator itu
sendiri.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Electrical Test pada proses perbaikan transformator tiga fasa 525 V/6000
V 630 kVA milik PT. Bukit Asam khususnya dalam hal Electrical Test After Repairing.

Kata kunci: Transformator, Transformer Repair, Electrical Test

I. PENDAHULUAN transformator tiga fasa.


1.1 Latar Belakang 2. Mengetahui standar pengujian yang digunakan
Energi listrik merupakan energi yang sangat dalam pengujian transformator tiga fasa.
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 3. Dapat menentukan uji kelayakan transformator
Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari waktu tiga fasa dari electrical test after repair.
ke waktu. Terdapat beberapa komponen yang
dibutuhkan dalam sistem ketenagalistrikan. Salah satu 1.3 Pembatasan Masalah
dari komponen penting dalam sistem tersebut adalah Dalam Laporan Kerja Praktek ini di PT.
transformator. Dalam penggunaannya, transformator MESINDO TEKNINESIA, penulis membatasi
dapat mengalami suatu gangguan. Gangguan tersebut masalah pada hal-hal berikut:
bisa mengganggu kinerja dari transformator tersebut. 1. Uji kelayakan (Quality Assurance) pada
Harga dari transformator sendiri sangat mahal transformator tiga fasa PT. Bukit Asam 630
sehingga apabila terjadi suatu gangguan penggantian kVA.
dengan transformator baru adalah hal yang dinilai 2. Pengujian elektris meliputi: Insulation
kurang efektif dalam suatu instansi/perusahaan. Resistance Test, DC Resistance Test, Ratio
Oleh karena itu diperlukan suatu perawatan dan Test, Vector Group Test, Short Circuit Test, dan
pengecekan agar transformator selalu bekerja sesuai Energize.
dengan standar pemakaian dari transformator itu 3. Proses perbaikan transformator tiga fasa PT.
sendiri. Bukit Asam secara umum.
Untuk mengatasi gangguan-gangguan masalah
mesin listrik ini banyak perusahaan yang bekerja di II. DASAR TEORI
bidang jasa dalam bidang perawatan dan perbaikan 2.1 Transformator
mesin listrik. Salah satu dari perusahaan tersebut
adalah PT. MESINDO TEKNINESIA di Cilincing-
Jakarta Utara. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
repairing / rewinding electric motor AC-DC,
transformator serta generator. Maka sehubungan
dengan hal tersebut penulis mengambil studi kasus
untuk kerja praktek ini mengenai pengujian elektris
transformator tiga fasa milik PT. Bukit Asam.

1.2 Tujuan Gambar 2.1 Prinsip kerja transformator


Adapun tujuan Kerja Praktek yang dilaksanakan
Transformator terdiri atas dua buah kumparan
di PT. MESINDO TEKNINESIA adalah:
(primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua
1. Mengetahui jenis electrical test pada
1
kumparan ini terpisah secara elektrik namun proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation
berhubungan secara magnetis melalui jalur yang Tester (Mega Ohm Meter) untuk memperoleh hasil
memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan / kumparan trafo
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa)
tegangan bolak- balik maka fluks bolak-balik akan terhadap badan (case) maupun antar belitan primer,
muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena sekunder dan tertier (bila ada). Pada dasarnya
kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di mengetahui besar (nilai) kebocoran arus (leakage
kumparan primer maka di kumparan primer terjadi current) yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan
induksi sendiri (self induction ) dan terjadi pula primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang
induksi di kumparan sekunder karena pengaruh menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan
induksi bersama (mutual induction) yang bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus
sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika pada yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
rangkaian sekunder diberikan beban, sehingga memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri sehingga
energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara terhindar dari kegagalan isolasi.
magnetisasi). Pengukuran Insulation Resistance
∅ berdasarkan standar EASA AR200 mengenai
=− ( ) tegangan test berdasarkan tabel berikut ini :
Dimana : Tabel 2.1 Tegangan Test Untuk Tiap – Tiap Tegangan Kerja
e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] Winding Voltage Class Insulation Test Voltage(V)
N = jumlah lilitan (kV)
∅ 1,2 1000
= perubahan fluks magnet 2,5-5,0 2500
8,7-15,0 5000
Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2), Ref: EASA AR2000
maka berdasarkan hukum Faraday pada masing-
masing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl Nilai minimum Insulation Resistance (IR) dalam
induksi E1 dan E2. Besarnya ggl induksi E1 dan E2 satu menit untuk transformator didapatkan dari
adalah : hubungan berikut:
E1 = 4.44 f N1 φm 1/2
Rmin = C x E/(kVA)
E2 = 4.44 f N2 φm
Dimana :
Perbandingan antara E1 dan E2 disebut
R = nilai minimum Insulation Resistance
perbandingan transformator yang besarnya (dalam MegaOhm)
adalah sebagai berikut : o
a = E1/E2 = N1/N2 C = 1.5 untuk trafo saat 20 C
Hanya tegangan listrik arus bolak-balik E = rating tegangan dalam volt (phase to phase
yang dapat ditransformasikan oleh transformator, untuk trafo yang terhubung delta dan phase
sedangkan dalam bidang elektronika, transformator to neutral untuk trafo yang terhubung bintang)
digunakan sebagai gandengan impedansi antara kVA = rated capacity
sumber dan beban untuk menghambat arus searah (Ref: IEEE C57.125)
sambil tetap mengalirkan arus bolak-balik antara
rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada 2. Winding Resistance Test
transformator adalah untuk mengurangi reluktansi Belitan pada trafo merupakan konduktor yang
(tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis ( common dibentuk mengeliling/melingkari inti besi sehingga
magnetic circuit ). pada saat diberikan tegangan AC maka belitan tersebut
akan memiliki nilai induktansi (XL) dan nilai resistif
2.2 Standar Pengukuran Pada (R) dari belitan dan pengukuran ini hanya bisa
Transformator dilakukan dengan memberikan arus DC pada belitan.
Sebelum trafo dikeluarkan dari pabriknya atau Oleh karena itu pengujian ini sering disebut pengujian
digunakan sesuai fungsinya, maka perlu dilakukan hambatan DC / DC Resistance Test.
uji kelayakan (Quality Assurance : QA) dari trafo Pengujian hambatan DC dilakukan untuk
tersebut. Berikut ini merupakan klasifikasi standar mengetahui kelayakan dari koneksi-koneksi yang ada
pengujian yang diperlukan sebagai dasar acuan yang di belitan dan memperkirakan apa bila ada
meliputi : kemungkinan hubung singkat atau resistansi yang
tinggi pada koneksi belitan. Pada trafo 3 fasa proses
1. Insulation Resistance / Meg-Ohm Test pengukuran dilakukan pada masing-masing belitan
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah pada titik fasa ke netral dan pada hubungan antar fasa.

2
Besar nilai resistansi masing-masing fasa pada selain itu juga menggambarkan presentase tegangan
transformator harus seimbang (balance) satu sama nomial terminal untu melayani arus full load selama
lain dengan toleransi ±5%. kondisi short circuit.
Impedansi diukur dengan uji short circuit. Ketika
3. Vector Group salah satu kumparan dihubungfungsikan tegangan pada
Pemeriksaan vector group bertujuan untuk kumparan yang satunya cukup untuk mensirkulasi arus
mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo full load. Deviasi antar impedansi pengukuran
positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai impedansi yang tertera pada nameplate tidak boleh
adalah Additive dan Subractive. Gulungan dapat lebih dai 10%.
dihubungkan sebagai delta, bintang, atau saling
berhubungan- Bintang (zigzag). Winding polaritas juga 6. Energize Test
penting, karena membalikkan koneksi di satu set Energize Test dilakukan pada trafo untuk
gulungan mempengaruhi fase-pergeseran antara mengetahui kemampuan trafo ketika disupply
primer dan sekunder. Untuk menentukan polaritas tegangan. Tegangan yang digunakan sesuai dengan
transformator, dapat dilihat dari hasil pengujian nilai tegangan yang tertera pada nameplate. Dengan
dimana hasil yang diperoleh hanya ada menggunakan peralatan tambahan seperti potential
kemungkinan, sesuai dengan jenis polaritas transformer, tegangan yang ditransformasikan oleh
transformator. transformator yang diuji dapat diukur. Deviasi nilai
tegangan yang terukur, tidak lebih dari 10% dari nilai
Vektor tegangan primer dan sekunder suatu tegangan yang tertera pada nameplate.
transformator dapat dibuat searah atau berlawanan
dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk
transformator tiga phasa, arah tegangan akan III. ELECTRICAL TEST AFTER REPAIR PADA
menimbulkan perbedaan phasa, arah dan besar TRANSFORMATOR TIGA FASA 630 KVA
perbedaan phasa tersebut akan mengakibatkan adanya 3.1 Proses Perbaikan Transformator
berbagai macam kelompok hubungan pada Kerusakan yang terjadi pada transformator
transformator itu. biasanya disebabkan oleh adanya belitan yang putus
akibat tekanan mekanis, atau terbakarnya transformator
4. Transformator Turn Ratio Test (TTR) karena adanya hubung singkat yang terjadi pada belitan
Transformer Turn Ratio (TTR) Test atau transformator akibat panas yang berlebih. Tetapi ada
pengukuran perbandingan belitan transformator adalah juga kerusakan pada transformator disebabkan
pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui transformator tidak digunakan dalam waktu yang
perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi cukup lama. Transformator dapat diperbaiki dengan
dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga cara menggulung kembali belitannya. Electrical test
tegangan output yang dihasilkan oleh transformator adalah tahap terakhir dalam proses perbaikan
sesuai dengan yang dikehendaki. Tujuan dari transformator.
pengujian ratio belitan pada dasarnya untuk Secara umum proses perbaikan transformator 3
mendiagnosa adanya masalah dalam antar belitan dan fasa secara umum adalah:
seksi sistem isolasi pada trafo. Pengujian ini akan 1. Incoming Inspection (Pengecekan Awal)
mendeteksi adanya hubung singkat atau 2. Pembongkaran(Dismantling)
ketidaknormalan pada tap changer. Tingginya nilai 3. Electrical test before repair
resistansi akibat lepasnya koneksi atau konduktor yang 4. Pendataan bagian transformator yang akan
terhubung ground dapat dideteksi. Pengukuran dapat diperbaiki
dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn 5. Install new winding process
Ratio Test (TTR). 6. Electrical test after repair
7. Finishing(cleaning, painting, and packaging)
5. Short Circuit dan Impedance Test
Pengujian hubung singkat (short circuit) 3.1.1 Pengecekan Awal
dilakukan pada trafo untuk dapat mengetahui Pada tahap ini transformator akan didata sesuai
kemampuan trafo terhadap tekanan elektrik dan nameplate yang tertera pada body transformator, lalu
mekanik yang disebabkan oleh hubung singkat pada dicatat kelengkapan dan keadaan transformator.
bagian beban. Hubung singkat yang dimaksud dapat
meliputi hubung singkat fasa-fasa , tiga fasa , dan Berikut adalah nameplate dari transformator milik
double fasa ke tanah. Kejadian hubung singkat dapat PT. Bukit Asam.
membentuk arus simetri dan arus asimetri pada trafo. Tabel 3.1 Data transformator milik PT. Bukit Asam
Prosentase impedansi dari sebuah trafo ialah
voltage drop pada keadaan full load yang disebabkan Transformer Data
resistansi kumparan dan reaktansi bocor yang Merk Trafo-Union Rat Current 60,6 A
TUNORMA Primary
digambarkan sebagai presentase dari tegangan rating

3
Type TS 5841 B Rat Current 693 A 3.2 Electrical Test After Repair
Secondary Setelah transformator selesai diperbaiki dan
No. K19766 Model PT
Year 1983 Impedance 4,3%
disususn kembali, maka diperlukan uji kelayakan.
Rat.capacity 630 kVA Frequency 50 Hz Berikut adalah electrical test yang dilakukan setelah
[1] 6.300 V Vector Group Dyn 5 transformer selesai diperbaiki:
[2] 6.150 V kV class 10 S/0.6
Rat Volt [3] 6.000 V Type of cool ONAN 3.2.1 Insulation Resistance (IR) Test
Primary
[4] 5.850 V Total wt 2.04 T
[5] 5.700 V Wt of liquid 0.39 T
Pengukuran tahanan isolasi pada transformator
Rat Volt 525 V Ambient 45ᵒ C dilakukan untuk mengetahui kualitas isolasi pada
Secondary temperature transformator tersebut. Pengukuran dilakukan dengan
Model PT cara mengukur nilai tahanan isolasi pada sisi HV-
Ground, LV-Ground, dan sisi HV-LV.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa


transformator tersebut memiliki daya 630 kVA. Trafo
tersebut memiliki tegangan 6 kV pada sisi primer dan
525 V pada sisi sekunder. Transformator tersebut
mengalirkan arus pada sisi primer sebesar 60,6 A dan
693 A pada sisi sekunder.

3.1.2 Pembongkaran( Dismantling)


Setelah dilakukan pendataan, transformator
tersebut dibongkar untuk mengetahui kondisi visual.
Langkah pertama adalah mengeluarkan belitan
transformator dari body-nya, kemudian lembaran
kern(inti besi) dibuka satu persatu. Pada tahap
Gambar 3.3 Diagram pengujian Insulation Resistance(IR)
pembongkaran ini, diketahui bahwa kondisi belitan
sudah lepas dari bagian inti besi.
Hasil pengukuran Insulation Resistance (IR)
ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil pengukuran insulation resistance

Insulation Resistance(IR) Test

Test Test Result Standard IR Remark


Voltage Point (MΩ) (MΩ)
(V)

5000 HV- 690 R=CE/(√kVA) Good


Ground
Gambar 3.1 Pembongkaran transformator 1000 LV- 400 R=CE/(√kVA) Good
Ground
3.1.3 Install New Winding 5000 HV-LV 1900 R=CE/(√kVA) Good
Pada tahap ini dilakukan pemasangan kembali
belitan transformator yang sudah di rewinding ke Pengambilan data : 11 Februari 2016 pukul 09.00
dalam inti besi. Selanjutnya dilakukan pemasangan WIB
Measuring instrument : KYORITSU Insulation Tester
kembali bagian-bagian transformator seperti tap 3166 dan KYORITSU HV
changer, bushing, dan pengisian minyak trafo. Insulation Tester 3122A
Ambient Temperature : 32 ᵒC

Standard nilai minimum untuk pengukuran insulation


resistance adalah:
×
= (MΩ)

a. Insulation Resistance test HV to Ground
×
= (MΩ)

( )× , ×
= (MΩ)

Gambar 3.2 Pemasangan belitan transformator = 573,7 (MΩ)
IR pengukuran = 690 (MΩ)
4
b. Insulation Resistance test LV to Ground W 20,809 0,11%
× U 20,309 0,09%
= (MΩ)
√ 2 V 10,309 20,289 0,08%
( )× , × W 10,289 0,09%

= (MΩ) U 19,808 0,07%

3 V 19,808 19,794 0,07%
= 28,98 (MΩ)
W 19,810 0,08%
IR pengukuran = 400 (MΩ) U 19,308 0,05%
c. Insulation Resistance test HV to LV 4 V 19,309 19,299 0,05%
×
= (MΩ) W 19,299 0,05%
√ U 18,808 0,02%
( )× , ×[ ]
= (MΩ) 5 V 18,809 18,804 0,02%
√ W 18,804 0,02%
= 573,7 (MΩ) Pengambilan data : 2 Januari 2016
IR pengukuran = 1900 (MΩ)
Measuring Instrument : Digital Transformer Ratiometer
Model 8500
Dari hasil perhitungan nilai minimum Insulation
Resistance ( IR ) masing-masing phase dapat diketahui Ambient Temperature : 31oC
bahwa hasil pengukuran nilai tahanan isolasi
Parameter pengukuran toleransi ratio test
transformator setelah dilakukan perbaikan sudah
transformator secara matematis dituliskan sebagai
berada di atas nilai Insulation Resistance ( IR )
berikut:
minimum yang distandarkan oleh IEEE yaitu =
× ( )−( )
MΩ. Hal ini berarti kondisi isolasi lilitan = × 100%
√ ( )
transformator dapat dikatakan baik (good). Jika nilai
tahanan isolasi transformator masih dibawah nilai IR Dengan perhitungan nilai ratio nameplate (expected
minimum dapat menyebabkan timbulnya arus bocor turn ratio) seperti dirumuskan sebagai berikut:
dari transformator terhadap ground, sehingga dapat
membahayakan keselamatan mahkluk hidup yang ada Ratio:
disekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya arus -Tap 1
hubung singkat pada belitan transformator.
Voltage HV tap 1= 6300 V
×√
3.2.2 Transformer Turn Ratio Test Ratio nameplate=

Pengukuran ratio belitan dilakukan untuk 6300 × √3


memastikan agar nilai tegangan output yang dihasilkan =
oleh transformator sudah sesuai dengan nameplate. 525
=20,784
, ,
Phase U deviation= × 100%
,

= 0,11%
, ,
Phase V deviation= × 100%
,

= 0,11%
, ,
Phase W deviation= × 100%
,

= 0,11%

-Tap 2
Gambar 3.4 Diagram Pengukuran Transformer Ratio
Voltage HV tap 2= 6150 V
Hasil pengukuran ratio ditunjukkan pada Tabel 3.3.
×√
Tabel 3.3 Hasil pengujian ratio tegangan Ratio nameplate=

Test Ratio Standard


Tap Hasil Deviation 6150 × √3
Point Nameplate IEEE =
1
U 20,808
20,784
0,11%
±0,5% 525
V 20,808 0,11%

5
=20,289 = 0,05%
, ,
Phase U deviation= × 100%
,
-Tap 5
= 0,09%
, , Voltage HV tap 5= 5700 V
Phase V deviation= × 100%
,
×√
Ratio nameplate=
= 0,08%
, , 5700 × √3
Phase W deviation= × 100% =
, 525
= 0,09% =18,805
, ,
Phase U deviation= × 100%
,
-Tap 3
= 0,02%
Voltage HV tap 3= 6000 V
, ,
Phase V deviation= × 100%
×√ ,
Ratio nameplate=
= 0,02%
6000 × √3 , ,
= Phase W deviation= × 100%
525 ,

=19,794 = 0,02%
, ,
Phase U deviation= × 100% Dari hasil pengukuran ratio pada Tabel 3.3 dapat
,
disimpulkan bahwa nilai ratio pada transformator
= 0,07% tersebut dapat dikatakan baik karena tidak melebihi
standard yang disebutkan pada IEEE bahwa deviasi
, ,
Phase V deviation= × 100% maksimum dalam pengukuran ratio hanya sebesar
,
±0,5%. Pergeseran nilai ratio yang terukur dengan nilai
= 0,07% ratio yang tertera pada nameplate dapat disebabkan
oleh perbedaaan panjang kawat yang digunakan untuk
, ,
Phase W deviation= × 100% winding trafo, walaupun nilainya sangat kecil akan
,
tetap terbaca oleh ratiometer karena alat tersebut
= 0,08% memiliki ketelitian yang tinggi.

-Tap 4 3.2.3 Resistance DC Test

Voltage HV tap 4= 5850 V Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui


kondisi isolasi atau nilai resistif (R) antara belitan
×√
Ratio nameplate= dengan ground atau antar belitan. Sehingga dapat
memperkirakan apabila ada kemungkinan hubung
5850 × √3 singkat atau resistansi yang tinggi pada koneksi belitan.
= Tahanan isolasi yang diukur sendiri adalah fungsi dari
525
arus bocor yang menembus melewati isolasi atau
=19,299 melalui jalur bocor pada permukaan eksternal. Alat
, ,
yang digunakan adalah transformer resistance meter.
Phase U deviation= × 100%
,

= 0,05%
, ,
Phase V deviation= × 100%
,

= 0,05%
, , Gambar 3.5 Diagram Pengukuran Transformator Resistance
Phase W deviation= × 100%
,

6
Hasil pengukuran transformer resistance Dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan
ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 bahwa vector group hubungan transformator sesuai
dengan yang tertera pada nameplate yaitu terhubung
Tabel 3.4 Pengukuran resistance DC pada sisi primer
Primary side
Dyn5, yang berarti sisi HV memiliki hubung delta dan
sisi LV memiliki hubung bintang(wye). Vector group
Tap U1-V1 V1-W1 W1-U1 sangat berpengaruh saat trafo akan dipararelkan dengan
1 743,1 mΩ 736,7 mΩ 745,9 mΩ trafo yang lain.
2 704,5 mΩ 704,7 mΩ 704,3 mΩ

3 687,3 mΩ 687,2 mΩ 687,2 mΩ 3.2.5 Short Circuit Test (Impedance Test)


4 673,1 mΩ 672,4 mΩ 672,4 mΩ
Pengujian hubung singkat transformator
5 684,7 mΩ 675,0 mΩ 675,0 mΩ dilakukan untuk mengukur besarnya impedance pada
transformator yang kemudian dibandingkan dengan
nilai yang tertera pada nameplate.
Tabel 3.5 Pengukuran resistance DC pada sisi sekunder
Secondary Side(mΩ)

U2-V2 V2-W2 W2-U2 N-U2 N-V2 N-W2

4,712 4,741 4,712 2,451 2,451 2,516

Pengambilan data : 12 Februari 2016 Pukul 09.30


Measuring Instrument : LTCA-10 Transformer
Resistancemeter
Ambient Temperature : 32ᵒC Gambar 3.7 Diagram Short Circuit Test
Current Injection : 5 Ampere

Hasil pengujian short circuit ditunjukkan pada


3.2.4 Vector Group Test
Tabel 3.7.
Pengujian vector group dilakukan untuk Tabel 3.7 Hasil pengujian short circuit
mengetahui kebenaran vector group yang tercantum
pada nameplate transformator dengan tujuan agar Test Point Input Current (A) Input Voltage (V)
transformator tersebut dapat dipararel dengan U1 45,7 200
transformator lain yang memiliki vector group yang
sama. V1 47,3 200

W1 46,3 200

Rata-rata 46,43 200

Pengambilan data : 13 Februari 2016 Pukul 10.00


WIB

Measuring instrument : Tang Ampere, Multimeter

Ambient temperature : 31ᵒC

Gambar 3.6 Diagram pengujian vector group Dari data hasil pengujian tersebut dapat dihitung
besar impedansi transformator seperti dalam
Hasil pengukuran tegangan dalam pengujian vector perhitungan berikut ini:
group ditunjukkan pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Hasil pengujian vector group =
Voltage Measurement
Diagram Connection Test Point
(V) = =(6000)2 /630.000
.
U1-V1 409
V1-W1 412
= 57,14 Ω
V1-V2 441
V1-W2 440
W1-V2 414
W1-W2 445 = √3
U2-V2 21,25
V2-W2 21,38
W2-U2 21,34

7
200 Pengambilan Data : 17 Februari 2016 Pukul 09.40
= √3
Measuring Instrument : Multimeter, Tang Ampere
46,43
= 2,49 Ω Tegangan output yang dihasilkan potensial
transformer diukur dengan menggunakan multimeter.
Potential Transformer memiliki ratio sebesar 71,875.
= × 100% Berdasarkan nameplate tegangan pada sisi HV trafo
adalah 6000. Maka dengan membagi tegangan HV
2,49 dengan ratio potential transformer didapatkan
= × 100%
57,14 tegangan output.

= 4,352% Tegangan output hasil perhitungan


Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
=
impedance trafo sebesar 4,352%, jika dibandingkan
dengan nilai impedance trafo yang tertera pada
6000
nameplate terjadi deviasi sebesar: =
71,875
( )−( )
= × 100%
( )
=83,48 V
(4,352) − (4,3)
= × 100% Berdasarkan hasil tegangan output hasil
(4,3) perhitungan dengan tegangan output hasil pengukuran
dengan multimeter, terdapat deviasi sebesar 0,1 %.
= 1,209%
Nilai deviasi yang diijinkan sesuai standar SR EN
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan deviasi 60076-1 adalah sebesar 10%.
nilai impedance sebesar 1,209%. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai impedance transformator
IV. PENUTUP
dalam kondisi baik. Nilai deviasi standar yang
digunakan yaitu sebesar ±10% mengacu pada EASA 4.1 Kesimpulan
AR200. 1. Hasil energize test sudah sesuai dengan nilai
tegangan yang tertera pada nameplate
transformator PT. Bukit Asam 630 kVA.
2. Pengujian insulation resistance, ratio test, dan
3.2.6 Energize Test resistance test pada transformator tiga fasa milik
PT. Bukit Asam 630 kVA sudah sesuai dengan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai standar EASA AR 200.
apakah tegangan output dari trafo sudah sesuai dengan 3. Hasil pengujian vector group dan short circuit
niai tegangan yang tertera pada nameplate. Pengujian sudah sesuai dengan nameplate yang tertera
dilakukan dengan menghubungkan sisi LV trafo pada transformator.
dengan tegangan sesuai nameplate, sisi HV 4. Transformator tiga fasa 630 kVA milik PT.
dihubungkan dengan potensial transformer untuk Bukit Asam sudah memenuhi standar pengujian
keperluan pengukuran. berdasarkan EASA AR200 dan IEEE
C57.12.90-2010.
4.2 Saran
1. Data pengujian after repair untuk trafo sebaiknya
diarsipkan dengan baik, sehingga mempermudah
dalam penyusunan laporan.
Gambar 3.8 Diagram Energize Test
2. Selama pengujian sebaiknya digunakan peralatan
Pada energize test sisi LV disuplai dengan alat pelindung diri untuk keselamatan penguji.
tegangan 525 V, sisi HV trafo yang diuji dihubungkan
dengan potensial transformator untuk mengetahui DAFTAR PUSTAKA
tegangan pada sisi HV trafo. Hasil energize test [1] PT. MESINDO TEKNINESIA. “Sejarah dan Profil Perusahan
PT. MESINDO TEKNINESIA”,Cilincing-Jakarta, 2016.
ditunjukkan pada Tabel 4.8 [2] Zuhal, 1988. Dasar Tenaga Listrik, ITB, Bandung.
[3] Nadeshda==A New Hope, Transformator.
Tabel 3.8 Hasil Energize Test
Diperoleh 19 Maret 2016, dari
Test Input Voltage Input Current Output http://nhunhea.blogspot.co.id/2013/05/transformator-
Point (V) (A) Voltage (V) trafo_3505.html
U 525 5,2 83,6 [4] Sumanto, 1991, Teori Transformator, ANDI Offset,
Yogyakarta.
V 525 4,5 83,9
[5] Wildi, Theodore.2005.Electrical Machines, Drives, and Power
W 525 4,5 83,2
Systems

8
[6] Kadir, Abdul,1981. Transformator, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.
[7] EASA STANDARD AR200-0602
[8] Standart IEEE C57.12.90-2010
[9] SR EN 60076-1

BIODATA PENULIS

Arif Muslih Jainudin


(21060113130165) Lahir
pada tanggal 16 Januari 1995
. Telah menempuh
pendidikan di TK Al-
Islam 14 Mipitan,
kemudian SD Negeri
Ngemplak 1 Surakarta, SMP
Negeri 7 Surakarta, SMA
Negeri 1 Surakarta dan saat
ini menjadi mahasiswa di
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro.

Semarang, Mei 2016


Mengetahui, Dosen
Pembimbing

Dr. Ir. Hermawan, DEA.


NIP. 196002231986021001

Anda mungkin juga menyukai