DASAR TEORI
A. Pengertian Transformator
Transformator atau trafo adalah perangkat listrik yang terdiri dari dua atau lebih
kumparan kawat yang digunakan untuk mentransfer energi listrik dengan cara
mengubah medan magnet.
Salah satu alasan utama menggunakan tegangan dan arus AC bolak-balik di
rumah dan tempat kerja kita adalah bahwa supply AC dapat dengan mudah dihasilkan
pada tegangan yang nyaman, transformed atau diubah (karenanya diberi nama
transformator) menjadi tegangan yang jauh lebih tinggi dan kemudian didistribusikan
ke seluruh negeri menggunakan jaringan tiang dan kabel nasional jarak yang sangat
jauh.
Tegangan dan arus transmisi AC yang lebih tinggi ini kemudian dapat direduksi
menjadi level tegangan yang jauh lebih rendah, lebih aman, dan dapat digunakan di
mana ia dapat digunakan untuk memasok peralatan listrik di rumah dan tempat kerja
kita, dan semua ini dimungkinkan berkat dasar Transformator (trafo) Tegangan.
B. Komponen Transformator
1. Intibesi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan k awat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi
maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton pertinak dan
lain lain.Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang
dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bagian dari
bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan
tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu
meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka
minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan. Minyak
transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah
senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa
hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih
mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil.
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui
sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing
sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi
bushing yang sering disebut center tap.
5. Tangki-Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan
uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo
dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan
minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk
saluran udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air
pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara
disekitarnya.
6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini
akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar transformator, media yang dipakai pada sistem
pendingin dapat berupa Udara/gas, Minyak dan Air.
7. Tap-Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan,
tapi pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya
menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi
terbaik, konstan dan berkelanjutan. Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa
sehingga perubahan tegangan pada sisi masuk/input tidak mengakibatkan
perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan kata lain tegangan di sisi
keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa
terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC).
8. Alat-pernapasan (DehydratingBreather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang
timbul, maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai
konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh
bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air
akan mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung
cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki
konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap
kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel.
C. Prinsip Kerja Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua
(skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Gambar 2.9 Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder
METODOLOGI PRATIKUM
B. Cara Kerja
1. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan (konsultasi dengan dosen pengasuh
atau asisten)
2. Susun rangkaian
𝑉𝑠.𝐼𝑠 2.8𝑥5.2
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 161.7 %
3𝑥3
𝑉𝑠.𝐼𝑠 5.8𝑥11
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 171.5 %
6𝑥6.2
𝑉𝑠.𝐼𝑠 8𝑥15
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 148.1 %
9𝑥9
𝑉𝑠.𝐼𝑠 12𝑥17
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 12𝑥13 𝑥100% = 130.7 %
∑η 612
∑ η̅ = = = 153 %
n 4
𝑉𝑠.𝐼𝑠 0.8𝑥1
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 3𝑥3.2 𝑥100% = 8.3 %
𝑉𝑠.𝐼𝑠 2.2𝑥2.6
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 15.3 %
6𝑥6.2
𝑉𝑠.𝐼𝑠 3.4𝑥4.2
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 17.6%
9𝑥9
𝑉𝑠.𝐼𝑠 4.6𝑥6.6
𝜂 = 𝑉𝑝.𝐼𝑝 𝑥100% = 𝑥100% = 19.4 %
12𝑥13
∑η 60.6
∑η̅ = = = 15.1 %
n 4
B. Pembahasan
Pada praktikum ini kita menentukan banyak lilitan pada kumparan primer (Np),
banyak lilitan pada kumparan sekunder (Ns), tegangan sekunder (Vs), tegangan
primer (Vp), arus sekunder (Is), arus primer (Ip), dan efisiensi transformator (𝜂).
Antara hasil praktikum dan teori berbeda satu sama lain. Dengan rumus mencari Vs,
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘−1 𝑉𝑠.𝐼𝑠
Ip, dan Is = x batas waktu dan 𝜂 = 𝑥100%
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑉𝑝.𝐼𝑝
Pada tabel 1. banyak lilitan pada kumparan primer 500 volt, banyak lilitan pada
kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 4.2 volt, tegangan primer 3 volt,
arus sekunder 2 A, arus primer 3 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 8.4 %. Banyak
lilitan pada kumparan primer 500 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000
volt, tegangan sekunder 4.2 volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 21 A, arus
primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 2170 %. Hasil ini termasuk ke dalam
transformator step up dimana Np = 250 lebih kecil dari pada Ns = 1000, dan Vs = 4.2
volt lebih besar daripada Vp =3 volt.
Dari tabel 1 hasil penelitian diatas diketahui banyak lilitan pada kumparan
primer 500 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder
2.8 volt, tegangan primer 3 volt, arus sekunder 5.2 A, arus primer 3 A, dan efisiensi
transformator (𝜂) 1.456 %. Banyak lilitan pada kumparan primer 500 volt, banyak
lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 5.8 volt, tegangan
primer 6 volt, arus sekunder 11 A, arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂)
6.592 %. Hasil tabel 3 ini seharusnya termasuk ke dalam transformator step up dimana
jumlah lilitan pada kumparan primer lebih kecil daripada jumlah lilitan pada
kumparan sekunder. Dan tegangan sekunder lebih besar daripada tegangan primer.
Tetapi terjadi kesalahan saat praktikum yaitu saat mata melihat alat praktikum dan
tidak sesuai dengan konsep transformator. Sehingga Np = 500 > Ns = 1000, Vs = 2.8
volt < Vp =3 volt, dan merupakan transformator step down.
Dari tabel 2 hasil penelitian diatas diketahui banyak lilitan pada kumparan
primer 1000 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 500 volt, tegangan sekunder
0.8 volt, tegangan primer 3 volt, arus sekunder 1 A, arus primer 3.2 A, dan efisiensi
transformator (𝜂) 85.3 %. Banyak lilitan pada kumparan primer 1000 volt, banyak
lilitan pada kumparan sekunder 500 volt, tegangan sekunder 2.2 volt, tegangan primer
6 volt, arus sekunder 2.6 A, arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 591 %.
Hasil tabel 4 ini termasuk ke dalam transformator step down dimana jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih besar daripada jumlah lilitan pada kumparan sekunder.
Dan tegangan sekunder lebih kecil daripada tegangan primer. Np =1000 >Ns = 500,
dan Vs = 0.8 volt < Vp = 3 volt.
Jika Np lebih kecil daripada Ns maka Vs lebih besar daripada Vp maka
termasuk ke dalam transformator step up tetapi jika Jika Np lebih besar daripada Ns
maka Vs lebih kecil daripada Vp maka termasuk kedalam transformator step down.
Hasil penelitian di tabel 1 dan tabel 2 Np lebih kecil daripada Ns maka termasuk ke
dalam transformator step up, tetapi hasil tabel 3 tidak sesuai dengan teori
transformator step up. Hal ini dikarenkan Vs lebih kecil daripada Vp. Hasil
berdasarkan teori sesuai dengan konsep transformator dan tidak terjadi
penyimpangan.
Jika Ns > Np, transformator disebut transformator step-up karena menaikkan
tegangan primer ke tegangan yang lebih tinggi Vs, Demikian pula jika Ns < Np disebut
transformator step-down (Halliday, 2010). Jika n > 1 tegangan sekunder lebih besar
daripada tegangan primer. Transformator semacam ini disebut transformator step-up.
Jika n < 1 tegangan sekunder lebih kecil daripada tegangan primer, dan kita
mempunyai transformator step-down (Sutrisno, 1979).