Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat,


sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah jumlahnya
dan menuntut mutu serta kualitas pelayanan energi listrik yang lebih baik secara
kontinyu.
Pada konsumen besar sering ditemukan suatu perangkat instalasi listrik yang
sering disebut kubikel/ perangkat hubung bagi. Fungsinya adalah sebagai pembagi
beban serta pengukuran Kubikel didalamnya mempunyai berbagai alat seperti
PMT, PT, CT, Relay, dll. Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan khusus agar
tetap sesuai dengan standart kinerjanya.

1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktek bengkel ini, mahasiswa diharapkan mampu
a. Melakukan pengukuran tahanan pada Transformator Distribusi.
b. Menjelaskan bentuk dan fungsi komponen yang terdapat pada kubikel
beserta prinsip kerjanya,
c. Menjelaskan cara pengoperasian kubikel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Transformator


Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo”
sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC
pada satu level tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah frekuensinya.
Tranformator biasa digunakan untuk mentransformasikan tegangan
(menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain itu transformator
juga dapat digunakan untuk sampling tegangan sampling arus dan juga
mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih
kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan
tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung.
kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan
primer) dan kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan
sekunder). $ila terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut
akan disebut sebagai kumparan tersier kuarter dst.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. ketika
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak - balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan medan
magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti
besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang timbulkan akan
mengalir ke kumparan sekunder , sehingga pada ujung"ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal balik
(mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka akan mengalir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi sempurna
(100 %) semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
2.2. Pengertian Kubikel

Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada


gardu distribusi yang mempunyai fungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan 20 kV. Kubikel biasa terpasang pada gardu distribusi atau gardu
hubung. Berikut adalah gambar kubikel pada gambar 1.

Gambar 1 Kubikel 20 kV

2.3. Fungsi Kubikel


Adapun fungsi dari kubikel adalah sebagai berikut :
1. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama,
2. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fuse/pelebur, dan
3. Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar).
2.4. Jenis Kubikel
Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara lain:
a. Kubikel Incoming : berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo
daya ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke
dalam busbar yang berada di dalam kubikel 20 kV
b. Kubikel Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban
c. Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar
ke beban pemakaian sendiri GI
d. Kubikel Kopel (bus kopling) : sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2
e. Kubikel PT / LA : sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman
terhadap jaringan.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung antar sel.

2.5. Komponen – Komponen Kubikel


1. Kubikel Incoming
Berikut merupakan komponen-komponen kubikel incoming antara lain :
a. Lampu Indikator (H26)
Lampu indikator pada incoming berfungsi sebagai penanda dimana
lampu akan menyala jika ada tegangan dari luar masuk ke incoming.
b. Rel / Busbar 20 kV Isolator
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi
rel umumnya terletak pada bagian atas kubikel. Busbar harus dari bahan
tembaga atau aluminium. Busbar aluinium harus dilapisi timah pada
titik sambungan busbar. Busbar digunakan untuk mengumpulkan
tenaga listrik dengan tegangan 20 kV sertamembaginya ke tempat-
tempat yang diperlukan. Berikut adalah busbar pada gambar 2.

Gambar 2 Busbar
c. Current Transformator (CT)
Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik
disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang
kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
Dimana mentransformasikan arus dari 75A ke 5A. Berikut adalah
gambar CT pada gambar 3.

(a) (b)

Spesifikasi
Merk MAGRINI GALILEO
Type CT ARM2/N2F
Ith 16 kA
Arus Rating 75 A / 5 A
Metering 5A
Burden 7,5 VA
Class 0,5
Proteksi 10 A

Gambar 3 (a) CT (Current Transformer) (b) Nameplate CT

d. Disconnect Switch (DS)


Disconnect switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada
sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat
memutus dan menyambung rangkaian dalam kondisi tanpa beban.
e. Heater (Pemanas)
Merupakan alat pemanas berfungsi untuk memanaskan ruang
terminal kabel dalam kubikel agar kelembabannya terjaga. Keadaan
ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel
tersebut. Corona akan menyebabkan turunnya kualitas
isolasi/breakdown peralatan. Sehingga apabila ada kenaikan
tegangan/arus akibat gangguan, maka titik lemah dari isolasi ini akan
terancam untuk rusak/meledak/terbakar. Berikut adalah gambar heater
pada gambar 4.

Gambar 4 Heater

f. Earth Switch (ES)


Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan
menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada
personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya
kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan.

2. Kubikel Metering
Berikut merupakan komponen-komponen kubikel metering antara lain :
a. Fuse
Pada metering terdapat fuse-fuse pengaman sebanyak 3 buah yang
sering disebut sebagai solefuse. Solefuse ini digunakan untuk
melindungi trafo tegangan dari gangguan. Berikut adalah gambar fuse
pada gambar5.

Gambar 5 Solefuse

b. Trafo Tegangan
Trafo Tegangan adalah peralatan listrik yang dapat memperkecil
tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam
rangkain arus bolak-balik. Fungsi trafo tegangan adalah untuk
memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak
dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan
tegangan tinggi merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan
dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20kV. Berikut adalah gambar Trafo
tegangan pada gambar 6.

(a)
(b)

Gambar 6 (a). Trafo Tegangan (b) Nameplate trafo

3. Kubikel Outgoing
Berikut merupakan komponen-komponen kubikel outgoing antara lain :
a. Lampu Indikator
Lampu indikator pada outgoing berfungsi Lampu indikator ON/OFF
PMT digunakan untuk menandai kondisi PMT Close atau Open dengan
2 (dua) warna yang berbeda (merah atau hijau). Berikut adalah gambar
lampu indikator pada gambar 7.

Gambar 7 Lampu indicator

b. Pemutus Tenaga (CB)


Adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi pemutusan maka
akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu
pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti
minyak, udara atau gas. Berikut adalah gambar CB pada gambar 8.
Gambar 8 Pemutus Tenaga

c. Current Transformator (CT)


Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik
disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang
kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.

2.6. Sistem Interlock


Sistem interlock harus dilengkapi untuk mencegah kemungkinan kesalahan
atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi.
Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling
tinggi, tak dapat diganggu gugat dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi
dari kontrol mekanisnya. Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor
listrik sebagai penggerak alat hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik
arus searah, maka sistem interlockpun juga diberlakukan pada sistem kontrol
listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum pada posisi siap
dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan. Macam- macam
sistem interlock :
a. Interlock pintu
Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika :
 Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan tertutup
 Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka.
 Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian dalam
keadaan terbuka.
b. Interlock sakelar utama
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat dioperasikan
jika:
 Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka.
 Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup.
c. Interlock sakelar pembumian
Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika sakelar utama dalam keadaan
tertutup.
d. Penguncian
Perlengkapan penguncian harus disediakan untuk :
 Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau tertutup
 Sakelar utama atau pemutusan tenaga pada posisi terbuka
 Pintu Kubikel

2.7. Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator Distribusi


Tahanan isolasi adalah hambatan yang ada antara dua komponen yang
bertegangan atau komponen bertegangan dengan ground.
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan
isolasi tahanan. Pengukuran isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan
menggunakan Mega ohmmeter, atau Megger yang pembacaannya langsung dalam
MΩ dan GΩ. Nilai tahanan isolasi yang rendah dapat menunjukkan lilitan dalam
keadaan kotor atau basah. Moisture atau kelembapan dapat juga terdapat pada
permukaan isolasi, atau pada lilitan atau pada keduanya.
Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan
VDE Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Sedangkan
pada trafo dikenal dengan istilah Index Polarisasi (IP), dimana pengukuran IP ini
untuk memastikan peralatan layak dioperasikan. Indeks yang biasa digunakan
dalam menunjukkan pembacaan tahanan isolasi trafo dikenal sebagai dielectric
absorption, yang diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode waktu
yang lebih lama dengan sumber tegangan yang konstan. Pengukuran
berkelanjutan dilakukan selama 10 menit, tahahan isolasi akan mempunyai
kemampuan untuk mengisi kapasitansi tinggi ke dalam isolasi trafo dan
pembacaan resistansi akan meningkat lebih cepat jika isolasi bersih dan kering.
Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai
Indeks Polarisasi (IP) atau Polarization Index (PI). Jika nilai IP terlalu rendah,
berarti isolasi telah terkontaminasi. Berikut ini contoh alat ukur Megger dapat
dilihat pada gambar 9.

Gambar 9 Insulation resistance test

BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Tabel 1 Daftar Alat
Peralatan Kerja
No Nama Alat Jumlah
1 Alat Ukur Pembumian (Earth Test) 1 buah
2 Kabel 2 buah
3 Kunci inggris 1 buah
4 Obeng 1 set
5 Insulation resistance test 1 set
6 Tongkat (lever) 1 buah
Perlengkapan K3
1 Helm Pengaman 1 buah
2 Sepatu Safety 1 buah
3 Sarung Tangan 20 KV 1 buah
4 Baju Bengkel 1 buah

3.2 Bahan
Tabel 2 Daftar Bahan

Bahan Kerja
1 Kubikel SCHENEIDER 20 KV SM 6 1 buah
2 Transformator 3 fasa 380 V / 20 KVA 1 buah

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Langkah Kerja


a. Pengujian Tahanan Isolasi Transformator Distribusi
1) Mencatat spesifikasi dari Transformator sesuai dengan yang tercantum
pada nameplate,
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
3) Memasang kabel merah pada soket yang sesuai pada alat tester,
4) Kemudian memasang ujung kabel merah dan kuning masing-masing
pada tongkat yang ditanam ditanah,
5) Memutar saklar pilih paa posisi Batt Check,
6) Menekan tombol power pada alat ukur / megger,
7) Merangkai alat ukur dengan trafo yang akan diuji, misalnya terminal
phasa R pada sisi Tegangan Menengah (TM) dengan terminal body /
sesuai dengan prosedur yang akan diukur pada tabel,
8) Memutar saklar pilih pada posisi MS,
9) Mengukur tahanan dengan menekan tombol tes da mencatat hasil
pengukuran,
10) Setelah semua pengukuran pada komponen kubikel selesai maka
komponen yang dilepas atau dibuka dipasang kembali, dan
11) Selama pengukuran, hasil pengukuran dicatat berdasarkan prosedur.

b. Pengenalan Komponen Kubikel


1) Melakukan grounding terhadap semua panel kubikel (incoming,
metering, outgoing),
2) Memasukkan tongkat (lever) ke dalam pengunci untuk memutar posisi
ke posisi grounding,
3) Memutar tongkat ke arah kanan atau ke posisi 1,
4) Setelah semua panel dalam keadaan ground maka selanjutnya
membuka pintu panel dengan cara mengangkat sambil menarik pintu
panel,
5) Mencatat komponen yang terdapat pada kubikel dan memahami
fungsi dan konsep dari komponen tersebut beserta spesifikasi,
6) Membuat single line dari kubikelnya,
7) Setelah mengetahui komponennya, tutup pintu panel dengan cara
mengangkat sambil mendorong pintu panel, dan
8) Melepas grounding kubikel dengan cara memasukkan tongkat (lever)
ke pengunci lalu memutar ke arah kiri (0) sehingga posisi kembali
seperti semula.
c. Pengoprasian Kubikel
1) Melakukan grounding terhadap semua panel kubikel (incoming,
metering, outgoing),
2) Memasukkan tongkat (lever) ke dalam pengunci untuk memutar posisi
ke posisi grounding,
3) Memutar tongkat ke arah kanan atau ke posisi 1,
4) Setelah semua panel dalam keadaan ground maka selanjutnya
membuka pintu panel dengan cara mengangkat sambil menarik pintu
panel,
5) Mengecek keadaan fuse, PMT, transformator metering apakah masi
dalam kondisi baik atau tidak, namun dalam pengecekan harus hati-
hati dikarenakan masi aktifnya heater,
6) Setelah selesai perawatan maka menutup pintu panel dengan cara
mengangkat sambil mendorong pintu panel,
7) Melepas grounding kubikel dengan cara memasukkan tongkat (lever)
ke pengunci lalu memutar ke arah kiri (0) sehingga posisi kembali
seperti semula,
8) Perawatan kubikel telah selesai,

4.2 Tiga posisi / keadaan pada kubikel


a. Posisi Standby
OUTGOING METERING INCOMING

DM1-A CM IM

Gambar 10 Single Line Diagram Kubikel Posisi Standby

 Posisi standby adalah kondisi persiapan, dimana kubikel dapat


dioperasikan ke posisi Maintanance (pemeliharaan) ataupun ke posisi
Operasi.
 Jika pemeliharaan telah selesai dilakukan, maka selanjutnya memutar
kembali saklar Q2 pada incoming dan metering diputar ke posisi 0 dan
saklar Q3 pada outgoing diputar ke posisi 0, sehingga kubikel kembali ke
keadaan standby.
 Jika pengoperasian telah selesai dilakukan, maka selanjutnya memutar
kembali saklar Q1 pada incoming dan metering diputar ke posisi 0 dan
saklar Q3 pada outgoing ke kiri (posisi 0), sehingga kubikel kembali ke
keadaan standby.
 Urutan kerja kubikel yaitu Incoming – Metering – Outgoing.

b. Posisi Maintanance (Pemeliharaan)


OUTGOING METERING INCOMING

DM1-A CM IM

Gambar 11 Single Line Diagram Kubikel Posisi Maintanance

 Untuk memperoleh keadaan Maintanance maka saklar Q2 diputar ke


kanan (posisi ON) sehingga terhubung dengan sistem pembumian.
 Jika pemeliharaan telah selesai dilakukan, maka selanjutnya memutar
kembali saklar Q2 ke kiri (posisi OFF) sehingga kubikel kembali ke
keadaan standby.

c. Posisi Operasi
OUTGOING METERING INCOMING

DM1-A CM IM

Gambar 12 Single Line Diagram Kubikel Posisi Operasi

 Untuk memperoleh keadaan Operasi pada Incoming dan Metering maka


saklar Q1 diputar ke kanan (posisi 1) Sedangkan untuk memperoleh
keadaan operasi pada Outgoing maka saklar Q3 diputar ke kanan (posisi 1)
sehingga kubikel beroperasi / aktif.

4.3 Identifikasi Komponen Kubikel dan Transformator


OUTGOING METERING INCOMING

Gambar 13 Kubikel Schneider Electric SM 6

A. Incoming
1) Kabel 3 phasa dari generator

Gambar 14 Kabel 3 phasa dari generator


Gambar 15 Kubikel incoming

 H21 merupakan lampu tanda Jika tengangan masuk dari generator


 Q1 merupakan Kunci untuk Meng-On kan incoming
 Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system
pembumian, hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan
2) Spesifikasi Incoming

Gambar 16 Spesifikasi kubikel incoming


3) Trafo Arus

Gambar 17 Spesifikasi trafo arus


4) Fuse

Gambar 18 Spesifikasi fuse


5) Alat Pengukuran
Voltmeter, Amperemeter, kWh Meter

B. Metering

Pada metering spesifikasinya hampir sama dengan incoming, hanya pada


metering (Ir) nya adalah 100 A

Gambar 19 Spesifikasi kubikel metering

C. Outgoing
1) Trafo Tegangan
Gambar 20 Spesifikasi trafo tegangan

Gambar 21 Kubikel outgoing

 A adalah kunci untuk memastikan outgoing telah terhubung


 B merupakan Kunci untuk membuka Q1
 C untuk menghubungkan CB
 Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan outgoing
 Q1 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan sistem
pembumian, hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan

2) Spesifikasi outgoing

Gambar 22 Spesifikasi kubikel outgoing

 Outgoing digunakan untuk menghubungkan kubikel dengan distribusi.


4.4 Prinsip Kerja Kubikel
Prinsip kerja dari kubikel,tegangan yang berasal dari trafo ( 20 KV ) masuk
pertama kali melalui kubikel Incoming dimana dalam kubikel incoming terdapat
Busbar yang digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan
yang masuk 20 kV serta membaginya ke tempat-tempat yang di perlukan. Lalu
melalui CT yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran arus pada
instalasi tenaga listrik disisi primer. Kemudian aliran tenaga listrik melalui PMS
yang digunakan sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung
rangkaian. Setelah itu aliran tenaga listrik masuk ke kubikel Metering dimana di
dalam kubikel metering aliran tenaga listrik terdapat trafo tegangan untuk
menurunkan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah, ini digunakan apabila dari
kubikel langsung ingin disalurkan ke konsumen ,namun apabila tidak langsung
masuk ke kubikel Outgoing yang didalam kubikel outgoing terdapat komponen
CB dan CT dimana CB akan bekerja apabila arus yang melaluinya melebihi rating
atau standarnya, lalu setelah tegangan keluar dari kubikel akan di salurkan ke
Gardu Distribusi melalui penyulang.

4.5 Pengukuran Tahanan Isolasi pada Transformator Distribusi


Pada job ini, kami melakukan pengukuran terhadap tahanan isolasi trafo step
up 20kV. Pada job Kubikel dilakukan pengambilan data pada tahanan isolasi trafo
step up 20kV baik itu antara teg.primer-teg.sekunder, teg.sekunder-body, dan
teg.primer-body.

Tabel 3 Tabel Data Spesifikasi teknik Trafo

Uraian Kapasitas/Ukuran/Simbol Satuan


Merek Dagang PT. Centrado Prima
Daya Nominal 25 kVA
Jumlah Phasa 3 phase
Frekuensi 50 Hz
Hubungan Belitan
 Primer Y
 Sekunder 
Hubungan Nominal
 Primer 20000 V
 Sekunder 400 V
Arus Nominal
 Primer 0,72 A
 Sekunder 36,08 A
Pendingin Minyak ONAN
Kenaikan suhu :
 Primer 50 °C
 Sekunder 55 °C
Tingkat Isolasi Dasar 125 kV
Jumlah Berat 320 kg

Tabel 4 Tabel Data Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi

Sisi Belitan Sisi Tegangan Terminal Nilai Tahanan (Ω)


Primer Tegangan rendah R-Body 0,4 Ω
S-Body 0,42 Ω
(220/380 V)
T-Body 0,44 Ω
N-Body 0,39 Ω
Sekunder Tegangan menengah R-Body 24 M Ω
S-Body 28 M Ω
(20kV)
T-Body 30 M Ω
Primer-Sekuder Tegangan rendah- LV-HV 40 M Ω
Tegangan menengah

Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral
(N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus
seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung
secara seri harus ditutup.
Di samping digunakan untuk mengetahui keadaan tahanan isolasi, juga untuk
mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada instalasi. Jika terjadi sambungan
yang salah atau hubung singkat dapat segera diketahui dan diperbaiki.
Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan
tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti :
kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri
harus ditutup.
Saat ingin melakukan pengukuran lebih baik menggunakan daya baterainya
saja karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Pada
dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar
nilai kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan atau
kumparan primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi
peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara
meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan
mengukur tahanan isolasinya.
Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan
jaminan bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Insulation
tester banyak jenisnya (merk dan type Insulation Tester), masing-masing memiliki
spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type
sederhana, menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga
banyak ragamnya, mulai dari tampilan analog, semi digital dan digital murni.
Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula
yang super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.

4.4 Pemeliharaan Kubikel dan Transformator


Kubikel diposisikan dalam keadaan netral, semua bagian kubikel
dihubungkan dengan pembumian dan dilakukan pengecekan terhadap bagian-
bagian kubikel. Setelah kubikel dalam kondisi standby, semua peralatan dalam
keadaan terbuka, termasuk PMT, PMS, DS, CB. Dalam mengoperasikan kubikel
sebaiknya yang pertama dihubungkan adalah metering, hal ini disebabkan karena
apabila incoming di ON-kan terlebih dahulu akan berbahaya, dimana pada
incoming terdapat tegangan 20 kV.
Setelah metering dihubungkan, selanjutnya outgoing di hubungkan dengan
membuka kunci B terlebih dahulu sehingga Q1 dapat dihubungkan. Dalam
menghubungkan Q1 terlebih dahulu dipastikan tidak ada orang yang berada di
jaringan distribusi untuk menghindari bahaya tegangan.Selanjutnya Pada saat
outgoing dan metering sudah terpasang selanjutnya incoming sudah bisa di-ON-
kan. Kunci A digunakan untuk memastikan outgoing telah terhubung, selanjutnya
kunci C untuk membuka pengunci CB dengan jaringan distribusi, sehingga pada
saat tombol ON ditekan, maka CB akan ON dan tegangan akan mengalir dari
kubikel ke jaringan distribusi.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum Bengkel Listrik Catu Daya job
kubikel, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi


sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik.
2. Pengukuran tahanan isolasi pada kubikel dan transformator
menggunakan alat ukur insulation tester. Dimana pengukuran
dilakukan antara fasa ke fasa, fasa ke netral dan fasa ke grounding.
3. Pemeliharaan kubikel dan transformator digunakan untuk menghindari
masalah yang timbul dari komponen itu sendiri maupun masalah yang
timbul akibat kesalahan manusia.

5.2 Saran.
1. Pada saat praktek di bengkel sebaiknya praktikan benar-benar
memanfaatkan waktu yang diberikan untuk memahami job yang
diberikan mengingat waktu yang diberikan sangat terbatas.
2. Sebaiknya pihak kampus melakukan peremajaan terhadap alat praktik
sehingga job dapat dilaksanakan dengan maksimal.

LAMPIRAN
 Pengukuran Tahan Transformator
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Kubikel & Trafo Distribusi.

PT.PLN (Persero), “Buku Pedoman Kubikel Tegangan Menengah”, Pusdiklat,


Jakarta, 2014.

Erli Pratiwi, “Laporan Bengkel Semester 6 (Kubikel & Trafo distribusi)”,


Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar, 2019.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK


PRAKTIKUM SISTEM DISTRIBUSI
“Kubikel & Trafo Distribusi”

DISUSUN OLEH:
Sri Rahmah Muliyani
42117013
3A D4 Teknik Listrik

Dosen Pembimbing : 1. Bakhtiar, ST., MT. (Pj); 2. Hamma, ST, MT.


3. Muh. Imran Bachtiar, ST., MT.; PLP : Maman Seherman, ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai