Anda di halaman 1dari 226

Oleh:

Agus Murnomo
A. PUSAT LISTRIK

 Pusat listrik adalah tempat proses pembangkitan


energi listrik dilakukan.

1. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)

2. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

3. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

4. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

5. Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

6. Pusat Listrik Tenaga Disel (PLTD)

7. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


 Tegangan generator: 23 kV (riset 150 kV), biasanya

dinaikan menjadi 500 kV (dibeberapa negara 1000 kV).

 Di G.I : 500 kV diturunkan menjadi 150 kV atau 70 kV

 Di G.I Distribusi 150 kV atau 70 kV diturunkan menjadi

20 kV (tegangan distribusi primer).

 Untuk kebutuhan industri dan rumah tangga, 20 kV

diturunkan menjadi 380 V dan 220 V (tegangan distribu-

si sekunder)
1. PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK

a. dilakukan dengan memutar generator sinkron 3 me-

nggunakan penggerak generator (prime mover).

b. diperoleh dari perubahan energi lain, seperti energi


kinetis, kalor dsb secara langsung maupun tidak
langsung, konvensional atau non konvensional.

 konvensional: energi listrik dihasilkan dari energi


mekanik yang didapat dari konversi energi primer
melalui mesin penggerak generator (prime mover),
berupa mesin diesel atau turbin
 non konvensional: energi listrik dihasilkan langsung
tanpa melalui mesin penggerak generator, misal sel
surya (solar cell), Magneto Hydro Dynamic (MHD), dan
Thermionic Energi Conversion (TEC)

Mengingat proses pembangkitan energi listrik merupa-


kan proses konversi energi primer menjadi energi meka-
nik yang selanjutnya diubah menjadi energi listrik, maka
dalam pusat listrik terdapat:

a. instalasi energi primer (instalasi bahan bakar / air).


b. instalasi mesin penggerak generator (instalasi yang
berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi
energi mekanik penggerak generator).
c. instalasi pendingin (instalasi yang berfungsi mendingin-
kan instalasi mesin penggerak yang menggunakan ba-
han bakar)
d. instalasi listrik yang meliputi:
1). instalasi tegangan tinggi (instalasi yang menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan generator)
2). instalasi tegangan rendah (instalasi peralatan bantu dan
instalasi penerangan
3). instalasi arus searah yaitu instalasi yang terutama di-
gunakan untuk proteksi, kontrol dan telekomunikasi
2. INSTALASI LISTRIK DARI PUSAT LISTRIK
Diagram satu garis instalasi listrik pada pusat listrik
yang sudah dioperasikan secara komersial.

Unit pembangkit Rel/ busbar

1 G PMT/CB

2 G saluran

3 G
PMS/DS

Trafo pemakaian
sendiri

PMT/ CB = pemutus tenaga (circuit breaker)


PMS/ DS = sakelar pemisah (disconnecting switch)
. Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar tegangan tinggi,

mampu memutus arus gangguan yang besarnya beribu

kali lipat arus operasi normal.

. Dibelakang dan didepan PMT, dipasang PMS (saklar pe-

misah) yang hanya dioperasikan (buka-tutup) dalam ke-

adan tidak ada arus yang melaluinya.

. Semua generator dihubung ke rel pusat listrik (busbar)

begitu juga saluran keluar yang menyediakan energi

listrik untuk keperluan sendiri (sumber arus ac dan dc),

maupun yang dikirim kelokasi lain (gardu induk).


3. MASALAH PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK

Konversi energi primer menjadi energi mekanik pengge-


rak generator yang selanjutnya dikonversikan generator
menjadi energi listrik, proses ini akan menimbulkan ma-
salah:

a. penyediaan energi primer


b. penyediaan air pendingin
c. masalah limbah
d. masalah kebisingan
 mempertahankan efisiensi
e. operasi atau kerja
 mempertahankan keandalan
f. pemeliharaan peralatan  mempertahankan umur peralatan
g. gangguan dan kerusakan
h. pengembangan pembangkitan
i. perkembangan teknologi pembangkitan (komputerisasi (hard-
ware) dan model matematika untuk optimasi (software))

4. SISTEM INTERKONEKSI

Pusat listrik > 100 MW dioperasikan dalam sistem


interkoneksi. Karena dioperasikan dalam sistem
interkoneksi yang saling mempengaruhi, maka perlu ada
koordinasi operasi. Koordinasi operasi ini dilakukan
oleh pusat pengatur beban.
Koordinasi operasi meliputi:
a. koordinasi pemeliharaan
b. pembagian beban yang ekomnomis
c. pengaturan frekuensi
d. pengaturan tegangan
e. prosedur mengatasi gangguan

 Sistem interkoneksi yang terdiri satu pusat listrik dan


satu gardu induk (GI) beserta subsistem distribusinya
diperlihatkan pada gambar berikut
5. PROSES PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK

Energi listrik yang dibangkitkan dari pusat listrik


disalurkan ke konsumen melalui saluran transmisi dan
distribusi.
. Proses penyediaan energi listrik (pembangkitan dan
penyaluran) diperlihatkan pada gambar a. sbb dan
. Proses penyediaan energi listrik bagi konsumen
(distribusi) diperlihatkan pada gambar b sbb.
.Gambar tsb merupakan salah satu bagian sistem
interkoneksi.
Gambar a
Gambar b
6. KUALITAS ENERGI LISTRIK

Kualitas atau mutu energi listrik menjadi tuntutan dari


pihak konsumen, baik industri maupun rumah tangga.

 Kualitas energi listrik meliputi:

a. kontinuitas penyediaan
ke lima unsur ini
b. nilai tegangan
dapat direkam
sehingga dapat
c. nilai frekuensi
dibahas secara
kuantitatif antara
d. kedip tegangan
penyedia dan
konsuman energi
e. kandungan harmonis
listrik
B. INSTALASI LISTRIK DI PUSAT LISTRIK
1. INSTALASI LISTRIK GENERATOR SINKRON

a. kumparan stator terdiri 3 kumparan fasa, fasa 1 (R – U)

fasa 2 (S – V) dan fasa 3 (T – W ). dan biasanya berben-

tuk hubungan bintang (Y), seperti gambar a berikut.

 Generator dengan daya > 10 MVA umumnya dilengkapi

trafo step-up dengan hubungan -Y

 Energi listrik dari generator setelah tegangannya dinaik-


an, disalurkan ke rel (busbar) melalui PMS (saklar pemi-
sah/Disconnecting Switch (DS) dan PMT (pemutus tena-
ga / Circuit Breaker (CB), seperti gambar b berikut.

b. instalasi arus penguat / eksitasi generator terpasang satu

poros dengan generator utama. Hubungan listriknya dila-

kukan melalui cicin geser dan pengatur tegangan otoma-

tis.

Gambar a Gambar b
2. JENIS SAKLAR

a. Pemutus tenaga (PMT) / circuit breaker (CB): saklar un-

tuk memutus arus hubung singkat

b. Pemutus beban (PMB) / load break switch (LBS): hanya

mampu untuk memutus arus sebesar arus beban

c. Pemisah (PMS) / disconnecting switch (DS): hanya bo-

leh dioperasikan kondisi tanpa arus yang melaluinya.


. Umumnya kerja PMT dikombinasikan dengan tiga PMS.
. Perkembangan konstruksi PMT

1. Pemutus tenaga udara

2. Pemutus tenaga minyak banyak (bulk oil circuit breaker)

3. Pemutus tenaga minyak sedikit

4. Pemutus tenaga gas SF 6

5. Pemutus tenaga vakum

6. Pemutus tenaga medan magnet

7. Pemutus tenaga udara tekan


PMT Udara

PMT minyak banyak secara sederhana PMT minyak banyak


(150 kV)
PMT minyak sedikit (70 kV)

PMT SF 6
3. MEKANISME PENGGERAK PMT

Mekanisme penutupan dan pembukaan PMT diperlukan


gerakan mekanis yang cepat, untuk mendapatkannya di-
perlukan switchgear. Mekanisme penggerak PMT, berda-
sarkan:

a. energi pegas

b. energi udara tekan (pneumatic)

c. energi tekanan minyak (hydraulic)


4. INSTALASI PEMAKAIAN SENDIRI

a. lampu penerangan

b. penyegar udara

c. alat bantu unit pembangkit (pompa air pendingin, pom-

pa minyak pelumas, mesin pengangkat dll.

d. pengisian aki (sebagai sumber arus searah)

. Instalasi pemakaian sendiri pada pusat listrik yang kecil,

sedang, dan besar, diperlihatkan pada gambar berikut:


5. TRANSFORMATOR (Trafo)
Pusat listrik yang besar di atas 100 MW, terdapat ba-
nyak trafo seperti diperlihatkan gambar berikut;

Jenis trafo yang ada ini meli-

puti:

a. trafo step-up (generator)

b. Trafo unit pembangkit

c. Trafo pemakaian sendiri

d. Trafo antar rel


6. SISTEM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Secara umum besaran listrik yang diukur pada generator


dan pada saluran keluar adalah:

a. tegangan

b. arus

c. daya aktif

d. daya reaktif

e. energi listrik

f. sudut fasa

g. frekuensi
. Diagram pengukuran pada generator dan saluran;

TA = trafo arus TT = trafo tegangan kVAR = kilo VAR


F = frekuensi A = ampermeter kV = kilo Volt
Cos Q = faktor daya kW= kilo watt kWh = kilo Watt hour
7. SALURAN KELUAR

Pusat listrik dengan 3 saluran keluar: saluran 500 kV, 150


kV dan 20 kV langsung masuk jaringan distribusi.
. Untuk Indonesia, tegangan operasi saluran keluar

mulai dari 10 kV sampai 500 kV. Untuk saluran dengan

tegangan di bawah 40 kV, sistem proteksi saluran keluar

umumnya menggunakan:

1. relai arus lebih

2. relai hubung tanah

3. relai arus urutan negatif


8. GANGGUAN

Peristiwa yang menyebabkan tripnya PMT diluar kehe-

ndak operator (fault).


 . Macam gangguan dikelompokan:
a. gangguan temporer (jaringan kawat)
b. gangguan permanen (jaringan kabel)

. Jika petir menyambar saluran


udara ( jaringan transmisi)
9. BAGIAN INSTALASI YANG HARUS DIRAWAT

Agar kontinuitas suplai listrik terjaga, instalasi yang ha-


rus dipelihara:
a. generator
b. motor listrik
c. Transformator
d. pemutus tenaga (PMT) dan sklar-sklar
e. batere (aki)
f. semua kontak sambungan
g. titik pentanahan
h. sistem proteksi
10. INSTALASI KONTROL

Agar dapat mengendalikan pusat listrik, instalasi ini ha-

rus dapat menyajikan data dan informasi yang ada di


pusat listrik. Data dan informasi yang diperlukan:
a. dari generator: (tegangan, arus, daya aktif, daya reak-
tif, frekuensi, faktor daya, posisi PMT / PMS, suhu
kumparan stator dan suhu bantalan).
b. dari trafo penaik tegangan generator: (tegangan, arus
daya aktif, daya reaktif, posisi PMT / PMS, suhu mi-
nyak dan kadar air dalam minyak
c. dari mesin penggerak generator: (garis besarnya me-
liputi; tekanan, suhu, vibrasi, tingkat keasaman (pH)

misal air ketel / boiler PLTU.


C. SUMBER ENERGI
1. JENIS – JENIS ENERGI

a. Energi fosil: 1). energi batu bara

2). energi minyak dan gas bumi

b. Energi air : 1). energi kandungan mekanis

a). energi air terjun

b). energi pasang surut air laut

c). energi ombak dan arus laut

2). energi kandungan termis

a). energi panas laut


c. Energi benda angkasa

1). energi planeter

a). energi nuklir

b). energi magma

2). energi surya langsung

a). pemanasan langsung

b). konversi energi fotovoltaik

d. Energi angin

e. Energi biomassa
 . Energi batu bara:
1. Diperoleh melalui proses penambangan.
2. Mengandung campuran karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan berbagai kotoran lain seperti sulfur dan
sodium
3. Bila dipanaskan, sebagian karbon tetap padat dan se-
bagian lagi berubah menjadi gas dan keluar bersama-
sama unsur gas lainnya. Bagian gas ini mudah terbakar
menyala terus serta lebih berasap dari pada karbon pa-
dat yang membara
4. Batu bara yang dipanaskan, gas serta kotoran mengu-
ap dan sisa karbon padat disebut kokas. Kokas diguna-
kan untuk mencairkan bijih besi.
5. Batu bara dikatagorikan menjadi:
a. lignit (kadar karbon padat rendah)
b. batu bara muda
c. batu bara subbituminus
d. batu bara bituminous
e. antrasit (batu bara yang tingkatannya paling rendah
berwarna coklat, mengandung banyak abu dan lembab
serta kandungan karbon lebih tinggi)
6. Bahan organik yang tidak cukup terurai sampai berben
tuk karbon, belum dapat dikatakan batu bara namun di-
sebut gambut (peat)
7. Batu bara merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbaruhi

 . Energi minyak dan gas bumi:


1. Diperoleh melalui proses penambangan (pengeboran)
2. Mengandung campuran unsur karbon dan hidrogen
yang biasanya disebut hidrokarbon serta ada tambahan
beberapa unsur lain yang kurang penting
3. Tingkat pencemaran rendah
4. Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang
tidak dapat diperbaruhi (cadangan terbatas)
 . Energi air kandungan mekanis
1. Energi air terjun (potensi dan pemanfaatnya)
a. sumber energi air secara periodik dibangkitkan kemba-
li (terbarukan)
b. penggunaan energi air merupakan pemanfaatan multi-
guna (irigasi, perikanan, pertanian, pariwisata,dll)
c. pembangkitan listrik dari energi air dilakukan tanpa ada
perubahan suhu
d. pemanfaatan energi air bagi pembangkitan energi listrik,
jumlah air yang tersedia merupakan fungsi dari jatuh hu-
jan.
e. tinggi jatuh air yang dapat dimanfaatkan tergantung to-

pografi daerah tersebut.

2. Energi pasang surut air laut


a. terjadi karena pengaruh massa bulan dan benda langit
lainnya seperti matahari yang mengakibatkan adanya ga-
ya tarik gravitasi.
b. berpotensi untuk pembangkitan energi listrik dengan
memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air. (membuat bendu-
ngan pada teluk yang cekung dan dalam)
c. pada pusat listrik diperlukan bahan konstruksi yang ta-
han korosi
d. tinggi jatuh air relatip kecil (maksimal 11 m)
e. pusat Listrik Tenaga Pasang Surut tidak terpenaruh peru-
bahan musim

3. Energi ombak dan arus laut


a. sumber energi terbarukan
b. daya yang terkandung per meter panjang ombak ditentu-
kan oleh tinggi rata-rata ombak dan periodik (jarak waktu
antara dua ombak)
c. energi ombak laut dapat juga dimanfaatkan dengan prin-
sip piezoelectric polymer yaitu sejenis plastik yang meng
hasilkan listrik bila direntangkan (di Amerika dikembang-
kan oleh Ocean Power Technologi)
d. bebas pencemaran

 . Energi air kandungan termis


1. Energi panas laut
a. dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan
menggunakan teknologi OTEC (Ocean Thermal Energy
Conversion) atau Konversi Energi Panas Laut (KELP
b. membutuhkan zat cair dengan titik didih sangat rendah
(amonia, freon R22, propan
c. merupakan sumber energi terbarukan
 . Energi planeter

1. Energi nuklir

a. diperoleh melalui proses reaktor

b. memperkecil batas ketersediaan bahan bakar (batu

bara dan minyak)

c. resiko pencemaran radiasi

 . Energi surya langsung

1. Pemanasan langsung

a. diperoleh melalui proses pemanasan dari sorotan


matahari langsung

b. merupakan energi terbarukan

c. bebas pencemaran

d. diperlukan penyimpanan energi

. Energi angin

a. diperoleh dari enrgi kinetik angin

b. bebas pencemaran

c. dapat diperbarui

d. diperlikan penyimpanan energi


. Energi biomassa

a. diperoleh dari pemindahan zat organik padat ke

bahan bakar sintetis

b. persediaan melimpah

c. pengolahannya mudah
Pusat Pembangkitan Energi Listrik Yang Mengubah Energi
Potensial Air Menjadi Energi Mekanik Oleh Turbin Dan Diubah
Lagi Menjadi Energi Listrik Oleh Generator
Dengan Memanfaatkan Kecepatan Aliran Air Atau
Ketinggiaan Jatuh Air
1. KOMPONEN PADA PLTA (Energi air terjun)

a. waduk (kolam tando)

b. bendungan

c. penghalang sampah

d. tangki pendatar atau tabung peredam (surge tank)

e. pipa pesat (penstock)

f. sentral daya (generator dan trafo)

g. saluran pelimpah

i. penggerak mula (turbin air)


2. KLASIFIKASI PLTA
a. kuantitas air yang didapat e. gedung pusat listrik
b. tinggi jatuh air yang didapat f. letak generator
c. beban yang dipikul g. daya terpasang
d. tujuan pembangunan

 . Menurut kuantitas air yang didapat


1). PLTA tipe aliran sungai langsung (run of river hydro)
a). tanpa kolam tando
b). dengan kolam tando
c). dengan waduk (reservoir)

2). PLTA tipe danau (lake hydro)


3). PLTA tipe waduk berpompa (pumped hydro)
PLTA tipe aliran sungai langsung tanpa kolam tando

Keterangan:

1. sungai 7. power house


2. saringan 8. bendung
3. bak pengendapan pasir 9. saluran pembersih
4. pressure tunel 10. saluran pengelak
5. surge tank 11. sungai
6. penstock valve
PLTA tipe aliran sungai langsung dengan kolam tando
PLTA aliran sungai langsung dengan waduk (reservoir)
PLTA tipe aliran air danau
PLTA tipe waduk berpompa
 . Menurut tinggi jatuh air yang didapat

1). PLTA dengan tinggi jatuh air rendah (kurang dari 30 m)

misal: PLTA Wonogiri, terletak di Bengawan Solo, ti –


nggi terjun air 20,40 m

2). PLTA dengan tinggi jatuh air sedang (> 20 m sampai 300 m)

misal: PLTA Garung, terletak di sungai Serayu Jateng


dengan air terjun 195 m

3). PLTA dengan tinggi jatuh air tinggi (di atas 300 m)

misal: PLTA Saguling Jabar, dengan tinggi air terjun

335,70 m
 Menurut beban yang dipikul
1). PLTA untuk memikul beban dasar (base load)
(PLTA yang lama seperti PLTA Jelok, PLTA Timo
PLTA Cikalong dll)
2). PLTA untuk memikul beban puncak (peak load)
 Menurut tujuan pembangunannya
1). PLTA untuk tujuan tunggal (single purpose)
2). PLTA untuk tujuan serbaguna (multi purpose)
 Menurut gedung pusat listriknya
1). PLTA dengan gedung di atas tanah (on ground)
2). PLTA dengan gedung di bawah tanah (under ground)
 Menurut letak generator

1). PLTA tipe tertutup: generator terletak dalam gedung

2). PLTA tipe terbuka: generatornya terletak di luar yang

beri pelindung dan tidak memerlukan gedung sentral

3). PLTA tipe setengah tertutup: generator terletak di da-

lam ruangan yang tutupnya mudah dibuka dan tidak

memerlukan gedung sentral.


 Menurut daya terpasang
1). PLTA mikro hidro: maksimal sampai 200 kW
2). PLTA mini hidro: daya terpasang 200 kW – 5 MW
3.). PLTA dengan daya terpasang di atas 5 MW

3. TURBIN AIR
. Jenis turbin air
1). turbin Pelton ( turbin impuls)
2). turbin Francis
3). turbin Kaplan turbin reaksi
4). turbin propeler
. Turbin Reaksi: turbin yang umumnya bekerja atas dasar

aliran air

. Turbin Impuls: turbin yang bekerja atas dasar ketinggian

jatuh air.

. Turbin Pelton; dibagi mejadi dua:

1. turbin dengan poros mendatar

2. turbin dengan poros tegak


. Klasifikasi turbin air menurut tinggi jatuh air
1). turbin dengan tinggi jatuh air rendah ( turbin Kaplan)
2). turbin dengan tinggi jatuh air sedang (turbin Francis)
3). turbin dengan tinggi jatuh air tinggi (turbin Pelton)

. Jenis turbin air menurut kecepatan spesifik


1). turbin Kaplan dan Propeler : 12 – 70 ppm
2). turbin Francis : 80 – 420 ppm
3). turbin Pelton (turbin impuls) : 310 – 1000 ppm
. Pemilihan jenis turbin ditentukan oleh hubungan yang
dinyatakan dalam persamaan

1
2
1,165 n p
s  5
ppm
4
H
dengan:
s = kecepatan spesifik turbin (ppm atau rpm)
n = putaran turbin (ppm atau rpm)
p = daya turbin (kW)
H = tinggi jatuh air efektif (m)
 . Gambar jenis turbin air

Gambar turbin Pelton


Gambar sudu-sudu
turbin Kaplan

Gambar turbin Francis

Gambar turbin Kaplan


PLTA Sutami (Karangkates)
di Jawa Timur

Potongan memanjang pipa pesat PLTA Sutami


4. Tipe Bendungan
a. berdasarkan tujuan pembangunannya
1). dengan tujuan tunggal
2). dengan tujuan lebih dari satu (multi purpose)
b. berdasarkan penggunaannya
1). untuk membentuk waduk guna menyimpan air disaat
kelebihan, agar dapat dipakai disaat diperlukan
(disebut bendungan waduk)

2). untuk menaikkan permukaan air agar dapat mengalir


ke dalam saluran atau terowong air. (disebut bendung
an penangkap atau pembelok air)
3). untuk memperlambat aliran air sehingga dapat men –
cegah terjadinya banjir
c. berdasarkan konstruksinya

1). bendungan urugan: bendungan yang dibangun dari

hasil penggalian bahan bangunan asli tanpa tamba –

han bahan lain yang bereaksi kimia

a). bendungan urugan serba sama

b). bendungan urugan berlapis-lapis

2). bendungan beton: bendungan yang dibangun dari ba

han bangunan dan bahan bangunan berunsur kimia

serta besi baja


5. POTENSI ENERGI AIR

PLTA mengkonversikan energi air menjadi energi listrik.

Pada awalnya potensi energi air dikonversikan menjadi


energi mekanik oleh turbin air, kemudian turbin air me –
mutar generator sinkron yang menghasilkan energi lis –
trik.

Instalsi PLTA dilihat dari atas Proses konversi energi di PLTA


. Daya yang dapat dibangkitkan generator, (pendekatan)

P = k x Q x H x t x g (kW)

dimana:

P = daya listrik yang dihasilkan generator (kW)

Q = debit air (m3/detik)

H = tinggi jatuh efektif air (m)

t = efisiensi turbin (%)

g = efisiensi generator (%)

k = konstanta
konstanta dihitung berdasarkan pengertian, 1 daya kuda
= 75 kgm/detik dan 1 daya kuda = 0,736 kW, apabila P
dinyatakan dalam kW, tinggi jatuh air (m) dan debit air
(m3/det), maka
konstanta k = 9,813 dibulatkan 9,8

Jadi persamaannya menjadi

P = 9,8 x Q x H x t x g (kW)
6. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PLTA
Keunggulan :
a. respon pembangkitnya cepat menyesuaikan kebutuhan
beban, sehingga cocok untuk kebutuhan kondisi beban
puncak dan saat terjadi gangguan di jaringan.
b. kapasitas daya keluaran relatif besar dibandingkan
pembangkit energi terbarukan lainnya
c. umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 th
d. bendungan yang digunakan sekaligus dapat digunakan
untuk irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
e. bebas emisi karbon sehingga memberi kontribusi berhar
ga bagi lingkungan.
Kekurangan:

a. mengganggu keseimbangan ekosistem sungai dan

danau akibat bangunan bendungan.

b. kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko

kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.


ENERGI PASANG SURUT AIR LAUT

. Pengaruh massa bulan mengakibatkan adanya gaya tarik


gravitasi bulan yang menarik permukaan air laut, sehingga
menjelma suatu gejala yang dikenal sebagai pasang dan
surut air laut yang terjadi secara teratur.
. Matahari juga berpengaruh sebesar pengaruh bulan. De –
ngan demikan gaya tarik gravitasi yang mempengaruhi per
mukaan laut akan terbesar, bila baik matahari dan bulan
ada pada sisi yang sama terhadap bumi.
. Energi pasang-surut permukaan air laut dapat dimanfaat –
kan melalui PLTA pasang-surut. Prinsip kerja PLTA ini se-
perti pada PLTA pompa tetapi mempunyai dua arah air,
ke arah hulu dan ke arah hilir. Tinggi permukaan air laut
yang menyebabkan terjadi pasang surut adalah kurang
dari 12 jam sedangkan beban sistem terulang setiap 24
jam, maka operasi dari PLTA pasang surut perlu direnca –
nakan secara khusus dengan mempertimbangkan,
1. perkiraan beban sistem
2. unit pembangkit yang siap beroperasi dalam sistem
3. perkiraan saat pasang surut.
 Pada dasarnya, energi pasang surut dan energi air kon
vensional mempunyai kesamaan, yaitu memanfaatkan
gravitasi tinggi jatuh air. Adapun perbedaannya adalah:
1. Pasang surut menyangkut arah air secara periodik, yaitu
dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari.
2. Operasi dilingkungan air laut memerlukan bahan kons –
truksi yang tahan korosi.
3. Tinggi jatuh air relatif kecil (+) dibanding pembangkit hi –
dro lainnya.

 .Jika tunggi jatuh air, yaitu selisih antara tinggi air laut
dan tinggi air waduk pasang surut adalah H dan debit air
adalah Q, sedang luas waduk pada ketinggian h adalah
S(h) yaitu S sebagai fungsi H, maka jumlah energi
maksimum yang diperoleh per siklus adalah
Emaks = b . g . H2 . S dan daya yang dapat dibangkitkan

P=f.Q.H

dengan,
b = berat jenis air laut
g = gravitasi
H = tinggi pasang surut terbesar
S = luas waduk rata-rata antara pasang dan surut
f = faktor efisiensi
Bendungan Turbin
air Pantai
Laut Pasang

Arus air

(a)

Bendungan Pantai

Laut surut Waduk


pasang surut

Arus air

(b)

Gb. Waduk sistem pasang surut


ENERGI TERMAL AIR LAUT

 Suhu air laut diperoleh dari penyinaran sinar matahari.


Energi termal air laut ini dapat dikonversi menjadi energi
listrik dengan suatu teknologi yang disebut Ocean Thermal
Energy Conversion (OTEC) atau Konversi Energi Panas
Laut (KEPL)
 Suhu permukaan air laut disekitar garis katulistiwa berki –
sar 250 C sampai 300 C, dan suhu tersebut menurun menca
pai 50 C sampai 70 C pada kedalaman 500 m di bawah per –
mukaan. Perbedaan suhu itu dapat untuk menjalankan me-
sin penggerak dengan memanfaatkan zat yang mempunyai
titik didih rendah.
 Gas freon R-22 (CHCLF2), amonia (NH3) dan gas propan
(C3H6) pada tekanan atmosfer mempunyai titik didih antara
– 30 sampai – 500 C dan + 300 C pada tekanan antara 10
dan 12,5 kg/cm2.
Medium gas Generator
Evaporator
Turbin
Gambar disamping
Medium cair

memperlihatkan diagram
Kondensor
Pom pa pelaksanaan konversi
Pom pa energi panas laut (KEPL)
Air
hangat
menjadi energi listrik
Pom pa

Air
 Air hangat dengan suhu antara 25 sampai 300 C dipompa
menuju evaporator.
 Salah satu zat bertitik didih rendah yang semula berbentuk
cair, karena menerima suhu air hangat akan mendidih ke –
mudian menguap dan akhirnya menjadi gas dengan teka –
nan 12 kg/cm2
 Selanjutnya gas dengan tekanan ini masuk menuju turbin
gas dan memutar poros generator
 Gas setelah meninggalkan turbin, masuk ke kondensor un-
tuk didinginkan dengan memanfaatkan air laut yang bersu-
hu 5 sampai 70 C.
 Disini terjadi proses kondensat, sehingga gas kembali me-
njadi zar cair yang siap dipompa menuju evaporator.
 Dengan demikian terjadi satu siklus dari medium dalam ke-
adaan cair menjadi gas dan kembali menjadi cair.
 Contoh Soal;
Debit air penggerak turbin suatu PLTA adalah 14 m3/det.
tinggi jatuh air 125 m. Efisiensi turbin dan generator 0,95
Jika PLTA dengan beban penuh selama sehari (24 jam)
Hitung:
a. daya yang dibangkitkan generator
b. jumlah produksi energi yang dihasilkan (kWh-nya)
c. banyak pemakaian airnya
d. jumlah pemakaian air yang diperlukan memproduksi
1 MWh

Jawab:
Pusat Pembangkitan Energi Listrik Yang Mengubah Energi
Kinetik Uap Menjadi Energi Mekanik Oleh Turbin Dan Diubah
Lagi Menjadi Energi Listrik Oleh Generator
. Bahan bakar PLTU pada umumnya menggunakan minyak
(solar, residu) dan batubara.

. PLTU yang menggunakan bahan bakar minyak, memiliki


gas buang yang relatif bersih dibandingkan yang menggu-
nakan batu bara.

. Pada PLTU berbahan bakar batu bara, memiliki peralatan


yang digunakan untuk menghancurkan batu bara menjadi
butiran batu bara yang akan digunakan untuk proses
pembakaran. Alat ini dinamakan MILL.
1. BAGIAN UTAMA PLTU
a. Boiler (ketel uap)
b. Turbin uap
c. Kondensor
d. Generator
2. PERALATAN PENUNJANG / BANTU (pada umumnya)
a. Desalination Plant (Unit Desal)
b. Reverse Osmosis
c. Demineralizer Plant (Unit Demin)
d. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)
e. Chlorination Plant (Unit Chlorin)
f. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
g. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
h. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

. Boiler: berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi


uap panas (superheated steam) yang akan digunakan un-
tuk memutar turbin uap.

. Turbin uap: berfungsi untuk mengkonversi energi panas


yang dikandung uap menjadi energi putar/mekanik.
(poros turbin dikopel dengan poros generator)

. Kondensor: berfungsi untuk mengkondensasikan uap pa –


nas (uap yang telah digunakan untuk memutar turbin) menjadi air

. Generator: berfungsi untuk mengubah energi putar/meka-


nik dari turbin menjadi energi listrik
. Desalination Plant: berfungsi untuk mengubah air laut
(brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode
penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi)

. Reverse Osmosis: berfungsi menyaring garam yang ter –


kandung pada air laut, menjadi air tawar (seperti desalination
plant). Namun beda metode (pakai membran semi permeable)

. Demineralizer Plant: berfungsi menghilangkan kadar mine-


ral (ion) yang terkadung di dalam air tawar

. Hidrogen Plant: digunakan sebagai pendingin generator


(hydrogen = H2)

. Chlorination Plant: berfungsi untuk menghasilkan senya –


wa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk me –
mematikan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penge-
rakkan (scaling) pipa-pipa kondensor dan unit lain ,akibat
perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.

. Auxiliary Boiler: untuk menghasilkan uap yang digunakan


pada saat boiler utama start up.

. Coal Handling: merupakan unit yang melayani pengolahan


batu bara, dari proses bongkar muat kapal, penyaluran ke
coal yard sampai penyaluran ke coal bunker.

. Ash Handling: merupakan unit yang melayani pengolahan


abu baik itu abu jatuh maupun abu terbang dari Electrosta
tic Precipitator hopper pada unit utama sampai ke tempat
penampungan abu.
3. BOILER (Steam Generator)
. Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap
pada tekanan dan suhu tinggi.
. Boiler pada PLTU menggunakan batu bara sebagai bahan
bakar utamanya, dan bahan bakar pendukungnya adalah
solar dan residu. Solar dan residu ini digunakan hanya
sebagai pemantik awal untuk membakar batubara.

. Komponen Utama Boiler, diantaranya:


a. wall tube d. reheater,
b. steamdrum e. economizer
c. superheater
1). wall tube: pipa-pipa yang disatukan oleh membran yang
terletak pada dinding boiler. Di dalam wall tube, menga-
lir air yang akan dididihkan.

2). Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi:


a). menampung air yang akan dipanaskan pada wall
tube, dan menampung uap air dari wall tube sebelum
dialirkan ke superheater
b). memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ru –
ang bakar
c). mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotor
an terlarut di dalam boiler melalui continious blowdown
d). mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi keku –
rangan saat boiler beroperasi yang dapat menyebabkan
overheating pada pipa boiler
. steam drum terdiri : feed pipe, chemical feed pipe, sam –
pling pipe, baffle pipe, sparator, scrubber, dryer, dan dry box
3). Superheater: berfungsi untuk menaikkan suhu uap jenuh
menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas pa –
nas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke superheater
berasal dari steam drum. Suhu masuk superheater adalah
304oC dan suhu keluar sebesar 541oC. Uap yang keluar da
ri superheater kemudian digunakan untuk memutar HP
(high-pressure) turbin.

4). Reheater: berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang


keluar dari HP turbine dengan memanfaatkan gas hasil pe
mbakaran yang suhunya relatif masih tinggi. Pemanasan
ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara ke –
seluruhan .

5). Economizer: berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat


aliran gas hasil pembakaran sebelum air heater.
Economizer menyerap panas dari gas hasil pembakaran
setelah melewati superheater, untuk memanaskan air pe –
ngisi sebelum masuk ke main drum. Pemanasan air ini di –
lakukan agar perbedaan suhu antara air pengisi dan air
yang ada dalam steam drum tidak terlalu tinggi, sehingga
tidak terjadi thermal stress di dalam main drum. Selain itu
dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran, maka akan
meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentuk-
kan uap lebih cepat.

4. TURBIN UAP
 Turbin uap merupakan mesin penggerak, dimana energi
fluida kerja (energi kinetik uap) dipergunakan langsung
untuk memutar roda turbin.
 Turbin uap dapat merupakan turbin impuls atau turbin
reaksi.
 Turbin impuls: proses ekspansi (penurunan tekanan) flui-
da kerja hanya terjadi di dalam baris sudu-sudu tetapnya.

 Turbin reaksi: proses ekspansi dari fluida kerjanya terjadi


di baris sudu-sudu tetap dan sudu-sudu geraknya. Turbin
reaksi juga dinamai turbin Parsons.

 Bagian utama turbin uap


1. rotor turbin 6. pengaman putaran lebih
2. sudu-sudu turbin 7. pengaman bantalan axial
3. turning gear 8. main stop valve
4. pipa crosove 9. pengaman vacuum rendah
5. governor 10. pengaman tekanan minyak
5. KONDENSOR
Kondensor berfungsi menkondensasikan uap yang keluar
turbin menjadi air. Agar proses kondensasi tersebut lebih
efisien, maka tekanan di kondensor harus rendah (diva –
kumkan). Kevakuman pada kondensor diperoleh dengan
menghisap ruang kondensor dengan SAJE (Steam Air Jet
Ejector). Air hasil kondensasian disebut air kondensat. Air
kondesat masih mengandung sedikit O2. Air ditampung di
hotwall dan dialirakan kembali ke siklusnya. Udara dan
gas-gas yang terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Air
Jet Ejector. Ini dilakukan karena kemungkinan masih ada
udara yang terbawa.
. Bagian-bagian utama kondensor:

1. Shell
2. Water box
3. Back Washing Valve
a). shell: sebagai penutup exhaust turbin yang menuju
hotwell
b). water box: terdapat 2 bagian yang tepisah. Air pendi –
ngin masuk ke inlot nozzle dan keluar outlet nozzle
melalui tube-tube. Untuk penggunan air laut sebagai
pendingin, dipakai karet neoprene sebagai pelapis per
mukaan dalam water box.
c). back washing valve: katup untuk membersihkan tube
kondensor dengan harapkan kotoran yang tersangkut
di inlet kondensor dapat terbawa air laut keluar dari
tube kondensor
6. GENERATOR
Generator berfungsi mengkonversi energi mekanik dari tur-
bin menjadi energi listrik dengan cara mengkoplingkan po-
ros generator dengan poros turbin. Generator yang diguna-
kan sebagai sumber energi listrik adalah generator sinkron.

7. PROSES KONVERSI ENERGI


Pada PLTU, energi primer berupa bahan bakar (batubara /
minyak atau gas) dikonversikan menjadi listrik (energi se –
kunder), dengan tahapan sebagai berikut:

a. pertama, energi kimia dalam bahan bakar dikonversikan


menjadi energi panas dalam ruang bakar boiler, (dalam
proses pembakaran)

b. kedua, energi panas tersebut, selanjutnya dikonversikan


menjadi energi dalam bentuk uap (enthalpy) di boiler, me-
lalui proses perpindahan panas.

c. ketiga, energi dalam bentuk uap (enthalpy) selanjutnya


dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran pa
da turbin uap.

d. keempat, energi mekanik dari turbin uap dikonversikan


menjadi energi listrik oleh generator
8. PERSOALAN PEMBAKARAN BATU BARA
. Pembakaran batu bara dapat memunculkan persoalan,
terutama yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan.
. Terdesak kebutuhan yang meningkat, batu bara yang
mutunya kurang baik digunakan, sehingga banyak me –
ngandung kotoran seperti sulfur dan sodium.
. Ketidak sempurnanya proses pembakaran, menghasil –
kan cukup besar gas karbonmonoksida (CO) yang bera-
cun. Gas karbondioksida (CO2) pun tidak lepas dari per-
soalan karena mengganggu keseimbangan isi udara.
. Pengotoran sulfur juga menjadi persoalan serius. Bila
sulfur ini lepas ke udara melalui cerobong, karena akan
terbentuk asam belarang (H2SO4) yang mengambang di
udara. Asam belarang akan kembali ke permukaan bumi
dibawa hujan. Jika jumlah H2SO4) di udara telalu besar,
hujan asam (acid rain) akan terjadi dan lambat laun
dapat mematikan tanaman, kehidupan disungai & danau.
. Persoalan lain yang terjadi dari pembakaran batu bara
adalah abu sisa pembakaran yang dapat mengganggu ke-
lestarian lingkungan.

9. PEMBAKARAN LAPISAN MENGAMBANG ATMOSFERIK


. Teknologi yang memberikan harapan besar untuk menghi-
langkan persoalan adalah proses pembakaran lapisan me-
ngambang (fluidized bed combustion).
. Sebelum dilakukan pembakaran, batu bara digiling sampai
seukuran butiran beras.
. Dalam proses pembakaran, udara yang digunakan untuk
pembakaran ditiup ke atas dari dasar wadah yang berben-
tuk semacam rangka panggangan.
. Udara yang bergerak atau angin tersebut diatur kecepatan-
nya sehingga butiran batu bara sedikit terangkat, jadi
sepert ada lapisan butiran batu bara yang mengambang.
. Butiran ini dapat bergerak kesana kemari dan memperoleh
sirkulasi udara secara optimal sehingga akan memberi
efek pendinginan sampai butiran batu bara habis terbakar
. Selanjutnya bersamaan pengisian butiran batu bara, dima-
sukan pula kapur (calcium, Ca). Kalsium ini akan bersenya
wa dengan sulfur dioksida menjadi kalsium sulfat (CaSO4)
yang akan jatuh ke bawah bersama sisa abu pembakaran.
Gas buang

cerobong
pembersih

uap
Boiler Gas buang

Turbin uap
Generator

Batu bara
Gb. Skema pembakaran lapisan
mengambang atmosferik kapur
kondensor
Kisi-kisi

Air
abu
pompa
udara
. Sebagian pipa boiler dipanaskan di dalam lapisan mengam
bang dan sebagian lagi dipanaskan oleh gas buang (flue
gas) yang bersuhu mencapai 850 0C. Setelah memberi pe-
manasan, gas buang tersebut melewati alat pembersih be-
rupa pengendap elektrostatis (electrostatic precipitator)
yang berfungsi mengendapkan sisa abu yang masih ada.
. Sebelum gas buang dilepaskan melalui cerobong, biasa –
nya dikompres dan dimanfaatkan untuk memutar turbin
gas. Dengan demikian pusat listrik dapat memanfaatkan
tenaga uap dan tenaga gas dalam menghasilkan energi lis-
trik, sehingga diperoleh efisiensi tinggi.
. Prinsip pembakaran seperti ini memberi harapan untuk pe-
mbakaran batu bara yang berkualitas rendah dengan tan –
pa mencemari lingkungan
10. PEMBAKARAN LAPISAN MENGAMBANG BERTEKANAN
. Pembakaran lapisan mengambang yang dilakukan dengan
menekan atau mengkompres udara, akan diperoleh pening
katan panas pada boiler. Gas buang yang telah dibersih –
kan dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin gas. Sehi –
ngga efisiensi disemua siklus dapat ditingkatkan.
. Dengan dimasukkannya udara yang bertekanan, maka se –
bagai konsekuensinya berpengaruh pada desain seluruh
peralatan terutama generator uap yang sekaligus merang-
kap sebagai generator gas.
. Gas buang yang setelah dibersihkan dipakai untuk turbin
gas, dan sebelum dilepas melalui cerobong dimanfaatkan
untuk memberikan pemanasan awal air yang keluar dari
kondensor sebelum masuk kembali ke dalam boiler.
. Prinsip pembakaran yang memanfaatkan gas buang untuk
memutar turbin gas diperlihatkan pada gambar berikut;
Gas buang

Gas cerobong

Turbin gas

Generator
pembersih

Generator
uap & gas uap

Turbin uap

Generator
Batu bara

kapur
Kisi-kisi
kondensor

abu
pompa Air
Udara
bertekanan
Gb. Skema pembakaran lapisan mengambang bertekanan
dengan kombinasi turbin uap dan turbin gas
11. PRINSIP KERJA PLTU

 Prinsip kerja PLTU berdasarkan siklus Rankine, yang ter-


diri dari beberapa proses:
1. proses pemompaan isentropik di dalam pompa
2. proses pemanasan pada tekanan konstan dalam boiler
3. proses ekspansi isentropik di dalam turbin
4. proses pengembunan pada tekanan konstan dalam kon-
densor.
 Secara sederhana prinsip kerja PLTU adalah:
 air masuk ke sistem destilasi (pemurnian), menjadi air su-
ling, kemudian dipompa ke reservoir (tandon air).
 melalui demineraliser, terjadi pemisahan mineral dan air di
masukkan ke reservoir berikutnya, disini suhu air 34 0C.
 melalui ekonomiser suhunya ditingkatkan, kemudian ke pe-
manas tekanan rendah ke pemanas tekanan tinggi (70 0C).
 kemudian air dialirkan ke boiler untuk diuapkan.
 selanjutnya, ke pemanas lanjut primer dan pemanas lanjut
sekunder, mengalir untuk menggerakan / memutar turbin.

. Dalam kenyataan siklus sistem tubin uap menyimpang


dari siklus Rankine, hal ini dikarenakan faktor;
1. kerugian dalam pipa / saluran fluida kerja, ( kerugian ge-
sekan dan kerugian kalor ke udara sekitar)
menyebabkan tekanan dan suhu uap masuk turbin turun.
2. kerugian tekanan uap dalam boiler, maka air masuk ke
boiler harus bertekanan > tekanan uap yang dihasilkan
(diperlukan kerja pompa yang lebih besar pula)
3. kerugian energi dalam turbin (adanya gesekan antara flu-
ida kerja dan bagian-bagian turbin)
4. kerugian yang dialami oleh pompa
5. kerugian kalor ke udara/atmosfir dan dalam kondensor.

. Untuk meningkatkan efisiensi turbin, dengan menaikan te


kanan uap dan pemanasan ulang. Dengan pemanasan
ulang, selain diperolah efisiensi lebih baik juga menghi -
ndari uap keluar turbin dengan kadar air berlebihan.
. Berdasarkan pemanasan ulang, turbin dibagi dua macam
1. turbin tekanan tinggi
2. turbin tekanan rendah
. Uap keluar dari turbin tekanan tinggi, dipanaskan lagi da-
lam boiler kemudian masuk ke turbin tekanan rendah.
. Tipe ini juga dibedakan atas pemakaian bahan bakar; batu
bara, minyak dan gas.
. Perbedaan bahan bakar menyebabkan perbedaan instalasi
sistem proses pembakaran untuk mendapatkan kalor. Ju –
ga luas lahan yang diperlukan (batu bara – lebih luas).
Gb Siklus Rankine Dengan Pemanas Ulang
Gb. Diagram TS Siklus Rankine
Gb. Diagram HS Siklus Rankine
Pusat Pembangkitan Energi Listrik Yang Mengubah
Energi Gas Menjadi Energi Mekanik Oleh Turbin Dan
Diubah Lagi Menjadi Energi Listrik Oleh Generator
1. PRINSIP KERJA PLTG

. Prinsip Kerja PLTG diperlihatkan pada gambar berikut.

.Transition piece: tempat


terjadinya perubahan

Gb Prinsip kerja unit pembangkit turbin gas


 Udara masuk ke kompresor untuk dinaikan tekanannya me

njadi 13 kg/cm2, kemudian dialirkan ke ruang bakar.


 Diruang bakar, udara tsb dicampur bahan bakar dan diba-
kar. Jika bahan bakarnya berupa gas (BBG) bisa langsung
dicampur udara dan dibakar, dan bila bahan bakarnya beru
pa minyak (BBM), maka minyak harus dikabutkan dulu ke –
mudian dicampur udara untuk dibakar.
 Setelah proses pembakaran, akan menghasilkan gas yang

bersuhu 13000C dengan tekanan 13 kg/cm2.


 Gas tsb kemudian dialirkan ke turbin untuk disemprotkan
ke sudu-sudu turbin, agar terjadi konversi dari energi gas
menjadi energi mekanik pada turbin.
 Turbin sebagai penggerak generator dipasang seporos de-
ngan generator dan akhirnya generator menghasilkan ener
gi listrik.

2. KOMPRESOR

 Ada dua jenis kompresor yang digunakan pada PLTG:


1. kompresor sentrifugal 2. kompresor aksial
 Turbin gas yang memakai jenis sentrifugal lebih mudah
pencernaannya dan pembuatannya lebih murah
 Turbin gas yang memakai jenis aliran aksial, mempunyai
luasan kecil dan mempunyai banyak tingkat kebaikan, se -
hingga jenis aliran aksial banyak digunakan.
 Untuk perbaikan efisiensi kompresor adalah dengan me-
nggunakan beberapa tingkat pendingin, masing-masing
tingkat terdiri deretan bilah rotor diikuti barisan baling –
baling penyebar.
 Bilah rotor dan baling-baling penyebar mempercepat udara
dan mengubah tenaga kinetis menjadi tenaga tekanan.

3. RUANG BAKAR

 Ruang pembakar (Combustion Chamber ) terdiri katub pe-


masukan bahan bakar dan penekanan busur udara bersih
 Pada ruang bakar ada beberapa komponen untuk proses
pembakaran beserta sarana penunjangnya, diantaranya
Fuel Nozzle, Combustion Liner, Transition Piece, Igniter
Flame Detektor.

4. TURBIN GAS

 Turbin Gas berfungsi untuk membangkitkan energi meka –


nis dari sumber energi panas yang dihasilkan pada proses
pembakaran. Selanjutnya energi mekanis ini digunakan un-
tuk memutar generator listrik baik melalui perantaraan
Load Gear atau tidak, sehingga diperoleh energi listrik.
 Bagian-bagian utama Turbin Gas meliputi:
Sudu tetap, Sudu jalan, Saluran gas buang, Saluran udara

pendingin, Batalan, Auxiallary gear.

5. PENDINGINAN DAN PERSYARATAN BAHAN BAKAR


 Suhu gas dalam turbin yang mencapai 13000C, sudu dan

poros turbin harus didinginkan dengan udara. Jika tidak

akan beresiko korosi suhu tinggi yaitu bereaksinya logam

kalium, vanadium dan natrium yang terkandung dalam ba-

han bakar dengan bagian-bagian turbin seperti sudu dan

saluran gas panas.


 Atas dasar hal tersebut, dipersyaratkan bahan bakar yang

digunakan tidak boleh mengandung logam kalium, vanadi-

um, dan natrium yang melebihi 1 ppm (part per mill)

 Bahan bakar yang memenuhi syarat ini adalah minyak so-

lar atau HSD (High Speed Diesel Oil)

6. OPERASI PLTG

 Operasi unit PLTG membutuhkan waktu start yang pendek

antara 15 – 30 menit dan umumnya dapat distart tanpa ban

tuan daya dari luar (black start), yaitu mesin diesel.


 Selama beroperasi 4000 – 5000 jam, unit PLTG diperlukan
perawatan (overhaul) atau pemeriksaan (inspeksi).
 Proses start-stop yang terlalu sering akan memperpedek
selang waktu perawatan (kurang dari 4000 jam)
 Proses start-stop mempercepat keretakan, ini disebabkan
pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Saat dingin su-
hu unit PLTG 300C dan suhu saat panas 13000C.
 Unit PLTG dapat dibebani lebih tinggi 10% dari beban nomi
nal (peak operation) selama 2 jam
 Unit PLTG merupakan unit termal yang efisiensinya paling
rendah, sekitar 15 – 25%
7. EFISIENSI PLTG
 Besarnya efisiensi dan maksimum keluaran turbin dipenga
ruhi beberapa faktor dan keadaan.
a. Pengaruh Suhu Gas
Jika suhu gas mengalami kenaikan, efisiensinya akan naik
pula. Kenaikan 500C, menjadikan efisiensi bertambah 1,5 –
2%.
b. Pengaruh Suhu Udara Pada Masukan Kompresor
Hal ini menyebabkan meningkatnya efisiensi.
c. Pengaruh Perbandingan Kompresi
Makin besar nilai perbandingan kompresi efisiensinya ma-
kin tinggi, namun nilai ini mempunyai harga optimal.
d. Pengaruh Rugi-rugi Pada Masukan Kompresor
Ketidaksempurnanya alat-alat, seperti sistem penyaringan
hal ini akan menurunkan efisiensi
e. Pengaruh Ketinggian Lokasi
Semakin tinggi letak lokasi PLTG, efisiensinya makin turun

8. BAHAN BAKAR
a. Gas Alam
bahan bakar yang ideal dan tersedia dengan harga murah,
jenisnya; butane, propane
b. Kerosene (Parafin)
bahan bakar yang biasa untuk turbin gas udara
c. Minyak Gas (Minyak Destilasi)
bahan bakar ini memerlukan penyaringan yang baik
d. Minyak Diesel
bahan bakar dengan kadar sulphur rendah, lebih mahal da-
ri minyak gas tapi lebih murah dari kerosene.
e. Minyak Residu
bahan bakar yang paling murah, tetapi mempunyai berba –
gai kejelekan dari hasil titik lebur abu yang rendah.
Dari kelima bahan bakar tersebut, yang sering dipakai adalah
minyak solar atau minyak diesel jenis diesel kecepatan tinggi
(High Speed Diesel Oil) dan minyak diesel industri.
9. KELEBIHAN PLTG DARI PEMBANGKIT LAIN

a. pemasangan lebih cepat


b. biaya modal lebih kecil
c. lahan yang diperlukan relatif lebih kecil,
d. kecepatan respon dari start ke beban penuh relatif singkat
sehingga merupakan unit yang ideal untuk kerja darurat.
e. Peralatan kontrol dan peralatan bantu relatif sedikit dan se-
derhana.

10. KELEMAHAN PLTG

a. biaya operasi sangat mahal, sehingga hanya diperlukan


untuk melayani beban puncak atau untuk cadangan
b. putaran turbin gas yang tinggi, jika dioperasikan kontinyu
menjadikan umurnya sangat pendek atau proses penuaan-
nya lebih cepat.

11. KLASIFIKASI TURBIN GAS BERDASARKAN SKLUS

a. Siklus Brayton Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)


b. Siklus Brayton Tertutup (Close Cycle Gas Turbine)

 Siklus Brayton Terbuka:


Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir) disedot ma –
suk ke dalam kompresor, dimana terjadi peningkatan suhu
dan tekanan. Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ru-
ang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar pada tekan-
an konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan kemudi-
an masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan
bakar dibakar pada tekanan atmosfer sehingga menghasil-
kan tenaga. Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang ke –
luar (tidak disirkulasikan kembali), menyebabkan siklus ha-
rus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
 Siklus Brayton Tertutup:
Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan
hampir sama dengan siklus terbuka, yaitu di sini proses
kompresi dan ekspansi tetap sama, akan tetapi proses
pembakaran digantikan oleh masukan kalor tekanan kons-
tan dari sumber eksternal, dan proses pembuangan digan-
tikan oleh pembuangan kalor tekanan konstan pada suhu
ambien

Gb. Siklus terbuka


Gb. Siklus tertutup
12. KLASIFIKASI TURBIN GAS BERDASARKAN KAPASITAS
a. Medium-range gas turbines:
 Kapasitas antara 5000 – 15000 hp (3,7 – 11,2 MW).
 Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
 Pada kompresor terdapat 10-16 tingkat sudu, dengan
rasio tekanan sekitar 5-11.
• Biasanya menggunakan regenerator untuk meningkat –
kan efisiensi

b. Small gas turbines:


• Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal
• Kapasitas di bawah 500 hp (3,7 MW)
• Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena:
– Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan
memiliki efisiensi lebih rendah dibanding kompre-
sor aksial
– Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak
melebihi 1700oF (927oC)
 PLTGU merupakan penggabungan PLTG dengan PLTU.
 Gas buang dari PLTG yang masih bersuhu tinggi, diatas

400 0C dimanfaatkan memanaskan air boiler PLTU untuk


menghasilkan uap penggerak turbin uap.
 Siklus PLTGU adalah gabungan siklus PLTG dan siklus
PLTU. Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, dan siklus
PLTU menerapkan siklus Rankine. Penggabungan kedua
siklus dilakukan melalui peralatan pemindah panas berupa
“Heat Recovery Steam Generator” (HRSG). Siklus kombi –
nasi ini selain meningkatkan efisiensi termal juga akan me-
ngurangi pencemaran udara
 Dengan siklus kombinasi (PLTGU), dapat diperoleh bebe –
rapa keuntungan:
1. Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi lebih re-
ndah dibandingkan pembangkit thermal lainnya.
2. Efisiensi pemakaian bahan bakar lebih rendah dari unit ter
mal lainnya (bisa di atas 45%)
3. Pembangunannya relatif cepat
4. Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
5. Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah
lingkungan
6. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya
investasi lahan lebih sedikit.
7. Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi
memudahkan pengoperasian.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan beban ma-
simum relatif singkat yaitu 150 menit.

 siklus kerja PLTGU menggunakan siklus gabungan (com –


bined cycle). dimana gas buang dari turbin gas dimanfaat –
kan kembali untuk mengoperasikan turbin uap. Disini dibu-
tuhkan HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang prin-
sip kerjanya sama dengan boiler. Gas buang dari turbin
gas tidak langsung dibuang melalui bypass stack akan te –
tapi masuk ke HRSG. Setelah masuk ke HRSG, gas tadi
akan berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang kemudi-
an digunakan untuk memutar High Pressure Steam Tur –
bine (HPST), kemudian HPST memutar Low Pressure Ste-
am Turbine (LPST) yang akhirnya akan membangkitkan
generator. Hasil pembuangan LPST akan dikondensasi
dan dialirkan ke pompa. Dari pompa kemudian dilairkan
kembali ke HRSG. Begitu seterusnya sehingga terbentuk
siklus tertutup
 KOMPONEN PLTGU SECARA UMUM MELIPUTI:
A. Alat Bantu Pada Boiler (Ketel Uap)
1. Economizer: alat pemanas air boiler yang memanfaatkan
energi kalor yang terkandung dalam gas bekas. Hal ini un -
tuk mendapatkan air pengisi boiler yang suhunya mende-
kati suhu air yang ada di boiler drum, juga untuk menaik-
kan efisiensi boiler
2. Steam Drum : alat yang digunakan untuk memisahkan bagi
an air, uap basah dan uap kering karena didalam boiler
terjadi pemanasan bertingkat. Steam Drum ada pada setiap
unit boiler.
3. Super Heater: pemanas untuk membuat uap basah yang
dihasilkan boiler drum menjadi uap kering. Uap kering ini
naik ke steam drum dan memutar sudu-sudu turbin uap.
Setiap boiler biasanya dilengkapi dua super heater yaitu
primary dan secondary super heater.
4. Desuper Heater: merupakan spray water, digunakan untuk
mengatur suhu uap yang ke turbin. Jika suhu uap melebihi
ketentuan, desuper heater menyemprotkan air berasal dari
discharge boiler feed pump sampai suhunya normal lagi.
5. Soot Blower: pembersih pipa boiler, akibat menempelnya
sisa-sisa pembakaran, dengan media pembersih auxiliary
steam
6. Boiler Feed Pump (BFP): pompa pengisi air boiler. Pompa
ini memompakan deaerator storage tank ke boiler

B. Alat Bantu Pada Turbin


1. Condensor: terbuat dari pipa-pipa kecil yang dialiri air laut
sebagai media pendingin. Uap bekas dari turbin memasuki
sela-sela pipa tersebut ,sehingga terjadilah perpindahan
panas dari uap ke air laut, Selanjutnya akan terjadi penge-
mbunan atau kondensasi uap. Uap yang berubah menjadi
air di dalam kondensor ditampung di hot well.
2. Condensate Pump: memompa air yang terkumpul pada hot
well ke daerator tank dengan melalui heater
3. Low Pressure Heater: untuk memanaskan air condensate
yang berasal dari hot well, sebelum dimasukkan ke daera -
tor tank.
4. Auxiliary Cooling Water Pump: berfungsi mensirkulasikan
air pendingin untuk mendinginkan minyak pelumas dan
gas hydrogen. Air pendingin yang disirkulasikan ini kemu-
dian dinginkan lagi oleh air laut didalam auxillary cooling
water heat exchanger.
5. High Pressure Heater: untuk memanaskan air pengisi ketel
yang berasal dari daerator storage tank, yang selanjutnya
akan dikirim ke ketel lewat economizer.
6. Daerator: berfungsi membuang O2 dan gas-gas lain yang
terkandung di dalam air kondensat, juga berfungsi sebagai
pemanas air kondensat. Konstruksi alat ini menyerupai
alat semprot sehinga memungkinkan O2 dan gas-gas yang
terkandung dalam air terlepas dan dibuang ke atmosfir
7. Air Ejector: berupa nozzle, bilamana dialiri uap akan dapat
menarik udara dan gas-gas yang tidak dapat mengembun
di dalam kondensor, sehingga condensor akan menjadi
vacuum. Adanya kevakuman pada kondensor, akan dapat
menaikkan efisiensi turbin.

 KOMPONEN LAIN PADA PLTGU MELIPUTI:


1. Cranking Motor: digunakkan sebagai penggerak awal saat
turbin belum menghasilkan tenaga sebagai penggerak
generator ataupun compressor. Suplai listrik motor ini ber-
asal dari jaringan tegangan tinggi 150 KV atau 500 KV
2. Air Filter: berfungsi menyaring udara bebas agar udara
yang mengalir ke compressor adalah udara yang bersih
3. Compressor: sebagai penghisap udara luar, dengan terle-
bih dahulu melalui air filter dan menaikkan tekanannya me
njadi berlipat-lipat ( sampai 8 kali ) tekanan semula. Udara
luar ini akan diubah menjadi udara atomizing, sebagian ke-
cil untuk pembakaran dan sebagian besar untuk pendingin
turbin
4. Combustion Chamber (ruang bakar): sebagai tempat pem -
bakaran bahan bakar ( solar ) dan udara atomizing. Gas
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran digunakan
sebagai penggerak turbin gas.
5. Gas Turbine: berputar menggunakan energi Gas panas
yang dihasilkan dari combustion chamber. Hasil putaran
turbin diubah oleh generator untuk menghasilkan listrik
6. Selector Valve: berfungsi mengatur gas buangan dari tur -
bin gas, apakah akan dibuang langsung ke udara ataukah
akan dialirkan menuju ke HRSG
7. Gas Turbine Generator (GTG): berfungsi sebagai pembang-
kit listrik dengan menggunakan tenaga putaran yang diha -
silkan turbin gas
8. Steam Turbine: berputar menggunakan energi uap. Uap ini
diperoleh dari penguapan air yang berasal dari HRSG
9. Steam Turbine Generator (STG): berfungsi sebagai pem-
bangkit listrik dengan menggunakan tenaga putaran dari
turbin uap. Tenaga penggeraknya berasal dari uap kering
yang dihasilkan HRSG dengan pendingin hidrogen
 Energi geothermal (panas bumi) adalah salah satu bentuk
energi primer yang terkandung di dalam bumi
 PLTP pada prinsipnya sama seperti PLTU, hanya tidak me-
nggunakan boiler, sehingga operasionalnya lebih sederha-
na, Pada PLTP, uap diperoleh dari reservoir panas bumi
 Tekanan uap pada PLTP yang diperoleh dari perut bumi
berkisar 20 kg/cm2, dan tekanan uap pada PLTU konvensi-
onal mencapai 100 kg/cm2. Ini menyebabkan turbin uap
PLTP berdimensi relatif lebih besar dari turbin uap PLTU
konvensional.
 Uap dari perut bumi kebanyakan mengandung belerang cu-
kup tinggi, oleh karena itu perlu memperhitungkan material
untuk pembuatan turbin.
 Biaya operasional PLTP lebih murah dari PLTU, karena ti –
dak ada pembelian bahan bakar.
 Skema sirkuit uap dan air pada PLTP

Keterangan:
TU: Turbin Uap
Kd: Kondensor
Kt : Katup
G : Generator
P : Pompa
 Pada PLTP, jika fluida panas bumi yang keluar dari sumur
berupa uap kering, maka dapat dialirkan langsung ke tur -
bin, dan turbin akan mengubahnya menjadi energi gerak
yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi
listrik.
 Namun jika fluida panas bumi yang keluar dari sumur ada-
lah uap basah yang mengandung sejumlah air, maka harus
dilakukan proses pemisahan dengan melewatkan fluida ke
separator. Uap kering yang telah dihasilkan dari separator
inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
 Untuk menjaga kelangsungan hidup turbin, umumnya uap
masih dibersihkan dulu sebelum dimasukan ke turbin
 Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi
yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya:
1. Siklus uap kering 2. Siklus uap hasil pemisahan
3. Siklus penguapan tunggal 4. Siklus biner dll
 Fluida panas bumi yang keluar, sering didapatkan berupa
air panas dengan suhu tidak seberapa tinggi dan menga -
ndung banyak mineral yang dapat menyumbat dinding pi -
pa. Untuk mencegahnya digunakan sistem biner.

Gb. Sistem PLTP dengan air panas


(sistem biner)

 Air panas dibawa kepenukar


panas (heat exchanger) yang
kemudian diinjeksikan lagi ke
tanah. Siklus pertama ini dise
but sistem primer.
 Pada rangakaian kedua yang disebut sistem sekunder,
medium cair yang diisikan dalam pipa setelah meninggal -
kan head exchanger berubah menjadi uap untuk dimasuk -
an ke dalam turbin.
 Medium cair pada sistem sekunder adalah bahan yang
mempunyai titik didih rendah seperti amonia (NH3) atau
propan (C3H6). Jika suhu air panas dari bumi, tinggi medi –
umnya dapat berupa air
 Jika tekanan air panas dari bumi kurang tinggi, maka diper
lukan pompa khusus yang tahan korosif.
 Energi panas bumi dalam bentuk air panas lebih banyak di
temukan dari pada dalam bentuk uap kering dan lebih ba –
nyak lagi ditemukan dalam bentuk batu panas yang kering.
 Panas dari bebatuan ini tidak “muncul” ke atas namun ha-
rus “diambil sendiri”. Hal ini dilakukan dengan memasukan
air dingin biasa ke dalam berbatuan panas itu. Air tersebut
diberi kesempatan melewati batu-batu panas. Kemudian air
itu disedot kembali ketempat lain sebagai uap atau air
panas.
 Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut, yang
dilandaskan pada pemikiran:
 di bor dibuat lubang atau sumur yang mencapai batu pa –
dat yang panas, kemudian batu tersebut diledakan dengan
alat nuklir. Sehingga sebagian batu padat menjadi pecah /
retak.
 di bor lagi dibuat satu sumur mencapai batu pecah, kemu-
dian air dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam batu ba-
tu pecah yang panas.
 keadaan batu pecah, memungkinkan air mengalir didalam-
nya dan menjadi panas
 pada ujung lainya air panas yang kini telah menjadi uap di-
ambil kembali untuk dipakai pada PLTP.
 Mendapatkan sumber panas bumi dengan metode ini ma –
sih merupakan gagasan.
PLTP KAMOJANG JAWA BARAT

 Komponen Utama
1. Steam Receiving Header 6. Generator
2. Vent Structure 7. Trafo Utama
3. Separator 8. Switch Yard
4. Demister 9. Kondensor
5. Turbin 10. Main Cooling Water Pump
11, Cooling Tower

 Steam Receiving Header: Berupa tabung berdiameter 180


cm dan panjang 1950 cm dan berfungsi sebagai pengum -
pul uap sementara dari beberapa sumur produksi sebelum
didistribusikan ke turbin
 Vent Structure: merupakan bangunan pelepas uap ke
udara dengan dilengkapi peredam suara, dan berfungsi:
1. sebagai pengatur tekanan agar tekanan uap masuk tur-
bin selalu konstan
2. sebagai pengaman yang akan membuang uap bila terja -
di tekanan lebih di steam receiving header
 Separator: alat yang berfungsi sebagai pemisah zat-zat pa-
dat, seperti silica, bintik-bintik air, dan zat lain yang
bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator.
 Demister: berbentuk tabung silinder berukuran 14.5 m3 di -
dalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi mengelimi-
nasi butir-butir air yang terbawa uap dari sumur-sumur
panas bumi. Bagian bawah terdapat kerucut yang berfung -
si menangkap air dan partikel padat lainnya yang lolos dari
separator, sehingga uap yang akan dikirim ke turbin meru -
pakan uap yang benar-benar kering dan bersih.
 Turbin: sebagai penghasil gerakkan mekanik yang akan di-
ubah menjadi energi listrik oleh generator. Turbin ini diran-
cang dengan memperhatikan efisiensi, dan performanya di
sesuaikan kondisi dan kualitas uap panas bumi.
 Generator: berfungsi untuk merubah energi mekanik puta-
ran poros turbin menjadi energi listrik. Generator akan
menghasilkan energi listrik bolak balik ketika turbin diko -
pel dengan generator.
 Transformator utama: yang digunakan pada PLTP adalah
trafo penaik tegangan (step up). Trafo tersebut dihubung -
kan secara parallel dengan sistem (misal Jamali)
 Switch Yard: perangkat berfungsi sebagai pemutus dan
penghubung aliran listrik yang berada di wilayah PLTP
maupun aliran yang akan ditransmisikan melalui system
inter koneksi (Jamali)
 Kondensor: alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari
turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas
dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas
oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle.
Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari
kondensor oleh ejector. Ejector ini juga berfungsi untuk
mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start
awal. Air kondensat dipompakan oleh dua buah pompa
pendingin utama ( Main Cooling Water Pump ) ke menara
pendingin ( Cooling Tower ) untuk didinginkan ulang
sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor
Pada saat sedang operasi normal, tekanan dalam konden-
sor biasanya 0,133 bar, dan kebutuhan air pendingin +
11.800 m3/jam
 Main Cooling Water Pump (MCWP): adalah pompa pendi -
ngin utama yang berfungsi untuk memompakan air konden
sat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didi -
nginkan.
 Cooling Tower: merupakan bangunan terbuat dari kayu
yang telah diawetkan sehingga tahan air. Terdiri dari ru -
angan dan kipas hisap.

Gb cooling tower
Gb. Trasformator utama PLTP Kamojang
Gb. Separator PLTP Kamojang
Gb. Rotor turbin uap PLTP Kamojang
Gb. Main cooling water pump PLTP Kamojang
 Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun
pembangkit listrik termal di mana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
 reaktor nuklir adalah tempat atau perangkat yang diguna -
kan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambung
an reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap
 reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua partikel
nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang
berbeda dari produk awal
 Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini,
reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkit
kan listrik. Awalnya, reaktor nuklir digunakan untuk mem -
produksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir
 Keuntungan PLTN Dibanding Pembangkit Termal Lainnya:
1.Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama ope –
rasi normal)
2. Tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas
berbahaya seperti karbon monoksida (CO), sulfur dioksi-
da, mercury, nitrogen oksida, asap fotokimia, CO2
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi nor-
mal)
4. Biaya bahan bakar rendah (sedikit bahan bakar diperlu -
kan), dan ketersedian bahan bakar yang melimpah
5. Mampu menghasilkan daya listrik lebih stabil dari pem –
bangkit listrik lainnya

 Kekurangan PLTN
1. Risiko kecelakaan nuklir
2. Limbah nuklir: limbah radioaktif tingkat tinggi yang diha-
silkan dapat bertahan hingga ribuan tahun

 Komponen Utama Reaktor Nuklir:


1. Tangki reaktor: berupa tabung (silinder) yang dibuat da-
ri logam campuran dengan tebal + 25 cm. Berfungsi un -
tuk menempatkan komponen reaktor lainnya dan seba –
gai tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Tangki ini juga
berfungsi sebagai penahan radiasi agar tidak keluar dari
sistem reaktor
2. Teras reaktor: dibuat dari logam yang tahan panas dan
korosi. Teras reaktor dibuat berlobang untuk menempat-
kan bahan bakar reaktor yang berbentuk batang.
3. Bahan bakar nuklir: dibuat dari isotop alam seperti urani-
um, thorium yang bersifat dapat membelah apabila bere –
aksi dengan neutron
4. Bahan pendingin: untuk mencegah agar tidak terjadi aku-
mulasi panas yang berlebihan pada teras reaktor. Bahan
pendingin ini bisa digunakan air atau gas
5. Elemen kendali: dibuat dari bahan yang dapat enangkap
atau menyerap neutron. Elemen kendali berfungsi untuk
menghentikan operasi reaktor sewaktu-waktu apabila ter-
jadi kecelakaan
6. Moderator: berfungsi memperlambat laju neutron yang di
hasilkan dari reaksi inti. Bahan yang digunakan untuk
moderator adalah air atau grafit.

 Tipe PLTN:
1. PLTN tipe reaktor air tekan (Pressurized Water Reactor),
2. PLTN tipe reaktor air tekan rusia (VVER)
3. PLTN tipe reaktor air didih (Boiling Water Reactor)
4. PLTN tipe reaktor air berat pipa tekan
5. PLTN tipe reaktor air berat pembangkit uap (Steam Gene
rating Heavy Water Reactor)
6. PLTN tipe reaktor pendingin gas (Gas Cooled Reactor)
7. PLTN tipe reaktor gas maju (Advanced Gas Reactor)
8. PlTN tipe reaktor gas suhu tinggi (High Temperatur Gas
Reactor)
9. PLTN tipe reaktor moderator grafit pendingin air didih
10.PLTN tipe reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor)
 Perbedaan PLTN & PLTU
 Terletak pada penghasil uapnya, yang satu berupa ketel
uap (PLTU) dan yang satunya berupa reaktor nuklir (PLTN)
 Pada PLTU: dalam boiler, minyak atau batu bara dibakar
untuk menghasilkan uap dengan suhu dan tekanan tinggi,
kemudian uap ini disalurkan ke turbin untuk memutar gene
rator sinkron.
 Pada PLTN: dalam reaktor, reaksi fisi berantai dipertahan -
kan kontinuitasnya dalam bahan bakar sehingga terjadi pa-
nas. Panas ini kemudian ditransfer ke pendingin reaktor,
kemudian secara langsung atau tak langsung digunakan
untuk menghasilkan uap
 Untuk menghasilkan uap langsung; dilakukan dengan mem
buat pendingin reaktor (biasanya air biasa, H2O) mendidih
dan menghasilkan uap
 Untuk menghasilkan uap tak langsung, pendingin reaktor
(disebut pendingin primer) yang menerima panas dari ba -
han bakar disalurkan melalui pipa ke perangkat penghasil
uap
 Pendingin primer ini kemudian memberikan panas (mene -
mbus media dinding pipa) ke pendingin sekunder (air biasa)
yang berada di luar pipa perangkat penghasil uap untuk ke-
mudian panas tersebut mendidihkan pendingin sekunder
dan menghasilkan uap
 Perbedaan cara kerja diperlihatkan pada gambar

Gb. Kerja PLTU dan


PLTN
 Tipe Reaktor
 Tipe reaktor nuklir serta jenis bahan moderator dan pendi -
ngin yang digunakan diperlihatkan pada tabel berikut ini:
 Umumnya tipe reaktor dibedakan berdasarkan komposisi
dan konstruksi dari bahan moderator neutron dan bahan
pendingin yang digunakan. Oleh karena itu dikenal reaktor
gas, reaktor air ringan, dan reaktor air berat (air ringan:
H2O; air berat: D2O; D adalah salah satu isotop hidrogen,
yaitu deuterium 2H1)
 Tipe reaktor juga dibedakan berdasarkan faktor kondisi air
pendingin. Jika air pendingin dalam kondisi mendidih dise-
but reaktor air didih, dan jika tak mendidih (atau tidak diizin
kan mendidih, dengan memberi tekanan secukupnya pada
pendingin) disebut reaktor air tekan.
 Reaktor nuklir dengan temperatur pendingin sangat tinggi
(di atas 800oC) disebut reaktor gas temperatur tinggi.
 Kecepatan neutron rata-rata dalam reaktor yang dihasilkan
dari reaksi fisi juga dipakai untuk menggolongkan tipe reak
tor.
 Berdasarkan kecepatan neutron rata-rata dalam teras, ada
reaktor cepat dan reaktor termal (neutron dengan kecepa-
tan relatif lambat sering disebut sebagai neutron termal)
1. Reaktor Air Ringan (Light Water Reactor, LWR)
Sebagai bahan bakarnya digunakan uranium dengan pe -
ngayaan rendah + 2% - 4%; bukan uranium alam karena
sifat air yang menyerap neutron. Kemampuan air dalam me
moderasi neutron (menurunkan kecepatan/energi neutron)
sangat baik, maka jika digunakan dalam reaktor (sebagai
moderator neutron dan pendingin) ukuran teras reaktor me
njadi lebih kecil bila dibandingkan dengan reaktor nuklir
tipe reaktor gas dan reaktor air berat.
 PLTN tipe reaktor air ringan yang masih beroperasi didunia
ada 80%. Reaktor air ringan dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu reaktor air tekan dan reaktor air didih, ke -
dua golongan ini menggunakan air ringan sebagai bahan
pendingin dan moderator
a. Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor)
Pada PLTN tipe ini, air sistem pendingin primer masuk ke
dalam bejana tekan reaktor pada tekanan tinggi dan tempe-
ratur + 290oC. Air bertekanan dan bersuhu tinggi ini berge-
rak di sela-sela batang bahan bakar ke arah atas teras sa -
mbil mengambil panas dari batang bahan bakar, sehingga
suhunya naik menjadi sekitar 320oC.
Air pendingin primer ini kemudian disalurkan ke perangkat
pembangkit uap. Di perangkat ini air pendingin primer me -
mberikan energi panasnya ke air pendingin sekunder, sehi-
ngga suhunya naik sampai titik didih dan terjadi penguap -
an. Uap yang dihasilkan tersebut kemudian dikirim ke tur -
bin untuk memutar turbin yang dikopel dengan generator
listrik. Perputaran generator listrik akan menghasilkan
energi listrik yang disalurkan ke saluran transmisi. Air pe -
ndingin primer yang ada dalam bejana reaktor bersuhu
320oC akan mendidih jika berada pada tekanan 1 atm.
Agar pendingin primer ini tidak mendidih, maka sistem pen
dingin primer diberi tekanan hingga 157 atm. Karena ada -
nya pemberian tekanan ini maka bejana reaktor sering dise
but sebagai bejana tekan atau bejana tekan reaktor. Pada
reaktor tipe PWR, air pendingin primer yang membawa un -
sur radioaktif dialirkan sampai ke pembangkit uap, tidak
sampai turbin, oleh karena itu pemeriksaan dan perawatan
sistem sekunder yaitu turbin, kondenser, pipa penyalur,
pompa sekunder dll menjadi mudah dilakukan.
Saat ini yang banyak dioperasikan adalah reaktor tipe ini
Peralatan sistem primer saling dihubungkan membentuk
loop). Jika peralatan ini dihubungkan oleh dua pipa peng -
hubung utama yang diperpendek, dan kemudian dimasuk -
kan ke bejana reaktor maka sistem seperti ini disebut reak
tor setengah terintegrasi (setengah modular). Tetapi jika
seluruh sistem primer disatukan dan dimasukkan ke dalam
bejana reaktor maka disebut reaktor terintegrasi (modular).
 Konstruksi bejana reaktor ditunjukkan pada gambar

Gb. Konstruksi bejana


reaktor tipe PWR
b. Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor)
Karakteristik dari reaktor air didih adalah uap dibangkitkan
langsung dalam bejana reaktor dan kemudian disalurkan
ke turbin. Pendingin dalam bejana reaktor berada pada su -
hu sekitar 285oC dan tekanan jenuhnya sekitar 70 atm. Re -
aktor ini tidak memiliki perangkat pembangkit uap tersendi
ri, karena uap dibangkitkan di bejana reaktor. Karena itu pa
da bagian atas bejana reaktor terpasang perangkat pemi -
sah dan pengering uap, akibatnya konstruksi bejana reak -
tor menjadi lebih rumit. Konstruksi reaktor BWR diperlihat
kan pada gambar berikut
Gb. Konstruksi bejana
reaktor tipe BWR
2. Reaktor Air Berat (Heavy Water Reactor)
Dalam hal kemampuan memoderasi neutron, air berat bera
da pada urutan berikutnya setelah air ringan, tetapi air be -
rat hampir tidak menyerap neutron. Oleh karena itu jika air
berat dipakai sebagai moderator, maka dengan hanya me -
nggunakan uranium alam (tanpa pengayaan) reaktor dapat
beroperasi dengan baik. Bejana reaktor (disebut kalandria)
merupakan tangki besar yang berisi air berat, didalamnya
terdapat pipa kalandria yang berisi perangkat bahan bakar
Tekanan air berat berkisar pada tekanan 1 atm, dan suhu -
nya dijaga agar tetap di bawah 100oC. Akan tetapi pendi -
ngin dalam pipa kalandria mempunyai tekanan dan suhu
yang tinggi, sehingga konstruksi pipa kalandria berwujud
pipa tekan yang tahan terhadap tekanan dan suhu yang ti –
nggi
a.Reaktor Air Berat Tekan (Pressurized Heavy Water Reactor)
Canadian Deuterium Uranium Reactor (CANDU) adalah sua
tu PLTN yang tergolong tipe reaktor pendingin air berat te -
kan dengan pipa tekan.
Reaktor ini merupakan reaktor air berat yang banyak digu -
nakan. Bahan bakar yang digunakan adalah uranium alam.
Kanada menjadi pelopor penyebaran reaktor tipe ini di selu
ruh dunia. Konstruksi reaktor CANDU diperlihatkan pada
gambar berikut;
Gb. Konstruksi Reaktor CANDU
b. Reaktor Air Berat Pendingin Gas (Heavy Water Gas Cooled
Reactor)
HWGCR atau GCHWR adalah suatu tipe reaktor nuklir yang
menggunakan air berat sebagai bahan moderatornya, sehi-
ngga pemanfaatan neutronnya optimal. Gas pendingin di -
naikkan suhunya sampai pada tingkat yang cukup tinggi se
hingga efisiensi termal reaktor ini dapat ditingkatkan. Teta-
pi karena persoalan pengembangan bahan kelongsong
yang tahan suhu tinggi dan paparan radiasi belum terpe -
cahkan sampai sekarang, maka akhirnya di dunia hanya
ada 4 reaktor tipe ini. Di Perancis reaktor tipe ini dibangun,
tetapi sebagai bahan kelongsong tidak digunakan berilium
melainkan stainless steel
c. Reaktor Air Berat Pembangkit Uap (Steam Generated
Heavy Water Reactor)
Reaktor ini sering disebut Light Water Cooled Heavy Water
Reactor dan hanya ada di Pusat Penelitian Winfrith Inggris
Reaktor berdaya 100 MWe ini merupakan prototipe reaktor
pembangkit daya tipe SGHWR, dan beroperasi dari tahun
1968 sampai tahun 1990. Pada waktu itu reaktor SGHWR
sempat menjadi suatu fokus pengembangan di Inggris, teta
pi oleh karena persoalan ekonomi maka tidak dikembang -
kan lebih lanjut.

3. Reaktor Grafit
a. Reaktor Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor)
Grafit sebagai bahan moderator sudah digunakan oleh il -
muwan Enrico Fermi sejak reaktor nuklir pertama. Grafit
terkenal murah dan dapat diperoleh dalam jumlah besar.
Plutonium (Pu-239) yang digunakan pada bom atom yang
dijatuhkan pada saat Perang Dunia II dibuat di reaktor gra-
fit. Reaktor ini menggunakan bahan bakar logam uranium
alam, moderator grafit pendingin gas karbondioksida.
Bahan kelongsong terbuat dari paduan magnesium
(Magnox), oleh karena itu reaktor ini disebut sebagai reak -
tor Magnox. Reaktor Magnox mempunyai pembangkitan
daya listrik cukup besar dan efisiensi ekonomi yang baik.
b. Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled
Reactor)
Di Inggris fokus pengembangan teknologi PLTN bergeser
ke reaktor berbahan bakar uranium dengan pengayaan ren
dah, yang memiliki kerapatan daya dan efisiensi termal
yang tinggi.
C. Reaktor Pendingin Gas Suhu Tinggi (High Temperatur Gas
cooled Reactor)
Reaktor ini menggunakan gas helium sebagai pendingin.
Karakteristik reaktor ini adalah konstruksi teras didomina-
si bahan moderator grafit, suhu operasi dapat ditingkatkan
dan efisiensi pembangkitan listrik dapat mencapai > 40 %.
Terdapat 3 bentuk bahan bakar dari reaktor ini, yaitu:
(a) Bentuk batang seperti reaktor air ringan
(b) Bentuk blok, di mana di dalam lubang blok grafit yang ber-
bentuk segi enam dimasukkan batang bahan bakar.
(c) Bentuk bola (peble bed), di mana butir bahan bakar bersa-
lut didistribusikan dalam bola grafit .

d. Reaktor Pipa Tekan Air Didih Moderator Grafit (Light Water


Gas-cooled Reactor)
Reaktor ini tidak menggunakan tangki kalandria seperti re -
aktor “air berat pembangkit uap”, tetapi menggunakan gra-
fit sebagai moderator, oleh karena itu dimensi reaktor me -
njadi besar. Di dalam pipa tekan diisi batang bahan bakar
di mana di sekelilingnya mengalir air ringan yang menga -
mbil panas dari batang bahan bakar sehingga mendidih.
Uap yang terbentuk dikirim ke turbin untuk memutar turbin
tersebut dan membangkitkan listrik. Salah satu reaktor tipe
ini adalah reaktor Chernobyl No.4 yang mengalami kecela-
kaan. Terjadinya kecelakaan karena tidak tersedianya beja-
na pengungkung reaktor.

4. Reaktor Cepat (Fast Reactor), Reaktor Pembiak Cepat


(Liquid Metal Fast Breeder Reactor)
Reaktor cepat, neutron cepat yang dihasilkan dari reaksi
visi dengan kecepatan tinggi dikondisikan sedemikian rupa
sehingga diserap oleh uranium-238 menghasilkan plutoni –
um-239. Dengan kata lain di dalam reaktor dapat dibiakkan
unsur plutonium. Rapat daya dalam teras reaktor cepat sa-
ngat tinggi, oleh karena itu sebagai pendingin biasanya di-
gunakan bahan logam natrium cair atau logam cair, cam –
puran natrium dan kalium (NaK) yang mempunyai kemam-
puan tinggi dalam mengambil panas dari bahan bakar.
Konstruksi reaktor pembiak cepat terdiri dari pendingin pri
mer yang berupa bahan logam cair mengambil panas dari
bahan bakar dan kemudian mengalir ke alat penukar panas
antara (intermediate heat exchanger), selanjutnya energi
panas ditransfer ke pendingin sekunder dalam alat penu -
kar panas-antara ini. Kemudian pendingin sekunder yang
tidak mengandung bahan radioaktif akan mengalir memba-
wa panas yang diterima dari pendingin primer menuju ke
perangkat pembangkit uap, dan memberikan panas ke pe -
ndingin tersier (air ringan) sehingga suhunya meningkat
dan mendidih. Uap yang dihasilkan selanjutnya dialirkan
ke turbin untuk memutar generator listrik.

STRUKTUR ATOM URANIUM DAN REAKSI FISI


Agar mudah memahami bagaimana terjadinya reaksi fisi di
dalam reaktor PLTN, dalam hal ini akan disampaikan bagai-
mana strutur atom di dalam uranium dan apakah itu reaksi
fisi.
1. Struktur Atom Uranium
Sejatinya segala unsur yang terdapat di alam terbentuk da
ri kumpulan atom-atom.
 Inti dari atom terdiri atas proton yang bernilai positip dan
neutron yang bersifat netral.
 Disekitar inti terdapat elektron yang mengelilingi, biasanya
berjumlah = proton dan terikat dengan gaya elektromagne -
tiknya.
 Jumlah proton pada atom menjadi ciri khas jenis atom dan
lebih dikenal dengan sebutan nomer atom, yang menentu -
kan unsur kimia atom tersebut
 Unsur uranium memiliki jumlah proton 92 buah, dengan ka
ta lain nomer atom uranium 92. Di alam, terdapat 3 jenis un
sur yang memiliki jumlah proton 92 buah, setiap jenis me -
miliki jumlah neutron sebanyak 142, 143, dan 148 buah.
 Unsur yang memiliki 143 buah neutron, disebut Uranium-
235, dan yang memiliki 148 buah neutron disebut Uranium-
238.
 Unsur yang memiliki nomer atom sama namun jumlah
neutron berbeda disebut isotop.
 Uranium yang terdapat di alam bebas, sebagian besar beru
pa Uranium yang sulit bereaksi, diantaranya Uranium-238.
 Hanya 0,7% saja Uranium yang mengandung isotop, seper-
ti Uranium-235. Bahan bakar yang digunakan di PLTN ada
lah Uranium 235 yang kandungan isotopnya sudah diting -
katkan menjadi 3- 5 %.
 Gambar berikut adalah struktur atom Uranium dan tabel
yang menjelaskan tentang isotopnya
Gb. Struktur atom
uranium
2. Reaksi Fisi Uranium
 Reaksi fisi bisa terjadi disetiap inti atom dari suatu unsur
tanpa terkecuali. Namun reaksi fisi yang paling mudah ter -
jadi adalah reaksi pada inti atom Uranium, yaitu Uranium-
235, sedangkan pada Uranium-238 memerlukan energi
yang lebih besar agar dapat terjadi reaksi fisi ini
 Reaksi fisi terjadi saat neutron menumbuk Uranium-235
dan saat itu pula atom Uranium akan terbagi menjadi 2
buah atom Kr dan Br.
 Saat terjadi reaksi fisi akan dihasilkan energi panas yang
sangat besar.
 Dalam aplikasinya di PLTN, energi hasil reaksi fisi ini dijadi
kan sumber panas untuk menghasilkan uap air. Uap air ini
digunakan untuk memutar turbin dan membuat generator
sinkron menghasilkan listrik
 Pada saat Uranium-235 ditumbuk oleh neutron, akan mun -
cul 2-3 neutron baru. Kemudian neutron tersebut akan me-
numbuk lagi Uranium-235 lainnya dan muncul lagi 2-3 neu -
tron baru lagi. Reaksi seperti ini akan terjadi terus menerus
secara perlahan di dalam reaktor nuklir
 Neutron yang terjadi akibat reaksi fisi sebenarnya bergerak
sangat cepat, sehingga untuk menghasilkan reaksi fisi
yang terjadi secara berantai, kecepatan neutron ini harus
diredam dengan menggunakan media antara lain air ringan
(tawar), air berat, atau grafit.
 Secara umum kebanyakan teknologi PLTN di dunia me -
nggunakan air ringan (Light Water Reactor)
 Di dalam reaktor nuklir, bahan bakar Uranium yang diguna
kan dijaga agar tidak sampai terbakar atau mengeluarkan
api dan sedapat mungkin posisi bahan bakarnya diatur
agar nantinya hasil reaksi fisi ini masih dapat diolah kemba
li untuk dijadikan bahan bakar baru untuk digunakan pada
teknologi PLTN di masa yang akan datang.

Gb. Proses terjadinya reaksi fisi


3. Besarnya Energi Reaksi Fisi
 Gambar berikut memperlihatkan data jumlah bahan bakar
yang diperlukan dalam 1 tahun untuk pembangkit listrik
berkapasitas 1000 MW.
 Terlihat bahwa untuk 1 gram bahan bakar Uranium dapat
menghasilkan energi listrik setara dengan 3 ton bahan ba-
kar batubara, atau 2000 liter minyak bumi.
 Selain energi yang dihasilkan Uranium sangat besar, ba -
han bakar untuk PLTN ini juga dapat menghemat biaya pe-
ngakutan dan penyimpanan.
Gb. Bahan bakar selama 1 tahun yang diperlukan
pembangkit berkapasitas 1000 MW.
PEMILIHAN LOKASI

 Pemilihan lokasi PLTN perlu memperhatikan faktor sbb:


1. Ketersediaan air: air diperlukan untuk fluida kerja dan pe –
ndinginan.
2. Jauh dari pemukiman penduduk: ancaman radioaktif harus
dijauhkan daerah padat penduduk
3. Dekat pusat beban: didasari biaya transmisi dapat ditekan
4. Mudah dicapai: untuk memudahkan penyaluran perlengka-
pan ke lokasi
5. Tempat pembuangan sampah: sampah hasil pembakaran
bersifat radioaktif, karena itu perlu diperhatikan tempat pe-
mbuangan dan penyimpanan sampah. Sampah harus dita-
nam di bawah tanah atau dibuang dilaut jauh dari pantai.
 Pembangkit listrik nonkonvensional di Indonesia masih da
lam tahap riset sehingga belum dapat dikomersilisasikan.
Pembangkit tersebut diantaranya;
 Pembangkit listrik energi surya
 Pembangkit listrik energi ombak dan aliran air
 Pembangkit listrik energi angin
 Pembangkit listrik Magneto Hydro Dynamic (MHD)
 Sel bahan bakar

1. Pembangkit listrik energi surya

Pembangkit ini terdiri dari sekelompok sel surya (fotovol –


taik) yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik
untuk mengisi batere dan dari batere, energi listrik dialir-
kan ke pemakai. Umumnya sebuah sel surya menghasilkan
tegangan 0,5 sampai 1 volt tergantung intensitas cahaya
dan bahan semikonduktor yang dipakai.
Disini energi sinar matahari langsung diubah menjadi
energi listrik dengan cara menjatuhkan sinar matahari pa-
da bidang batas dari dua bahan semikonduktor yang ada di
dalam elemen sel surya. Energi matahari merupakan radia-
si gelombang elektromagnetik yang terdiri atas radiasi
energi matahari dan energi photon. Besarnya energi mata -
hari ini sebanding dengan frekuensi radiasi.
c
E=h.f dimana f 
λ
dengan:
h : konstanta Planck (joule detik)
c : kecepatan rambat gelombang elektromagnetik
 : panjang gelombang radiasi matahari

Energi matahari yang sampai ke bumi adalah dalam bentuk


spektrum radiasi infra merah, sinar tampak dan radiasi ul -
traviolet. Ketika melewati atmosfir, radiasi energi ini seba -
gian diserap oleh lapisan troposcatter dan partikel lainya,
sisanya uap air, debu dan awan. Sedangkan sebagian lagi
akan dipantulkan kembali ke ruang angkasa. Untuk mempe
roleh energi matahari yang sebaik-baiknya, maka sel surya
harus diarahkan tegak lurus terhadap sinar matahari.

 Sifat Kelistrikan Pada Sel Surya


Besar arus listrik yang dikeluarkan, ditentukan oleh:
1. Panjang difresi bahan tipe P dan tipe N
2. Kecepatan pertumbuhan partikel-partikel dan hole di bi –
dang batas (sambungan)
3. Banyaknya muatan elektron bebas
4. Besarnya intensitas sinar matahari

 Besarnya tegangan keluaran ditentukan oleh temperatur


dan intensitas sinar matahari
 Besarnya efisiensi ditentukan oleh nilai perubahan tempe-
ratur
 Hambatan dalam akan membesar bila temperaturnya naik

Jadi besarnya arus, daya listrik dan tegangan suatu sel sur
ya ditentukan oleh volume sel surya dan intensitas sinar
matahari. Di dalam praktik agar tidak menggunakan ruang-
an yang cukup besar, maka untuk mendapatkan intensitas
matahari yang cukup besar digunakan alat pengumpul si –
nar matahari dalam bentuk parabola berputar, setengah se-
linder, kerucut, cermin Fresnel, dll

 Bahan Sel Sutya


Bahan semikonduktor yang lazim digunakan untuk membu
at sel surya
1. Silikon (Si): muatan listrik yang bergerak dalam sel surya
ini adalah akibat dari gerakan elektron dan hole. Besar efisi
ensinya 11%
2. Cadmium Sulfida (Cds): pada sel surya ini tidak terdapat
sambungan (juntion) seperti pada sel surya silikon, tetapi
diodanya terbentuk dari sambungan antara tembaga dan
Cds. Daerah penghalang tidak ditentukan seluruhnya oleh
celah energi dari semikondutor tetapi sebagian oleh elek -
tron Cds. Bila energi yang diserap lebih besar dari 1 eV,
maka akan terjadi pemindahan muatan bebas dari tembaga
ke Cds dan muatan bebas ini dikontribusikan ke daerah
penghalang dan merupakan aliran muatan yang disebab -
kan oleh proses photovoltaik. Efisiensinya adalah 7%
3. Gallium Arsenide dan Cadmium Telluride: sel surya Ga As
ini dibuat dari kristal tunggal atau dengan lapisan film tipis.
Sel surya ini cocok untuk pemakaian di ruang angkasa, ka-
rena mempunyai daya tahan tinggi terhadap benturan parti
kel ruang angkasa luar. Sel surya Ga As mempunyai celah
energi sebesar 1,34 eV, sedangkan sel surya Cd Te mempu
nyai celah energi sebesar 1,96 eV
 Keuntungan Sel Surya
1. Tidak memerlukan bahan bakar
2. Cara pemakaian dan perawatannya mudah
3. Tidak mencemarkan lingkungan, baik dalam bentuk kebisi-
ngan suara ataupun pengotoran udara
4. Tidak berbahaya bagi orang-orang yang menggunakannya
5. Umurnya relatip lama terutama untuk pemakaian di permu-
kaan bumi, karena sinar kosmis yang mungkin ada intensi-
tasnya sangat kecil

 Kelemahan Sel Surya


1. Harganya mahal, sehingga untuk membangkitkan energi
listrik dalam sekala besar tidak menguntungkan
2. Efisiensi konversi rendah
3. Penggunaannya tergantung pada sinar matahari
4. Memerlukan sistem penyimpanan energi listrik guna menja
min kelangsungan energi
5. Memerlukan inverter jika akan diubah menjadi listrik arus
bolak-balik
6. Memerlukan permukaan yang luas, jika diinginkan daya lis-
trik besar
7. Terjadi refleksi pada permukaan sel surya, sehingga tidak
semua energi sinar matahari digunakan oleh sel surya
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengguna -
kan sel surya perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Tujuan pemakaian
2. Besarnya intensitas radiasi sinar matahari pada daerah
yang akan menggunakan sel surya tersebut
3. Letak tempat yang akan menggunakan sel surya

 Pada prinsipnya kerja suatu sel surya dipengaruhi oleh:


1. Intensitas sinar matahari
2. Sudut jatuh sinar matahari
3. Temperatur dimana sel surya tersebut berada
4. Karakteristik dari rangkaian luar yang ada
5. Kandungan spektrum gelombang sinar matahari

2. Pembangkit listrik energi ombak dan aliran air


Banyak pemikiran untuk mempelajari kemungkinan peman
faatan energi yang tersimpan dalam ombak laut. Menurut
Hulls (Inggris) daya yang terkandung dalam ombak adalah;

P = b.g.T.H2/64.
dengan P = daya
b = berat jenis air laut
g = gravitasi
T = periode
H = tinggi ombak rata-rata
 Menurut pengamatan Hulls, di sekitar pantai Selandia Baru
ombak setinggi 1 m (H) dan periode 9 detik (T jarak waktu
antara dua ombak) mempunyai daya sebesar 4,3 kW per
meter panjang ombak.

Gb. Skema rakit ombak laut

Rakit tersebut gagasan Christopher Cockerell yang terdiri


tiga ponton. Ponton-ponton A, B dan C saling bersambung
melalui satu engsel. Bila ada ombak ketiga ponton tersebut
akan bergerak seputar sumbu engsel dan dengan melalui
sistem transmisi, secara hidrolik gerakan-gerakan seputar
engsel dapat memutar generator pembangkit listrik.
 Percobaan lain dilakukan dua pemuda Indonesia, dengan
membuat roda air yang terapung pada dua buah ponton.
Ponton diapungkan di tengah arus sungai Bengawan Solo
dan diikat dengan seutas tali. Dari hasil percobaan dihasil -
kan daya listrik 400 watt.

Gb. Roda air dengan


memanfaatkan
arus sungai
 Pada tahun 1994-an, BPPT merencanakan akan membuat
PLTO (Pusat Listrik Tenaga Ombak) pertama di Indonesia
dengan daya terpasang 5 MW di pantai Gunung Kidul Yog-
yakarta.

3. Pembangkit listrik energi angin


Angin terbentuk karena ada perbedaan suhu antara udara
panas dan udara dingin. Daerah katulistiwa yang panas,
udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan
naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin. Se-
baliknya didaerah dingin, udaranya menjadi dingin dan tu-
run ke bawah. Dengan demikian terjadi perpindahan atau
pergerakan udara yang disebut angin.
 Energi kinetik angin dinyatakan dengan E = 0,5 m.v2. dima-
na:
E = energi angin (joule)
m = massa udara (kg)
v = kecepatan angin (m/det)
 Bilamana suatu “blok” udara yang mempunyai penampang
A m2, dan bergerak pada kecepatan v m/det, maka jumlah
massa yang melewati suatu tempat adalah;

m = A.v.q (kg/det)
dengan A = penampang (m2)
v = kecepatan (m/det)
q = kepadatan udara (kg/m3)
 Dengan demikian energi yang dihasilkan per satuan waktu
adalah:
E = 0,5.q.A.v3 joule
E per satuan waktu = P
Jadi P = 0,5.q.A.v3 watt
dengan P = daya (watt)
q = kepadatan udara (kg/m3)
A = penampang (m2)
v = kecepatan (m/det)
Sebagai pendekatan digunakan rumus;
P = k. A . V3
dengan P = daya (kW)
k = suatu konstanta (1,37. 10–5)
A = luas sudu kipas (m2)
v = kecepatan angin (km/jam)
 Konstanta k tercermin dari faktor geseran, efisien sistem,
juga tergantung kecepatan angin, dan konstanta A
tergantung bentuk sudu kipas.
 Untuk sudu kipas tertentu, besaran-besaran k dan A dapat
dianggap konstan hanya dalam suatu jarak capai angin ter-
batas.
 Rumus yang dikembangkan oleh Golding, berbentuk;

P = k.F.A.E.v3
dengan P = daya (kW)
k = konstanta = 1,37.10 –5
F = suatu faktor = 0,5926 (merupakan bagian dari
angin yang secara maksimal dimanfaatkan
dengan sebuah kipas dari tenaga angin)
A = penampang arus angin (m2)
E = efisiensi rotor dan peralatan lain
v = kecepatan angin (km/jam)
 Gambar berikut adalah kincir (kipas) yang mempunyai tiga
sudu dengan gaya a, t dan s yang bekerja pada sudu tsb.
 Gaya aksial “a”
mempunyai arah
sama dengan
arah angin
 Gaya sentrifugal
“S” , bila bentuk
kincir simetrik ga
ya tsb saling me-
niadakan atau
resultantenya nol
 Gaya tangensial
“t” yang
menghasilkan
momen, merupa
kan gaya
Gb. Gaya yang bekerja pada sudu kincir angin produktif
 Untuk bentuk kincir angin seperti gambar, besar gaya da-
pat dihitung menurut rumus empiris:
a = 0,00142 v2.R2 kg

R.P
S = 367 kg
v1.v
2
W.v2 .v
t= 0,00219 kgm
R1

dengan P = daya (kW)


R = radius daun motor (m)
R1= radius sampai titik berat daun (m)
v = kecepatan angin (km/jam)
w = berat daun (kg)
v1 = kecepatan relatif ujung sudu terhadap v
v2 = kecepatan relatif titik berat sudu terhadap v

4. Pembangkit listrik Magneto Hydro Dynamic (MHD)


Bilamana suatu penghantar bergerak di dalam medan mag-
net, maka pada penghantar itu akan diinduksikan suatu ga-
ya gerak listrik (ggl) dan bila pengahantar adalah rangkaian
tertutup, akan ada arus yang mengalir akibat ggl itu. Jika
penghantar tersebut bukan benda padat seperti kawat me-
lainkan benda cair atau gas yang bersifat menghantar akan
terjadi hal yang sama. Prinsip ini dinamakan magneto hi –
dro dinamika (MHD).
 Contoh sebuah terowongan berada pada sebuah medan
magnet. Bila di dalam terowongan itu ditiupkan gas yang
diionisir maka gasi itu merupakan suatu penghantar, dan
akan diinduksikan suatu ggl, kemudian ggl ini diambil me -
lalui apitan elektrode sebelah atas dan bewah dari terowo -
ngan itu. Jika rangkaian antara apitan elektrode atas dan
apitan elek trode bawah ditutup melalui sebuah beban,
akan mengalir arus induksi (i).
 Kedua dinding samping terowongan terdiri atas bahan iso-
lasi.

 Gambar prinsip kerja


magneto hidro dina-mika
(MHD)
 Catatan: Plasma merupa-
kan gas panas dimana mo
lekul berubah menjadi ion
positif dan ion negatif.
 Gambar berikut memperlihatkan skema sistem MHD siklus
terbuka.

Gb. Skema prinsip MHD siklus terbuka


 Pada ruang pembakaran dimasukan bahan bakar, misal ba-
tu bara yang digiling halus. Dalam ruangan itu juga diinjek-
sikan udara panas yang ditekan. Batu bara halus dan uda -
ra panas bertekanan bercampur dan dibakar.
 Untuk meningkatkan daya hantar gas yang dihasilkan, di –
sukan partikel-partikel kecil dari logam (seed) berupa pota-
sium.
 Pembakaran dalam ruang menjadikan suhu tinggi (25000C)
dan mengembangnya gas secara pesat, sehingga gas itu
meninggalkan ruang pembakaran dengan kecepatan tinggi
yang dialirkan melaluii saluran atau kanal. Magnet yang ku-
at dipasang mengelilingi kanal tersebut
 Supaya medan magnet mempunyai kekuatan yang tinggi,
dipakai magnet khusus yang terbuat dari bahan superko-
nduktivitas.
 Gas panas berkecepatan tinggi yang melalui medan mag –
net, karena bersifat sebagai konduktor, maka bertindak se-
bagai sebuah armatur.
 Dengan demikian suatu ggl diinduksikan dalam gas terse-
but yang mengalir dalam kanal, dengan kata lain, elektron-
elektron melepaskan diri dari atom-atom dan mengalir se-
cara bebas.
 Beberapa elektrode ditempatkan pada sisi kanal untuk me-
ngumpulkan arus elektron itu dan melalui apitan mengalir
energi listrik (arus listrik) bila rangkaiannya tertutup (ber –
beban)
 Gas panas yang melewati medan magnet masih mengan -
dung partikel logam yang berharga. Oleh karena itu setelah
meninggalkan medan magnet, dengan melalui proses pe-
ngambilan partikel-partikel untuk dipakai kembali.
 Sebelum gas dibuang ke udara, mengalami fase pembersih
an dari berbagai bahan kimia agar tidak turut terbuang me-
lalui cerobong dan mengganggu lingkungan.
 Sistem ini disebut siklus terbuka, karena gas panas hanya
sekali dipakai kemudian dibuang melalui cerobong.
 Keluwesan dari sistem MHD adalah bahan bakar yang digu
nakan dapat berupa minyak, gas, batu bara, hidrogen dll.
 Mesin MHD dapat dioperasikan secara cepat sehingga da-
pat dipakai untuk beban yang besar atau untuk beban pun-
cak.
 Gambar berikut adalah sistem MHD dengan siklus tertutup
sebagai versi MHD yang lebih maju. Dalam hal ini, gas ti –
dak dibuang melalui cerobong melainkan dimanfaatkan ke
mbali.
Gb. Skema prinsip MHD siklus tertutup

 Gas mulia seperti neon, argon atau helium yang diberi par-
tikel-partikel logam dipakai sebagai bahan untuk bekerja.
 Gas dipanaskan misal dengan membakar batu bara, karena
panasnya mencapai 15000 C, gas mengembang, memasuki
kanal dengan kecepatan tinggi serta melewati medan mag-
net, sambil membangkitkan energi listrik
 Setelah meninggalkan kanal, gas dikondensasikan dan me-
njadi dingin kemudian dipompa kembali ke ruang
pemansan untuk mengulangi proses yang sama.
 Keuntungan siklus tertutup adalah suhu kerja dapat dapat
lebih rendah
1. Sistem Interkoneksi dan sistem terisolir.
Sistem interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri atas beberapa
pusat listrik dan gardu induk (GI) yang dihubungkan satu sama lain melalui
saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh GI.

PLTU PLTGU
Subsistem Subsistem
Distribusi Distribusi

150 kV G.I G.I

150 kV
Subsistem Subsistem
G.I
Distribusi PLTG G.I Distribusi

G.I G.I Subsistem G.I


Distribusi
Subsistem Subsistem
Distribusi Distribusi
PLTA

Gambar 1. Sebuah sistem interkoneksi


Pada gambar 1 setiap Gi terdapat beban berupa subsistem distribusi yang secara
listrik setiap sistem distribusi tidak terhubung satu sama lain.
Dalam sistem interkoneksi, semua pusat listrik perlu dikoordinir agar dicapai biaya
pembangkitan yang minimum dengantetap memperhatikan mutu dan keandalan
(meliputi (frekuensi, profil tegangan, penyaluran daya dan gangguan).
Frekuensi sistem diatur dengan mengatur daya aktif atau daya guna yang
dihasilkan pusat listrik.
Pengaturan tegangan memerlukan pengaturan daya reaktif dalam sistem. Karena
tegangan tidak sama besarnya dalam bagian-bagian sistem. Daya reaktif ini tidak
selalu dibangkitkan oleh generator tapi bisa juga dibangkitkan oleh kapasitor atau
reaktor.
Pada sistem interkoneksi harus ada koordinator operasi yang disebut pusat
pengatur beban.

Sistem terisolir adalah sistem yang hanya mempunyai sebuah pusat listrik saja
dan tidak ada interkoneksi antar pusat listrik. Sistem yang terisolir misalnya pusat
listrik di industri pengolah kayu yang berada ditengah hutan atau pada
pengeboran minyak lepas pantai (ditengah laurt).
2. Faktor-faktor dalam pembangkitan
a. Faktor beban
Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban rata-rata untuk suatu
selang waktu (misal 1 hari atau 1 bulan) terhadap beban puncak tertinggi dalam
kurun waktu yang sama. Sedangkan beban rata-rata untuk kurun waktu adalah
jumlah produksi kWh dalam kurun waktu tersebut dibagi jumlah jam dari kurun
waktu tersebut. Faktor beban dapat dinyatakan oleh persamaan:

beban rata  rata


Faktor beban 
beban puncak
Bagi penyedia tenaga listrik, faktor beban sistem diinginkan setinggi mungkin
karena faktor beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistem sehingga
tingkat pemanfaatan alat-alat yang ada dalam sistem dapat diusahakan setinggi
mungkin.
b. Fator kapasitas
Faktor kapasitas sebuah unit pembangkit atau pusat listrik menggambarkan
berapa besar sebuah unit pembangkit dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan
(8760 jam) didefinisikan sebagai produksi satu tahun dibagi daya terpasang kali
8,760 atau dinyatakan dengan persamaan:
produksi satu tahun
Faktor kapasitas 
daya terpasang x 8,760

Faktor kapasitas tahunan (pada PLTU) hanya dapat mencapai 60-80% karena
adanya masa pemeliharaan dan gangguan atau kerusakan yang dialami. Sedang
pada (PLTA), faktor kapasitas tahunannya sekitar 30-50%. Ini berkaitan dengan
ketersediannya air.
c. Faktor utilisasi (penggunaan)
Faktor utilisasi sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas, namun disini
menyangkut daya. Faktor utilisasi sebuah alat didefinisikan sebagai:

beban alat yang tetinggi


Faktor utilisasi 
kemampuan alat

Beban dinyatakabn dalam ampere atau Mega Watt (MW) tergantung alat yang
diukur faktor utilisasinya. Untuk saluran, umumnya dinyatakan dalam amper, tetapi
untuk unit pembangkit dalam MW. Faktor utilisasi perlu diamati dari keperluan
pemanfaatan alat dan untuk mencegah pembebanan lebih suatu alat.
d. Forced outage rate
Forced outage rate adalahsebuah faktor yang menggambarkan sering tidaknya
sebuah unit pembangkit mengalami gangguan. Forced outage rate (FOR)
didefinisikan sebagai:

jumlah jam gangguan unit


FOR 
jumlah jam operasi unit  jumlah jam gangguan unit

FOR tahunan unit PLTA sekitar 0,0p1. Sedangkan untuk unit pembangkit termis
sekitar 0,5-0,10. Makin handal sebuah unit pembangkit (jarang mengalami
gangguan), makin kecil nilai FOR-nya. Semakin tidak handal sebuah unit
pembangkit, makin besar nilai FOR-nya. Besarnya nilai FOR atau turunnya
keandalan unit pembangkit umumnya disebabkan kurang baiknya pemeliharaan.
3. Keandalan pembangkit
Telah disebutkan bahwa FOR adalah suatu faktor yang menggambarkan
kendalan unit pembangkit. Dalam sistem interkoneksi (banyak unit pembangkit),
dengan beban yang harus dilanyani merupakan gambaran keandalannya.
Angka yang menggambarkan nilai probabilitas unit-unit pembangkit yang
beroperasi tidak mampu melayani beban disebut LOLP (loss of load propbability).
Gambar 2 secara kualitatif besarnya LOLP untuk suatu sistem, yaitu:
LOLP = p x t
dengan:
p menggambarkan probabilitas sistem dapat menyediakan daya sebesar b
t menggambarkan lamanya garis tersedianya daya sebesar b memotong kurva
lama beban dari sistem
Beban (MW)

Tersedia daya b
Probabilitasnya = p

0
365 Lamanya (hari)

Gambar 2. Penggambaran LOLP = p x t ( hari per tahun) pada kurva lama beban
Penentuan besarnya nilai LOLP suatu sistem harus mempertimbangkan
besarnya penyediaan tenaga listrik atau dengan kata lain berapa besar kerugian
yang dialami konsumen apabila terjadi interupsi (gangguan) penyediaan tenaga
listrik.
4. Prosedur pemindahan beban
Dalam hal ini diambil contoh prosedur memindahkan transformator (trafo)
pemakaian sendiri dalam pusat listrik seperti digambarkan pada gambar 3.

1
Rel PMT kopel
2
PMS PMS
1 2
Gambar 3. Prtosedur memindahkan trafo dari rel
1 ke rel 2
PMT
Trafo P.S

Trafo pemakaian
sendiri
Trafo pemakaian sendiri semula ada di rel 1 akan dipindahkan ke rel 2. Ada dua
macam keadaan, yitu
1. Tegangan rel 1 dan rel 2 mempunyai
•. tegangan sama besar
•. fasa sama
•. Frekuensi sama
dalam keadaan yang demikian, maka prosedur pemindahannya adalah
a. masukkan PMT kopel
b. masukkan PMS 2
c. Buka PMS 1
d. buka PMT kopel
2. Tegangan rei 1 dan rel 2 mempunyai
•. nilai sama
•. fasanya tidak sama (dari sumber yang berbeda)
•. frekuensinya sama
dalam keadaan ini PMT kopel tidak boleh dimasukkan, sehingga prosedur
pemindahan adalah sbb:
a. buka PMT trafo P.S
b. buka PMS 1
c. Masukkan PMS 2
d. masukkan PMT trafo P.S
Pada keadaan no. 2 proses pemindahan trafo P.S memerlukan pemadaman yang
tidak bisa dihindarkan. Keadaan 2 ini bisa terjadi misalnya rel 1 maupun rel 2
adalah rel 20 kV tetapi diisi oleh trafo 150 kV/20 kV yang berbeda kelompok
vektornya. Sekarang banyak dipakai PMT bersama PMS dalam bentuk kubikel.
Sistem kubikel PMS sebenarnya berupa stop kontak yang apabila PMT dalam
keadaan terbuka, PMT bisa ditarik keluar sehingga PMS yang berupa stop kontak
ini akan dengan sendirinya terbuka.

Anda mungkin juga menyukai