Anda di halaman 1dari 13

Nama : Yusnita Sri Handayani

NIM : 181711032
Kelas : 3A TEN
TUGAS PRAKTIKUM OSE-2

A. Pendahuluan Singkat PLTMH

Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


(PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah
istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis,
mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan
generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian
tertentu. Mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi
jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA yang berskala
besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan
guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit
mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah
terpencil dan pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga
listrik mikrohidro adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah
karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan
tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.
Daerah pegunungan memiliki potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) lebih baik karena sebagian daerah pegunungan terdapat sumber mata air
yang mengalir melalui sungai-sungai sepanjang tahun. Aliran sepanjang tahun dan
mempunyai ketinggian dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro. Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh
aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah
skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk
menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Daya yang masuk (Pgross) merupakan
penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet) ditambah dengan faktor kehilangan energi
(loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari
daya yang masuk dikalikan dengan efisiensi konvers.
B. Prinsip Kerja Ballast Load
Ballast load atau dummy load merupakan beban resistif tempat membuang kelebihan
daya pada saat pemakaian dikonsumen berkurang. Ballast load terbuat dari bahan resistif
murni yang dibuat dari lilitan kabel yang dilapisi keramik dengan casing metal stainless, Jenis
ballast load yang digunakan adalah pemanas udara tipe tubular (tubular air heater) atau
pemanas air tipe tubular (tubular water heater). Pemanas udara disusun dengan pengaman
casing dan ditempatkan pada ruangan indoor dengan sirkulasi udara bagus, sedangkan
pemanas air ditempatkan pada tangki dengan sirkulasi air. Mengingat gelombang yang
dihasilkan pada ballast tidak sinusoidal dan tegangan bervariasi maka tidak disarankan untuk
menggunakan peralatan elektronik biasa sebagai pengganti ballast load seperti motor, kipas,
kulkas, dll. Ukuran ballast biasanya ±20% diatas daya desain turbin, misal turbin 10 kW
ballastnya ±12 kW. Hal ini untuk keamanan sistem dan menjaga jika daya terbangkit melebihi
desain. Ballast yang terlalu kecil akan mengakibatkan putaran generator tinggi (overspeed)
dan frekuensi naik lebih dari 50 Hz. Hal ini berarti daya yang dibuang melebihi kapasitas daya
ballast load, sedangkan ballast yang terlalu besar dapat menyebabkan putaran generator yang
kurang stabil.

C. Sistem Rangkaian Keluaran Generator ke Ballast Load

Dalam system ELC menggunakan thyristor digunakan untuk mengalihkan daya yang
tidak terpakai oleh beban konsumen ke ballast load. Untuk mengatur besar daya yang
dialihkan ke ballast load dapat diatur melalui alpha controller dimana digunakan mengatur
besar kecilnya sudut penyulutan (firing angle).
Ballast Load

Beban ballast hanya digunakan pada PLTMH dengan pemakaian kontrol beban
(ELC/IGC) sedangkan pada PLTMH tanpa kontrol tidak menggunakan beban ballast.
Pada PLTMH tanpa menggunakan kontrol, tegangan dan frekuensi akan naik dan turun
sesuai dengan perubahan beban konsumen, hal ini akan mengakibatkan lampu dan
peralatan elektronik akan cepat rusak.

Gambar Ballast Load


Beban ballast digunakan untuk membuang energi listrik yang dibangkitkan oleh
generator tetapi tidak terpakai oleh konsumen. Sehingga daya yang dihasilkan generator
dengan daya yang dipakai akan seimbang, hal ini dimaksudkan untuk menjaga tegangan dan
frekuensi generator tetap stabil.
ELC (Electronic Load Controller)
Electronic Load Controller (ELC) berfungsi sebagai pengatur speed turbin
(governor) untuk sistim pembangkit dengan generator sinkron. Prinsip kerja pengatur beban
elektronis (Electronic Load Controller, ELC) ini adalah ELC akan memonitor frekuensi
sistem secara terus menerus. Frekuensi hasil monitor akan dibandingkan dengan frekuensi
offset (nilai frekuensi yang sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan nilai toleransi yang
diijinkan). Hasil dari perbandingan digunakan untuk mengatur besar-kecilnya ballast loads
secara otomatis yakni dengan cara menambah atau mengurangi ballast loads sebagai
kompensasi beban utama yang pemakaiannya tidak menentu, sehingga diharapkan total
beban generator PLTMH akan terjaga pada beban aman dan putaran generator menjadi
relatif mendekati putaran konstan.
Gambar Panel kontrol ELC (Electronic Load Controller)

Pengaturan putaran generator mikrohidro dengan beban komplemen menggunakan


sakelar elektronik yang terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
a. Sensor Arus Dan Rangkaian Kontrol
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan arus beban yang dihasilkan oleh
generator sebagai akibat adanya perubahan arus pada beban konsumen yang kemudian akan
dibandingkan dengan harga referensi yang telah ditentukan. Selanjutnya rangkaian kontrol
akan memberikan aksi atas perubahan tersebut dengan memberikan trigger pada SCR sesuai
dengan perubahan yang terjadi.
b. Sakelar Elektronik (SCR)
Digunakannya SCR karena dengan menggunakan arus pengontrol yang kecil dapat
men-switch arus yang jauh lebih besar. SCR berfungsi sebagai pemutus dan penghantar
arus ke beban komplemen yang pengoperasiannya diatur oleh modul kontrol berdasarkan
perubahan yang terjadi. Penghantaran dan pemutusan arus dapat dilakukan dengan cara
mengatur sudut penyalaan. Modul kontrol yang digunakan adalah modul kontrol yang
mendeteksi perubahan arus dan mengubahnya menjadi tegangan, kemudian mengaktifkan
gate SCR dengan perubahan arus yang terjadi.

c. Beban Komplemen
Beban komplemen digunakan sebagai tempat pengalihan daya dari perubahan yang
terjadi pada beban sebenarnya dengan tujuan untuk menjaga agar putaran generator tetap
konstan meskipun terjadi perubahan arus pada beban sebenarnya.
IGC (Induction Generator Controller)
Induction Generator Controller (IGC) berfungsi sebagai pengatur tegangan
(Automatic Voltage Regulator) untuk sistim pembangkit dengan generator asinkron
(IMAG). Dengan cara menyeimbangkan antara daya turbin (input power) dengan daya
generator (output power).

Gambar Panel kontrol ELC (Electronic Load Controller)

D. Ilustrasi Ballas Load

Apabila daya yang diserap oleh konsumen berubah akan terdeteksi oleh DLC dan
dengan segera merubah daya yang masuk ke ballast load. Sistem ballast load DLC pada
masing-masing phase terdapat dua step ballast. Ballast 1 akan terisi terlebih dahulu kemudian
setelah ballast 1 penuh maka ballast 2 yang akan diisi.
Begitu juga sebaliknya apabila konsumen membutuhkan daya maka ballast 2 dulu yang akan
dikurangi, setelah ballast 2 kosong maka ballast 1 yang akan dikurangi lagi. Untuk pengaturan
arus ballast digunakan SCR. SCR tidak lain merupakan saklar electronics yang mengatur
besar kecilnya daya yang dibuang ke ballast load, yang mana SCR dikontrol oleh DLC secara
otomatis.

E. Alur Kerja Ilustrasi


1. Bak Penampung, tempat untuk menampung air sebelum masuk ke turbin.
2. Intake, pintu masuk air dari bak penampung menuju turbin.
3. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air jika tiba-tiba naik saat katup
pengatur ditutup.
4. Penstock (pipa pesat), pipa untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke
turbin serta untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar.
5. Katup pengaman, berfungsi untuk mengatur masukan air masuk ke turbin.
6. Turbin, mengubah energi potensial dari air bendungan menjadi energi gerak
(putar).
7. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak (putar) pada turbin. 8.
Panel Control (ELC) mengatur arus.

F. Data Pengukuran Turbin

1. Data Pergukuran Turbin 1

DAYA
BEBAN TEGANGAN
NO PUTARAN DEBIT ARUS WAKTU TURBI FREKUENSI
(KW) (V)
(I) N (KW)
1 1500 40 1.1 5.00 12,00 10 220 50
2 1490 39 2.2 10.00 12,30 10 220 50
3 1505 40 3.4 15.45 13,25 10 220 50
4 1500 40 3 13.64 14,00 10 220 50
5 1500 41 4.4 20.00 15,00 10 220 50
6 1500 41 5.6 25.45 16,00 10 220 50
7 1500 40 5.2 23.64 17,00 10 220 50
8 1505 40 7.8 35.45 18,00 10 220 50
9 1500 41 8.9 40.45 19,99 10 220 50
10 1520 41 9.8 44.55 20,00 10 220 50

2. Data Pengukuran Turbin 2


DAYA
BEBAN TEGANGAN
NO PUTARAN DEBIT ARUS WAKTU TURBIN FREKUENSI
(W) (V)
(I) (W)
1 1500 60 5 0.023 12,00 100 220 50
2 1400 58 10 0.048 12,30 100 210 50
3 1355 50 15 0.077 13,25 100 195 50
4 1300 45 20 0.111 14,00 100 180 50
5 1355 50 15 0.077 15,00 100 195 50
6 1500 40 25 0.147 16,00 100 170 50
7 1200 35 45 0.273 17,00 100 165 50
8 1000 30 65 0.433 18,00 100 150 50
9 850 25 80 0.571 19,99 100 140 50
10 700 15 90 0.750 20,00 100 120 50

3. Data Pengukuran Turbin 3

Daya Turbin Tegangan


No Putaran Debit Beban (Watt) Arus Waktu (Watt) (Volt)
1 2000 60 0 0.0000 11,55 100 240
2 1950 60 5 0.0213 12,00 100 235
3 1900 60 10 0.0429 12,30 100 233
4 1850 60 15 0.0655 13,25 100 229
5 1800 60 10 0.0439 14,00 100 228
6 1750 60 15 0.0661 15,00 100 227
7 1700 60 25 0.1111 16,00 100 225
8 1650 60 45 0.2009 17,00 100 224
9 1600 60 65 0.2915 18,00 100 223
10 1550 60 80 0.3604 19,99 100 222
11 1500 60 90 0.4091 20,00 100 220
G. Hasil Grafik dan Analisa

Pada data pengukuran turbin air 1 dan 2 perbedaan sistem yang terlihat adalah pada
penggunaannpengendali debit untuk pembangkit yang berkapasitas besar. Dimana putaran turbin
atau generator harus dijaga konstan agar tegangan yang dihasilkan pada kondisi konstan, apabila
parameter ini tidak dijaga, maka setiap kenaikan beban sistem maka tegangan yang dihasilkan oleh
generatorpun akan turun dimana putaran turbin dan debit akan menurun seperti pada data tabel 2
pengukuran turbin air 2.
Turbin harus bekerja pada kondisi yang ideal, putaran yang dihasilkan oleh turbin air di
kendalikan oleh pengendali debit untuk mengkondisikanpada keadaan ideal, yaitu pada governor
yang berfungsi untuk mengatur debit aliran air yang masuk pada turbin air dengan tujuan agar
putaran turbin selalu konstan pada saat kondisi beban berubah-ubah.

Putaran Vs Beban
1525
1520
1515
1510
1505
1500
1495
1490
1485
1480
1475
1.12.23.4 3 4.45.65.27.88.99.8
Beban(kW)

Putaran terhadap Beban Pengukuran Turbin 1


Putaran Vs Beban
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100
Beban (W)

Putaran Vs Beban

Putaran terhadap Beban Pengukuran Turbin 2

Pada data pengukuran turbin 1 parameter putaran dianggap konstan karena pada kontrol rpm
meter/ tachometer selalu berfluktuatif dan dianggap putaran nya kontan. Begitupun dengan debit.
Pada pengukuran turbin 1 beban terjadi kenaikan hal ini dikarenakan pembangkit dapat
membangkitkan sebesar 10 kw atau beban maksimum dari suatu sistem pembangkit. Parameter
keluaran generator yaitu : Arus , Tegangan, Cosphi, Torsi. Tegangan pada 220 V = konstan untuk
menghitung arus yang dihasilkan adalah beban yang dihasilkan turbin dibagi dengan tegangan
keluaran generator.

Perubahan beban yang naik maupun turun akan berpengaruh terhadap kecepatan putar sudu
turbin, tetapi pada data pengukuran turbin 1 kenaikan beban sampai nilai maksimumnya, putaran
dijaga konstan 1500 yang dikontrol melalui sebuah governor.

Pada data pengukuran turbin 2 parameter putaran cenderung menurun yang mengakibatkan
nilai tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator pun menurun. Penurunan putaran
diakibatkan bahwa penambahan beban yang diberikan akan menyebabkan putaran menurun akibat
gesekan yang terjadi. Penurunan nilai putaran/kecepatan turbin juga bisa di sebabkan peningkatan
tekanan air. Dimana peningkatan tekanan air yang diberikan akan menyebabkan turbin semakin
cepat berputar, hal ini disebabkan semakin besar gaya dorong aliran air yang keluar dari pipa pesat
yang kemudian mengenai turbin. Saat turbin dikopel dengan generator kecepatan turbin menjadi
menurun, hal ini disebabkan karena turbin mendapatkan beban kerja untuk memutar generator.
Maka frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan generator dipengaruhi oleh kecepatan putaran
generator.
Debit Vs Beban
41.5

41
Debit (m3/s)
40.5

40

39.5

39

38.5
1.12.23.4 3 4.45.65.27.88.99.8
38
Beban (kW)

Debit Terhadap Beban Turbin 1

Debit Vs Beban
70

60
Debit (m3/s)

50

40

30

20

10
5 10 15 20 15 25 45 65 80 90
0
Beban (W)

Debit Terhadap Beban Turbin 2

Debit merupakan hasil bagi antara volume masuk dan waktu. Debit air memiliki peran
yang sangat penting dalam sebuah pembangkit listrik tenaga minihydro, karena semakin
besar debit air yang dihasilkan maka akan semakin besar energi mekanik yang dihasilkan
untuk memutarkan turbin.

Semakin besar beban yang diberikan, maka nilai kecepatan putar turbin akan
menurun, dimana kecepatan putar ini dipengaruhi oleh debit. Maka semakin besar debit air
yang disalurkan ke turbin air melalui governor, bukaan governor yang semakin besar akan
membuat laju aliran dan tekanan air yang keluar dari pipa pesat/penstock menuju turbin
menjadi besar
sehingga menyebabkan putaran turbin semakin meningkat karena besar tekanan yang
diberikan gaya dorong dari aliran air akan semakin besar dan kecepatan air semakin
meningkat sehingga debit air semakin besar. Semakin besar debit air maka semakin besar
pula arus dan tegangan yang dihasilkan generator.

Pada tabel pegukuran ketika turbin 3 sistem dilakukan dengan pengendali


debit/governor. Dengan daya air yang masuk ke turbin dibuat selalu tetap sehingga daya
penggerak turbin selalu tetap, maka frekuensi dan respon generator akan menjadi fungsi dari
beban. Agar frekuensi yang dihasilkan oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar
beban dari generator harus selalu tetap. Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar
bebannya dapat diatur sesuai dengan pengurangan beban dari PLTM. Beban tiruan ini
disebut beban komplemen (ballast load).

Oleh karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang dirasakan oleh
generator juga selalu tetap, maka putaran generator senantiasa juga tetap. Dengan kata lain,
jika debit air konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan agar putaran
generator selalu tetap. Oleh karena beban konsumen tidak selalu konstan, maka untuk
menjaga kestabilan putaran turbin generator diperlukan beban komplemen yang besarnya
diatur oleh ELC sedemikian rupa sehingga:

Beban Konsumen + Beban Komplemen = Kapasitas Nominal Generator

Putaran VS Beban
2500
Putaran (rpm)

2000

1500

1000

500

0 5101510152545658090
Beban (Watt)

Putaran Terhadap Beban Turbin 3


Putaran turbin dan tegangan yang dihasilkan semakin menurun, meskipun penurunan
masih dalam batas wajar. Hal ini dikarenakan pada data ke 3 ini sistem menggunakan
ballast load/ beban penyeimbang, pada saat arus listrik pembangkit belum didistribusikan ke
konsumen/pembebanan. Daya yang dibangkitkan oleh turbin 100 watt maka ballast loadnya
sebesar 100 watt.

Apabila beban dari generator fluktuasi akan menyebabkan tegangan dan frekuensi
generator berubah. Ketika beban mengalami penurunan maka generator akan overspeed hal
ini dapat merusak dari sisi generator dan juga merusak dari sisi peralatan konsumen, dapat
dilihat pada tabel 3 dimana semakin kecil nilai beban, semakin cepat putaran pada turbin,
maka perlu dilakukan pemasangan Electronic Load Control (ELC). Electric load controller
merupakan alat control yang digunakan pada PLTMH agar daya yang dibangkitkan oleh
generator selalu bernilai sama dengan daya yang dipakai oleh beban konsumen. Dalam
system ELC menggunakan thyristor digunakan untuk mengalihkan daya yang tidak terpakai
oleh beban konsumen ke ballast load

Debit VS Beban
70

60
Debit (m3/s)

50

40

30

20

10
0 5 101510152545658090
0
Beban (Watt)

Debit Terhadap Beban Turbin 3

Karena beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan pengurangan beban
dari PLTM, pada saat ballast load beban nol akan menyala sebesar 100 watt dimana arus
akan mengalir semua ke ballas load. Pada saat pembebanan pertama yaitu 5 watt , ballast
load ini akan menyala sebesar 95 watt, ketika dibebani 10 watt nilai ballast load ini akan
menyala sebesar 90 watt, dan beban 15 watt balast load akan menyala sampai 85 watt.
Beban yang diberikan pada sistem bersifat fluktuatif, maka sistem ini di stel pada saat
beban maksimum, terjadi pada putaran 1500 rpm.
H. Kesimpulan
1. Penambahan beban pada sistem akan menyebabkan kecepatan putaran turbin menurun.

2. Penurunan nilai kecepatan putar juga dipengaruhi oleh peningkatan tekanan air.

3. Semakin besar nilai debit air yang di berikan pada turbin air, maka semakin besar pula
nilai arus dan tegangan yang dihasilkan generator.

4. Frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan generator dipengaruhi oleh kecepatan
putaran generator

5. Dengan debit yang konstansehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka frekuensi
dan respon generator akan menjadi fungsi dari beban. Agar frekuensi yang dihasilkan
oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar beban dari generator harus selalu tetap.
Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan
pengurangan beban dari PLTM. Beban tiruan ini disebut beban komplemen (ballast
load).

Anda mungkin juga menyukai