NIM : 181711032
Kelas : 3A TEN
TUGAS PRAKTIKUM OSE-2
Dalam system ELC menggunakan thyristor digunakan untuk mengalihkan daya yang
tidak terpakai oleh beban konsumen ke ballast load. Untuk mengatur besar daya yang
dialihkan ke ballast load dapat diatur melalui alpha controller dimana digunakan mengatur
besar kecilnya sudut penyulutan (firing angle).
Ballast Load
Beban ballast hanya digunakan pada PLTMH dengan pemakaian kontrol beban
(ELC/IGC) sedangkan pada PLTMH tanpa kontrol tidak menggunakan beban ballast.
Pada PLTMH tanpa menggunakan kontrol, tegangan dan frekuensi akan naik dan turun
sesuai dengan perubahan beban konsumen, hal ini akan mengakibatkan lampu dan
peralatan elektronik akan cepat rusak.
c. Beban Komplemen
Beban komplemen digunakan sebagai tempat pengalihan daya dari perubahan yang
terjadi pada beban sebenarnya dengan tujuan untuk menjaga agar putaran generator tetap
konstan meskipun terjadi perubahan arus pada beban sebenarnya.
IGC (Induction Generator Controller)
Induction Generator Controller (IGC) berfungsi sebagai pengatur tegangan
(Automatic Voltage Regulator) untuk sistim pembangkit dengan generator asinkron
(IMAG). Dengan cara menyeimbangkan antara daya turbin (input power) dengan daya
generator (output power).
Apabila daya yang diserap oleh konsumen berubah akan terdeteksi oleh DLC dan
dengan segera merubah daya yang masuk ke ballast load. Sistem ballast load DLC pada
masing-masing phase terdapat dua step ballast. Ballast 1 akan terisi terlebih dahulu kemudian
setelah ballast 1 penuh maka ballast 2 yang akan diisi.
Begitu juga sebaliknya apabila konsumen membutuhkan daya maka ballast 2 dulu yang akan
dikurangi, setelah ballast 2 kosong maka ballast 1 yang akan dikurangi lagi. Untuk pengaturan
arus ballast digunakan SCR. SCR tidak lain merupakan saklar electronics yang mengatur
besar kecilnya daya yang dibuang ke ballast load, yang mana SCR dikontrol oleh DLC secara
otomatis.
DAYA
BEBAN TEGANGAN
NO PUTARAN DEBIT ARUS WAKTU TURBI FREKUENSI
(KW) (V)
(I) N (KW)
1 1500 40 1.1 5.00 12,00 10 220 50
2 1490 39 2.2 10.00 12,30 10 220 50
3 1505 40 3.4 15.45 13,25 10 220 50
4 1500 40 3 13.64 14,00 10 220 50
5 1500 41 4.4 20.00 15,00 10 220 50
6 1500 41 5.6 25.45 16,00 10 220 50
7 1500 40 5.2 23.64 17,00 10 220 50
8 1505 40 7.8 35.45 18,00 10 220 50
9 1500 41 8.9 40.45 19,99 10 220 50
10 1520 41 9.8 44.55 20,00 10 220 50
Pada data pengukuran turbin air 1 dan 2 perbedaan sistem yang terlihat adalah pada
penggunaannpengendali debit untuk pembangkit yang berkapasitas besar. Dimana putaran turbin
atau generator harus dijaga konstan agar tegangan yang dihasilkan pada kondisi konstan, apabila
parameter ini tidak dijaga, maka setiap kenaikan beban sistem maka tegangan yang dihasilkan oleh
generatorpun akan turun dimana putaran turbin dan debit akan menurun seperti pada data tabel 2
pengukuran turbin air 2.
Turbin harus bekerja pada kondisi yang ideal, putaran yang dihasilkan oleh turbin air di
kendalikan oleh pengendali debit untuk mengkondisikanpada keadaan ideal, yaitu pada governor
yang berfungsi untuk mengatur debit aliran air yang masuk pada turbin air dengan tujuan agar
putaran turbin selalu konstan pada saat kondisi beban berubah-ubah.
Putaran Vs Beban
1525
1520
1515
1510
1505
1500
1495
1490
1485
1480
1475
1.12.23.4 3 4.45.65.27.88.99.8
Beban(kW)
Putaran Vs Beban
Pada data pengukuran turbin 1 parameter putaran dianggap konstan karena pada kontrol rpm
meter/ tachometer selalu berfluktuatif dan dianggap putaran nya kontan. Begitupun dengan debit.
Pada pengukuran turbin 1 beban terjadi kenaikan hal ini dikarenakan pembangkit dapat
membangkitkan sebesar 10 kw atau beban maksimum dari suatu sistem pembangkit. Parameter
keluaran generator yaitu : Arus , Tegangan, Cosphi, Torsi. Tegangan pada 220 V = konstan untuk
menghitung arus yang dihasilkan adalah beban yang dihasilkan turbin dibagi dengan tegangan
keluaran generator.
Perubahan beban yang naik maupun turun akan berpengaruh terhadap kecepatan putar sudu
turbin, tetapi pada data pengukuran turbin 1 kenaikan beban sampai nilai maksimumnya, putaran
dijaga konstan 1500 yang dikontrol melalui sebuah governor.
Pada data pengukuran turbin 2 parameter putaran cenderung menurun yang mengakibatkan
nilai tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator pun menurun. Penurunan putaran
diakibatkan bahwa penambahan beban yang diberikan akan menyebabkan putaran menurun akibat
gesekan yang terjadi. Penurunan nilai putaran/kecepatan turbin juga bisa di sebabkan peningkatan
tekanan air. Dimana peningkatan tekanan air yang diberikan akan menyebabkan turbin semakin
cepat berputar, hal ini disebabkan semakin besar gaya dorong aliran air yang keluar dari pipa pesat
yang kemudian mengenai turbin. Saat turbin dikopel dengan generator kecepatan turbin menjadi
menurun, hal ini disebabkan karena turbin mendapatkan beban kerja untuk memutar generator.
Maka frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan generator dipengaruhi oleh kecepatan putaran
generator.
Debit Vs Beban
41.5
41
Debit (m3/s)
40.5
40
39.5
39
38.5
1.12.23.4 3 4.45.65.27.88.99.8
38
Beban (kW)
Debit Vs Beban
70
60
Debit (m3/s)
50
40
30
20
10
5 10 15 20 15 25 45 65 80 90
0
Beban (W)
Debit merupakan hasil bagi antara volume masuk dan waktu. Debit air memiliki peran
yang sangat penting dalam sebuah pembangkit listrik tenaga minihydro, karena semakin
besar debit air yang dihasilkan maka akan semakin besar energi mekanik yang dihasilkan
untuk memutarkan turbin.
Semakin besar beban yang diberikan, maka nilai kecepatan putar turbin akan
menurun, dimana kecepatan putar ini dipengaruhi oleh debit. Maka semakin besar debit air
yang disalurkan ke turbin air melalui governor, bukaan governor yang semakin besar akan
membuat laju aliran dan tekanan air yang keluar dari pipa pesat/penstock menuju turbin
menjadi besar
sehingga menyebabkan putaran turbin semakin meningkat karena besar tekanan yang
diberikan gaya dorong dari aliran air akan semakin besar dan kecepatan air semakin
meningkat sehingga debit air semakin besar. Semakin besar debit air maka semakin besar
pula arus dan tegangan yang dihasilkan generator.
Oleh karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang dirasakan oleh
generator juga selalu tetap, maka putaran generator senantiasa juga tetap. Dengan kata lain,
jika debit air konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan agar putaran
generator selalu tetap. Oleh karena beban konsumen tidak selalu konstan, maka untuk
menjaga kestabilan putaran turbin generator diperlukan beban komplemen yang besarnya
diatur oleh ELC sedemikian rupa sehingga:
Putaran VS Beban
2500
Putaran (rpm)
2000
1500
1000
500
0 5101510152545658090
Beban (Watt)
Apabila beban dari generator fluktuasi akan menyebabkan tegangan dan frekuensi
generator berubah. Ketika beban mengalami penurunan maka generator akan overspeed hal
ini dapat merusak dari sisi generator dan juga merusak dari sisi peralatan konsumen, dapat
dilihat pada tabel 3 dimana semakin kecil nilai beban, semakin cepat putaran pada turbin,
maka perlu dilakukan pemasangan Electronic Load Control (ELC). Electric load controller
merupakan alat control yang digunakan pada PLTMH agar daya yang dibangkitkan oleh
generator selalu bernilai sama dengan daya yang dipakai oleh beban konsumen. Dalam
system ELC menggunakan thyristor digunakan untuk mengalihkan daya yang tidak terpakai
oleh beban konsumen ke ballast load
Debit VS Beban
70
60
Debit (m3/s)
50
40
30
20
10
0 5 101510152545658090
0
Beban (Watt)
Karena beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan pengurangan beban
dari PLTM, pada saat ballast load beban nol akan menyala sebesar 100 watt dimana arus
akan mengalir semua ke ballas load. Pada saat pembebanan pertama yaitu 5 watt , ballast
load ini akan menyala sebesar 95 watt, ketika dibebani 10 watt nilai ballast load ini akan
menyala sebesar 90 watt, dan beban 15 watt balast load akan menyala sampai 85 watt.
Beban yang diberikan pada sistem bersifat fluktuatif, maka sistem ini di stel pada saat
beban maksimum, terjadi pada putaran 1500 rpm.
H. Kesimpulan
1. Penambahan beban pada sistem akan menyebabkan kecepatan putaran turbin menurun.
2. Penurunan nilai kecepatan putar juga dipengaruhi oleh peningkatan tekanan air.
3. Semakin besar nilai debit air yang di berikan pada turbin air, maka semakin besar pula
nilai arus dan tegangan yang dihasilkan generator.
4. Frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan generator dipengaruhi oleh kecepatan
putaran generator
5. Dengan debit yang konstansehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka frekuensi
dan respon generator akan menjadi fungsi dari beban. Agar frekuensi yang dihasilkan
oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar beban dari generator harus selalu tetap.
Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan
pengurangan beban dari PLTM. Beban tiruan ini disebut beban komplemen (ballast
load).