Anda di halaman 1dari 38

TUGAS AKHIR - TE091398

STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN,
TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO
ARDHA SANDY P
NRP 2206 100 132
Dosen pembimbing
Ir. Sjamsjul Anam, M.T.
Ir. Arif Musthofa, M.T.
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 2010

Abstrak
Pengaturan frekuensi merupakan hal yang vital bagi sebuah PLTM.
Sistem kontrol frekuensi pada PLTM pada dasarnya ada dua macam
yaitu, governor (sistem pengatur debit air) dan Electronic Load
Controller (sistem pengatur beban elektronis). Kekurangan sistem
kontrol dengan governor adalah ketidakmampuannya bereaksi cepat
bila terjadi perubahan beban secara mendadak. Oleh karena itu
digunakanlah Electronic Load Controller (ELC) yang dinilai lebih baik
daripada governor.
PLTM Seloliman merupakan salah satu PLTM yang telah menggunakan
sistem ELC ini. Menarik untuk diketahui bagaimana ELC bekerja pada
PLTM ini, karena selain telah menggunakan ELC, PLTM Seloliman juga
telah terintegrasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kata kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), Electronic
Load Controller (ELC), frekuensi, beban.

Latar belakang
Sistem tenaga listrik harus mampu menyediakan tenaga listrik bagi pelanggan
dengan frekuensi yang konstan. Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal
harus selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Pada pembangkit,
peralatan kontrol diperlukan untuk mengendalikan putaran (frekuensi)
generator.
Sistem kontrol pada PLTM pada dasarnya ada dua macam yaitu, governor
(sistem pengatur debit air) dan Electronic Load Controller (sistem pengatur
beban elektronis).
Sebagaimana diketahui bahwa governor merupakan peralatan kontrol yang
bersifat mekanis, dimana dalam proses pengaturan frekuensi lebih
mentitikberatkan pada pengaturan jumlah energi pimer yang masuk ke
turbin. Sedangkan ELC merupakan suatu kesatuan alat kontrol frekuensi
yang dapat dikatakan lebih modern daripada governor, dalam proses
kerjanya lebih menitikberatkan pada berapa daya yang harus dibuang ke
beban komplemen untuk menjaga frekuensi dari generator yang
digunakan.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKROHIDRO (PLTM)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO


(PLTM)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM)


adalah pembangkit listrik berskala kecil (antara 5
kW - 100 kW), yang memanfaatkan tenaga
(aliran) air sebagai sumber penghasil energi.
PLTM pada prinsipnya memanfaatkan beda
ketinggian dan jumlah debit air per detik yang
ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air
terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin
sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini
selanjutnya menggerakkan generator dan
menghasilkan listrik.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO


(PLTM), (2)

Besarnya daya yang dapat dibangkitkan generator


yang diputar oleh turbin pada sebuah PLTM dapat
dihitung pelalui persamaan:
P = k..H.Q
Dimana;
P = daya (kW)
k = konstanta gravitasi (9,8)
= efisiensi keseluruhan (turbin dan
generator)
H = tinggi terjun air (meter)
Q = debit air (/detik)

Bangunan Sipil PLTM


Secara umum bangunan sipil sebuah instalasi PLTM
terdiri atas;
1. Bendungan
2. Bangunan Pengambil Air (Intake)
3. Saluran Pembawa (Head Race)
4. Bak Pengendap (Silting Basin)
5. Bak Penenang (Forebay)
6. Pipa Pesat (Penstock)
7. Tangki Pendatar (Surge Tank)
8. Rumah Pembangkit (Power House)

Perangkat Mekanik & Peralatan Elektrikal


1.
2.
3.
4.
5.

Turbin
Transmisi Mekanik
Generator
Transformator
Peralatan Pengaman
Panel Pengukuran
Pengaman Generator
Pentanahan

Peralatan Kontrol
Sistem kontrol pada PLTM pada dasarnya ada
dua macam yaitu, governor (sistem pengatur
debit air) dan Electronic Load Controller (sistem
pengatur beban elektronis).

Governor
Governor atau sistem pengatur adalah suatu peralatan
untuk mengatur putaran turbin (frekuensi listrik) relatif
tetap konstan untuk berbagai kondisi beban.
Governor didesain agar putaran turbin-generator
konstan dalam range yang dikehendaki dengan
menambah atau mengurangi debit air yang masuk ke
runner turbin untuk mempertahankan keseimbangan
daya antara masukan daya (power input) dan
permintaan daya (power demand).
Kekurangan sistem ini adalah ketidakmampuannya
bereaksi cepat bila terjadi perubahan beban secara
mendadak.

Electronic Load Controller (ELC)


Pada prinsipnya pengontrolan dengan Electronic
Load Controller (ELC) bertujuan agar besar daya
yang dibangkitkan oleh generator selalu sama
dengan daya yang diserap oleh konsumen
ditambah dengan daya yang dibuang ke beban
ballast, dengan demikian akan diperoleh
frekuensi yang stabil.

Electronic Load Controller (ELC), (2)

Beban Konsumen + Beban Komplemen =


Kapasitas Nominal Generator

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKROHIDRO (PLTM)
SELOLIMAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKROHIDRO (PLTM) SELOLIMAN

Pada tahun 1994 dibangun sebuah Pembangkit


Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di Kali Maron,
yang selanjutnya diberi nama PLTM Kali Maron
dengan kapasitas 12 KWH.
Pada tahun 2000 kapasitas PLTM Kali Maron
ditingkatkan menjadi 25 KWH.
Interkoneksi listrik kepada Perusahaan Listrik
Negara (PLN) melalui Kepmen ESDM No. 1122
K/30/MEM/2002, tanggal 12 Juni 2002.
Pada tahun 2005 kapasitas PLTM Kali Maron
ditingkatkan menjadi 30 KWH.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO


(PLTM) SELOLIMAN, (2)
Tahun 2007 PKM bekerjasama dengan Yayasan
Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS)
membangun PLTM kedua yang diberi nama
PLTM Wot Lemah.
PLTM Wot Lemah ini sendiri memiliki
kapasitas daya sebesar 20 KWH yang juga
diinterkoneksikan dengan jaringan PLN.

Daya Terbangkit dan Daya Tersalur


Tabel Daya Tersalur PLTM pada Siang Hari

PLTM

Kalimaron
Wot Lemah

Konsumen
PLN (KW)
Masyarakat
(KW)
20
5
18.5
1.5

Total (KW)

25
20

Tabel Daya Tersalur PLTM pada Malam Hari

PLTM

Kalimaron
Wot Lemah

Konsumen
PLN (KW)
Masyarakat
(KW)
15
10
15
5

Total (KW)

25
20

PLTM Kalimaron
Spesifikasi Bangunan Sipil
Bangunan

Keterangan

Tinggi kotor

15 m

Tinggi bersih

14 m

Design flow

305 lt/detik

Daya listrik

30 kW

Tipe intake

Off-take dari saluran irigasi Sungai Kalimaron

Bak pengendap

Spillway

Satu bak pengendap lebar 3 m, panjang 20 m dilengkapi


dengan dinding pelimpah
Saluran terbuka dari pasangan batu sepanjang 150 m dan
saluran tertanam (pipa paralon) sepanjang 70 m
Terpadu dengan bak pengendap dan saringan tyrolean

Pipa pesat

Pipa dari pelat diameter: 380 mm, panjang 45 m

Powerhouse

Bangunan tembok dengan pondasi beton atap asbes, ukuran


lantai: 4 x 3
100 m dari jalan raya Kalimaron

Headrace

Acces road

PLTM Kalimaron
Spesifikasi Peralatan Elektrikal
Komponen

Spesifikasi

Jumlah pembangkit

Tipe turbin

Crossflow, T14

Tinggi bersih

14 m

Design flow

305 lt/detik

Diameter runner

300 mm

Kecepatan putar turbin

573/750 rpm

Eisiensi maksimum turbin

80%

Tipe generator

Sinkron

Drive

Belt datar

Kapasitas generator

40 kVA

Kecepatan putar generator

1500 rpm

Efisiensi maksimum generator

90%

Generator Sinkron
name plate
Rating daya 40 kVA
Power factor 0.8
Tegangan 400/231 V
Arus Beban Penuh 57.7 A
Kecepatan putar 1500 rpm
Frekuensi 50 Hz
Eksitasi 27 V, 2.15 A
Tahun pembuatan 1994, di bawah lisensi dari A. Van Kaick, NeuIsenburg GmbH&60, D-6078 Neu Isenburg West Germany.

Generator sinkron PLTM Kalimaron

Generator sinkron PLTM Wot Lemah

Electronic Load Controller (ELC) GP


STARCCT1-25kW
Komponen utamanya
Frequency Trip Board
(FTB)
Kontaktor
Silicone Controlled
Rectifier (SCR)
Trafo Arus Sensing (CTS)
& Sensing Resistor (R)
Ballast Load

Modul Mainscon
Merupakan pengontrol
sekaligus protektor
pembangkit untuk
sistem interkoneksi
dengan grid.
Pembangkit yang
sebelumnya
menggunakan ELC
dengan tambahan alat
ini dapat bekerja secara
isolated dan
interkoneksi.

ANALISA KERJA ELECTRONIC LOAD


CONTROLLER (ELC) DAN
PERHITUNGAN PARAMETER BALLAST
LOAD

Daya
Terbangkit
Berdasarkan data-data spesifikasi bangunan sipil dan

peralatan elektrikal pada PLTM Kalimaron, diketahui;


Konstanta gravitasi (k)
= 9.8 m/
Efisiensi maksimum turbin
= 80%
Esisiensi maksimum generator
= 90%
Head (H)
= 14 m
Debit air (Q)
= 305 lt/detik
= 0.305 m3/detik
Maka potensi daya terbangkit dari PLTM Kalimaron
adalah sebesar
P = 9.8 x 0.8 x 0.9 x 14 x 0.305
= 30.12912 kW

Keterkaitan Fluktuasi Beban Terhadap


Perubahan Frekuensi
Kondisi ideal, daya terbangkit dari generator sama
dengan konsumsi daya pada beban.
Tm = Te
Namun pada prakteknya, kondisi beban seringkali akan
mengalami fluktuasi, sehingga terdapat selisih daya
antara sisi generator dengan sisi beban
Tm = Te + Ta
Dimana Ta = M x
dan

;f =

Keterkaitan Fluktuasi Beban Terhadap


Perubahan Frekuensi
Tm Te = Ta < 0, maka < 0, sehingga
frekuensi akan turun.
Tm Te = Ta > 0, maka
> 0, sehingga
frekuensi akan naik.

ELC sebagai Penyeimbang Beban


Secara umum sebuah ELC terdiri atas 3 buah
komponen utama yaitu;
Current Transformer (transformator arus)
Thyristor
Rangkaian Logic (IC)

ELC sebagai Penyeimbang Beban

Rangkaian ELC yang Menghubungkan Generator dengan Beban

ELC pada PLTM Kalimaron


ELC pada PLTM Kalimaron bekerja tidak
sebagaimana ELC pada umumnya seperti halnya
pada PLTM yang lain. ELC hanya difungsikan
sebagai pengontrol pembuangan daya ke ballast
load pada saat pembangkit belum siap untuk
dihubungkan ke jaringan.
Dimana pada saat sinkronisasi nilai tegangan dan
frekuensi untuk sesaat belum mencapai nilai
nominal yang diijinkan untuk diparalelkan dengan
jaringan. Oleh karena itu, daya yang dihasilkan
oleh generator pada kondisi ini akan dialirkan

Mekanisme Proses Pengoperasian dan


Interkoneksi PLTM Kalimaron
Pembukaan katup
turbin

Generator berputar, daya


terbangkit

V&f
sesuai
rating?

Kontaktor
terhubung

Mainscon

Penambahan atau pengurangan arus


medan oleh AVR

Daya dibuang ke Ballast


Load

PANEL ELC

Interkoneksi dengan
Grid dan Pelanggan

Kapasitas Ballast Load


Pembuangan daya ke ballast load tidak lebih
besar daripada daya yang masih tersalur
kepada konsumen (untuk pembangkit yang
tidak terinterkoneksi dengan jaringan).
Penentuan besarnya kapasitas daya terbuang
ke ballast load dapat ditentukan melalui
besarnya arus yang dilewatkan oleh thyristor
dan besarnya beban resistif yang dipakai
sebagai ballast load, sehingga:

Perhitungan Ballast Load pada PLTM


Kalimaron
Pada PLTM Kalimaron ditentukan bahwa
kapasitas ballast load yang dipakai adalah
sebesar 30% dari total daya terbangkit untuk
proses interkoneksi dengan jaringan.
Besarnya daya yang akan dibuang ke ballast load

Nilai tegangan = 220/380 V

Perhitungan Parameter Ballast Load pada


PLTM Kalimaron, (2)
Besar arus pada ballast load 30%;

Besarnya komponen resistif yang dipasang


sebagai ballast load

Perhitungan Ballast Load pada PLTM


Kalimaron, (3)
Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa
besarnya arus yang dialirkan ELC menuju ballast
load pada saat kapasitas ballast mencapai 30%
adalah sebesar 13.67 ampere. Atau dengan kata
lain, ELC hanya akan mengalirkan arus pada
range 0 ampere (minimum ballast 0%) hingga
13.67 ampere (maksimum ballast 30%).
Sedangkan besarnya komponen resistif yang
harus dipasang sebagai ballast load adalah
sebesar 16.09 per fasa.

Kesimpulan
1. Mekanisme kerja dari ELC pada PLTM Kalimaron
berbeda dengan mekanisme kerja ELC PLTM
pada umumnya. Pada PLTM Kalimaron, ELC
hanya bekerja pada saat pembangkit mulai
dijalankan. ELC difungsikan untuk pembuangan
beban ke ballast load selama pembangkit belum
siap untuk interkoneksi dengan jaringan. Setelah
pembangkit terinterkoneksi, maka secara
otomatis ELC akan berhenti bekerja dan tidak
ada daya yang dibuang ke ballast load.
2. Penentuan kapasitas ballast load perlu
diperhatikan dalam upaya memaksimalkan
efektifitas pengaturan keseimbangan daya

Kesimpulan
3. Berdasarkan hasil perhitungan untuk kapasitas ballast load
sebesar 30% dari potensi daya terbangkit pada PLTM
Kalimaron, diperoleh besarnya komponen resistif yang
harus dipasang adalah sebesar 16.09 per fasa, dengan
range arus yang dialirkan ELC sebesar berada pada nilai
antara 0-13.67 Ampere.
4. Dengan metode perhitungan yang sama maka dapat
ditentukan berapa besaran arus, besaran komponen resistif
ballast load serta setting untuk besarnya kapasitas ballast
load yang lain.

Saran
1. Melihat kenyataan bahwa ballast load hanya
difungsikan untuk membuang daya pada saat
proses sinkronisasi PTM, maka ada baiknya jika
dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap
ballast load. Hal ini akan bermanfaat sehingga
kelebihan
daya
yang
dibuang
dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lain.
2. Ballast load yang dipergunakan pada PLTM
Kalimaron ini merupakan beban resistif (R),
sehingga disarankan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menganalisa jika
beban ballast yang dipergunakan adalah beban
induktif (L), kapasitif (C) maupun kombinasi dari

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Achmad, Pengontrol Beban Elektronik pada Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro, P3 Teknologi Konversi dan Konservasi
Energi, Deputi Teknologi Informasi, Energi, Material dan
Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Kadir, Abdul,Mesin Sinkron, Penerbit Djambatan, 1999.
Marsudi, Djiteng, Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga,
2005.
Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Penerbit Graha
Ilmu, 2006.
PT. Heksa Pradana Teknik, Buku Manual Operasi dan Perawatan
PLTMH Maron PPLH Seloliman, Bandung, 2000.
PT. Heksa Pradana Teknik, Suplemen Buku Manual Interkoneksi
dengan Mainscon MC-301Pembangkit Listrik Tenga Mikrohidro
Maron., Bandung, 2003.
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup, Pembangkitan Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH), Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)
Seloliman, Trawas Mojokerto, 2007.
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Penerbit ITB, 1991

Anda mungkin juga menyukai