Anda di halaman 1dari 68

SISTEM EKSITASI GENERATOR DI PT.

INDONESIA
POWER MRICA PGU SUB UNIT PLTA JELOK

KERJA PRAKTIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh:
Adnan Muhardhita
5160711082

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
SISTEM EKSITASI GENERATOR DI PT. INDONESIA
POWER MRICA PGU SUB UNIT PLTA JELOK

KERJA PRAKTIK

Disusun oleh:
Adnan Muhardhita
5160711082

Telah dipertanggungjawabkan di dalam Presentasi Kerja Praktik


pada tanggal, tgl-bln-thn (Pelaksanaan Presentasi)

Satyo Nuryadi., ST., M.Eng


Pembimbing

Kerja Praktik ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mencapai
derajat
Sarjana S-1 Program Studi Teknik Elektro

Yogyakarta ,…………….
Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro, Universitas Teknologi Yogyakarta

MS. Hendriyawan A., S.T., M.Eng


ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Adnan Muhardhita
NIM : 5160711082
Program Studi : Teknik Elektro
Menyatakan bahwa Kerja Praktik yang berjudul:
JUDUL
“SISTEM EKSITASI GENERATOR DI PT. INDONESIA POWER
MRICA PGU SUB UNIT PLTA JELOK”

Merupakan karya ilmiah asli saya dan belum pernah dipublikasikan oleh orang
lain, kecuali yang tertulis sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka. Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan
merupakan karya asli saya, maka saya bersedia menerima konsekuensi apa yang
diberikan Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Informasi dan
Elektro Universitas Teknologi Yogyakarta kepada saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 11
Januari 2020
Yang menyatakan

Adnan Muhardhita

iii
ABSTRAK

Generator sinkron memegang peran penting dalam pembangkitan energi


listrik dalam skala besar. Pembangkitan pada generator sinkron membutuhkan
eksitasi untuk dapat membangkitkan energi listrik yang dapat digunakan oleh
masyarakat nantinya. Dengan menggunakan magnet permanen untuk
membangkitkan arus yang di gunakan dalam penguatan generator utama
nantinya. Eksitasi di atur oleh AVR (Pengatur Tegangan Automatis) menjaga
agar tegangan generator tidak berubah saat melayani beban yang berubah ubah.
AVR mengatur regulasi tegangan pada generator dengan mengatur penguatan
pada generator. Penguatan yang diberikan tegantung dari beban dan faktor daya
generator. Arus dan tegangan eksitasi berbanding lurus dengan besarnya regulasi
tegangan generator.

Kata kunci : Eksitasi, generator sinkron, AVR, regulasi tegangan dan


pembangkit listrik.

iv
ABSTRACT

Synchronous generators take important role for generation of electrical


power on a big scale. Generation on generators need excitation for generation of
electrical power and then can be used on society. Using permanent magnet
generators to generate the current used to generation of electrical power on main
generators. Excitation is contolled by AVR (Automatic Voltage Regulator) to
keep generator’s terminals on nominal state caused by load changes from
consument. AVR controlled voltage regulation on generator by controlled the
excitation. Excitation is depend by load and power factor. Excitation current and
voltage is proportional with value of voltage regulation.

Keywords : excitation, synchronous generator, AVR, voltage regulaiton and


power plant.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik dengan judul “Sistem
Eksitasi Generator di PT. Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok”.
Laporan ini disusun untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik yang
merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan di Program
Sarjana Teknik Elektro UTY.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas anugerahnya serta rahmatnya sehingga kami dapat


melaksanakan kerja praktik dengan lancar.
2. Bapak Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA, selaku Rektor
Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Bapak MS. Hendriyawan A., S.T., M.Eng selaku Ketua Program Studi S-1
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro.
4. Bapak Satyo Nuryadi, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing laporan kerja
praktik.
5. Keluarga serta teman teman yang telah memberikan dukungan berupa
motivasi semangat serta doa yang selalu menyertai.
6. Bapak Joko Sunarno selaku supervisor PT. Indonesia Power Mrica PGU
Sub Unit PLTA Jelok yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat melaksanakan kerja praktik.
7. Bapak Hamdani selaku pembimbing lapangan selama pelaksanaan kerja
praktik yang telah meluangkan untuk membimbing dan memberi ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
8. Bu Elok Langensari selaku sekrtaris di PLTA Jelok.
9. Bapak Dwi Pambudi, Mas Irfan, Mas Aksin, selaku asisten teknisi yang
telah memberikan bimbingan pada bidangnya pelaksanaan kerja praktik.

vi
10. Fitriadi Muhsin selaku teman seperjuangan saya kerja praktik di PLTA
Jelok.
11. Segenap Staf dan karyawan sub unit PLTA Jelok yang telah membantu
dalam pelaksanaan kerja praktik.

Pada laporan kerja praktik ini penulis menyadari bahwa laporan kerja
praktik ini jauh dari sempurna baik dari segi materi atau penulisannya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat
dibutuhkan bagi kesempurnaan penyusunan laporan berikutnya. Penulis
berharap laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya maupun mahasiswa
Sarjana Teknik Elektro pada khususnya.

Yogyakarta,

1 Desember 2019

Adnan Muhardhita

vii
DAFTAR ISI

AMAN JUDUL ......................................................... Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
JUDUL .................................................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 13
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 13
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 14
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 14
1.4 Tujuan penelitian ............................................................................................. 14
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 14
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 14
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DAN LANDASAN TEORI ....................... 16
2.1 Sejarah dan Profil Perusahaan ......................................................................... 16

2.1.1 Sejarah PT. Indonesia Power ................................................................ 16

2.1.2 Visi,Misi,dan Motto PT Indonesia Power ............................................. 16

2.1.3 Makna dan Bentuk Logo PT Indonesia Power ..................................... 17

2.1.4 Profil PT Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok ............. 18

2.1.5 Lokasi PT. Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok .......... 19

2.2 Struktur Organisasi PLTA Jelok ..................................................................... 21


2.3 Landasan Teori ................................................................................................ 23

2.3.1 Proses Produksi PLTA Sub Unit PLTA Jelok ...................................... 23

2.3.2 Sumber Air PLTA Jelok ....................................................................... 24

2.3.3 Bagian-bagian pada PLTA Jelok .......................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN ALAT BAHAN..................... 45


3.1 Langkah Penelitian .......................................................................................... 45

viii
3.1.1 Studi Literatur ....................................................................................... 45

3.1.2 Interview ............................................................................................... 46

3.1.3 Observasi dan Dokumentasi.................................................................. 46

3.1.4 Bimbingan ............................................................................................. 47

3.1.5 Penulis Naskah Penelitian ..................................................................... 47

3.2 Alat Penelitian ................................................................................................. 48

3.2.1 Voltmeter .............................................................................................. 48

3.2.2 Tachometer Digital ............................................................................... 48

3.3 Bahan penelitian .............................................................................................. 49

3.3.1 Generator ............................................................................................... 49

3.3.2 Baterai 110 VDC ................................................................................... 49

3.3.3 Inverter .................................................................................................. 50

3.3.4 Automatic Voltage Regulator (AVR) ................................................... 50

3.3.5 Field Current Regulator (FCR) ............................................................. 51

3.3.6 Pemutus Tenaga (PMT) ........................................................................ 51

3.3.7 Sikat Arang ........................................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 53


4.1 Generator sinkron 3 phasa ............................................................................... 53

4.1.1 Pengertian Generator Sinkron 3 phasa .................................................. 53

4.2 Sistem Eksitasi Generator ............................................................................... 56

4.2.1 Pengertian Sistem Eksitasi Generator .................................................. 56

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi ................................................................ 57

4.2.3 Sistem Eksitasi Statik ............................................................................ 57

4.2.4 Sistem Eksitasi Dinamik ....................................................................... 59

4.2.5 Proses Eksitasi di PLTA Jelok .............................................................. 60

ix
4.3 Alarm dan trip pada Sistem Eksitasi Generator .............................................. 60
4.4 Gangguan Pada Sistem Eksitasi Generator ..................................................... 61
4.5 Pemeliharaan Sistem Eksitasi Generator ........................................................ 62

4.5.1 Pemeliharaan Rutin ............................................................................... 62

4.5.2 Pemeliharaan Periodik .......................................................................... 62

4.5.3 Pemeliharaan Peralatan Eksitasi ........................................................... 63

4.5.4 Pemeliharaan Overhaul ......................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65


5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 65
5.2 Saran ................................................................................................................ 65

5.2.1 Saran Untuk Pihak Perusahaan ............................................................. 65

5.2.2 Saran Untuk Pihak Kampus .................................................................. 66

5.3 Penutup............................................................................................................ 66

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PT. Indonesia Power...................................................... 17


Gambar 2. 2 PT. Indonesia Power Mrica Sub Unit PLTA Jelok ................. 18
Gambar 2. 3 Peta lokasi PLTA Jelok........................................................... 20
Gambar 2. 4 Peta lokasi PLTA Jelok via satelit .......................................... 20
Gambar 2. 5 Struktur organisasi PLTA Jelok .............................................. 21
Gambar 2. 6 Proses produksi ....................................................................... 23
Gambar 2. 7 Rawa Pening ........................................................................... 24
Gambar 2. 8 Dam Tuntang .......................................................................... 25
Gambar 2. 9 Saringan halus ......................................................................... 26
Gambar 2. 10 Saringan kasar ....................................................................... 26
Gambar 2. 11 Spilway .................................................................................. 27
Gambar 2. 12 Saluran intake ....................................................................... 27
Gambar 2. 13 Leiding .................................................................................. 28
Gambar 2. 14 Aquaduct ............................................................................... 28
Gambar 2. 15 Ventilasi Udara ..................................................................... 29
Gambar 2. 16 Penstock ................................................................................ 30
Gambar 2. 17 Rumah katup PLTA Jelok..................................................... 32
Gambar 2. 18 Saluran buang ....................................................................... 33
Gambar 2. 19 Bangunan Sentral .................................................................. 33
Gambar 2. 20 Rumah Turbin ....................................................................... 35
Gambar 2. 21 sudu antar (guide vane) ......................................................... 36
Gambar 2. 22 sudu gerak (runner vane) ...................................................... 36
Gambar 2. 23 Poros turbin ........................................................................... 37
Gambar 2. 24 Draft Tube ............................................................................. 37
Gambar 2. 25 katub utama Main Inlet Valve (MIV) .................................... 38
Gambar 2. 26 Governor ............................................................................... 38
Gambar 2. 27 Bantalan Turbin Air .............................................................. 39
Gambar 2. 28 Bantalan Generator ............................................................... 40

xi
Gambar 2. 29 Bantalan Exiter ..................................................................... 40
Gambar 2. 30 Generator .............................................................................. 41
Gambar 2. 31 Ruang intake pending udara generator ................................. 41
Gambar 2. 32 Transformator ....................................................................... 42
Gambar 2. 33 Pemutus Tenaga .................................................................... 42
Gambar 2. 34 Auxilliary Power Supply ....................................................... 43
Gambar 2. 35 Battery ................................................................................... 43
Gambar 2. 36 Inverter.................................................................................. 44
Gambar 2. 37 High Voltage Swich Gear (HVSG) ....................................... 44

Gambar 3. 1 Flowchart tahap penelitian ..................................................... 45


Gambar 3. 2 Voltmeter ................................................................................ 48
Gambar 3. 3 Tachometer Digital ................................................................. 48
Gambar 3. 4 Generator ................................................................................ 49
Gambar 3. 5 Baterai 110 VDC .................................................................... 50
Gambar 3. 6 Inverter .................................................................................... 50
Gambar 3. 7 Automatic Voltage Regulator (AVR)...................................... 51
Gambar 3. 8 Field Current Regulator (FCR) .............................................. 51
Gambar 3. 9 Pemutus Tenaga (PMT) .......................................................... 52
Gambar 3. 10 Sikat arang ............................................................................ 52

Gambar 4. 1 Rotor ....................................................................................... 54


Gambar 4. 2 Stator ....................................................................................... 55
Gambar 4. 3 Diagram sistem eksitasi .......................................................... 57
Gambar 4. 4 Prinsip kerja Eksitasi Statik .................................................... 58
Gambar 4. 5 Sistem eksitasi dinamik .......................................................... 59

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem eksitasi generator merupakan elemen penting untuk membentuk
profil tegangan terminal generator yang stabil. Sistem pengoperasian unit eksitasi
generator ini berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan
dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil
tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan
beban sangatmempengaruhi tegangan keluaran generator.

Salah satu gangguan yang terjadi pada generator adalah gangguan pada
rotor (sistem penguat) atau eksitasi. Dalam praktiknya, arus eksitasi harus selalu
diperhatikan agar hal-hal yang berbahaya seperti kondisi over excitation dan
under excitation yang dapat menyebabkan generator terbakar dan rusak dapat
diminimalisir dan dihindari. Untuk menghindari kerusakan pada generator salah
satu langkah yang dilakukan yaitu dengan memahami karakteristik dari
pengaturan sistem eksitasi meliputi pembebanan, arus eksitasi dan tegangan pada
generator. Pembebanan sangat mempengaruhi sistem eksitasi pada generator
sinkron. Apabila beban mengalami kenaikan maka arus tegangan jaringan akan
turun dan menyebabkan tegangan generator akan turun juga. Sehingga, untuk
mencegah kondisi under excitation maka arus eksitasi yang diinjeksikan harus
dinaikkan. Dan sebaliknya, jika beban mengalami penurunan maka tegangan
jaringan akan naik dan menyebabkan tegangan generator akan naik. Sehingga
untuk mencegah kondisi over excitation maka arus eksitasi yang diinjeksikan
harus diturunkan. Oleh karena itu, dengan memperhatikan parameter
karakteristik dari sistem eksitasi dapat kita ketahui pengaruh parameter seperti
arus eksitasi, tegangan yang dapat berpengaruh kepada kondisi generator yaitu
pada kondisi over excitation atau under excitation.

13
14

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja sistem eksitasi generator?
2. Bagaimana pemeliharaan dan sistem eksitasi generator sinkron di
PLTA Jelok?

1.3 Batasan Masalah


Agar isi dari laporan ini lebih jelas, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan sistem eksitasi pada PLTA Jelok.
2. Mempelajari permeliharaan sistem eksitasi generator yang
digunakan di PLTA Jelok.

1.4 Tujuan penelitian


1. Mengetahui tentang bagaimana prinsip kerja eksitasi genereator.
2. Mengetahui tentang bagian-bagian pada generator.
3. Mengetahui tentang pemeliharaan sistem eksitasi generator.

1.5 Manfaat Penelitian


Pelaksanaa kerja praktik lapangan di PT Indonesia Power Mrica PGU
Sub Unit PLTA Jelok memberikan banyak manfaat bagi penulis, institusi dan
perusahaan diantaranya yaitu :
1. Dapat menambah wawasan mengenai cara kerja sistem eksitasi
generator.
2. Menambah wawasan tentang pemeliharaan sistem eksitasi generator.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematis penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
15

BAB I PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, Batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari kerja
praktik yang dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II menjelaskan tentang tinjauan perusahaan atau instansi yang
berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan teori
pendukung.
BAB III METODOLOGI
Bab III menjelaskan tentang tentang proses penelitian kerja praktik yang
telah dilakukan. Berisi uraian tentang bahan atau materi penelitian, alat, dan
jalannya penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas hasil penelitian yang berjudul ”Sistem Eksitasi
Generator di PT. Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok” selama
kerja praktik di PLTA Jelok.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V membahas kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dari hasil penelitian.
16

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah dan Profil Perusahaan


2.1.1 Sejarah PT. Indonesia Power
PT. Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan listrik milik PT.
PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT.
PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal
03 Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. Indonesia
Power. PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik
terbesar di Indonesia dengan delapan Unit Bisnis Pembangkitan utama
dibeberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Pulau Bali serta satu Unit Bisnis
yang bergerak dibidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan (UBJP). Unit - Unit Bisnis Pembangkitan tersebut adalah : Unit
Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang,
Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. PT. Indonesia Power
membentuk anak perusahaan PT. Cogindo Daya Perkasa (saham 99,9 % ) yang
bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan
konsep cogeneration dan distributed generation , juga mempunyai saham 60 %
di PT. Arta Daya Coalindo yang bergerak dibidang usaha perdagangan batu bara.
Aktifitas kedua anak 9 perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang
peningkatan pendapatan Perusahaan dimasa mendatang

2.1.2 Visi,Misi,dan Motto PT Indonesia Power


Visi
“ Menjadi perusahaan energi yang terpercaya yang tumbuh
berkelanjutan”

Misi
“Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan”
17

Motto
“PT. Indonesia Power adalah “Trust Us for Power Exvellence”

2.1.3 Makna dan Bentuk Logo PT Indonesia Power

Gambar 2. 1 Logo PT. Indonesia Power


(https://www.indonesiapower.co.id/id/Default.aspx)

Berikut adalah makna dari logo PT. Indonesia Power seperti gambar
2.1 diatas :
1. Bentuk :
a. Karena mempunyai arti kuat atau power, maka Indonesia dan Power
ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan
kuat: Futura Book / Regular dan Futura Bold.
b. Bentuk kilatan yang terdapat pada huruf “O” melambangkan “Tenaga
Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik atau bulatan merah di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernaman PT PLN PJB I.
Titik tersebut merupakan simbol yang digunakan disebagian besar mentri
komunikasi perusahaan. Dengan simbol kecil ini, hal ini bisa digunakan
sebagai identitas perusahaan.
2. Warna
a. Warna Merah Digunakan pada kata INDONESIA menunjukan identitas
kuat dan kokoh sebagai sumber daya utama dalam memproduksi tenaga
listrik baik di Indonesia maupun luar negeri.
b. Warna Biru Digunakan pada kata POWER yang memiliki arti bahwa
warna biru pada dasarnya menggambarkan sifat pintar dan bijaksana.
Secara umum hal ini menggambarkan bahwa Indonesia Power
18

menunjukan produksi tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan dengan


memilii ciri bertekhnologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.1.4 Profil PT Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok

Gambar 2. 2 PT. Indonesia Power Mrica Sub Unit PLTA Jelok

PLTA Jelok, berada di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten


Semarang atau 30 menit perjalanan dari Kota Salatiga. PLTA Jelok saat ini
dikelola oleh PT. Indonesia Power, salah satu anak perusahaan PLN yang
bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik, diantara 16 PLTA di Jawa
Tengah dibawah tanggung jawab Unit Bisnis Pembangkit Mrica. Tiga unit mesin
dibangun tahun 1938 dan tahun 1962 ditambah satu lagi. Dengan tinggi terjun
air 144 m dan daya terpasang 4 x 5,12 MW PLTA Jelok dapat menghasilkan
energi listrik sebesar 93 GWh/tahun. Pada tahun 1973 dibangun Gardu Induk
(GI) Jelok 150 kV guna memenuhi kebutuhan transmisi. Tahun 1975 dibangun
rel 30 kV yang baru untuk menggantikan rel lama karena sering terjadi
gangguan.
PLTA Jelok masih tetap dioperasikan karena kondisinya masih baik dan
terawat sedangkan biaya operasi relative murah. Untuk menjaga keandalan
19

PLTA bergabung dengan PT. PLN KJB sektor Mrica pada tahuhn 1991. Saat ini
kontribusi PLTA Jelok terhadap produksi Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Mrica
berkisar 6,37 %.

2.1.5 Lokasi PT. Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok
PLTA Jelok Berlokasi 17 km dari arah barat laut kota salatiga dan sekitar
72km dari kota semarang, PLTA Jelok Memanfaatkan air dari rawa pening
dengan saluran masuk (intake) yang berlokasi dibendungan tuntang kabupaten
semarang. PLTA Jelok berlokasi di dusun delik, kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang.
20

Gambar 2. 3 Peta lokasi PLTA Jelok

Gambar 2. 4 Peta lokasi PLTA Jelok via satelit


21

2.2 Struktur Organisasi PLTA Jelok


Struktur Organisasi sub
Unit PLTA Jelok

JOKO SUNARNO
Supervisor

WAHYU CAHYONO ELOK LANGENSARI HAMDANI


Teknisi Listrik Sekretaris Teknisi Mesin

Gambar 2. 5 Struktur organisasi PLTA Jelok

A. Supervisor Senior (SPS PLTA Jelok)


Beberapa tugas supervisor senior PLTA Jelok diantaranya :
1. Memimpin dan mengordinasi tugas serta pekerjaan yang menyangkut
segi operasional baik mesin maupun listrik pemeliharaan dan
kebersihan serta mengawasi dan mengatur pengamanan fisik teknis.
2. Mengusahakan efektifitas dan produktifitas pekerjaan antara lain :
a. Pembinaan dan bimbingan bawahnya.
b. Menentukan sistem kerja mesin dan peralatan agar tercapai
efisiensi pembangkit yang tingi.
c. Mengevaluasi dan merealisasikan rencana kerja anggaran
(RKA) sub unit PLTA Jelok sesuai dengan target kinerja yang
telah serta mengusahakan kebutuhan material, suku cadang dan
biaya yang diperlukan.
d. Merencanakan pemeliharaan PLTA disetai tujuan rencana
anggaran belanja
22

e. Membuat laporan-laporan tentang semua kegiatan,


permasalahan yang terjadi dipusat pembangkit.

B. Sekretaris
Sekretaris memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, peran
penting tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menyimpan berkas data atau arsip kepegawaian
b. Membuat daftar hadir
c. Membuat nomor agenda surat masuk dan keluar
d. Menyimpan arsip dan menyampaikan surat
e. Memelihara dan menata kearsipan dan dokumen surat keputusan,
laporan dan lainnya
f. Membantu kelancaran administrasi perusahaan
g. Menyimpan dan menjaga kerahasiaan data-data perusahaan

C. Teknisi Listrik Senior


Memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan antara lain yaitu:
a. Memelihara semua peralatan listrik dan peralatan kontrol secara
periodik sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang telah
ditetapkan.
b. Melaksanakan perbaikan jika terjadi kerusakan pada peralatan
listrik dan lainnya.
c. Membuat rencana pelaksanaan pemeliharaan (RPP) motor motor
listrik, jaringan dan instalasi listrik yang meliputi daftar
kebutuhan suku cadang dan material, kebutuhan jasa dan tenaga
kerja yang dibutuhkan.
d. Melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan atau kerusakan
pada peralatan jaringan instalasi listrik.
e. Membantu perbaikan apabila terjadi gangguan pada peralatan
listrik yang berada pada unit pembangkit.
23

D. Teknisi Mesin Senior


Memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan antara lain :
a. Melaksanakan perbaikan apabila terjadi kerusakan pada peralatan
mesin sesuai dengan yang ditetapkan
b. Merawat dan memelihara peralatan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan

2.3 Landasan Teori


2.3.1 Proses Produksi PLTA Sub Unit PLTA Jelok

Gambar 2. 6 Proses produksi

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit listrik


yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan
listrik. Pada PT Indonesia Power Mrica PGU Sub Unit PLTA Jelok sendiri
memiliki daya produksi mencapai 15 MW. Saat ini PLTA jelok bekerja selama
24 jam non stop untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen. PLTA Jelok akan
berhenti beroprasi bila tinggi elevasi pada dam tuntang kurang dari 460,50 mdpl.
PLTA Jelok sendiri memiliki 4 unit pembangkit yang beroprasi untuk
bisnis. PLTA Jelok memanfaatkan air dari rawa pening dan dibendung di dam
Tuntang.
Proses produksi listrik pada PLTA Jelok dimulai dari DAM Tuntang
ketinggian elevasi minimal pada DAM Tuntang sebesar 460,50 mdpl. Bila
kurang itu maka PLTA tidak dapat beroprasi. Air dari dam Tuntang di saring
24

melalui saringan kasar dan saringan halus serta kemudian masuk ke saluran
intake dan mengalir menuju rumah katub. Pada rumah katub air dibagi menjadi
dua pipa pesat sebelum menuju ke turbin.
Air kemudian mengalir dan melewati Main Inlet Valve (MIV), lalu
memutar turbin yang seporos dengan generator, sehingga generator ikut berputar
dan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan generator sebesar 6 kV di
naikkan tegangannya pada transformator menjadi 30 kV. Kemudian tegangan 30
kV disalurkan menuju Gardu Induk (GI) 150 kV.

2.3.2 Sumber Air PLTA Jelok

Gambar 2. 7 Rawa Pening

Sumber air yang digunakan berasal dari rawa pening yang menampung air
sungai candi dukuh,sungai prapat dan sungai-sungai lain disekitarnya dengan
keadaan sebagai berikut:
1. Keadaan maksimum (musim penghujan)
a. Tinggi permukaan dari permukaan air laut : ± 463,60 m
b. Luas permukaan : ± 2620 Ha
c. Volume rawa pening : ± 35,5 x 106 m³
2. Keadaan minimum (musim kemarau)
a. Tinggi permukaan dari air laut : ± 460,50 m
25

b. Luas permukaan : ± 650 Ha


c. Volume rawa pening : ± 13 x 106 m³

2.3.3 Bagian-bagian pada PLTA Jelok


1. Bendungan dam Tuntang

Gambar 2. 8 Dam Tuntang

Data teknis Tuntang PLTA Jelok


a. Luas rawa pening maksimum : 2500 Ha
b. Luas rawa pening minimum : 650 Ha
c. Elevasi luas rawa pening maksimum : 463,30 mdpl
d. Elevasi luas rawa pening minimum : 460,75 mdpl
e. Elevasi Dam tuntang maksimum : 463,00 mdpl
f. Elevasi Dam tuntang minimum : 460,50 mdpl
g. Volume waduk maksimum : 47.500,00 m³
h. Volume waduk minimum : 25.000,00 m³
i. Sumber tenaga
 Sungai banyu biru
 Sungai ambarawa/sungai Panjang
 Rawa pening sebagai
j. Tipe : pintu radial gate
26

k. Tinggi : 7,75 m
l. Panjang : 38,50 m

Beberapa bagian yang terdapat pada bagian dam Tuntang adalah


PLTA Jelok adalah:
a. Saringan-saringan
Saringan ini dibagi menjadi saringan kasar dan saringan halus sebagai
penghalang sampah sedangkan saringan halus berfungsi untuk sebagai
penghalang kotoran dan eceng gondok. Saringan ini terbuat dari plat baja
yang disusun sejajar dengan jarak masing-masing 3cm. diletakkan dimuka
terowongan untuk menyaring kotoran yang lolos dari saringan kasar
sebelum masuk ke pipa tekan.

Gambar 2. 9 Saringan halus

Gambar 2. 10 Saringan kasar


27

2. Bangunan Pelimpah (Spilway)


Spilway berfungsi sebagai tempat pembuangan air bila terjadi
kelebihan elevasi air pada dam Tuntang maka air akan langsung dialirkan
menuju sungai tuntang.

Gambar 2. 11 Spilway

3. Saluran Intake
Saluran intake berfungsi untuk tempat masukan air ke waterway.

Gambar 2. 12 Saluran intake

4. Waterways
Waterways merupakan tempat mengalirnya air dari intake DAM
menuju ke turbin. Pada PLTA Jelok Total Panjang dari waterways yang
28

terdiri 2290 m untuk terowongan dan 591,9 m untuk penstock. Adapun


bagian bagian waterways yaitu :
a. Terowongan Air
Disebut pula dengan terowongan tekan dari pipa baja berlapis
beton yang ditanam panjangnya 2290 m dengan diameter 2,30 m.
adapun bagian dari terowongan tekan antara lain :
1. Leiding
Berfungsi sebagai pipa tunggal yang letaknya diatas tanah
sebagai tempat saluran air dari tunnel menuju aquaduct.

Gambar 2. 13 Leiding

5. Aquaduct
Aquaduct ini berfungsi untuk menempatkan saluran air diatas rawa
pening sehingga air dapat mengalir melewati sungai tuntang.

Gambar 2. 14 Aquaduct
29

6. Ventilasi udara (venting)


Berfungsi untuk mengeluarkan udara dan mengurangi gelembung-
gelembung udara didalam yang dapat merusak pipa.

Gambar 2. 15 Ventilasi Udara

7. Katup spui (Aftaf)


Katup spui berfungsi untuk saluran pembuangan endapan berupa
lumpur yang mengendap dibagian bawah trowongan.katub apui ini
terdapat pada terowongan yang letaknya didaerah rendah yangb
diperkirakan terdapat endapan, katup spui dibuka setiap sebulan sekali
selam 15 menit.

8. Saluran Pendatar
Saluran ini berfungsi menampung pelimpahan air dan untuk
menyerap tekanan air daripipa pesat apabila terjadi gangguan pada turbin
yang mendadak ataupun saat turbin dimatikan maka air akan kembali
keatas melalui pipa pesat, tekanan balik tersebut dapat menyebabkan
pecahnya pipa pesat. Saluran pendatar memiliki dimensi yang lebih besar
dengan diameter 4 m dan panjangnya 125 m serta tinggi 16 m, pada pipa
pendatar ini bagian atasnya terbuka.

9. Pipa pesat /penstock


Pipa pesat dipasang pada rumah klep sampai ke turbin, terbuat dari
30

pipa yang tahan terhadap tekanan tingi, pipa pesat berfungsi untuk
mengalirkan air dari rumah klep menuju turbin, tekanan dan kecepatan
aliran air mutlak untuk menggerakan turbin. Pada PLTA Jelok
menggunakan 2 buah pipa pesat, diameter pipa pesat bagian atas lebih
besar dibandingkan dengan diameter bagian bawah hal tersebut untuk
memperoleh kecepatan dan gtekanan air yang lebih besar.
Data teknis penstock PLTA Jelok sebagai berikut :
a. Tinggi terjun air : 144,4 m
b. Jumlah penstock : 2 buah
c. Panjang : ± 591,9 m
d. Tebal : 10 mm
e. Variasi diameter : 1,5 – 1,95 m
f. Diameter awal/ujung : 1,95 m
g. Diameter akhir : 1,5 m
h. Jumlah anker block : 8 buah
i. Jumlah sambungan muai :7
j. Jumlah main hole : 9 buah tiap penstock ST 41 dan M
41 B
k. Jenis pemasangan : ST 41 dan M 41 B 9,45 m³/detik
l. Aliran maksimal pipa 1 : 9,45 m³/detik
m. Aliran maksimal pipa 2 : 9,7 m³/detik

Gambar 2. 16 Penstock
31

Pada kontruksi penstock terdapat konstruksi atau bangunan lain sebagai


bagian dan merupakan kesatuan dari penstock, yaitu :
a. Anker Block
Angker block dipasang pada jarak tertentu atau pada belokan
pada penstock agar pada saat terjadi perubahan suhu Panjang
penstock tidak berubah, anker block dipasang setiap 120-150 m
sebagai penyangga berat atau penahan geser.
b. Sambungan expansi
Perubahan suhu akan menyebabkan pemuaian atau penyusutan
penstock, pada pemuaian dapat melengkung keatas atau kebawah.
Untuk menghindari hal tersebut maka pada penstock dilengkapi
dengan sambungan expansi yang terdapat didekat anker block.
c. Pondasi penyangga
Pondasi penyangga ini dibangun pada tiap-tiap anker block,
masing masing berjarak ± 6-12 m. pondasi ini dibuat agar penstock
dapat memungkinkan melakukan pergerakan apabila terjadi
pemuaian ataupun penyusutan sehingga pondasi ini juga berfungsi
sebagai penyangga penstock.
d. Cerobong udara
Cerobong udara terletak padabagian awal penstock, cerobong
berupa Menara dengan ketinggian kurang lebih 16 m. fungsi
cerobong udara adalah:
1. Untuk mengurangi tekanan tinggi apabila inlet valve menutup
karena terjadi gangguan
2. Pada waktu penstock dikosongkan , udara didalam dan diluar
tetap sama
3. Untuk membuang udara saat akan dilakukan pengisian penstock
e. Rumah katup
Rumah katup terletak pada ujung akhir dari pipa saluran tekan
dan merupakan awal dari saluran pipa pesat (penstock). Didalam
rumah katub terdapat beberapa jenis antara lain :
32

1. Katup tangan (manual)


2. Katup hydrolis/otomatis (security valve)
3. Katup buang/katup drainage
4. Katub pengisian (katub bypass)

Gambar 2. 17 Rumah katup PLTA Jelok

Katub-katub ini dipasangkan pada penstock melalui rumah


katup dan digunakan pada saat akan dilakukan pengisian serta
pengosongan penstock.

10. Saluran buang


Bagian akhir ini dari suatu sistem PLTA adalah pipa lepas,
saluran buang berfungsi untuk membuang air dari turbin setelah air
tersebut digunakan untuk memutar sudu turbin. Selain itu pipa lepas
memiliki kelebihan antara lain :
a. Memanfaatkan energi kinetik yang keluar untuk recovery
b. Memanfaatkan tinggi jatuh antara rotor dengan air bawah (tail water)
secara efisien

Air buangan dari PLTA Jelok ini dimanfaatkan untuk kebutuhan


memutar sudu turbin di PLTA Timo yang ditampung pada kolam tandon
harian PLTA Timo yang letaknya 6 km dari PLTA Jelok.
33

Gambar 2. 18 Saluran buang

11. Bangunan sentral


Bangunan sentral mrupakan bangunan utama yang berisi turbin,
generator serta penguatannya, mesin mesin pembantu panel control,
pengaman dan operator. Selain itu bangunan sentral memiliki fungsi
sebagai tempat akomodasi bagi peralatan-peralatan utama pembangkit
dan sebagai pusat kegiatan bagi para operator-operator dalam
menjalankan tugasnya.

Gambar 2. 19 Bangunan Sentral

Bangunan sentral di PLTA Jelok terdiri dari :


1. Ruang bawah tanah, terdiri dari ruang kabel, ruang battery, ruang
alat dan Gedung
34

2. Lantai 1 berisi : generator,turbin, governor, dan panel GE/GHC


3. Lantai 2 berisi : PMT, Trafo Ps, HVSG, Ruang Operator dan panel
kontrol
4. Bangunan penunjang terdiri dari kantor, bengkel, dan Gudang.
Semua kegiatan dapat berjalan lancar dan terkontrol karena adanya
bangunan sentral.

12. Turbin Francis


Rumah siput (spiral case) terbuat dari plat baja cor atau besi cor yang
disesuaikan dengan tinggi dan kapasitas untuk menahan sebagian besar
dari tekanan hydrolis yang menumbuk turbin. Sudu sudu antar (guide van)
diatur disekeliling luar rotor (runner) dan mengatur ukuran jarak sudu
antara sesuai dengan perubahan beban melalui mekanisme suatu pengatur.
Air berkecepatan tinggi mengalir melalui penstock dengan arah radial
yang arahnya dibelokkan sehingga besar tenaga aliran air dipindahkan ke
rotor dengan kecepatan tinggi akibatnya rotor memperoleh tenaga reaksi
dari aliran tersebut. Tenaga yang ditimbulkan pada rotor tergantung dari
tekanan hidrostatis dan debit air. Selanjutnya air dikeluarkan dari turbin
dengan arah aksial dan dikeluarkan menuju saluran pembuangan. Pada
jenis turbin francis, air masuk diatur oleh governor, posisi sudu jalan selalu
tetap. Turbin francis dapat digunakan pada tinggi jatuh sampai 350 m.
Data teknis turbin francis :
1. Merk : ECHERWYSS (HOLLAND)
2. Type : francis poros mendatar
3. Debit : 4481 lt/dt
4. Daya : 7280 HP
5. Kecepatan putar : 600 rpm
6. Tinggi terjun : 144,5 m
7. Tahun perakitan : 1937
8. Tahun commissioning : 1994 (setelah renovasi)
9. Effesiensi : 86,5 %
35

10. Main valve : DN 750 mm


11. Runner : DI 1200 mm
12. Sudu antar (guide vane) : 20 buah
13. Sudu putar : 13 buah
14. Diameter : 750 mm
15. Tekanan hidrolik : 58 – 62 bar

Bagian -bagian turbin adalah :


a. Rumah turbin
Rumah turbin berbentuk seperti rumah siput, rumah berfungsi
untukmenampung air sebelum air menggerakan runner.

Gambar 2. 20 Rumah Turbin

b. Sudu antar (guide vane)


Sebagai pintu masuk air dari rumah turbin ke runner dan
berfungsi mengatur debit air. Sudu antar ini digerakkan oleh closing
weight yang otomatis dikontrol oleh governor elektronik dengan
tekanan minyak
36

Gambar 2. 21 sudu antar (guide vane)

c. Sudu gerak (Runner guide)


Berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi air
menjadi energi mekanik (putaran).

Gambar 2. 22 sudu gerak (runner vane)

d. Poros Turbin
Poros turbin ini berbentuk silinder untuk menggerakan rotor
generator dengan jalan dikopel langsung.
37

Gambar 2. 23 Poros turbin

e. Draft Tube
Berfungsi untuk tempat mengalirnya air buangan yang sudah
digunakan memutar runner

Gambar 2. 24 Draft Tube

f. Katup Utama Main Inlet Valve (MIV)


Berfungsi untuk mengalirkan air masuk dari pipa pesat
menuju turbin.
38

Gambar 2. 25 katub utama Main Inlet Valve (MIV)

g. Governor
Berfungsi untuk mengatur serta menjaga agar putaran turbin
tetap stabil dengan mengontrol bukan katup pada guide vane. Pada
PLTA Jelok memiliki governor dengan type digital turbine logic
(DTL 525). Digital ini merupakan otak dari turbin, berfungsi untuk
perantara sinyal digital analog dan analog ke mekanik hidrolok.

Gambar 2. 26 Governor

h. Bantalan
Bantalan berfungsi untuk mengurangi panas, korosi dan
gesekan serta keausan panas. Sistem pendingin atau pelumasan ini
menggunakan media air dan minyak pelumas. Pelumas yang
39

dipakai yaitu merk Turbo T-68


Bantalan pada PLTA Jelok berjumlah 3 pasang :
1. Bantalan Turbin Air
Bantalan turbin air merupakan bantalan tekan atau thrust
bearing berfungsi untuk menerima gaya aksial dari poros.
Sistem pendingin pada bantalan turbin menggunakan
minyak pelumas untuk mengurangi panas korosi dan gesekan,
minyak pelumas ini bersikulasi dengan cara dipompa, serta
memanfaatkan air sebagai media pendingin minyakpelumas
tersebut dengan car perpindahan panas.

Gambar 2. 27 Bantalan Turbin Air

2. Bantalan Generator
Bantalan generator merupakan bantalan luncur atau guide
bearing yang berfungsi untuk menerima gaya radial dari poros.
Sistem pendinginan ini juga menggunakan air sebagai pendingin
minyak pelumas ada terdapat dalam bantalan.
40

Gambar 2. 28 Bantalan Generator

3. Bantalan Exiter
Bantalan exiter merupakan bantalan luncur atau guide
bearing yang berfungsi unuk menerima gaya radial dari poros,
Sistem pendingin ini juga mengunakan air sebagai pendingin
minyak pelumas ada terdapat dalam bantalan.

Gambar 2. 29 Bantalan Exiter

13. Generator
Generator merupakan mesin listrik yang dapat membangkitkan energi
listrik apabila rotor didalamnya berputar. Pada PLTA Jelok 4 nit generator
mempunyai sinkron 3 fasa.
41

Gambar 2. 30 Generator
Sistem pendingin generator memanfaatkan perbedaan tekanan luar
sehingga tertarik masuk lalu digunakan untuk mendinginkan rotor dan
statornya.

Gambar 2. 31 Ruang intake pending udara generator

14. Transformator
Transformator merupakan sebuah alat untuk menaikan atau
menurunkan tegangan listrik . pada PLTA Jelok transformator digunakan
untuk menaikan tegangan 6kV yangbdihasilkan generator menjadi 30 kV.
Transformator memanfaatkan bentuknya yang bersirip sebagai media
pendinginan dengan memanfaatkan udara lingkungan.
42

Gambar 2. 32 Transformator

15. Pemutus Tenaga (PMT)


Pemutus Tenaga merupakan peralatan switching mekanis yang
mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
nomal maupun gangguan. Terdapat 4 PMT pada PLTA Jelok yang
masing-masing melayani satu unit pembangkit.

Gambar 2. 33 Pemutus Tenaga

16. Auxilliary Power Supply


Auxilliary Power Supply memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Suplai arus untuk membangkitkan medan magnet generator
2. Suplai tegangan pada control room dan main circuit breaker (MCB)
3. Suplai tegangan sistem eksitasi generator 1-4
4. Suplai tegangan kontrol unit 1-4
43

Gambar 2. 34 Auxilliary Power Supply

17. Battery dan Inverter


Battery mempunyai fungsi sebagai penyimpan daya untuk
digunakan pada sistem control PLTA Jelok. Inverter berguna untuk
mengubah arus AC menjadi DC dengan tegangan sesuai kebutuhan. Disini
listrik yang didapatkan dari trafo akan masuk ke inverter, dirubah menjadi
arus AC dan di supply ke battery sebelum menjadi tenaga dari sistem
kontrol.

Gambar 2. 35 Battery
44

Gambar 2. 36 Inverter

18. Panel LVDB dan HVSG


Panel LVDB (Low Voltage Distribution Board) berfungsi untuk
mengatur tegangan listrik yang dihasilkan oleh mesin HA. Panel HVSG
(High Voltage Switchgear) berfungsi untuk mengatur tegangan listrik yang
dihasilkan oleh generator sebelum ke transformator.

Gambar 2. 37 High Voltage Swich Gear (HVSG)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN ALAT BAHAN

3.1 Langkah Penelitian

Gambar 3. 1 Flowchart tahap penelitian

3.1.1 Studi Literatur


Pada tahap ini untuk mengetahui terkait “SISTEM EKSITASI
GENERATOR DI PT. INDONESIA POWER MRICA PGU SUB UNIT PLTA
JELOK”

45
46

Dalam tahap ini saya menggunakan buku dan jurnal penelitian


sebelumnya tentang sistem eksitasi generator sebagai panduan untuk membantu
dalam penyususan laporan KP dan untuk mendapatkan landasan teori mengenai
masalah yang akan diteliti

3.1.2 Interview
Pada tahap ini saya melakukan interview atau tanya jawab dengan teknisi
senior terkait dengan judul yang sudah saya tentukan yaitu sistem eksitasi
generator untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Saya bertanya kepada
teknisi tentang bagaimana prinsip kerja sistem eksitasi di PLTA Jelok.

3.1.3 Observasi dan Dokumentasi


Pada tahap ini saya mengambil data langsung ke lapangan secara
observative. Dengan melakukan pengamatan langsung penulis dapat mengetahui
kondisi pasti dilapangan demi ke akuratan data yang di peroleh. Dengan
melakukan observasi saya akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi kondisi di PLTA Jelok, jadi akan dapat diperoleh pandangan
yang menyeluruh.
Langkah-langkah observasi dan dokumentasi yang saya lakukan sebagai
berikut:
1. Melihat langsung ke ruang power house (rumah pembangkit) yang
didalamnya terdapat bagian bagian PLTA seperti turbin air, generator, ruang
kontrol, dan lain-lain.
2. Mengambil gambar komponen eksitasi seperti :
a. Batteray 110 VDC
b. Automatic Voltage Regulator (AVR)
c. Field Current Regulator (FCR)
d. Pemutus Tenaga (PMT)
e. Inverter
47

3.1.4 Bimbingan
Tahapan bimbingan adalah tahapan ketika semua yang telah saya
dipelajari dari awal hingga proses pengolahan data diperiksa oleh supervisior.
Saat tahapan ini saya mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan
supervisior terhadap permasalahan yang timbul.

3.1.5 Penulis Naskah Penelitian


Pada tahap ini penulis memulai menuliskan hasil dari penelitian sesuai
dengan data-data yang diperoleh selama kerja praktik dan melakukan bimbingan
terhadap dosen pembimbing agar penulisan naskah penelitian sistem eksitasi
generator dapat mendapatklan hasil yang maksimal.
48

3.2 Alat Penelitian


3.2.1 Voltmeter
Voltmeter dalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran
tegangan atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik
yang dialiri arus listrik.

Gambar 3. 2 Voltmeter

3.2.2 Tachometer Digital


Tachometer atau kadang kita sebut RPM adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan putar generator di PLTA Jelok. Di PLTA Jelok memakai
jenis tachometer digital.

Gambar 3. 3 Tachometer Digital


49

3.3 Bahan penelitian


3.3.1 Generator

Gambar 3. 4 Generator

Generator merupakan mesin listrik yang dapat membangkitkan energi listrik


apabila rotor didalamnya berputar. Pada PLTA Jelok 4 nit generator mempunyai
sinkron 3 fasa. Sistem pendingin generator memanfaatkan perbedaan tekanan
luar sehingga tertarik masuk lalu digunakan untuk mendinginkan rotor dan
statornya.

3.3.2 Baterai 110 VDC


Battery pada PLTA Jelok sebagai penguatan awal generator. Saat
generator berputar pertama kali 0% sampai putarannya 90%, diproses penguatan
tersebut generator akan mendapat suplai tegangan batteray 110 VDC.
50

Gambar 3. 5 Baterai 110 VDC

3.3.3 Inverter
Inverter berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC dengan tegangan
yang dibutuhkan.

Gambar 3. 6 Inverter

3.3.4 Automatic Voltage Regulator (AVR)


Automatic voltage regulator (AVR) adalah peralatan yang berfungsi
untuk mengatur tegangan yang akan diinjeksikan ke generator.
51

Gambar 3. 7 Automatic Voltage Regulator (AVR)

3.3.5 Field Current Regulator (FCR)


Field Current Regulator (FCR) merupakan salah satu pengatur dari sistem
eksitasi yang digunakan apabila AVR tidak dapat difungsikan karena adanya
gangguan apabila tegangan real < 13,1 kV.

Gambar 3. 8 Field Current Regulator (FCR)

3.3.6 Pemutus Tenaga (PMT)


Pemutus Tenaga merupakan peralatan switching mekanis yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi nomal maupun
gangguan. Terdapat 4 PMT pada PLTA Jelok yang masing-masing melayani
satu unit pembangkit.
52

Gambar 3. 9 Pemutus Tenaga (PMT)

3.3.7 Sikat Arang


Sikat arang berfungi untuk menyalurkan sumber DC menuju belitan rotor
generator. Sikat terbuat dari karbon, grafit, logam grafit, atau campuran karbon
dan grafit yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya
tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan.

Gambar 3. 10 Sikat arang


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Generator sinkron 3 phasa


4.1.1 Pengertian Generator Sinkron 3 phasa
Generator merupakan sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dua bagian utama, yaitu stator dan
rotor. Stator yaitu bagian dari generator yang tidak bergerak, sedangkan rotor
bagian dari generator yang berputar.
Rotor terdiri dari 10 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar membentuk 5 pasang kutub. Kutub ini dialiri arus eksitasi dari
Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak
satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga akan ikut
berputar. Rotor yang berputar memproduksi tegangan dikawat setiap kali sebuah
kutub melewati coil yang terletak distator. Tegangan yang dihasilkan inilah yang
kemudian menjadi listrik. Sistem pendinginan pada generator adalah Cooling
Water System (WTS).
Data teknis generator :
Tipe : ELIN-Sv 260/10-114
Kapasitas : 6100 kVA
Tegangan : 6000 Volt
Arus : 587 Ampere
Frekuensi : 50 Hz
Faktor : 0,9
Putaran : 600 rpm
Tegangan Eksitasi : 113 V
Arus Eksitasi : 430 A

53
54

1. Bagian-bagian pada generator :


a. Rotor

Gambar 4. 1 Rotor

Rotor merupakan satu bagian dari generator yang bergerak atau


berputar. Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap).
Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu :
1. Inti kutub
Pada inti kutup terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi
sebagai jalan atau fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan.
Pada kumparan medan ini terdapat dua bagian sebagai jalur untuk arus
pemacuan dan bagian yang diisolasi dalam bagian ini harus benar-benar
baik dalam hal kekuatan mekanis, ketahanan alan suhu yang tinggi, dan
kekuatan sentrifygal yang besar.
Kontruksi rotor yang memiliki putaran yang tinggi menggunakan
kontruksi rotor dengan kutub silindris. Kontruksi ini tahan akan gaya besar
akibat dari putaran yang tinggi. Sedangkan untuk putaran yang rendah
seperti di PLTA Jelok (<1000 rpm), menggunakan kontruksi dengan kutup
menonjol atau salient pole dengan jumlah kutup relative banyak. Pada
prinsipnya salah satu bagian kutub ini dibuat sebagai yang tetap dan bagian
lainnya dibuat berputar.
55

2. Kumparan Medan
Kumparan medan pada rotor disuplai dengan medan arus searah
untuk menghasilkan fluks dimana arus searah tersebut dialirkan ke rotor
melalui sebuah cincin. Jadi jika rotor berputar maka fluks magnet yang
timbul akibat arus searah tersebut akan memotong konduktor dari stator
yang mengakibatkan timbulnya gaya gerak listrik. Belitan searah pada
struktur medan yang berputar dihubungkan ke sebuah sumber luar melalui
slipring atau brush. Slipring ini berputar bersama-sama dengan poros dan
rotor. Banyaknya slipring ada dua buah dan pada tiap-tiap slipring dapat
menggeser brostel yang masing-masing merupakan positip dan negatip
guna penguatan ke lilitan medan pada rotor. Slipring terbuat dari besi baja,
kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan
isolasi. Untuk membangkitkan arus searah dibutuhkan sebuah system
penguat atau Exiter, suplai diperoleh dari pembangkit itu sendiri kemudian
disearahkan seterusnya dikembalikan ke rotor melalui slipring.

b. Stator

Gambar 4. 2 Stator
56

Stator terdiri dari beberapa bagian, yaitu :


1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang
diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy
current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan
konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang
terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-
masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan
stator ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang
berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya
memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

4.2 Sistem Eksitasi Generator


4.2.1 Pengertian Sistem Eksitasi Generator
Sistem eksitasi generator adalah pasokan listrik DC sebagai penguatan
pada generator listrik atau pembangkit medan magnet secara buatan, sehingga
satu generator dapat menghasilkan energil istrik dengan besar tegangan keluaran
generator tergantung pada besarnya arus eksitasi. Terdapat 5 pasang kutub utara
dan selatan pada rotor, dimana ketika kutub ini dialiri arus eksitasi maka akan
timbul magnet.
Sistem eksitasi PLTA Jelok menggunakan semikonduktor statik seperti :
thyristor daya dan dioda-dioda pada sirkuit dayanya. Daya eksitasi diambil dari
terminal generator melalui trafo eksitasi dan penyearah daya yang disuplai
masuk ke slipring sebagai arus medan. Tegangan medan kontrol dengan
pemicuan gate pada jembatan penyearah daya.
57

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi


Saat generator diputar, Pilot Exciter yang memiliki permanent magnet
pada rotor (field) koilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power ini
kemudian akan menjadi sumber power untuk Automatic Voltage Regulator
(AVR). Oleh AVR tegangan AC tersebut disearahkan menjadi tegangan DC dan
diatur besar arusnya untuk kemudian disalurkan ke AC Exciter field (stator) coil.
Arus yang mengalir di field coil membangkitkan AC 3-phase di armature coil
AC Exciter. Tegangan AC itu kemudian disearahkan oleh dioda silikon yang
terdapat di rangkaian rotating rectifier menjadi tegangan DC. Arus yang
dihasilkan oleh rotating rectifier kemudian akan disalurkan ke field coil dari
generator.

Gambar 4. 3 Diagram sistem eksitasi


Output AC Exciter yang berupa tegangan AC kemudian disearahkan oleh
Rotating Rectifier yang kemudian diumpankan ke field coil dari generator.
Konstruksi ini tidak membutuhkan injeksi arus melalui komponen sliding yang
menggunakan komutator, carbon-brush dan slip ring

4.2.3 Sistem Eksitasi Statik


Sistem eksitasi PLTA Jelok menggunakan semikonduktor statik seperti :
thyristor daya dan diode-dioda pada sirkuit dayanya. Daya eksitasi diambil dari
terminal generator melalui trafo eksitasi dan penyearah daya yang disuplai
58

masuk ke slipring sebagai arus medan. Tegangan medan control dengan


pemicuan gate pada jembatan penyearah daya.
Sistem eksitasi statik, sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang
bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari
output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformer.

Gambar 4. 4 Prinsip kerja Eksitasi Statik


Seperti pada gambar diatas dapat dilihat bahwa suplai daya listrik
megambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian
diserahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk
eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang.
Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC
regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai
kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum
mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari
baterai.
Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem eksitasi statik
meliputi :
 Periksa sikat arang tekanannya
59

 Periksa baut-baut terminal dari sikat arang


 Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang
 Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihan
permukaanya
 Periksa sistem penyearah (rectifier)
 Ukur tahanan transformator dari rectifier
 Periksa baut-baut terminal apakah ada bekas pemanas lebih

4.2.4 Sistem Eksitasi Dinamik


Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari
eksiter yang merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya merupakan
generator DC atau dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian
disearahkan menggunakan rectifier. Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu PMG
(Permanen magnet generator), mengghasilkan arus eksitasi AC yang
disearahkan menggunakan rectifier pada stator AC exsiter kemudian arus
keluaran pada generator AC eksiter di searahkan menggunakan rotating
rectifier. Hasilnya digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada generator
utama. Jika tegangan sudah mencapai nilai yang diinginkan untuk menjaga
tegangan agar berada pada nilai nominalnya menggunakan AVR (Automatic
Voltage Regulator) yang digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau
menurunkan arus eksitasinya.

Gambar 4. 5 Sistem eksitasi dinamik


60

4.2.5 Proses Eksitasi di PLTA Jelok


Pada proses eksitasi pembangkitan tenaga lisrik tenaga air di PLTA Jelok
terdapat generator yang dapat menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, namun listrik yang menghasilkan listrikyang dihasilkan belum
mencapai target yang dibutuhkan atau tegangan masih rendah (remanent). Maka
dari itu fungsi penguatan sangat diperlukan dalam proses. Pembangkitan untuk
menghasilkan tegangan 3 fasa yang sesuai dengan kapasitas generator tersebut.
Di PLTA Jelok sistem eksitasi menggunakan penguatan secara terpisah dan
penguatan sendiri dikarenakan pada generator PLTA Jelok arus eksitasi pertama
disuplai dari baterray 110 VDC dan penguatannya selanjutnya dilakukan sendiri
oleh generator tersebut yang terlebih dahulu disearahkan melalui thyristor. Pada
saat generator beroperasi, generator memerlukan penguatan yang disuplai dari
tegangan DC sebesar 110 VDC. Penyaluran tegangan 110 VDC disalurkan
melalui slip ring atau cincin geser. Proses penguatan medan magnetnya
memerlukan waktu 10 detik agar dapat menghasilkan penguatan tersebut. Dalam
pembangkitan listrik di PLTA Jelok apabila generator sudah beroperasi 90%
maka generator tersebut sudah dapat menghasilkan listrik sebesar 13,8 kV.
Setelah penguatan pertama berhasil, maka suplai dari tegangan 110 VDC akan
dilepas sehingga penguatan selanjutnya dilakukan generator itu sendiri dengan
cara tegangan sebesar 13,8 kV masuk ke trafo eksitasi yaitu jenis trafo step
down. Dari trafo eksitasi tersebut tegangan diturunkan dari 13,8 kV menjadi 335
VAC, setelah tegangan pada trafo eksitasi diturunkan maka proses selanjutnya
tegangan 335 VAC disearahkan melalui thyristor menjadi 110 VDC. Pada
sistem eksitasi ini dilakukan untuk menguatkan kutub medan pada rotor agar
mampu menghasilkan fluks litrik.

4.3 Alarm dan trip pada Sistem Eksitasi Generator


Indikasi alarm panel eksitasi PLTA Jelok yaitu :
a. DC Supplay
Akitbatnya eksitasi trip, Penyebabnya karena hubungan singkat
atau over load, maka cara mengatasi yaitu dengan cara MCB di on ka,
61

fuse dikembalikan, kemudian periksa trafo eksitasi, periksa kabel daya


dan busbar.
b. Speed trip
Akibatnya eksitasi trip pada operasi tanpa beban, hanya
diindikasikan secara local, karena bukan gangguan interval. Maka cara
mengatasi yaitu naikkan kecepatan generator, kemudian periksa relai
deteksi kecepatan dan rangkaian interface.
c. Volt Sens Failure
Akibatnya transfer ke mode manual pada saat operasi sedan auto,
penyebabya yaitu gangguan pada PT generator dan gangguan pada
sensor tegangan. Cara mengatasinya yaitu kita on kan MCB.
Memeriksa PT dan sirkuit berikutnya.

4.4 Gangguan Pada Sistem Eksitasi Generator


Gangguan-gangguan pada sistem eksitasi di PLTA jelok tuntang serta cara
memecahkan masalah tersebut.
a. Tegangan generator tidak naik
Penyebab masalah tegangan generator tidak naik yaitu karena
unit dalam keadaan putaran yang tidak normal, cara mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan menaikkan kecepatan putaran unit
lalu periksa kontak speed.
b. Tegangan terminal terlalu tinggi
Penyebab masalah tegangan terminal terlalu tinggi yaitu karena
terjadi kerusakan Automatic Voltage Regulator (AVR), cara mengatasi
masalah tersebut yaitu periksa AVR, terminal kabel, periksa apakah
mode sedang berjalan dalam keadaan manual.
c. Beban tidak seimbang.
Penyebab masalah beban tidak seimbang karena kecepatan
putaran berbeda pada static, cara mengatasinya yaitu kita periksa
governor.
d. Tegangan generator hanya 2% sampai 5%
62

Penyebab tegangan generator hanya 2% sampai 5% karena rotor


terputus / short circuit, cara mengatasi masalah tersebut dengan cara
unit dimatikan / shutdown, lalu kemudian periksa lilitan rotor dan
circuit exiter dan periksa kontak mesin.

4.5 Pemeliharaan Sistem Eksitasi Generator


Untuk menjaga kelangsungan kerja dari sistem operasi unit 1 - 4, maka
harus dilakukan maintenance (pemeliharaan) terhadap sistem eksitasi generator.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga life time sistem dari pembangkit. Dalam
sistem eksitasi generator, pemeliharaan yang perlu dilakukan sebagai berikut :

4.5.1 Pemeliharaan Rutin


- Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan
sebagainya dilakukan setiap hari.
- Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan
pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan.
- Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.
- Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump.

4.5.2 Pemeliharaan Periodik


Pemeliharaan ini dilakukan terhadap alat-alat bantu, kekerasan baut,
pergantian peralatan, dan lain-lain. Pemeliharaan ini biasanya dilakukan stelah
mesin beroperasi 8000 jam.
1. Rotor
- Periksa kelonggaran beban penyeimbang.
- Periksa perubahan bentuk, dan kelonggaran dari ujung penghantar
fleksibel.
2. Dioda putar (diode wheel)
- Periksa sekeringnya
- Periksa perubahan bentuk, dan kelonggaran dari ujung penghantar
(lead).
63

3. Generator
- Periksa kerusakan, retak atau putusnya ujung penghantar phasa.
- Periksa tahanan isolasi kumparan medan.
- Periksa baut pengencangnya.
- Periksa celah antara stator dan rotor.
- Periksa isolasi stator.

4.5.3 Pemeliharaan Peralatan Eksitasi


1. Thyristor Converter
- Pembersihan dengan vakum pada kubikel conventer.
- Membersihkan atau mengganti filter udara kubikel.
2. Field Breaker
- Membersihkan dan melumasi motor fan pendingin dengan gemuk.
- Memeriksa fuse pada proteksi
3. Trafo Eksitasi
- Membersihkan peralatan eksitasi.
- Memeriksa pengaman dan bagian peralatan lainnya.
- Memeriksa overload, kerusakan isolasi, keausan dan kerusakan lainnya.

4.5.4 Pemeliharaan Overhaul


Ruang lingkup kegiatan Major Overhaul meliputi pembongkaran total,
perbaikan, pemeriksaan, pengukuran, penyetelan, penggantian peralatan dan
dilakukan pengujian karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka
waktu yang diperlukan relative lebih lama
Pemeliharaan ini dilakukan dengan maksud untuk:

a. meningkatkan daya mampu mendekati install capacity;


b. meningkatkan keandalan;
c. meningkatkan efisiensi;

ketiga sasaran MO yang harus dicapai, maka waktu kegiatan yang


dibutuhkan relatif lebih lama karena memerlukan pembongkaran peralatan utama
64

untuk diadakan pemeriksaan, penyetelan, perbaikan, penggantian, dan pengujian


agar ketiga sasaran tersebut dapat tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dengan berakhirnya kerja praktik lapanganb selama sebulan di PLTA
Jelok yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem eksitasi PLTA Jelok menggunakan semikonduktor statik
seperti : thyristor daya dan diode-dioda pada sirkuit dayanya. Daya
eksitasi diambil dari terminal generator melalui trafo eksitasi dan
penyearah daya yang disuplai masuk ke slipring sebagai arus medan.
Tegangan medan kontrol dengan pemicuan gate pada jembatan
penyearah daya.
2. Fungsi eksitasi yaitu membangkitkan tegangan pada stator generator
dengan mensuplai arus DC pada rotor generator.
3. Pemeliharaan eksitasi terhadap generator hanya dilakukan demgan cara
membersihkan panel eksitasi untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya gsngguan pada atau trip.

5.2 Saran
Teknisi maupun asisten teknisi tidak boleh lengah untuk mengantisipasi jika
terjadi fault pada sistem eksitasi, agar dapat mengambil tindakan secara tepat dan
cepat supaya tidak terjadi kerusakan yang serius.

5.2.1 Saran Untuk Pihak Perusahaan


Berdasarkan dari hasil praktik kerja lapangan di PLTA Jelok terdapat
beberapa saran seperti :
1. Peleliharaan unit pembangkit secara keseluruhan harus dilakukan secara
rutin dan secara detail untuk mengurangi gangguan yang dapat
menyebabkan menurunnya hasil produksi.
65
66

2. Penerapan K3 dilingkungan sub unit PLTA Jelok harus lebih


diperhatikan karena keselamatan kerja adalah yang utama.
3. Agar peralatan di setiap unit berjalan dengan lancer, maka perlu adanya
pengecekan secara detail serta perawatan secara berkala dari alat
tersebut berdasarkan inspeksi dan perbaikan yang telah dilakukan
sehingga perawatan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.

5.2.2 Saran Untuk Pihak Kampus


Saran dari kami untuk kampus adalah meningkatkan pembekalan siswa

terhadap bidang jurusannya masing-masing seperti basic-basic yang biasanya

dilakukan oleh siswa sebelumnya saat kerja praktik.

5.3 Penutup
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih ats kesempatan yang telah
di berikan selama ini dari berbagai pihak. Kemudian untuk menambah kemajuan
dan peningkatan di masa yang akan dating maka penulis akan sangat senang
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, Semoga apa yang telah di
lakukan ini dapat bermanfaat bagi orang lain terutama bagi penulis.
67

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Jusmin, dkk. Sistem Eksitasi Generator Sinkron. Bandung.


Shahl, Suad Ibrahim, 2015, e-book Synchronuous Generator
Arismunandar, Artono. 2000. Teknik Tenaga Listrik. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
PT. Indonesia Power. 2004. Unit Bisnis Pembangkitan/Generator Bussines
Unit Of Mrica.
68

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai