Anda di halaman 1dari 33

RESUME

Pembangkit Listrik bersumber dari Energi Baru Terbarukan

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit


listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan
dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas
daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta
keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi
mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui
kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-
sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan
untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran
poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara
langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas
listrik pada jaringan.
Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit
listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran
airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat
pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang
melalui penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW)
yang tersedia dapat ditulis sebagai :
P = 9.81 x p x h

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air
menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya
memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%),
daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia.
Gambar 1 menunjukkan pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

Gambar 2. Pusat PLTA pada umumnya

Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas
penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan
lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak,
ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang
melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang
bendungan. Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan,
tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering,
ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir
lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air
yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas
pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air
yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi
reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air
lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang
terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW
kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih
dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW
merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di
eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik
pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga
menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah
negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan
sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar
2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat
secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan
lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia
yang telah digunakan.
Gambar 3. Potensi Air di Dunia

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang
besar, yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1
menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1. Perbandingan antara beberapa ukuran PLTA

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara


terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban
listrik sangat dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari pengaturan
penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas alami dari pembangkit listrik
tenaga air yang memiliki respon yang cepat dalam ukuran menit terhadap
perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis ini sangat berharga karena
memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan beban
yang terduga maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan
baik dan digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari
potensi air skala besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga
air skala besar merupakan sumber energi terbarukan yang paling diinginkan
berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun
2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5
GW dengan membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar
di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal
yang besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.

Penjelasan Rinci PLTA

Gambar 4. Penjelasan Rinci PLTA

Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung
dalam waduk (1) yang ditunjang dengan bangunan bendungan (3). Air tersebut
dialirkan melalui saringan Power Intake (2) kemudian masuk ke Pipa Pesat
(Penstock) (4) untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung
pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) (5) untuk mengalirkan air
ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di
stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi
kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip
pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada
turbin (6). Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air
yang keluar dari turbin melalui Tail Race (8) selanjutnya kembali ke sungai (9).
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah (13,8
kV). Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo
Utama (10) menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit
ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/ dibagi di Switch Yard
150 kV Gardu Induk Mrica (11) dan selanjutnya disalurkan/ interkoneksi ke
sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV
(12). Disamping itu waduk PB Soedirman dengan sungai Serayunya yang
mempunyai karakteristik khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air
tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) (13).

Kelebihan dan Kekurangan PLTA


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi
gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan
baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisat.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak negatif
dari pembangunan PLTA pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan
ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya bendungan, pembangunan
bendungannya juga memakan biaya dan waktu yang lama.Disamping itu,
terkadang kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan
kerugian yang sangat besar.

Prinsip Dasar dan Cara Pemanfaatan PLTA


Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi tenaga air ini adalah dengan (i)
mengandalkan jumlah debit air dan (ii) dengan memanfaatkan ketinggian
jatuhnya air.
Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk
pembangkit listrik : (a) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun
bendungan dan reservoir atau yang sering disebut dengan Run-of-river
Hydropower ; (b) membangun bendungan dan membuat reservoir untuk
mengalirkan air ke turbin.
Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari
aliran air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau
waduk) melalui intake, kemudian dengan menggunakan pipa pembawa
(headrace) air diarahkan menuju turbin. Beberapa PLTA biasanya
menggunakan pipa pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju turbin/kincir
air, dengan tujuan meningkatkan energi dalam air dengan memanfaatkan gravitasi
dan mempertahankan tekanan air jatuh.
Gambar 5. Pembangkit Listrik Tenaga Air
(a) dengan bendungan, (b) tanpa bendungan

Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan


tertentu, sehingga terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik.
Sementara air yang tadi digunakan untuk memutar turbin dikembalikan ke
alirannya. Energi listrik yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung,
disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik
pada jaringan.

Gambar 6. Turbin Air (a) Pelton, (b) Francis, (c) Propeller


2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
A. Pengertian Mikrohidro
Pembangkitan listrik mikrohidro adalah pembangkitan listrik dihasilkan oleh
generator listrik DC atau AC. Mikrohidro berasal dari kata micro yang berarti
kecil dan hydro artinya air, arti keseluruhan adalah pembangkitan listrik daya
kecil yang digerakkan oleh tenaga air. Tenaga air besaral dari aliran sungai kecil
atau danau yang dibendung dan kemudian dari ketinggian tertentu dan memiliki
debit yang sesuai akan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan generator
listrik.
Generator yang digunakan untuk mikrohidro dirancang mudah untuk
dioperasikan dan dipelihara, didesain menunjang keselamatan, tetapi peralatan
dari listrik akan menjadi berbahaya bila tidak digunakan dengan baik. Beberapa
point dari pedoman ini, instruksinya menunjukan hal yang wajib diperhatikan dan
harus diikuti seperti ditunjukkan berikut ini.

B. Prinsip Kerja PLT Mikrohidro


Pembangkit tenaga listrik mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan beda
ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air irigasi, sungai
atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan
energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan
energi listrik.

C. Konversi Energi PLTMH


Energi Potensial - Energi Mekanik - Energi Listrik
Gambar 7. Sistem PLTMH

D. Bagian-bagian PLT Mikro Hidro

Gambar 8. Sistem PLTMH

1. Waduk (reservoir)
Waduk adalah danau yang dibuat untuk membandung sungai untuk memperoleh
air sebanyak mungkin sehingga mencapai elevasi.
2. Bendungan (dam)
Dam berfungsi menutup aliran sungai – sungai sehingga terbentuk waduk.Tipe
bendungan harus memenuhi syarat topografi, geologi dan syarat lain seperti
bentuk serta model bendungan.

Gambar 9. Bendungan

3. Saringan (Sand trap)


Saringan ini dipasang didepan pintu pengambilan air, berguna untuk menyaring
kotoran–kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih dan tidak
mengganggu operasi mesin PLTMH.

Gambar 10. Saringan


4. Pintu pengambilan air (Intake)
Pintu Pengambilan Air adalah pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya
digunakan saat pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakn pembersihan pipa atau
perbaikan.

Gambar 11. Intake

5. Pipa pesat (penstok)


Fungsinya untuk mengalirkan air dari saluran pnghantar atau kolam tando
menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan
maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar
turbin. Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar
yang timbul termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang
cukup mahal, untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.
Gambar 12. Penstok

6. Katub utama (main value atau inlet value)


Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air,
Menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup
saat perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan
tekanan air pada katup utama digunakan pompa hidrolik.

7. Power House
Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin air,generator, peralatan
Bantu, ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang control.
Beberapa instalasi PLTMH dalam rumah pembangkit adalah :
a. Turbin, merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima
energi potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran
turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Gambar 13. Turbin

b. Generator, generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC.


Untuk memilih kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik
disesuaikan dengan perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan
generator dalam menghasilkan listrik biasanya dinyatakan dalam VoltAmpere
(VA) atau dalam kilo volt Ampere (kVA).

Gambar 14. Generator


c. Penghubung turbin dengan generator, penghubung turbin dengan generator atau
sistem transmisi energi ekanik ini dapat digunakan sabuk atau puli, roda gerigi
atau dihubungkan langsung pada porosnya.
1) Sabuk atau puli digunakan jika putaran per menit (rpm) turbin belum
memenuhi putaran rotor pada generator, jadi puli berfungsi untuk menurunkan
atau menaikan rpm motor generator.
2) Roda gerigi mempunyai sifat yang sama dengan puli
3) Penghubung langsung pada poros turbin dan generator, jika putaran turbin
sudah lama dengan putaran rotor pada generator.

Gambar 15. Instalasi PLTMH

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Energi Matahari telah diketahui dapat dirubah menjadi energi listrik
dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan Solar Cell (Sel Surya/
Matahari) dengan teknologi Photovoltaic. Pembangkit listrik tenaga surya jenis
Solar Cell menggunakan konsep sederhana, yaitu mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari
sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk
memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat
menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
dari cahaya matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan
bahan bakar, sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah
lingkungan.
Teknologi lainnya adalah Solar Thermal Energy (STE) yang merupakan
teknologi mengumpulkan energi matahari sebagai energi panas dengan
menggunakan pantulan cermin sesuai area yang dibutuhkan yang dipusatkan atau
ditujukan kepada suatu titik penangkap panas matahari yang telah difokuskan
cermin tersebut. Telah terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga matahari/
surya (PLTM/ PLTS) atau Solar System (Solar Thermal System) yang dibangun.

Gambar 16. Solar Thermal System

Solar Thermal System lebih cocok untuk daerah panas dan gersang.
Kelemahan Solar System Konvensional adalah berkurangnya tenaga listrik ketika
malam hari ataupun ketika cuaca mendung. Untuk mengatasi hal ini, Solar
Reverse telah membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM)
atau kadang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di California.
Bedanya adalah cairan pemanas sebagai penggerak turbin digunakan bukan air
biasa, tetapi menggunakan cairan garam (MOLTEN SALT).
Cairan Molten Salt dapat mencapai suhu 1000 derajat Fahrenheit (537
derajat Celcius) ketika mengalir turun dari tower pemanas dan setelah digunakan
oleh turbin, suhu molten salt masih berkisar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat
Celcius) yang menuju ke tower untuk digunakan atau dipanaskan kembali.
Gambar 17. Skema Solar Thermal System

Teknologi baru ini agak berbeda dengan sistem tenaga matahari


konvensional. Pada teknologi Molten Salt, cairan tersebut juga disimpan pada
tabung Thermal Storage System yang akan dilepas lagi ketika dibutuhkan pada
malam hari atau ketika cuaca mendung. Hal ini diharapkan sesuai kapasitas dapat
memberikan listrik selama 24 jam penuh.
PLTM/ PLTS ini menggunakan banyak cermin di sekeliling tower
pemanas untuk memantulkan cahaya panas matahari ke titik pusat tower yang
berisi aliran cairan Molten Salt. Molten salt yang digunakan dan disimpan
diharapkan dapat memberikan efisiensi kerja dan hasil akhirnya adalah
tersedianya listrik selama 24 jam penuh kepada pemakai.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB)


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam,
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin mengkonversikan energi angin
menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara
kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan
untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga
akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir
angin adalah sebagai berikut :
Gambar 18. Sketsa Kincir Angin

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan


mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global
di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Syarat–syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2. Kondisi Angin

Tabel 3. Tingkat Kecepatan Angin

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind
Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang
dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1%
dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai GigaWatt.

Gambar 19. Grafik Data dari WWEA

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total


kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800
kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun.
Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat
lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa
Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada
kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan
mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total 58.982
MW yang 69% berada di Eropa (2005). Dia merupakan cara alternatif penghasilan
listrik yang paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang berharga bagi
stasiun tenaga berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan kapasitas listrik
diproduksi-angin berlipat empat antara 1999 dan 2005. 90% dari instalasi tenaga
angin berada di AS dan Eropa. Pada 2010, Asosiasi Tenaga Angin Dunia
mengharapkan 120.000 MW akan terpasang di dunia.

Gambar 20. Pembangkit Listrik Tenaga Angin


5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Gambar 21. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power


generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena
banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau
Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan teknologi
ini antara lain : bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah daripada PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan aman, bahkan geothermal adalah yang
terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun
tergolong ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila
pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit
dengan skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah
kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan
penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam
reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup kemungkinan
bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga membawa
pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi,
antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah.
Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit listrik tenaga
panas bumi (PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap
panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi.
Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi.
Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar
untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya
di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapatkan air dari lapisan
humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan
kantong uap tersebut, hingga uap dalam akan menyembur keluar. Semburan uap
dialirkan ke turbin penggerak generator. Namun ada dampak yang tidak
menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap yang keluar dari sumur
sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat
sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2,
H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu
turbin dan mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi
air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah
kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah
maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan
tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit
yang menggunakan energi yang terbaharukan.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan
mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas
panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga
uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.
Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin
generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.Pembangkit listrik
tenaga panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.

Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu :


1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistim double flash adalah 15-20 %lebih produktif
dengan sumur yang sama dibanding dengan simple flash.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Energi panas bumi "uap basah"
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi
kira- kira 20 % uap dan 80 % air.Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan
jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan
air.Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan
generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi panas bumi "air panas"


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas
yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya
kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab
dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga
listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem
biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya
dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan
menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi "air panas"
bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan
dengan energi panas bumi jenis lainnya.

3. Energi panas bumi "batuan panas"


Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi
akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini
harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan
dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali
sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada
umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya
cukup tinggi.

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


a.) Reservoir Panas Bumi
Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
yang ber-suhu rendah (low temperature) dengan suhu <1500>high tempera-ture)
dengan suhu diatas 1500C.Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber
pem- bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kate-gori high temperature.
Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low
temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
b.) Pembangkit (Power Plants)
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat
beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F
(50 s/d 2500 C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan
beroperasi pada suhu sekitar 10220 F atau 5500 C. Inilah salah satu keunggulan
pembangkit listrik geothermal. Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi
fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen
yang sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri
dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller,
pompa, dan sebagainya.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM)


Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa sebagai salah
satu alternatif untuk mendapatkan energi listrik sekarang ini memiliki
beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan penggunaan Sistem Pembangkit
Listrik lainnya. Keunggulannya antara lain adalah :
1. Dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya Biomass merupakan
sumber energi yang murah, karena untuk memperoleh bahan bakunya sangat
mudah.
2. Timbunan sampah dapat menghasilkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca)
berupa gas metana yang cukup besar yang dapat menyerap radiasi
matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi
menjadi panas, dengan pengembangkan sistem pembangkit energi
biomassa ini maka jumlah sampah dapat diminimalisasikan, sehingga pengaruh
GRK terhadap suhu permukaan bumi dapat dikurangi.
3. Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencermarkan
lingkungan sekitar.
4. Mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis energi terbarukan).
5. Sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar.
6. Teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.

Gambar 22. Kumpulan Sampah Organik dan Non Organik

Pada umumnya sampah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,


diantaranya sampah organik dan non organik. Sampah Organik adalah sampah yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme, contohnya: daun-daunan, sampah dapur,
sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Bila sampah organik dikumpulkan secara
terpisah, sampah tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan biogas. Biogas
dapat menghasilkan energi listrik (PLTG).
Sedangkan sampah Anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Sampah Anorganik dapat berasal dari sumber daya alam tak
terbaharui seperti mineral, minyak bumi dan dapat pula berasal dari proses
industri. Contoh sampah Anorganik yang ada dirumah tangga seperti botol, platik,
kaleng dan lain-lain.
Sampah perkotaan yang organik pada dasarnya ialah biomassa (senyawa
organik) yang dapat dikonversikan menjadi energi melalui sejumlah proses
pengolahan. Energi yang dihasilkan dapat berbentuk energi listrik, gas, energi panas
dan dingin yang banyak dibutuhkan untuk industri- industri sekarang ini, baik itu
industri kecil maupun industri yang besar.
Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif Biomassa
Ada beberapa alternatif pemanfaatan sumber energi biomassa, diantaranya :
a. Kayu Sisa

Gambar 23. Penyedotan Kayu Sisa ke mesin Pembakaran

Pada produksi kayu untuk industri setiap tonnya akan menghasilkan


limbah sebanyak satu ton juga. Maka limbah kayu yang dihasilkan setiap
tahunnya adalah juga 25 juta ton/ Tahun. Bilamana limbah kayu ini memiliki
nilai panas sebesar 4000 kilo kalori perton, seperti potensi energi yang
terkandung dalam limbah kayu ini adalah sebesar 100.000.000.000 kilo kalori
setahun atau 14,44 juta ton. Hasil tersebut setara dengan jumlah batu bara
yang sangat besar yang pada saat ini terbuang sia-sia dan mencemari
lingkungan. Apabila limbah kayu ini dapat diolah dengan baik akan
merupakan suatu sumber energi yang sangat besar sekali yang dapat
diharapkan menjadi salah satu sumber energi alternatif masa depan.
Selain dahan dan ranting-ranting yang terbuang dihutan pada saat
penebangan. Pada saat pengolahan pun masih banyak material kayu yang
terbuang, sehingga kayu yang menjadi sisa dapat kita kelompokkan pada :
1. Ranting, tangkai, dahan yang terbuang pada saat penebangan.

28
2. Serbuk penggergajian, sisa pengerutan, potongan-potongan dan sisa
pemahatan pada saat pengolahan.
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu selama ini sisa-sisa kayu tersebut
dianggap sampah kemudian dibakar, dihancurkan, energi yang tersimpan
dibuang sia-sia.
Pada tahun 1978 di kota Den Haag Negeri Belanda menggunakan sumber
energi dari pembakaran sampah kota, dimana tempat pembakaran sampah
terdiri atas 4 buah tungku pembakaran masing-masing dengan kapasitas 300
ton per 24 jam. Dihubungkan dengan suatu sistem ketel uap dan dua set
generator turbo dengan daya masing-masing 11,5 Mega Watt dengan
tegangan 10 kilo volt.
Suhu pembakaran mencapai 800–10000C yang gunanya untuk
menghilangkan bau yang tidak sedap. Dan untuk menjaga agar abu
pembakaran tidak terlalu lembut dan lembab yang dapat mengakibatkan pipa-
pipa uap tersumbat.
Ruang sampah dapat memuat 16.000 m3 sampah yang secara teratur diisi
oleh truk-truk khusus. Dalam tahun 1976 PLTU tenaga uap dengan
sumber energi pembakaran limbah industri dan sampah kota tersebut telah
menghasilkan 85.000.000 Kwh tenaga listrik.

Gambar 24. Skema Proses Penggasan Sampah

29
Gambar diatas memperlihatkan skema untuk proses gasifikasi
sebuah pembangkit tenaga listrik, tenaga diesel. Proses pengubahan
menjadi gas bakar dapat kita lihat seperti berikut :
1. Kayu dimasukkan ke dalam generator gas
2. Udara dimasukkan ke dalam generator gas melalui mesin pemanas
3. Mesin pemanas dipanaskan oleh gas panas yang keluar dari generator
gas menuju mesin pengering dan pembersih udara
4. Kemudian gas bakar tersebut dibersihkan pada mesin penyaring
5. Tekanan gas diperkuat atau dipertinggi dengan menggunakan
sebuah kompresor
6. Gas yang bertekanan tinggi yang sudah bersih tersaring dialirkan ke
dalam mesin diesel (motor gas).

b. Sisa Pertanian
Sekam padi, merang dan batang padi, bonggol jagung, daun dan batang
jagung, batok kelapa, pohon kacang dan umbi-umbian merupakan
sumber energi alternatif masa depan dan merupakan jenis energi yang unggul,
karena merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbarui.
Adapun kekurangan dari pemanfaatan limbah pertanian tersebut
diantaranya :
1. Bentuknya yang tidak teratur sehingga menyulitkan saat penggunaan dan
pengangkutan.
2. Dalam setiap meter kubiknya banyak celah-celah atau ruang kosong
sekitar 30 %, maka jumlah kalorinya dalam setiap meter kubiknya menjadi
berkurang.
3. Jarak antara sumber produksi bahan bakar dengan pusat pembangkit
tenaga listriknya tidak selalu dekat.
4. Antara waktu puncak produksi (panen) dengan waktu penggunaan bahan
bakar mempunyai rentang waktu yang panjang. Maka perlu suatu sistem
penyimpanan sehingga bahan bakar itu tidak hancur percuma.
5. Kadar kandungan airnya yang harus dikurangi.

30
c. Kotoran Hewan
Energi Biomassa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energi
Biogas. Prinsip kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah
prinsip terjadinya fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri
metan. Bila tidak dicampur dengan udara, satu gram bahan

selulosa menghasilkan 825 cm3 gas bertekanan atmosferik yang terdiri dari
68 % CH4 dan 32 % CO2.
Secara sederhana, pembuatan biogas adalah sebagai berikut :
1. Tinja dimasukkan ke dalam tangki setelah dicampur air.
2. Tangki penampung gas akan menerima gas yang terjadi dan
akan terdorong ke atas.
3. Bilamana banyak gas terbentuk, letak tangki gas akan semakin tinggi
4. Gas dipakai melalui kran.
5. Apabila gas berkurang tangki penampung gas akan turun.
6. Tangki akan naik kembali apabila gas kembali terbentuk.
7. Proses itu terjadi berulang-ulang.
8. Posisi tangki penampung menunjukkan jumlah gas di dalam tangki.
9. Apabila tinja tidak mengeluarkan gas lagi, tangki penampung gas
tidak akan bergerak.
10. Selanjutnya tinja harus diganti.

Gambar 25. Skema Instalasi Mesin Biogas

31
Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk bisa mengolah sampah
menjadi energi listrik, seperti di atas telah dijelaskan mengenai proses
pengolahan sampah TPA suwung, maka sekarang akan dijelaskan mengenai
prinsip kerja dari sistem pembangkit listrik energi biomassa pada umumnya.

Gambar 26. Sistem Pembangkit Energi Biomassa Secara Konvensional

Prinsip kerja sistem pembangkit energi biomassa pada gambar di atas


adalah, pertama pada sebuah tunggu yang menggunakan bahan bakar sampah
kemudian digunakan untuk memanaskan kompor aatu tungku yang diatasnya
terdapat ketel sebagai tempat air, diaman pada bagian atas ketel tersebut
terdapat saluran pipa sebagai keluaran dari proses pemanasan air berupa uap air,
uap air yang keluar dari ketel tersebut akan mendorong dan memutar turbin
kemudian akan memutar generator sebagai pembangkit listrik.

32
SUMBER REFERENSI

http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-uap-
adalah.html
http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/173/2/
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7559861
Http // www. google. Com. Energi Biomassa. diakses September 2005
Http // www. google. Com. Prinsip kerja Gasifier. diakses 8 Desember2005
Http // www. google. Com. Biomassa. diakses September /8 Desember 2005
Http // www. google. Com. Sampah. diakses Desember 2005
http://insyaansori.blogspot.com/2014/02/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-
hidro.html

33

Anda mungkin juga menyukai